Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
(Unaudited)
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir
Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
(Unaudited)
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir
Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
(Unaudited)
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir
Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
i
LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
– Untuk Periode Tiga Bulan Yang
Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
Laporan posisi keuangan interim konsolidasian
1 - 2
Laporan laba rugi interim komprehensif konsolidasian
3
Laporan perubahan ekuitas interim konsolidasian
4
Laporan arus kas interim konsolidasian
5
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Maret 2011
31 Maret 2010
ASET
Kas dan setara kas
2c; 4
23,010,520,358
7,708,886,607
Piutang lain-lain
Pihak ketiga
5a
19,668,427
338,643,528
Pihak hubungan istimewa
2l, 2o; 5b; 34
46,319,639,781
32,116,367,755
Persediaan
2f,h; 6
124,557,600,585
109,176,493,322
Tanah yang belum dikembangkan
2i; 7
29,602,206,700
29,602,206,700
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
2g; 8
7,639,457,601
3,947,589,151
Pajak dibayar di muka
2n; 17
3,566,001,495
629,927,845
Aset tetap - bersih
2j; 9
5,109,262,793
1,271,150,840
Setoran dana kerjasama operasi
2u; 10; 34
14,909,136,147
5,462,711,413
Aset lain-lain
Goodwill -
(setelah dikurangi amortisasi sebesar
2b,s; 11
15,726,720
16,656,378
Rp 2.866.446 dan Rp 1.936.788 pada tanggal
31 Maret 2011 dan 2010)
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
12
21,187,146,940
12,934,753,768
Aset lainnya
13
5,687,041,569
4,370,750,834
JUMLAH ASET
281,623,409,116
207,576,138,141
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Lihat catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Per 31 Maret 2011 dan 2010
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan konsolidasi
masing-masing sebesar Rp 5.257.825.835 dan Rp
3.785.841.122 pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011
dan 2010)
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS
Hutang usaha - pihak ketiga 14 15,734,348,482 12,682,841,740
Hutang lain-lain
Pihak hubungan istimewa -
-Pihak ketiga 15 13,988,387,129 8,778,426,923
Biaya yang masih harus dibayar 16 1,065,745,250 3,241,055,544
Hutang pajak 2n; 17 2,801,321,734 1,802,586,776
Uang muka penjualan 2e; 18 81,800,036,074 24,931,963,770
Hutang bank 19 15,904,000,000 5,000,000,000
Hutang sewa guna usaha pembiayaan 27 1,791,456,000
-Hutang bank 6; 19 10,000,000,000 21,622,600,000
Hutang sewa guna usaha pembiayaan 27 207,445,883
-Kewajiban imbalan pasca kerja 2m; 20 5,723,248,666 3,200,341,568
Jumlah Liabilitas 149,015,989,218 81,259,816,321
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham 23 75,522,698,000 75,437,590,000 Modal dasar - 2.000.000.000 saham; ditempatkan
dan disetor penuh 755.226.980 lembar saham biasa pada periode 31 Maret 2011 dan 754.375.900 lembar saham biasa pada periode 31 Maret 2010
Agio saham 25 6,007,169,249 5,956,104,449
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas 2p; 3 2,919,855,063 2,919,855,063 sepengendali
Saldo laba 48,156,518,982 42,000,445,146
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk 132,606,241,294 126,313,994,658
Kepentingan Non Pengendali 21 1,178,605 2,327,162
Jumlah Ekuitas 132,607,419,899 126,316,321,820
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 281,623,409,116 207,576,138,141
Lihat catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Liabilitas jangka panjang - jatuh tempo dalam satu tahun:
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun:
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011
2010
`
(tiga bulan)
(tiga bulan)
PENJUALAN
2e; 28
27,616,022,665
19,374,851,907
BEBAN POKOK PENJUALAN
2e; 6; 29
12,910,159,243
9,725,310,836
LABA KOTOR
14,705,863,422
9,649,541,071
Beban Penjualan
2e,j,k; 30
(2,350,195,686)
(726,623,230)
Beban Umum dan administrasi
2e,j,k; 30
(8,343,658,118)
(5,001,384,330)
Pendapatan bunga bersih
189,915,545
129,075,918
Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak
31
36,129,696
649,497,948
Beban bunga pinjaman
19
(1,008,568,269)
(964,639,832)
Provisi dan beban administrasi bank
(55,069,108)
(22,324,067)
Kepentingan non pengendali
2b
468,172
8,837
Lain-lain
313,623,904
142,114,823
LABA SEBELUM PAJAK
3,488,509,558 3,855,267,138MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Beban Pajak penghasilan Final
2n; 17
(1,380,801,133)
(1,554,591,344)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk
1,392,562,956 1,521,897,038
Kepentingan Non Pengendali
715,145,469 778,778,756
JUMLAH
2,107,708,425 2,300,675,794
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2q; 22
2.79
3.05
LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN
2q; 22
2.79
2.78
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
