• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) OLEH SUKU DINAS KOPERASI, UMKM, DAN PERDAGANGAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT (Studi Kasus Pada Produsen Tempe Dan Tahu Di Semanan, Kalideres) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) OLEH SUKU DINAS KOPERASI, UMKM, DAN PERDAGANGAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT (Studi Kasus Pada Produsen Tempe Dan Tahu Di Semanan, Kalideres) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH (UMKM) OLEH SUKU DINAS

KOPERASI, UMKM, DAN PERDAGANGAN KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

(Studi Kasus Pada Produsen Tempe Dan Tahu Di Semanan, Kalideres)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Fitri Maliani Nugraha NIM 6661111466

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Orang yang ingin bergembira,

Harus menyukai kelelahan akibat bekerja (Plato)

Tentukan Mimpimu, Lalu Kejarlah !

Setiap tahap kehidupan pasti ada UJIAN,

TUGASKU mempersiapkan kesuksesannya

Skripsi ini kupersembahkan untuk,

Bapak dan Mamah, keluarga,

(6)

ABSTRAK

Fitri Maliani Nugraha. NIM. 6661111466. Skripsi. Pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat (Studi Kasus Pada Produsen Tempe dan Tahu di Semanan, Kalideres). Pembimbing I : Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Pembimbing II : Riny Handayani, M.Si.

UMKM tempe dan tahu sangat rentan terhadap masalah dalam mengembangkan usahanya, karena bahan baku kedelai diimpor dari berbagai negara dunia yang menyebabkan harga kedelai fluktuatif, peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal ini yaitu Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat untuk membina produsen agar dapat bertahan dan bersaing dalam pasar global.Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat. Teori yang digunakan adalah Teori Pemberdayaan dari Suharto (2005).Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.Informan penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Hasil penelitian bahwa pemberdayaan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dirasa belum optimal, karena kurangnya koordinasi antar agen pemberdayaan. Sarannya adalah diperlukannya koordinasi antar agen pemberdayaan, peningkatan jumlah anggota koperasi dan meningkatkan peran aktif produsen dalam kegiatan pemberdayaan.

(7)

ABSTRACT

Fitri Maliani Nugraha. NIM 6661111266.Thesis.Empowerment of UMKM Developed by Department of Cooperation, UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta (Case Study of Tempe and Tofu’s Makers at Semanan, Kalideres). AdvisorI : Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. AdvisorII : Riny Handayani, M.Si.

UMKM tempe and tofu are very prone to problems in developing a business, because the soybeans are imported from various countries of the world, that caused soybean prices to fluctuate. In the case the role of Department of Cooperative, UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta are indispensable to help tempe and tofu producers. This research aimed to analyze and find out the empowerment of UMKM developed by Department of Cooperation, UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta. The theory of Empowerment by Suharto (2005). The methodology used in this research is descriptive qualitative method. The informants were determined by using purposive technique.The result of this research is the empowerment that is developed by Department of Cooperation, UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta felt not optimal yet. This condition due to lack of coordination between agents of the empowerment. Suggestion of this research is coordination berween agents of empowerment is needed, increasing the number of cooperatives members, and enchance the active role of UMKM in empowerment activity.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia – Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, atas berkat rahmat, karunia, dan ridho – Nya, Alhamdulillah penelitian ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik oleh peneliti.

Terimakasih untuk Bapak dan Mamah tercinta yang senantiasa mendukung secara moril maupun materil, terimakasih atas bantuan dan dorongan kalian dalam menyelesaikan penelitian ini, serta terimakasih atas kasih sayang serta doa tulus yang selalu menyertai disetiap langkah kaki peneliti.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan

Kota Administrasi Jakarta Barat”. Hasil proposal skripsi ini tentunya tak

(9)

iii

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Mia Dwiana, S.Sos., MM., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos., MM.,Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos.,M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik.

(10)

iv

10.Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh staff administrasi dan staff perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11.Terimakasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Agus Kurnia Nugraha dan Ibu Euis Mulyati yang selalu memberikan doa dan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Terimakasih saya ucapkan kepada kakak (Kistanti Malia Nugraha), adik – adikku (Dewi Yulia Nugraha dan Rizki Jaelani Nugraha) yang selalu mengingatkan dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 13.Terimakasih saya ucapkan kepada Kakek Adjat Sudrajat dan Nenek Juaningsih yang selalu memberikan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Japto Soerjosoemarsono, SH., yang telah mendukung saya secara materi dan non materi serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

15.Terimakasih saya ucapkan kepada Kurniawan Yulianto, teman dekat dan penyemangat yang selalu membantu dan memberikan semangat tiada henti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(11)

v

dan Anita yang selalu memberikan semangat , dukungan, serta masukan – masukan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

17.Terimakasih saya ucapkan kepada teman seperjuangan sewaktu SMA yaitu Sasih Karani, Amalia Wati, dan Rohmalia Fadhlah yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

18.Terimakasih saya ucapkan kepada teman seperjuangan sewaktu SMA yaitu Vera Hendrayani yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

19.Terimakasih saya ucapkan kepada Almarhum Bapak Suharto selaku Ketua PRIMKOPTI Swakerta, Semanan, Kalideres yang telah memberikan ilmu dan informasi kepada peneliti, serta kepada Bapak Handoko selaku Sekretaris PRIMKOPTI Swakerta yang bersedia meluangkan waktu kapan pun peneliti membutuhkan informasi, serta terimakasih kepada produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat yang telah membantu peneliti.

20.Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Muchtar dan Bapak Dirman yang telah memberikan informasi kepada peneliti di Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

(12)

vi

22.Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Lurah dan Bapak Sekretaris Lurah di Kelurahan Semanan, Kalideres yang telah membantu memberikan data dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 23.Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu. Peneliti sangat berterimakasih atas segala batuan yang telah diberikan, semoga apa yang telah diberikan dapat bermanfaat dan mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Tidak lupa peneliti memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan oleh peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membaca dan khususnya bagi peneliti sendiri.

