KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Suatu pemikiran yang diharapkan dapat mendekati pe
mecahan masalah dengan lebih cepat ialah pemikiran pemikir an yang didasarkan atas pandangan yang menyeluruh dan
mengintegrasikan informasi yang telah diajukan pada
bab-bab sebelumnya. Pandangan yang demikian mendasarkan diri
pada : (1) hasil penelitian terdahulu dan yang baru, (2)
landasan teoritis yang telah dibahas. Kedua bagian v itu
akan diintegrasikan dengan konsep-konsep dan informasi yang terarah pada sub bagian bab terdahulu. Maka di bawah ini diajukan beberapa rumusan dalam bentuk kesimpulan dan
implikasi.
A. Kesimpulan
1. Efektivitas pencapaian tujuan pembinaan pemuda melalui
wadah kegiatan Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.II Bandung ditempuh dengan
memperhatikan anggota secara keseluruhan. .dengan berusaha. menyaaikan program.yang bervariasi.
2. Keadaan partisipasi anggota KMM dipandang sebagai sa lah satu kriteria keberhasilan tujuan KMM KPAD Gegerkalong. Mengapa demikian, karena dengan adanya berbagai aktivitas pemuda berarti program kegiatan berjalan. Di balik itu me-ngandung makna,bahwa secara mikro tujuan pembinaan pemuda dalam aspek pembinaan kesegaran jasmani,ketrampilan, pe ngembangan kepemimpinan, telah terwujud. Partisipasi
pemuda ini tidak semata-mata upaya sendiri, tetapi
berkat
adanya intervensi dari pihak lain yang turut bertanggung
jawab dalam pembinaan pemuda, termasuk di dalamhya
masya
rakat dan pemerintah setempat (RW 02).
3. Perbedaan jenis kelamin, umur, pendidikan,
merupakan
variabel yang harus diperhitungkan atau
dipertimbangkan
baik dalam bentuk kebijaksanaan program kegiatan pendidikai
atau pembinaan menciptakan proses interaksi
dengan parti
sipasi maupun dalam strategi bimbingan dan penyuluhan.
4. Interaksi antara perbedaan tingkat pendidikan dan
per
bedaan umur dapat dipandang sebagai sumber utama perbedaan
partisipasi dalam kegiatan KMM secara keseluruhan makin
terarah program yang memperhatikan perbedaan umur
dengan
pendidikan diharapkan makin tinggi partisipasi dan produk
tivitas anggota KMM.
5.Ada determinasi
relatif karakteristik partisipan
ter
hadap partisipasi dalam kegiatan KMM. Makin tinggi
inten-sitas perhatian pengurus dan pembina terhadap karakteristik
partisipan diharapkan makin tinggi pula adanya partisipasi
dan produktivitas yang dicapai oleh anggota.
6. Penelitian telah berhasil mengungkapkan hasil penelitian
kasus yang terdahulu, yang relevan atau setidak-tidaknya
yang bisa dianalogikan, yakni antara lain LP3ES,
Margono
Slamet, Bennet, Krech, Cohen, Zaltman, Gerard, and Jackson,
Lott and Lott, Gibb. Dengan demikian secara relatif hasil
penelitian ini telah memberikan sumbangan dalam pengembang
an teori yang berkenaan dengan interaksi individu dalam
7. Pada dasarnya segala bentuk kegiatan KMM dengan segala variasinya merupakan wujud kegiatan proses belajar Pen didikan Luar Sekolah yang mempraktekkan fungsi pelayanan pembinaan, pengembangan dan perubahan. Di sisi lain kegiat an yang ditempuh oleh partisipan secara selektip merupakan kegiatan belajar sebagai upaya pemenuhan kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang bersifat suplemen dan kom-plemen terhadap pendidikan formal yang ditempuhnya.
8. Hasil penelitian memberikan indikasi adanya hubungan determinasi positif sedang dengan nilai koefisiensi kon
tingensi sebesar 30 %, Artinya karakteristik partisipan
mewarnai perilaku dalam partisipasinya sebesar 30 %.Dengan
perkataan lain terdapat 70 %sebagai hasil pengaruh dari
faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam pene-litan ini. Oleh karena itu betapapun kecilnya hubungan de terminasi, maka fariabel karakteristik perlu dipertimbang
kan.
