• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM

MELALUI METODE

SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

KHOIRUL MUJAHIDIN NIM. 111-13-261

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM

MELALUI METODE

SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

KHOIRUL MUJAHIDIN NIM. 111-13-261

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan

ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya ...."

(Q.S. Al-Baqarah[2]:286)

“Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan,

tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala

ia marah”

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi

ini telah selesai. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda H. Thoyib, S.Ag. dan Ibunda Hj. Istiqomah yang senantiasa memberikan kasih sayang, nasehat, dan jerih payahnya mendidik dari kecil sampai di bangku kuliah di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo‟akan yang terbaik tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama dan kebahagian anak-anaknya.

2. Mas Prasetyo Muhammad Luqmanul Hakim, A.Md, S.Pd.I. dan Mbak Arina Mana Sikana, S.Pd.I. yang telah memberikan semangat dan bantuannya untuk menjalani perkuliahan dengan baik.

3. Keluarga besar yang ada di Jetis, Magelang dan Kakekku yang ada di Lampung yang banyak memberikan limpahan motivasi dan do‟a.

4. Teruntuk seseorang yang spesial dan nantinya akan menjadi pendamping hidupku kelak.

5. Sahabat-sahabat seperjuangan dan selalu mengisi hari-hariku Aprinita Maya

Ratih, Septa Adi N., M. Fadhil, A. Wasi‟ Uzzulfa, Yusuf Yoga P., Teti Erna

W., Fitra Armida, dan tim futsal Rebonan FC.

(9)

viii

7. Keluarga Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga dan Dewan Mahasiswa (DEMA) Institut IAIN Salatiga yang telah memberiku pengalaman yang tak terhingga.

8. Teman-teman seperjuangan PAI 2013 yang telah memberiku motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang merupakan sang revolusioner umat manusia yang telah membawa dari zaman kejahilan menuju zaman keisalman sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dengan ketulusan hati, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan segala tenaga, pikiran dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesiakan.

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(11)

x

6. Kepala Bagian Perpustakaan dan stafnya yang memberikan ruang untuk membuat skripsi dengan bahan sumber buku dan rujukan yang lengkap.

7. Bapak H. Thoyib, S.Ag. dan Ibu Hj. Istikomah dan keluarga yang

selalu memberikan do‟a, semangat, motivasi dan kasih sayang tiada

henti.

8. Bapak Drs. Edi Winarto, S.Pd. selaku Kepala Madrasah MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan yang telah memberikan izin dan melancarkan proses penelitian ini.

9. Ibu Dra. Retno Sri Sayekti selaku Guru pamong mata pelajaran Akidah Akhlak di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan yang telah bersedia membantu dan bekerjasama untuk menyelesaikan penelitian ini.

10.Bapak dan ibu guru di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan. 11.Tak lupa siswa-siswi Kelas XI IPA 1 yang telah memberikan sumber

data yang sebenarnya untuk keberhasilan penelitian ini dilakukan. 12.Tak lupa kepada seluruh yang terlibat dalam proses pembuatan

penilitian ini yang tidak bisa penulis senutkan satu persatu.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah Swt., semoga jasa dan amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh Allah Swt. dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

(12)

xi

dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terbuka luas dan selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Bandungan, 20 September 2017 Penulis

(13)

xii

ABSTRAK

Mujahidin, Khoirul. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam Melalui Metode Snowball Throwing pada Siswa Kelas XI IPA 1 MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.

Kata Kunci: Akidah Akhlak, Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam, dan Metode

Snowball Throwing .

Masalah pokok dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan metode

snowball throwing dalam mata pembelajaran akidah akhlak materi aliran dan

tokoh ilmu kalam dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA 1 di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Oleh karena itu, tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode

snowball throwing dalam mata pembelajaran akidah akhlak materi aliran dan

tokoh ilmu kalam, pada siswa kelas XI IPA 1 di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Classroom Action Research/Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pra siklus dan dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam penerapan metode snowball throwing dalam mata pelajaran akidah akhlak materi aliran dan tokh ilmu kalam. Metode observasi digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa dan guru dalam KBM berlangsung. Sedangkan dokumentasi digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini memiliki data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

F. Metode Penelitian ... 9

(15)

xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam

... 19

B. Metode Snowball Throwing ... 45

C. Hubungan Metode Belajar Snowball Throwing dengan Hasil Belajar ... 48

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 50

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MA Al-Bidayah Candi Kec. Bandungan ... 56

B. Deskrispsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 62

C. Deskrispsi Pelaksanaan Siklus I ... 63

D. Deskrispsi Pelaksanaan Siklus II ... 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Ketuntasaan Hasil Belajar Siswa ... 74

1. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 74

2. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 75

3. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 77

B. Pembahasan Hasil penelitian ... 79

1. Pembahasan Data Pra Siklus ... 81

2. Pembahasan Data Siklus I ... 82

3. Pembahasan Data Siklus II ... 90

(16)

xv BAB V PENUTUP

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Fasilitas, sarana, dan prasarana MA Al-Bidayah Candi ... 58

Tabel 3.2 Guru di MA Al-Bidayah Candi ... 59

Tabel 3.3 Karyawan di MA Al-Bidayah Candi ... 60

Tabel 3.4 Nama siswa kelas XI IPA 1 MA Al-Bidayah Candi ... 60

Tabel 4.1 Data ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus ... 74

Tabel 4.2 Data ketuntasan hasil belajar siswa siklus I ... 76

Tabel 4.3 Data ketuntasan hasil belajar siswa siklus II ... 78

Tabel 4.4 Data Data ketuntasan siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II ... 79

