No. 22/05/72/Th.XX, 02 Mei 2017
P
ERKEMBANGAN
I
NDEKS
H
ARGA
K
ONSUMEN
/I
NFLASI
Selama April 2017, Inflasi Sebesar 0,46 Persen
Selama April 2017, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,46 persen yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (1,78 persen), kesehatan (0,84 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,29 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,05 persen). Kelompok bahan makanan serta sandang mengalami penurunan indeks harga masing-masing sebesar 0,22 persen dan 0,05 persen, sementara pada periode yang sama kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif tidak mengalami perubahan.
Pada bulan yang sama, inflasi year on year Kota Palu sebesar 5,09 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 8,39 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,65 persen. Inflasi Kota Palu sebesar 0,46 persen berasal dari andil kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,412 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (0,054 persen), kesehatan (0,032 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,011 persen). Sementara andil negatif terhadap inflasi disumbangkan oleh kelompok pengeluaran bahan makanan serta sandang masing-masing sebesar 0,046 persen dan 0,003 persen. Pada periode yang sama, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif tidak mengalami perubahan.
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 53 kota mengalami inflasi sementara 29 kota
lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen,
sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja sebesar 1,08 persen. Kota Palu mengalami
inflasi sebesar 0,46 persen, menempati urutan ke-4 inflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan
ke-10 secara nasional.
Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar (1,78 persen), kesehatan (0,84 persen), transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
(0,29 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,05 persen). Kelompok
bahan makanan serta sandang mengalami penurunan indeks harga masing-masing sebesar 0,22
persen dan 0,05 persen, sementara pada periode yang sama kelompok pengeluaran pendidikan,
rekreasi, dan olahraga relatif tidak mengalami perubahan.
Laju inflasi tahun kalender sampai dengan April 2017 sebesar 2,34 persen, sedangkan inflasi
Laju
Inflasi Inflasi
Apr 2016 Des 2016 Mar 2017 Apr 2017
tahun Kalender 2017 ** [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] U m u m 123,76 127,09 129,46 130,06 0,46 2,34 5,09 0,460 1 Bahan Makanan 127,33 131,65 132,68 132,39 -0,22 0,56 3,97 -0,046
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan
Tembakau 137,58 140,68 141,16 141,23 0,05 0,39 2,65 0,011
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan bakar 116,87 118,53 124,47 126,68 1,78 6,88 8,39 0,412
4 Sandang 106,88 109,56 110,07 110,01 -0,05 0,41 2,93 -0,003
5 Kesehatan 115,23 118,34 118,45 119,44 0,84 0,93 3,65 0,032
6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 121,79 127,25 127,18 127,18 0,00 -0,06 4,43 0,000 7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan 122,20 126,48 129,69 130,07 0,29 2,84 6,44 0,054
*)Perubahan IHK bulan April 2017 terhadap IHK bulan Maret 2017
**)Perubahan IHK bulan April 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016
***)Perubahan IHK bulan April 2017 terhadap IHK bulan April 2016
[1]
Tabel 1
Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) April 2017
Indeks Harga Konsumen
Year on Year ***
Andil Inflasi
Kelompok Pengeluaran April 2017*Inflasi
Grafik 1
Inflasi/Deflasi Bulanan dan Andil Inflasi Kota Palu April 2017
Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain tarif listrik (0,30 persen), ikan cakalang (0,11 persen), seng (0,08 persen), tomat buah (0,05 persen), ayam hidup (0,03 persen), besi beton (0,03 persen), pemeliharaan/service (0,02 persen), tomat sayur (0,02 persen), ikan kembung (0,02
0,46 -0,22 0,05 1,78 -0,05 0,84 0,29 -0,046 0,011 0,412 -0,003 0,032 0,000 0,054 -0,50 -0,25 0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00
Tabel 2
Andil Inflasi/Deflasi Sepuluh Komoditas Utama Kota Palu, April 2017
Komoditas Inflasi (%) Komoditas Deflasi (%) 01. Tarif Listrik 02. Ikan Cakalang 03. Seng 04. Tomat Buah 05. Ayam Hidup 06. Besi Beton 07. Pemeliharaan/Service 08. Tomat Sayur 09. Ikan Kembung 10. Ikan Layang 0,30 0,11 0,08 0,05 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 01. Cabai Rawit 02. Ikan Selar 03. Telur Ayam 04. Cabai Merah 05. Bawang Merah 06. Beras
07. Ikan Ekor Kuning 08. Bayam
09. Nangka Muda 10. Ikan Kakap Merah
0,12 0,06 0,05 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain cabai rawit (0,12 persen), ikan selar (0,06 persen), telur ayam (0,05 persen), cabai merah (0,03 persen), bawang merah (0,03 persen), beras (0,02 persen), ikan ekor kuning (0,02 persen), bayam (0,02 persen), nangka muda (0,02 persen), serta ikan kakap merah (0,02 persen).
