• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN FINGER PRINT APPRAISAL UNTUK MENINGKATKAN KEYAKINAN PEMILIHAN JURUSAN SEORANG SISWA KELAS X DI SMA NURUL HUDA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN FINGER PRINT APPRAISAL UNTUK MENINGKATKAN KEYAKINAN PEMILIHAN JURUSAN SEORANG SISWA KELAS X DI SMA NURUL HUDA SURABAYA."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN FINGER PRINT APPRAISAL UNTUK MENINGKATKAN KEYAKINAN PEMILIHAN

JURUSAN SEORANG SISWA KELAS X DI SMA NURUL HUDA SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

MAUIDHOTUL MUSTAVIDA NIM. B53212082

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

vii ABSTRAK

Mauidhotul Mustavida (B53212082) Bimbingan dan Konseling Islam Dengan

Finger Print Appraisal untuk Meningkatkan Keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana Cara Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya? (2) Bagaimana Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya? (3) Bagaimana Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal

untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif. Dalam menganalisa Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan dalam Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda, data yang digunakan berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisa data. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa kelas X di SMA Nurul Huda yang memiliki pemahaman tentang penjurusan studi yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat seorang siswa SMA kelas X yang memiliki keyakinan bahwa ilmu-ilmu umum yang diberikan di sekolah itu tidak penting untuk dipelajari. Ia menganggap bahwa hanya ilmu-ilmu agama saja yang penting untuk dipelajari, karena ilmu agama akan dapat digunakan sebagai bekal hidup kekal di akhirat. Karena adanya pola pikir (keyakinan) inilah, maka berakibat pula pada kurangnya pemahaman diri klien terhadap bakat yang dimiliki dan penjurusan studi yang tepat untuk dirinya.

Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal dapat mengungkap 3 bakat yang dimiliki klien, yaitu Bakat Imajinasi, Logika dan Bahasa. Ketiga bakat ini dapat meningkatkan keyakinan klien dalam Pemilihan Jurusan, bahkan klien dapat merencanakan karir lanjutannya.

(6)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

MOTTO ...iv

PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...ix

LAMPIRAN ...xii

DAFTAR TABEL ...xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

1. Manfaat Teoritis ...5

2. Manfaat Praktis ...6

E. Definisi Konsep ...6

1. Bimbingan dan Konseling Islam ...6

2. Finger Print Appraisal ...6

3. Pemilihan Jurusan ...8

F. Metode Penelitian...9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...9

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ...10

3. Jenis dan Sumber Data ...11

4. Tahap-tahap Penelitian ...12

5. Teknik Pengumpulan Data ...15

(7)

x

7. Teknik Keabsahan Data ...18

G. Sistematika Pembahasan ...19

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ...22

1. Bimbingan dan Konseling Islam ...22

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...22

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam...26

c. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam ...28

d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam ...31

2. Finger Print Appraisal ...39

a. Pengertian Finger Print Appraisal ...39

b. Macam-macam Finger Print ...42

c. Manfaat Finger Print ...44

3. Pemilihan Jurusan ...48

a. Pengertian Jurusan Studi ...48

b. Cara Pemilihan Jurusan Secara Umum ...49

c. Manfaat Pemilihan Jurusan ...49

d. Macam-macam Jurusan ...50

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...55

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...62

1. Gambaran Umum Sekolah ...62

2. Deskripsi Konselor ...69

3. Deskripsi Klien ...71

4. Deskripsi Masalah ...71

B. Deskripsi Hasil penelitian ...74

1. Cara Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya ...74

2. Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya ...75

(8)

xi

B. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam

dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan

Pemilihan Jurusan Seorang Siswa SMA Nurul Huda Surabaya ...98

C. Analisis Data mengenai Hasil Bimbingan dan Konseling Islam

dengan Finger Print Appraisal Untuk Meningkatkan Keyakinan

Pemilihan Jurusan Seorang Siswa SMA Nurul Huda Surabaya ...103

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...104 B. Saran ...106

(9)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Nurul Huda Surabaya ...66

(10)

1 A. LATAR BELAKANG

Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi

menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja

madya yang berusia 15-18 tahun, Artinya, pada masa ini seorang remaja

akan mampu mengatasi permasalahan pribadinya dan dapat

mengeksplorasikan bakat-bakat yang ada dalam dirinya. Namun, tidak

semua masalah dapat diatasi oleh seorang remaja madya ini, ada beberapa

masalah yang masih membutuhkan bantuan pihak lain, seperti menentukan

jurusan studinya di SMA, membantu merencanakan dan menentukan arah

karirnya kedepan.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat

dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam

pengembangan pribadi-sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan

pengembangan karir. Sebagai bagian dari pendidikan, bimbingan dan

konseling berkewajiban membantu siswa mengembangkan potensi diri dan

memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai

(11)

2

2

Layanan bimbingan di sekolah dibagi menjadi empat aspek, yaitu

layanan bimbingan pribadi, layanan bimbingan sosial, layanan bimbingan

belajar, dan layanan bimbingan karir.

Layanan bimbingan pribadi membantu siswa menemukan dan

mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.

Layanan Bimbingan Sosial membantu siswa mengenal dan

berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti

luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. 1

Layanan bimbingan belajar membantu siswa mengembangkan diri,

sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat

yang lebih tinggi. 2

Layanan bimbingan karir membantu siswa merencanakan dan

mengembangkan masa depan karir.3

Tujuan yang hendak dicapai dalam bimbingan dan konseling

sekolah pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, karena

bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan.4

Adapun tujuan pendidikan menurut Undang-undang Nomor 2

tahun 1989 yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,

1

Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 12

2

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, hal. 13 3

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,hal. 14

4

(12)

3

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 5

Sedangkan menurut H. M. Umar, dkk, Tujuan khusus bimbingan

dan konseling di sekolah yaitu:

1. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

2. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

3. Memberikan dorongan didalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. 4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam

penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

5. Membantu siswa-siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.6

Untuk mengembangkan kecakapan, bakat dan minat siswa, sekolah

mengarahkan kecakapan, bakat dan minat siswa tersebut melalui program

penjurusan studi. Jurusan merupakan suatu tempat untuk seorang pelajar

yang tempat tersebut disesuaikan dengan bakat, minat, dan

kemampuannya, sehingga dalam hal ini penjurusan sangat penting/ besar

dampaknya bagi masa depan seseorang.