Tabel 4.5 Hasil pengamatan siswa dan guru siklus I ... 83

Tabel 4.6 Hasil pengamatan siswa dan guru siklus II ... 91

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

Lampiran 4 RPP Siklus I dan II

Lampiran 5 Hasil Pengamatan Siswa dan Guru Siklus I dan II

Lampiran 6 Sampel Hasil Tes

Lampiran 7 Sampel Kertas Metode Snowball Throwing

Lampiran 8 Dokumentasi

Lampiran 9 SKK

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah kunci untuk membenahi keadaan negara kesatuan Republik Indonesia yang pada saat ini semakin reyot. Oleh karena itu, kebutuhan bangsa Indonesia bukan hanya ilmu pengetahuan saja. Namun, anak didik juga harus memiliki budi pekerti yang terpuji. Hadirnya kurikulum 2013 mengkombinasikan antara kecerdasan otak dan pendidikan karakter yang memiliki tujuan umum yaitu untuk merenovasi budi pekerti anak didik di Indonesia ini, sehingga tujuan pendidikan bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar terealisasikan.

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Maslikhah, 2009:130-131).

(21)

2

ethnis dari ilmu-ilmu yang diajarkan, nilai-nilai budi pekerti dan kepribadian yang manusiawi (Jumali, dkk. 2004:39).

Salah satu pendidikan yang memiliki pendidikan budi pekerti di dalam kurikulum 2013 adalah pendidikan agama Islam dan budi pekerti. M. Arifin mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (Syafaat, dkk. 2008:16). Jadi, harapan anak didik setelah menuntaskan ilmu dan memperbaiki budi pekertinya dengan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan agama Islam, menjadikannya upaya memperbaiki kehidupan dirinya sendiri ataupun kehidupan sosial.

(22)

3

Theodore Roosevelt, mengatakan, “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak bukan aspek moral adalah ancaman marabahaya bagi masyarakat (Wiyani, 2013:7). Salah satu cabang mata pelajaran PAI adalah Akidah Akhlak, yang memiliki arti budi pekerti atau moral yang sesuai dengan keyakinan hati seorang muslim. Mata pelajaran ini sangat sinkron dengan masa sekarang ini yang budi pekerti atau moral anak didik saat ini semakin bobrok. Terlebih lagi mereka untuk minat belajar mereka tidak tertarik dengan ilmu agama dan merasa jenuh untuk belajar. Apalagi seorang pendidik menggunakan metode kurang bervareasi misalnya dengan metode ceramah maka akan menambah ketidaktertarikan terhadap mata pelajaran tersebut tetapi lebih tertarik dengan mata pelajaran yang terfokus dalam Ujian Nasional (UN). Contohnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika untuk yang jurusan Ilmu Pendidikan Alam (IPA). Sehingga pada anak didik kesulitan dalam menjawab soal ulangan yang berakibat nilainya kurang dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM).

(23)

4

hasil belajar siswa di tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan bahawa hasil belajar dari mata pelajaran akidah akhlak materi aliran dan tokoh ilmu kalam masih memiliki rata-rata kelas dibawah KKM yaitu batas KKM adalah 75. Sedangkan hasil dari mata pelajaran akidah akhlak materi sebelum aliran dan tokoh ilmu alam ini yaitu dengan tema memahami ilmu kalam rata-ratanya adalah di bawah KKM yaitu 72,4. Guru pengampu mata pelajaran akidah akhlak ini belum merasa puas terhadap hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar individu masih di bawah KKM yaitu dengan nilai rata-rata 72,4 dengan persentase 42,8% atau hanya 15 siswa saja yang telah melampaui batas KKM.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka guru sebaiknya menggunakan berbagai metode dalam waktu mengajar. Vareasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak, mudah diterima anak, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan bagi anak (Roestiyah, 1986:37).

Untuk memecahkan masalah di atas, maka peneliti akan menggunakan salah satu metode cooperative leraning yaitu snowball

throwing (melempar bola salju). Dengan menggunakan metode ini

(24)

5

KKM individu yaitu 75 dan mencapai keberhasilan belajar dalam kelas yaitu 85% dari total jumlah siswa telah tuntas.

Pengaplikasian dari metode tersebut adalah seorang guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk membentuk kelompok kecil dengan tujuan untuk berdiskusi apa yang diinstruksikan dari guru dan menulis sebuah pertanyaan di kertas yang sudah diberikan dari guru. Kemudian kertas tersebut dibentuk seperti gumpalan salju atau dibentuk seperti bola. Selanjutnya dilemparkan ke atas atau dilemparkan kepada temannya kemudian setiap siswa mengambil satu buah kertas kemudian masing-masing siswa menjawab soal yang dibuat oleh temannya tersebut.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH

AKHLAK MATERI ALIRAN DAN TOKOH ILMU KALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI IPA 1 MA AL-BIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018.”

