BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta perekonomian dunia yang semakin meningkat menunjukkan bahwa
persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan harus
memberikan performanya yang terbaik agar tetap dapat bertahan di tengah pasar
global saat ini. Dengan setiap faktor pendukung yang ada dalam perusahaan,
semuanya harus dimaksimalkan demi mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu unsur mendasar yang akan menentukan baik atau tidaknya
performa perusahaan adalah sumber daya manusia dalam perusahaan itu sendiri.
Bagaimana SDM (karyawan) tersebut bekerja, dan apakah mereka memiliki
kualitas dan kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Hal-hal tersebut yang akan mempengaruhi kinerja
setiap karyawan, yang kemudian mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari sumber daya manusia merupakan hal
yang penting dalam mencapai pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Yuli (2005 : 89) kinerja atau prestasi kerja (Job Performent)
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kriteria kinerja yang dapat dilihat dari setiap tenaga kerja
menurut Sulistiyani (2003 : 228) antara lain : kesesuaian hasil dengan yang
ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan supervisi, dan dampak interpersonal
yang menyangkut hubungan baik dan kerja sama diantara teman kerja maupun
bawahan.
Sudah pasti karyawan yang baik, berkualitas, dan memenuhi standar
kualifikasi yang akan mendukung kemajuan perusahaan dan memberikan kinerja
yang baik dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan. Namun terkadang untuk
merekrut/mendapatkan dan mempertahankan SDM yang berkualitas
membutuhkan biaya yang cukup besar. Setiap perusahaan sudah pasti
menginginkan efisiensi biaya dalam proses kegiatan mereka, namun tetap
mendapatkan keuntungan usaha yang besar. Oleh karena itu, untuk efisiensi biaya,
salah satu cara yang diterapkan oleh banyak perusahaan saat ini ialah
menggunakan tenaga kerja outsourcing.
Belakangan ini, makin banyak perusahaan melirik tenaga outsourcing ini.
Sistem ini merupakan efisiensi waktu, tenaga, dan dana dalam perekutan
karyawan. Sehingga perusahaan tidak perlu pusing-pusing menyediakan berbagai
fasilitas seperti tunjangan makan, kesehatan, asuransi, dan sebagainya. Biasanya
yang bertanggung jawab atas itu ialah perusahaan outsourcing itu sendiri.
Hampir segala jenis perusahaan saat ini sudah mulai menerapkan sistem kerja
outsourcing. Antara lain perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi,
perbankan, finansial, manufacturing, retail, dan lain-lain. Biasanya tenaga
outsource ditempakan pada posisi call center, administrasi, operator, direct sale
outsourcing ini biasanya diterapkan pada jenis-jenis pekerjaan penunjang yang
tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan. Level jabatan yang
biasanya diberikan kepada tenaga outsourcing adalah level staff ke bawah.
Pada prinsipnya outsourcing employee atau pekerja kontrak dalam hukum
ketenagakerjaan di Indonesia diartikan sebagai pemborongan pekerjaan dan
penyediaan jasa tenaga kerja, atau juga merupakan tenaga kerja yang
diperbantukan di dalam suatu perusahaan berskala menengah ke atas tentunya
dengan segala atribut kompetensinya, tetapi keberadaan mereka tidak terdapat
dalam struktur organisasi perusahaan tersebut. Ada 3 pihak yang terlibat dalam
sistem ini. Yang pertama adalah perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing
(klien), kemudian ada perusahaan penyalur jasa outsourcing, dan yang terakhir
adalah pegawai outsourcing. Jadi walaupun karyawan sehari-hari bekerja di
perusahaan pemberi kerja, namun ia tetap berstatus sebagai karyawan perusahaan
penyedia tenaga kerja.
Semakin banyak perusahaan yang menggunakan sistem outsourcing dalam
kegiatan usahanya, maka sistem ini pun semakin berkembang. Permasalahan atau
fenomena mengenai hak-hak para pekerja outsourcing ini pun semakin pelik dan
membutuhkan perhatian yang khusus, karena dapat mempengaruhi kinerja
karyawan tersebut.
Sebagian besar dari karyawan outsourcing merasa tidak puas dan kapok
menjadi karyawan outsourcing, hanya sebagian kecil dari mereka yangmengaku
atau gaji pun jauh berbeda dengan karyawan tetap perusahaan, namun beban
pekerjaan yang mereka terima terkadang lebih berat dibandingkan dengan
karyawan tetap. Mereka merasa sistem outsourcing ataupun sistem kontrak itu
tidak memberikan kesejahteraan dan jaminan hidup yang layak bagi mereka.
Dengan adanya sistem outsourcing, posisi tawar menawar ( bargaining posistion )
mereka sangat lemah terhadap para pemberi. Para pekerja outsourcing ini juga
tidak mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka karena
adanya sikap berat sebelah dari kebijaksanaan perusahaan dibandingkan kepada
para pekerja/karyawan tetap mereka. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
produktivitas dan loyalitas mereka terhadap pekerjaan dan perusahaan yang
berujung pada kinerja mereka yang tidak maksimal yang dapat memicu terjadinya
keterlambatan penyelesaian pekerjaan, serta tujuan perusahaan yang tidak
tercapai.
