BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN FINGER PRINT APPRAISAL UNTUK MENINGKATKAN KEYAKINAN PEMILIHAN
JURUSAN SEORANG SISWA KELAS X DI SMA NURUL HUDA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
MAUIDHOTUL MUSTAVIDA NIM. B53212082
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
vii ABSTRAK
Mauidhotul Mustavida (B53212082) Bimbingan dan Konseling Islam Dengan
Finger Print Appraisal untuk Meningkatkan Keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana Cara Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya? (2) Bagaimana Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya? (3) Bagaimana Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal
untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya?
Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif. Dalam menganalisa Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan dalam Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda, data yang digunakan berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisa data. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa kelas X di SMA Nurul Huda yang memiliki pemahaman tentang penjurusan studi yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat seorang siswa SMA kelas X yang memiliki keyakinan bahwa ilmu-ilmu umum yang diberikan di sekolah itu tidak penting untuk dipelajari. Ia menganggap bahwa hanya ilmu-ilmu agama saja yang penting untuk dipelajari, karena ilmu agama akan dapat digunakan sebagai bekal hidup kekal di akhirat. Karena adanya pola pikir (keyakinan) inilah, maka berakibat pula pada kurangnya pemahaman diri klien terhadap bakat yang dimiliki dan penjurusan studi yang tepat untuk dirinya.
Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal dapat mengungkap 3 bakat yang dimiliki klien, yaitu Bakat Imajinasi, Logika dan Bahasa. Ketiga bakat ini dapat meningkatkan keyakinan klien dalam Pemilihan Jurusan, bahkan klien dapat merencanakan karir lanjutannya.
ix
HALAMAN PERSETUJUAN ...iii
MOTTO ...iv
PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ...vi
ABSTRAK ...vii
KATA PENGANTAR ...viii
DAFTAR ISI ...ix
LAMPIRAN ...xii
DAFTAR TABEL ...xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
1. Manfaat Teoritis ...5
2. Manfaat Praktis ...6
E. Definisi Konsep ...6
1. Bimbingan dan Konseling Islam ...6
2. Finger Print Appraisal ...6
3. Pemilihan Jurusan ...8
F. Metode Penelitian...9
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...9
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ...10
3. Jenis dan Sumber Data ...11
4. Tahap-tahap Penelitian ...12
5. Teknik Pengumpulan Data ...15
x
7. Teknik Keabsahan Data ...18
G. Sistematika Pembahasan ...19
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ...22
1. Bimbingan dan Konseling Islam ...22
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...22
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam...26
c. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam ...28
d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam ...31
2. Finger Print Appraisal ...39
a. Pengertian Finger Print Appraisal ...39
b. Macam-macam Finger Print ...42
c. Manfaat Finger Print ...44
3. Pemilihan Jurusan ...48
a. Pengertian Jurusan Studi ...48
b. Cara Pemilihan Jurusan Secara Umum ...49
c. Manfaat Pemilihan Jurusan ...49
d. Macam-macam Jurusan ...50
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...55
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...62
1. Gambaran Umum Sekolah ...62
2. Deskripsi Konselor ...69
3. Deskripsi Klien ...71
4. Deskripsi Masalah ...71
B. Deskripsi Hasil penelitian ...74
1. Cara Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya ...74
2. Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya ...75
xi
B. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam
dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan
Pemilihan Jurusan Seorang Siswa SMA Nurul Huda Surabaya ...98
C. Analisis Data mengenai Hasil Bimbingan dan Konseling Islam
dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan
Pemilihan Jurusan Seorang Siswa SMA Nurul Huda Surabaya ...103
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...104 B. Saran ...106
xii DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Nurul Huda Surabaya ...66
1 A. LATAR BELAKANG
Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi
menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja
madya yang berusia 15-18 tahun, Artinya, pada masa ini seorang remaja
akan mampu mengatasi permasalahan pribadinya dan dapat
mengeksplorasikan bakat-bakat yang ada dalam dirinya. Namun, tidak
semua masalah dapat diatasi oleh seorang remaja madya ini, ada beberapa
masalah yang masih membutuhkan bantuan pihak lain, seperti menentukan
jurusan studinya di SMA, membantu merencanakan dan menentukan arah
karirnya kedepan.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat
dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi-sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Sebagai bagian dari pendidikan, bimbingan dan
konseling berkewajiban membantu siswa mengembangkan potensi diri dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai
2
2
Layanan bimbingan di sekolah dibagi menjadi empat aspek, yaitu
layanan bimbingan pribadi, layanan bimbingan sosial, layanan bimbingan
belajar, dan layanan bimbingan karir.
Layanan bimbingan pribadi membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.
Layanan Bimbingan Sosial membantu siswa mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti
luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. 1
Layanan bimbingan belajar membantu siswa mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat
yang lebih tinggi. 2
Layanan bimbingan karir membantu siswa merencanakan dan
mengembangkan masa depan karir.3
Tujuan yang hendak dicapai dalam bimbingan dan konseling
sekolah pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, karena
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan.4
Adapun tujuan pendidikan menurut Undang-undang Nomor 2
tahun 1989 yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,
1
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 12
2
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, hal. 13 3
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,hal. 14
4
3
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 5
Sedangkan menurut H. M. Umar, dkk, Tujuan khusus bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu:
1. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
2. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
3. Memberikan dorongan didalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. 4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam
penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
5. Membantu siswa-siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.6
Untuk mengembangkan kecakapan, bakat dan minat siswa, sekolah
mengarahkan kecakapan, bakat dan minat siswa tersebut melalui program
penjurusan studi. Jurusan merupakan suatu tempat untuk seorang pelajar
yang tempat tersebut disesuaikan dengan bakat, minat, dan
kemampuannya, sehingga dalam hal ini penjurusan sangat penting/ besar
dampaknya bagi masa depan seseorang.