Serang, Oktober2015

(13)

vii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 17

1.3 Batasan Masalah 18

1.4 Rumusan Masalah 18

1.5 Tujuan Penelitian 18

1.6 Manfaat Penelitian 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 20

2.1.1 Pemberdayaan 20

(14)

viii

2.1.1.2 Strategi Pemberdayaan 24

2.1.1.3 Indikator Keberdayaan 26

2.1.2 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 27

2.2 Penelitian Terdahulu 28

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian 30

2.4 Asumsi Dasar 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian 34

3.2 Fokus Penelitian 34

3.3 Lokasi Penelitian 34

3.4 Fenomena yang diamati 35

3.4.1 Definisi Konsep 35

3.4.2 Definisi Operasional 35

3.5 Instrumen Penelitian 36

3.6 Informan Penelitian 40

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 41

3.7.1 Teknik Analisis Data 41

3.7.2 Keabsahan Data 44

3.8 Jadwal Penelitian 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 48

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat 48 4.1.2 Gambaran Umum Suku Dinas Koperasi, UMKM,

(15)

ix

4.1.2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota

Administrasi Jakarta Barat 51

4.2 Deskripsi Data 54

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian 54

4.2.2 Deskripsi Informan Penelitian 55

4.3 Penyajian Data 56

4.3.1 Pemungkinan 56

4.3.2 Penguatan 61

4.3.3 Perlindungan 65

4.3.4 Penyokongan 69

4.3.5 Pemeliharaan 71

4.4 Pembahasan 73

4.4.1 Pemungkinan 73

4.4.2 Penguatan 75

4.4.3 Perlindungan 79

4.4.4 Penyokongan 81

4.4.5 Pemeliharaan 83

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 88

5.2 Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

(16)

x

DAFTAR TABEL

Halaman 1.1Kriteria UMKM Menurut UU RI No.20 Tahun 2008 5 1.2 Perkembangan UMKM Periode 2009 -2012 6 1.3 Penyebaran UKM Menurut Wilayah di Provinsi DKI Jakarta

Sesuai Sensus Ekonomi 2006 8

1.4 Jumlah Usaha Kecil (UK) Terbina Menurut Wilayah

DKI Jakarta Tahun 2014 8

1.5 Jumlah Usaha Kecil Terbina Menurut Jenis SektorUsaha Kecil

Tahun 2014 9

1.6 Data UMKM yang Mendapat Bantuan Sertifikat Halal

Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta 9 1.7Rekapitulasi Pendataan Pengrajin Tempe dan Tahu Wilayah

Kota Jakarta Barat Tahun 2014 11

3.1 Pedoman Wawancara 38

3.2 Katogorisasi Informan Penelitian 41

4.1 Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayah Kota Administrasi

Jakarta Barat 48

4.2 Daftar Nama Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Kalideres 49

4.3 Daftar Informan Penelitian 56

(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 32

3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman 42 4.1 Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM,

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, pembangunan di negara berkembang seperti Indonesia merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.Pembangunan dilaksanakan dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan.Pembangunan di berbagai bidang tersebut merupakan hal yang paling mendasar dalam mewujudkan suatu perubahan kepada kondisi ideal yang diharapkan oleh masyarakat sebagai unsur penting dari adanya pembangunan itu sendiri.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, jumlah penduduk Indonesia menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010 adalah sebesar 237.641.326 orang, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 – 2010, sehingga diperkirakan pada tahun 2035 akan jauh melampaui 300 juta penduduk. (bps.go.id, 2014)

(19)

2

cita bangsa. Di sisi lain, perkembangan penduduk yang sangat cepat dan tinggi tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia mengingat persaingan global mengharuskan manusia mampu bersaing dalam tataran global, sehingga Masyarakat Indonesia dapat mencapai kesejahteraan umum sesuai dengan cita – cita Bangsa Indonesia yang tertera pada naskah pembukaan UUD 1945. Menurut Coralie Bryant dan Louise White dalam Managing Development in the Third World (1982, 14) dalam Agus Sjafari (2007:8), Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk memperngaruhi masa depannya.Pembangunan pada dasarnya mengarah kepada perubahan kearah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan taraf hidup orang banyak, Pembangunan dalam era globalisasi sangat mengunggulkan sektor ekonomi sebagai ukuran dari keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, tidak terkecuali di negara berkembang seperti Indonesia.Namun, pertumbuhan ekonomi juga tidak bisa tumbuh dan berkembang jika pemanfaatan sumber daya manusia tidak optimal, karena sumber daya manusia merupakan objek dari adanya pembangunan itu sendiri.

(20)

Masyarakat Indonesia serta dalam pemenuhan kebutuhan Masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2015, Masyarakat Indonesia harus mampu bersaing dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), yang berarti negara – negara yang bergabung dalam organisasi ASEAN dapat berinteraksi secara langsung dalam hal sosial maupun ekonomi, yaitu berupa perdagangan bebas, penghilangan tarif perdagangan antar Negara ASEAN, serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang bebas. Dengan adanya kerjasama antar Negara se- ASEAN ini tentu menjadi tantangan baru bagi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu Masyarakat Indonesia agar mampu bersaing dalam lingkup yang sangat luas.Pemanfaatan sumber daya manusia merupakan hal yang harus diperhatikan Pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan, pada khususnya pertumbuhan pada sektor ekonomi yaitu pada sektor dunia usaha.

(21)

4

Pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan di Indonesia dapat dikatakan berhasil memberikan kontribusi PDRB secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana ekonomi kerakyatan sangat berkembang mulai dari segi jumlahnya hingga penyerapan tenaga kerja yang semakin meningkat dan justru dijadikan “payung” kekuatan ekonomi di era globalisasi dalam menghadapi krisis ekonomi negara – negara besar dunia. Ekonomi berbasis kerakyatan yang menjadi salah satu program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sebagai agen dari pertumbuhan perekonomian yaitu pada Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM). (http://www.beritasatu.com/ekonomi/165442-sektor-ukm-diakui-tetapi-tak-dimodali.html).

