• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA TANGAN (HAND PUPPET) DAN GAMBAR BINATANG PADA SISWA KELAS IISDN RAPAH 03 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA TANGAN (HAND PUPPET) DAN GAMBAR BINATANG PADA SISWA KELAS IISDN RAPAH 03 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA

TANGAN (HAND PUPPET) DAN GAMBAR BINATANG

PADA SISWA KELAS IISDN RAPAH 03

KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN

2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WACHIDDATUL SOFIYAH

NIM: 115-14-042

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA BONEKA

TANGAN (HAND PUPPET) DAN GAMBAR BINATANG

PADA SISWA KELAS IISDN RAPAH 03

KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN

2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WACHIDDATUL SOFIYAH

NIM: 115-14-042

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

“Siapa pun akan berhasil selagi ia ingin berusaha, mencoba, dan berdoa”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua, Bapak Sugimin dan Ibu Latiyah sebagai wujud baktiku

kepadanya, yang senantiasa mencintai dan menyayangiku, yang telah

bersusah payah membesarkanku, mendoakanku dan membiayai semua

kebutuhanku.

2. Kakek tersayang Mbah Tarman dan Nenek tercinta Mbah Jasmirah yang

memberi semangat dan memberi keceriaan dalam hidupku, serta Keluarga

dan saudara-saudara yang telah mendukung dan memberikan semangat.

3. Bapak Ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga

sarjana.

4. Ibu Murtiah yang telah menyediakan tempat berteduh dari awal kuliah

semester 4 hingga akhir kuliah.

5. Teman-teman ko sputri Ibu Murtiah yang selalu membantu dan

memberikan semangat hingga skripsiku selesai.

6. Sahabat-sahabatku tercinta Siti Nurhamidah, Ayu Agustina, Ambar

Setianingsih, Nurul Asfiyah, Ima Faridhotul Ilmiah, Khasanah Lestari,

Isnayni Marisya Amin serta teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu, yang telah berjuang bersama dari awal masuk kuliah sampai

(7)

vii

7. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi

8. Teman-teman PPL dan KKN yang telah memberikan semangat,

pengalaman dan ilmu serta waktu kebersamaan yang selalu akan

dirindukan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allsh SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik bagi umatnya. Semoga kita termasuk sebagai golongan umat Beliau yang mendapat syafaat di hariakhir.

Alhamdulillah, skripsi yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Boneka Tangan (Hand Puppet) dan Gambar Binatang Pada Siswa Kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2018 ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu.

Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan koreksi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan.

(9)

ix

6. Bapak Sumardi,S.Pd,M.M. selaku Kepala Sekolah dan Guru kelas II yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk melakukan penelitin di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

7. Dosen Pembimbingku, Ibu Urifatun Anis, M.Pd.I yang selalu sabar membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Ibu guru SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang membantu terselesainya skripsi ini.

9. Siswa siswi kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru KabupatenSemarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

10.Teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang dari awal masuk kuliah sampai semester akhir ini.

11.Teman-teman tercinta Konsentrasi Bahasa, PPL, KKN, dan semuanya yang peneliti tidak bias sebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan kebersamaannya yang akan selalu peneliti rindukan.

Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amalhasanah, dan mendapat ridlo dari Allah SWT. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna, bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Salatiga, 7 Juli 2018 Peneliti

(10)

x ABSTRAK

Sofiyah, Wachiddatul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Boneka Tangan (Hand Puppet) dan Gambar Binatang pada siswa Kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2018. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.

Kata Kunci:Menyimak Dongeng, Boneka Tangan (Hand Puppet) dan Gambar Binatang

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media boneka tangan (hand puppet) dan gambar binatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah media boneka tangan (hand puppet) dan gambar binatang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng pada siswa kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2018?.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2018. Dengan jumlah siswa 23 yang terdiri dari 11 laki-laki dan 12 perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media boneka tangan (hand puppet) dan gambar binatang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2018. Dapat dilihat dari hasil belajar pada Pra siklus terdapat 9 siswa yang tuntas dengan persentase 39,13%, pada siklus I sebanyak 11 siswa yang tuntas dengan persentase 47,82%, dan siklus II sebanyak 21 siswa yang tuntas dengan persentase 91,30%. PTK ini dinyatakan berhasil karena ketuntasan belajar siswa

(11)

xi

Motto Dan Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... ix A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan ... 9