Adapun Tujuan dari penjurusan studi di SMA ini adalah untuk
mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
bakat dan minat yang relatif sama, membantu mempersiapkan para siswa
5
Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, hal. 22 6
4
4
dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya, membantu
meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik dalam
kelanjutan studi dan dunia kerjanya, membantu memperkokoh
keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu
mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja)7
SMA Nurul Huda merupakan sebuah Sekolah Menengah Atas
yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda.
Adapun letak SMA Nurul Huda ini terletak di Jl. Sencaki No. 64
Surabaya.
Di SMA Nurul Huda ini, ditemukan salah satu siswa yang masih
sangat jauh pemahamannya tentang penjurusan studi. Siswa tersebut juga
memiliki rencana karir yang rendah, sehingga perlu adanya Bimbingan
yang akan memberikan pemahaman yang mantap kepada siswa, sehingga
arah masa depan siswa lebih terarah. Adapun dalam memberikan
bimbingan kepada siswa, konselor menggunakan Finger Print untuk mengetahui bakat dan kepribadian siswa/konseli ini. Dengan begitu, lebih
mudah mengarahkan konseli memilih jurusan dan merencanakan arah karir
siswa/konseli.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Proses Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya?
7
5
2. Bagaimana Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda?
3. Bagaimana Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana Rumusan Masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya
2. Untuk mengetahui Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda
3. Untuk Mengetahui Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat Teoritis dan
Praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi
6
6
Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan
Jurusan Seorang Siswa kelas X SMA sederajat
2. Manfaat Praktis
Bagi konselor sekolah/guru BK, hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai salah satu teknik dalam mengarahkan
penjurusan studi untuk siswa kelas X SMA sederajat.
E. DEFINISI KONSEP
Agar diketahui maksud judul penelitian ini, maka berikut dijelaskan
beberapa konsep sebagai berikut:
1. Bimbingan dan Konseling Islam
Bimbingan dan konseling Islam menurut Anwar Sutoyo adalah
upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau
kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (enpowering)
iman, akal dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah SWT,
kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar
fitrah yang ada pada individu itu berkembang dengan benar dan kukuh
sesuai tuntunan Allah SWT. 8
2. Finger Print Appraisal
Sidik jari (Finger Print) merupakan struktur genetika dalam bentuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada diri
8
7
manusia yang tidak dapat dihapus atau diubah. Sidik jari ibarat
barcode diri manusia yang menandakan tidak ada pribadi yang
sama.9 Finger Print dapat digunakan sebagai salah satu teknik
untuk menggali data individu serta dapat digunakan untuk
membuktikan seberapa besar kapasitas yang dimiliki anak sejak
lahir, mengetahui potensi bawaan, serta bakat terpendam anak.
Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling yaitu kegiatan
yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data
personal, psikologis, sosial siswa yang berguna untuk membantu
siswa memahami dirinya sendiri. 10
Dalam Al-qur’an sidik jari disebut dua kali, yaitu pada Q. S
Al-Anfal : 12 dan Q. S Al-Qiyamah : 3-4. Pada Surat Al-anfal ayat
12 ini, dijelaskan bahwa sidik jari merupakan sebuah sumber
kekuatan, sedangkan pada surat Al-Qiyamah ayat 3-4 dijelaskan
bahwa sidik jari setiap orang unik. Manusia yang hidup atau
pernah hidu memiliki sidik jari yang unik dan berbeda-beda.
Jadi, yang dimaksud dengan Finger Print Appraisal adalah pengumpulan data, analisa, dan pengumpulan data personal,
psikologis, sosial siswa dengan menggunakan teknik Finger Print
(sidik jari) untuk mengungkapkan bakat serta potensi yang dimiliki
siswa, sehingga bakat tersebut bisa dikembangkan secara optimal.
9
Ifa H. Misbach, Dahsyatnya Sidik Jari (Ebook), (tt: Visimedia, tth), hal. 47
10
Wardati dan Mohamad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
8
8
Dalam hal ini, Appraisal Finger Print digunakan sebagai
bahan pemberian layanan Informasi karir untuk mencegah adanya
kesalahan pemilihan jurusan pada siswa kelas X di SMA Nurul
Huda Surabaya.
3. Pemilihan Jurusan
Penjurusan adalah salah satu proses penempatan atau penyaluran
dalam pemilihan program pengajaran para siswa di SMA. Dalam
penjurusan ini, siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang paling
cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih jurusan
dapat menentukan keberhasilan belajar siswa.11 Di SMA Nurul Huda
ini terdapat 2 jurusan, yaitu IPA dan IPS.
Jadi, yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Islam dengan
Finger Print Appraisal untuk meningkatkan Pemilihan Jurusan
seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda yaitu, pemberian bantuan
kepada seorang siswa kelas X di SMA Nurul Huda dalam rangka
memberikan pemahaman tentang penjurusan studi di SMA, serta
kecenderungan arah karir siswa dengan menggunakan Finger Print
sebagai alat untuk mengetahui bakat yang ada dalam diri siswa. Finger
Print dipilih sebagai teknik dalam mengenali bakat siswa, karena
guratan pada jari manusia tidak bisa berubah, dan antara satu jari
11
9
dengan jari yang lain tidak ada yang sama. Kemungkinan sama yaitu 1:
60.000.000. Sehingga teknik Finger Print ini dianggap paling akurat.
F. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian
Kulaitatif. Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan
Bogdan dan Taylor sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. 12
Penelitian kualitatif dipilih karena fenomena yang diamati perlu
pengamatan terbuka, lebih mudah berhadapan dengan realitas,
kedekatan emosional antar peneliti dan subjek/informan sehingga
didapatkan data yang mendalam, dan bukan pengangkaan. Penelitian
kualitatif memiliki tujuan untuk mengeksplorasi kekhasan pengalaman
seseorang ketika mengalami suatu fenomena sehingga fenomena
tersebut dapat di buka dan dipilah sehingga dicapai suatu pemahaman
yang ada. Metode kualitatif tidak menggunakan pertanyaan yang rinci,
biasanya hanya dimulai dengan pertanyaan yang umum, tetapi
kemudian meruncing dan mendetail karena peneliti memberikan
peluang yang seluas-luasnya kepada partisipan dalam mengungkapkan
pikiran dan pendapatnya.