Adapun Tujuan dari penjurusan studi di SMA ini adalah untuk

mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan,

bakat dan minat yang relatif sama, membantu mempersiapkan para siswa

5

Anas Salahuddin, Bimbingan dan Konseling, hal. 22 6

(13)

4

4

dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya, membantu

meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik dalam

kelanjutan studi dan dunia kerjanya, membantu memperkokoh

keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu

mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja)7

SMA Nurul Huda merupakan sebuah Sekolah Menengah Atas

yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda.

Adapun letak SMA Nurul Huda ini terletak di Jl. Sencaki No. 64

Surabaya.

Di SMA Nurul Huda ini, ditemukan salah satu siswa yang masih

sangat jauh pemahamannya tentang penjurusan studi. Siswa tersebut juga

memiliki rencana karir yang rendah, sehingga perlu adanya Bimbingan

yang akan memberikan pemahaman yang mantap kepada siswa, sehingga

arah masa depan siswa lebih terarah. Adapun dalam memberikan

bimbingan kepada siswa, konselor menggunakan Finger Print untuk mengetahui bakat dan kepribadian siswa/konseli ini. Dengan begitu, lebih

mudah mengarahkan konseli memilih jurusan dan merencanakan arah karir

siswa/konseli.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Proses Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya?

7

(14)

5

2. Bagaimana Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda?

3. Bagaimana Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda Surabaya?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sebagaimana Rumusan Masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya

2. Untuk mengetahui Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda

3. Untuk Mengetahui Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat Teoritis dan

Praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi

(15)

6

6

Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan

Jurusan Seorang Siswa kelas X SMA sederajat

2. Manfaat Praktis

Bagi konselor sekolah/guru BK, hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai salah satu teknik dalam mengarahkan

penjurusan studi untuk siswa kelas X SMA sederajat.

E. DEFINISI KONSEP

Agar diketahui maksud judul penelitian ini, maka berikut dijelaskan

beberapa konsep sebagai berikut:

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling Islam menurut Anwar Sutoyo adalah

upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau

kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (enpowering)

iman, akal dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah SWT,

kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar

fitrah yang ada pada individu itu berkembang dengan benar dan kukuh

sesuai tuntunan Allah SWT. 8

2. Finger Print Appraisal

Sidik jari (Finger Print) merupakan struktur genetika dalam bentuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada diri

8

(16)

7

manusia yang tidak dapat dihapus atau diubah. Sidik jari ibarat

barcode diri manusia yang menandakan tidak ada pribadi yang

sama.9 Finger Print dapat digunakan sebagai salah satu teknik

untuk menggali data individu serta dapat digunakan untuk

membuktikan seberapa besar kapasitas yang dimiliki anak sejak

lahir, mengetahui potensi bawaan, serta bakat terpendam anak.

Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling yaitu kegiatan

yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data

personal, psikologis, sosial siswa yang berguna untuk membantu

siswa memahami dirinya sendiri. 10

Dalam Al-qur’an sidik jari disebut dua kali, yaitu pada Q. S

Al-Anfal : 12 dan Q. S Al-Qiyamah : 3-4. Pada Surat Al-anfal ayat

12 ini, dijelaskan bahwa sidik jari merupakan sebuah sumber

kekuatan, sedangkan pada surat Al-Qiyamah ayat 3-4 dijelaskan

bahwa sidik jari setiap orang unik. Manusia yang hidup atau

pernah hidu memiliki sidik jari yang unik dan berbeda-beda.

Jadi, yang dimaksud dengan Finger Print Appraisal adalah pengumpulan data, analisa, dan pengumpulan data personal,

psikologis, sosial siswa dengan menggunakan teknik Finger Print

(sidik jari) untuk mengungkapkan bakat serta potensi yang dimiliki

siswa, sehingga bakat tersebut bisa dikembangkan secara optimal.

9

Ifa H. Misbach, Dahsyatnya Sidik Jari (Ebook), (tt: Visimedia, tth), hal. 47

10

Wardati dan Mohamad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(17)

8

8

Dalam hal ini, Appraisal Finger Print digunakan sebagai

bahan pemberian layanan Informasi karir untuk mencegah adanya

kesalahan pemilihan jurusan pada siswa kelas X di SMA Nurul

Huda Surabaya.

3. Pemilihan Jurusan

Penjurusan adalah salah satu proses penempatan atau penyaluran

dalam pemilihan program pengajaran para siswa di SMA. Dalam

penjurusan ini, siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang paling

cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih jurusan

dapat menentukan keberhasilan belajar siswa.11 Di SMA Nurul Huda

ini terdapat 2 jurusan, yaitu IPA dan IPS.

Jadi, yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Islam dengan

Finger Print Appraisal untuk meningkatkan Pemilihan Jurusan

seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda yaitu, pemberian bantuan

kepada seorang siswa kelas X di SMA Nurul Huda dalam rangka

memberikan pemahaman tentang penjurusan studi di SMA, serta

kecenderungan arah karir siswa dengan menggunakan Finger Print

sebagai alat untuk mengetahui bakat yang ada dalam diri siswa. Finger

Print dipilih sebagai teknik dalam mengenali bakat siswa, karena

guratan pada jari manusia tidak bisa berubah, dan antara satu jari

11

(18)

9

dengan jari yang lain tidak ada yang sama. Kemungkinan sama yaitu 1:

60.000.000. Sehingga teknik Finger Print ini dianggap paling akurat.

F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian

Kulaitatif. Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan

Bogdan dan Taylor sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. 12

Penelitian kualitatif dipilih karena fenomena yang diamati perlu

pengamatan terbuka, lebih mudah berhadapan dengan realitas,

kedekatan emosional antar peneliti dan subjek/informan sehingga

didapatkan data yang mendalam, dan bukan pengangkaan. Penelitian

kualitatif memiliki tujuan untuk mengeksplorasi kekhasan pengalaman

seseorang ketika mengalami suatu fenomena sehingga fenomena

tersebut dapat di buka dan dipilah sehingga dicapai suatu pemahaman

yang ada. Metode kualitatif tidak menggunakan pertanyaan yang rinci,

biasanya hanya dimulai dengan pertanyaan yang umum, tetapi

kemudian meruncing dan mendetail karena peneliti memberikan

peluang yang seluas-luasnya kepada partisipan dalam mengungkapkan

pikiran dan pendapatnya.