F. Metode Penelitian ... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Subjek Penelitian ... 13

3. Langkah-langkaah penelitian ... 13

4. Instrumen Penelitian ... 15

5. Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 17

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

(12)

xii

A. Kajian Teori ... 19

1. Peningkatan Hasil Nelajar ... 19

2. Macam-Macam Hasl Belajar ... 22

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 25

5. Kemampuan Menyimak ... 29

6. Dongeng ... 37

7. Media Boneka Tangan... 42

8. Definisi Gambar ... 48

B. Kajian Pustaka ... 51

BAB III LANDASAN PENELITIAN A. Deskripsi Pra Siklus ... 59

B. Deskripsi Siklus I ... 59

C. Deskripsi Siklus II ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

1. Deskripsi Pra Siklus ... 69

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Daftar Guru dan Staf SDN Rapah 03... 56

Tabel 3.2 Kondisi Siswa SDN Rapah 03 Tahun ajaran 2017/2018 ... 57

Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas II SDN Rapah 03 ... 57

Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ... 69

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.5. Nilai Siswa Pada Siklus II ... 76

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 80

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 PelaksanaanSiklus PTK... 13

Gambar 4.2 Diagram BatangKetuntasanNilaiSiswaPraSiklus ... 71

Gambar 4.4 Diagram BatangKetuntasanNilaiSiswaSiklus I ... 74

Gambar 4.6 Diagram KetuntasanNilaiSiswaSiklus II ... 78

Gambar 4.7 Diagram Pie PembuktianKetuntasanNilaiSiswaSiklus II ... 78

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RiwayatHidupPenulis ... 87

Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa ... 88

Lampiran 3. SuratTugasPembimbingSkripsi ... 93

Lampiran 4. LembarKonsultasiSkripsi ... 94

Lampiran 5. SuratIzinPenelitian... 96

Lampiran 6. IdentitasKolaborator ... 97

Lampiran 7. NilaiUlanganHarian (PraSiklus) ... 98

Lampiran 8. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Siklus I ... 99

Lampiran 9. SoalEvaluasiSiklus I ... 107

Lampiran 10. Lembar Jawab Siswa Nilai Tertinggi Siklus I ... 109

Lampiran 11. Lembar Jawab Siswa Nilai Terendah Siklus I ... 111

Lampiran 12. Lembar Observasi Guru Siklus I ... 113

Lampiran 13. Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 116

Lampiran 14. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Siklus II ... 117

Lampiran 15. SoalEvaluasiSiklus II ... 125

Lampiran 16. Lembar Jawab Siswa Nilai Tertinggi Siklus II ... 127

Lampiran 17. Lembar Jawab Siswa Nilai Terendah Siklus II ... 128

Lampiran 18. Lembar Observasi Guru Siklus II ... 130

Lampiran 19. Lembar Observasi Siswa Siklus II... 133

Lampiran 20. DokumentasiKegiatan Proses BelajarMengajar ... 134

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menurut orang awam adalah untuk mengajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih sifat, menekuni penelitian, melatih anak bernyanyi dan lain-lain. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individu maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan SDM, tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi proses pembelajaran didalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidik.

(17)

2

dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar lalu menulis, menyebabkan semua isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.

Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa terbiasa mengingat dan menimbun informasi, tanpa berusaha untuk menghubungkan yang diingat itu dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya siswa harus pintar secara teoritis tetapi lemah dalam aplikasi. Di dalam pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Sehingga peran seorang guru sangatlah penting untuk dapat menanamkan kebiasaan baik bagi siswanya. Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar ini adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia. Dalam pengajaran Bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, keterampilan ini adalah mendengarkan, bebicara, membaca dan menulis. Dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(18)

3

kegiatan menyimak, kita dapat mengetahui beberapa informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. (Tarigan, 2008:31) mengutarakan meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula dapat membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Kegiatan menyimak dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk mendapatkan pengetahuan dari hasil yang didengar dan sebagai sarana keterampilan berkomunikasi untuk mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain dengan lancar dan cepat.

Bahasa Indonesia adalah sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.

Guru memiliki peran penting dalam berjalannya proses belajar mengajar salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang, Nomor 20 tahun 2003, guru merupakan tenaga profesional yang brtugas merencanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Iskandar wassid & Dadang, 2015: 152).