12
10
10
Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan
tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan studi kasus (case study). Menurut Moh. Nadzir, Studi Kasus adalah penelitian tentang status obyek penelitian yang berkaitan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan atau khas dari
personalitas.13
Jadi pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian studi
kasus karena penulis ingin melakukan penelitian dengan cara
mempelajari individu secara rinci dan mendalam selama kurun waktu
tertentu untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang lebih
baik.
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang pelajar SMA yang
memiliki keyakinan bahwa mempelajari ilmu-ilmu umum tidak
penting, yang terpenting adalah mempelajari ilmu-ilmu agama, karena
ilmu agama akan menjadi bekal untuk hidup di akhirat kelak. Selain
itu, seorang siswa SMA ini juga mengalami kesulitan dalam memilih
Jurusan di SMA, karena banyak diantara teman-temannya yang
memilih Jurusan karena mengikuti teman atau karena saran guru.
Sedangkan peneliti adalah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel
Surabaya yang bernama Mauidhotul Mustavida. Selain meneliti,
peneliti juga menjadi konselor yang mengambil data sidik jari klien
13
11
menganalisis dan mengerahkan klien untuk memahami dan memilih
jurusan yang sesuai dengan dirinya.
Adapun Lokasi penelitian yaitu di SMA Nurul Huda Jl. Sencaki
No. 64 Surabaya.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang
bersifat non statistik, dimana data yang diperoleh nantinya dalam
bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Adapun jenis data pada
penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang langsung diambil dari sumber
pertama di lapangan. Yang mana dalam hal ini diperoleh dari
deskripsi tentang latar belakang dan masalah klien, cara pemilihan
jurusan di SMA Nurul Huda, dan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diambil dari sumber kedua
atau berbagai sumber guna melengkapi data primer.14 Diperoleh
dari gambaran lokasi penelitian dan keadaan disekolah klien.
Untuk mendapat keterangan dan informasi, penulis
mendapatkan informasi dari sumber data. Yang di maksud dengan
14
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
12
12
sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun
sumber datanya adalah:
a. Sumber Data Primer yaitu sumber data yang langsung diperoleh
penulis di lapangan yaitu informasi dari klien, guru BK, dan teman
kelas klien.
b. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari orang
lain guna melengkapi data yang penulis peroleh dari sumber data
primer. Sumber ini penulis peroleh dari informan seperti: teman
klien dan guru kelas.
4. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap pra lapangan
1) Menyusun rancangan penelitian
Rancangan penelitian terdiri dari latar belakang masalah,
kajian pustaka, pemilihan lapangan penelitian, penentuan
jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan
pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data,
rancangan perlengkapan (yang diperlukan dalam
penelitian), rancangan pengecekan kebenaran data.
2) Memilih lapangan penelitian
Peneliti memilih lapangan penelitian di SMA Nurul Huda,
Jl. Sencaki No. 64 Surabaya
13
Setelah memilih lapangan penelitian, peneliti mengurus
perizinan sebagai bentuk birokrasi dalam penelitian. Selain
itu harus mengetahui siapa saja yang berwenang untuk
memberikan izin agar penelitian tidak mengalami gangguan
dan berjalan dengan lancar.
4) Menjajaki dan menilai keadaan lingkungan
Peneliti langsung terjun kelapangan untuk mewawancarai
orang-orang yang terkait agar mengetahui langkah
selanjutnya yang menjadi keputusan peneliti selanjutnya.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Informan yang dipilih dengan kebaikannya dan
atas dasar sukarela. Seorang informan dapat memberikan
pandangan mengenai permasalahan yang sedang diteliti
sekarang terkait dengan pemilihan jurusan di SMA Nurul
Huda Surabaya. Informan ini terdiri dari Klien/konseli,
Guru BK, Guru kelas, dan teman kelas klien.
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, buku,
14
14
berhubungan dengan penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan deskripsi data di lapangan.15
b. Tahap Lapangan
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar
belakang penelitian, bisa menempatkan diri, menyesuaikan
penampilan dengan kebiasaan dari tempat penelitian terlebih
dahulu, selain itu mempersiapkan fisik maupun mental juga
diperlukan agar penelitian berjalan dengan lancar dan efektif.
2) Memasuki lapangan
Dalam memasuki lapangan, seorang peneliti menciptakan
hubungan (rapport) antara peneliti dan subyek yang sudah
melebur sehingga seolah-olah tidak lagi ada dinding pemisah
diantara keduanya. Selain itu penyesuaian bahasa juga
diperlukan, karena dalam menciptakan hubungan dibutuhkan
bahasa yang sama antara peneliti dan subyek. Sehingga subjek
dengan sukarela memberikan informasi yang diperlukan.
3) Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mulai memperhatikan waktu, tenaga,
biaya serta pembuatan field notes. Field notes atau catatan
lapangan dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan
15
15
pengamatan, wawancara atau menyaksikan suatu kejadian
tertentu. Dalam pengumpulan data peneliti juga memperhatikan
sumber data lainnya seperti: dokumen, laporan, foto, gambar
yang sekiranya perlu dijadikan informasi bagi peneliti.
c. Tahap Analisis Data
Suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Peneliti
menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang berarti
pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data sangat
diperlukan guna mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan
mendapatkan data sesuai dengan apa yang diharapkan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pengamatan (observasi), wawancara mendalam (in dept interview) dan studi dokumentasi. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau Pengamatan merupakan suatu unsur penting
dalam penelitian kualitatif, observasi dalam konsep yang sederhana
16
16
peneliti untuk bisa mengetahui kondisi realitas lapangan penelitian.