12

(19)

10

10

Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan

tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan studi kasus (case study). Menurut Moh. Nadzir, Studi Kasus adalah penelitian tentang status obyek penelitian yang berkaitan

dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan atau khas dari

personalitas.13

Jadi pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian studi

kasus karena penulis ingin melakukan penelitian dengan cara

mempelajari individu secara rinci dan mendalam selama kurun waktu

tertentu untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang lebih

baik.

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang pelajar SMA yang

memiliki keyakinan bahwa mempelajari ilmu-ilmu umum tidak

penting, yang terpenting adalah mempelajari ilmu-ilmu agama, karena

ilmu agama akan menjadi bekal untuk hidup di akhirat kelak. Selain

itu, seorang siswa SMA ini juga mengalami kesulitan dalam memilih

Jurusan di SMA, karena banyak diantara teman-temannya yang

memilih Jurusan karena mengikuti teman atau karena saran guru.

Sedangkan peneliti adalah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya yang bernama Mauidhotul Mustavida. Selain meneliti,

peneliti juga menjadi konselor yang mengambil data sidik jari klien

13

(20)

11

menganalisis dan mengerahkan klien untuk memahami dan memilih

jurusan yang sesuai dengan dirinya.

Adapun Lokasi penelitian yaitu di SMA Nurul Huda Jl. Sencaki

No. 64 Surabaya.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang

bersifat non statistik, dimana data yang diperoleh nantinya dalam

bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Adapun jenis data pada

penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang langsung diambil dari sumber

pertama di lapangan. Yang mana dalam hal ini diperoleh dari

deskripsi tentang latar belakang dan masalah klien, cara pemilihan

jurusan di SMA Nurul Huda, dan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diambil dari sumber kedua

atau berbagai sumber guna melengkapi data primer.14 Diperoleh

dari gambaran lokasi penelitian dan keadaan disekolah klien.

Untuk mendapat keterangan dan informasi, penulis

mendapatkan informasi dari sumber data. Yang di maksud dengan

14

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif

(21)

12

12

sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun

sumber datanya adalah:

a. Sumber Data Primer yaitu sumber data yang langsung diperoleh

penulis di lapangan yaitu informasi dari klien, guru BK, dan teman

kelas klien.

b. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari orang

lain guna melengkapi data yang penulis peroleh dari sumber data

primer. Sumber ini penulis peroleh dari informan seperti: teman

klien dan guru kelas.

4. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap pra lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian terdiri dari latar belakang masalah,

kajian pustaka, pemilihan lapangan penelitian, penentuan

jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan

pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data,

rancangan perlengkapan (yang diperlukan dalam

penelitian), rancangan pengecekan kebenaran data.

2) Memilih lapangan penelitian

Peneliti memilih lapangan penelitian di SMA Nurul Huda,

Jl. Sencaki No. 64 Surabaya

(22)

13

Setelah memilih lapangan penelitian, peneliti mengurus

perizinan sebagai bentuk birokrasi dalam penelitian. Selain

itu harus mengetahui siapa saja yang berwenang untuk

memberikan izin agar penelitian tidak mengalami gangguan

dan berjalan dengan lancar.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lingkungan

Peneliti langsung terjun kelapangan untuk mewawancarai

orang-orang yang terkait agar mengetahui langkah

selanjutnya yang menjadi keputusan peneliti selanjutnya.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Informan yang dipilih dengan kebaikannya dan

atas dasar sukarela. Seorang informan dapat memberikan

pandangan mengenai permasalahan yang sedang diteliti

sekarang terkait dengan pemilihan jurusan di SMA Nurul

Huda Surabaya. Informan ini terdiri dari Klien/konseli,

Guru BK, Guru kelas, dan teman kelas klien.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, buku,

(23)

14

14

berhubungan dengan penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan deskripsi data di lapangan.15

b. Tahap Lapangan

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar

belakang penelitian, bisa menempatkan diri, menyesuaikan

penampilan dengan kebiasaan dari tempat penelitian terlebih

dahulu, selain itu mempersiapkan fisik maupun mental juga

diperlukan agar penelitian berjalan dengan lancar dan efektif.

2) Memasuki lapangan

Dalam memasuki lapangan, seorang peneliti menciptakan

hubungan (rapport) antara peneliti dan subyek yang sudah

melebur sehingga seolah-olah tidak lagi ada dinding pemisah

diantara keduanya. Selain itu penyesuaian bahasa juga

diperlukan, karena dalam menciptakan hubungan dibutuhkan

bahasa yang sama antara peneliti dan subyek. Sehingga subjek

dengan sukarela memberikan informasi yang diperlukan.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data

Dalam tahap ini peneliti mulai memperhatikan waktu, tenaga,

biaya serta pembuatan field notes. Field notes atau catatan

lapangan dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan

15

(24)

15

pengamatan, wawancara atau menyaksikan suatu kejadian

tertentu. Dalam pengumpulan data peneliti juga memperhatikan

sumber data lainnya seperti: dokumen, laporan, foto, gambar

yang sekiranya perlu dijadikan informasi bagi peneliti.

c. Tahap Analisis Data

Suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Peneliti

menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang berarti

pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data sangat

diperlukan guna mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data sesuai dengan apa yang diharapkan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (in dept interview) dan studi dokumentasi. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau Pengamatan merupakan suatu unsur penting

dalam penelitian kualitatif, observasi dalam konsep yang sederhana

(25)

16

16

peneliti untuk bisa mengetahui kondisi realitas lapangan penelitian.