B. Rumusan Masalah

(25)

6 C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode snowball throwing dalam mata pembelajaran akidah akhlak materi aliran dan tokoh ilmu kalam pada siswa kelas XI IPA 1 di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat kepada semua kalangan pihak baik di madrasah ini ataupun diluar madrasah ini. Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah dan memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan Islam dalam memodifikasi nilai-nilai pendidikan Islam khususnya dalam teori yang berhubungan dengan metode snowball throwing.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

(26)

7 b. Bagi Guru

Sebagai alternatif dalam memilih metode pembelajaran

snowball throwing yang akan digunakan dalam proses kegiatan

belajar mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi yang inovatif bagi pimpinan sekolah dalam melaksanakan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan hasil belajar khususnya di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam mengembangkan inovasi dan kreativitasnya. Dilakukan dalam bentuk penelitian berupa pengamatan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di taraf SMA.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).

(27)

8

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Namun, hipotesis tetap merupakan kebenaran yang masih lemah (hipo = di bawah/lemah, tesis = kebenaran) atau jawaban sementara atas masalah yang hendak dopecahkan karena belum teruji secara empiris (Basrowi, 2008:90).

Berdasarkan kerangka pikir yang dijelaskan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat tuliskan yaitu: metode snowball

throwing dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi aliran

dan tokoh ilmu kalam kelas XI di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

(28)

9 F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang digunakan berupa peneitian tindakan kelas di kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah (MA) Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitaian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (classroom action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58).

(29)

10

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2015:42)

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Bidayah Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Sebuah lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan untuk jenjang RA sampai MA. Madrasah ini berlokasi di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Hampir kebanyakan siswa di Madrasah ini adalah warga asli Desa Candi sendiri.

(30)

11

dilakukan selama dua siklus dengan menggunakan metode snowball

throwing.

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus semester ganjil tahun 2017/2018 di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian untuk tahap pra siklus antara lain adalah:

a. Perencanaan. Peneliti melakukan perencanaan untuk kegiatan awal sebelum masuk ke siklus I dan II sebagai data awal untuk landasan dasar bahwa penelitian ini harus dilakukan.

b. Identifikasi masalah. Guru pengampu mata pelajaran akidah akhlak ini belum merasa puas terhadap hasil belajar siswa yang memiliki ketuntasan belajar individu masih di bawah KKM yaitu dengan nilai rata-rata 72,4 dengan persentase 42,8% atau hanya 15 siswa saja yang telah melampaui batas KKM.

c. Perumusan masalah. Setelah peneliti mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka selanjutnya perlu merumuskan permasalahan yang lebih jelas dan spesifik untuk diteliti.

(31)

12 a. Siklus Pertama

1) Rencana. Rencana pelaksanaan PTK antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik.

b) Menegembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.

c) Mengembangkan alat peraga, atau media pembelajaran yang sesuai SKKD dalam rangka implementasi PTK. d) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang

sesuai dengan kondisi pembelajaran.

e) Mengembangkan lembar kerja siswa (LKS).

f) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

g) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar.

2) Tindakan. Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.

(32)

13

4) Refleksi. Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus Kedua

1) Rencana. Berdasarkan hasil refleksi hasil siklus pertama, guru sebagai peneliti membuat perencanaan pelaksanaan RPP sesuai dengan SKKD dalam daftar isi (SI).

2) Tindakan. Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil siklus pertama.

3) Observasi. Peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. 4) Refleksi. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan

siklus kedua. 4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpualan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode:

a. Tes

(33)

14

Tes ini dilaksanakan karena peneliti ingin mendapatkan data berupa angka yang riil melalui hasil nilai pre test I, post test I,pre

test II, dan post test II.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Haryono, 2015:63).

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru dalam mengelola kelas serta pembelajaran yang menggunakan penerapan metode pembelajaran snowball throwing.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, surat kabar, majalah, buku-buku, transkrip, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:206).

(34)

15 5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa pengumpulan data-data yang sangat mendukung untuk menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini, yaitu:

a. Silabus, yaitu rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar pada mata pelajaran dan jenjang sekolah tertentu untuk menyajikan kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

c. Soal Pra Siklus, Pre Test, dan Post Test, yaitu tes tertulis yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang akurat berupa nilai untuk mencapai target indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti. Soal pra siklus digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya penelitian ini dilakukan. Soal pre test digunakan ketika pembelajaran tentang materi tersebut belum disampaikan atau sebelum melakukan metode tersebut dilakukan. Sedangkan post test digunakan di akhir pembelajaran guna mencari data untuk mengetahui keberhasilan menggunakan metode snowball throwing

(35)

16

d. Lembar Observasi atau Lembar Pengamatan, yaitu lembar untuk mengamati siswa dan guru selama pembelajaran Akidah Akhlak materi Aliran dan tokoh ilmu kalam berlangsung dengan menggunakan metode snowball throwing.

6. Analisis Data

Demi mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran atau prestasi siswa, maka dilakukan dengan cara memberikan soal-soal berupa soal pre test di awal sebelum pembelajaran dilakukan dan post

test di akhir pembelajaran sebagai hasil untuk tolak ukur keberhasilan

pembelajaran. Analisis data ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu:

a. Dengan menilai ulangan tes formatif, yaitu dilakukan dengan menggunakan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa. Selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut (Darwyan, dkk. 2010:33):

Ʃx M = N

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

(36)

17

b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut (Djamarah, 2000:226):

f

P = x 100% N

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi (Jumlah siswa di atas KKM) N = Jumlah seluruh siswa

G. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal

Pada bagian awal ini berisi tentang halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.