PT Telkom, Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan
layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Dalam melaksanakan
kegiatan perusahaan, setiap kantor Telkom di masing-masing wilayah di
Indonesia merekrut karyawan outsourcing untuk membantu dan mendukung
pekerjaan-pekerjaan perusahaan. Karyawan outsourcing ditempatkan pada
posisi-posisi seperti administrasi, operator, security (satpam), supir, office boy/girl, dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang sifatnya mendukung kegiatan operasional
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Namun seperti fenomena-fenomena yang sudah dijelaskan di atas, bahwa
memuaskan, sehingga dapat menurunkan kinerja mereka. Tetapi ada juga
penilaian kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan outsourcing,
dimana jika hasil nilai kerja mereka buruk maka mereka akan dikeluarkan karena
mereka hanya bekerja secara kontrak. Apabila kontrak kerja mereka habis, maka
selesailah kerja mereka. Apakah hal ini akan membuat mereka semakin
termotivasi untuk bekerja lebih baik agar tidak dikeluarkan secara tiba-tiba ketika
hasil kerja mereka buruk?
Bagi karyawan tetap di PT Telkom sudah pasti mereka memiliki posisi yang
lebih aman, bahwa mereka sudah tetap berada dalam perusahaan tersebut, tidak
perlu khawatir atau takut karena waktu kontrak kerja yang sudah habis. Dan
fasilitas serta gaji yang mereka terima sudah pasti memuaskan mereka, dan jauh
lebih tinggi dibandingkan karyawan outsourcing. Apakah semua hal yang
menyenangkan dan cukup aman ini akan membuat mereka bersantai-santai dalam
bekerja, dan menurunkan kinerja mereka? Ataukah mereka semakin bekerja giat
karena semua fasilitas tersebut?
Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan, yaitu melalui informasi
yang diperoleh dari beberapa karyawan dan manajer, menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kinerja di antara karyawan tetap dengan karyawan outsourcing. Mereka
mendapatkan tanggungjawab yang berbeda dalam pekerjaan. Walau berada dalam
bagian yang sama, namun tenaga outsourcing lebih banyak melakukan pekerjaan
yang sifatnya mendukung pekerjaan karyawan tetap. Karyawan outsourcing
kurang inisiatif dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab yang diberikan,
diandalkan dalam menyelesaikan tugas penting, namun kebanyakan tugas penting
selalu dipercayakan kepada karyawan tetap. Dan kebanyakan dari karyawan
outsourcing ini kualitas pekerjaannya masih kurang dan membutuhkan bantuan
dari karyawan tetap yang lain.
Salah satu cara yang dilakukan oleh PT Telkom Divisi Telkom Flexi
Regional I Medan dalam menilai kinerja karyawan ialah dengan menetapkan
target perusahaan, apabila karyawan dapat mencapai target yang ditetapkan, maka
ia telah bekerja dengan baik dan tujuan kerja tercapai. Berdasarkan data yang
diperoleh berikut ini, menunjukkan berapa banyak persentase karyawan tetap dan
karyawan outsourcing yang dapat mencapai target yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Tabel 1.1
Persentase Jumlah Karyawan Tetap
dan Karyawan Outsourcing yang Mencapai Target Perusahaan Tahun Karyawan Tetap Karyawan Outsourcing
2008 89 % 73 %
2009 93 % 84 %
2010 90 % 78 %
Sumber : PT Telkom, Divisi Telkom Flexi Medan
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa perbandingan persentase jumlah
karyawan tetap dan outsourcing yang mencapai target perusahaan memiliki
persamaan, dimana kenaikan dan penurunan jumlah karyawannya berbanding
searah. Pada saat jumlah karyawan tetap yang mencapai target perusahaan
meningkat pula. Begitu pula dengan penurunan, di tahun yang sama kedua
karyawan tersebut sama-sama mengalami penurunan jumlah karyawan yang dapat
mencapai target perusahaan. Namun persentase jumlah karyawan tetap yang
mencapai target perusahaan selalu lebih besar daripada persentase jumlah
karyawan outsourcing yang mencapai target perusahaan.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jauh lebih banyak jumlah
karyawan tetap yang melaksanakan tugasnya dengan baik serta dapat mencapai
target perusahaan, dibandingkan dengan karyawan outsourcing. Hal itu
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kinerja karyawan tetap dengan
karyawan outsourcing.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih
dalam mengenai kinerja antara karyawan tetap dengan karyawan outsourcing, dan
mengambil judul penelitian ”Analisis Perbandingan Kinerja antara Karyawan
Outsourcing dan Karyawan Tetap pada PT Telkom Divisi Telkom Flexi Regional
I Jl. Gaharu No. 1 Medan”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada
perbedaan kinerja antara karyawan outsourcing dengan karyawan tetap pada PT
Telkom Divisi Telkom Flexi Regional I Medan dalam melaksanakan
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan
kinerja antara karyawan outsourcing dengan karyawan tetap pada PT
Telkom Divisi Telkom Flexi Regional I Medan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.2.1Bagi Perusahaan
Sebagai informasi bagi perusahaan mengenai perbedaan
kinerja antara karyawan outsourcing dan karyawan tetapnya.
Dan kemudian menjadi bahan masukan untuk mencari solusi
dan merumuskan kebijakan dalam hal meningkatkan kualitas
karyawan outsourcing.
1.3.2.2Bagi Peneliti Lanjutan
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan
datang.
1.3.3.3 Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan wawasan
dan pengetahuan tentang perbedaan kinerja antara karyawan
outsourcing dengan karyawan tetap pada PT Telkom Divisi