Menurut Black dan Champion, observasi adalah mengamati dan

mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu, tanpa

melakukan manipulasi atau pengendalian serta mencatat penemuan

yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke

dalam tindakan analisis. 16

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi

partisipatif. Observasi pertisipatif adalah peneliti terlibat langsung

dengan kegiatan subjek yang sedang diteliti atau dengan orang

yang dijadikan sebagai sumber penelitian dengan mengikuti apa

yang dikerjakan oleh subjek yang diteliti.17

Data yang diamati dalam penelitian ini yaitu peneliti

melihat secara langsung pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda,

serta penyesuaian klien di sekolah.

b. Wawancara

Wawancara merupakan bagian penting dalam penelitian

kualitatif sehingga peneliti dapat memperoleh data dari berbagai

informan secara langsung. Penelitian kualitatif sangat

memungkinkan untuk penyatuan teknik observasi dengan

wawancara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono, dalam

penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi

16

James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 286

17

(26)

17

parsitipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan

observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada didalamnya.18

Adapun data yang diambil melalui wawancara yaitu

peneliti bertanya secara langsung kepada klien, guru BK dan teman

kelas klien terkait masalah adanya keyakinan klien bahwa

ilmu-ilmu umum tidak penting untuk dipelajari dan juga cara pemilihan

jurusan di SMA Nurul Huda.

c. Dokumentasi

Merupakan suatu metode atau teknik yang digunakan

dalam penelitian kualitatif untuk mengungkapkan atau mencari

berbagai informasi dari sumber-sumber yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu.19 Penggunaan data dokumentasi dalam

penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang

berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan arsip tes pemilihan jurusan di SMA Nurul

Huda, arsip mengenai lokasi penelitian dan hasil nilai belajar klien

di SMA Nurul Huda.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D, hal. 232

19

(27)

18

18

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan

dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.20

Cara pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda dan Proses Bimbingan

dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk

meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif. Hasil Bimbingan dan Konseling

Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan

Pemilihan Jurusan di SMA Nurul Huda Surabaya yaitu menggunakan

teknik analisis deskriptif komparatif.

7. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dalam kualitatif sangat diperlukan

untuk menguji ataupun memeriksa akurasi data yang telah

dikumpulkan dari proses penelitian ini berlangsung. Menurut Nasution

pemeriksaan keabsahan data diperlukan untuk membuktikan hasil yang

diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan

sebenarnya ada atau kejadiannya. Teknik yang digunakan dalam

pemeriksaan keabsahan data penelitian ini adalah Triangulasi Data.

20

(28)

19

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan data yang diperoleh dari beberapa teknik penggaliaan

data yang digunakan, seperti observasi, wawancara, pencatatan

lapangan (field note) dan dokumentasi.21 Triangulasi data ini biasanya ada dua cara yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Membandingkan semua hasil data yang diperoleh dari

lapangan mulai dari data observasi, wawancara dan

dokumentasi, hal ini dilakukan untuk mencari keabsahan

dari data-data yang telah diperoleh

2. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil

dokumentasi, yang tujuannya untuk mengkomparasikan

antara kedua data tersebut

Oleh karena itu dalam penelitian ini diadakan pengecekan

terhadap validasi data yang telah diperoleh dengan mengkonfirmasi

antara data/informasi yang diperoleh dari sumber lain yaitu teman

dari klien, guru kelas, dan guru BK, Peneliti mengkomparasikan

data hasil wawancara dari subjek penelitian dengan data hasil

observasi dan mencocokkannya kemudaian mengalisis.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi,

maka peneliti menyusun sistematika pembahasannya yang terdiri dari 5

bab, yaitu sebagai berikut:

21

(29)

20

20

Bab I pendahuluan, yang berisi tentang: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep,

metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, subyek

penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan keabsahan

data. Kemudian pembahasan tentang sistematika pembahasan.

Bab II kajian teoritik yang membahas tentang Bimbingan dan

Konseling Islam, yang meliputi Pengertian Bimbingan dan Konseling

Islam, Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam, Unsur-unsur Bimbingan

dan Konseling Islam, dan Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam,

Finger Print Appraisal, yang meliputi Pengertian Finger Print Appraisal,

Macam-macam Finger Print, dan Manfaat Finger Print, Pemilihan

Jurusan yang terdiri dari, Pengertian Penjurusan Studi, Cara Pemilihan

Jurusan secara umum, Manfaat pemilihan Jurusan, dan Macam-macam

Jurusan.

Bab III penyajian data terdiri dari deskriptif umum objek penelitian

yang meliputi gambaran umum sekolah, deskripsi konselor, deskripsi

konseli/klien, dan deskripsi masalah. Deskripsi hasil penelitian yang

meliputi Cara pemilihan jurusan di SMA Nurul Huda, Proses Bimbingan

dan Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan

keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X di SMA Nurul Huda,

(30)

21

untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa kelas X

di SMA Nurul Huda.

Bab IV analisis data yang meliputi, Cara Pemilihan Jurusan di

SMA Nurul Huda, Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Finger

Print Appraisal untuk meningkatkan keyakinan Pemilihan Jurusan

Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda dan Hasil Bimbingan dan

Konseling Islam dengan Finger Print Appraisal untuk meningkatkan

keyakinan Pemilihan Jurusan Seorang Siswa Kelas X di SMA Nurul Huda.

Bab V yakni penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

(31)

22 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling berasal dari dua kata, yaitu

Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari

Guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer

dan Stone mengemukakan bahwa guidance berasal dari kata guide

yang memiliki arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya:

menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur, atau

mengemudikan.

Bimbingan menurut Crow & Crow adalah bantuan yang

diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki

kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada

individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur

kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan

menanggung bebannya sendiri.22

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau

sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh

pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi

22

(32)

yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha Bimbingan

ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh

pribadi yang mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan

lingkungannya sebagaimana adanya, (b) menerima diri sendiri dan

lingkungannya secara positif dan dinamis, (c) mengambil

keputusan, (d) mengarahkan diri sendiri dan (e) mewujudkan diri

sendiri. 23

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel

yang diambil dari bahasa Latin yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama

-sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor (counselor)

dengan seorang atau beberapa klien (counselee).24

Rogers mengartikan konseling sebagai hubungan

membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan

meningkatkan kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien),

agar dapat menghadapi persoalan atau konflik yang dihadapi

dengan lebih baik.25

Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic

Counselor, mengemukakakn secara singkat bahwa konseling

adalah proses yang melibatkan seseorang profesional berusaha

23

Dewa Ketut Sukardi, Psoses Bimbingan dan Konseling di Sekolah , hal. 2

24

Latipun, Psikologi Konseling (Malang: UMM Press, 2008), hal. 4. 25

(33)

24

membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (

self-understanding), membuat keputusan dan pemecahan masalah.26

Menurut Rochman Natawidjaja, konseling adalah satu

jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari Bimbingan.

Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara

dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha

membantu yang lain (yaitu konseli) untuk mencapai pengertian

tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah

yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.27

Di samping itu, istilah Islam dalam wacana studi Islam

berasal dari bahasa arab dalam bentuk masdar yang secara

harafiyah berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata kerja

saiima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri.