Pembelajaran Bahasa Indonesia dianggap penting untuk diajarkan disekolah BSNP (2006) Bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

(19)

4

adalah keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Keterampilan mendengarkan atau menyimak penting untuk dikuasai oleh siswa, karena dengan mendengarkan itu siswa bisa mengetahui apa yang dimaksudkan atau dijelaskan, siswa akan mudah melaksanakan atau melakukan sesuatu kegiatan ketika mereka telah paham dengan apa yang mereka ketahui dan ketika sudah menyimak dengan baik mereka menjadi paham dan fokus memperhatikan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia mulanya menjadi pelajaran yang digemari oleh siswa. Dikarenakan sehri-hari menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan, dan proses belajar mengajar di dalam kelas. Namun ketika pembelajaran Bahasa Indonesia dikemas dengan cara yang kurang menarik, maka siswa sering mengalami kendala dalam menangkap pelajaran.

Adapun kendala atau permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas meliputi dua aspek, yaitu aspek dari guru dan juga aspek dari siswa pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa yang awalnya antusias memperhatikan pelajaran menjadi kurang semangat mengikuti pelajaran di kelas.

(20)

5

Dari hasil observasi kegiatan mendengar ini masih dipandang sebagai suatu kegiatan yang sangat membosankan dan sulit diterapkan di dalam kelas, karena disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu:

1. Siswa kurang memperhatikan dari guru saat pelajaran

2. Siswa banyak yang bermain sendiri di dalam kelas, siswa jalan-jalan di dalam kelas, dan cerita sendiri dengan temannya tanpa mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3. Kurangnya semangat siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia

4. Siswa belum bisa membaca dengan lancar 5. Kurang mengetahui isi materi yang disampaikan.

Oleh karena itu perlu dicari metode, media atau alat peragayang yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk mendengar atau menyimak dengan baik.

Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan menggunakan media yang di dalamnya siswa dengan guru dapat berinteraksi dengan baik. Media yang digunakan juga harus efektif, efisien, dan menyenangkan, yaitu dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan penerapannya menggunakan tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan semakin kecil.

(21)

6

puppet)dan gambar. Karena media boneka tangan akan menarik minat belajar siswa dengan pembelajaran dibantu metode yang mendukung akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi, juga mempermudah siswa untuk memahami isi materi. Sedangkan media gambar adalah reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuai yang akan dijelaskan dengan lebih kongkrit dan realistis. Melalui media boneka tangan dan gambar dapat menarik perhatian dan pengembangan pengetahuan siswa.

Hal ini bertujuan untuk melatih siswa untuk mendengarkan, menyimak, dan fokus pada apa yang disampaikan guru menggunakan media boneka tangan. Agar dapat memberikan jawaban atau tanggapan ketika guru meminta memberikan pendapat atau komentar yang diajukan. Penerapan boneka tangan dalam penelitia ini untuk membantu guru dalam pembelaharan dikelas.

Guru kelas menganggap keterampilan menyimak dianggap membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita, sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh guru, dan akibatnya hasil belajar yang di capai rendah.

(22)

7

proses pembelajaran pembelajaran, salah satunya dengan penggunaan media yang bervariasi.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus tepat dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah disampaikan di atas, maka penulis untuk melakukan penelitian di SDN Rapah 03 Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang dengan mengangkat judul “Peningkatan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Boneka Tangan (Hand Puppet) Dan Gambar Binatang Pada Siswa Kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media boneka tangan dan gambar binatang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng pada siswa kelas II SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

C. Tujuan Penelitian

(23)

8 D. Kegunaan Penelitian

Berdsarkan uraian di atas, penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan mutu kualitas hasil pembelajaran. Dengan menggunaan media boneka tangan, hasil belajar siswa, khususnya keterampilan menyimak dongeng dapat ditingkatkan. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagain pertimbangan untuk memotifasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu juga memberikan pengetahuan terhadap sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. b. Bagi Guru

(24)

9

dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas mengajar guru serta disajikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan.

c. Bagi Siswa

Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama penguasaan media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi peserta didik, menumbuhkan minat belajar peserta didik serta dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran keterampilan menyimak, khususnya dongeng pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan didalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka didalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini (Amiruddin, 2012: 15).

1. Hipotesis Tindakan

(25)

10 2. Indikator Keberhasilan

Setiap mata pelajaran di SD memiliki standar ketuntasan yang berbeda-beda. SD yang digunakan peneliti yaitu SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang telah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. KKM ini akan di gunakan peneliti sebagai barometer keberhasilan belajar siswa kelas II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penerapan media bonekah tangan dapat dikatakan berhasil jika indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan oleh penulis antara lain:

1. Siswa tertarik dengan media yang digunakan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi fokus mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng.

3. Siswa memperoleh nilai di atas ketuntasan klasikal yaitu≥85% pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(26)

11 F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Menurut (Wiriaatmadja, 2008:13) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara singkat adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut (Hopkins, 1993: 44) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah perbaikan dan perbuatan.

