• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA RUANG EKOLOGI UNTUK PENGELOMPOKAN ZONA PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI TELUK WAWORADA KABUPATEN BIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA RUANG EKOLOGI UNTUK PENGELOMPOKAN ZONA PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI TELUK WAWORADA KABUPATEN BIMA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA RUANG EKOLOGI UNTUK PENGELOMPOKAN

ZONA PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

(

Eucheuma cottonii

) DI TELUK WAWORADA

KABUPATEN BIMA

MUHAMMAD SIRAJUDDIN

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

2 0 0 8

(2)

ANALISA RUANG EKOLOGI UNTUK PENGELOMPOKAN

ZONA PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

(

Eucheuma cottonii

) DI TELUK WAWORADA

KABUPATEN BIMA

MUHAMMAD SIRAJUDDIN

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

2 0 0 8

(3)

PENGUJI TAMU

(4)

ABSTRACT

MUHAMMAD SIRAJUDDIN. Ecological Spatial Analisys for Zona Group of Seaweedculture Development in Waworada Bay Bima Rigency under direction Bambang Widigdo and Agustinus Samosir.

One of the potential area for developing mariculture in West Nusatenggara Province which has been decline recently is Waworada Bay of Bima regency. The aim of this research is to find out management measures that could revitalize the coastal area in waworada bay for sustainable seaweed culture. PCA (Principal Components Analysis), analyze were used in this research to explore the main biophysics parameters of growth seaweed culture, and explore the relationship between seaweed production and carragenan with biophysics parameters. In addition GIS analyses was applied to determine the suitable area. Analyze result were using PCA that main parameter of growth seaweedculture was salinity (20.21%), pest (20.14%), braigtness (19.94%), deepness (19.87%), and current (19.83%). Based on GIS Analyze, there are 20.135,94 ha potential and not potential area for seaweedculture that consist of 12.26 ha (0.06%) was very suitable, 19.287,94 ha (95,79%) was suitablel and 835,04 ha (4,15%) wasnot suitable.

Key words : seaweed, carragenan, spacial ecology, zonasi, PCA, GIS, waworada bay

(5)

Judul Tesis : Analisa Ruang Ekologi Untuk Pengelompokan Zona Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) di Teluk Waworada Kabupaten Bima

N a m a : Muhammad Sirajuddin NRP : C251060031

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Widigdo, M.Sc Ir. Agustinus, M. Samosir, M.Phil

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Pengelolaan Dekan Sekolah Pascasarjana Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian : 01 Nopember 2008 Tanggal Lulus : 12 Januari 2009

(6)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor Tahun 2008 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagaian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan bagi IPB

2. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari IPB.

(7)

RINGKASAN

MUHAMMAD SIRAJUDDIN. Analisa Ruang Ekologi Untuk Pengelompokan Zona Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) di Teluk Waworada Kabupaten Bima. Dibimbing oleh Bambang Widigdo dan Agustinus Samosir.

Salah satu wilayah yang diketahui cukup potensial dan strategis untuk pengembangan budidaya laut di Kabupaten Bima adalah teluk Waworada. Wilayah ini potensial karena kaya akan potensi sumberdaya pesisir dan lautan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan teluk waworada Kabupaten Bima untuk pengembangan budidaya rumput laut. PCA (Prinsipal Componen Analysis) digunakan untuk mengetahui parameter utama pertumbuhan rumput laut dan korelasi parameter biofisik dengan produksi, dan kandungan keraginan rumput laut. Sedangkan GIS (Geography Information System) untuk mengkaji kelayakan lokasi.

Penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan untuk menentukan stasiun pengamatan sesuai dengan keseragaman karakteristik biofisik perairan Pengambilan data dilakukan di perairan teluk Waworada, dengan 10 (sepuluh) stasiun pengamatan pada penelitian pendahuluan dan 5 (lima) stasiun pengamatan pada penelitian utama dengan jarak antar stasiun ± 4 km dan jarak ± 1 km dari garis pantai ke arah laut. Sedangkan jarak titik sampling ± 0.5 km. Penelitian lapangan untuk pengumpulan data primer dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Maret s/d bulan Mei 2007.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei yang dirancang berdasarkan SIG (System Information Geografics). Penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan teknik acak sederhana (Simple random sampling) (Clark dan Hosking, 1986; Morain, 1999) adalah merupakan teknik yang digunakan untuk penentuan titik pengamatan dengan jarak 0.5 km. Pengamatan parameter fisika dan kimia perairan pada penelitian pendahuluan meliputi suhu, salinitas, pH, kedalaman, kecerahan dan arus dilakukan di 30 titik pengamatan. Parameter fisika, kimia dan biologi pada penelitian utama meliputi DO, pH, nitrat, fosfat, COD, Pb, suhu, kedalaman, kecerahan, salinitas, arus dan hama diukur di 15 titik pengamatan. Sedangkan rumput laut untuk ditimbang berat panen dan kandungan karaginan yang dianalisa di laboratorium diambil di 5 (lima) stasiun pada 15 titik secara acak.

