• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN YANG SESUAI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Maulita Eka Santi

031114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP

PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN

YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN

BIMBINGAN YANG SESUAI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Maulita Eka Santi

031114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv “LI FE I S NEVERBEEN EASY,

W HENEVER YOU FEEL SAD OR W EARY, OR YOU FEEL ANGGRY AND MAD,

J UST SMI LE…AND THE W ORLD W I LL SMI LE W I TH YOU”

“BERSYUKURLAH UNTUK SEMUA HAL YANG BAI K YANG TERTI NGGAL DAN YANG TI DAK BAI K YANG TELAH BERLALU”

“KI TA TI DAK BI SA MELI HAT W ARNA PUTI H YANG SESUNGGUHNYA KALAU KI TA BERADA DI DALAMNYA, TERKADANG KI TA HARUS MENJ ADI HI TAM UNTUK MELI HAT

W ARNA PUTI H YANG BERARTI BAGI KEHI DUPAN KI TA” (DANANG PAMUNGKAS)

PERSEMBAHAN :

SKRI PSI I NI DI PERSEMBAHKAN UNTUK :

BAPAK, I BU, ADEK AGUNG DAN ADEK ARI EF - KU TERCI NTA YANG TELAH MEMBERI KAN SEGALANYA UNTUKKU PENGASUH DAN PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH

HARAPAN YOGYAKARTA

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Maret 2008 Penulis

(7)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : MAULITA EKA SANTI

Nomor Mahasiswa : 031114012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul : “TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI” berserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta.

Pada tanggal : 17 Maret 2008

Yang menyatakan,

(8)

vii

ABSTRAK

TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP

PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta dan usulan program layanan bimbingan yang sesuai. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah(1) Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta? (2) Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang disusun peneliti berdasarkan hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk dalam kategori rendah (R) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya di bawah Mean (skor<M). Sedangkan anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk dalam kategori tinggi (T) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup sama dengan atau di atas Mean (skor > M).

(9)

viii

This research aimed to describe the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta and the proposal of appropiate guidance program. The problems to be answered in this research were (1) How was the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta? (2) What was the appropiate guidance program that need to be held in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?

This research was a descriptive research using survey method. The population of this reseach were 30 children. This research instruments’ was the questionnaire of the level of life needs on the orphan children based on the needs’ hierarchi of Abraham Maslow. The data of this research analized by categoriesing the score of the level of life needs fulfillment of the orphan children in the Pondok Asuh Harapan Yogyakarta into two categories : low (L) and high (T). The orphan children who had the level of needs fulfillment on low qualification were the children who had the total score on the level of needs fulfillment questionnaire below the Mean (Score < M). The orphan children who had the total score on the level of needs fulfillment questionnaire above or equal the Mean of this research (Score > M).

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala hal yang begitu luar biasa yang telah dianugerahkan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, juga kasih sayang dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas semua hal yang telah membuat penulis menjadi semakin lebih baik. Secara khusus ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan arahan serta inspirasi dalam membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.

3. Dra. C.L. Milburga, CB, M.Ed., Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan dukungan yang begitu berharga.

(11)

x

6. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dan memberikan banyak pertolongan penulis dari awal hingga akhir masa kuliah.

7. Bapak Cecep Budi Utomo, S.E., Kepala Pondok Asuh Harapan Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan penelitian di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

8. Ibu Sri Tanmiyati, S. Pd., kepala Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo yang telah bersedia menerima dan memberikan ijin penulis untuk melakukan uj i coba alat penelitian di Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo.

9. Para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta yang telah banyak memberikan pengalaman yang begitu berharga.

10.Para anak asuh di Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo yang telah membantu penulis dalam melakukan uji coba penelitian.

11.Bapak Samidi, S.P. dan Ibu Mujiyati, S.P. yang tersayang, semuanya begitu agung dan mulia yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.

(12)

xi

13.Mamah Margaretha Suryatmi yang selalu me mberi dukungan, bantuan, waktu, kebersamaan, bimbingan, inspirasi, dan terima kasih atas kebijaksanaan dan segala hal yang begitu berharga yang telah dibagi untuk penulis.

14.Sahabat-sahabatku, Tutus, Bertha, Erna, dan Om Gugun yang telah banyak berbagi, memberikan support, inspirasi keceriaan, dan kebahagiaan. 15.Teman-teman Program Studi BK angkatan 2003 terima kasih atas

kebersamaan, persahabatan, dan pesaudaraan selama masa studi. Ciayoo semuanya yach - ^-^ -!!

16.Antonius Saputra Santoso yang tersaya ng, untuk doa, kesabaran, kebahagiaan, cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, support dan segalanya. Semuanya begitu berarti karena kamu telah memberikan sesuatu yang selama ini tidak bisa aku berikan padamu...Loph u so much. 17.Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang tidak bisa

disebutkan satu persatu dalam lembaran ini. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari berbagai pihak. Kiranya skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga bermanfaat bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.

(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM……… vi

ABSTRAK……… vii

ABSTRACT……… viii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI……….. xii

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Definisi Operasional Variabel………... 4

D. Tujuan Penelitian………... 6

(14)

xiii

BAB II KAJIAN TEORITIS……….. 7

A. Kebutuhan Hidup……….. 7

1. Kebutuhan Hidup Manusia……….. 7

2. Kebutuhan Anak Asuh………... 11

B. Panti Asuhan……… 12

1. Pengertian Panti Asuhan………12

2. Tugas Pokok Panti Asuhan………13

3. Pondok Asuh Harapan Yogyakara……….13

4. Anak Asuh di Pondok Asuh Harapan ………...18

C. Program Bimbingan………..18

1. Pengertian Program Bimbingan……….18

2. Syarat-syarat Program Bimbingan………...19

3. Langkah- langkah Penyusunan Program Bimbingan………...20

4. Pentingnya Penyusunan Program Bimbingan………21

D. Layanan Bimbingan di Panti Asuhan………22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 24

A. Jenis Penelitian………. 24

(15)

xiv

C. Populasi Penelitian……… 28

D. Prosedur Pengumpulan Data……… 28

1. Uji Coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuha n Hidup……… 28

2. Pengumpulan Data Penelitian……….. 28

E. Teknik Analisis Data………... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 32

A. Hasil Penelitian………. 32

B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 36

BAB VI PENUTUP……….. 38

A. Kesimpulan……… 38

1. Tujuan Penelitian……… 38

2. Hasil Penelitian……… 38

3. Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Yang Memerlukan Perhatian………. 39