(22)

Tabel 1.1

Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008

No. Kriteria Usaha Omset (Rp)

Aset/Modal Usaha (Rp)

1 Usaha Mikro < 300 juta < 50 juta 2

Usaha Kecil

300 juta - 2,5

Milyar 50 juta - 500 juta 3

Usaha Menengah

2,5 Milyar - 50

(23)

6

Dalam perkembangannya, UMKM di Indonesia pada periode 2009 – 2012 sangat signifikan, dilihat dari data Badan Pusat Statistik berikut ini, yaitu:

Tabel 1.2

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Periode 2009 – 2012

No. Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah

UMKM Unit

52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592

2

Orang 96.211.332 99.401.775 101.722.458 107.657.509

4

1.212.599.30 1.282.571.80 1.369.326.00 1.504.928.20

6

162.254.52 175.894.89 187.441.82 208.067.00

8

Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM

Persen 8.85 8.41 6.56 11.00

(24)

Dari data tersebut, perkembangan UMKM di Indonesia periode 2009

– 2012 mulai dari jumlah, penyerapan tenaga kerja, sumbangan PDB UMKM serta pertumbuhan nilai ekspor, rata – ratanya mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya, persaingan di era globalisasi ini tidak kemudian menyurutkan perkembangan UMKM di Indonesia, justru pada perkembangan program UMKM ini memunculkan UMKM baru setiap tahunnya yang kemudian memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Era pasar bebas MEA, memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi sektor dunia usaha yaitu UMKM untuk berkembang, maka pemerintah harus mengambil langkah – langkah strategis agar mampu menghadapi persaingan dengan Negara ASEAN.

(25)

8

Tabel 1.3

Penyebaran UKM Menurut Wilayah Di Provinsi DKI Jakarta

No. Wilayah

Dari data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di kawasan DKI Jakarta bertopang pada ekonomi usaha kecil yaitu sebesar 81,6% yang tersebar di berbagai wilayah DKI Jakarta. Berikut daftar Jumlah Usaha Kecil yang telah terbina di wilayah DKI Jakarta :

Tabel 1.4

Jumlah Usaha Kecil (UK) Terbina Menurut Wilayah DKI Jakarta Tahun 2014

No. Wilayah Jumlah Usaha Kecil Jumlah UK Terbina

1 Jakarta Utara 108.022 2.645

(26)

Jumlah usaha kecil binaan tersebut dikelompokkan dalam 4 sektor, yaitu :

Tabel 1.5

Jumlah Usaha Kecil Terbina Menurut Jenis Sektor Usaha Kecil Tahun 2014

No. Sektor Usaha Kecil Jumlah

1 Perdagangan 6.105

2 Industri 3.393

3 Jasa 4.167

4 Aneka Usaha 1.049

Jumlah 14.714

Sumber : Dinas Koperasi, UMKM,dan Perdagangan DKI Jakarta, 2015

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan usaha yang digolongkan menjadi 2 bagian jenis usaha yaitu jenis usaha yang bergerak di bidang kuliner dan non kuliner.

Tabel 1.6

Data UMKM Yang Mendapat Bantuan Sertifikat Halal Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta

No. Wilayah

(27)

10

Data tersebut diatas merupakan jumlah UMKM yang mendapat bantuan sertifikat halal yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta bekerjasama dengan Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi terkait, melalui program pengembangan UMKM melalui pameran wisata kuliner di wilayah DKI Jakarta. Usaha pemberian sertifikat halal ini bertujuan untuk membantu UMKM di bidang usaha kuliner dalam mempromosikan produknya dan meningkatkan jumlah konsumen, namun dari jumlah UMKM yang ada di wilayah DKI Jakarta tidak seluruhnya UMKM yang bergerak di bidang kuliner atau makanan mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta karena terbatasnya informasi.

(28)

Tabel 1.7

Rekapitulasi Pendataan Pengrajin Tempe dan Tahu Wilayah Kota Jakarta Barat Tahun 2014

Kecamatan Kelurahan

(29)

12

RT.006/011, Kelurahan: Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Sabtu, 21 Februari 2015 Pukul 10.25)

Tempe dan tahu merupakan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh Masyarakat Indonesia, sehingga tempe dapat dikatakan makanan khas Masyarakat Indonesia, makanan khas yang berbahan baku kedelai ini selain makanan yang bergizi tinggi karena mengandung protein pengganti daging sapi, tempe dan tahu juga termasuk makanan dengan harga yang terjangkau, sehingga tempe dan tahu menjadi pilihan masyarakat Indonesia baik kalangan menengah kebawah maupun menengah keatas untuk dikonsumsi.

Tempe dan tahu yang menjadi makanan khas Masyarakat Indonesia tersebut akan berpengaruh pada tingkat konsumsi kedelai di Indonesia, ini terbukti di tahun 2013 konsumsi kedelai meningkat menjadi sekitar 2,5 juta ton. Padahal produksi kedelai nasional di tahun yang sama hanya 0,8 juta ton, sehingga kekurangannya 1,7 juta ton atau sekitar 70% dari total konsumsi nasional harus dipenuhi dengan kedelai impor. Perlu dicatat bahwa impor kedelai Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada akhir era Orde Baru, tahun 1997, impor kedelai hanya 0,6 juta ton, pada tahun 2013, impor kedelai telah membengkak menjadi 1,7 juta ton, hamper tiga kali lipat dari impor tahun 1997.

(30)

Dengan konsumsi kedelai yang terus meningkat, tentu Indonesia harus memproduksi bahan baku tempe dan tahu yaitu kedelai lebih besar dibandingkan dengan jumlah konsumsi kedelai secara nasional, namun pada nyatanya, Indonesia harus mengimpor kedelai dari beberapa Negara penghasil kedelai terbesar di dunia untuk memenuhi kebutuhan pokok industri tempe dan tahu di Indonesia. Berikut adalah Negara pengimpor kedelai terbesar secara nilai transaksi ke Indonesia pada Januari 2014, yaitu:

1. Amerika Serikat dengan nilai transaksi sebesar 84,12 Juta USD 2. Ukraina dengan nilai transaksi sebesar 783,63 Ribu USD 3. Malaysia dengan nilai transaksi sebesar 759 Ribu USD 4. Kanada dengan nilai transaksi 2,60 Juta USD

5. Negara lain dengan nilai transaksi sebesar 66,59 juta USD

(http://m.liputan6.com/bisnis/read/2021461/ironis-ri-impor-kedelai-dari-negara-miskin)

(31)

14

baru, dalam membantu sentra – sentra UMKM dalam pengembangan usahanya, pemerintah membentuk koperasi sebagai usaha untuk mengembangkan sentra – sentra UMKM tersebut, yang kemudian koperasi ini diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Pengkoperasian, kemudian diperbarui di Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pengkoperasian.