Menurut Black dan Champion, observasi adalah mengamati dan
mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu, tanpa
melakukan manipulasi atau pengendalian serta mencatat penemuan
yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke
dalam tindakan analisis. 16
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
partisipatif. Observasi pertisipatif adalah peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan subjek yang sedang diteliti atau dengan orang
yang dijadikan sebagai sumber penelitian dengan mengikuti apa
yang dikerjakan oleh subjek yang diteliti.17
Data yang diamati dalam penelitian ini yaitu peneliti
melihat secara langsung pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda,
serta penyesuaian klien di sekolah.
b. Wawancara
Wawancara merupakan bagian penting dalam penelitian
kualitatif sehingga peneliti dapat memperoleh data dari berbagai
informan secara langsung. Penelitian kualitatif sangat
memungkinkan untuk penyatuan teknik observasi dengan
wawancara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono, dalam
penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi
16
James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 286
17
17
parsitipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan
observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada didalamnya.18
Adapun data yang diambil melalui wawancara yaitu
peneliti bertanya secara langsung kepada klien, guru BK dan teman
kelas klien terkait masalah adanya keyakinan klien bahwa
ilmu-ilmu umum tidak penting untuk dipelajari dan juga cara pemilihan
jurusan di SMA Nurul Huda.
c. Dokumentasi
Merupakan suatu metode atau teknik yang digunakan
dalam penelitian kualitatif untuk mengungkapkan atau mencari
berbagai informasi dari sumber-sumber yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu.19 Penggunaan data dokumentasi dalam
penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan arsip tes pemilihan jurusan di SMA Nurul
Huda, arsip mengenai lokasi penelitian dan hasil nilai belajar klien
di SMA Nurul Huda.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D, hal. 232
19
18
18
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain.20
Cara pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda dan Proses Bimbingan
dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk
meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif. Hasil Bimbingan dan Konseling
Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan
Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya yaitu menggunakan
teknik analisis deskriptif komparatif.
7. Teknik Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dalam kualitatif sangat diperlukan
untuk menguji ataupun memeriksa akurasi data yang telah
dikumpulkan dari proses penelitian ini berlangsung. Menurut Nasution
pemeriksaan keabsahan data diperlukan untuk membuktikan hasil yang
diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan
sebenarnya ada atau kejadiannya. Teknik yang digunakan dalam
pemeriksaan keabsahan data penelitian ini adalah Triangulasi Data.
20
19
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan data yang diperoleh dari beberapa teknik penggaliaan
data yang digunakan, seperti observasi, wawancara, pencatatan
lapangan (field note) dan dokumentasi.21 Triangulasi data ini biasanya ada dua cara yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
1. Membandingkan semua hasil data yang diperoleh dari
lapangan mulai dari data observasi, wawancara dan
dokumentasi, hal ini dilakukan untuk mencari keabsahan
dari data-data yang telah diperoleh
2. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil
dokumentasi, yang tujuannya untuk mengkomparasikan
antara kedua data tersebut
Oleh karena itu dalam penelitian ini diadakan pengecekan
terhadap validasi data yang telah diperoleh dengan mengkonfirmasi
antara data/informasi yang diperoleh dari sumber lain yaitu teman
dari klien, guru kelas, dan guru BK, Peneliti mengkomparasikan
data hasil wawancara dari subjek penelitian dengan data hasil
observasi dan mencocokkannya kemudaian mengalisis.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi,
maka peneliti menyusun sistematika pembahasannya yang terdiri dari 5
bab, yaitu sebagai berikut:
21
20
20
Bab I pendahuluan, yang berisi tentang: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep,
metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, subyek
penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan keabsahan
data. Kemudian pembahasan tentang sistematika pembahasan.
Bab II kajian teoritik yang membahas tentang Bimbingan dan
Konseling Islam, yang meliputi Pengertian Bimbingan dan Konseling
Islam, Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam, Unsur-unsur Bimbingan
dan Konseling Islam, dan Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam,
Finger Print Appraisal, yang meliputi Pengertian Finger Print Appraisal,
Macam-macam Finger Print, dan Manfaat Finger Print, Pemilihan
Jurusan yang terdiri dari, Pengertian Penjurusan Studi, Cara Pemilihan
Jurusan secara umum, Manfaat pemilihan Jurusan, dan Macam-macam
Jurusan.
Bab III penyajian data terdiri dari deskriptif umum objek penelitian
yang meliputi gambaran umum sekolah, deskripsi konselor, deskripsi
konseli/klien, dan deskripsi masalah. Deskripsi hasil penelitian yang
meliputi Cara pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda, Proses Bimbingan
dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan
keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda,
21
untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X
di SMA Nurul Huda.
Bab IV analisis data yang meliputi, Cara Pemilihan Jurusan di
SMA Nurul Huda, Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger
Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan
Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda dan Hasil Bimbingan dan
Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan
keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda.
Bab V yakni penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
22 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Bimbingan dan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
Bimbingan dan Konseling berasal dari dua kata, yaitu
Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari
Guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer
dan Stone mengemukakan bahwa guidance berasal dari kata guide
yang memiliki arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya:
menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur, atau
mengemudikan.
Bimbingan menurut Crow & Crow adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki
kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur
kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan
menanggung bebannya sendiri.22
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi
22
yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha Bimbingan
ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh
pribadi yang mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan
lingkungannya sebagaimana adanya, (b) menerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif dan dinamis, (c) mengambil
keputusan, (d) mengarahkan diri sendiri dan (e) mewujudkan diri
sendiri. 23
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel
yang diambil dari bahasa Latin yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama
-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor (counselor)
dengan seorang atau beberapa klien (counselee).24
Rogers mengartikan konseling sebagai hubungan
membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan
meningkatkan kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien),
agar dapat menghadapi persoalan atau konflik yang dihadapi
dengan lebih baik.25
Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic
Counselor, mengemukakakn secara singkat bahwa konseling
adalah proses yang melibatkan seseorang profesional berusaha
23
Dewa Ketut Sukardi, Psoses Bimbingan dan Konseling di Sekolah , hal. 2
24
Latipun, Psikologi Konseling (Malang: UMM Press, 2008), hal. 4. 25
24
membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (
self-understanding), membuat keputusan dan pemecahan masalah.26
Menurut Rochman Natawidjaja, konseling adalah satu
jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari Bimbingan.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara
dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha
membantu yang lain (yaitu konseli) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.27
Di samping itu, istilah Islam dalam wacana studi Islam
berasal dari bahasa arab dalam bentuk masdar yang secara
harafiyah berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata kerja
saiima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri.