2. Bagian Inti

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini mencakup tentang latar belakang masalah, rumusan maslah, tujuan penelitian, hipotesis penilaian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematik penulisan.

BAB II Landasan Teori, dalam bab ini membahas tentang peningkatan hasil belajar akidah akhlak materi aliran dan tokoh ilmu kalam, metode snowball throwing, dan hubungan metode belajar

(37)

18

BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini berisi tentang pelaksnaan penelitian yang mencakup gambaran umum MA Al-Bidayah Candi, deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi tentang deskripsi pra siklus, siklus I, siklus II (data hasil penelitian, refleksi), dan pembahasan dari penelitian.

BAB V Penutup, dalam bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran, yang berupa: surat permohonan izin melakukan penelitian, surat keterangan melakukan penelitian, lembar konsultasi, RPP siklus I dan II, hasil pengamatan siswa dan guru siklus I dan II, sampel pre test

dan post test, sampel kertas metode snowball throwing, dokumentasi,

(38)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam 1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (KBBI, 2007:391). Adapun belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sedangkan belajar menurut R. Gagne mengatakan bahwa belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Susanto, 2013:1). Kemudian syah mendefinisikan, belajar berarti suatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Sriyanti, 2009:17).

Menurut Snelbeker bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman (Rusmono, 2012:8).

(39)

20

adalah suatu usaha yang melibatkan suatu proses untuk mengoptimalkan kemampuan daya pikir (kognitif) untuk merubah tingkah laku dan menambah pengalaman yang merupakan hasil evaluasi diri dari akibat berinteraksi dengan lingkungan.

Dari elaborasi di atas, maka dapat diberi sedikit penjelasan suatu proses belajar tentang hal-hal pokok yang ada dalam definisi belajar menurut Sumadi Suryabrata (Sriyanti, 2011:18) adalah:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang aktual maupun yang potensial.

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatrkan kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja.

Demi mendapatkan hasil belajar telah tercapai sesuai tujuan yang diharapkan atau belum maka dapat diketahui dengan cara mengevaluasi. Seperti yang dijelaskan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa (Susanto, 2013:5).

(40)

21

tidak, dan sebagai feedback bagi guru untuk mengadakan remidial atau tidak.

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Fungsi dari penilaian hasil belajar (Sudjana, 1990:3) yaitu sebagai: a. Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll.

c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut, dikemukakan kemampuan dan kecakapan beljar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Adapun tujuan dari penilaian hasil belajar (Sudjana, 1990:4) adalah untuk:

a. Mendeskripsikan kecakapan berlajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

(41)

22

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibagi menjadi dua macam (Slameto, 1995:54), yaitu:

a. Faktor Internal (faktor dari dalam) meliputi:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis yang meliputi: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kesiapan, dan kematangan.

3) Faktor kelelahan.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar) meliputi:

1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mnendidik, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang tua, dan suasana rumah.

(42)

23

3) Faktor masyarakat, yang terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

4. Materi Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam a. Latar Belakang Ilmu Kalam

Masalah pertama yang muncul di kalangan umat Islam bukanlah teologi, melainkan persolaan di bidang politik. Fakta sejarah yang menunjukkan bahwa titik awal ini adalah munculnya persolan pertama ini ditandai dengan lahirnya banyak kelompok dari kaum muslimin yang telah terpecah. Kemudian memunculkan kelompok-kelompok dengan berbagai Aliran teologi dan memiliki berbagai pendapat-pendapat yang berbeda-beda.

Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Tholib

ra dan Mu‟awiyah bin Abu Sofyan di Shiffin, Mu‟awiyah terdesak,

(43)

24

yang lebih tua Abu Musa maju terlebih dahulu dan mengumumkan kepada orang yang ada pada waktu itu, dengan putusan menjatuhkan kedua pemuka kelompok tersebut. Berlainan dengan

Amr bin „Ash mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali bin

Abi Tholib ra, tetapi tidak penjatuhan mu‟awiyah. Bagaimanapun

peristiwa ini merugikan Ali bin Abi Tholib ra dan menguntungkan

Mu‟awiyah sebagai khalifah yang ilegal.

Terhadap sikap Ali bin Abi Tholib ra yang mau mengadakan arbitrase menyebabkan pengikut Ali bin Abi Tholib ra terbelah menjadi dua yakni golongan yang menerima arbitrase dan golongan yang sejak semula menolak arbitrase, yang menolak berpendapat bahwa hal itu tidak dapat diputuskan lewat arbitrase manusia. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Allah dalam Al-Qur‟an, la hukma illā lillāh (tidak ada hukum selain hukum dari Allah) la ḥakama illa Allah (tidak ada pengantara selain Allah). Mereka menyalahkan Ali dan karenanya keluar serta memisahkan diri dari barisan Ali bin Abi Thalib ra (disebut kaum Khawarij).

Kaum khawarij memandang para pihak yang menerima

arbitrase yaitu Ali bin Abi Thalib ra, Mu‟wiyah, Amr bin „Ash dan

(44)

25

mempunyai implikasi politik yang tajam, tetapi juga meningkat kepada persoalan-persoalan teologi, yang melahirkan beberapa aliran teologi (firqah).

b. Aliran dan Tokoh Ilmu Kalam 1) Aliran Khawarij

a) Pengertian

Khawarij secara bahasa diambil dari Bahasa Arab

khawaarij, secara hariah berarti mereka yang keluar. Aliran

Khawarij dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase)

dari kelompok Mu‟awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn

Ash dalam Perang Shiffin (37H/657) dan mereka juga tidak

mendukung barisan Mu‟awiyah ra.

Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam

yang hak dan telah di sepakati para jema‟ah, baik ia keluar

pada masa sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi‟in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij ini berasal

(45)

26

kepada mereka yang keluar dari barisan Ali. (Nata, 1995:29) Kelompok ini juga kadang kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan Mu‟awiyah. (Asmuni, 1996:15)

Kelompok khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan persilisihan dan konfliknya dengan

mu‟awiyah bin abi sofyan, gubernur syam, pada waktu

Perang Siffin.

(46)

27

Menurut aliran Khawarij ini ada empat tokoh yang dilontarkan dengan tuduhan dosa besar atau kafir, yaitu:

Mu‟awiyah, Amru bin Ash, Ali bin AbiThalib, dan Abu

Musa al-Asy‟ari. b) Dasar Ajaran

Kaum Khawarij menganggap bahwa nama itu berasal dari kata dasar kharaja yang terdapat pada QS. An Nisa‟ [4]; 100. yang merujuk pada seseorang yang keluar dari rumahnya untuk hijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya.

c) Doktrin Ajaran

Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah menganggap bahwa kaum muslimin yang berbuat dosa besar adalah kafir.

2) Aliran Murji‟ah a) Pengertian

Kata Murji‟ah berasal dari kata bahasa Arab arja‟a, yarji‟u, yang berarti menunda atau menangguhkan. Aliran ini

disebut Murji‟ah karena dalam prinsipnya mereka menunda

penyelesaian persoalan konlik politik antara Ali bin Abi

Thalib, Mu‟awiyah bin Abi Sufyan dan Khawarij ke hari

(47)

28

yang dianggap kafir diantara ketiga golongan yang tengah bertikai tersebut.

Aliran Murji‟ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir. (Nata, 1995:33)

Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji‟ah yang

barasal dari kata arja-a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.

(48)

29

(1) Adanya perbedaan pendapat antara Syi‟ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat dan menyetujui tahkim dalam perang siffin.

(2) Adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan terjadinya perang jamal.

(3) Adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin Affan.

b) Doktrin Ajaran

Menurut Harun Nasution menyebutkan, bahwa Murji‟ah memiliki empat ajaran pokok, yaitu:

(1) Menunda hukuman atas Ali, Mu‟awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy‟ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak. (2) Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim

yang berdosa besar.

(3) Meletakkan (pentingnya) iman dari amal.

(4) Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat Allah di hari akhir.

c) Sekte

Menurut Harun Nasutuion, aliran ini terbagi menjadi 2,

(49)

30 3) Aliran Syi‟ah

a) Pengertian

Istilah Syi‟ah berasal dari kata bahasa Arab syi`ah. Syi‟ah

menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Syi‟ah adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali artinya “pengikut Ali.

Para pengikut ali yang disebut syi‟ah ini diantaranya

adalah Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir. (Rozak, 2006:89)

Mengenai latar belakang munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama menurut Abu Zahrah, syi‟ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi‟ah benar -benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu‟awiyah yang dikenal dengan Perang Siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap

arbitrase yang diatwarkan Mu‟awiyah, pasukan Ali di

(50)

31 b) Doktrin Ajaran

(1) Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa. (2) Al „Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.

(3) An Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi‟ah meyakini

keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.

(a) Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.

(b) Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad Saw. (c) Nabi Muhammad Saw. suci dari segala aib dan tiada

cacat apa pun.

(d) Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.

(e) Al Qur‟an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad Saw.

(4) Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam

yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.

(5) Al-Ma‟ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan. c) Sekte

Syi‟ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu,

(51)

32 4) Aliran Jabariyah

a) Pengertian

Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada Allah. (Nata, 1995:39) Sedangkan dalam bahasa inggris disebut dengan fatalism atau

predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa

perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada dan

qadar tuhan.

Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan Bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang sangat tidak bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak tuhan. (Nata, 1995:40)

(52)

33

mulanya di pelopori oleh al-Ja‟ad bin Dirham. Namun, dalam perkembangannya. Aliran ini di sebarluaskan oleh Jahm bin Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut juga dengan Jahmiah.

b) Dasar Ajaran

Dasar pemahaman pada aliran jabariyah ini dijelaskan

Al Qur‟an diantaranya: QS. al-Shaffat [37]: 96 dan QS. al

Artinya: “96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

c) Doktrin Ajaran (1) Aliran Ekstrim

Aliran ini dikenal juga dengan nama Jahmiyyah

karena mendasarkan pemikiran kepada tokoh ut amanya yakni, Jahm bin Shofwan. Doktrin ajaran Jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemampuan bebas sebagaimana yang dimiliki oleh paham qodariyah.

(2) Aliran Moderat

(53)

34

moderat yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Menurut aliran jabariyah moderat, Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.

5) Aliran Qadariyah a) Pengertian

Lafadz Qadariyah berakar dari qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau kemampuan. Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Paham qadariyah manusia di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan. (Nata, 1995:122)

Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H (689 M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab ini banyak memiliki

persamaan dengan ajaran Mu‟tazilah sehingga Aliran

Qadariyah ini sering juga disebut dengan aliran Mu‟tazilah,

(54)

35

dan perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan qadar Allah Swt.