Menurut Arikunto(2003:3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Menurut Nyoman Dantes, (2012: 133) Penelitian Tindakan Kelas adalah sustu penelitian tentang praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu sendiri (an inquiry on practice from within).

(27)

12

dilaksanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan. Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yaitu tahapan-tahapannya antara lain perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 1.1 pelaksanaan Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2006:16)

(28)

13

untuk mengatasinya. Memperbaiki pola pembelajaran secara terus menerus. Siklus demi siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang di capai.

2. Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas II SDN Rapah 03Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dalam peningkatan kemampuan menyimak. Populasinya adalah siswa kelas II karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa maka subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas II SDN Rapah 03 Tahun Ajaran 2017/2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2006:20) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas 4 tahapan penting meliputi plannig (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas bersama guru kelas. Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

(29)

14

2) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran;

3) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi menyimak dongeng;

4) Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan materi yang telah disampaikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan.Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

c. Observasi

(30)

15

dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik yang dikenai tindakan.

d. Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan.Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.

4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode. Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga, Soal/tes evaluasi pembelajaran, buku daftar nilai dan evaluasi.

5. Pengumpulan Data

(31)

16 a. Wawancara

Menurut Budiamin dan Setiawati (2009), Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan lisan yang dijawab secara lisan pula.

b. Tes

MenurutArikunta (2006: 158) tes yaitu serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi, bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menyimakdongeng dalam suatu cerita.

c. Dokumentasi

(32)

17 6. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sederhana dalam penghitungan prestasi belajar siswa.Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam materi peningkatan kemampuan menyimak.Skala nilai yang digunakan adalah skala seratus.Nilai maksimal dapat diperoleh siswa adalah 100.

a. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

N = Jumlah siswa keseluruhan (Djamurah, 2006: 225-226).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut ini:

(33)

18

BAB II Kajian Pustaka,membahas tentang definisi menyimak, tujuan menyimak, jenis-jenis menyimak, definisi dongeng jenis-jenis dongeng, ciri-ciri dongeng, membahas tentang definisi media, peran media, tujuan media, definisi boneka tangan dan gambar, ,langkah-langkah penggunaan media boneka tangan, kelebihan dan kekurangan media boneka tangan, pembelajaran Bahasa Indonesia, terdiri dari ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia, manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia.

BAB III Bab ini penulis sajikan diskripsi pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi pelaksanaan siklus dua.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta berisi pembahasan.

(34)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Teori

1. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatana dalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan (Poerwadarminta, 2006:1281).

Peningkatan merupakan suatu perubahan keadaan menjadi lebih baik.Upaya peningkatan merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka membuat perubahan kearah yang lebih baik. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2003:3).

Menurut Sumadayo (2013: 98) peningkatan adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran yang menekankan padaproses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif.

Menurut Yusuf Syamsu dalam Susanto (2011:19), Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progesif dan kesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun pisikis (rohaniah).

(35)

20

Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:9) Belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Belajar adalah suatu proses yang diaahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui pengalaman. Belajar merupkan proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari (Suprihatiningrum, 2017: 14).

Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2015: 5) belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan perubahan ini terjadi secara menyeluruh menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Budiningsih dalam Suprihatiningrum (2017: 15) belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Menurut R. Gagne dalam Ahmad Susanto (2013:1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

(36)

21

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.Menurut Anggun Zuhaida (2016: 122) hasil blajar adalah suatu kemampuan yang berupaketerampilan dan perilaku yang diperoleh.Menurut Asep (2013:141) hasil belajar merupakan pencapaian yang berbentuk pencapaian perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, psikomotorik dan proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Ayat Al‟Quran tentang keutaman belajar:

Artinya:”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahui (Surah Al-alaq 1-5).

(37)

22

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2013:5) bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

2. Macam-macam Hasil Belajar

(38)

23 a. Pemahaman Konsep

Menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan dipelajari. Pemahaman ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang di lihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

b. Keterampilan proses

MenurutUsman dan Setiawatidalam Susanto (2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya.

(39)

24

digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar dalam Susanto (2013: 10) sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup aspek respon fisik.Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak.Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar (Ahmad Susanto, 2013: 12-14).