Dengan demikian arti pokok Islam secara kebahasaan adalah

ketundukan, keselamatan, dan kedamaian.

Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni:

penyerahan, kepatuhan, dan ketundukan manusia kepada Allah

Swt. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Di samping

itu, Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Maliki al-Sawi

mendefinisikan Islam, yakni: aturan ilahi yang dapat membawa

26

Latipun, Psikologi Konseling hal. 5 27

(34)

manusia untuk berakal sehat menuju kemaslahatan atau

kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.28

Sedangkan Saiful Akhyar Lubis mendefinisikan Islam

adalah ajaran Islam yang menyimpan khazanah-khazanah berharga

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan problem kehidupan

manusia.

Konseling islami menurut Hallen. A adalah suatu usaha

membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan

perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia

kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi

dan berfungsi untuk menyembah/mengabdi kepada Allah SWT

sehingga akhirnya tercipta kembali hubungan yang baik

dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta.29

Hamdani Bakran menyampaikan bahwa Bimbingan dan

Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara

terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok

orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat

memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang

dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan

28

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2009), hal. 9-10.

29 Iva Novia dan Mohamad Thohir, “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

(35)

26

ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya

kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah. 30

Bimbingan konseling Islam adalah suatu proses pemberian

bantuan kepada individu yang membutuhkan bimbingan dalam hal

bagaimana seharusnya konseli dapat mengembangkan potensi akal

fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat

menanggulangi problematika hidup, sesuai dengan ketentuan dan

petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan

akhirat.31

Jadi, bimbingan konseling Islam adalah proses pemberian

bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu

yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat

memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang

dihadapinya sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Tujuan pelayanan Bimbingan dan Konseling menurut

Winkel yaitu supaya orang perorangan atau kelompok orang yang

dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan

hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan

kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana

30

Iva Novia dan Mohamad Thohir, “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Silaturahmi pada seorang remaja yang mengalami depresi”, hal. 79

31 Farida Nur Fadilatin, “Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Sikap Fiksasi

Anak dengan Pendekatan Moral Development di Desa Wotsogo Kecamatan Jatirogo Kabupaten

(36)

serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara

memadai.32

Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam jangka pendek

adalah agar individu memahami dan menaati tuntunan Al-qur’an.

Dengan tercapainya tujuan jangka pendek ini, diharapkan individu

yang dibimbing memiliki keimanan yang benar, dan secara

bertahap mampu meningkatkan kualitas keatuhannya kepada Allah

SWT, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap

hukum-hukum Allah dalam melaksanakan amanah yang dibebankan

kepadanya, dan ketaatan dalam beribadah sesuai tuntunan-Nya.33

Selain itu, menurut Aunur Rahim Faqih, secara garis besar

atau secara umum, tujuan bimbingan dan konseling islami

membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat. 34

Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam selain dipaparkan

diatas, secara rinci tujuan bimbingan dan konseling islam dapat

disebutkan sebagai berikut:

1) Untuk mengahasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyyah).

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, hal. 24 34

(37)

28

2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong, dan rasa kasih sayang. 4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu

sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.

5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. 35

c. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam

1. Konselor

Konselor adalah seorang ahli yang dapat membantu

memecahkan permasalahan seseorang yang membutuhkan

bantuan (klien).

Kualitas pribadi konselor sangat penting dalam

konseling, kualitas pribadi tersebut juga menjadi faktor penentu

bagi pencapaian konseling yang efektif, beberapa karakteristik

kualitas konselor menurut Thohari Musnamar dkk antara lain:

akhlal al-karimah yang ditunjukkan dengan:

a. Shiddiq, mencintai dan menguatkan kebenaran b. Amanah, dapat dipercaya

c. Tabligh, mau menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan

d. Fathonah, cerdas dan berpengetahuan

35

(38)

e. Mukhlish, ikhlas dalam menjalankan tugas

f. Sabar, maksudnya ulet, tabah dan tidak mudah putus asa, tidak mudah marah dan mau mendengarkan keluh kesah klien dengan penuh perhatian

g. Sholeh, maksudnya mencintai, melakukan, membina dan menyokong kebaikan

h. Adil, mampu menempatkan persoalan secara proporsional

i. Mampu mengendalikan diri, maksudnya menjaga kehormatan diri dan kliennya. 36

2. Klien

Klien disebut pula helplee, merupakan orang yang

perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang

dihadapinya. 37 Klien itu hendaknya mempunyai sikap

diantaranya terbuka, percaya, jujur dan bertanggung jawab.

Terbuka maksudnya, bahwa klien bersedia

mengungkapkan segala informasi yang diperlukan dalam

proses konseling.

Percaya, artinya seorang klien percaya semua proses

bimbingan semua berjalan secara efektif, percaya pada

konselor yang bisa membantu dan tidak akan membocorkan

pada siapapun.

Jujur, artinya seorang klien yang bermasalah, agar

masalahnya dapat teratasi, harus bersikap jujur. Artinya klien

36

Faizah Noer Laela, Bimbingan Kosneling Sosial (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal. 30-31

37

(39)

30

harus jujur mengemukakan data-data yang benar, jujur

mengakui masalah yang di alami.

Serta tanggung jawab yang artinya klien bersedia

dengan sungguh-sungguh melibatkan diri dan ikut serta dalam

proses bimbingan.

3. Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan yang

dicita-citakan dengan kenyataan atau realitas yang terjadi. 38

Beberapa masalah yang perlu diselesaikan/diberikan

bimbingan antara lain masalah akademik yang menyangkut

masalah pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi,

cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian

dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan

lanjutan, dll.

Masalah sosial-pribadi antara lain, masalah hubungan

dengan sesama teman, dengan dosen serta staf, pemahaman

sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan

pendidikan dan masayarakat tempat mereka tinggal, dan

penyelesaian konflik.

Masalah karir, yaitu yang berhubungan dengan

pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,

pemahaman kondisi dan pemahaman diri, pemahaman kondisi

38

(40)

lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir,

penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir

yang dihadapi.