Aliran ini merupakan aliran yang mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip ajaran Al-Qur‟an dan hadits sendiri. Al-Qur‟an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qur‟an dan Hadits, bukan sebaliknya. (Zainuddin, 1992:45)

(55)

36 b) Dasar Ajaran

Dalam Al Qur‟an terdapat ayat-ayat yang dijadikan dasar paham qadariyah, seperti QS ar-Ra‟ad [13]:11 yaitu:

selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,

mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah

tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali

tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

c) Doktrin Ajaran

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-pokok ajaran qadariyah sebagai berikut: (1) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan

(56)

37

(2) Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

(3) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar dan melihat dengan zatnya sendiri.

(4) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

6) Aliran Mu‟tazilah a) Pengertian

(57)

38

dengan filsafat barat sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.

Aliran mu‟tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad

permulaan kedua hijrah di kota Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya aliran ini telah muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya Perang Jamal dan Perang Siffin, yang kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.

Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua

Mu‟tazilah diatas tidaklah sama dan tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik, sedangkan yang kedua muncul karena didorong oleh persoalan aqidah. (Asmuni, 1996:114)

b) Doktrin Ajaran

(1) Al Tauhid (keesaan Allah)

(2) Al „Adl (keadlilan tuhan)

(3) Al Wa‟d wa al wa‟id (janji dan ancaman)

(4) Al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)

(58)

39

7) Aliran Ahlu Sunnah Wal Jamaah/Sunni

Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi

Muhammad Saw. dan jamaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama‟ah mengandung arti “penganut Sunnah

(ittikad) nabi dan para sahabat beliau. (Asmuni, 1996:121)

Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat

dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah, Dalam pengertian ini, Mu‟tazilahsebagai mana juga Asy‟ariyah masuk dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah

mazhab yang berada dalambarisan Asy‟ariyah dan merupakan

lawan Mu‟tazilah. (Rozak, 2006:119)

Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy‟ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu‟tazilah. Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al Hasan al Asy‟ari dan Abu Mansur al Maturidi. Oleh sebab itu, maka aliran ini terbagi menjadi dua, yakni:

a) Aliran Asy‟ariyah (1) Pengertian

Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang

dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy. Nama

(59)

40

Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al-Asy‟ari.

Kelompok Asy‟ariyah menisbahkan pada namanya

sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab

Asy‟ariyah.

(2) Doktrin Ajaran (a) Sifat-sifat Tuhan

Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di

sebut di dalam Al Qur‟an, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, qadim, dan berdiri di atas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.

(b) Al Qur‟an

Menurutnya, Al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan dan sudah ada dari dulu kala dan juga bukan perkataan dari Allah Swt.

(c) Melihat Tuhan

Menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.

(d) Perbuatan Manusia

(60)

41 (e) Keadlian Tuhan

Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab Tuhan Maha Kuasa atas segalanya.

(f) Muslim yang berbuat dosa.

Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.

b) Aliran Maturidiyah (1) Pengertian

Maturidiyah adalah akiran pemikiran kalam yang berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal

yang tidak bertentangan dengan syara‟. Sebaliknya jika

hal itu bertentangan dengan syara‟, maka akal harus

tunduk kepada keputusan syara‟.

(2) Doktrin Ajaran (a) Akal dan Wahyu

(61)

42 (b) Perbuatan Manusia

Perbuatan manusia adalah ciptaan Allah, karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-Nya. (c) Kekuasaan dan Kehendak

Mutlak Tuhan Allah memiliki kehendak dalam sesuatu yang baik atau buruk.

(d) Sifat Tuhan

Sifat-sifat Allah itu mulzamah (ada bersama) dzat tanpa terpisah (innaha lam takun ain adz-dzat wa la

hiya ghairuhu). Sifat tidak berwujud tersendiri dari

dzat, sehingga berbilangnya sifat tidak akan membawa kepada bilangannya Dzat Allah.

(e) Menurut Al Maturidi, manusia dapat melihat Tuhan, sebagaimana irman Allah QS. Al Qiyamah: 22-23:

(62)

43

sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan suara adalah baru (hadis). Kalam nafsi tidak dapat kita ketahui hakikatnya dari bagaimana Allah bersifat dengannya, kecuali dengan suatu perantara.

Maturidiyah menerima pendapat Mu‟tazilah

mengenai Al-Qur‟an sebagai makhluk Allah, tapi Al-Maturidi lebih suka menyebutnya hadis sebagai pengganti makhluk untuk sebutan Al-Qur‟an.

(g) Perbuatan Tuhan

Semua yang terjadi atas kehendak-Nya, dan tidak ada yang memaksa atau membatasi kehendak Tuhan, kecuali karena ada hikmah dan keadilan yang ditentukan oleh kehendak-Nya sendiri. Setiap perbuatan-Nya yang bersifat mencipta atau kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah dan keadilan yang dikehendaki-Nya.

(h) Pengutusan Rasul

(63)

44 (i) Pelaku Dosa Besar

Al Maturidi berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. Hal ini karena Tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.

(j) Iman

Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq

bi al qalb, bukan semata iqrar bi al-lisan. Ayat yang "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum

beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk',

karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan

jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia

(64)

45

amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang."

(3) Madzhab Aliran Maturidiyah (a) Golongan Samarkand.

Golongan ini dalah pengikut Al Maturidi sendiri,

golongan ini cenderung ke arah paham mu‟tazilah.

