• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Karakter - IMPLEMENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MAHASISWA AKTIVIS HMPS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Karakter - IMPLEMENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MAHASISWA AKTIVIS HMPS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Karakter

a. Pengertian Karakter

Pendidikan menjadi sarana yang baik untuk membangun karakter bangsa. Rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi dalam Salahudin (2010: 42) menjelaskan bahwa secara umum, arti karakter adalah mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain. Karakter merupakan ciri khas seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan yang ada.

Pendapat lain dikemukakan oleh Poerwadarminta (2010: 445) menjelaskan karakter sebagai tabiat, sifat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Menurut Salahudin (2013: 44) menjelaskan karakter berasal dari bahasa Yunani dengan fokus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

(2)

Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan. Ketiganya merupakan saling terhubung dan saling berpengaruh pada diri seseorang sehingga muncul suatu kebiasaan seseorang yang menjadi karakter.

Berbagai macam budaya bangsa kita yang menjadi karakter bangsa. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Salahudin (2013: 54), nilai karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut :

1. Religius 10. Semangat kebangsaan

2. Jujur 11. Cinta tanah air

3. Toleransi 12. Menghargai prestasi 4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikatif 5. Kerja keras 14. Cinta damai

6. Kreatif 15. Gemar membaca

7. Mandiri 16. Peduli lingkungan 8. Demokrasi 17. Peduli sosial 9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab

(3)

2. Karakter Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Disiplin sangatlah penting dalam menjalani tatanan kehidupan lebih dengan lebih baik. Menurut Salahudin (2013: 54) disiplin adalah tindakan yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Pendapat lain dikemukakan oleh Samani (2012: 121) menjelaskan pengertian disiplin adalah sikap dan perilaku yang muncul akibat dari pelatihan atau kebiasaan manaati aturan, hukum atau perintah.

Sejalan dengan Samani, Sri Narwati (2011: 29) mengartikan disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan disiplin merupakan tindakan dan kebiasaan yang menunjukan upaya sungguh-sungguh untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu secara tertib.

b. Indikator Disiplin

Adanya disiplin pastinya memiliki elemen agar seseorang dapat dikatakan disiplin. Menurut Fitri (2012: 41) indikator disiplin termuat dalam beberapa hal berikut ini:

(4)

b. Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi.

c. Menjalankan tata tertib sekolah.

Indikator karakter disiplin merupakan cara untuk mengetahui orang yang memang sudah memiliki sikap disiplin. Perilaku tertib tersebut memberikan kesan seorang sudah terbiasakan hidup lebih teratur dan tertata, sehingga sudah dapat dikatan membudaya yang akhirnya menjaadi karakter.

3. Karakter Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab

(5)

Berdasarkan pengertian tanggung jawab di atas dan pentingnya tanggung jawab dalam diri sendiri dapat disimpulkan tanggung jawab merupakan suatu sikap berani melakukan segala yang memang sudah di amanatkan untuknya baik diposisi sebagai diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat luas. Tanggung jawab tidak dapat dipisahkan dengan disiplin karena bentuk rasa tanggung jawab pada diri sendiri adalah dengan disiplin pada diri sendiri.

b. Indikator Tanggung Jawab

Tanggung jawab dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan karakter ini, memiliki beberapa indikator. Indikator yang dikemukakan oleh Fitri (2012: 43) indikator keberhasilan tanggung jawab sebagai salah satu pilar dari pendidikan karakter antara lain :

1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik 2) Bertanggung jawab terhadap semua perbuatan

3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan 4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama

(6)

Perguruan Tinggi yang kondusif akan mempercepat terciptanya budaya Perguruan Tinggi yang baik, akan tetapi lingkungan Perguruan Tinggi yang kurang mendukung maka akan mengikis budaya Perguruan Tinggi yang rapuh.

4. Pendidikan Karakter

Pendidikan salah satunya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran. Pembelajaran menurut Surya (2013: 111) suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya. Dengan demikian pembelajaran merupakan usaha memperoleh perubahan perilaku dan hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, pembelajaran adalah kumpulan pengalaman yang berupa proses menuju tercapainya suatu tujuan.

Pembelajaran merupakan proses individu mengubah perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan lingkungan berhubungan dengan ketersediaan nilai, norma moral sebagai sumber terbentuknya karakter. Dengan kata lain pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sarat dengan nilai norma moral yang mendukung tertanamnya karakter yang baik.