LAPORAN LABA RUGI INTERIM KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
Lihat catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Catatan
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo 1 Januari 2010 75,437,590,000 46,920,385,727 5,956,104,449 2,919,855,063 131,233,935,239 - 131,233,935,239 Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006)
dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) 2l, 2v - (7,220,616,375) - - (7,220,616,375) - (7,220,616,375)
Saldo 1 Januari 2010 setelah dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55
(Revisi 2006) 75,437,590,000 39,699,769,352 5,956,104,449 2,919,855,063 124,013,318,864 - 124,013,318,864
Laba bersih konsolidasian periode tiga bulan
yang berakhir tanggal 31 Maret 2010 - 2,300,675,794 - - 2,300,675,794 2,327,162 2,303,002,956
Saldo 31 Maret 2010 75,437,590,000 42,000,445,146 5,956,104,449 2,919,855,063 126,313,994,658 2,327,162 126,316,321,820
Laba bersih konsolidasian periode sembilan bulan
yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 - 6,100,267,859 - - 6,100,267,859 - 6,100,267,859
Pelaksanaan waran 24; 25 85,108,000 - 51,064,800 - 136,172,800 - 136,172,800
Pembagian deviden pemegang saham 26 - (2,051,902,448) - - (2,051,902,448) - (2,051,902,448)
Saldo 31 Desember 2010 75,522,698,000 46,048,810,557 6,007,169,249 2,919,855,063 130,498,532,869 - 130,500,860,031
Laba bersih konsolidasian periode tiga bulan yang
berakhir tanggal 31 Maret 2011 - 2,107,708,425 - - 2,107,708,425 1,178,605 2,108,887,030
Saldo 31 Maret 2011 75,522,698,000 48,156,518,982 6,007,169,249 2,919,855,063 132,606,241,294 1,178,605 132,609,747,061 Modal Saham Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo Laba
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Jumlah Ekuitas
Keterangan Catatan Jumlah
Lihat catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kepentingan Non Pengendali Agio Saham
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011
2010
(tiga bulan)
(tiga bulan)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
46,583,281,251
23,839,596,565
Pembayaran untuk :
Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor
(7,509,944,488)
(13,107,732,879)
Beban gaji dan tunjangan
(4,222,176,498)
(2,880,334,994)
Beban usaha diluar beban gaji,upah dan tunjangan
(8,035,381,090)
-848,104,602
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi
26,815,779,175
7,003,424,090
Penerimaan dari (pembayaran untuk) :
Pendapatan bunga
189,915,545
129,075,918
Pendapatan denda pembatalan dan pengalihan hak
36,129,696
649,497,948
Beban bunga
(1,008,568,269)
(964,639,832)
Beban pajak
(1,033,708,127)
(1,658,789,782)
Pendapatan (beban) lain-lain
258,554,796
119,790,756
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
25,258,102,816
5,278,359,098
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
25,258,102,816
5,278,359,098
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
3,846,999,173
301,768,471
Penambahan aktiva tetap
(82,610,650)
(45,908,000)
Aktiva tidak lancar lainnya
(5,453,763,303)
(4,161,676,268)
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(1,689,374,780)
(3,905,815,797)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan / (pembayaran) hutang bank
(6,134,000,000)
(2,077,400,000)
Penambahan / (pembayaran) piutang hubungan istimewa
(6,412,585,005)
(2,306,438,245)
Penambahan / (pembayaran) hutang sewa guna usaha pembiayaan
(388,966,572)
-Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
(12,935,551,577)
(4,383,838,245)
KENAIKAN / (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS
10,633,176,459
(3,011,294,944)
KAS DAN SETARA KAS AWAL
12,377,343,899
10,720,181,551
KAS DAN SETARA KAS AKHIR
23,010,520,358
7,708,886,607
laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.
b. Penawaran Umum dan Pencatatan Saham Perusahaan di Bursa Efek
PT Cowell Development Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Dian Paranita Tanzil, S.H., (Notaris pengganti Kartini Mulyadi, S.H.) No. 166 tanggal 25 Maret 1981 dengan nama PT Internusa Artacipta, Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat No. YA 5/69/21 tanggal 27 Januari 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 9 Juli 1982 Tambahan N0. 870. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya dengan Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn. No. 2 tanggal 6 Juni 2008 mengenai perubahan seluruh isi Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Anggaran Dasar Perusahaan terakhir mengalami perubahan sesuai dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 30 tanggal 10 Juni 2009 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Cowell Development Tbk untuk menyesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J.1.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang jasa, pembangunan, dan perdagangan, terutama jasa pengelolaan gedung, pembangunan dan pengembangan perumahaan, dan perdagangan real estat.