(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA……… 45

(17)

xvi

Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh……… 25 Tabel 2. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Uji Coba dan

Penelitian Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Para Anak Asuh………. 27 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat……….. 27 Tabel 4. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh

Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………. 33 Tabel 5. Jumlah Para Anak Asuh dan Tingkat Pemenuhan

Kebutuhan Hidup……….. 35 Tabel 6. Usulan Program Layanan Bimbingan untuk Meningkatkan

Pemenuhan Kebutuhan akan Pengetahuan Para Anak Asuh

Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……….. 43 Tabel 7. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk

Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Penelitian

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup……… 58 Tabel 8. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan

Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………. 61 Tabel 9. Perhitungan Skor-skor Jenis Kebutuhan Tingkat

Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………. 64 Tabel 10. Skor-skor Kuesioner Tinggi- Rendah Tingkat

Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……… 65 Tabel 11. Skor-skor Tinggi-Rendah Tiap Jenis Kebutuhan Hidup

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh di Pondok Asuh

Harapan Yogyakarta ……….47 Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Prodi BK………55 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Prodi BK………56 Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian dari Pondok Asuh

Harapan Yogyakarta………..57 Lampiran 5. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan

Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Penelitian

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

P.A. Wira Karya Tama Purworejo………...58 Lampiran 6. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan

Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………. 61 Lampiran 7. Perhitungan Skor-skor Jenis Kebutuhan Tingkat

Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……….. 64 Lampiran 8. Skor-skor Kuesioner Tinggi- Rendah Tingkat

Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………. 65 Lampiran 9. Perhitungan untuk Melihat Jenis-Jenis Kebutuhan

Yang Diperoleh Tiap Anak Asuh P.A. Harapan

(19)

xviii

Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Per-Jenis Kebutuhan

Yang Termasuk Kategori Rendah………... 69 Lampiran12. Urutan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh

Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Per-Jenis Kebutuhan

Yang Termasuk Kategori Tinggi……….... 70

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, devinisi operasional variabel, tujuan dan manfaat penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang pada umumnya sama. Kebutuhan-kebutuhan hidup inilah yang diperjuangkan tiap individu melalui perbuatan/tingkah lakunya. Setiap individu perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya agar mencapai kehidupan yang baik.

Kebutuhan-kebutuhan hidup umat manusia terdiri dari kebutuhan yang bersifat fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Kebutuhan yang bersifat fisiologis meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan yang bersifat psikologis, sosial dan spiritual antara lain, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, aktualisasi diri, pengetahuan dan keindahan.

(21)

lingkungan sosialnya tersebut. Anak-anak dalam lingkungan keluarga akan berusaha memenuhi kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, dan istirahat.

Selain itu anak-anak juga mengharapkan pemenuhan akan rasa aman, kasih sayang, mencintai dan dicintai, penghargaan dari orang lain, aktualisasi diri, pengetahuan serta keindahan. Apabila kebutuhan hidup seorang anak dalam keluarga sudah terpenuhi maka anak akan terdorong untuk mencari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi di lingkungan sosialnya. Setiap anak akan terdorong untuk mengembangkan bakat dan potensinya dengan berusaha mengenali dan mengerti serta mengoptimalkan semua bakat dan potensi yang ada pada dirinya.

Setiap individu baik dalam masa kanak-kanak maupun masa remaja mengalami masa peralihan. Pada masa ini umumnya terjadi banyak konflik, baik dalam diri sendiri maupun lingkungan sosialnya. Konflik yang terjadi dan dialami tersebut juga merupakan usaha dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dirinya. Pada masa kanak-kanak dan masa remaja akan menghadapi tugas-tugas perkembangannya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak membutuhkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari orang dewasa dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya.

(22)

3

Panti Asuhan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Bab I pasal 1 “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak- haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.” Oleh karena itu para anak asuh tersebut perlu mendapatkan perlindungan agar apa yang menjadi haknya dapat diterima tanpa membedakan latar belakang dan pengalaman hidupnya. Pondok Asuh Harapan Yogyakarta merupakan salah satu Panti Asuhan di Yogyakarta yang berada tepat di Jalan Beo No.18 Papringan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta ini memberikan pengasuhan pada anak-anak yang memiliki latar belakang hidup kurang beruntung dan tidak mampu, agar anak-anak tersebut dapat berkembang secara optimal. Anak asuh hidup bersama dalam sebuah keluarga, layaknya keluarga lain pada umumnya. Mereka bersama menjadi satu keluarga tanpa membeda-bedakan satu sama lain.

(23)

Berkaitan dengan ini muncul pertanyaan : Apakah kebutuhan para anak asuh terpenuhi secara baik dengan pengasuhan yang diterapkan di Panti Asuhan tersebut? Pertanyaan inilah yang mendorong penulis untuk meneliti tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?

2. Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?

C. Definisi Operasional Variabel

(24)

5

kebutuhan hidup ini diukur dengan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh tiap anak. Ada dua kategori tingkat pemenuhan kebutuhan hidup yaitu rendah dan tinggi.

b. Kebutuhan hidup adalah keadaan yang ditandai perasaan kekurangan atau keinginan untuk memperoleh sesuatu atau keinginan untuk mewujudkan tindakan tertentu dalam hidupnya (Thantawy, 2005:49).

c. Anak Asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak).

d. Pondok Asuh Harapan adalah sebuah rumah yang menampung anak-anak yatim dan atau piatu serta anak dari keluarga miskin dari berbagai latar belakang.

(25)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran tentang tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

2. Memberikan usulan program layanan bimbingan yang sesuai untuk meningkatkankan pemenuhan kebutuhan hidup di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak :

1. Bagi lembaga atau pengasuh Pondok Asuh Harapan Yogyakarta : hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

2. Bagi Peneliti : hasil penelitian ini dapat digunakan sebaga i bekal dalam berkarya di kehidupan masyarakat.

(26)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.Kebutuhan Hidup

1. Kebutuhan Hidup Manusia

Kebutuhan hidup manusia pada umumnya merupakan sesuatu yang diperlukan manusia untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupan. Kebutuhan oleh Schultz (1991) diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi dari individu yang bilamana tidak direalisasikan atau ditampilkan akan menghasilkan akibat yang tidak meyenangkan bagi individu. Kebutuhan adalah setiap kekurangan yang dialami individu dan membutuhkan pemenuhan. Apabila kebutuhan akan sesuatu dihayati, maka timbul dorongan sebagai daya pengaruh untuk melakukan sesua tu yang dapat memenuhi kebutuhan itu. Winkel (1997:155) mengartikan kebutuhan sebagai suatu kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan bagi kesejahteraannya.