9. Hasil penelitian memberikan petunjuk bahwa homoginitas suatu kelompok kegiatan pemuda diperkirakan akan mewarnai situasi interaksi yang cukup intim dan lekat terhadap pen capaian tujuan bagi setiap anggota yang terlibat, sehingga ada kecenderungan berkurangnya kehawatiran dan kegelisahan sosial diantara mereka. Maka hasil penelitian ini telah turut membuktikan kebenarannya teori yang dikenalkan oleh Cohen.
B. Implikasi Hasil Penelitian
117
1. Implikasi bagi pengembangan teori
Organisasi Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong sebagai lembaga kemasyarakatan merupakan media perluasan pendidikan luar sekolah yang berfungsi pengembangan, pe rubahan dan pelayanan. Pendekatan pembinaan yang diguna kan terpokus kepada pendekatan Community Organization, yakni proses untuk menciptakan interaksi antar kelompok
dalam masyarakat, serta mengusahakan integrasi dan
koordi-nasi demi kepentingan tindakan-tindakan yang efisien dan guyub dalam masyarakat (Santoso S Hamijoyo, 1982:31).
Berdasarkan hasil penelitian memberikan indikasi
bahwa prinsip Community Organization pada dasarnya telah dilakukan untuk lebih memperkuat konsep tersebut dipandang
perlu adanya pendekatan PLS untuk menunjang . prinsip Community Organization (CO) dengan lebih menekankan kepada
implikasi metodologi berupa : (1) Prinsip pembinaan diri
sendiri, (2) prinsip pembinaan kesinambungan, (3)
prinsip
tugas masa depan, (4) prinsip tingkat kesiapan, (5) prin sip intemalisasi dan individuasi, (6) prinsip
koordina-si,
(7) prinsip konsistensi, (8) prinsip integrasi,
(9)
prinsip lingkungan yang konduksif, (10) prinsip komprehen-sif, (11) prinsip obyektivitas, dan (12) prinsip intervensi.
2. Implikasi bagi kebijaksanaan pembinaan pemuda anggota
KMM KPAD Gegerkalong
KMM sebagai salah-satu 1embaga masyarakat dan me
rupakan lembaga pendidikan luar sekolah menyandang fungsi
putra-putrinya. Untuk kepentingan ini diperlukan
berbagai
kegiatan yang harus dilakukan selain berbagai komponen dan
dimensi yang harus dipertimbangkan.
Studi ini mengungkapkan data bahwa partisipasi
anggota merupakan salah satu parameter
pengukuran
keberha-silan upaya pembinaan pemuda anggota KMM yang
diduga
banyak dipengaruhi oleh latar belakang atau karakteristik
anggota yang bersangkutan. Dengan demikian anggota KMM se
bagai subyek pembinaan atau pendidikan dan sebagai indivi
du dengan segala latar belakang yang harus dipertimbangkan
dalam rangka menciptakan dan menumbuhkan partisipasi
yang
diharapkan.
Untuk melakukan kegiatan kepemudaan di KPAD
Geger
kalong dalam rangka membantu untuk menyumbangkan
potensi
pemuda, tidaklah cukup dilakukan oleh pengurus KMM, tetapi
harus bersama dengan dan oleh pembina kepemudaan
beserta
petugas pemerintah daerah yang bersangkutan.
Didasari oleh hasil penelitian, dengan beberapa ma
salah yang muncul, maka ada beberapa kebijaksanaan pembina
an pemuda yang bisa ditempuh, ialah :
a. Dalam menentukan kebijaksanaan perumusan program
ke
giatan KMM-KPAD Gegerkalong nampaknya karakteristik
par
tisipan khususnya jenis kelamin, golongan umur, dan
pen
didikan dijadikan suatu variabel yang harus dipertimbangkan.