I.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Selama April 2017, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kota Palu dirinci menurut tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut :
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan selama April 2017 mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,22 persen yakni dari 132,68 pada Maret 2017 menjadi 132,39 pada April 2017. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil negatif terhadap inflasi sebesar 0,046 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan (5,90 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (2,14 persen), bahan makanan lainnya (1,11 persen), padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya (0,55 persen), sayur-sayuran (0,21 persen), serta lemak dan minyak (0,12 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok buah-buahan (8,82 persen), ikan diawetkan (4,17 persen), ikan segar (1,30 persen), daging dan hasil-hasilnya (1,11 persen), serta kacang-kacangan (0,72 persen).
Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,05 persen dari 141,16 pada Maret 2017 menjadi 141,23 pada April 2017. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,011 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,22 persen, serta makanan jadi sebesar 0,01 persen. Sementara minuman yang tidak beralkohol mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,02 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,78 persen, yakni dari 124,47 pada Maret 2017 menjadi 126,68 pada April 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,412 persen. Selama April 2017, subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 5,81 persen, biaya tempat tinggal sebesar 0,77 persen, serta penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,03 persen. Sedangkan subkelompok perlengkapan rumah tangga selama April 2017 relatif stabil.
4. S a n d a n g
Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,05 persen, yakni dari 110,07 pada Maret 2017 menjadi 110,01 pada April 2017. Secara keseluruhan, andil negatif kelompok sandang terhadap inflasi adalah sebesar 0,003 persen. Selama April 2017 subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,23 persen, sebaliknya sandang laki-laki mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,03 persen. Sementara subkelompok sandang wanita dan sandang anak-anak selama April 2017 relatif tetap.
5. K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,84 persen dari 118,45 pada Maret 2017 menjadi 119,44 pada April 2017. Andil kelompok kesehatan terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,032 persen. Subkelompok yang mengalami kenaikan indeks harga selama April 2017 yakni perawatan jasmani dan kosmetika serta obat-obatan masing-masing sebesar 1,61 persen dan 0,59 persen. Sementara jasa kesehatan serta jasa perawatan jasmani selama April 2017 relatif stabil.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif tidak mengalami perubahan indeks harga, atau tetap sebesar 127,18. Dari lima subkelompok pengeluaran dalam kelompok ini, tidak satupun yang tercatat mengalami perubahan indeks harga selama April 2017.
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,29 persen, yakni dari 129,69 pada Maret 2017 menjadi 130,07 pada April 2017. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,054 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,60 persen, komunikasi dan pengiriman sebesar 0,51 persen, serta transpor sebesar 0,06 persen. Sementara subkelompok jasa keuangan selama April 2017 terpantau relatif stabil.
II.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir
Dalam tiga tahun terakhir, inflasi Kota Palu bulan April 2017 sebesar 0,46 persen lebih tinggi dibandingkan dengan April 2015 sebesar 0,37 persen, bahkan pada April 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,53 persen. Sementara laju inflasi tahun kalender sampai dengan April 2017 sebesar 2,34 persen menjadi satu-satunya capaian inflasi yang terjadi untuk periode yang sama dalam tiga tahun terakhir. Laju inflasi tahun kalender pada April 2015 dan April 2016 tercatat deflasi masing-masing sebesar 2,02 persen dan 1,17 persen. Inflasi year on year pada April 2017 sebesar 5,09 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016 sebesar 5,08 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan periode April 2015 yang sebesar 5,46 persen.