(27)

a. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis

Kebutuhan-kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar dan langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan oksigen. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia sebelum memenuhi kebutuhan lain. Hal inilah menyebabkan kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan yang paling kuat.

b. Kebutuhan akan rasa aman

Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi secukupnya, muncullah kebutuhan akan rasa aman, yang mencakup kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan, dan lain- lain. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka seseorang akan merasa tidak aman.

c. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang

(28)

9

d. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan secara teoritis akan menjadi penting apabila kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan akan cinta dan memiliki-dimiliki sudah dipenuhi. Kebutuhan akan harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. Sedangkan kebutuhan akan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik dan semua sifat dari bagaimana orang-orang lain berpikir dan bereaksi terhadap diri kita. Seseorang yang memiliki harga diri yang stabil akan lebih percaya diri dan lebih mampu serta lebih produktif.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya dengan mengekspresikan atau membagikan segala kemampuan yang ada di dirinya kepada orang lain. Kebutuhan ini muncul sesudah kebutuhan pada tingkat sebelumnya sudah terpenuhi secara memadai.

f. Kebutuhan untuk tahu dan memahami/kognitif

(29)

menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna. Terpenuhinya hasrat akan keinginan untuk mengetahui dan memahami dapat menimbulkan perasaan puas dan bahagia dengan memiliki kemampuan berpikir secara luas, kemampuan untuk memahami sesuatu dengan pikiran jernih dan sehat, kemampuan untuk merencanakan masa depan, kemampuan untuk mengatasi segala masalah yang terjadi pada dirinya dan orang lain serta kemampuan untuk menentukan suatu pilihan hidup.

g. Kebutuhan estetik/keindahan

Kebutuhan akan keindahan pada individu bersifat naluriah. Tiap orang memiliki kebutuhan akan keindahan yang membuat orang lebih sehat. Keindahan dapat membuat individu lebih bersemangat.

(30)

11

2. Kebutuhan Hidup Anak Asuh

Anak-anak asuh juga manusia yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup seperti halnya dimiliki oleh manusia- manusia lainnya. Anak asuh pada dasarnya mempunyai hak yang sama dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Panti asuhan merupakan keluarga bagi anak-anak asuh. Anak-anak asuh dipelihara dan dirawat oleh pengasuh. Fungsi keluarga ditunjukkan melalui pola interaksi dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang diperoleh tiap anak asuh. Anak asuh memperoleh pemenuhan kebutuhan akan makan-minum, istirahat, perlindungan, disayangi dan dicintai serta mendapatkan perhatian dan penghargaan dari sesama teman dan pengasuh. Anak-anak asuh memperoleh pemenuhan kebutuhan dasarnya masing- masing di Panti Asuhan.

Pengasuhan yang dilakukan di Pondok Asuh Harapan dengan metode “pengorangtuaan kembali” merupakan wujud pemenuhan kebutuhan hidup untuk para anak asuh. Metode ini bertujuan agar anak mampu menerima pengasuh sebagai orangtua mereka. Panti Asuhan ini bukan sekedar tempat untuk menampung para anak asuh, tapi merupakan sebuah keluarga. Sebagaimana layaknya keluarga yang lain, penga suh memiliki peran sebagai orangtua bagi anak asuh.

(31)

melanjutkan pemenuhan kebutuhan lanjutannya dan berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya dengan cara yang lebih memuaskan.

Kepuasan individu atas terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mempengaruhi pula cara individu memandang dirinya sendiri. Jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi secara ajeg, maka citra diri yang tinggi akan berkembang. Sebaliknya jika kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi, dapat timbul perasaan frustasi dan selanjutnya dapat mempengaruhi munculnya citra diri yang rendah (Mappaire,1992:155).

B. Panti Asuhan

1. Pengertian Panti Asuhan

Panti Asuhan adalah tempat/rumah pelayanan sosial untuk memelihara dan merawat anak yatim dan atau piatu, serta anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung/kurang mampu dan dari keluarga yang mengalami konflik. Anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan mendapatkan perawatan, pendidikan dan bimbingan untuk masa depan mereka agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang dengan optimal.

(32)

13

2. Tugas Pokok Panti Asuhan

Anak-anak perlu untuk mendapatkan perlindungan supaya apa yang menjadi hak anak-anak tersebut dapat mereka terima. Panti Asuhan dalam hal ini memiliki tugas pokok dalam pengasuhan anak-anak asuh. Tugas pokok Pondok Asuh Harapan Yogyakarta adalah memberikan perlindungan, pendampingan, pembinaan, dan bimbingan dalam memenuhi kebutuhan baik kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan keterampilan agar para anak asuh dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Profil Yayasan Pelita Bangsa, 2005).

3. Pondok Asuh Harapan Yogyakarta

(33)

Pondok Asuh Harapan ini mempunyai misi yaitu membawa generasi penerus bangsa menuju ke kehidupan yang lebih baik. Sedangkan visi yang dimiliki oleh lembaga ini adalah menjadi pondok asuh yang mengembangkan anak secara holistik dengan :

1. Memunculkan karakter Kristus dalam setiap pribadi anak. 2. Menjadi keluarga untuk memulihkan figur orangtua

(pengorangtuaan kembali).

3. Mengembangkan potensi anak secara optimal melalui pendidikan formal dan non formal. (Profil Yayasan Pelita Bangsa, 2005).

Kegiatan pengasuhan yang dilakukan di Pondok Asuh Harapan mencakup hal- hal sebagai berikut:

a. Pemeliharaan

1) Memberi makan- minum

(34)

15

2) Perawatan kesehatan

Anak-anak hidup bersama dalam satu lingkungan yakni Panti Asuhan walaupun mereka berasal dari bebagai latar belakang yang beraneka ragam. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan, maka perlu adanya pencegahan yakni perawatan kesehatan. Kegiatan yang biasa dilaksanakan adalah kebersihan badan (mandi), tidur (istirahat) secara teratur, kebersihan kamar mandi dan wc, kebersihan serta kerapian kamar tidur.