Samarkhan ini sekarang termasuk wilayah Uzbekistan tepatnya di provinsi samarqand.

(b) Golongan Buhara

Golongan Maturidiyah Bukhara adalah pengikut-pengikut Al Bazdawi dalam aliran Al-Maturidiyah, yang mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat-pendapat Al Asy‟ary.

B. Metode Snowball Throwing

1. Metode

(65)

46

Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan (Suprayekti, 2003:13).

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode adalah sebuah cara dari seorang guru untuk menyampaikan materi peklajaran kepada siswa bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

2. Metode Snowball Throwing

a. Pengertian

Snowball Throwing (ST) atau yang juga sering dikenal dengan

snowball fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama

kali dari game fisik di mana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran,

snowball throwing diterapkan dengan melempar segumpalan kertas

untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru (Huda, 2014:226).

(66)

47

atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks (Kurniasih dan Sani, 2016:77).

b. Langkah-langkah

Langkah-langkah dari pembelajaran snowball throwing

(Suprijono, 2009:128) adalah:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh keh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke yang lain selama ± 15 menit.

(67)

48 8) Penutup.

c. Kelebihan dari Metode Snowball Throwing

Kelebihan dari metode ini adalah (Kurniasih dan Sani, 2016:78): 1) Melatih kesiapan siswa.

2) Saling memberikan pengetahuan.

d. Kekurangan dari Metode Snowball Throwing

Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah (Huda, 2014:228): 1) Pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya

berkisar pada apa yang telah diketahui siswa.

2) Sering kali, berpotensi mengacaukan suasana daripada mengefektifkannya.

C. Hubungan Metode Snowball Throwing dengan Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan oleh usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar harus memiliki evaluasi untuk meningkatkan kualitas peserta didik, baik prestasi yang diraih atau memperbaiki hasil belajar dari peserta didik. Adapun tujuan lain dengan harus adanya evaluasi proses pembelajaran adalah menentukan hasil berupa angka sebagai penentu untuk naik kelas atau tidak, dan sebagai

feedback bagi guru untuk mengadakan remidial atau tidak.

(68)

49

KKM yaitu ddengan rata-rata kelas 72,4 dengan persentas ketuntasan kelas yaitu hanya 42,8% atau 15 siswa dari 35 siswa yang mengalami ketuntasan belajar, sehingga membuat guru belum merasa puas dalam pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, materi tersebut dianggap materi paling sulit bagi siswa. Benar saja jika materi tersebut merupakan materi sulit, karena di bangku perkuliahan khususnya di jurusan Pendidikan Agama Islam materi tersebut berbobot 2 SKS. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan sebuah metode snowball throwing yang memusatkan kepada keaktifan siswa untuk memancing sebuah pertanyaan yang dituliskan dalam sebuah kertas yang diberikan oleh guru.

Snowball throwing merupakan metode kooperatif yang pada

(69)

50

guru, setelah membuat satu pertanyaan di selembar kertas tersebut semua murid membentuk kertas terebut seperti bola, jika sudah dibuat seperti bola, kemudian dilemparkan kepada teman lainnya boleh antar kelompok atau bahkan lain kelompok. Siswa yang mendapatkan kertas tersebut, siswa diharuskan menjawab pertanyaannya.

Metode snowball throwing bisa dijadikan sebagai permainan dalam proses KBM, sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan tidak merasa jenuh untuk menerima materi pembelajaran. Metode seperti ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan dapat membantu kesulitan siswa dalam mempelajari khususnya mata pelajaran akidah akhlak materi aliran dan tokoh ilmu kalam, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Meskipun memiliki kelebihan tersebut, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu materi tidak terlalu luas karena hanya mencakup sepengetahuan siswa yang berssumber dari materi yang diberikan oleh guru.

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

(70)

51

Kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimum ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orangtuanya, kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik (Depdiknas, 2008:52).

2. Macam-macam KKM

Untuk menenetukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):

T

(71)

52 Di mana KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika

proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241).

Berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda (Trianto, 2010:241). Oleh karena itu macam-macam KKM dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a. KKM Individual

(72)

53

Menentukan KKM Individual dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung, serta di musyawarahkan guru MGMP. Di sekolah MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang menentukan KKM Individualnya yaitu 75.

b. KKM Nasional di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yaitu 75.

c. KKM Kelasikal di MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang adalah 85%.

3. Prosedur Penetapan KKM

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut (Jamal, 2010:197):

a. Ketuntasan belajar setiap indikator adalah 0-100%, dengan batas ideal minimum 75%.

(73)

54

c. Sekolahan dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM di bawah ini (Jamal, 2010:197-198):

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. b. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.

c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100.

d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100.

e. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar maksimal.

f. Nilai KKM harus dicantumkan dalam LHBS.

Contoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ketetapan (Jamal, 2010:199):

a. Kompleksitas : - Tinggi = 1 - Sedang = 2 - Rendah = 3 b. Daya dukung : - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah =1 c. Intake : - Tinggi = 3

(74)

55 - Rendah = 1

Jika indikator memiliki kompleksitas rendah, daya dukung tinggi, dan intake siswa sedang nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria maka: a. Kompleksitas: - Tinggi = 50-64

- Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100 b. Daya dukung: - Tinggi = 81-100

- Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64 c. Intake : - Tinggi = 81=100

- Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64

(75)

56 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MA Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan 1. Profil Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Bidayah Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Tepatnya yaitu di Jalan Pangeran Diponegoro KM 4 Candi Bandungan. Madrasah Aliyah ini merupakan salah satu-satunya madrasah unggulan di Desa Candi. Yayasan Pendidikan Islam Al-Bidayah ini memiliki status madrasah swasta.