Grafik 2
Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2015 -2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2015 0,12 -1,84 -0,68 0,37 2,24 0,03 1,32 -0,75 0,12 0,78 0,47 1,96 2016 -0,41 -0,61 0,38 -0,53 0,8 0,63 0,39 -0,41 0,59 -0,95 0,49 1,15 2017 1,32 0,29 0,25 0,46 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
III.
Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua
Selama April 2017, inflasi secara nasional sebesar … persen, sementara laju inflasi sebesar ... persen. Sedangkan inflasi year on year sebesar ..… persen. Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 53 kota mengalami inflasi sementara 29 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja sebesar 1,08 persen. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,46 persen, menempati urutan ke-4 inflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-10 secara nasional. -0,76 -0,67 -0,42 -0,29 -0,26 -0,13 -0,12 -0,02 0,05 0,06 0,16 0,22 0,33 0,36 0,46 0,58 0,63 0,73 Grafik 3. Inflasi Kawasan Sulampua
Bulan April 2017
IHK Inflasi (%) Laju Inflasi
(%) Y o Y [2] [3] [4] [5] 1 Jayapura 129,97 0,73 1,03 4,24 2 Bulukumba 133,18 0,63 2,26 5,16 3 Watampone 123,52 0,58 2,70 4,62 4 Palu 130,06 0,46 2,34 5,09 5 Ternate 131,19 0,36 0,71 2,72 6 Makassar 129,12 0,33 2,12 4,20 7 Palopo 125,83 0,22 1,66 3,86 8 Tual 143,06 0,16 2,09 5,12 9 Mamuju 127,31 0,06 1,43 4,25 10 Pare-Pare 122,90 0,05 0,66 3,16 11 Manado 128,77 -0,02 2,49 4,83 12 Gorontalo 123,64 -0,12 1,53 2,94 13 Kendari 122,90 -0,13 1,00 2,91 14 Sorong 128,26 -0,26 1,12 3,46 15 Manokwari 121,47 -0,29 -0,72 4,81 16 Merauke 135,10 -0,42 2,26 6,19 17 Bau-Bau 128,42 -0,67 -0,35 1,92 18 Ambon 125,71 -0,76 -0,11 4,18 [1] Tabel 3
Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua
April 2017
Di tingkat nasional, beberapa kota yang mengalami inflasi selama April 2017 yakni Pangkal Pinang (1,02 persen), Tanjung Pandan (0,93persen), Jayapura (0,73 persen), Bulukumba (0,63 persen), Jambi (0,59 persen), Watampone (0,58 persen), Tasikmalaya (0,55 persen), Banyuwangi (0,48 persen), Batam (0,48 persen), Palu (0,46 persen), Madiun (0,45 persen), Probolinggo (0,44 persen), Serang (0,41 persen), Cirebon (0,40 persen), dan kota lainnya di bawah 0,40 persen. Sementara itu, beberapa kota yang mengalami deflasi yakni Singaraja (1,08 persen), Ambon (0,76 persen), Lhokseumawe (0,68 persen), Bau-Bau (0,67 persen), Tanjung (0,65 persen), Medan (0,53 persen), Meulaboh (0,52 persen), Merauke (0,42 persen), Padang (0,31 persen), Bengkulu (0,30 persen), dan kota-kota lainnya di bawah 0,30 persen.
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), terjadi inflasi di 10 kota, sementara 8 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura (0,73 persen), diikuti Bulukumba (0,63 persen), Watampone (0,58 persen), Palu (0,46 persen), Ternate (0,36 persen), Makassar (0,33 persen), dan kota lainnya di bawah 0,30 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota Ambon sebesar 0,76 persen, diikuti oleh Bau-Bau (0,67 persen), Merauke (0,42 persen), Manokwari (0,29 persen), Sorong (0,26 persen), Kendari (0,13 persen), Gorontalo (0,12 persen), dan Manado (0,02 persen).