Pada tingkat kota administrasi, Koperasi untuk produsen tempe dan tahu disebut sebagai Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) – Swakerta. Di wilayah Semanan, Kalideres, Jakarta Barat ini, PRIMKOPTI – Swakerta berfungsi sebagai wadah produsen tempe dan tahu diharapkan mampu menampung segala aspirasi produsen dan menjadi wadah dalam pengembangan produsen tempe dan tahu selain menjalankan usahanya sebagai penyalur kedelai untuk memenuhi kebutuhan produksi anggota produsen tempe dan tahu, yang kemudian dalam pelaksanaannya untuk mengembangkan UMKM produsen tempe dan tahu baik dalam hal pemasaran, kemudahan akses pasar dan promosi produk, serta permodalan, PRIMKOPTI – Swakerta bekerjasama dengan pemerintah tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat, yaitu Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pemberdayaan untuk pengembangan UMKM.

(32)

dan tahu di Semanan, Kalideres untuk membantu pengembangan usaha, yaitu pada permasalahan permodalan, koperasi tidak lagi menghimpun dana dari produsen atau biasa disebut simpan pinjam, sehingga produsen mencari modal sendiri, serta pada pemasaran hasil produksi, produsen mencari akses pasar sendiri dalam memasarkan tempe dan tahu. (Sumber : hasil wawancara dengan Bapak Prasetyo selaku produsen tempe di wilayah sentra produsen tempe PIK KOPTI RT/RW : 009/ 011 Kelurahan, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Minggu, 19 Oktober 2014 Pukul 10.00)

(33)

16

SekretarisPRIMKOPTI di Jl. H. M. Asenie No. 2 RT.006/011, Kelurahan: Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Kamis, 23 Oktober 2014 Pukul 11.00).

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan masalah yang melatarbelakangi adanya penelitian ini, yaitu: Pertama, PRIMKOPTI Swakerta sebagai sentra UMKM dan wadah bagi produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres dirasa kurang optimal oleh produsen tempe dan tahu dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan usaha produsen tempe dan tahu, yaitu masalah simpan pinjam dana yang dihimpun koperasi tidak berjalan selama tahun 2014, sehingga koperasi hanya melakukan usaha perdagangan kedelai saja, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah dalam hal ini Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan dalam memberikan pemberdayaan baik kepada koperasi untuk membantu produsen maupun produsen tempe dan tahu itu sendiri.

Kedua, Terbatasnya akses pasar dan jaringan usaha yang menyebabkan produsen tempe dan tahu harus mencari pasar sendiri. Dan Ketiga, Terbatasnya modal usaha bagi produsen tempe dan tahu yang membuat usaha produsen tempe dan tahu dengan skala kecil ini sulit berkembang.

(34)

tidak dapat terlepas dari campur tangan pemerintah khususnya pemerintah pada tingkat daerah yaitu dalam hal ini adalah Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pemberdayaan kepada UMKM produsen tempe dan tahu agar usahanya dapat semakin berkembang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. PRIMKOPTI – Swakerta sebagai wadah UMKM dirasa kurang optimal oleh produsen tempe dan tahu dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan usahanya yaitu pada masalah simpan pinjam yang tidak berjalan.

2. Terbatasnya akses pasar dan jaringan usaha yang menyebabkan UMKM harus mencari pasar sendiri.

(35)

18

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini banyak masalah yang muncul.Namun agar lebih terfokus pada masalah penelitian maka peneliti membatasi masalah pada Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada khususnya Produsen Tempe dan Tahu di Semanan, Kalideres.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka peneliti merumusakan rumusan masalah yaitu Bagaimana pemberdayaan yang dilakukan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Koperasi Kota Administrasi Jakarta Barat kepada produsen UMKM tempe dan tahu di Semanan, Kalideres dalam mengembangkan usahanya?

1.5 Tujuan Penelitian

(36)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian yang berjudul Pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat yaitu terdiri dari manfaat teoritis dan praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan, pengetahuan, dan wawasan yang terkait dengan masalah tersebut yang berkaitan dengan Pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

2. Manfaat Praktis

(37)

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori 2.1.1 Pemberdayaan

2.1.1.1 Definisi Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan (Djohani, 2003 dalam M. Anwas, 2013:49).

Kata “empowerment” dan “empower” diterjemahkan dalam bahasa indonesia Menjadi Pemberdayaan Dan Memberdayakan, Menurut Merriam Webster Dan Oxfort English Dictionery (dalam prijono dan pranarka, 1996 : 3) mengandung dua pengertian yaitu : pengertian pertama adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or

enable. Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan,

mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedang dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.

(38)

kekuatan politik, dan hak – haknya menurut undang – undang. Sementara itu, menurut Mc.Ardle (1989) mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang – orang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang – orang yang telah mencapai tujuan kolektif

diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk

lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. Namun demikian, McArdle mengimplikasikan hal tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan. (Harry Hikmat, 2010: 3)

(39)

22

1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang – orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995)

2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolam atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian – kejadian serta lembaga – lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons,et.al.,1994)

3. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur social (Swift dan Levin, 1987)

4. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).