Nama perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir perubahan nama Perusahaan dari PT Karya Cipta Putra Indonesia menjadi PT Cowell Development Tbk. tercantum dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan berlokasi di Graha Atrium, Lantai 6, Suite 6.01A, Jalan Senen Raya No. 135, Jakarta Pusat. Saat ini Perusahaan memiliki properti yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 57 tanggal 27 Juni 2007, pemegang saham memberikan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar dari semula Rp 10 miliar menjadi Rp 200 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula Rp 9,9 miliar menjadi Rp 50 miliar dengan nilai nominal saham Rp 1.000.000. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. W7-07239 HT.01.04-TH.2007 tanggal 29 Juni 2007.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2007, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Saham Perdana dengan penerbitan 250.000.000 saham baru dan perubahan nilai nominal saham dari semula Rp 1.000.000 menjadi Rp 100. Perubahan tersebut tertuang dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 31 tanggal 27 Agustus 2007 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-09692 HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 September 2007.
Berdasarkan surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-6253/BL/2007 tanggal 10 Desember 2007, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah 250.000.000 lembar Saham Biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham, yang seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007. Berkenaan dengan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan juga menerbitkan 150.000.000 Waran Seri I menyertai Saham Biasa, dimana setiap 5 saham baru berhak memperoleh 3 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan
Lokasi Persentase
Perusahaan Kepemilikan 31 Maret 2011 31 Maret 2010
PT Sandi Mitra Selaras Jakarta 99.99% 52,808,199,689 37,289,420,013 d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Ny. Baby Noviani
Komisaris Independen : Nn. Vijay Perapti
Direksi:
Presiden Direktur : Tn. Ir. Harijanto Thany
Direktur : Ir. Novi Imelly
Direktur : Tn. Hari Dhoho Tampubolon
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris : Tn. Ir. Harijanto Thany
Komisaris Independen : Nn. Vijay Perapti
Direksi:
Presiden Direktur : Tn. Pikoli Sinaga, SE, MM
Direktur Tn. Hari Dhoho Tampubolon
Direktur Tidak Terafiliasi : Ir. Novi Imelly
Sesuai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham dengan Akta No. 68 tanggal 24 Juni 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada periode 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut :
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak 219 dan 144 karyawan (tidak diaudit).
Sesuai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan Akta No. 30 tanggal 10 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi pada periode 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut :
Waran Seri I ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 100 per saham dengan harga sebesar Rp 160 per saham selama periode pelaksanaan dari tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 17 Desember 2010.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan PT Sandi Mitra Selaras tanggal 11 April 2008 dengan Akta No. 04 dibuat dihadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., notaris di Jakarta, dimana Perusahaan memiliki saham PT Sandi Mitra Selaras sebanyak 47.000 saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp. 500.000 sesuai Akta Jual beli Saham No. 48 tanggal 27 Maret 2008 dibuat dihadapan Notaris yang sama, jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 47.005 saham, jumlah persentase kepemilikan Perusahaan pada Anak perusahaan sebesar 99,99%.
Akta perubahan kepemilikan saham tersebut saat ini sedang dalam proses pengurusan penerbitan Surat Pemberitahuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keterangan No. 10/NFI/CN/IV/2008 tanggal 11 April 2008 dari Kantor Notaris Nanda Fauz Iwan S.H., M.Kn.
Kegiatan usaha utama Anak perusahaan PT Sandi Mitra Selaras adalah bergerak dalam bidang properti dan masih dalam tahap pengembangan proyek Apartemen Westmark yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan langsung sebagai berikut : Jumlah Aset
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
c. Kas dan Setara Kas
d. Piutang usaha
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebanyak 219 dan 144 karyawan (tidak diaudit).
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban Anak perusahaan diukur sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aktiva dan kewajiban non-moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan arus kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
Kas dalam pembatasan diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam aset lain-lain “Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya”.
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Anak perusahaan.
Kas terdiri dari kas dan bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
e. Pengakuan Pendapatan dan Beban
i.
4.Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
ii.
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual.
5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut.
iii.
1.Proses kontruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi.
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
-- Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui
-Beban diakui pada saat terjadinya dengan metode akrual (accrual basis) f. Biaya Pengembangan Proyek Real Estat
Pendapatan dari penjualan tanah, rumah tinggal dan rumah toko diakui dengan metode deposit (Deposit Method) dengan kriteria sebagai berikut :
2. Harga jual akan tertagih.
Pendapatan dari penjualan kavling tanah dimana tidak memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :
Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen yang belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
Biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan suatu proyek real estat diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat sebagai berikut :
Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi :
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.
1. Proses penjualan telah selesai.
Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan sebagai uang muka.
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut.