Kegiatan ini memberi kesempatan bagi penghuni panti untuk mengembangkan hidup teratur dan bersih.

b. Pendidikan dan Bimbingan 1) Kegiatan pengembangan bakat.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat anak-anak asuh seperti bermain musik, ketrampilan tangan, dan membaca buku-buku ilmu pengetahuan maupun hiburan.

2) Kegiatan belajar

(35)

3) Kegiatan kebersihan diri dan lingkungan

Kebersihan diri dan lingkungan dilaksanakan setiap hari sesuai jadwal piket tiap penghuni panti. Kegiatan kebersihan diri meliputi mandi, gosok gigi, dan mencuci pakaian. Sedangkan kegiatan kebersihan lingkungan adalah membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Tempat-tempat yang dibersihkan seperti ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, kamar mandi dan wc serta halaman rumah.

4) Kegiatan memasak

Kegiatan di dapur dilakukan sesuai dengan jadwal. Anak putri bertugas untuk memasak sayur dan lauk-pauk serta menghidangkan di meja makan. Sedangkan anak putra bertugas untuk memasak air minum dan memasak nasi. Kegiatan membersihan lingkungan dapur dan mencuci peralatan dapur dilakukan bersama-sama anak putra dan putri.

(36)

17

c. Pembiasaan

Penghuni panti asuhan diperkenalkan dalam tatanan hidup bersama. Penghuni panti asuhan juga diperkena lkan dengan aturan. Selain itu penghuni panti diajak untuk memahami dan bertanggung jawab dengan tugasnya. Aturan yang dibuat adalah aturan yang telah disepakati bersama sehingga dalam melakukannya anak tidak merasa tertekan, karena anak ikut serta dalam membuat peraturan.

d. Kegiatan rohani

Kegiatan rohani bertujuan untuk membangun iman/ketaqwaan penghuni Panti Asuhan. Kegiatan rohani yang dilakukan seperti doa pribadi, doa bersama setiap malam hari dan kelompok pendalaman Alkitab.

e. Kegiatan Keluarga

Kegiatan ini bertujuan unuk memberikan rasa aman, perhatian dan pengalaman baru bagi anak-anak asuh. Kegiatan yang dilakukan seperti rekreasi, acara ulang tahun dan diskusi. Acara ulang tahun dilaksanakan satu bulan satu kali untuk merayakan anak-anak panti yang berulang tahun pada bulan yang bersangkutan.

(37)

4. Anak Asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan istilah anak asuh adalah

Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.

Para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta adalah anak-anak yang terdiri dari anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, anak yang kondisi ekonomi keluarga miskin, anak dari keluarga yang retak, dan anak yang mengalami konflik keluarga/broken home.

C. Program Bimbingan

1.Pengertian Program Bimbingan

Pelaksanaan pelayanan bimbingan merupakan suatu realisasi suatu program yang telah direncanakan dan disepakati oleh pihak-pihak terkait. Program bimbingan adalah “Rangkaian kegiatan bimbingan terencana, terorganisir, dan terkoordinasi dalam periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran” (Winkel, 1997: 143).

(38)

19

2. Syarat-syarat Program Bimbingan

Sebuah program bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dia lami oleh orang-orang yang akan dilayani. Syarat-syarat dalam menyusun suatu program bimbingan juga harus dipahami agar program dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Prayitno, dkk (1997: 53-54) sebuah program bimbingan hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Berdasarkan kebutuhan, program bimbingan harus disusun berdasarkan kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pribadi anak serta tugas-tugas perkembangannya.

b. Lengkap dan menyeluruh, program bimbingan memuat segenap fungsi bimbingan, yaitu meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling.

c. Sistematis, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

d. Terbuka dan luwes, sehingga dapat memudahkan untuk pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.

e. Memungkinkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait.

(39)

Program bimbingan yang disusun memungkinkan adanya perubahan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Apabila program yang telah disusun ternyata memiliki kelemahan-kelemahan maka program tersebut dapat diubah dalam periode waktu selanjutnya.

3. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan

Penyusunan program bimbingan yang serba baru karena dalam lembaga yang bersangkutan belum ada program bimbingan, haruslah lebih dahulu memperluas wawasannya mengenai bidang bimbingan dan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga yang akan mempergunakan program tersebut.

Menurut Aryatmi Siswohardjo (Slameto, 1990), langkah-langkah yang dapat diambil dalam menyusun sebuah program bimbingan adalah sebagai berikut :

a. Meneliti permasalahan yang banyak dialami oleh binimbing.

b. Menentukan prioritas dari permasalahan atau kebutuhan yang perlu segera ditangani dan dimasukkan dalam program bimbingan.

c. Menginventarisasi fasilitas yang ada.

(40)

21

e. Memberikan bekal yang cukup kepada petugas-petugas bimbingan, seperti penataran yang diperlukan petugas bimbingan dalam melaksanakan tugasnya.

f. Memikirkan kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program yang disusun.

Langkah- langkah tersebut di atas tidak harus diterapkan berurutan secara kaku tetapi bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi ya ng ada. Dalam penyusunan program bimbingan, harus diperhatikan jenis layanan bimbingan mana yang akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan sesuai dengan masalah dan kebutuhan binimbing, situasi dan kondisi lembaga yang bersangkutan.

4.Pentingnya Penyusunan Program Bimbingan

Perencanaan program bimbingan sangat penting agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan dapat dipertanggung jawabkan. Keuntungan yang diperoleh pembimbing apabila melaksanakan pelayanan bimbingan berdasarkan program yang jelas adalah sebagai berikut (Slameto, 1990) :

a. Ruang lingkup pelayanan jauh lebih luas, terutama melalui bimbingan kelompok yang terencana secara matang berdasarkan masalah binimbing.

(41)

c. Sifat bimbingan yang lebih menonjol ialah sifat preventif dan perseveratif.

d. Lebih memungkinkan diadakan evaluasi oleh pihak-pihak terkait.

e. Lebih disadari oleh pihak lembaga bahwa untuk melakukan kegiatan-kegiatan bimbingan dibutuhkan orang yang telah mendapatkan pendidikan prajabatan yang memadai.

D. Layanan Bimbingan di Panti Asuhan

Kegiatan mengasuh dan mendidik di Panti Asuhan digolongkan menjadi kegiatan pemeliharaan, kegiatan pendidikan, kegiatan bimbingan, kegiatan pembiasaan, rohani dan kegiatan keluarga. Kegiatan pengasuhan yang dilakukan agar dapat membantu anak asuh dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kegiatan pengasuhan tersebut sudah mengandung kegiatan bimbingan walaupun masih ditangani secara sederhana.