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi blajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor eksternal

(40)

25

kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Hakikat Bahasa Indonesia

Menurut Profesor Anderson dalam Tarigan (1986: 9) Bahasa adalah suatu sistem.Suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar.Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatua lainnya.Menurut M. Douglas Brown dalam Tarigan (1986: 9) Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka (simbol-simbol) yang dipergunakan sebagai komunikasi.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, pasal 36 dan penjelasannya, dinyatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa negara, dan bahasa daerah yang dipakai sebagai alat perhubungan dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya, dipelihara juga oleh negara sebagai bagian kebudayaan nasional yang hidup.

(41)

26

seluruh warga Indonesia yang cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).Sehingga dengan bahasa Indonesia, spirit nasionalisme dari seluruh warga Indonesia senantiasa terjaga.

Bahasa Indoesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Main Sufanti, 2010: 11-12).

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa pergaulan dan persatuan dalam masyarakat, bahasa merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan di berbagai lembaga pendidikan.

b. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

(42)

27

c. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1) Sebagai Media Berkomunikasi

Seseorang dari pengguna bahasa Ibu (daerah) yang satu dapat berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi dengan pengguna bahasa ibu lainnya, misalnya: orang Jawa dengan orang Bali, orang Kalimantan dengan orang Sulawesi, orang Sumatera dengan orang Ambon. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan bahasa ibu yang berbeda-beda. 2) Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis, seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin mendapat ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut akan mudah mendapat informasi (berita) di media massa atau media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

3) Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

(43)

28

Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa baku dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

4) Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah tersebut melalui kerja editing-nya.

5) Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan spirit nasionalisme dan persatuan bangsa.Dengan demikian, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.Di samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.Bahasa yang menceritakan kepribadian dan kebudayaan Negara Indonesia di mata dunia Internasional (Achmad, 2015: 19-20).

d. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

(44)

29

2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa;

3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat;

4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya;

5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus budi pekerti;

6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat;

7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi (Achmad, 2015: 20-21).

5. Kemampuan Menyimak

a. Definisi Menyimak

(45)

30

sungguh-sungguh.Sedang menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan ataudibicarakan orang (Djago Tarigan, 2003: 2.5).

Menurut Keltner (dalam Hermawan, 2012: 32), menyimak merupakan sebuah proses pengalihan rangsangan secara konstan. Kita memusatkan pada satu rangsangan selama beberapa detik saja.Seperti pencarian sebuah objek oleh antena radar, indera manusia secara konstan melihat sepintas kepada rangsangan yang datang untuk mendapatkan informasi yang menurut kita penting.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1991: 4) menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.

(46)

31

waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktifitas siswa dibanding dengan keterampilan lainnnya.

Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

b. Tujuan Menyimak

Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 59) ada empat fungsi utama menyimak, yaitu:

1) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi; 2) Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif;

3) Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal; 4) Agar dapat memberikan responsi yang tepat.

Sedangkan, menurut Logan dan Shrope (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 60-61) tujuan menyimak yaitu:

1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar;

(47)

32

atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya, dia menyimak untuk menikmati keindahan audial;

3) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi;

4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargaisesuatu yang disimaknya itu (misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi,musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan); pendek kata, orang itumenyimak untuk mengapresiasi materi simakan;

5) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikanide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak dua macam, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

1) Menyimak Ekstensif

(48)

33

terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru.Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan untuk dua tujuan yang berbeda (Tarigan, 1986: 38).

Menyimak ekstensif bisa juga disebut sebagai proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan siaran radio,televisi, percakapan orang di jalan, percakapan orang di pasar, percakapan orang kotbah di masjid dan sebagainya.Beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif antara lain:

a) Menyimak sosial (social listening) yaitu kegiatan menyimak yang dilakukanoleh masyarakat dalam kehidupan sosial, di pasar, di jalan, dan sebagainya.

b) Menyimak sekunder (secondary listening) adalah kegiatan menyimak yangdilakukan secara kebetulan. Contoh menyimak sekunder yaitu pada saat kitabelajar dan tiba-tiba kita mendengar suara anggota keluarga kita bercanda di ruang tamu, suara radio, televisi, atau suara-suara lain yang adadisekitartempat tinggal kita. c) Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut

menyimak apresiatif adalah kegiatan menyimak untuk menikmati atau menghayati sesuatu. Misalnya menyimak pembacaan puisi. d) Menyimak pasif adalah kegiatan menyimak suatu bahasan yang

(49)

34

Menurut Tarigan (1986: 43) Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk memahamimakna yang dikehendaki. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menyimakintensif diantaranya yaitu menyimak intensif pada dasarnya menyimakpemahaman, menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pemikiran danperasaan yang tinggi, menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasaformal dan menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak.