Namun hendaknya tidak semata-mata dikaitkan dengan
alasan
untuk memudahkan dalam pengaturan teknis oprasional
kelak
di lapangan, melainkan demi tercapainya tujuan
pembinaan
pemuda, sehingga pengembangan potensi pemuda yang
harus
dikembangkan ke arah pembangunan manusia seutuhnya
sesuai
dengan GBHN, yakni : (1) meningkatkan ketaqwaan ke
kepada
Tuhan Yang Maha Esa, (2) menanamkan kesadaran dan
bernera-ra, (3) mempertebal idealisme, (4) semangat patriotisme
,
(5) memperkokoh kepribadian dan disiplin, (6) mempertinggi
budi pekerti, (7) memupuk kesegaran jasmani dan daya kreasi
(8) mengembangkan kepemimpinan atau ketrampilan dan
ke-peloporan, (9) mendorong partisipasi dalam pembangunan.
b. Untuk meningkatkan partisipasi dan kreativitas
pemuda
anggota KMM secara terkoordinir dan teratur,
dipandang
perlu adanya kegiatan yang menyebar di daerah RT
dengan
cara membentuk kantor sekretariat tempat kontak komunikatif anggota dan untuk memudahkan hubungan komunikasi antara
pengurus KMM dengan pengurus di tiap RT. Tentu saja dengan
mempertimbangkan kemampuan yang tersedia.
c. Dalam Meningkatkan aktivitas pelaksanaan program kegiat
an KMM-KPAD Gegerkalong, hendaknya pengurus KMM
bersama-sama dengan seksi-seksinya, para pembina, para
pengurus
RW/RT dan tokoh masyarakat "berikut anggota menyusun progran
terpadu yang melibatkan kegiatan kreatif yang raencerminkan
kepentingan anggota organisasi dan pembangunan daerah yang
bersangkutan.
3. Implikasi bagi pengelola proses pembinaan pemuda melalui
kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong
kegiatan KMM KPAD Gegerkalong dilola dan diciptakan oleh pengurus. Karena itu pengurus KMM memegang peranan penting dalam proses pelayanan pembinaan pemuda di KPAD
Dari hasil penelitian nampaknya raengandung beberapa
implikasi terhadap pelayanan kegiatan KMM, yaitu :
a. Apabila di satu pihak anggota atau partisipan KMM di pandang sebagai subyek pembinaan yang akan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di sisi lain partisipan dipandang sebagai individu anggota masyarakat dengan segala latar belakangnya. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu proses
pembinaan dengan interaksi edukatif dalam makna interaksi
yang terjadi dalam ikatan tujuan pendidikan yang memungkin kan partisipan dapat berpartisipasi aktif sambil mem pertimbangkan dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian pokok pikiran yang melandasi interaksi
edukatif ini hendaknya mempertimbangkan pentingnya ; (1) tujuan yang akan dicapai, (2) tersedianya program la yanan pembinaan pemuda yang terarah, (3) adanya anggota
yang aktif berpartisipasi, (4) adanya pembina yang dipan
dang credible, (5) adanya methode tertentu untuk mencapai tujuan, dan (6) interaksi berlangsung dalam ikatan si-tuasional.
b. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pengaruh yang berarti antara karakteristik partisipan dengan par
tisipasi. Dengan demikian, salah satu upaya yang . dapat
dilakukan dalam pengelolaan pembinaan pemuda melalui KMM, adalah usaha menyajikan program kegiatan yang senantiasa
dikaitkan dengan hal-hal yang dapat membangkitkan
peng-hayatan partisipan terhadap bagaimana mereka dapat
me
ningkatkan partisipasi dengan prestasi kegiatan.Membangkit
kan penghayatan anggota atau partisipan terhadap
kesukses-an ykesukses-ang telah dicapai dkesukses-an juga terhadap segala kehendaknya.
c. Penilaian terhadap partisipasi dan prestasi
anggota
(partisipan) yang berarti dan menggambarkan kemampuan
anggota yang telah dicapainya, dan lebih jauh lagi di
harapkan akan membangkitkan penghayatannya terhadap
hasil
yang telah dicapai.