Dengan demikian arti pokok Islam secara kebahasaan adalah
ketundukan, keselamatan, dan kedamaian.
Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni:
penyerahan, kepatuhan, dan ketundukan manusia kepada Allah
Swt. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Di samping
itu, Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Maliki al-Sawi
mendefinisikan Islam, yakni: aturan ilahi yang dapat membawa
26
Latipun, Psikologi Konseling hal. 5 27
manusia untuk berakal sehat menuju kemaslahatan atau
kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.28
Sedangkan Saiful Akhyar Lubis mendefinisikan Islam
adalah ajaran Islam yang menyimpan khazanah-khazanah berharga
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan problem kehidupan
manusia.
Konseling islami menurut Hallen. A adalah suatu usaha
membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan
perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia
kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi
dan berfungsi untuk menyembah/mengabdi kepada Allah SWT
sehingga akhirnya tercipta kembali hubungan yang baik
dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta.29
Hamdani Bakran menyampaikan bahwa Bimbingan dan
Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara
terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok
orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat
memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan
28
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2009), hal. 9-10.
29 Iva Novia dan Mohamad Thohir, “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi
26
ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya
kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah. 30
Bimbingan konseling Islam adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang membutuhkan bimbingan dalam hal
bagaimana seharusnya konseli dapat mengembangkan potensi akal
fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat
menanggulangi problematika hidup, sesuai dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.31
Jadi, bimbingan konseling Islam adalah proses pemberian
bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu
yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat
memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Tujuan pelayanan Bimbingan dan Konseling menurut
Winkel yaitu supaya orang perorangan atau kelompok orang yang
dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan
hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan
kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana
30
Iva Novia dan Mohamad Thohir, “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi
Silaturahmi pada seorang remaja yang mengalami depresi”, hal. 79
31 Farida Nur Fadilatin, “Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Sikap Fiksasi
Anak dengan Pendekatan Moral Development di Desa Wotsogo Kecamatan Jatirogo Kabupaten
serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara
memadai.32
Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam jangka pendek
adalah agar individu memahami dan menaati tuntunan Al-qur’an.
Dengan tercapainya tujuan jangka pendek ini, diharapkan individu
yang dibimbing memiliki keimanan yang benar, dan secara
bertahap mampu meningkatkan kualitas keatuhannya kepada Allah
SWT, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap
hukum-hukum Allah dalam melaksanakan amanah yang dibebankan
kepadanya, dan ketaatan dalam beribadah sesuai tuntunan-Nya.33
Selain itu, menurut Aunur Rahim Faqih, secara garis besar
atau secara umum, tujuan bimbingan dan konseling islami
membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. 34
Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam selain dipaparkan
diatas, secara rinci tujuan bimbingan dan konseling islam dapat
disebutkan sebagai berikut:
1) Untuk mengahasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyyah).
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, hal. 24 34
28
2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong, dan rasa kasih sayang. 4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu
sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.
5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. 35
c. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam
1. Konselor
Konselor adalah seorang ahli yang dapat membantu
memecahkan permasalahan seseorang yang membutuhkan
bantuan (klien).
Kualitas pribadi konselor sangat penting dalam
konseling, kualitas pribadi tersebut juga menjadi faktor penentu
bagi pencapaian konseling yang efektif, beberapa karakteristik
kualitas konselor menurut Thohari Musnamar dkk antara lain:
akhlal al-karimah yang ditunjukkan dengan:
a. Shiddiq, mencintai dan menguatkan kebenaran b. Amanah, dapat dipercaya
c. Tabligh, mau menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan
d. Fathonah, cerdas dan berpengetahuan
35
e. Mukhlish, ikhlas dalam menjalankan tugas
f. Sabar, maksudnya ulet, tabah dan tidak mudah putus asa, tidak mudah marah dan mau mendengarkan keluh kesah klien dengan penuh perhatian
g. Sholeh, maksudnya mencintai, melakukan, membina dan menyokong kebaikan
h. Adil, mampu menempatkan persoalan secara proporsional
i. Mampu mengendalikan diri, maksudnya menjaga kehormatan diri dan kliennya. 36
2. Klien
Klien disebut pula helplee, merupakan orang yang
perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang
dihadapinya. 37 Klien itu hendaknya mempunyai sikap
diantaranya terbuka, percaya, jujur dan bertanggung jawab.
Terbuka maksudnya, bahwa klien bersedia
mengungkapkan segala informasi yang diperlukan dalam
proses konseling.
Percaya, artinya seorang klien percaya semua proses
bimbingan semua berjalan secara efektif, percaya pada
konselor yang bisa membantu dan tidak akan membocorkan
pada siapapun.
Jujur, artinya seorang klien yang bermasalah, agar
masalahnya dapat teratasi, harus bersikap jujur. Artinya klien
36
Faizah Noer Laela, Bimbingan Kosneling Sosial (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal. 30-31
37
30
harus jujur mengemukakan data-data yang benar, jujur
mengakui masalah yang di alami.
Serta tanggung jawab yang artinya klien bersedia
dengan sungguh-sungguh melibatkan diri dan ikut serta dalam
proses bimbingan.
3. Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan yang
dicita-citakan dengan kenyataan atau realitas yang terjadi. 38
Beberapa masalah yang perlu diselesaikan/diberikan
bimbingan antara lain masalah akademik yang menyangkut
masalah pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi,
cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian
dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan
lanjutan, dll.