(7)

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Secara konsep dapat diartikan sebagai usaha bersama semua dosen dan pimpinan Perguruan tinggi, melalui mata kuliah dan budaya Perguruan tinggi dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada mahasiswa melalui proses aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Secara teknis memiliki makna sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dilakukan mahasiswa secara aktif di bawah bimbingan dosen. Ketua program studi dan tenaga pendidikan dalam kehidupannya di lingkungan Perguruan tinggi dan masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses yang panjang dan harus berkesinambungan yang melibatkan banyak pihak, yang semua pihak harus tunduk pada acuan yang sama yaitu nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam hal ini adalah perguruan tinggi.

Pendidikan karakter harus dilakukan secara sistematis menggunakan tahapan-tahapan perkembangan remaja. Desmita (2009: 37) menyatakan karakteristik anak usia remaja akhir ditandai dengan sebagai berikut;

a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau

(8)

c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif

d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.

g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan

konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.

h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam tingkah laku.

(9)

Untuk mewujudkan kultur Perguruan tinggi yang berkarakter, patut disimak pendapat Al-Ghazali yang secara umum meletakkan konsep pendidikan pada tercapainya kebahagiaan dunia akherat. Menurut Al-Ghazali dalam Iqbal (2013: 130) pendidikan merupakan alat bagi tercapainya tujuan, sedangkan pendidikan itu sendiri dalam prosesnya juga memerlukan alat yakni pengajaran. Lebih lanjut dalam Iqbal (2013: 185) pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan suatu kehidupan yang suci, ikhlas dan jujur. Semua mata kuliah haruslah mengandung pelajaran akhlak dan setiap dosen harus memperhatikan akhlak.

Dalam kitab Ihya‟ Ulumudin, Al-Ghazali dalam Iqbal (2013:

191-193), menyebutkan ada 4 (empat) metode pendidikan akhlak yaitu:

a. Metode alamiah, yaitu setiap orang telah memiliki karunia Allah kesempurnaan fitrah, sehingga manusia akan melakukan akhlak yang baik secara fitrah.

(10)

yang bernilai akhlak. Selanjutnya melatih diri (riyadah) agar muncul dan terbiasa melakukan perbuatan yang berakhlak. c. Metode pergaulan yang baik, yaitu mengamati orang-orang yang

melakukan perbuatan berakhlak dan mengalami bergaul dengan orang yang berakhlak sehingga akhirnya ikut menerapkan berbuat sesuai akhlak yang baik.

d. Metode koreksi diri, yaitu dibiasakan melihat kekurangan diri kemudian diminta untuk memperbaiki kekurangannya.

Empat metode di atas merupakan metode yang dapat memberikan suasana kultur Perguruan Tinggi yang berkarakter, khususnya berkarakter akhlak yang Islami. Pada dasarnya pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam proses pendidikan. Menurut Asmani (2012: 65) ada empat jenis basis dalam pendidikan karakter, yaitu

a. Pendidikan karakter yang berbasis nilai religius b. Pendidikan karakter yang berbasis nilai budaya c. Pendidikan karakter yang berbasis lingkungan d. Pendidikan karakter yang berbasis potensi diri

(11)

Basis potensi diri memberi kebebasan pada mahasiswa untuk mampu bersikap mandiri dan mampu mengatasi segala problem dengan kemampuan yang dimilikinya.

Pendidikan karakter dapat disisipkan dalam beberapa aspek. Wibowo (2013: 15) dalam buku Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, menguraikan bahwa implementasi pendidikan karakter bisa dilakukan melalui:

a. Terintegrasi dalam pembelajaran,

b. Terintegrasi dalam pengembangan diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler,

c. Terintegrasi dalam manajemen sekolah,

Dari tiga implementasi di atas, budaya sekolah (school culture) akan dapat terwujud jika nilai-nilai pendidikan karakter

tumbuh lewat kebiasaan diantaranya keteladanan dosen, pimpinan perguruan tinggi dan pemangku pendidikan, serta pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Demikian pula untuk perguruan tinggi, pendidikan karakter tumbuh lewat kebiasaan, keteladanan dosen, pimpinan perguruan tinggi dan perangkat perguruan tinggi.

5. Kultur Perguruan tinggi Berkarakter

(12)

mendorong mahasiswa memilih dan memiliki moralitas karakter yang terpuji.

