• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 5 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE

DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM Surya Mustika Sari

Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto surya.mustikasari@gmail.com

ABSTRAK

Timbulnya Bendungan ASI pada hari ke 3-6 dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu post partum tentang perawatan payudara yang benar. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Breast Care Dengan Kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Hari Ke 3 – 6 di BPS Ny.Titik Ekawati, S.ST Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik dengan cross sectional. Populasinya seluruh ibu post partum 3-6 hari yang berada di wilayah BPS Ny.Ekawati,S.ST sampelnya adalah 13 responden yang berada di wilayah BPS Ny. Ekawati,S.ST, Teknik samplingnya adalah accidental sampling, variable penelitian ini yaitu variable independen “pengetahuan ibu post partum tentang breast care” dan variable dependen “kejadian bendungan ASI”.Data diambil menggunakan kuesioner dan observasi kemudian diuji wilcoxon dan hasilnya disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar(54%) responden yang pengetahuannya kurang, dan hampir sebagian(46%) responden mengalami bendungan ASI dan sebagian kecil(8%) responden yang tidak mengalami bendungan ASI. Hasil uji wilcoxon didapat ada hubungan pengetahuan ibu post partum tentang breast care dengan kejadian bendungan ASI pada post partum hari ke 3-6 dengan tingkat kemaknaan α= 0,05 diperoleh angka signifikan ρ= 0,036 yang berarti H1 diterima. Sebaiknya tenaga kesehatan, khususnya bidan memberikan HE (Health Education), sesering mungkin pada ibu post partum hari ke 3-6,demonstrasi dan mengajarkan perawatan payudara (breast care) yang benar.

(2)

Halalaman | 6 PENDAHULUAN

Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Pada masa nifas, masalah yang sering timbul antara lain kelainan putting, payudara bengkak, terjadinya pembendungan ASI ( Sibuea, 2003). Terjadinya masalah tersebut karena beberapa factor antara lain kurangnya perawatan payudara pada ibu menyusui. Di wilayah BPS. Ny. Titik Ekawati, S.ST, masih terdapat ibu menyusui yang mengalami bendungan ASI pada hari ke 3-6 masa nifas, karena sebagian besar ibu belum mengerti tentang perawatan payudara(breast care).

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anak mereka.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan. Berdasarkan penelitian di Surabaya pada tahun 2004 menunjukkan 46% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan yang melakukan perawatan payudara sekitar 34%.Berdasarkan survey lapangan pada Tanggal 4 Februari 2013 di Wilayah BPS Ny. Titik Ekawati, S.ST, Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto tahun 2002-2013 34% pada ibu post partum mengerti dan melakukan perawatan payudara, 52% ibu post partum belum mengerti perawatan payudara, dan ada 14% ibu post partum yang mengalami bendungan ASI.

Perawatan payudara merupakan upaya untuk merangsang sekresi hormone oksitosin untuk menghasilkan ASI sedini mungkin dan memegang peranan penting dalam menghadapi masalah menyusui. Teknik pemijatan dan rangsangan pada putting susu yang dilakukan pada perawatan payudara merupakan latihan semacam efek hisapan bayi sebagai pemicu pengeluaran ASI (Tamboyang, 2001). Bagi ibu yang menyusui bayinya perawatan payudara dan putting susu merupakan suatu hal yang sangat penting, perawatannya meliputi payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari sebelum

mandi dan sekali lagi ketika hendak menyusui, hal ini akan mengangkat kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu mencegah akumulasi dan masuknyya bakteri baik ke putting maupun ke mulut bayi. Perawatan payudara yang tidak benar menyebabkan payudara bengkak dan puting pecah- pecah yang akan menjadi penyulit dalam proses menyusui, bila puting menjadi pecah-pecah proses menyusui ditangguhkan sampai putting tersebut sembuh karena harus dilakukan perawatan payudara pada saat ibu mulai menyusui. Perawatan payudara pada ibu nifas yang tidak benar disebabkan karena pengetahuan ibu masih kurang sehingga ibu harus belajar dari pengalaman melahirkan sebelumnya atau dari informasi dan sumber yang lainnya (Admin, 2010). Keberhasilan menyusui terutama harus didukung oleh keluarga, lingkungan social, dan tenaga kesehatan. Persiapan menyusui sebelumnya harus dipersiapkan dengan perawatan payudara yang benar, sehingga ibu menyusui harus memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan payudara (breast care).

Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah melakukan perawatan payudara pada kehamilan dan melakukan

Helth Educationmelalui penyuluhan-

penyuluhan pada ibu post partum hari ke 3-6 yang disertai demontrasi cara perawatan payudara setelah melahirkan dengan benar, serta penyuluhan dan peragaan tentang perawatan payudara pada kunjungan masa nifas, dimana penyuluhan tepat pada waktu ibu mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan informasi keterpaduan menalar ilmiah dan sistematis.Selain itu juga biasa melalui leaflet, alat peraga, poster- poster dan promosi melalui radio dan media lainnya. Penyuluhan ini sangatlah penting bagi ibu menyusui dengan melibatkan suami dan keluarga dalam proses menyusui. Upaya ini dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam perawatan payudara secara baik dan benar sebagai upaya preventif terhadap masalah menyusui sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.

Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu post partum tentangbreast care dengan kejadian bendungan ASI pada ibu post partum hari ke 3-6 di Wilayah BPS

(3)

Hal 7 Ny. Titik Ekawati, S.ST, Desa Kintelan

Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto? METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik - korelasi. Dalam penelitian ini rancangan desain yang digunakan adalah analitik dengan

Metode Cross Sectional (hubungan dan

asosiasi) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi dari variabel independent dan dependent hanya satu kali saja Populasi Seluruh Ibu post partum 3-6 hari di Wilayah BPS Ny. Titik BPS Ny. Titik Ekawati, S.ST, Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Teknik pengambilan sampel menggunakan Sampling Non probability dengan jenis accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria dan waktu. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Pengetahuan Ibu Tentang Breast Care

Hasil penelitian yang dilakukan pada 13 responden di Ds. Kintelan Kec.Puri Kab.Mojokerto bahwa sebagian mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak (54%) responden, dengan criteria pengetahuan baik ada (31%) responden dan (15%) responden berpengetahuan cukup. Hal ini disebabkan karena pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain yaitu usia, pendidikan, dan pekerjaan. Menurut (Notoatmodjo, 2005) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

2. Kejadian Bendungan ASI

Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar (54%) responden yang mengalami kejadian bendungan ASI dan hampir setengah (46%) responden tidak mengalami kejadian bendungan ASI. Menurut Handajani (2006) Bendungan ASI atau

engoregement of the breast adalah

menumpuknya ASI didalam payudara. Menurut WHO (2003) Produksi ASI

merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bila tidak dikeluarkan saat ASI terbentuk, maka volume ASI dalam payudara akan melebihi kapasitas alveoli untuk menyimpan ASI, bila tidak diatasi kondisi ini dapat menyebabkan bendungan ASI. Bendungan ASI terjadi sejak hari ketiga sampai hari keenam persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Putting susu teregang menjadi rata, ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI.

3. Hubungan Pengetahuan ibu post partum tentang Breast Care dengan Kejadian Bendungan ASI pada Post Partum Hari ke 3-6

Berdasarkan uji statistic wilcoxon ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI pada ibu post partum hari ke 3-6, dan pada tabel diketahui sebagian besar (54%) responden berpengetahuan kurang dan hampir sebagian (46%) responden mengalami bendungan ASI dan sebagian kecil (17%) responden yang tidak terjadi bendungan ASI. Menurut teori Lawrence Brean dan Bloom yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) Perilaku dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok, yaitu faktor predisposisi (terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan), faktor pendukung (terwujud dalam lingkungan fisik, fasilitas kesehatan yang mendukung serta kondisi geografis daerah), faktor pendorong (terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah BPS BPS Ny. Titik Ekawati, S.ST, Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. maka di dapat kesimpulan bahwa :

1. Sebagian besar (54%) responden memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan payudara (breast care) di

(4)

Halalaman | 8 Wilayah BPS BPS Ny. Titik Ekawati,

S.ST, Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

2. Sebagian besar (54%) responden yang mengalami kejadian bendungan ASI di Wilayah BPS Ny. BPS Ny. Titik Ekawati, S.ST, Desa Kintelan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang breast care dengan kejadian bendungan ASI pada post partum hari ke 3-6 dengan nilai signifikan sebesar ρ= 0,036.

