31
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan termasuk jenis
rancangan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam
(in depth interview) yang disajikan secara deskriptif.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pemenuhan
kebutuhan seksual pasangan hidup pasien skizofrenia di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Alasan dipilih metode penelitian kualitatif karena
penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motiivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Moleong (2010).
Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2010)
mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata –
kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku yang
dapat diamati. Selain itu penelitian kualitatif dari sisi defenisi
yang memanfaatkan wawancara terbuka, untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu
atau sekelompok orang. (Moleong 2010)
3.2 Unit Analisis
Pada penelitian ini, unit analisanya adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi hubungan seks setelah pasangan mengalami
skizofrenia adalah berapa kali pasangan hidup pasien
skizofrenia melakukan hubungan seks dengan
pasangannya dalam kurun waktu 1 minggu.
b. Tingkat kepuasan setelah melakukan hubungan seks
adalah gambaran sejauh mana dan pada saat seperti
apa kepuasan yang diperoleh saat berhubungan seks
dengan pasangan.
c. Waktu yang dibutuhkan saat berhubungan seks adalah
berapa menit hingga berapa jam waktu yang diperlukan
saat berhubungan seks dengan pasangan sampai pada
kondisi klimaks
d. Keadaan alat kelamin pasangan adalah gambaran alat
kelamin sebelum adanya rangsangan, saat melakukan
hubungan seks, setelah tercapainya orgasme, seberapa
e. Perilaku yang ditunjukan pasangan (suami/istri) adalah
apa saja bentuk ekspresi yang ditunjukan setelah
berhubungan seks.
f. Umur dan lamanya sakit turut mendukung juga dalam
tingkat kepuasan berhubungan seks.
3.3 Partisipan Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian diambil secara
purposive untuk mendapat partisipan yang sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga ditentukan subyek penelitiannya
adalah sebagai berikut:
a. Partisipan utama adalah pasangan hidup (suami/istri)
dari pasien skizofrenia di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo
b. Partisipan Triangulasi adalah pasien yang sedang
menjalani rawat jalan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil pada penelitian ini adalah data
primer dan sekunder.
a. Data Primer, diperoleh melalui:
Wawancara mendalam dengan pasangan hidup
pasien skizofrenia tentang bagaimana pemenuhan
b. Sekunder, diperoleh melalui:
Data sekunder diambil dengan telaah dokumen
dari bagian instalasi rawat inap dan rawat jalan untuk
memperoleh data-data pendukung penulisan latar
belakang ini.
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan dengan
mempersiapkan surat-surat perijinan penelitian,
informed consent, pedoman wawancara, peralatan
tulis dan dokumentasi (kamera digital).
b. Pelaksanaan Penelitian
Instrumen penelitian yang utama adalah
penulis sendiri dengan melakukan pengamatan
berperan serta yang pada dasarnya berarti
mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara
secermat mungkin sampai pada yang sekecil kecilnya
(Moleong, 2010). Penelitian dilakukan oleh penulis
sendiri untuk mengumpulkan data dan pengumpulan
data secara kualitatif dilakukan dengan wawancara
mendalam tentang tinjauan pemenuhan kebutuhan
menggunakan pedoman wawancara yang sudah
disusun berkaitan dengan topik penelitian.
Berdasarkan hasil temuannya, kemudian didiskusikan
dalam rangka meninjau sejauh mana pemenuhan
kebutuhan seksual tercapai pada pasangan hidup
pasien skizofrenia di RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang.
3.5 Analisis Data
Hasil wawancara mendalam diolah dengan
menggunakan content analysis (analisa isi). Analisis isi yaitu
suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan
mengidentifikasi karakteristik-karakteristik khusus atau pesan
obyektif dan sistematis atau suatu teknik penelitian untuk
membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara
sistemik dan obyektif karakteristik-karakteristik khusus dalam
sebuah teks. Analisis isi selalu mempunyai tiga syarat yaitu
obyektifitas, pendekatan sistemis dan generalisasi. Secara
teknik, analisis isi mencakup upaya-upaya klasifikasi
lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi,
menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan
teknik analisis dalam membuat prediksi (Emzir 2001).
Pada penelitian ini menggunakan analisis isi menurut
1) Reduksi data
a. Identifikasi satuan unit. Pada mulanya
diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian
terkecil yang ditemukan dalam data yang
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan
masalah penelitian.
b. Sesudah satuan diperoleh langkah berikutnya
adalah membuat koding. Membuat koding berarti
memberikan kode pada setiap satuan agar
supaya tetap dapat ditelusuri data/satuannya,
berasal dari sumber mana.
2) Kategorisasi
a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya
memilah milah satiap satuan ke dalam bagian
bagian yang memiliki kesamaan.
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut label.
3) Sintesisasi
a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara
satu kategori dengan kategori lainnya.
b. Kaitan kategori satu dengan yang lainnya diberi
nama / label lagi.
Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu
pernyataan yang proporsional. Hipotesis kerja ini sudah
merupakan teori subtantif (yaitu teori yang berasal dan
masih terkait dengan data).
3.6 Uji Validitas Data
Pada penelitian kualitatif, uji validitas disebut
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu
untuk keperluan pengacekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Triangulasi yang dipakai penulis disini yaitu
triangulasi dengan sumber.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. (Patton 1987, dalam Moleong 2010)
3.7 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan
masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
bahwa penelitian keperawatan berhubungan secara langsung
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus benar
benar diperhatikan (Aziz, 2008). Masalah etika yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut :
Merupakan lembaran persetujuan yang diberikan
kepada partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia
untuk berpatisipasi dalam penelitian yang sebelumnya
telah diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penelitian. Untuk mendapatkan inform consent dari
partisipan, penulis akan melakukan pendekatan selama
beberapa waktu yang didalamnya akan ditunjukan surat
ijin dari pihak yang berkaitan dalam hal ini surat ijin dari
Rumah Sakit yang menangani pasangan hidup dari
Partisipan. Setelah itu akan dijelaskan apa yang harus
dilakukan oleh Partisipan, kemudian penjelasan mengenai
penelitian serta tujuan dan manfaat yang dilakukan penulis
terhadap partisipan apabila partisipan bersedia, maka hal
yang harus dilakukan partisipan adalah menandatangani
lembar persetujuan penelitian. Sedangkan jika partisipan
tidak bersedia maka penulis harus menghargai hak dari
responden
b. Anonimity
Adalah kerahasiaan identitas partisipan penelitian
yang harus dijaga oleh penulis dan hanya digunakan
semata mata untuk kepentingan penelitian. Pada saat
identitas partisipan dalam hal ini menyangkut dengan
nama, alamat, pekerjaan dan lain lain.
c. Kerahasiaan
Semua informasi yang didapat dari partisipan atau
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
penulis. Menyangkut dengan penelitian ini juga, penulis
tidak akan memberitahukan kepada siapa saja mengenai
kerahasiaan terhadap apa yang diteliti penulis yang
bersangkutan dengan keadaan dan kondisi partisipan.
Sebelum dan selama melakukan penelitian,
penulis juga meminta ijin dari partisipan untuk
menggunakan alat perekam berupa kamera digital. Hal
tersebut dilakukan oleh penulis yang disebabkan karena
keterbatasan penulis yang tidak bisa mencatat semua
informasi yang diberikan partisipan secara verbal selama