(42)

23

Menurut Prayitno, dkk (1997:65-68) menyebutkan empat bidang bimbingan yakni bidang pribadi, sosial, belajar dan karier. Pokok-pokok dari keempat bidang bimbingan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Bimbingan pribadi

a) Pemantapan kebiasaan dan pengembangan hidup beriman kepada Tuhan.

b) Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.

c) Pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan penegmbangan melalui kegiatan yang kreatif dan produktif. d) Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya. 2) Bidang sosial

a) Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

b) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial.

c) Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya. 3) Bidang belajar/Akademik

a) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

b) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya lingkungan belajar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan diri.

c) Orientasi belajar di sekolah atas baik menengah maupun kejuruan.

4) Bimbingan karier

a) Pengenalan konsep diri.

b) Pengenalan bimbingan kerja/karier. c) Pengenalan berbagai lapangan kerja.

(43)

24

Bab ini memuat penjelasan mengenai jenis penelitian, alat ukur, populasi dan prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu (Furchan, 2005 : 450). Variabel penelitian ini adalah tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup

(44)

25

Adapun scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu; 3 untuk banyak kali; 2 untuk kadang-kadang; dan 1 untuk tidak pernah. Kisi-kisi dari item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1

Aspek Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok Asuh Harapan Yogyakarta

No Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Nomor Item Jumlah

1. Kebutuhan fisiologis No.1 s/d 12 12 2. Kebutuhan akan rasa aman No. 13 s/d 20 8 3. Kebutuhan akan rasa

memiliki-dimiliki dan kasih sayang

No. 21 s/d 32 12

4. Kebutuhan akan penghargaan No. 33 s/d 40 8 5. Kebutuhan akan aktualisasi

diri

No. 41 s/d 52 12

6. Kebutuhan untuk tahu dan memahami

No. 53 s/d 60 8

(45)

2. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner a. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai di mana suatu instrument mampu menunjukkan konsisten hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209).

b. Validitas Kuesioner

Validitas alat ukur adalah taraf sampai dimana suatu alat atau tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas suatu instrumen selalu bergantung pada suatu situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk situasi yang lain (Furchan, 2005: 294).

c. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

(46)

27

Tabel 2

Koefisien reliabilitas dan validitas uji coba dan penelitian tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di

Panti Asuhan

Koefisien Uji Coba Penelitian Reliabilitas 0.959 0.911

Validitas 0.979 0.954

Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan reliabilitas kuesioner didasarkan pada pandangan Garret. Garret, (1967:176) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 3

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Tes

Koefisien Korelasi Klasifikasi +0.70 - +1.00 Tinggi-Sangat Tinggi +0.40 - +0.70 Cukup

+0.20 - +0.40 Rendah

+0.00 - +0.20 Tidak ada atau Sangat Rendah

(47)

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta pada tahun 2008. Jumlah anak asuh sebanyak 30 orang.

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Uji Coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh di Panti Asuhan

Uji coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh dilakukan pada anak asuh di Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo pada tanggal 30 November 2007. Hasil uji coba ini diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta pada hari Kamis, 24 Januari 2008.

E. Teknik Analisis Data

Proses analisis data penelitian dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Membuat tabulasi analisis item.

(48)

29

3. Membuat distribusi skor-skor ganjil- genap untuk perhitungan reliabilitas dan validitas.

4. Perhitungan koefisien korelasi skor-skor item gasal- genap dengan rumus perhitungan taraf reliabilitas kuesioner ini dengan menggunakan metode belah dua (Split-half Method Spearman and Brown).

r

gg =

Keter an gan :

r

gg : Skor-skor belahan ganjil genap

N : Banyaknya subjek

X : Skor belahan gasal

Y : Skor belahan ganjil

XY : Hasil perkalian antara nilai X dan Y

5. Perhitungan koefisien reliabilitas dan koefisien kuesioner dengan metode belah dua (gasal-genap) dan rumus Spearman-Brown (Garret, 1967:339):

= 2 x

r

gg

(49)

Keterangan :

: koefisien reliabilitas alat ukur

r

gg : Koefisien korelasi item- item gasal dan genap

6. Perhitungan koefisien validitas dengan rumus (Garret, 1967:349) :

=

Keterangan :

: Koefisien validitas alat ukur

: Koefisien reliabilitas alat ukur

7. Mean atau rata hitung digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok subjek. Menurut Donal Ary dkk, mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (Furchan, 2005:158). Rumus mencari Mean adalah sebagai berikut :

(50)

31

Keterangan :

M : Rata-rata hitung skor-skor anak

∑Skor : Jumlah skor-skor anak N : Jumlah anak

(51)

32

Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan jawaban atas permasalahan dalam penelitian yang telah dilakukan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta? (2) Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Pondok Asuh Harapan, Yogyakarta?

Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh digolongkan dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Para anak asuh yang tingkat pemenuha n kebutuhan hidupnya termasuk kategori rendah (R) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup di bawah Mean (skor < M). Sedangkan para anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk kategori tinggi (T) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup sama atau di atas Mean ( skor >M ).

(52)

33

1. Hasil Analisis Data Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Berdasarkan Aspek-Aspek Kebutuhan Hidup

Tabel 4

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta

Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh

Kategori Tinggi Kategori Rendah

1. Fisiologis 16 orang 14 orang 2. Rasa Aman 16 orang 14 orang 3. Rasa Memiliki-dimiliki

dan kasih sayang

16 orang 14 orang

4. Penghargaan 16 orang 14 orang 5. Aktualisasi Diri 16 orang 14 orang 6. Pengetahuan 12 orang 18 orang 7. Keindahan/Estetik 17 orang 13 orang

(53)

Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek rasa aman dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek rasa aman dalam kategori rendah ada 14 orang.

Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang dalam kategori rendah ada 14 orang.

Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek penghargaan dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek penghargaan dalam kategori rendah ada 14 orang.

Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek aktualisasi diri dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek aktualisasi diri dalam kategori rendah ada 14 orang.

(54)

35

Sedangkan anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek estetik/keindahan dalam kategori tinggi ada 17 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek estetik/keindahan dalam kategori rendah ada 13 orang.