Masalah keluarga, yaitu yang menyangkut tentang

menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis,

memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan

menyesuaikan diri terhadap norma keluarga,

berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan

keluarga yang bahagia. 39

d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam

Asas-asas bimbingan dan konseling Islam selalu

berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist atau Sunnah Nabi dan

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Asas kebahagiaan dunia dan akhirat

Kebahagian hidup duniawi bagi seorang muslim,

hanya merupakan kebahagiaan yang sifatnya sementara,

kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab

kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan yang abadi, yang

amat banyak.40

Membantu klien atau konseling, yakni orang yang

dibimbing mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa

didambakan oleh setiap muslim.

39

Syamsu Yusuf L. N, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 10-12

40

(41)

32

2) Asas fitrah

Menurut Islam manusia dilahirkan dengan fitrah atau

suci yaitu membawa potensi bawaan dan kecenderungan

sebagai muslim atau beragama Islam. Bimbingan dan konseling

Islam merupakan bantuan kepada klien untuk mengenal,

memahami dan menghayati fitrahnya atau mengenal kembali

fitrahnya tersebut manakala pernah “tersesat” serta

menghayatinya, sehingga dengan demikian akan mampu

mencapai kabahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena

bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya.

Bantuan kepada klien atau konseling untuk mengenal,

memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak

tingkah laku dan tindakannya sejalan dengan fitrahnya tersebut.

3) Asas Lillahi ta’ala

Bimbingan dan konseling Islam diselenggarakan

semata-mata karena Allah. yaitu pembimbing melakukan

tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, sementara

yang dibimbingpun menerima atau meminta bimbingan atau

konseling dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak merasa

bahwa semua yang dilakukan adalah karena untuk pengabdian

(42)

sebagai makhluk Allah yang harus menantiasa mengabdi

kepada-Nya.41

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, ayat

162:

ص ّ إ ْلق

ي ل عْلا ّ ر َّ يت م و ي يْح م و يكس و يتا

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku,

hidupku dan matiku hanyalah untuk allah, Tuhan seluruh

alam.” (Q.S Al-An’am: 162)42

Bimbingan dan konseling Islam diselenggarakan

semata-mata karena Allah. Pembimbing melakukan tugasnya

dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, sementara yang

dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan dan

konseling pun dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak

merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk

pengabdian kepada Allah semata, sesuai dengan fungsi dan

tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa

mengabdi pada-Nya.

4) Asas bimbingan seumur hidup

Manusia hidup tidak ada yang sempurna dan selalu

bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan

menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Maka bimbingan

41

Aswadi, Iyadah dan Takyiyah Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 28-29

42

(43)

34

dan konseling Islam diperlukan selama hayat masih dikandung

badan.43

Manusia hidup betapapun tidak akan ada yang

sempurna dan selalu bahagia, dalam kehidupannya mungkin

saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan

kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling

Islam diperlukan selama hayat masih dikandung badan.

5) Asas kesatuan jasmani-rohaniah

Manusia dalam hidupnya di dunia merupakan satu

kesatuan jasmaniah-rohaniah, sehingga Bimbingan dan

konseling Islami memperlakukan kliennya sebagai makhluk

jasmani-rohaniah, tidak memandangnya sebagai makhluk

biologis semata atau makhluk rohaniah semata. Bimbingan dan

konseling Islami membantu individu untuk hidup dalam

keseimbangan jasmaniah dan rohaniah tersebut.

Seperti telah diketahui mengenai citra manusia

menurut Islam, manusia itu dalam hidupnya di dunia

merupakan satu kesatuan jasmaniah-rohaniah. Bimbingan dan

Konseling Islam memperlakukan kliennya sebagai makhluk

jasmaniah-rohaniah tersebut, tidak memandangnya sebagai

makhluk biologis semata atau rohaniah semata.

43

(44)

6) Asas Keseimbangan rohaniah

Bimbingan dan konseling Islam menyadari keadaan

kodrati manusia tersebut dan dengan berpijak pada fatwa-fatwa

Tuhan serta hadist Nabi, membantu klien memperoleh

keseimbangan diri dalam segi mental rohani.44

digunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (Q.S. Al-A’raf: 179)45

Dalam asas ini orang yang dibimbing diajak untuk

mengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya, kemudian

memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkannya, sehingga

memperoleh keyakinan, tidak menerima begitu saja, tetapi juga

tidak menolak begitu saja. Klien juga diajak untuk

44

Aswadi, Iyadah dan Takyiyah Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 29

45

(45)

36

menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua

kemampuan rohaniahnya, bukan hanya mengikuti hawa nafsu

semata.

7) Asas kemaujudan individu

Bimbingan dan konseling Islam memandang seorang

individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri.

Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari

yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai

konsekuensi dari haknya kemampuan fundamental potensi

rohaniahnya. Artinya individu mampu merealisasikan dirinya

secara optimal, termasuk dalam mengambil keputusan.

8) Asas sosialitas manusia

Dalam bimbingan dan konseling Islam, sosialitas

manusia diakui dengan memperhatikan hak individu (jadi

bukan komunisme), hak individu juga diakui dalam batas

tanggung jawab sosial. Dan masih ada pula hak “alam” yang

harus dipenuhi manusia, begitu pula hak Tuhan.

Manusia merupakan makhluk sosial, hal ini

diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam.

Bahwasannya manusia membutuhkan pergaulan, cita, kasih dan

rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain dapat

memiliki dan dimiliki.

(46)

Manusia menurut Islam, diberi kedudukan yang tinggi

sekaligus tanggung jawab yang besar yaitu sebagai pengelola

alam semesta (khalifatullah fil ard). Dengan kata lain, manusia

dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelolah alam

sekitar sebaik-baiknya.

Kedudukan manusia sebagai khalifah itu dalam

keseimbangan dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah

yang harus mengabdi kepada-Nya. Dan jika memiliki

kedudukan tidak akan mengikuti hawa nafsu belaka.46

Sebagai khalifah manusia harus memelihara

keseimbangan ekosistem sebab problem-problem kehidupan

kerap kali muncul dari ketidakseimbangan ekosistem tersebut

yang diperbuat oleh manusia sendiri. Bimbingan dan fungsinya

tersebut untuk kebahagiaan dirinya dan umat manusia.

10)Asas kasih sayang

Setiap orang memerlukan cinta kasih dan sayang dari

orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan

menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam

dilakukan dengan berdasarkan kasih sayang, sebab hanya

dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling dapat

berhasil.47

46

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam , hal. 30

47

(47)

38

Dalam bimbingan dan konseling Islam ini konselor

memberikan kasih sayang kepada klien dalam bentuk

perhatian.