Apabila salah satu kriteria di atas tidak terpenuhi perusahaan akan mengunakan metode deposit (Deposit method), dimana dengan metode ini semua pembayaran yang telah diterima dari pelanggan akan dibukukan terlebih dahulu sebagai "Uang Muka Pelanggan" sampai semua kriteria di atas terpenuhi.
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No.44 mengenai "Akuntansi Pengembangan Real Estat" sebagai berikut :
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Biaya praperolehan tanah; b. Biaya perolehan tanah; c. Biaya langsung proyek;
d. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan e. Biaya Pinjaman.
g. Biaya dibayar di muka
h. Persediaan
i. Tanah yang belum dikembangkan
j. Aset Tetap
Estimasi umur dan persentase (%) penyusutan tahun dari aktiva tetap sebagai berikut :
Tahun % Penyusutan
Prasarana kantor 8 12.50%
Kendaraan 4 - 8 25% - 50%
Peralatan kantor 4 - 8 25%
Perabotan kantor 4 - 8 25%
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah, dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
Biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan suatu proyek real estat diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat sebagai berikut :
Dalam menghitung unit cost dari setiap unit rumah atau ruko yang selesai dibangun, biaya konstruksi yang telah dikapitalisasi ke persediaan proyek real estat dialokasikan ke setiap unit rumah atau ruko berdasarkan aktual biaya yang terjadi.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Aset tetap yang dimiliki secara langsung diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aset tetap Perusahaan dan Anak perusahaan kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan saldo menurun berganda dan metode garis lurus. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus (specific identification method).
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value)
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya-biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan dipindahkan ke tanah matang pada saat pengembangan tanah telah selesai. Semua biaya dialokasikan secara proporsional ke tanah yang dapat dijual berdasarkan luas area masing-masing.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK N0. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aset tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akutansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke rumah, rukan dan apartemen (strata title) tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
k. Sewa
Sebagai Lessee
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset tetap sewaan atau nilai kini pembayaran sewa minimum. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen, jika ada, dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagau bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan.
Sesuai dengan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan (sebagai bagian dari aset lain-lain) dan diamortisasi sepanjang periode berlakunya hak atas tanah atau umur ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap atau meningkatkan manfaat ekonomis, dikapitalisasi dan disusutkan dengan tarif penyusutan yang sesuai.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK N0. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aset tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akutansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus(straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset sewa pembiayaan yang sama dengan aset tetap pemilikan langsung.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi pelunasan kewajiban dan beban keuangan. Jumlah kewajiban sewa, setelah dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai kewajiban jangka panjang kecuali untuk bagian yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan disajikan sebagai kewajiban jangka pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku bunga konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang diperoleh dengan pemilikan langsung.
Sebagai Lessor
Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurangan akun "Tambahan Modal Disetor - Agio Saham - Bersih" yang merupakan komponen ekuitas di dalam neraca konsolidasian.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sabagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) l. Instrumen Keuangan
a. Aset keuangan
Pengakuan dan pengukuran
Penghentian pengakuan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadopsi PSAK no. 50 (Revisi 2006), "instrumen keuangan: Penyajian dan Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran". Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dikur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tesedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang lain-lain, dana yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keungan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
Perusahaan dan Anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Penurunan nilai aset keuangan
b. Kewajiban keuangan
Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.
Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan kalsifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya.
Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uanga muka pelanggan, hutang bank jangka panjang dan hutang sewa pembiayaan jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan, diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif keculi jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam "Beban Bunga - Bersih" dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melului proses amortisasi.
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluawarsa.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi. Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapubukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
m. Imbalan Kerja
n. Pajak Penghasilan
o. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
1)
2) Perusahaan asosiasi(associated company); 3)
4)
5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir 1 atau 2, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subyek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang memiliki wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan; Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara(intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasukholding companies, subsidiaries,dan fellow subsidiaries);
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang pajak.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja berdasarkan UU Tenaga Kerja No.13 ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan aktuarialprojected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut dan selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan.
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7 pihak yang memiliki hubungan istimewa didefinisikan sebagai berikut :
Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dengan laporan laba rugi.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama, selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
p. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
q. Laba bersih per saham
r. Kewajiban Bersyarat
s. Goodwill
t. Penggunaan Taksiran-taksiran
u. Kerjasama Operasi (Joint Operation)
Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aktiva, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas
Penyajian laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Pada tanggal 5 Juni 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama (joint operation) dengan PT Karya Agung Putra Indonesia dan Addendum Perjanjian Kerjasama pada tanggal 6 Juli 2009 (lihat Catatan 34).
Perusahaan mencatat jumlah setoran dana kepada Badan Kerjasama (BKS) Cowell-KAPI untuk biaya pengembangan dan biaya operasional proyek perumahan "Borneo Paradiso @Balikpapan" ke dalam akun "Setoran Dana Kerjasama Operasi" pada neraca laporan keuangan konsolidasian.