(Suharto, 1997:210-224 dalam Edi Suharto,2005:58-59)

(40)

1. Pilihan – pilihan personal dan kesempatan – kesempatan hidup: kemampuan dalam membuat keputusan – keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal, pekerjaan

2. Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya

3. Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbang gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan

4. Lembaga – lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata – pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan social, pendidikan, kesehatan

5. Sumber – sumber: kemampuan memobilisasi sumber – sumber formal, informal dan kemasyarakatan

6. Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa 7. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,

perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi. (Edi Suharto, 2005:59)

Menurut Bedger dan Nenhaus dan Nisbet (Suharto,1997),

(41)

24

keluarga yang secara tradisional merupakan lembaga alamiah yang dapat memberi dukungan dan bantuan informal, pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan para anggotanya, cenderung semakin melemah peranannya. Oleh karena itu, seringkali sistem ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai bentuk pembangunan proyek – proyek fisik, selain di satu pihak mampu meningkatkan kualitas hidup sekelompok orang, juga tidak jarang malah semakin meminggirkan kelompok – kelompok tertentu dalam masyarakat. (Edi Suharto, 2005:61)

Sennet dan Cabb (1972) dan Conway (1979) menyatakan bahwa ketidakberdayaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi, ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihan – pelatihan, dan adanya ketegangan fisik maupun emosional (Suharto,1997 dalam Edi Suharto, 2005:61)

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, harus dilakukan melalui beberapa kegiatan : pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi (Protecting), disinilah letak titik tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia, setiap anggota masyarakat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat terus dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah (Kartasasmita:1996:159).

2.1.1.2 Strategi Pemberdayaan

(42)

a. Pemungkinan; menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekarat – sekarat kultural dan struktur yang menghambat.

b. Penguatan; memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan; melindungi masyarakat terutama kelompok – kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menhindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan kepada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

d. Penyokongan; memberi bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan perannya dan tugas – tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

(43)

26

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

(M. Anwas, 2013:87)

2.1.1.3 Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer (1981), pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif (Suharto,1997:215). Parsons et.al. (1994:106) juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain

(44)

2.1.2 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha yang memenuhi kriteria sesuai dengan Undang – Undang, yaitu dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kriteria Usaha menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu:

1. Usaha Mikro

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Usaha Kecil

(45)

28

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000. 000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk menghasilkan sebuah penelitian yang komprehensif dan

berkorelasi, dalam melakukan penelitian yang berjudul “Pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota

Administrasi Jakarta Barat” ini, peneliti melakukan peninjauan terhadap

(46)

Dalam hal ini, peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya, sebagai pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu pertama berdasarkan penelitian terdahulu pada skripsi Universitas Airlangga

yang dilakukan oleh Bachtiar Rifa‟i, mahasiswa Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tahun 2013 yang berjudul “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite

Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten

Sidoarjo”, dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian bahwa program labsite tersebut dapat membantu para pengrajin krupuk ikan yang ada di Desa Kedung Rejo terutama pada pengrajin kecil dan musiman yang memang membutuhkan dana untuk meningkatkan pendapatan serta produksi krupuk ikan mereka, dan juga berdampak pada eksisnya potensi yang berada di kampung krupuk ikan.

Sedangkan berdasarkan penelitian terdahulu yang kedua adalah pada skripsi Universitas Airlangga yang dilakukan oleh Pramita Putri Oktavia, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2011 yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Studi Deskriptif

Tentang Strategi Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Dalam

Pengembangan Industri Kerajinan Anyaman Bambu Di Desa Gintangan Dan

Kelurahan Gombengsari Oleh Dinas Perindustrian Perdagangan

(47)

30

penelitian kualitatif yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) yang dilakukan oleh DISPERINDAG dan Koperasi Kabupaten Banyuwangi didasarkan pada Sumber Daya internal yang dimiliki untuk menciptakan kemampuan inti dalam mencapai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif produk yang dihasilkan.

Sedangkan dalam penelitian ini, membahas mengenai Pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana pemberdayaan terhadap UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan dalam mengembangkan usaha produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

(48)

Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pengembangan usahanya.

(49)

32

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Identifikasi Masalah :

1. PRIMKOPTI – Swakerta sebagai wadah UMKM dirasa kurang optimal

oleh produsen tempe dan tahu dalam menjalankan tugasnya untuk

meningkatkan usahanya yaitu pada masalah simpan pinjam yang tidak

berjalan.

2. Terbatasnya akses pasar dan jaringan usaha yang menyebabkan UMKM

harus mencari pasar sendiri.

3. Terbatasnya modal usaha yang membuat perkembangan UMKM ini sulit

berkembang.

TEORI PEMBERDAYAAN

Strategi Pemberdayaan :

1. Pemungkinan 2. Penguatan 3. Perlindungan 4. Penyokongan 5. Pemeliharaan

(Suharto, 2005)

OUTPUT

Pemberdayaan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan diharapakan

dapat ditingkatkan kepada UMKM Produsen Tempe dan Tahu agar dapat

(50)

2.4 Asumsi Dasar

(51)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti menggambarkan dan menjelaskan situasi dan kondisi yang terjadi, setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara yang berkaitan dengan Pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus Penelitian dalam penelitian ini adalah pada pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dengan ruang lingkupnya adalah Produsen Tempe dan Tahu di Semanan, Kalideres.

3.3 Lokasi Penelitian

(52)

Jakarta Barat yang merupakan kawasan produksi tempe terbesar se – Indonesia dan se – DKI Jakarta.

3.4 Fenomena yang diamati 3.4.1 Definisi Konsep

Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan cara menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi (Protecting).

3.4.2 Definisi Operasional

(53)

36

1. Pemungkinan

Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekarat – sekarat kultural dan struktur yang menghambat. 2. Penguatan

Memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

3. Perlindungan

Melindungi masyarakat terutama kelompok – kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.Pemberdayaan harus diarahkan kepada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

4. Penyokongan

Memberi bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan perannya dan tugas – tugas kehidupannya.Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan

Memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

3.5 Instrumen Penelitian

(54)

suatu keharusan. Untuk itu teknik penelitian yang digunakan untuk menggali data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Pengertian lebih lanjut adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan proses untuk memperoleh data atau keterangan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan dengan melalui kegiatan komunikasi verbal berupa percakapan, pada penelitian ini wawancara yang dilakukan tidak terstruktur dengan tujuan untuk menggali lebih jauh informasi yang ada dari sumber data.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian di lapangan, yang bertujuan memperoleh informasi dan gambaran secara jelas mengenai Pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

c. Dokumentasi

(55)

38

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

Teori Indikator Deskripsi Pertanyaan Informan

(56)
(57)

40

(58)

Tabel 3.2

Katagorisasi Informan Penelitian

No. Katagorisasi Informan

Kode

1 Produsen Tempe dan Tahu di Semanan, Kalideres,

Jakarta Barat. K1

2

Pengurus Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (PRIMKOPTI)- Swakerta, di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.