2. Hasil Analisis Data Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapa n Yogyakarta Secara Keseluruhan

Tabel 5

Jumlah Anak Asuh dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Jumlah Anak

Tinggi 17

Rendah 13

Total (N) 30

(55)

B. Pembahasan

Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup secara keseluruhan dalam kategori tinggi ada 17 orang (57%). Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup secara keseluruhan dalam kategori rendah ada 13 orang (43%).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam kategori tinggi lebih besar daripada jumlah anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam kategori rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan anak asuh yang rata-rata berada dalam tahap remaja awal, sekitar usia 11–16 tahun yang dalam hal ini kebutuhan-kebutuhan dasar, baik kebutuhan fisik, seperti kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kebutuhan psikologis maupun kebutuhan sosial seperti kebutuhan akan rasa aman, memiliki-dimiliki/kasih sayang, dan penghargaan berada dalam intensitas yang cukup tinggi. Pemenuhan kebutuhan dasar menjadi pendorong bagi pemenuhan kebutuhan selanjutnya dan bila pemenuhan kebutuhan lanjutan ini sudah dicapai maka akan ditemukan cara yang lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

(56)

37

kebutuhan hidupnya rendah, mengalami suatu kendala dalam proses pengembangan dirinya.

Pengasuhan di Pondok Asuh Harapan menerapkan sistem keluarga, dengan metode pengorangtuaan kembali, di mana pengasuh berperan langsung sebagai pengganti orang tua. Ada anak asuh yang puas dengan pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh pengasuh dan dapat menyesuaikan diri dengan baik tetapi juga ada pula anak asuh yang belum merasa puas sehingga belum dapat menyesuaikan diri dengan baik di Panti Asuhan.

Hal ini dipengaruhi oleh penilaian anak asuh yang bersifat subjektif terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dan latar belakang kehidupan keluarga tiap anak asuh yang berbeda-beda pula.

(57)

38

Bab ini akan disajikan kesimpulan penelitian dan saran-saran.

A. KESIMPULAN

1.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta dan dapat memberikan usulan program layanan bimbingan yang sesuai untuk meningkatkankan pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

2. Hasil Penelitian

(58)

39

3. Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Yang Memerlukan Perhatian

Hasil penelitian ditinjau per-aspek kebutuhan hidup para anak asuh, kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan dalam kategori tinggi ada 12 orang (40%) dan jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan dalam kategori rendah ada 18 orang (60%).

B. SARAN-SARAN

Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya. Masing- masing anak memiliki penilaian sendiri mengenai pemenuhan kebutuhan hidupnya di Panti Asuhan karena setiap anak memiliki pendapat dan pengalaman yang subjektif.

(59)

estetik/keindahan. Contohnya : memberikan kasih sayang, bersikap adil dan menghargai masing- masing pribadi anak asuhnya, menumbuhkan rasa saling memiliki dan mendukung satu sama lain serta menumbuhkan ketaqwaan diri.

Kegiatan bimbingan, baik bimbingan kelompok maupun bimbingan individual dilakukan sebagai wujud nyata pendampingan pengasuh terhadap anak asuh agar berkembang secara optimal.

Berdasarkan perhitungan Mean untuk setiap jenis kebutuhan, diperole h tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh dalam kategori rendah adalah : a) jenis kebutuhan akan pengetahuan 18 orang, b) jenis kebutuhan fisiologis 14 orang, c) kebutuhan akan rasa aman 14 orang, d) kebutuhan akan memiliki-dimiliki dan kasih sayang 14 orang, e) kebutuhan penghargaan 14 orang, f) kebutuhan akan aktualisasi diri 14 orang, g) kebutuhan estetik 13 orang.

Para anak asuh yang memperoleh tingkat pemenuhan kebutuhan hidup kategori rendah ini perlu mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat dua saran yaitu :

1. Kegiatan Bimbingan Pribadi-Sosial

(60)

41

pendampingan pribadi secara rutin agar setiap anak dapat terkontrol dengan baik.

Kegiatan bimbingan yang dilakukan tersebut, baik itu bimbingan kelompok maupun individual bertujuan untuk membantu anak asuh dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan hidupnya. Contohnya : menumbuhkan ketaqwaan diri dalam kehidupan kerohanian, perawatan diri, pengisan waktu luang yang bermanfaat, serta bimbingan dalam membina hubungan anak asuh dengan pengasuh, teman sebaya, teman sejenis maupun berlainan jenis, guru-guru di sekolah dan lingkungan sekitar Panti Asuhan.

2. Usulan Program Layanan Bimbingan Yang Sesuai Untuk Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta

Usulan program layanan bimbingan yang perlu diberikan untuk para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah bimbingan belajar/akademik. Bimbingan belajar sangat dibutuhkan untuk anak asuh karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan anak asuh dalam kategori rendah ada 18 orang (60%).

(61)

apabila pengasuh menambahkan beberapa staf khusus yang membantu pengasuh dalam pendampingan belajar dan penyediaan fasilitas penunjang belajar, seperti: buku-buku penunjang, ruang belajar yang kondusif untuk belajar dan pemberian jam tambahan pelajaran. Pengawasan dan pengontrolan anak asuh di sekolah dapat bekerja sama dengan pihak sekolah masing- masih anak asuh sehingga apabila ada anak asuh yang memiliki permasalahan di sekolah dapat segera diketahui dan ditangani dengan tepat.

Selain itu peningkatan budaya membaca sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan anak asuh. Karena dengan gemar membaca maka pengetahuan yang diperoleh anak semakin luas. Namun dengan catatan pengasuh perlu selektif dalam memberikan buku-buku/sumber bacaan yang sesuai untuk para anak asuh. Pendampingan dan kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pengasuh dilakukan secara berkesinambungan dan dilaksanakan sungguh-sungguh agar kebutuhan hidup anak asuh terpenuhi dengan baik sehingga dapat berkembang secara optimal.

(62)
(63)
(64)

45

DAFTAR PUSTAKA

Furchan, H. Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidkan. Terj : Introduction to Research in Education, karya : Donald Ary, Luchy Cheser JACOBS, Asghar Razavich. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Goble, Frank.G. 1987. Mazhab Ketiga:Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Terjemahan oleh Supratiknya, A. Yogyakarta: Kanisius.

Henakin, Tekla Nogo. 2007. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh Siswa SMP dan SM Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang Tahun

Ajaran 2006/2007. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Henry E, Garret. 1967. Statistics in Psichology and Education. London : Longmans, Green & Co.