Jenis-jenis yang termasuk dalam menyimak intensif diantaranya adalah:

a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak berupapencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik danbenar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yangdapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebihcenderung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, dan ketidaktelitian yangterdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang.

(50)

35

sebab-akibat; (c) mendapatkan atau memperoleh butir-butirinformasi tertentu; (d) memperoleh pemahaman dan pengertian yangmendalam; (e) merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran,ataupun pengorganisasiannya; (f) memahami ide-ide sang pembicara; (g) mencari dan mencatat fakta-fakta penting.

c) Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya. Dalam kegiatan menyimak kreatif ini tercakup kegiatan-kegiatan: (a)menghubungkan makna-makna dengan segala jenis pengalaman menyimak; (b) membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baik sementara menyimak; (c) menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, danpementasan; (d) mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalahserta sekaligus memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut.

(51)

36

menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian, informasi tambahan mengenai suatu topik dan isu, penggunjingan atau buah mulut yang menarik. e) Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis

kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara. Dawson (dalam Tarigan, 2008: 52).

(52)

37

pengklasifikasian secara otomatis segala sesuatu yang telah kita dengar itu.

6. Dongeng

a. Pengertian Dongeng

Menurut Kamisa (1997:144) dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan.Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi atau fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut. Menurut Nurgiantoro, (2005:198) dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. (KBBI,2007:274). Menurut Agus Triyanto (2007: 46) definisi dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur.Jadi, dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi atau fiktif.

(53)

38

Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson dalam Agus DS (2008: 11), dongeng dikelompokkan dalam empat golongan besar, yaitu:

1) Dongeng binatang

Menurut Danandjaja (2007: 86). “Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptilia), ikan, dan serangga.Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara

dan berakal budi seperti manusia”.

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar.Binatang-binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Di negara-negara Eropa binatang yang sering menjadi tokoh adalah rubah, di Amerika Serikat binatang itu adalah kelinci, di Indonesia binatang itu kancil, dan di Filipina binatang itu kera. Semua tokoh biasanya mempunyai sifat cerdik, licik, dan jenaka.

2) Dongeng biasa

Dongeng biasa adalalh jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang, misalnya dongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil, Joko Tarub, Sang Kuriang, serta Bawang Putih Baang Merah.

3) Lelucon atau anekdot

(54)

39

demikian, bagi masyarakat atau orang yang menjadi sasaran, dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati.

4) Dongeng berumus

Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales).

b. Jenis-jenis Dongeng

Setelah penulis membahas pengertian dongeng kini penulis akan membahas tentang jenis-jenis dongeng. Menurut beberapa ahli dongeng dapat kelompokkan menjadi beberapa jenis. Menurut Tjahjono (1988: 166) dongeng dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis yakni :

1) Mite

Mite adalah dongeng yang menceritakan kehidupan makhluk halus, setan, hantu, ataupun dewa-dewi.Contohnya dongeng Mak Lampir dan dongeng jaka tarub.

2) Legenda

(55)

40 3) Sage

Sage adalah dongeng yang di dalamnya mengandung unsur sejarah, namun tetap sukar dipercaya kebenaranya karena unsur sejarahya terdesak oleh unsur fantasi.Contohnya dongeng Kian Santang dan Jaka Tingkir.

4) Fabel

Fabel adalah dongeng yang mengangkat kehidupan binatang sebagai bahan ceritanya. Contohnya Hikayat sang Kancil dan Hikayat Tikus dan Singa.

5) Parabel

Parabel adalah dongeng perumpamaan yang di dalamnya mengandung kiasan-kiasan yang bersifat mendidik. Contohnya Sepasang Selot Kulit.

6) Dongeng orang pendir

Dongeng orang pendir adalah jenis cerita jenaka yang di dalamnya dikisahkan kekonyolan-kekonyolan yang menimbulkan gelak tawa dari tingkah laku seseorang karena kebodohannya, bahkan sering kali karena kecerdikannya. Contohnya Si Kabayan, Si Petruk, Semar dan Bagong.

c. Ciri-ciri Dongeng

(56)

41

1) Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut (atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat pembantu pengingat), dari satu generasi ke generasi berikutnya;

2) Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama. 3) Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara

penyebaran dari mulut ke mulut ( lisan).

4) Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi;

5) Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, ungkapan-ungkapan tradisional, kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutup baku;

6) Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam;

7) Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum;

8) Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya;

(57)

42

10) Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan, bahwa ciri-ciri dari dongeng yaitu penyebarannya melaui lisan dari mulut ke mulut sehingga penciptanya tidak diketahui. Status kepemilikiannya menjadi milik bersama karena sumbernya tidak jelas, serta mempunyai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai hiburan.