11)Asas saling menghargai dan menghormati

Dalam bimbingan dan konseling Islam, kedudukan

pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing atau klien

pada dasarnya sama atau sederajat, pebedaannya terletak pada

fungsinya saja, yakni pihak yang satu memberikan bantuan dan

yang satu menerima bantuan. Sehingga hubungan yang terjalin

antara pihak yang dibimbing merupakan hubungan yang saling

menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai

makhluk Allah.48 Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An

-Nisa’ ayat 86:

ءْيَش ِلُك ىَلَع َناَك َهمللا منِإ اَوّدُر ْوَأ اَهْ نِم َنَسْحَأِب اوّيَحَف ةميِحَتِب ْمُتيِيُح اَذِإَو

بيِسَح

ا

“dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan). Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu”.(QS. An-Nisa’: 86)49

Konselor diberi kehormatan oleh klien karena dirinya

dianggap mampu memberikan bantuan mengatasi masalahnya.

48

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam , hal. 31.

49

(48)

Sementara klien diberi kehormatan atau dihargai oleh konselor

dengan cara dia bersedia untuk diberikan bantuan atau

bimbingan.

12)Asas musyawarah

Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan

asas musyawarah, artinya antara pembimbing (konselor)

dengan yang dibimbing atau konseli terjadi dialog amat baik,

satu sama lain tidak saling mendekatkan, tidak ada perasaan

tertekan dan keinginan tertekan.50

13)Asas keahlian

Bimbingan dan konseling Islami dilakukan oleh

orang-orang yang memang memiliki kemampuan, keahlian di

bidang tersebut, baik keahlian dalam metodologi dan

teknik-teknik bimbingan dan konseling, maupun dalam bidang yang

menjadi permasalahan bimbingan dan konseling.51

2. Finger Print Appraisal

a. Pengertian Finger Print Appraisal

Finger Print (sidik jari) adalah rekaman jari tangan yang

terdiri dari kumpulan alur garis-garis halus dengan pola-pola

tertentu.52

50

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, hal. 31.

51

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam, hal. 31.

52A. Dewi Ayu Vaneza, “Fungsi Sidik Jari dalam Mengidentifikasi Korban dan Pelaku

(49)

40

Finger Print (sidik jari) adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk suatu "punggungan" pada telapak jari yang

membentuk suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai

seorang meninggal dunia dan busuk, goresan-goresan atau luka

biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang

sama, namun sidik jari dapat rusak oleh karena kulit tesebut

terkena luka bakar yang parah. 53

Sidik jari dalam Bahasa Arab disebut dengan al banan, dan

kata al banan disebutkan hanya 2 kali dalam Al Quran, pada

Surat Al Anfal ayat 12 dan Surat Al Qiyamah ayat 4. Ibnu

Mandzur dalam Lisanul Arab mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan al banan adalah jemari/ujung jari/sidik jari

pada tangan dan kaki. Kata al banan yang ada pada surat Al

Anfal ayat 12 membahas taktik peperangan yang bermakna

ujung jari sebagai sumber kekuatan.

Sedangkan makna al banan pada QS 75; 4 sebagaimana

hujjah pertama di atas dapat merujuk pada pendapat Harun

yahya dalam bukunya yang menekankan bahwa sidik jari

memiliki makna sangat khusus, karena sidik jari setiap orang

unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah

hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik.

Padahal sebelumnya orang menganggap sidik jari sebagai

53

(50)

lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Syeikh

Muhammad Ali Ash Shabuni dalam tafsirnya mengatakan;

pada al banan terdapat keunikan penciptaan dan ketelitian

dalam pembuatannya, karena garis-garis (sidik jari) yang

terdapat pada seseorang tidak pernah menyerupai manusia

lainnya dimuka bumi ini. Menurut Quraisy Shihab (melalui

pengamatan bukan melalui teks ayat) kita dapat mengetahui

perbedaan sidik jari manusia. Dan ini merupakan kemukjizatan

Al Quran dari segi sains (ijazul Ilmi).

Sidik jari adalah bagian tubuh yang bersifat permanen atau

tidak dapat berubah sepanjang hayat sedari kecil sampai

dewasa. Disamping sebagai sarana identifikasi, sidik jari juga

menggambarkan karakteristik yang spesifik terhadap setiap

orang dengan pembentukan pola sidik jari yang

menggambarkan citra kerja dan fungsi otak. 54

Ilmu yang mempelajari tentang Finger Print ini disebut

dengan Dermatoglyphics. Finger Print (sidik jari) terbentuk

sejak 16 minggu pasca membentukan janin/5 bulan sebelum

kelahiran.

Appraisal adalah kegiatan penilaian dan penaksiran oleh

seorang konselor (yang sudah ahli) terhadap konseli yang

54

(51)

42

meliputi berbagai kondisi pribadi, keluarga dan lingkungan

sekitarnya dalam rangka membantu pelaksanaan

layanan-layanan bimbingan dan konseling.55

Appraisal merupakan salah satu layanan Bimbingan dan

yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan.

Komponen ini mencakup usaha-usaha untuk memperoleh data

tentang siswa dan mahasiswa, menganalisis dan menafsirkan

data, serta menyimpan data itu.56

Jadi, Finger Print Appraisal yaitu kegiatan

penilaian/penaksiran yang dilakukan oleh konselor melalui

analisis Finger Print untuk mengetahui kepribadian dan bakat

siswa untuk dikembangkan dan diarahkan menjadi lebih baik.

b. Macam-macam Finger Print

1) Arch

Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua

garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau

cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu,

dengan bergelombang naik di tengah-tengah. pada dasarnya

orang tipe ini adalah orang yang memiliki dasar pemikirnya

pada tata keyakinan, tata nilai, kebiasaan yang telah

55

Mohamad Thohir, Appraisal dalam Bimbingan dan Konseling (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya), tth

56

(52)

terbentuk lama dalam dirinya. Ia mudah menyerap

informasi yang sudah ditanamkan sejak dini. Melalui

kebiasaan-kebiasaan yang dilaluinya, ia sangat berorientasi

pada sistem prosedur. Dengan sistematika berpikir seperti

ini, tipe arch adalah tipe yang berpendirian sangat kokoh,

yang disebabkan pola keyakinan. Ia berpikir efisien dan

berperilaku dedikatif, protektif, dan menjunjung loyalitas

tinggi. 57

2) Loop

Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu

garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng,

menyentuh, atau melintasi suatu garus bayangan yang

ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung

berhenti kearah sisi semula. Loop dapat menaik kearah

ujung jari, atau menjatuh kearah pergelangan tangan.