Hasil penelitian ini dengan menggunakan analisis komponen utama (PCA) memperlihatkan bahwa parameter utama pertumbuhan rumput laut adalah salinitas (20.21%), hama (20,14%), kecerahan (19.94%), kedalaman (19.87%), dan arus (19.83%). Hasil perhitungan dengan menggunakan GIS, dan setelah dioverlay beberapa peta tematik, luas wilayah perairan teluk Waworada berdasarkan kesesuaian lahan untuk budidaya rumput laut adalah 20.135,24 ha, yang terdiri dari 12,26 ha (0.06%) digolongkan sangat sesuai, 19.287,94 ha (95,79%) sesuai, dan 835,04 ha (4,15%) tidak sesuai.

Kata kunci : rumput laut, karaginan, ruang ekologi, zonasi, PCA, GIS, teluk waworada

(8)

PRAKATA

Rumput laut merupakan salah satu komoditas yang sangat perlu dikembangkan karena produk sekundernya dapat memberikan manfaat yang cukup besar pada berbagai bidang industri seperti industri farmasi dan industri makanan. Produksi rumput laut selama ini cenderung menurun sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan domestik maupun ekspor. Salah satu alasan rendahnya produksi rumput laut adalah belum dimanfaatkannya semua potensi laut, lemahnya teknologi budidaya dan regulasi pemerintah.

Seiring dengan munculnya persoalan-persoalan tersebut di atas, maka perlu dilakukan upaya pencarian solusi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pengkajian yang sistimatis guna menjawab setiap persoalan yang ada. Kegelisahan penulis atas isu tersebut merupakan titik awal ide penulisan tesis ini. Dalam rangka menjawab persoalan krisis sumberdaya, penulis berupaya memberikan secuil kontribusi melalui penulisan tesis ini yang mungkin akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia dan lingkungan.

Dalam tesis ini membahas tentang perlunya mempelajari aspek fisika, kimia dan biologi perairan serta pengaturan ruang ekologis sehingga dapat menghasilkan produksi secara berkelanjutan. Dengan demikian perlu intervensi dari pemerintah yang memiliki kewenangan untuk membuat regulasi sehingga kerugian bisa diminimalisir. Pemikiran seperti ini sangat tepat diterapkan di dalam setiap aktivitas yang bersentuhan langsung dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini merupakan bagian dari proses belajar yang tak berujung. Semoga ketidaksempurnaan ini akan menjadi pemicu bagi penulis dalam upaya mencari kesempurnaan tersebut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran maupun masukan yang konstruktif guna kesempurnaan tesis ini.

Bogor, Oktober 2008

(9)

UCAPAPAN TERIMA

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Analisa Ruang Ekologi Untuk Pengelompokan Zona Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni) di Teluk Waworada Kabupaten Bima”

Dengan hati yang tulus dan penghargaan yang tinggi serta ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. H. Bambang Widigdo dan Bapak Ir. Agustinus Samosir, M.Phil selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan kritikan, masukan untuk kesempurnaan tesis ini. Bapak Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB Bogor, Team Komisi Akademik dan Bapak Prof. Dr. Ir. Rohmin Dahuri, MS dan Dosen-dosen Pasca Sarjana yang yang telah banyak memberikan pencerahan ilmu perikanan khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan. Tidak lupa disampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Dewayany Sutrisno, M.App.Sc atas kritikan, sumbang saran untuk kesempurnaan tesis ini.

Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana bagi penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pasca Sarjana (S2) pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Ibu Ida Nurlaila, SE, MM yang banyak membantu di Pemda Bima. Gubernur NTB, Direktur Yayasan Danamandiri, dan Direktur Coremap II atas dukungan dana dalam penyelesaian Tesis ini. Teman-teman angkatan XIII SPL terima kasih juga atas kerjasama yang baik selama mengikuti pendidikan.

Ungkapan terima kasih dan doa yang tak terhingga disampaikan kepada almarhum (Ayahanda H. M. Said) yang telah mendorong untuk melanjutkan studi pascasarjana di IPB, ibu, mertua serta seluruh keluarga terutama istriku tercinta Irma Suryani, SP dan anak-anakku tersayang Nadira Khairunnisa (Anis) dan Muhammad Rafi’ Maulana atas segala doa, pengertian dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2008 Penyusun

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima pada tanggal, 11 Juli 1972 dari pasangan almarhum H. Muh. Said dan Hj. St. Kalisom. Penulis merupakan anak ke 3 dari 8 bersaudara.

Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD.Inpres Dodu 1 tamat tahun 1985. SMPN 3 Bima tamat tahun 1988 dan SMAN 2 Bima tamat tahun 1991. Kemudian penulis melanjutkan studi di Fakultas Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Universitas ’45 Mataram dan tamat pada tahun 1996.

Setamat perguruan tinggi penulis bekerja di PT. Nener Bina Hayati Singaraja Bali sebagai staf teknis pembenihan bandeng (1996 – 1997), PT. Multi Mina Mertasari Rhee Sumbawa Besar sebagai staf teknis pembenihan bandeng (1997 – 1998). Pada tahun 1999 penulis diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kanwil Pertanian Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai penyuluh pertanian spesialis (PPS). Pada tahun 2000 penulis ditempatkan di Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanin (BIPP Kab. Dompu), kemudian pada tahun yang sama penulis dipindahkan ke Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP Kab. Bima) hingga tahun 2002. Dengan berubahnya status BIPP menjadi BUKPPP (Badan Urusan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian), maka penulis tetap sebagai penyuluh pertanian spesialis (PPS) hingga tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis dipindahkan ke Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bima sebagai Kepala Seksi Perlindungan Sumberdaya Hayati dan Perikanan hingga tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis mendapat kesempatan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bima untuk melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa pascasarjana di IPB, penulis juga aktif sebagai Forum Mahasiswa Pascasarjana (Wacana Pesisir dan Lautan) IPB sebagai ketua II (2006 – 2007) dan anggota bidang pelatihan dan pengembangan (2007 – 2008). Selain itu, penulis aktif menulis di buletin Bima Akbar tentang pesisir yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima. Mengikuti kegiatan seminar dan penyampaian makalah. Semoga segala yang pernah dilakukan penulis diridhoi oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Kerangka Pendekatan Masalah ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Biologi dan Ekologi Rumput Laut ... 6

2.2. Teknik Budidaya Rumput Laut Berkelanjutan ... 7

2.3. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi Budidaya Rumput Laut ... 8

2.4. Matrik Kesesuaian Budidaya Rumput Laut ... 15

2.5. Produktivitas Rumput Laut ... 19

2.6. Kandungan Karaginan Rumput Laut ... 19

2.7. Apikasi SIG dalam Penataan Ruang Pesisir untuk Budidaya ... 20

2.7. Penataan Ruang dan Zonasi Kawasan Pesisir ... 22

III. METODELOGI PENELITIAN ... 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2. Penelitian Pendahuluan ... 26

3.3. Penelitian Utama ... 30

3.4. Analisa Data ... 35

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 40

4.1. Kondisi Lokasi Penelitian ... 40

4.2. Pemanfaatan Teluk Waworada Pada Saat Sekarang ... 46

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

5.1. Analisa Komponen Utama Pertumbuhan Rumput Laut ... 50

5.2. Analisa Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut ... 53

5.3. Produktivitas dan Kandungan Karaginan Rumput Laut ... 61

5.4. Strategi Pengelolaan Lingkungan Perairan Berbasis Ekologis .. 65

5.6. Rekomendasi ... 71

(12)

Halaman

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Matrik Kesesuaian Untuk Budidaya Rumput Laut ... 17

2. Matrik Kesesuaian Untuk Budidaya Rumput Laut ... 17

3. Matrik Kesesuaian Untuk Budidaya Rumput Laut ... 17

4. Matrik Kesesuaian Untuk Budidaya Rumput Laut ... 18

5. Matrik Kesesuaian Untuk Budidaya Rumput Laut... 18

6. Kandungan Karaginan Beberapa Rumput Laut Jenis Eucheuma yang dinyatakan dalam persen ... 20

7. Parameter Fisika dan Kimia Perairan Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 28

8. Parameter Fisika, Kimia dan Biologi yang Diamati Selama Penelitian ... 30

9. Matrik Prosentase Faktor Utama Parameter Biofisik Usaha Budidaya Rumput Laut ... 36

10. Matrik, Bobot dan Skor Untuk Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut ... 38

11. Akar Ciri dan Representasi Ragam Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Teluk Waworada pada Sumbu Utama ... 51

12. Kontribusi Variabel Terhadap Sumbu Utama Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 51

13. Kontribusi Faktor Utama Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Terhadap Produksi Biomas dan Karaginan Rumput Laut ... 52

14. Kontribusi dan Prosentase Faktor Utama Perairan Teluk Waworada Kabupaten Bima Hasil Analisa Komponen Utama (PCA) ... 53

15. Matrik, Bobot dan Skor Untuk Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut ... 53

16 Jumlah Hama Pengganggu Hasil Identivikasi di Lokasi Budidaya Rumput Laut Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 61

(14)