Lickona dalam Zuchdi (2013: 42) menyatakan ada 6 (enam) elemen kultur sekolah yang baik, yaitu:

a. Pimpinan sekolah memiliki kepemimpinan moral dan akademik,

b. Disiplin sekolah yang ditegakkan secara menyeluruh, c. Masyarakat sekolah memiliki rasa persaudaraan,

d. Organisasi mahasiswa menerapkan kepemimpinan

demokratis dan menumbuhkan rasa bertanggungjawab mahasiswa untuk menjadikan sekolah mereka yang terbaik, e. Hubungan semua warga sekolah bersifat saling

menghargai, adil dan bergotong royong,

f. Sekolah meningkatkan perhatian terhadap moralitas dengan menggunakan waktu tertentu untuk mengatasi masalah-masalah moral.

(13)

perhatian khusus untuk menegakkan kultur sosial dan moral mahasiswa melalui program-program yang telah direncanakan.

Dosen sebagai ujung tombak di kelas harus mampu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam semua pembelajaran, yang disajikan oleh dosen dengan model pembelajaran yang melibatkan pemikiran, perasaan mahasiswa dan mendorong mahasiswa berperilaku sesuai isi karakter.

Pembentukan kultur perguruan tinggi yang sarat dengan norma sosial, moral dan religius dapat dilakukan dengan;

a. Pembiasaan

Pendidikan karakter akan mudah ditanamkan jika mahasiswa sudah dibiasakan dengan disiplin. Disiplin menurut Daryanto (2013: 49) pada dasarnya kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun di luar diri, baik di keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama. Disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggungjawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas dasar kemampuan mengelola dan mengendalikan, memotivasi dan independensi diri.

(14)

Jensen dalam Anas (2013: 54) pada dasarnya manusia itu baik, mereka punya kebutuhan untuk berekspresi, mengendalikan, memberi atensi dan mencintai. Beberapa cara yang mereka pilih untuk mengekspresikan kebutuhan kadang-kadang tidak sesuai dengan situasi (kelas).

Oleh karena itu, tugas perguruan tinggi adalah menyediakan tempat-tempat produktif untuk melepaskan frustasi dan berikan perhatian. Dengan demikian pembiasaan merupakan cara yang terbaik untuk mengajak mahasiswa secara halus untuk berada pada kultur perguruan tinggi yang berkarakter tanpa dirasakan sebagai pemaksaan.

b. Keteladanan

(15)

penampilan, semangat kerja, tanggung jawab, kedisiplinan, rasa kekeluargaan, tindakan demokratis, keluwesan dalam berkomunikasi, ketaatan dalam beribadah dan perhatian dalam masalah moral.

c. Kepemimpinan

Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari pribadi sang pemimpin padahal pemimpin harus memiliki kewibawaan. Menurut Surya (2013: 329) kewibawaan adalah suatu kualitas daya pribadi pada diri seorang individu yang sedemikian rupa membuat pihak lain menjadi tertarik, bersikap mempercayai, menghormati, menghargai secara instrinsik (sadar/ikhlas), sehingga secara instrinsik pula mengikutinya. Untuk menciptakan kultur perguruan tinggi perlu pemimpin berwibawa yang memiliki keunggulan diberbagai aspek kependidikan, punya rasa percaya diri dan tepat - bertanggungjawab dalam mengambil keputusan kearah kultur perguruan tinggi yang kuat.

Selain kewibawaan maka seorang pemimpin memiliki sifat kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang tepat akan dapat mengoptimalkan kepemimpinannya.

(16)

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

Dengan demikian, kultur perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh sosok pemimpin dan gaya kepemimpinan sang pemimpin, terutama keteguhan dalam menegakkan norma sosial, moral dan religius.

d. Pengendalian dan pemberian sanksi.

Pengendalian digunakan untuk melihat apakah program pendidikan karakter yang telah disepakati dalam realitanya telah dilaksanakan oleh semua pendukung pendidikan yaitu mahasiswa, dosen dan pimpinan perguruan tinggi. Dengan pengendalian ini diharapkan dapat memperbaiki proses dalam mencapai hasil yang sesuai standar karakter yang ingin dicapai.