Tagihan atas bagian pendapatan (omzet sharing) dari kerjasama operasi dicatat pada akun "Piutang Usaha - Kerjasama Operasi" pada neraca laporan keuangan konsolidasian.
Sampai dengan periode tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2011, sudah ada pembagian pendapatan (omzet sharing) yang dilakukan oleh BKS Cowell-KAPI kepada Perusahaan sebesar Rp 12.419.716.804..
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang ditempatkan dan disetor penuh, yang beredar selama tahun bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sejumlah 755.226.980 saham dan 754.375.900 saham untuk periode tiga bulan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
Apabila terdapat sejumlah kewajiban serupa, kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan kelompok kewajiban tersebut secara keseluruhan. Kewajiban diestimasi diakui walaupun kemungkinan arus kas keluar untuk masing-masing unsur dalam kewajiban tersebut kecil.
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi dari pihak ketiga dibukukan sebagai “Goodwill” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun.
Kewajiban bersyarat diakui apabila Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah mempertimbangkan pengaruh semua saham yang berpotensi dilutif yang timbul dari pemberian waran karyawan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar atas dasar dilusi setara dengan 755.226.980 saham dan 826.498.877 saham pada periode tiga bulan yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (lihat Catatan 24).
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga normal, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam laporan keuangan.
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
v. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Revisi
Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010
Penyesuaian
transisi Setelah disesuaikan1 Januari 2010
Aset
37,030,545,885 (7,220,616,375) 29,809,929,510
Ekuitas
Saldo laba 46,920,385,727 (7,220,616,375) 39,699,769,352
3. AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN
PT Sandi Mitra Selaras
Sesuai dengan PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset”, Joint Ventures adalah perjanjian kontraktual antara dua atau lebih pihak (venturer) untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang dikendalikan bersama, baik dalam bentuk Pengendalian Bersama Operasi (jointly controlled operation) atau Pengendalian Bersama Aset (jointly controlled asset).
Sehubungan dengan partisipasi Perusahaan dalam Pengendalian Bersama Aset, Perusahaan pada awalnya membukukan partisipasi sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan terhadap perubahan dalam bagian atas penjualan bersih dari joint venture yang terjadi setelah perolehan (post acquisition).
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut:
1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, deviden, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
2) PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. Dalam penerapan standar baru di atas, Perusahaan dan Anak perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Dampak transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut:
Piutang lain-lain - pihak hubungan istimewa
Pada tanggal 27 Maret 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan atau 47.000 saham pada PT Sandi Mitra Selaras (SMS), perusahaan yang didirikan di Jakarta, yang dibeli dari PT Kharisma Kusuma Bangsa sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 48 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., pada tanggal yang sama. Harga akuisisi saham tersebut adalah Rp 23.500.000.000.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
4. KAS DAN SETARA KAS 31 Maret 2011 31 Maret 2010
Akun ini terdiri dari: Kas (Rupiah) Perusahaan
Kas kecil kantor 70,500,000 500,000
Kas kecil teknik - 59,500,000
Anak Perusahaan
Kas kecil kantor 11,000,000
-Kas kecil teknik 5,000,000
-Jumlah 86,500,000 60,000,000
Bank (Rupiah) Perusahaan
PT Bank Central Asia Tbk. 2,345,952,952 2,078,193,299
PT Bank Panin Tbk. 1,672,240,417 95,598,568
PT Bank OCBC NISP Tbk. 324,585,152 59,859,634
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 526,159,905 257,303,694
PT Bank Permata Tbk. 4,730,915,957 2,868,384,408
PT Bank Victoria International Tbk. 144,232,762 9,293,381
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1,005,554,596 434,931,764
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2,914,979,786
-Anak Perusahaan
PT Bank OCBC NISP Tbk. 4,720,000
-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 7,546,500
-PT Bank Central Asia Tbk. 3,218,407,589 1,845,321,859
Jumah 16,895,295,616 7,648,886,607
Deposito berjangka (Rupiah) : Perusahaan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1,500,000,000
-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2,500,000,000
-Anak Perusahaan
PT Bank Internasional Indonesia Tbk. 1,755,024,742
-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 273,700,000
-6,028,724,742
-Jumlah 23,010,520,358 7,708,886,607
5. PIUTANG 31 Maret 2011 31 Maret 2010
Akun ini terdiri dari : a. Piutang lain-lain
Piutang karyawan 17,386,916 119,861,768
Lain - lain 2,281,511 218,781,760
Jumlah 19,668,427 338,643,528
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak hubungan istimewa.