Mappier, A.1992. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.

Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.

Prayitno, dkk. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi.

Profile Yayasan Pelita Bangsa Tahun 2005 Yogyakarta.

Purnomo, Cahyo. 2004. Skripsi: Tingkat Pmenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh Putra Sancta Maria Boro Kalibawang Tahun Ajaran 2003/2004.

(65)

Schultz, Duane.1999. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.

Siswohardjono, Aryatmi. 1990. Perkembangan Pribadi Lewat Kehidupan Dalam Asrama. Dalam Slameto (Penyunting). Persfektif Bimbingan dan

Konseling dan Penerapannya di Berbagai Institusi. Semarang : Satya

Wacana.

Slameto. 1990. Persfektif Bimbingan dan Konseling dan Penerapannya di Berbagai Institusi. Semarang : Satya Wacana.

Sumarto, Kardoyo Karto. 1976. Pedoman Karya Penyelenggaraan Panti Sosial. Jawa Tengah: Dinas Sosial.

Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak .

(66)

47

Lampiran 1

TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP

PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN

YOGYAKARTA

Oleh : Maulita Eka Santi

031114012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(67)

KUESIONER TINGKAT PEMENUHAN

KEBUTUHAN HIDUP

PARA ANAK ASUH

DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA

Identitas Diri :

Jenis Kelamin : Umur : Tanggal Pengisian :

Pengantar :

Adik-adik yang tersayang, pada kesempatan ini saya meminta kesediaan adik-adik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut yang ada di bawah ini secara tertulis. Semua jawaban dari adik-adik akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan pelayanan terhadap adik-adik sebagai anggota keluarga Panti Asuhan ini.

Mengingat pentingnya pendapat adik-adik, hendaknya adik-adik semua menjawab pertanyaan secara jujur sesuai dengan isi hati adik-adik. Guna menjaga kerahasiaan jawaban adik-adik, nama tidak perlu dituliskan.

Petunjuk :Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

(68)

49

1 Saya mendapatkan jatah makan dalam jumlah yang cukup setiap hari.

2 Saya mendapatkan makanan tambahan/snack setiap hari. 3 Saya makan dengan teratur

setiap hari.

4 Saya makan snack/makanan tambahan yang telah

disediakan setiap hari. 5 Saya mendapatkan jatah

minum yang cukup setiap hari.

6 Saya memiliki pakaian dalam jumlah yang cukup. 7 Saya minum dalam jumlah yang cukup setiap harinya. 8 Saya memakai pakaian yang

tersedia dengan bersih setiap harinya.

9 Saya mempunyai tempat tidur/perlengkapan tidur yang bersih.

10 Saya mendapatkan jam tidur siang dan malam yang diatur Panti Asuhan dengan cukup. 11 Saya menggunakan tempat

tidur/peralatan tidur yang bersih.

12 Saya menggunakan jam tidur yang ada setiap hari secara teratur.

13 Saya dibiasakan menaati peraturan/tata tertib yang ada di Panti Asuhan.

(69)

15 Saya menaati peraturan/tata tertib yang berlaku di Panti Asuhan.

16 Saya menggunakan kesempatan untuk

mengungkapkan masalah saya kepada pengasuh jika ada masalah tanpa rasa takut. 17 Saya mendapatkan

kebebasan dalam bergaul dengan orang lain.

18 Saya mendapatkan jaminan perlindungan dari pengasuh. 19 Saya menggunakan

kebebasan dalam bergaul yang telah diberikan oleh pengasuh dengan

bertanggung jawab.

20 Saya merasa aman di Panti Asuhan ini.

21 Saya dibiasakan untuk peduli dengan kesedihan yang dialami oleh teman. 22 Saya mendapatkan waktu

luang untuk bermain bersama dengan teman. 23 Saya saling menghibur

dengan teman ketika sedih. 24 Saya menggunakan waktu

luang untuk bermain bersama dengan teman. 25 Saya mendapatkan kasih

sayang dari pengasuh. 26 Saya dilatih untuk

menyayangi tanpa pamrih. 27 Saya puas dengan kasih

sayang yang telah diberikan pengasuh kepada saya. 28 Saya dan teman-teman saling

menyayangi satu sama lain. 29 Saya dibiasakan bertegur

sapa dengan pengasuh/teman 30 Saya bertegur sapa dengan

(70)

51

31 Saya dilatih untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh bila ada teman yang berbicara 32 Saya mendengarkan dengan

sungguh-sungguh bila ada teman yang berbicara 33 Saya dilatih untuk dapat

menerima keadaan tubuh saya.

34 Saya mendapatkan

kesempatan merayakan hari ulang tahun bersama-sama dengan teman.

35 Saya dapat menerima keadaan tubuh saya apa adanya.

36 Saya bahagia dapat

merayakan hari ulang tahun bersama-sama teman. 37 Saya dilatih untuk percaya

diri dengan berani tampil di depan umum.

38 Saya mendapatkan perlakuan adil di P.A.

39 Saya berani tampil di depan umum dengan percaya diri. 40 Saya bahagia mendapatkan perlakuan yang adil di P.A. 41 Saya dilatih untuk

mempraktekkan

keterampilan , a.l: menjahit, membuat souvenir,hiasan-hiasan,dll.

42 Saya mendapatkan

kesempatan untuk mengikuti lomba- lomba yang diadakan di sekolah, P.A.

(71)

44 Saya mengikuti lomba- lomba yang diadakan di sekolah, P.A, maupun Gereja. 45 Saya didorong untuk dapat

menjuarai lomba- lomba yang pernah saya ikuti.

46 Saya dilibatkan dalam

kegiatan sosial/organisasi a.l: kepanitian HUT RI, kegiatan di panti, di gereja, di

sekolah(OSIS,pengurus kelas,dll).

47 Saya menjuarai lomba- lomba yang pernah saya ikuti. 48 Saya aktif terlibat dalam

kegiatan sosial/organisasi,a.l: kepanitian HUT RI, kegiatan di panti, di gereja, di

sekolah(OSIS,pengurus kelas,dll).

49 Saya dilatih untuk

meningkatkan keimanan diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan agama, a.l : persekutuan

doa,kebaktian,pendalaman Alkitab,dll.

50 Saya diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat/kemampuan saya, seperti : bermain musik, melukis, menyanyi,dll. 51 Saya aktif mengikuti

kegiatan keagamaan, a.l: persekutuan

doa,kebaktian,pendalaman Alkitab,dll.