(17)

6. Bentuk-bentuk Kegiatan untuk Mewujudkan Kultur Perguruan Tinggi Berkarakter

Dari berbagai pendapat dan analisa di atas, maka dapat disusun temuan cara pengembangan kultur perguruan tinggi berkarakter, yaitu:

a. Menghidupkan kebiasaan beribadah

b. Menempelkan slogan motto bermuatan karakter yang unggul

c. Membuat program yang terkait dengan penanaman karakter

d. Memberikan reward dan sanksi e. Membiasakan etika dan sopan santun

f. Mengkaji profil tokoh-tokoh yang patut diteladani

g. Mengintegrasikan penanaman akhlak dalam tema-tema pembelajaran

h. Membuat kesepakatan akhlaq yang harus dipatuhi

7. Perguruan Tinggi Muhammadiyah a. Pengertian Muhammadiyah

(18)

Muhammadiyah tersebut tampak dari lembaga pendidikan yang dikelolanya.

Lembaga yang didirikan pada tanggal 18 November 1912. Pada tingkat perguruan tinggi yang terdiri atas universitas, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik, data yang ada di majelis pendidikan tinggi, penelitian dan pengembangan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukan bahwa jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) adalah 169 PT.

b. Tridharma Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi Muhammadiyah juga tetap senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok yang disebut Tridharma Perguruan Tinggi. Menurut Kaelan (2010: 259) Tridarma Perguruan Tinggi meliputi (1) Pendidikan Tinggi, (2) Penelitian, dan (3) Pengabdian kepada Masyarakat.

1. Perguruan Tinggi

(19)

Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan naasional (Penjelasan. Pasal 3 ayat 2, jo. Pasal 2 ayat 1 PP. 60 Th. 1999).

2. Penelitian

Inovasi yang bersifat vital di perguruan tinggi adalah penelitian ilmiah. Penelitian adalah suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat objektif dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Asas penelitian haruslah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga dengan demikian suatu kegiatan penelitian senantiasa harus diperhitungkan kemanfaatannya bagi maasyarakat luas serta peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan.

3. Pengabdian Masyarakat

(20)

8. Budaya Akademik

Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi dalam masyarakat yang berasal dari lapisan masyarakat yang beragam. Sebagai masyarakat pembaharu harus senantiasa mengembangkan aktivitas maupun budaya ilmiah dalam lingkungan kampus. Menurut Suhadi dalam Kaelan (2010: 262) terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik sebagai berikut : a. Kritis, b. kreatif, c. Obyektif, d. Analitis, e. Konstruktif, f. Dinamis, g. Dialogis, h. Menerima Kritik, i. Menghargai Prestasi Ilmiah/akademik, j. Bebas dari prasangka, k. Menghargai waktu, l. Memiliki dan menjunjung tradisi Ilmiah, m. Berorientasi ke masa depan, n. kesejawatan/kemitraan.

9. Visi dan Misi Univeristas Muhammadiyah Purwokerto

Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan pendidikan tinggi yang bertempat di kabupaten Banyumas. Tepatnya di Jalan Raya Dukuhwaluh, Purwokerto. Pendidikan tinggi ini berdiri pada tanggal 5 April 1965. Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan pendidikan tinggi swasta yang dinaungi oleh Muhammadiyah.

(21)

enam fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan dan Fakultas Teknik. Sekarang Universitas Muhammadiyah Purwokerto telah berkembang menjadi 11 fakultas, yang terdiri atas :

a. Fakultas Fakultas Agama Islam, b. Fakultas Ekonomi,

c. Fakultas Farmasi, d. Fakultas Hukum,

e. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), f. Fakultas Pertanian,

g. Fakultas Psikologi, h. Fakultas Sastra, i. Fakultas Teknik,

j. Fakultas Ilmu Kesehatan,

k. Fakultas Pendidikan Kedokteran

Dalam Panduan Akademik (2011: 11) Universitas Muhammadiyah Purwokerto disamping merupakan lembaga pendidikan tinggi, juga merupakan amal usaha dari suatu gerakan dakwah amar ma‟ruf nahi mungkar. Oleh karena itu visi dari

(22)

“Universitas Muhammadiyah Purwokerto menjadi Universitas

Unggulan, Modern, dan Islami”

Berorientasi ke masa depan, di dalam rumusan visi UMP terkandung makna bahwa UMP di dalam pengembangan sumber daya manusia mengantisipasi berbagai tantangan ke depan yang harus memerlukan titik tumpu pengembangan yang sengaja. Dua titik tumpu utama dijadikan andalan proses antisipasi yaitu upaya penguatan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan misi UMP “rahmatanlilalamiin”, serta kedudukan sebagai sebuah lembaga

pendidikan tinggi yang menjadi amal usaha persyarikan Muhammadiyah, dirumuskan misi UMP seperti berikut:

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat secara profesional serta menjalankan manajemen universitas sesuai dengan prinsip good

university governance secara dinamis dalam rangka

menghasilkan lulusan yang memilki keunggulan kompetitif dan komparatif serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.