Pada tanggal 27 Maret 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% kepemilikan atau 47.000 saham pada PT Sandi Mitra Selaras (SMS), perusahaan yang didirikan di Jakarta, yang dibeli dari PT Kharisma Kusuma Bangsa sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 48 oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., pada tanggal yang sama. Harga akuisisi saham tersebut adalah Rp 23.500.000.000.
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) b. Piutang hubungan istimewa
PT Karya Agung Putra Indonesia 27,029,015,483 32,116,367,755
BKS Cowell-KAPI 19,290,624,298
-Jumlah Piutang hubungan istimewa 46,319,639,781 32,116,367,755
Jumlah 46,339,308,208 32,455,011,283
6. PERSEDIAAN 31 Maret 2011 31 Maret 2010
a Persediaan tanah dan bangunan Akun ini terdiri dari :
Tanah dalam pengembangan Perusahaan
Serpong Park (SP) 30,743,212,731 33,299,024,550
Melati Mas Residence (MMR) 4,950,407,421 9,798,949,067
Serpong Terrace 18,481,921,181 17,695,389,866
Anak Perusahaan
Apartemen Westmark 36,617,674,680 29,205,498,241
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum) tanggal 28 Juni 2007 mengenai perubahan pada Pasal 2 yaitu atas pinjaman tersebut tidak dikenakan bunga, namun pihak peminjam melakukan pengembangan perumahan proyek di Balikpapan, dari keuntungan penjualan tanah dan perumahan tersebut pihak Perusahaan mendapat 50%. Apabila setelah 60 (enam puluh) bulan proyek tersebut belum menghasilkan maka Perusahaan dapat menagih sekaligus atau mengambil seluruh aset tanah yang terletak di Balikpapan.
Status pinjaman kepada PT Karya Agung Putra Indonesia sampai dengan tanggal laporan 31 Maret 2011 adalah pinjaman yang belum jatuh tempo dan tingkat kolektibilitas pinjaman tersebut diyakini oleh manajemen akan dapat tertagih seluruhnya pada saat jatuh tempo. Manajemen berkeyakinan semua piutang usaha pihak ketiga akan terealisasi, semua piutang tersebut dijaminkan dengan unit rumah atau ruko yang dijual kepada Debitur, dan manajemen tidak melakukan penyisihan atas piutang tak tertagih.
Selanjutnya Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum-2) tanggal 29 Oktober 2007 dalam Pasal 2, atas pinjaman tersebut pihak kedua (PT Karya Agung Putra Indonesia) akan dikenakan bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun, denda keterlambatan 2% (dua persen) per bulan dari beban bunga dan apabila setelah 60 (enam puluh) bulan sejak perjanjian pinjaman dibuat belum dapat mengembalikan pinjaman tersebut, maka Perusahaan dapat menagih sekaligus kepada PT KAPI dengan pemberitahuan terlebih dahulu secara tertulis, atau menyerahkan seluruh Aset Tanah di Balikpapan yang dimiliki PT KAPI kepada perusahaan.
Piutang karyawan merupakan pinjaman untuk kredit pemilikan rumah dan pembayarannya dengan pemotongan gaji.
Sehubungan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama (joint operation) antara Perusahaan dan PT Karya Agung Putra Indonesia tanggal 5 Juni 2009 untuk pengembangan, pembangunan dan penjualan/pemasaran proyek perumahan "Borneo Paradiso @ Balikpapan" di Kalimantan Timur, dan adanya bagi hasil dari penjualan tanah dan/bangunan proyek perumahan "Borneo Paradiso @ Balikpapan" yang diatur dalam perjanjian kerjasama tersebut, maka Perusahaan dan PT Karya Agung Putra Indonesia sepakat untuk merubah ketentuan Perjanjian Pinjaman tanggal 13 Oktober 2005 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman (Addendum) tanggal 28 Juni 2007 jo Perubahan Perjanjian Pinjaman Kedua (Addendum - 2) tanggal 29 Oktober 2007 antara lain penghapusan bunga dan penjadwalan pembayaran hutang (Catatan 36).
Piutang hubungan istimewa kepada PT KAPI per 31 Maret 2011 dan 2010, merupakan piutang yang timbul dari pinjaman modal kerja pada periode sebelumnya dimana PT KAPI masih merupakan anak perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 13 Oktober 2005 di Jakarta, dengan keputusan rapat menyetujui Direksi Perseroan untuk memberikan pinjaman kepada PT Karya Agung Putra Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp.40.000.000.000 (empat puluh milyar rupiah) untuk keperluan pembebasan Tanah yang berlokasi di Balikpapan, oleh PT KAPI di Balikpapan, Kalimantan Timur (Catatan34).