Masalah sosial-pribadi antara lain, masalah hubungan
dengan sesama teman, dengan dosen serta staf, pemahaman
sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masayarakat tempat mereka tinggal, dan
penyelesaian konflik.
Masalah karir, yaitu yang berhubungan dengan
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,
pemahaman kondisi dan pemahaman diri, pemahaman kondisi
38
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir,
penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir
yang dihadapi.
Masalah keluarga, yaitu yang menyangkut tentang
menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis,
memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri terhadap norma keluarga,
berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia. 39
d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam
Asas-asas bimbingan dan konseling Islam selalu
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist atau Sunnah Nabi dan
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Asas kebahagiaan dunia dan akhirat
Kebahagian hidup duniawi bagi seorang muslim,
hanya merupakan kebahagiaan yang sifatnya sementara,
kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab
kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan yang abadi, yang
amat banyak.40
Membantu klien atau konseling, yakni orang yang
dibimbing mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa
didambakan oleh setiap muslim.
39
Syamsu Yusuf L. N, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 10-12
40
32
2) Asas fitrah
Menurut Islam manusia dilahirkan dengan fitrah atau
suci yaitu membawa potensi bawaan dan kecenderungan
sebagai muslim atau beragama Islam. Bimbingan dan konseling
Islam merupakan bantuan kepada klien untuk mengenal,
memahami dan menghayati fitrahnya atau mengenal kembali
fitrahnya tersebut manakala pernah “tersesat” serta
menghayatinya, sehingga dengan demikian akan mampu
mencapai kabahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena
bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya.
Bantuan kepada klien atau konseling untuk mengenal,
memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak
tingkah laku dan tindakannya sejalan dengan fitrahnya tersebut.
3) Asas Lillahi ta’ala
Bimbingan dan konseling Islam diselenggarakan
semata-mata karena Allah. yaitu pembimbing melakukan
tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, sementara
yang dibimbingpun menerima atau meminta bimbingan atau
konseling dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak merasa
bahwa semua yang dilakukan adalah karena untuk pengabdian
sebagai makhluk Allah yang harus menantiasa mengabdi
kepada-Nya.41
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, ayat
162:
ص ّ إ ْلق
ي ل عْلا ّ ر َّ يت م و ي يْح م و يكس و يتا
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk allah, Tuhan seluruh
alam.” (Q.S Al-An’am: 162)42
Bimbingan dan konseling Islam diselenggarakan
semata-mata karena Allah. Pembimbing melakukan tugasnya
dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, sementara yang
dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan dan
konseling pun dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak
merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk
pengabdian kepada Allah semata, sesuai dengan fungsi dan
tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa
mengabdi pada-Nya.
4) Asas bimbingan seumur hidup
Manusia hidup tidak ada yang sempurna dan selalu
bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan
menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Maka bimbingan
41
Aswadi, Iyadah dan Takyiyah Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 28-29
42
34
dan konseling Islam diperlukan selama hayat masih dikandung
badan.43
Manusia hidup betapapun tidak akan ada yang
sempurna dan selalu bahagia, dalam kehidupannya mungkin
saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan
kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling
Islam diperlukan selama hayat masih dikandung badan.
5) Asas kesatuan jasmani-rohaniah
Manusia dalam hidupnya di dunia merupakan satu
kesatuan jasmaniah-rohaniah, sehingga Bimbingan dan
konseling Islami memperlakukan kliennya sebagai makhluk
jasmani-rohaniah, tidak memandangnya sebagai makhluk
biologis semata atau makhluk rohaniah semata. Bimbingan dan
konseling Islami membantu individu untuk hidup dalam
keseimbangan jasmaniah dan rohaniah tersebut.
Seperti telah diketahui mengenai citra manusia
menurut Islam, manusia itu dalam hidupnya di dunia
merupakan satu kesatuan jasmaniah-rohaniah. Bimbingan dan
Konseling Islam memperlakukan kliennya sebagai makhluk
jasmaniah-rohaniah tersebut, tidak memandangnya sebagai
makhluk biologis semata atau rohaniah semata.
43
6) Asas Keseimbangan rohaniah
Bimbingan dan konseling Islam menyadari keadaan
kodrati manusia tersebut dan dengan berpijak pada fatwa-fatwa
Tuhan serta hadist Nabi, membantu klien memperoleh
keseimbangan diri dalam segi mental rohani.44
digunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (Q.S. Al-A’raf: 179)45
Dalam asas ini orang yang dibimbing diajak untuk
mengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya, kemudian
memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkannya, sehingga
memperoleh keyakinan, tidak menerima begitu saja, tetapi juga
tidak menolak begitu saja. Klien juga diajak untuk
44
Aswadi, Iyadah dan Takyiyah Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 29
45
36
menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua
kemampuan rohaniahnya, bukan hanya mengikuti hawa nafsu
semata.
7) Asas kemaujudan individu
Bimbingan dan konseling Islam memandang seorang
individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri.
Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari
yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai
konsekuensi dari haknya kemampuan fundamental potensi
rohaniahnya. Artinya individu mampu merealisasikan dirinya
secara optimal, termasuk dalam mengambil keputusan.
8) Asas sosialitas manusia
Dalam bimbingan dan konseling Islam, sosialitas
manusia diakui dengan memperhatikan hak individu (jadi
bukan komunisme), hak individu juga diakui dalam batas
tanggung jawab sosial. Dan masih ada pula hak “alam” yang
harus dipenuhi manusia, begitu pula hak Tuhan.
Manusia merupakan makhluk sosial, hal ini
diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam.
Bahwasannya manusia membutuhkan pergaulan, cita, kasih dan
rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain dapat
memiliki dan dimiliki.
Manusia menurut Islam, diberi kedudukan yang tinggi
sekaligus tanggung jawab yang besar yaitu sebagai pengelola
alam semesta (khalifatullah fil ard). Dengan kata lain, manusia
dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelolah alam
sekitar sebaik-baiknya.