4. Implikasi bagi pelaksanaan kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong
Untuk membantu anggota mencapai penyesuaian diri
dalam rangka meningkatkan partisipasi dan
prestasinya
secara optimal, maka pelaksanaan kegiatan KMM
memegang
peranan penting.
Data empirik dari hasil penelitian ini mem'bawa be
berapa implikasi terhadap pelaksanaan layanan
pembinaan
pemuda melalui kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong, ialah : a. Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong dapat ditunjang oleh ber bagai data yang tersedia atau data yang harus diusahakan
(diidentifikasi terlebih dahulu), terutama bagi
mereka
yang mengalami kesulitan sehingga jarang hadir atau mereka
yang berada dalam keterbatasan partisipasinya. Untuk itu
dipandang perlu upaya pemahaman secara keseluruhan tentang
"siapa" partisipan tersebut. Karena itu pengadaan, pengelolaan, dan latar belakang anggota yang bersifat demo -grai'is, sosiologis, kultural, sosial ekonomi,aktivitas lain
di luar KMM, kesibukan kerja, kesibukan balajar, dan ter masuk faktor non intelektual perlu dipersiapkan dan
di-inventarisir.
b. urogram kegiatan KMM perlu diselaraskan dengan. program kegiatan studi si sekolah karena umumnya partisipan masih
bersekolah. Namun perlu diingat tidak sekedar penyesuaian
jadwal kegiatan harus pula memperhitungkan relevansi prog
ram kegiatan dengan kepentingan penyelesaian studinya. c. Sepanjang memungkinkan selain pertimbamgan kepentingan
studi, tetapi juga dengan pertimbangan perkembangan fisik
dan psikhis. Artinya bagi anggota yang menjelang dewasa dipandang perlu adanya layanan program pendidikan orang dewasa termasuk pendidikan yang mempersiapkan pemilikan
bekal hidup di masa yang akan datang.
d. Untuk menjaga kontinuitas kegiatan yang berarti dan terarah, perlu dipikirkan tentang kegiatan yang sifatnya
situasional dengan menyimak kebijakan program .pembangunan
masyarakat. Oleh karena itu jalur kerja sama dan
konsul-tasi rutin dengan LKMD tetap dilakukan , Bentuk kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan ini memberi peluang kepada
masyarakat dan pemerintah untuk turut berpartisipasi, dan merupakan wujud keterlibatan pemuda sebagai komponen pem
bangunan dalam segala kegiatan pembangunan masyarakat yang
relevan dan sesuai dengan kemampuan yang tersedia pada KMM beserta anggotanya.
e. Untuk kepentingan efektivitas dan keajegan organisasi KMM perlu dipikirkan kemungkinan-kemungkinan upaya
123
kependidikan yang teratur dalam bidang kepemimpinan,
me
lalui pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan kepemimpin
an pemuda. Dengan demikian tidak cukup dengan adanya
peng-gantian pengurus secara periode tetapi dirasa perlu adanya upaya pembekalan kepemimpinan.
5. Implikasi bagi peneliti selanjutnya
Dengan selesainya studi atau penelitian ini
bukan-lah berarti semua permasabukan-lahan yang diajukkan dapat
di-pecahkan. Akan tetapi juga hasil penelitian ini, justru
raendorong perlunya diadakan penelitian lebih lanjut,antara
lain :
a. Meneliti masalah yang sama dengan sampel yang lebih
luas lagi, alat ukur lain, sistem analisis yang berbeda,
serta melibatkan semua kompQnen yang relevan dengan pem
binaan pemuda di KPAD Gegerkalong.
b. Meneliti aspek lain misalnya pengaruh keintiman ter hadap prestasi atau hasil kegiatan pemuda melalui wadah KMM.
c. Meneliti pemencaran sistem nilai kejuangan semangat
ke-merdekaan oleh pejuang kepada putra-putri ABRI di KPAD Ge gerkalong (study kasus).
d. Meneliti pengaruh sosial budaya kehidupan masyarakat penghuni KPAD Gegerkalong terhadap pendidikan
putra-putri-nya di sekolah. Study kasus dampak kegiatan KMM-KPAD Ge
gerkalong terhadap keberadaan kegiatan organisasi kepemuda