Piutang hubungan istimewa dari BKS Cowell-KAPI merupakan alokasi pembagian pendapatan (omzet sharing) yang merupakan porsi Perusahaan atas penjualan Borneo Paradiso @Balikpapan (lihat Catatan 34).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Jumlah 90,793,216,013 89,998,861,724
Bangunan dalam penyelesaian Perusahaan
Rumah dan Ruko Serpong Park 1,086,422,474 52,347,533
Rumah dan Ruko Melati Mas Residence 14,436,567,463 10,065,189,394
Rumah Serpong Terrace 10,167,343,615 2,948,611,328
Anak Perusahaan
Apartemen Westmark 7,464,277,646 5,022,148,458
Jumlah 33,154,611,198 18,088,296,713
b. Persediaan alat tulis kantor dan cetakan (Supplies kantor) 609,773,374 1,089,334,885
Jumlah 124,557,600,585 109,176,493,322
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
31 Maret 2011 1 Januari 2011 (Pembangunan) (Beban pokok) 31 Maret 2011
Perusahaan Serpong Park
Tanah
Harga pembebasan tanah 11,920,428,185 1,764,258,862 695,567,419 12,989,119,628
Pembangunan sarana dan prasarana 11,516,284,501 17,809,000 984,526,295 10,549,567,206
Biaya cut fill 3,763,268,700 8,575,000 346,012,133 3,425,831,567
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain 4,018,414,671 34,980,641 274,700,982 3,778,694,330
Jumlah 31,218,396,057 1,825,623,503 2,300,806,829 30,743,212,731
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 5,538,740,152 774,832,923 5,227,150,601 1,086,422,474
Jumlah Serpong Park 36,757,136,209 2,600,456,426 7,527,957,430 31,829,635,205
Melati Mas Residence Tanah
Harga pembebasan tanah 221,123,402 46,317,708 166,143,302 101,297,808
Pembangunan sarana dan prasarana 3,115,302,606 19,165,900 330,380,494 2,804,088,012
Biaya cut fill 432,406,305 104,963,590 79,830,557 457,539,338
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-lain 1,834,927,441 148,576,162 396,021,340 1,587,482,263
Jumlah 5,603,759,754 319,023,360 972,375,693 4,950,407,421
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah dan ruko 12,464,394,417 4,587,689,707 2,615,516,662 14,436,567,463
Jumlah Melati Mas Residence 18,068,154,171 4,906,713,068 3,587,892,355 19,386,974,884
Komponen harga perolehan untuk tanah dalam pengembangan meliputi biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan infrastruktur sarana dan biaya pengurusan pematokan, pengukuran, perijinan, dan sertifikat tanah serta beban-beban lainnya untuk pengembangan perumahan yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan. Luas tersebut merupakan luas bersih, tidak termasuk untuk tanah sarana jalan, taman dan fasos serta fasum artinya luas persediaan tanah yang siap untuk dijual (Catatan 2f).
Komponen harga perolehan untuk bangunan dalam penyelesaian meliputi pembiayaan pembangunan untuk rumah tinggal dan rumah toko, biaya-biaya pengurusan perijinan, serta beban-beban lainnya. Dalam komponen harga perolehan tersebut belum dialokasikan harga pokok dari tanah matang (tanah dalam pengembangan).
Rekonsiliasi atas penambahan dan pengurangan/pelepasan atas tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam penyelesaian, adalah sebagai berikut :
(Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Serpong Terrace
Tanah
Harga pembebasan tanah 9,523,193,860 71,312,000 185,126,344 9,409,379,516
Pembangunan sarana dan prasarana 4,206,311,684 281,039,642 109,896,956 4,377,454,370
Biaya cut fill 3,057,664,503 9,963,000 84,183,261 2,983,444,242
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-lain 1,847,936,499 1,672,851 137,966,297 1,711,643,053
Jumlah 18,635,106,546 363,987,493 517,172,858 18,481,921,181
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 9,352,814,827 2,091,665,388 1,277,136,600 10,167,343,615
Jumlah Serpong Terrace 27,987,921,373 2,455,652,881 1,794,309,458 28,649,264,796
Anak Perusahaan Apartemen Westmark
Tanah
Harga pembebasan tanah 18,866,000,000 - - 18,866,000,000
Pembangunan sarana dan prasarana 1,909,933,250 637,584,632 - 2,547,517,882
Biaya cut fill 88,150,000 - - 88,150,000
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-lain 14,081,134,983 1,034,871,815 - 15,116,006,798
Jumlah 34,945,218,233 1,672,456,447 - 36,617,674,680
Bangunan (kontruksi)
Biaya konstruksi 5,663,882,646 1,800,395,000 - 7,464,277,646