MA Al-Bidayah Desa Candi ini berdiri di atas tanah yang luasnya 1791 m² yang didirikan pada tahun 1984. Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki sertifikat akte yang sah. Status MA Al-Bidayah Candi ini sudah mendapatkan Akreditasi B dari Kementrian Agama sejak tanggal 11 November 2009 dengan Nomor Sekolah Madrasah: 13123322007.

Madrasah ini memiliki visi, misi, dan tujuan yaitu: a. Visi

Visi dari MA Al-Bidayah Candi adalah: “Terciptanya anak didik yang berkualitas dalam iman, ilmu, dan memiliki keterampilan serta berakhlak mulia, dengan melaksanakan syari‟at Islam ala ahli

(76)

57 b. Misi

Misi dari MA Al-Bidayah Candi adalah: “Mempersiapkan dan membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan tekhnologi dan seni agar menjadi manusia muslim, mandiri, ulet, gigih, berkarir dan berakhlak mulia sehingga mampu melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi atau bekerja secara professional dan berorientasi pada kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.”

c. Tujuan

Tujuan dari MA Al-Bidayah Candi adalah:

1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan dalam berfikir dan bertindak.

2) Menumbuhkan dan mengembangkan semangat keunggulan dalam bidang ilmu tekhnologi dan seni.

3) Membekali anak didik berupa iman, ilmu dan ketrampilan agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat.

4) Menyiapkan tunas-tunas muda bangsa yang disiplin, sehat jasmani dan rohani serta berbudi pekerti luhur.

2. Fasilitas, Sarana, dan Prasarana

(77)

58

Tabel 3.1 Fasilitas, Sarana dan Prasarana MA Al-Bidayah Candi Sumber: Administrasi Madrasah

No. Jenis Ruangan Jumlah

Ruangan Luas

1. Ruang Kelas 9 315 m²

2. Ruang Labolaturium 1 15 m²

3. Ruang Perpustakaan 1 12 m²

4. Ruang UKS 1 3 m²

5. Ruang Kepala Madrasah 1 15 m²

6. Ruang Guru 1 15 m²

7. Masjid 1 120 m²

8. Kamar Kecil Siswa 5 18 m²

9. Kamar Kecil Guru 2 12 m²

10. Asrama - -

11. Ruang OSIS 1 6 m²

12. Sanggar Pramuka 1 6 m²

13. Ruang TU 1 12 m²

14. Ruang BK 1 4 m²

15. Toko Koperasi 1 12 m²

3. Data Tenaga Pendidik dan Karyawan a. Data Guru

(78)

59

Tabel 3.2 Guru di Ma Al-Bidayah Candi Sumber: Administrasi Madrasah

No. Nama/NIP Jabatan

1. Drs. Edi Winarto, S.Pd. Kepala Madrasah 2. Dra. Retno Sri Sayekti Guru/Wk. Kurikulum 3. Anshori, S.Pd.I. Guru/Ka. Perpustakaan 4. Dra. Siti Maesaroh

19681127199403 2 005

Guru/Bendahara

5. Mustofa, S.Pd.I. Guru/Wk. Sapras 6. Hening Titi Wijaya, S.Pd. Guru/ Wk. Kesiswaan 7. Dra. Eni Nurmala Guru/Wk. Humas 8. Dra. Budi Gendriyani Guru

9. Akhmad Syaefudin,S.Pd.I. Guru 10. Pujiati, S.Si. Guru 11. Efendi Fitriyawan, S.Pd. Guru 12. Mazulfah, M.Par., M.Pd. Guru 13. Ir. M. Fauzan Guru

14. Afriyah Guru

15. Asrofiyatun Ainiyah Ka. TU

b. Data Karyawan

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2015:42)
Tabel 3.1 Fasilitas, Sarana dan Prasarana MA Al-Bidayah Candi
Tabel 3.2 Guru di Ma Al-Bidayah Candi
Tabel 3.3 Karyawan di Ma Al-Bidayah Candi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut untuk menguji secara empiris pengaruh suasana layanan dengan melakukan pengembangan interaksi antar pelanggan untuk menciptakan kepuasan

Aktiviti pekerjaan yang dilakukan adalah bagi memenuhi keperluan manusia pengguna kerana ia adalah sebagai wasilah manusia untuk memakmurkan bumi dan jalan untuk memperolehi

Objek dalam penelitian “Analisis Efektifitas Pajak Hotel, Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Efektifitas Pendapatan Asli Daerah” ini adalah Dinas

Faktor lingkungan tersebut antara lain suhu, kelembaban ruangan, cahaya, dan sirkulasi udara.Jamur tiram putih dapat tumbuh pada bagian tumbuhan yang mati.Suhu

distress, karakteristik dari komite audit dalam setiap perusahaan pun menjadi hal yang penting dalam hal menjauhkan perusahaan dari financial distress3. Untuk menciptakan

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah

static boolean addUser(String username, String password) throws Exception { return userDirectory.add(username, password);. static String getPassword(String username) {

There are two problems, which become the basis of the writing, namely the description of Julien Sorel, the main character of Stendhal's The Red and The Black and Julien's