Halaman 17 Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii Hasil Budidaya di Teluk

Waworada Kabupaten Bima ... 62 18 Rata-rata produksi rumput laut hasil pengukuran di teluk Waworada

dan lokasi-lokasi lain di Kabupaten Bima ... 63 19 Rata-rata Kandungan Air dan Kandungan Karaginan Rumput Laut

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka Pendekatan Masalah untuk Pengembangan Budidaya

Rumput Laut di Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 5

2. Morfologi Rumput Laut Eucheuma cottonii ... 7

3. Peta Lokasi Penelitian ... 25

4. Peta Lokasi dan Stasiun Pengamatan Penelitian Pendahuluan Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 27

5. Peta Lokasi dan Stasiun Pengamatan Penelitian Utama Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 29

6. Metode Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan long line ... 33 7a. Kondisi Pasang Surut Perairan Bima Tanggal 01 Maret 2003 ... 41

7b. Kondisi Pasang Surut Perairan Bima Tanggal 01 April 2003 ... 41

7c. Kondisi Pasang Surut Perairan Bima Maret – April 2003 ... 42

8. Suhu Permukaan Air Laut Selatan Sumbawa ... 43

9. Sebaran pH Air Laut Selatan Sumbawa ... 43

10. Kelarutan Oksigen (DO) Air Laut Selatan Sumbawa ... 44

11. Kosentrasi Timbal (Pb) Air Laut Selatan Sumbawa ... 44

12. Salinitas Permukaan Air Laut Selatan Sumbawa ... 45

13. Peta Area Pemanfaatan Budidaya Rumput Laut ... 47

14. Distribusi Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Teluk Waworada Pada Sumbu Utama ... 51

15. Peta Tematik Salinitas Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 54

16. Peta Tematik Hama Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 55

(16)

Halaman 18. Peta Tematik Kedalaman Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 56 19. Peta Tematik Arus Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 56 20 Peta Arah Arus Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 57

21. Peta Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut di Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 57

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Data Parameter Fisika dan Kimia Hasil Pengukuran Penelitian

Pendahuluan di Perairan Teluk Waworada Kabupaten Bima ... 84 2. Data Parameter Biofisik Perairan Teluk Wawo-rada Kabupaten

Bima Hasil Pengukuran Pada Bulan Maret – April 2007 ... 85 3. Hasil Pengamatan Parameter Biologi (Hama Pengganggu) pada

Usaha Budidaya Rumput Laut di Teluk Waworada Kabupaten Bima 86 4. Data Produksi Rumput Laut Masing-masing Stasiun Pengamatan di

Teluk Waworada Kabupaten Bima (Satuan kg/unit ... 87 5. Data Produksi Rumput Laut Hasil Wawancara Dengan Petani Pada

Musim Hujan dan Kemarau di Teluk Waworada ... 88 6. Produktivitas Rumput Laut Hasil Pengukuran dan Wawancara

Dengan Petani pada Musim yang Berbeda ... 89 7. Data Produksi Rumput Laut Masing-masing Stasiun Pengamatan

Pada Musim Kemarau di Teluk Waworada ... 90 8. Informasi Awal Tentang Kualitas Biofisik Perairan Teluk

Waworada Untuk Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii).

Jurnal Akuakultur Indonesia, 8 (1) : 1 – 10 (2009) ... 91 .

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya adalah penelitian ini tentang persepsi mahasiswa mengenai tayangan sinetron Anak Langit di stasiun televisi SCTV yang menggunakan metode

Pemaparan di atas menjadi suatu dasar pemikiran bahwa penerapan strategi pembelajaran konflik kognitif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia organik

bermaksud untuk meningkatkan kerjasama di bidang peralatan dan logistik pertahanan didalam kerangka kerja Memorandum Saling Pengert.ian/ Arrangement ini , sesuai

Secara keseluruhan, aktivitas persampahan di Kabupaten Ogan Ilir dapat dikatakan belum maksimal, karena dari penelitian yang telah dilakukan masih ada kendala yang

Kelongsoran pada lereng yang disebabkan karena menurunnya kekuatan geser tanah sehingga tidak dapat memikul beban kerja yang terjadi dapat diperbaiki dengan menggunakan

Dari tabel di atas diperoleh total skor aktivitas guru selama proses pembelajaran 15 poin dari 6 aktivitas yang diamati, sehingga didapatkan skor maksimum dari 6

3.1.1 Komponen Lingkungan Geofisik Kimia Dampak geofisik kimia yang ditimbulkan dari penambangan batugamping adalah suhu udara, peningkatan partikel debu,

tempat ini penerangan minimal yang dianjurkan adalah 10 foot candles (Lili Persia, 2010). Dari pengamatan peneliti bahwa penerangan pada terminal 1942 Andalas sudah memenuhi