K2

3 Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan

Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat K3 Sumber: Peneliti, 2014.

a. K1 terdiri dari I1.1, I1.2, I1.3, I1.4, I1.5, I1.n yang merupakan produsen tempe

dan tahu di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.

b. K2 terdiri dari I2.1, I2.2, I2.n yang merupakan pengurus PRIMKOPTI

Swakerta Semanan, Kalideres.

c. K3 terdiri dari I3.1 (Kepala Sub Bagian Koperasi dan UMKM) dan

I3.2(Kepala Sub Bagian Perdagangan) Kota Administrasi Jakarta Barat.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Teknik Analisis Data

(59)

42

langsung memberikan data kepada peneliti, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti.Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi.Sedangkan data-data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis, gambar dan foto-foto.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Model Miles dan Hubermen yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan 3 kegiatan penting diantaranya data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), verification (verifikasi). Berikut gambar proses tersebut:

Gambar 3.1

Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (2009:20)

Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(60)

Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa proses penelitian ini dilakukan secara berulang terus-menerus dan saling berkaitan satu sama lain baik dari sebelum, saat di lapangan hingga selesainya penelitian.

a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data yang akan didapat juga semakin banyak, kompleks dan rumit, untuk itu perlu dilakukan reduksi data.

Reduksi data memiliki makna merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data berlangsung selama proses pengambilan data itu berlangsung, pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat partisi (bagian-bagian). Proses transformasi ini berlanjut terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.

b. Penyajian Data

(61)

44

c. Verikasi

Langkah terakhir dalam pengumpulan data adalah verifikasi.Dari awal pendataan, peneliti mencari hubungan-hubungan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, melakukan pencatatan hingga menarik kesimpulan. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan selalu mengalami perubahan selama proses pengumpulann data masih berlangsung akan tetapi bila kesimpulan yang dibuat didukung oleh data yang valid dan konsisten yang ditemukan peneliti di lapangan, maka kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7.2 Keabsahan Data

(62)

Neuman (1997), menjelaskan bahwa validitas dalam penelitian kualitatif bias dilakukan dengan cara :

1. Ecological Validity, fenomena yang hendak diteliti muncul tanpa kehadiran peneliti, sehingga tidak ada intervensi atau pengaruh keberadaan peneliti,

2. Natural History, penilaian dari orang luar,

3. Member Validation, yang diteliti menyatakan benar (informan), 4. Competent Insider, kemampuan peneliti.

Muhadjir (1998: 37) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif

mengejar kebenaran lewat ditemukannya sumber terpercaya sehingga hal

yang hakiki, intrinsic, dan esensial dapat ditemukan”. Sedangkan Moleong (1999: 188) mengemukakan bahwa “pengujian keabsahan data didasarkan atas kriteria: derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, ketergantungan

dan kepastian”. Menurut Sugiyono (2005: 127) setidaknya ada 3 bentuk

triangulasi, yaitu : 1. Triangulasi Sumber

(63)

46

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai macam teknik pengumpulan data.Missal dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan adakah konsistensi, jika berbeda dijadikan catatan dan dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa data bisa berbeda. 3. Triangulasi Waktu

Triangulasi data dalam waktu tertentu juga memiliki pengaruh yang besar terhadap kredibilitas data.Oleh Karena itu memperoleh data dalam waktu dan situasi yang berbeda perlu dilakukan. Triangulasi dapat dilakukan pada pagi, siang, dan malam hari dari sumber yang sama. Atau dari satu hari ke hari yang lain, dari minggu ke minggu yang berbeda atau bahkan dari bulan ke bulan yang lain. Dari waktu ke waktu tersebut apakah data tersebut berubah – ubah atau menuju konsistensi.Maka konsistensi data merupkan hal yang dituju dalam triangulasi ini.

(64)

3.8 Jadwal Penelitian

No. Keterangan

Okt

2014

Nov De s Jan

F

eb Mar Apr Mei Jun Jul Agus

t

Ok

t

20

15

1 Pengajuan Judul 2 Observasi Awal 3 Penyusunan Proposal 4 Diskusi Proposal 5 Seminar Proposal 6 Observasi Lapangan 7

Penyusunan Hasil

Penelitian

(65)

48

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat

Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang memiliki 8 kecamatan, yaitu :

Tabel 4.1

Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat

No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

1 Kembangan 24,16

2 Kebon Jeruk 17,98

3 Palmerah 7,51

4 Grogol Petamburan 9,99

5 Tambora 5,40

6 Taman Sari 7,73

7 Cengkareng 26,54

8 Kalideres 30,23

Jumlah/Total 129,54

(66)

Kecamatan Kalideres yang memiliki wilayah paling luas yaitu 30,23 Km2 memiliki letak geografis, yaitu sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dan Desa Benda, Kotamadya Tangerang, Banten. 2. Sebelah Timur : Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat 3. Sebelah Selatan : Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dan

Kecamatan Cipondoh, Kotamadya Tangerang, Banten.