Loop mengungkapkan seorang “pengikut” yang alami.

Keinginan untuk memimpin orang lain lebih sering muncul,

tapi bukan berarti setiap orang dengan common loop

memiliki kemampuan untuk memimpin.. pada dasarnya tipe

ini adalah orang yang lebih mendasari pemikirannya pada

perasaan emosinya yang dipengaruhi lingkungan di

sekitarnya. Dengan demikian, ia cenderung terlihat

57

(53)

44

memiliki perilaku yang adaptif terhadap mood dan

perasaannya tersebut. dengan sistematika berpikir seperti

ini, maka tipe ini adalah tipe yang sangat mudah meniru

dan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya

seiring dengan mood dan perasaannya yang dialaminya saat

itu. Ia sangat mengagungkan perasaan dan kepekaan sosial

lingkungan yang dialaminya. Tipe ini juga berpikir represif

dan berperilaku cenderung reaktif dan sebagai pengikut.58

3) Whorls

Whorls adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan

bisa dilihat dengan mudah. Dimanapun dibagian tangan,

whorls menyoroti dan menekankan kepada daerah tertentu,

menjadikannya sebuah wilayah fokus didalam kehidupan

subyek. Whorls (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari,

mempunyai dua delta dan sedikit garis melingkar didalam

pattern area, berjalan didepan kedua delta. 59

c. Manfaat Finger Print

1) Sistem Absensi

Sistem Absensi adalah sebuah sistem yang di

gunakan untuk mencatat daftar kehadiran setiap anggota

instansi tertentu.

58

Totok S. Afandi, Training Finger Print Analysis JAPO 59

(54)

Sistem absensi mencatat identitas anggota instansi

dan waktu keluar masuk anggotanya. Sistem absensi juga

mempunyai kemapuan untuk memberikan laporan yang

akurat.60

Salah satu manfaat/kegunaan Finger Print adalah sebagai sistem absensi. Finger Print sebagai absensi sudah

banyak di gunakan, baik sebagai absensi dosen, guru,

siswa, atau karyawan sebuah perusahaan. Penggunaan

Finger Print (Sidik Jari) untuk absensi siswa bisa menjadi solusi cara absensi yang lebih baik karena dengan sidik

jari tidak ada lagi siswa yang menitip absen, Sidik jari

telah terbukti cukup aman dan nyaman bila di bandingkan

dengan sistem pengenalan identitas manusia lainnya.61

2) Kepribadian

Salah satu penerapan Finger Print (sidik jari) yaitu

untuk mengenali karakter/kepribadian seseorang. 62

Sidik jari seseorang berbeda-beda, oleh karenanya setiap

orang juga memiliki karakter kepribadian yang

berbeda-beda pula. Salah satu manfaat dari Finger Print (sidik jari)

adalah untuk mengungkapkan karakter/kepribadian

seseorang.

60Alfien, S. Rindjab, dkk, “Aplikasi Absensi Siswa Menggunakan Sidik Jari di Sekolah

Menengah Atas Negeri 9 Manado”, Teknik Elektro dan Komputer, 1 (2014), hal. 2

61Alfien, S. Rindjab, dkk, “Aplikasi Absensi Siswa Menggunakan Sidik Jari di SMAN 9

Manado”, hal. 3

62

(55)

46

3) Kriminalitas

Di era Globalisasi ini, permasalahan hukum

semakin rumit dan kompleks. Kriminalitas banyak terjadi

dimana-mana. kriminalitas merupakan gejala sosial yang

selalu di hadapi masyarakat, adapun usaha manusia untuk

menghapus secara tuntas kriminalitas tersebut sering kali

dilakukan, namun hasilnya lebih pada kegagalan.

Sehingga usaha yang dilakukan oleh manusia yakni hanya

menekan atau mengurangi laju kriminalitas. Seiring

dengan berkembangnya peralatan canggih yang dapat

membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya,

maka semakin mudah pula seseorang dalam melaksanakan

tugasnya yang terhitung sulit, seperti tugas seorang polisi

dalam mengungkap suatu kejahatan, salah satu

kecanggihan teknologi yang berkembang saat ini adalah

alat pemindai sidik jari. Fungsi dan peranan sidik jari

sangatlah penting bagi seorang penyidik dalam

mengungkap suatu tindak pidana, oleh karena itu sidik jari

sangatlah berperan selain sebagai untuk mengidentifikasi

korban, juga untuk mengungkap seseorang yang disangka

melakukan tindak pidana.63

4) Kesehatan (Medis)

63 A. Dewi Wahyu Veneza, “Fungsi Sidik Jari dalam Mengidentifikasi Korban dan

Gambar

Tabel 3. 2  Program Non-kurikuler Unggulan SMA Nurul Huda Surabaya .......68
Tabel. 3. 1
Tabel 3. 2

Referensi

Dokumen terkait

If the property element has no child elements, the right column contains the value (“.”), otherwise the value is treated as another structured data type and contains a nested table

Untuk meningkatkan kepuasan dari pelanggan maka perlu adanya peningkatan pelayanan, sehingga dapat menghilangkan keluhan dari para pelanggan pemesan kue maka pencatatan manual

Dalam penelitian ini didapatkan responden yang mengalami gangguan kesehatan adalah dari 12 responden dengan gejala pusing, akibat keracunan pestisida sebanyak 7

Ada pengaruh antara motivasi dengan kepuasan kerja rekam medik dan bidang pelayanan RSUD Banjarbaru, kemudian diketahui bahwa responden yang menilai motivasi kurang baik tujuh

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan dibidang Ekonomi dan Bisnis khususnya mengenai manfaat inovasi produk yang baik dalam menarik konsumen untuk melakukan

Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat

Beban kerja Guru untuk mendidik,. Beban kerja Guru untuk

Pembuluh darah yang terluka atau rusak, infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada pembuluh darah dan katup jantung, peradangan dan infeksi-infeksi lain pada jaringan- jaringan