52 Saya menggunakan kesempatan untuk mengembangkan

(72)

53

53 Saya dilatih untuk rajin membaca buku-buku bacaan/ilmu pengetahuan. 54 Saya mendapatkan fasilitas

belajar yang memadai di P.A,a.l: ruang belajar, buku-buku,dll.

55 Saya rajin membaca buku-buku bacaan/ilmu

pengetahuan.

56 Saya memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di P.A,a.l: ruang belajar, buku-buku,dll. 57 Saya mendapatkan

pendampingan belajar dari pengasuh.

58 Saya mendapatkan tambahan pelajaran(les).

59 Saya memanfaatkan pendampingan belajar dari pengasuh.

60 Saya mengikuti tambahan pelajaran (les).

61 Saya dibiasakan untuk merawat pakaian yang saya miliki agar rapi setiap hari. 62 Saya dilatih untuk merawat

tanaman yang ada di halaman P.A.

63 Saya merawat pakaian agar rapi setiap hari.

64 Saya merawat tanaman yang ada di halaman P.A dengan baik.

65 Saya diberi kesempatan untuk menghias lingkungan P.A pada acara-acara tertentu,a.l: HUT RI, Hari Raya Natal,dll.

(73)

67 Saya menghias lingkungan Panti Asuhan pada acara-acara tertentu,seperti: HUT RI, Hari Raya Natal,dll. 68 Saya menjaga kebersihan

lingkungan Panti Asuhan. 69 Saya memperoleh

kesempatan bermain musik bersama teman-teman. 70 Saya mendapatkan waktu

untuk menonton acara hiburan di Televisi pada hari libur.

71 Saya bermain musik bersama teman-teman.

72 Saya menonton acara

hiburan di Televisi pada hari libur dengan rasa senang.

(74)
(75)
(76)
(77)

Lampiran 5

TABEL 7

DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUK PERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS UJI COBA

PENELITIAN PADA PARA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN WIRA KARYA TAMA PURWOREJO

(78)
(79)
(80)

61

Lampiran 6

TABEL 8

DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUK

PERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS PENELITIAN PADA PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN

(81)
(82)

63

(83)

Lampiran 7

TABEL 9

PERHITUNGAN SKOR-SKOR JENIS KEBUTUHAN PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA

(84)

65

Lampiran 8

TABEL 10

SKOR-SKOR KUESIONER TINGGI-RENDAH TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK

ASUH HARAPAN YOGYAKARTA

No.Anak Skor Anak Kategori No.Anak Skor Anak Kategori

1 237 T 16 255 T

2 223 R 17 225 R

3 212 R 18 206 R

4 197 R 19 275 T

5 274 T 20 240 T

6 208 R 21 224 R

7 246 T 22 239 T

8 271 T 23 230 R

9 221 R 24 270 T

10 208 R 25 242 T

11 214 R 26 272 T

12 188 R 27 241 T

13 239 T 28 248 T

14 263 T 29 247 T

(85)

Lampiran 9

PERHITUNGAN MEAN UNTUK MELIHAT TINGGI RENDAH TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP TIAP JENIS KEBUTUHAN PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN

YOGYAKARTA

Diketahui :

Rumus mencari Mean = ∑ Total Skor Tiap Jenis Kebutuhan

N

1. Jenis Kebutuhan Fisiologis

Total skor kebutuhan fisiologis = 1275 M = 1275 = 42, 50

30

2. Jenis Kebutuhan akan Rasa Aman

Total skor kebutuhan akan rasa aman = 765 M = 765 = 25, 50

30

3. Jenis Kebutuhan akan Rasa Memiliki-dimiliki/Cinta-kasih sayang Total skor kebutuhan akan Rasa

Memiliki-dimiliki/Cinta-kasih sayang = 1186 M = 1186 = 39, 53

30

4. Jenis Kebutuhan akan Rasa Penghargaan

Total skor kebutuhan akan Rasa Penghargaan = 850 M = 850 = 28, 33

(86)

67

5. Jenis Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

Total skor kebutuhan akan Aktualisasi Diri = 1107 M = 1107 = 36, 90

30

6. Jenis Kebutuhan akan Pengetahuan

Total skor kebutuhan akan Pengetahuan = 734 M = 734 = 24, 47

30

7. Jenis Kebutuhan akan estetik

Total skor kebutuhan akan estetik = 1157 M = 1157 =38, 57

(87)

Lampiran 10

TABEL 11

SKOR-SKOR TINGGI RENDAH TIAP JENIS KEBUTUHAN PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA

(88)

69

Lampiran 11

URUTAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA PER-JENIS KEBUTUHAN YANG TERMASUK KATEGORI RENDAH

Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang termasuk kategori rendah untuk tiap jenis kebutuhan adalah sebagai berikut :

(89)

Lampiran 12

URUTAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA PER-JENIS

KEBUTUHAN YANG TERMASUK KATEGORI TINGGI

Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang termasuk kategori tinggi untuk tiap jenis kebutuhan adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari identifikasi masalah di atas, penulis memberikan pembatasan masalah dengan menitik beratkan serta memfokuskan pembahasan mengenai keabsahan

Dalam penelitian ini waktu tanggap kategori lambat banyak terjadi pada pasien dengan jenis kasus non trauma yang kebanyakan masuk dalam klasifikasi kegawatan

Kelompok bahan makanan serta sandang mengalami penurunan indeks harga masing-masing sebesar 0,22 persen dan 0,05 persen, sementara pada periode yang sama kelompok

Berdasarkan kemampuan adaptasi dilapang yang tinggi, hasil pengujian kandungan air yang diatas 90%, dan hasil penilaian keindahan tumbuhan akuatik diatas 80% serta

Metsän tärkeä merkitys etenkin virkistyksen kannalta näyttää kuitenkin melko oleelliselta, sillä valtakunnallisen luonnon virkistyskäyttöä koskevan seurantatutkimuksen

Untuk menampilkan kode petugas yang merubah transaksi Untuk menampilkan tanggal perubahan jurnal yang dilakukan Berfungsi untuk menampilkan G/L journal dari suatu tanggal

Guru digalakkan merancang aktiviti yang dapat melibatkan murid secara aktif bagi menjana pemikiran secara analitis, kritis, inovatif dan kreatif di samping

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat yang merupakan penelitian sebagai intrumen vital dalam melakukan penyimakan secara