7. Media Boneka Tangan

a. Pengertian Media

Berdasarkan konteks kalimat kata media memiiliki arti “perantara”

atau“pengantar”.Association For And Communication Technology

(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional (Asnawir& Basyiruddin Usman, 2002:11).

Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik (Sudarwan Danim, 1995: 7).

(58)

43

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Hujair AS Sanaky, 2013:3).

Menurut Azhar Arsyad (2011: 3), kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performen mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

(59)

44

pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut;

2) Media dapat mengatasi ruang kelas, banyak hal sulit yang dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti; obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesulitan-kesulitan tersebut;

3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya;

4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan, pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan

realistis, penggunaan media seperti; gambar, film, model, grafik, dean lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar;

(60)

45

7) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

b. Peran Media

Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajar. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam penyampaian materi ajarannya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran.Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar; 2) Kegiatan pembelajaran lebih menarik;

3) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi; 4) Kualitas belajar dapat ditingkatkan;

5) Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan;

6) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik;

7) Memberikan nilai positif bagi pengajar. c. Definisi Boneka Tangan

(61)

46

5.20).Daryanto (2013: 33), mendefinisikan boneka sebagai benda tiruan daribentuk manusia atau binatang.Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 188) Menyampaikan bahwa boneka tangan adalah boneka yang digerakkan dari bawaholeh seseorang yang tangannya dimasukkan ke bawah pakaian boneka tersebut.

Berdasarkan pemaparan tentang klasifikasi boneka di atas, maka penelitimemilih boneka tangan sebagai media untuk pembelajaran menyimak dongeng atau cerita.Pemilihan media boneka tangan ini dikarenakan dapat menarik perhatian siswadalam pembelajaran menyimak cerita, sehingga siswa dapat lebih mudahmemahami isi yang terkandung di dalam cerita.

Sebelum bercerita ada baiknya kita memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan, seperti hal-hal berikut ini:

1) Hendaknya guru atau pencerita hafal isi cerita; 2) Ada baiknya menggunakan skenario cerita;

3) Latihlah suara agar dapat memiliki beragam karakter suara yang dibutuhkan dalam bercerita. Misal suara anak-anak, suara nenek-nenek, suara ibu-ibu, suara binatang dan lain-lain;

(62)

47

5) Boneka yang digunakan bisa lebih dari satu, dengan jumlah maksimal 8 buah dengan bentuk yang berlainan agar siswa tidak kesulitan menghafal tokoh cerita;

6) Apabila menggunakan satu boneka, maka percakapan atau cerita dilakukan antara anak dengan boneka yang disuarakan oleh guru; 7) Apabila menggunakan dua boneka maka percakapan atau alur cerita

dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru atau orang tua dengan karakter suara yang berbeda. Anak menyimak percakapan dan jalan cerita yang disajikan;

8) Penggunaan lebih dari dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru atau orang tua dengan karakter suara yang berbeda. Agar jalan cerita terdengar indah, dipermanis dengan alunan musik (Gunarti, 2010). d. Jenis-jenis Boneka

Menurut Daryanto (2013: 33) boneka dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis yaitu: a) boneka jari, b) boneka tangan, c) boneka tongkat, d) boneka tali, dan e) boneka bayang-bayang.

1) Boneka jari merupakan boneka yang dimainkan dengan menggunakan jari tangan;

2) Boneka tangan merupakan boneka yang dimainkan dengan menggunakan tangan;

(63)

48

4) Boneka tali (marionet) digerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan kaki;

5) Boneka bayang-bayang (shadow pupet) merupakan boneka yang dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak bayang-bayangnya.

Berdasarkan pemaparan tentang klasifikasi boneka di atas, maka penelitimemilih boneka tangan sebagai media untuk pembelajaran menyimak cerita.Pemilihan media boneka tangan ini dikarenakan dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menyimak cerita, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami isi yang terkandung di dalam cerita.Peneliti tidak memilih boneka jari dikarenakan ukurannya yang terlalu kecil, sehingga tidak semua siswa dapat melihat boneka tersebut. Jenis boneka tongkat tidak digunakan oleh peneliti dikarenakan susah mencari boneka tersebut dipasaran. Peneliti tidak menggunakan boneka tali dan bayang-bayang karena memerlukan waktu yang banyak untuk persiapan sebelum digunakan.