Kedudukan manusia sebagai khalifah itu dalam
keseimbangan dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah
yang harus mengabdi kepada-Nya. Dan jika memiliki
kedudukan tidak akan mengikuti hawa nafsu belaka.46
Sebagai khalifah manusia harus memelihara
keseimbangan ekosistem sebab problem-problem kehidupan
kerap kali muncul dari ketidakseimbangan ekosistem tersebut
yang diperbuat oleh manusia sendiri. Bimbingan dan fungsinya
tersebut untuk kebahagiaan dirinya dan umat manusia.
10)Asas kasih sayang
Setiap orang memerlukan cinta kasih dan sayang dari
orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan
menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam
dilakukan dengan berdasarkan kasih sayang, sebab hanya
dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling dapat
berhasil.47
46
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam , hal. 30
47
38
Dalam bimbingan dan konseling Islam ini konselor
memberikan kasih sayang kepada klien dalam bentuk
perhatian.
11)Asas saling menghargai dan menghormati
Dalam bimbingan dan konseling Islam, kedudukan
pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing atau klien
pada dasarnya sama atau sederajat, pebedaannya terletak pada
fungsinya saja, yakni pihak yang satu memberikan bantuan dan
yang satu menerima bantuan. Sehingga hubungan yang terjalin
antara pihak yang dibimbing merupakan hubungan yang saling
menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai
makhluk Allah.48 Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An
-Nisa’ ayat 86:
ءْيَش ِلُك ىَلَع َناَك َهمللا منِإ اَوّدُر ْوَأ اَهْ نِم َنَسْحَأِب اوّيَحَف ةميِحَتِب ْمُتيِيُح اَذِإَو
بيِسَح
ا
“dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan). Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu”.(QS. An-Nisa’: 86)49
Konselor diberi kehormatan oleh klien karena dirinya
dianggap mampu memberikan bantuan mengatasi masalahnya.
48
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam , hal. 31.
49
Sementara klien diberi kehormatan atau dihargai oleh konselor
dengan cara dia bersedia untuk diberikan bantuan atau
bimbingan.
12)Asas musyawarah
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan
asas musyawarah, artinya antara pembimbing (konselor)
dengan yang dibimbing atau konseli terjadi dialog amat baik,
satu sama lain tidak saling mendekatkan, tidak ada perasaan
tertekan dan keinginan tertekan.50
13)Asas keahlian
Bimbingan dan konseling Islami dilakukan oleh
orang-orang yang memang memiliki kemampuan, keahlian di
bidang tersebut, baik keahlian dalam metodologi dan
teknik-teknik bimbingan dan konseling, maupun dalam bidang yang
menjadi permasalahan bimbingan dan konseling.51
2. Finger Print Appraisal
a. Pengertian Finger Print Appraisal
Finger Print (sidik jari) adalah rekaman jari tangan yang
terdiri dari kumpulan alur garis-garis halus dengan pola-pola
tertentu.52
50
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, hal. 31.
51
Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, hal. 31.
52A. Dewi Ayu Vaneza, “Fungsi Sidik Jari dalam Mengidentifikasi Korban dan Pelaku
40
Finger Print (sidik jari) adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk suatu "punggungan" pada telapak jari yang
membentuk suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai
seorang meninggal dunia dan busuk, goresan-goresan atau luka
biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang
sama, namun sidik jari dapat rusak oleh karena kulit tesebut
terkena luka bakar yang parah. 53
Sidik jari dalam Bahasa Arab disebut dengan al banan, dan
kata al banan disebutkan hanya 2 kali dalam Al Quran, pada
Surat Al Anfal ayat 12 dan Surat Al Qiyamah ayat 4. Ibnu
Mandzur dalam Lisanul Arab mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan al banan adalah jemari/ujung jari/sidik jari
pada tangan dan kaki. Kata al banan yang ada pada surat Al
Anfal ayat 12 membahas taktik peperangan yang bermakna
ujung jari sebagai sumber kekuatan.
Sedangkan makna al banan pada QS 75; 4 sebagaimana
hujjah pertama di atas dapat merujuk pada pendapat Harun
yahya dalam bukunya yang menekankan bahwa sidik jari
memiliki makna sangat khusus, karena sidik jari setiap orang
unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah
hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik.
Padahal sebelumnya orang menganggap sidik jari sebagai
53
lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Syeikh
Muhammad Ali Ash Shabuni dalam tafsirnya mengatakan;
pada al banan terdapat keunikan penciptaan dan ketelitian
dalam pembuatannya, karena garis-garis (sidik jari) yang
terdapat pada seseorang tidak pernah menyerupai manusia
lainnya dimuka bumi ini. Menurut Quraisy Shihab (melalui
pengamatan bukan melalui teks ayat) kita dapat mengetahui
perbedaan sidik jari manusia. Dan ini merupakan kemukjizatan
Al Quran dari segi sains (ijazul Ilmi).
Sidik jari adalah bagian tubuh yang bersifat permanen atau
tidak dapat berubah sepanjang hayat sedari kecil sampai
dewasa. Disamping sebagai sarana identifikasi, sidik jari juga
menggambarkan karakteristik yang spesifik terhadap setiap
orang dengan pembentukan pola sidik jari yang
menggambarkan citra kerja dan fungsi otak. 54
Ilmu yang mempelajari tentang Finger Print ini disebut
dengan Dermatoglyphics. Finger Print (sidik jari) terbentuk
sejak 16 minggu pasca membentukan janin/5 bulan sebelum
kelahiran.
Appraisal adalah kegiatan penilaian dan penaksiran oleh
seorang konselor (yang sudah ahli) terhadap konseli yang
54
42
meliputi berbagai kondisi pribadi, keluarga dan lingkungan
sekitarnya dalam rangka membantu pelaksanaan
layanan-layanan bimbingan dan konseling.55
Appraisal merupakan salah satu layanan Bimbingan dan
yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan.