Saran dari hasil yang didapat adalah : 1)Bagi Institusi Pendidikan. Bagi tempat layanan pendidikan hendaknya juga lebih berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian.2). Bagi Responden Untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai pengetahuan tentang cara perawatan yang benar diharapkan lebih banyak mencari informasi sehingga tidak terjadi bendungan ASI.3)Bagi Tempat Penelitian.Untuk tempat penelitian lebih meningkatkan pemberian penyuluhan, mengajarkan cara perawatan payudara,peragaan dan bimbingan secara berkala kepada para ibu agar lebih mengetahui pengetahuan tentang cara perawatan payudara yang benar dan agar tidak terjadi bendungan ASI.4).Bagi Tenaga Kesehatan Bagi tenaga kesehatan hendaknya mengembangkan dan mempelajari lebih dalam ilmu tentang breast care untuk mengurangi kejadian bendungan ASI yang terjadi pada masyarakat dan mengikuti kegiatan/ seminar yang berhubungan dengan breast care.5).Bagi Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini merupakan data dasar yang mungkin perlu disempurnakan, sehingga bagi peneliti selanjutnya untuk menambah sampel agar lebih sempurna dalam penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu post partum tentang breast care dengan kejadian bendungan ASI pada post partum hari ke 3-6. DAFTAR PUSTAKA

Admin (2009). Manfaat ASI pada bayi.

http//tackalmine.comoj-com/view.php Admin (2010). Perawatan payudara pasca

melahirkan. http//www.ruang

keluarga.com/kesehatan/perawatan- payudara-pasca-melahirkan.20100126-115.html.

Arikunto (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Dawat H. Sibuea (2003). Roblema ibu menyusui.http//www.pdfqueen.com/html/ /.

Hidayat, A. Aziz (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika

Nursalam Dan Siti Pariani (2003). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Salemba Medika

Notoatmodjo Sukidjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo Sukidjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo Sukidjo (2005). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Prasetyono (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif, Jogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI Prawiroharjo Sarwono (2005). Ilmu

Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pusta

Prawiroharjo (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP

Sastroasmoro, Sudigdo. Ismael, Sofian (2002). Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Sagung Seto Sugiyono (2002). Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: CV. Alfabeta

Suryoprajogo (2009). Keajaiban Menyusui, Jogyakarta:

(5)

Hal 9 World Health Organization (2003). Mastitis,

Causes and Management, Jakarta: Widya Medika

www.duniabidan.ofees.net/index.php/kuliah.bi dan/35-askeb-nifas/52-bendungan ASI

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengkonversi motor tegangan terminal dari menyusahkan menjadi berguna 5V logika tegangan, papan driver motor menyediakan rangkaian regulator tegangan yang diaktifkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non

Untuk merangsang pemanfaatan jenis-jenis rotan yang selama ini belum dimanfaatkan (lesser used species), perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dan holistik karena

Untuk 4 hari setelah infestasi lalat buah yang mengllasilkan parasitoid sangat sedikit yaitu hanya 1 ekor parasitoid, ini dimungkinkan larva yang acta dalam buah belimbing

Pengendalian Internal atas pelaporan keuangan adalah suatu proses yang dirancang oleh, atau di bawah pengawasan direktur Utama dan direktur Keuangan, dan dilakukan oleh

Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot-otot pelvikalises dan turun ke ureter menjadi batu ureter. Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mengeluarkan

Usia 6 bulan merupakan usia bayi memasuki tahap perkembangan, dimana bayi akan lebih banyak menggunakan aktifitas fisiknya, selain itu meningkatnya kemampuan bayi

Alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam tweet tidak hanya bersifat situasional, yaitu ditentukan oleh topik dan partisipan (penutur atau mitra tutur). Terdapat