8. Definisi Gambar

a. Definisi Gambar

(64)

49

gambar yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama (Asnawir& Basyiruddin Usman, 2002: 47).

Beberapa alasan penggunaan gambar sebagai media pengajaran sebagai beriut:

1) Bersifat kongkrit, para siswa akan meliha dengan jelas sesuatu yang sedang di bicarakan atau didiskusikan;

2) Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa gambar-gambar benda yang jauh atau yang terjadi beberapa waktu lalu;

3) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera. Misalnya tak dapat melihat dengan mata dan diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas;

4) Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah;

5) Mudah didapat dan murah biayanya, karena gambar mengandung nilai ekonomis dan meringankan beban sekolah yang budgetnya terbatas; 6) Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok. b. Beberapa kelebihan media gambar

Media gambar mempunyai beberapa kelebihan antara lain:

1) Lebih kongkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibanding dengan bahasa verbal;

2) Dapat mengatasi ruang dan waktu;

(65)

50 c. Kelemahan media gambar

Di samping media gambar dapat memberikan keuntungan untuk digunakan dalam pengajaran, namun juga ada kelemahannya, antara lain: 1) Penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang

berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak terhadap hal yang di jelaskan;

2) Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempurna;

3) Tidak meratanya penggunaan gambar tersebut bagi anak-anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan lebih sempurna mengamati gambar tersebut, sedangkan anak yang dibelakang semakin kabur.

d. Jenis-jenis media gambar

Ada beberapa jenis media gambar, antara lain:

1) Gambar dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat;

2) Gambar aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan misalnya, gempa, topan, dan sebagainya;

(66)

51

4) Gambar iklan atau reklame, yaitu gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen;

5) Gambar simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan message (pesan) tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik (Asnawir& Basyiruddin Usman, 2002: 51).

B.Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah uraian tentang hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah terencanakan.Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematis hasil penelitian terdahulu yang ada hubungnnay dengan penelitian yang dilakukan.Selain itu juga untuk memberikan gambaran tau batasan-batasan teori yang dipakai sebagai landasan penelitian (Kasinyo, 2012:15).

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan judul skripsi yang saya lakukan :

1. Auliadina Fillah, NIM 11512032, Peningkatan Hasil Belajar Indonesia Materi Menyimak Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Kelas II

MI Ma‟arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017. Pendekatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Melalui media wayang kartun dapat meningkatkan hasil belajar materi menyimak dongeng pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

(67)

52

tahun pelajaran 2016/2017, dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya 46% dari keseluruhan jumlah siswa dengan rata-rata 59. Sedangkan pada siklus I setelah menerapkan media wayang kartun siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 66,6% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 15 siswa dengan nilai rata-rata kelasnya adalah 69. Pada siklus II menggunakan model pembelajaran sebanyak 15 siswa atau 100% telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 88.

2. Ratna Wulandari, NIM 11108241141, Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan media wayang terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II B SD Negeri Kasongan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan media wayang terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai mean kemampuan menyimak cerita antara post test kelompok control sebesar 76,87 dan post test kelompok eksperimen sebesar 87 dengan selisih nilai mean post test kelompok control dan post test kelompok eksperimen sebesar 10,13.

Gambar

Gambar 1.1 pelaksanaan Siklus PTK
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Staf SDN Rapah 03
Tabel 3.3.Daftar Siswa Kelas II SDN Rapah 03 Kec. Banyubiru Kab. Semarang
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jarak tanam lada perdu 1 x 3 m cukup sesuai untuk ditanami tanaman sela kacang tanah maupun kacang hijau karena dengan jarak tanam tersebut

karakteristik murid SD yang penting diketahui guru dalam kaitannya dengan model dan media pembelajaran di SD yaitu: a) Satuan pendidikan di SD dapat dibagi kedalam dua bagian

Pertimbangan hakim sebenarnya tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan bagian amar putusan hakim dan justru bagian pertimbangan itulah yang menjadi roh dari seluruh materi

Jadi tujuan dari peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi hak para bayi untuk memperoleh ASI Eksklusif, untuk mengetahui dan

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atasperubahan dari setiap peningkatan

Karya keramik ini diciptakan sebagai bentuk ekspresi pengalaman sosial manusia yang kemudian digambarkan melalui tekstur anemon dan bentuk biomimicry pada

Ketiga, kepemimpinan kolektif berbasis pembagian kekuasaan dalam rangka kesinambungan pesantren atau dikenal dengan teori “continual leadership” ini didukung oleh

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pemakaian AKDR pada PUS, yang mana seseorang memilih AKDR dipengaruhi