Komponen ini mencakup usaha-usaha untuk memperoleh data
tentang siswa dan mahasiswa, menganalisis dan menafsirkan
data, serta menyimpan data itu.56
Jadi, Finger Print Appraisal yaitu kegiatan
penilaian/penaksiran yang dilakukan oleh konselor melalui
analisis Finger Print untuk mengetahui kepribadian dan bakat
siswa untuk dikembangkan dan diarahkan menjadi lebih baik.
b. Macam-macam Finger Print
1) Arch
Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua
garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau
cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu,
dengan bergelombang naik di tengah-tengah. pada dasarnya
orang tipe ini adalah orang yang memiliki dasar pemikirnya
pada tata keyakinan, tata nilai, kebiasaan yang telah
55
Mohamad Thohir, Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya), tth
56
terbentuk lama dalam dirinya. Ia mudah menyerap
informasi yang sudah ditanamkan sejak dini. Melalui
kebiasaan-kebiasaan yang dilaluinya, ia sangat berorientasi
pada sistem prosedur. Dengan sistematika berpikir seperti
ini, tipe arch adalah tipe yang berpendirian sangat kokoh,
yang disebabkan pola keyakinan. Ia berpikir efisien dan
berperilaku dedikatif, protektif, dan menjunjung loyalitas
tinggi. 57
2) Loop
Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu
garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng,
menyentuh, atau melintasi suatu garus bayangan yang
ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung
berhenti kearah sisi semula. Loop dapat menaik kearah
ujung jari, atau menjatuh kearah pergelangan tangan.
Loop mengungkapkan seorang “pengikut” yang alami.
Keinginan untuk memimpin orang lain lebih sering muncul,
tapi bukan berarti setiap orang dengan common loop
memiliki kemampuan untuk memimpin.. pada dasarnya tipe
ini adalah orang yang lebih mendasari pemikirannya pada
perasaan emosinya yang dipengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Dengan demikian, ia cenderung terlihat
57
44
memiliki perilaku yang adaptif terhadap mood dan
perasaannya tersebut. dengan sistematika berpikir seperti
ini, maka tipe ini adalah tipe yang sangat mudah meniru
dan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya
seiring dengan mood dan perasaannya yang dialaminya saat
itu. Ia sangat mengagungkan perasaan dan kepekaan sosial
lingkungan yang dialaminya. Tipe ini juga berpikir represif
dan berperilaku cenderung reaktif dan sebagai pengikut.58
3) Whorls
Whorls adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan
bisa dilihat dengan mudah. Dimanapun dibagian tangan,
whorls menyoroti dan menekankan kepada daerah tertentu,
menjadikannya sebuah wilayah fokus didalam kehidupan
subyek. Whorls (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari,
mempunyai dua delta dan sedikit garis melingkar didalam
pattern area, berjalan didepan kedua delta. 59
c. Manfaat Finger Print
1) Sistem Absensi
Sistem Absensi adalah sebuah sistem yang di
gunakan untuk mencatat daftar kehadiran setiap anggota
instansi tertentu.
58
Totok S. Afandi, Training Finger Print Analysis JAPO 59
Sistem absensi mencatat identitas anggota instansi
dan waktu keluar masuk anggotanya. Sistem absensi juga
mempunyai kemapuan untuk memberikan laporan yang
akurat.60
Salah satu manfaat/kegunaan Finger Print adalah sebagai sistem absensi. Finger Print sebagai absensi sudah
banyak di gunakan, baik sebagai absensi dosen, guru,
siswa, atau karyawan sebuah perusahaan. Penggunaan
Finger Print (Sidik Jari) untuk absensi siswa bisa menjadi solusi cara absensi yang lebih baik karena dengan sidik
jari tidak ada lagi siswa yang menitip absen, Sidik jari
telah terbukti cukup aman dan nyaman bila di bandingkan
dengan sistem pengenalan identitas manusia lainnya.61
2) Kepribadian
Salah satu penerapan Finger Print (sidik jari) yaitu
untuk mengenali karakter/kepribadian seseorang. 62
Sidik jari seseorang berbeda-beda, oleh karenanya setiap
orang juga memiliki karakter kepribadian yang
berbeda-beda pula. Salah satu manfaat dari Finger Print (sidik jari)
adalah untuk mengungkapkan karakter/kepribadian
seseorang.
60Alfien, S. Rindjab, dkk, “Aplikasi Absensi Siswa Menggunakan Sidik Jari di Sekolah
Menengah Atas Negeri 9 Manado”, Teknik Elektro dan Komputer, 1 (2014), hal. 2
61Alfien, S. Rindjab, dkk, “Aplikasi Absensi Siswa Menggunakan Sidik Jari di SMAN 9
Manado”, hal. 3
62
46
3) Kriminalitas
Di era Globalisasi ini, permasalahan hukum
semakin rumit dan kompleks. Kriminalitas banyak terjadi
dimana-mana. kriminalitas merupakan gejala sosial yang
selalu di hadapi masyarakat, adapun usaha manusia untuk
menghapus secara tuntas kriminalitas tersebut sering kali
dilakukan, namun hasilnya lebih pada kegagalan.
Sehingga usaha yang dilakukan oleh manusia yakni hanya
menekan atau mengurangi laju kriminalitas. Seiring
dengan berkembangnya peralatan canggih yang dapat
membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya,
maka semakin mudah pula seseorang dalam melaksanakan
tugasnya yang terhitung sulit, seperti tugas seorang polisi
dalam mengungkap suatu kejahatan, salah satu
kecanggihan teknologi yang berkembang saat ini adalah
alat pemindai sidik jari. Fungsi dan peranan sidik jari
sangatlah penting bagi seorang penyidik dalam
mengungkap suatu tindak pidana, oleh karena itu sidik jari
sangatlah berperan selain sebagai untuk mengidentifikasi
korban, juga untuk mengungkap seseorang yang disangka
melakukan tindak pidana.63
4) Kesehatan (Medis)
63 A. Dewi Wahyu Veneza, “Fungsi Sidik Jari dalam Mengidentifikasi Korban dan