(23)

c. Melaksanakan Tridharma perguruan tinggi berdasarkan prinsip-prinsip nilai-nilai Islam yang universal sehingga dapat dihasilkan lulusan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.

10.Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pendidikan Guru Sekolah Dasar merupakan salah satu program studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang didirikan pada tahun 2006. Program studi ini dipersiapkan untuk mendidik dan mencetak calon tenaga guru sekolah dasar dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga guru sekolah dasar dengan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Sama seperti suatu program studi lainnya. Program studi ini juga memiliki visi dan misi sebagai tujuan dari arah program studi PGSD seperti dalam websitenya PGSD (Karma Iswasta Eka : www.pgsd-umpurwokerto.com). Sebagai Berikut:

Visi PGSD S1

Menjadi pusat penyelenggara dan pengembangan dalam menyiapkan tenaga kependidikan yang modern, unggul, mandiri, islami dibidang pendidikan guru sekolah dasar.

Misi PGSD S1

(24)

b. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian, dan pengebdian kepada masyarakat yang modern, unggul, mandiri berbasis pada pengembangan potensi sosio-kultur daerah.

c. Menyelenggarakan dan mengembangkan sumber daya manusia

dalam bidang pendidikan guru sekolah dasar yang memiliki kompetensi kependidikan yang keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

d. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islam dalam penyelenggaraan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Program studi ini walaupun terbilang masih muda dibandingkan dengan program studi lain di Univeristas Muhammadiyah Purwokerto namun banyak prestasi yang telah diraihnya. Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang berakreditasi B pertama seJawa Tengah, dan merupakan pelaksana manajemen berbasis sekolah terbaik versi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Pendidikan Tinggi (DikTi).

(25)

ini membuat kesan tersendiri bagi masyarakat khususnya untuk kampus.

Penyelenggaraan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar difasilitasi oleh fasilitas pendukung. Fasilitas tersebut antara lain laboratorium pendidikan biologi, laboratorium pendidikan sejarah, laboratorium workshop, laboratorium microteaching, perpustakaan, laboratorium kelas model SD, laboratorium IPA SD, laboratorium matematika SD, laboratorium IPS dan Bahasa, Laboratorium kesenian Karawitan dan pada tahun 2011 sudah mempunyai SD laboratorium yang diberi nama Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (SD UMP).

11.Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD)

Sekumpulan mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar yang mempunyai tujuan mengembangkan dan memfasilitasi kemampuan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD merupakan suatu organisasi yang berada dibawah lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Lembaga ini juga sama dengan oraganisasi lainnya yang mempunyai susunan organisasi dan program kerja.

(26)

Pengembangan, Departemen Pemberdayaan Mahasiswa, Departemen Informasi dan Komunikasi, Departemen Advokasi, Departemen Kerohanian. Setiap departemen memiliki tugasnya masing-masing yang memang sudah terjadwalkan dalam rangkaian kegiatan.

Rangkaian kegiatan/program kerja yang ada di HMPS PGSD sebagai bentuk nyata dalam dunia organisasi antara lain :

1. Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiwa (LDKM)

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang harus diikuti mahasiswa baru. Secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan ruang lingkup PGSD sebagai prodi pemilihan mereka. Sementara tujuan umum kegiatan ini untuk mengenalkan dunia kampus dan pelatihan kepemimpinan.

LDKM ini merupakan program kerja HMPS sebagai perantara keakraban dan pengenalan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus, baik sesame mahasiswa baru, dosen, masyarakat dan lingkungan kampus serta pengurus HMPS itu sendiri. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan didalam dan diluar kampus.

Pelaksana dalam hal ini pengurus himpunan juga sering mengadakan pergantian kepemimpinan suatu kegiatan.