4. Sebelah Barat : Kecamatan Batu Ceper, Kotamadya Tangerang, Banten.

Kecamatan Kalideres, Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki 5 Kelurahan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2

Daftar Nama Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Kalideres

No. Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

1 Semanan 5,98

2 Kalideres 5,71

3 Pegadungan 8,67 4 Tegal Alur 4,97

5 Kamal 4,90

Jumlah 30,23

(67)

50

Adapun batas – batas wilayah Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Kota Administrasi Jakarta Barat adalah :

1. Sebelah Utara : Sungai Cisadane (Mookevart) / Kelurahan Kalideres

2. Sebelah Timur : Kelurahan Duri Kosambi

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Cipondoh Makmur dan Kelurahan Ketapang Tangerang

4. Sebelah Barat : Kelurahan Poris Gaga Kecamatan Batu Ceper Tangerang

4.1.2 Gambaran Umum Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

(68)

4.1.2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

Suku Dinas Kota Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, perlindungan, dan pengembangan koperasi, UMKM, dan perdagangan serta perpasaran di Kota Administrasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Suku Dinas Kota Administrasi mempunyai fungsi :

1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA),

2. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas, 3. Pelaksanaan pelayanan bimbingan teknis, konsultasi, fasilitasi,

monitoring, dan evaluasi usaha koperasi, UMKM, dan usaha perdagangan,

4. Pelaksanaan upaya perlindungan terhadap usaha koperasi, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah,

5. Pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha koperasi, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha perdagangan,

6. Pelayanan, pengendalian, dan evaluasi perizinan/ standarisasi/ rekomendasi/ labelisasi/ dokumen hukum terhadap koperasi, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha perdagangan,

(69)

52

8. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian usaha koperasi, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha perdagangan serta perpasaran swasta,

9. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi koperasi, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, dan usaha perdangan serta perpasaran swasta,

10. Penghimpunan, pengolahan,pemeliharaan penyajian, pengembangan, dan pemanfaatan data dan informasi pengkoperasian, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah,dan usaha perdagangan, serta perpasaran,

11. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Suku Dinas,

12. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Suku Dinas,

13. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Suku Dinas, 14. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengkoperasian, usaha

mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha perdagangan dan usaha perpasaran yang terkait dengan tugas dan fungsi Suku Dinas

15. Penyiapan bahan laporan Dinas dan Kota Administrasi yang terkait dengan tugas dan fungsi Suku Dinas, dan

(70)

Adapun Struktur organisasi di Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah sebagai berikut :

1. Kepala Suku Dinas,

2. Kepala Subbagian Tata Usaha, 3. Kepala Seksi Koperasi,

4. Kepala Seksi UMKM,

(71)

54

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan

Kota Administrasi Jakarta Barat

(Sumber : Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi

Jakarta Barat, 2015)

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Data yang disajikan di dalam deskripsi data telah melalui proses reduksi. Deskripsi dalam penelitian kulitatif ini merupakan data mentah yang diolah melalui teknik analisis data yang relevan.Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan Teori Pemberdayaan yang dikemukakan oleh Suharto.

(72)

Berdasarkan teknik analisis data kualitatif dengan konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman, data-data tersebut dianalisis selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui: wawancara, dokumentasi maupun observasi dilakukan reduksi untuk mencari tema dan polanya dan diberikan kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkitan dengan pembahasan masalah penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam penyusunan jawaban penelitian, peneliti memberikan kode pada beberapa aspek, yaitu :

1. Kode A sampai E menandakan indikator pertanyaan 2. Kode Q1,2,3 menandakan daftar pertanyaan

3. Kode I1-I4 menandakan daftar urutan informan

4.2.2 Deskripsi Informan Pelenitian

(73)

56

Tabel 4.3

Daftar Informan Penelitian

Sumber : Peneliti, 2015

4.3 Penyajian Data

Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan Teori Pemberdayaan, dimana dalam pemberdayaan ini, peran pemerintah sebagai salah satu agen pemberdayaan sangat diperlukan dalam melakukan proses – proses pemberdayaan, hal tersebut yang menjadi bahan peneliti di lapangan dalam melakukan penelitian yang berjudul Pemberdayaan UMKM Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

4.3.1 Pemungkinan

Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Dalam strategi pemberdayaan, pemungkinan menjadi elemen utama yang sangat No. Kode Nama Informan Status Informan

1 I1.1 Bapak Prasetyo

Produsen Tempe dan Tahu Primkopti Swakerta Semanan, Kalideres, Jakarta Bara

7 I2 Bapak Handoko Sekretaris PRIMKOPTI Swakerta

8 I3.1 Bapak Muchtar Kepala Bagian Koperasi dan UMKM

9 I3.2 Bapak Dirman

(74)

penting agar potensi – potensi masyarakat dapat dikembangkan dengan optimal, maka suasana atau iklim harus dibangun oleh penggerak dari adanya perubahan, dalam hal ini adalah Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

Pada Tahap ini, Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat sangat berperan penting untuk menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi UMKM Tempe dan Tahu berkembang dengan optimal melalui program – program yang dibuat sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat, yaitu seperti yang disampaikan oleh Bapak Muchtar (I3.1) sebagai Kepala Bagian Koperasi dan UMKM Kota

Administrasi Jakarta Barat,

“Proses pemungkinan yang membuat UMKM tempe dan tahu ini berkembang, kita membuat program – program pelaku UMKM yaitu Produsen tempe dan tahu, termasuk Koperasi dan anggota anggotanya. Program yang biasa dilakukan yaitu kegiatan bazar, dimana kegiatan bazar ini produsen tempe dan tahu semakin kreatif dalam memasarkan produk mereka, kalau mau laku di bazar ini tentu mereka harus memiliki kemasan yang baik, label merk, atau dikreasikan menjadi makanan yang bukan sekedar tempe atau tahu, misalnya keripik temped an sebagainya.” (Sumber : Wawancara dengan Bapak Muchtar, 2015 di Kantor Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat)

Pernyataan Bapak Muchtar (I3.1) diperkuat dengan pernyataan Bapak

Handoko (I2) yaitu,

(75)

58

hanya membuat tempe yang dibungkus daun atau plastik, kalau untuk pembuatan keripik ada sendiri lagi, biasanya mereka hanya jadi penyuplay tempe” (Sumber : Wawancara dengan Bapak Handoko, 2015 di PRIMKOPTI Swakerta, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat)

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Muchtar (I3.1) dan

Bapak Handoko (I2) bahwa pada tahap pemungkinan, Suku Dinas Koperasi,

UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat telah membuat dan melaksanakan program yang memungkinkan usaha berkembang, yaitu adalah bazar. Namun saat peneliti menanyakan kepada salah satu produsen tempe yaitu Ibu Narti (I1.2) sebagai objek dari adanya pelaksanaan bazar ini

apakah ikut berperan aktif untuk melakukan proses pemungkinan dalam pengembangan usaha yang diadakan oleh Sudin KUMKMP Kota Administrasi Jakarta Barat, mengemukakan pendapat yang berbeda yaitu,