Jumlah Apartemen Westmark 40,609,100,879 3,472,851,447 - 44,081,952,326
Jumlah - Persediaan 123,422,312,632 13,435,673,822 12,910,159,243 123,947,827,211
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
31 Maret 2010 1 Januari 2010 (Pembangunan) (Beban pokok) 31 Maret 2010
Perusahaan Serpong Park
Tanah
Harga pembebasan tanah 13,100,542,202 24,200,000 414,821,604 12,709,920,598
Pembangunan sarana dan prasarana 11,541,638,405 1,008,035,000 515,147,716 12,034,525,689
Biaya cut fill 4,295,678,867 250,324,500 208,815,017 4,337,188,350
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain 4,347,012,761 39,294,548 168,917,396 4,217,389,913
Jumlah 33,284,872,235 1,321,854,048 1,307,701,733 33,299,024,550
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 2,832,543,444 (87,003,211) 2,693,192,700 52,347,533
Jumlah Serpong Park 36,117,415,679 1,234,850,837 4,000,894,433 33,351,372,083
Melati Mas Residence Tanah
Harga pembebasan tanah 985,297,924 355,100,000 98,256,546 1,242,141,378
Pembangunan sarana dan prasarana 4,845,199,847 120,000,000 140,411,879 4,824,787,968
Biaya cut fill 692,465,473 - 30,090,405 662,375,068
Biaya perijinan, sertifikat dan lain-lain 3,057,286,358 111,299,678 98,941,383 3,069,644,653
Jumlah 9,580,249,602 586,399,678 367,700,213 9,798,949,067
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah dan ruko 7,568,275,961 4,169,487,787 1,672,574,354 10,065,189,394
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
Serpong Terrace Tanah
Harga pembebasan tanah 9,238,450,063 24,480,446 399,310,946 8,863,619,563
Pembangunan sarana dan prasarana 3,589,971,914 1,096,320,334 168,815,156 4,517,477,092
Biaya cut fill 3,363,970,862 - 180,632,220 3,183,338,642
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-lain 1,122,751,236 184,242,396 176,039,063 1,130,954,569
Jumlah 17,315,144,075 1,305,043,176 924,797,385 17,695,389,866
Bangunan (kontruksi)
Biaya bangunan rumah 3,973,508,338 1,734,447,441 2,759,344,451 2,948,611,328
Jumlah Serpong Terrace 21,288,652,413 3,039,490,617 3,684,141,836 20,644,001,194
Anak Perusahaan Apartemen Westmark
Tanah
Harga pembebasan tanah 18,866,000,000 - - 18,866,000,000
Pembangunan sarana dan prasarana 844,963,268 - - 844,963,268
Biaya cut fill 88,150,000 - - 88,150,000
Biaya perijinan,sertifikat dan lain-lain 5,806,399,223 3,599,985,750 - 9,406,384,973
Jumlah 25,605,512,491 3,599,985,750 - 29,205,498,241
Bangunan (kontruksi)
Biaya konstruksi 5,022,148,458 - - 5,022,148,458
Jumlah Apartemen Westmark 30,627,660,949 3,599,985,750 - 34,227,646,699
Jumlah - Persediaan 105,182,254,604 12,630,214,669 9,725,310,836 108,087,158,437
Beban Pokok Tanah Beban pokokBangunan Beban Pokok Tanah Beban pokok Bangunan
Perusahaan
Rumah dan ruko Serpong Park 2,300,806,829 5,227,150,601 1,307,701,733 2,693,192,700
Rumah Melati Mas Residence 972,375,693 2,615,516,662 367,700,213 1,672,574,354
Rumah Serpong Terrace 517,172,858 1,277,136,600 924,797,385 2,759,344,451
Kavling Serpong Park
-Kavling Melati Mas Residence
-Jumlah 3,790,355,380 9,119,803,863 2,600,199,331 7,125,111,505
Perusahaan menjaminkan tanah yang dimiliki PT Bukit Hijau Pratama, pihak hubungan istimewa, sebagai tambahan jaminan atas kredit yang diperoleh Perusahaan sehubungan dengan luas tanah yang telah dibangun dan dijual ke pelanggan (Catatan 19).
31 Maret 2011
Jumlah pengurangan mutasi Tanah dalam pengembangan dan Bangunan dalam penyelesaian dan dengan Beban pokok penjualan yang dibebankan dalam laba-rugi pada periode yang sama (Catatan 31), sebagai berikut :
31 Maret 2010
Pada tanggal 31 Maret 2011, persediaan Perusahaan berupa tanah seluas 85.374 meter persegi yang terletak di Serpong Terrace, Desa Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, telah dijadikan jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) (lihat catatan 19).
Persediaan rumah tinggal dan rumah toko telah di asuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya pada PT Asuransi Rama, PT Zurich Insurance Indonesia, dan PT Asuransi Indrapura, pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Maret 2011 sebesar Rp 155.686.302.441 dan PT Asuransi Indrapura pada tanggal 31 Maret 2010 sebesar Rp 7.146.510.292. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.