2. Semarak PGSD

(27)

membangkitkan semangat mahasiswa. semarak ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang awalnya memang ulang tahun HMPS. Kegiatan semarak ini mengaharuskan semua mahasiswa berpartisipasi untuk mengembangkan kemampuannya.

Rangkaian kegiatan semarak berupa lomba cerdas cermat, futsal, kasti, voly, Da‟i, tarik tambang, kaligrafi dan paduan suara. Kegiatan yang dilaksanakan ada yang bersifat kebugaran, pengetahuan dan keislamian.

3. Gebyar PGSD

Sebuah program studi yang lulusannya akan berkecimpung dalam lingkungan sekolah dasar, maka himpunan ini membuat sebuah lomba yang bertujuan mengetahui kemampuan akan peserta didiknya dengan mengadakan lomba untuk mengasah dan mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik menimba ilmu. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan lingkup Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Kegiatan ini juga dapat diartikan sebagai pencitraan PGSD bagi dunia kerja yang akan merekrut lulusannya.

4. Bedah Perpus

(28)

tahunan yang bertujuan untuk menngembangkan budaya membaca dan mengembangkan kemampuan petugas perpus dalam mengelola perpustakaanya senyaman mungkin. Kegiatan ini merupakan salah satu dari ilmu yang telah mahasiswa terima di bangku kuliah.

Kegiatan Bedah perpustakaan juga diselingi dengan kegiatan yang bermanfaat lainnya, misalnya penyuluhan gosok gigi. Menambah referensi bahan bacaan untuk perpustakaan yang diperoleh dari sumbangan mahasiswa PGSD. Kegiatan ini juga mengajak mahasiswa bukan pengurus HMPS untuk ikut serta membantu dan mengawasi bahan yang telah di sumbangkannya. 5. Musyawarah Anggota (Musang)/ReOr.

(29)

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan diajukan antara lain:

1. Jurnal penelitian Pupu Saeful Rahmat dengan judul “Penerapan

(30)

2. Sejalan dengan jurnal penelitian Kamaluddin H.Ahmad yang

berjudul “Dampak PPL Mahasiswa UM Mataram dalam

(31)

C. Kerangka Pikir

Pengembangan softskills dalam hal ini karakter bangsa dilingkungan kampus tentulah melalui proses yang sangat kompleks. Banyak elemen yang berkaitan untuk membentuk suatu karakter bangsa khususnya karakter disiplin dan karakter tanggung jawab. Setiap elemen memiliki peranannya masing-masing sebagai pembentuk karakter. Berikut elemen pembentuk karakter bangsa antara lain:

1. Tokoh atau Teladan 2. Kontrak Perkuliahan 3. Ekstrakurikuler/ HMPS 4. Budaya Akademik 5. Pribadi Mahasiswa 6. Peraturan Akademik

(32)

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Pr

o

ses

Kontrak Perkuliahan Tokoh atau Teladan

Karakter Disiplin dan Tangung Jawab

Mahasiswa Pribadi Mahasiswa

Budaya Akademik Ekstrakurikuler

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Evaluating the sensitivity of a commercial dengue NS1 antigen-capture ELISA for early diagnosis of acute dengue virus infection.. Nonsubstrate Based Inhibitors of Dengue Virus

Subjek akselerasi yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler juga memiliki soft skill kemampuan berkomunikasi yang menonjol, sama seperti kemampuan yang dimiliki

karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk dan lokasi berpengaruh terhadap jumlah uang yang dibelanjakan dapat disimpulkan bahwa

Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel terikatnya yaitu peneliti meneliti kesembuhan pada penderita tuberkulosis sedangkan dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa fenol dalam limbah pengolahan minyak bumi dari PT PERTAMINA Cilacap dapat terdegradasi

Substitusi tepung protein tinggi dengan tepung beras merah dan mocal dapat meningkatkan nilai fungsionalnya seperti serat kasar, antosianin tetapi menurunkan kadar gluten maka

Hal ini menunjukkan bahwa proses peleburan yang dilakukan untuk penambahan unsur Ti dan Y sebagai bahan pemadu tambahan pada logam SS 316L berhasil dengan

Phenomenology yang dimaksud adalah phenomenology -nya Edmund Husserl (1859-1938), dimana dikemukakan bahwa objek ilmu tidak terbatas pada yang empirik ( sensual ), melainkan