“Saya pernah tau ada bazar, tapi ya saya gak ikut, biasanya cuma anggota yang aktif aja di koperasi, lagian kalo saya cuma bikin tempe aja udah, yang penting bisa dijual ke langganan” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Narti, 2015 di Komplek Kopti RT. 005)

Pernyataan Ibu Narti (I1.2) kemudian diperkuat dengan pernyataan Bapak

Agung Faturahman (I1.5), beliau mengatakan bahwa,

“Bazar mungkin hanya orang tertentu ya, kalau saya gak tau dan tidak ikut acara – acara kayak gitu.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Agung Faturahman, 2015 di Komplek Kopti No. 34, RT/RW : 003/011, Semanan, Kalideres )

Terkait pernyataan Ibu Narti (I1.2) dan Bapak Agung Faturahman (I1.5),

diperkuat dengan pernyataan Bapak Suhari (I1.3) yaitu,

(76)

berkurang, jadi ya kalau ada bazar atau apa rata – rata males ikut” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Suhari, 2015 di Komplek Kopti No. 11, RT/ RW: 009/011, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat)

Berdasarkan wawancara tersebut, kemudian peneliti menanyakan tentang hambatan Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan dalam melaksanakan program pemungkinan dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah yaitu pada acara bazar tersebut kepada Bapak Muchtar (I3.1), Beliau mengatakan bahwa,

“..tentang pelaksanaanya itu kita mudah yah karena sudah sejak lama dilakukan, kendalanya ya itu cuma dari peserta, karena di dalam bazar ini kan menuntut bagaimana mereka berinovasi agar saat dipamerkan dalam bazar, produk mereka ini laku, atau bukan sekedar laku, tapi ada peluang – peluang yang akan mereka dapatkan setelah itu, misalnya menambah mitra usaha dengan perusahaan swasta dan sebagainya.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muchtar, 2015 di Kantor Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat)

(77)

60

Selain pengadaan program promosi seperti bazar yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan memberikan kemudahan akses usaha produsen tempe dan tahu juga diperlukan untuk perkembangan usahanya, yaitu seperti yang dikatakan oleh Bapak Muchtar (I3.1)

“saat sekarang ini tidak sulit untuk mendirikan usaha ya khususnya untuk produsen tempe dan tahu, rata – rata mereka yang tinggal di komplek itu tertarik untuk usaha kan, mereka datang untuk meminta izin usaha, mengelola bahan baku kedelai menjadi tempe atau tahu, maka kita mengeluarkan perizinan usaha, sekarang ini mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ditangani di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan itu gratis tanpa dipungut biaya apapun, usaha jual kedelai import pun sekarang mudah, sudah pasar bebas sekarang, kalau mereka punya modal mereka bisa mengembangkan usahanya dengan menjual kedelai impor, tidak lagi sulit atau melewati prosedur yang rumit.”(Sumber : Wawancara dengan Bapak Muchtar, 2015 di Kantor Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat)

Pernyataan Bapak Muchtar (I3.1) tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak

Wahidin (I1.6) yaitu,

“izin usaha sekarang lebih mudah, kalau kita dari dulu memang udah punya dan dikasih, tapi kemarin juga ada temen urus izin usaha itu mudah, gak dipersulit lagi terus gratis.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Wahidin, 2015, di Kampung Gaga RT 001/03 Semanan, Kalideres Jakarta Barat)

Sependapat dengan Bapak Wahidin (I1.6), Bapak Imam Khairudin (I1.4)

menyatakan bahwa,

(78)

Berdasarkan pernyataan hasil wawancara tersebut, terkait kemudahan akses usaha dapat disimpulkan bahwa untuk mendirikan usaha, dan mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) tidak dipersulit dan gratis.

4.3.2 Penguatan

Tahap kedua dari strategi pemberdayaan yaitu Penguatan.Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.

Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai pembina dari adanya koperasi dan segala kegiatan usaha di wilayah Jakarta Barat memiliki peranan penting dalam memberikan sarana dan prasarana kepada koperasi maupun produsen untuk masalah permodalan dalam pengembangan usaha, berikut pernyataan Bapak Muchtar (I3.1),

“Sarana untuk masalah permodalan koperasi maupun produsen, kami sebagai pembina memfasilitasi untuk bekerjasama dengan lembaga keuangan atau perbankan, kalau di Jakarta biasanya Bank DKI ya yang bekerjasama dengan pemerintah secara langsung, ada juga LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir), LPDB ini dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Nah, untuk PRIMKOPTI Swakerta ini mereka sudah mendapatkan akses kesana, dapat dari LPDB, untuk kreditnya lancar, tapi kita sering juga dikirimi surat kalau mereka telat untuk bayar kredit, biasanya suka dianggap dana hibah kalau ada bantuan dari Negara atau lembaga keuangan lain, tapi untuk kredit LPDB, sejauh ini masih dikatakan sehat.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muchtar, 2015 di Suku Dinas, Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan modeling ini sistem kontrol dapat disimulasikan sesuai dengan kondisi kendaraan beroperasi.Pada bagian ini merupakan blok dari AFR modeling Matlab Simulink yang

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan bahwa dengan ditambahkannya data LiDAR hasil ekstraksi objek bangunan yang diperoleh lebih baik dibandingkan dengan ketika hanya

Judul : Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Saka Artha Mandiri Banyumas Menggunakan Metode

Untuk memudahkan didalam pengelolaan dokumen penting ditentukan sistem pengendalian dokumen agar memudahkan didalam pengelolaan, penyimpanan dan pencarian untuk diberlakukan

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis eksploratif yaitu suatu teknik analisa data yang menggali informasi secara jelas dan terperinci berdasarkan

[r]

Navedli so razloge, zakaj je po njihovem mnenju mediacija učinkovita metoda: ker naj bi bil mediator nepristranski; ker stranki z medsebojnim popuščanjem najdeta rešitev, ki