• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 03973606db BAB IVbab 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 03973606db BAB IVbab 4"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Secara umum Kabupaten Tapanuli Selatan terletak pada 0º58’35’’ - 2º07’33’’ LU dan 98º42’50’’ - 99º34’16’’ BT. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Tapnuli Selatan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah; 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal;

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Utara;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Mandailing Natal.

Untuk lebih jelas mengenai wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan dan cakupan wilayah kajian dapat dilihat pada Peta 4.1.

(2)

PETA 4.1

PETA WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

TABEL 4.1

NAMA, LUAS WILAYAH PER KECAMATAN DAN JUMLAH KELURAHAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

No Nama Kecamatan Jumlah

Kelurahan/Desa

Luas Wilayah

(Ha) % Terhadap Total

a b c d e

1 Batang Angkola 36 47,304 10.64

3 Angkola Timur 15 27,340 6.15

4 Angkola Selatan 17 29,167 6.56

5 Angkola Barat 14 7,410 1.67

6 Batang Toru 23 35,149 7.91

7 Marancar 12 8,688 1.95

8 Sipirok 40 46,175 10.39

9 Arse 10 20,809 4.68

10 Saipar Dolok Hole 14 54,785 12.33

11 Aek Bilah 12 39,232 8.83

12 Muara Batang Toru 9 41,700 9.38

13 Tano Tombangan Angkola 17 19,568 4.40

14 Angkola Sangkunur 10 29,500 6.64

Total 248 444,482 100.00

(3)

4.2 Gambaran Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2011 terdapat sekitar 266.282 jiwa dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2012 menjadi 268.095 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 1.813 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata penduduk sebesar 0,50 % pertahun. Kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk terbesar selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah Kecamatan Batang Toru yaitu rata-rata mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,91 % pertahun, sedangkan kecamatan yang mengalami penurunan jumlah penduduk adalah Kecamatan Angkola Barat yang mengalami pernurunan penduduk sebesar 13,42 % pertahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

TABEL 4.2

JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATANNYA 4 (EMPAT) TAHUN TERAKHIR KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

(4)

2 Sayurmatinggi 1.0 0.6 0.6 0.6

3 Angkola Timur 0.7 0.7 0.7 0.7

4 Angkola Selatan 1.0 0.9 0.9 0.9

5 Angkola Barat 5.6 3.2 3.3 3.3

6 Batang Toru 0.8 0.8 0.8 0.8

7 Marancar 1.1 1.1 1.1 1.1

8 Sipirok 0.7 0.7 0.7 0.7

9 Arse 0.4 0.4 0.4 0.4

10 Saipar Dolok Hole 0.2 0.2 0.2 0.2

11 Aek Bilah 0.2 0.2 0.2 0.2

12 Muara Batang Toru 0.3 0.3 0.3 0.3

13 Tano Tombangan Angkola 0.0 0.7 0.7 0.7

14 Angkola Sangkunur 0.0 0.6 0.6 0.6

Total 0.6 0.6 0.6 0.6

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013.

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan di akhir perencanaan ini dihitung dengan menggunakan pertumbuhan penduduk secara geometrik (geometric rate of growth) yaitu pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), dengan rumus:

Pn = Po (1 + r)n dimana:

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (tahun 2012) r = Angka pertumbuhan penduduk (0,50 %)

n = Jangka waktu dalam tahun.

Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan dan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan sampai akhir tahun RPI2JM Kabupaten Tapanuli Selatan (tahun 2018) dapat terlihat dalam Tabel 4.3.

(5)
(6)

TABEL 4.4

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

4.3 Gambaran Topografi

Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan berada di ketingggian antara 0 – 2009 mdpl. Daerah yang berada pada ketinggian 0 meter umumnya terdapat di daerah pantai barat Tapanuli Selatan, yaitu di desa Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru, Untuk daerah yang berdiri pada ketinggian 2.009 meter terdapat pada Gunung Tapulomajung di Kecamatan Saipar Dolok Hole. Keadaan Topografis Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari Dataran Rendah, Bergelombang, Berbukit dan Bergunung. Daerah ini dikelilingi oleh Gunung Gongonan di Kecamatan Batang Angkola, Gunung Lubuk Raya di Kecamatan Angkola Barat dan Gunung Sibual-buali di Kecamatan Sipirok. Berdasarkan kemiringan lahan, Kabupaten Tapanuli Selatan secara umum dibagi dalam 4 (empat) kawasan yaitu:

a. Kawasan Gunung dan perbukitan sebagian besar adalah jalur pergunungan Bukit Barisan yang merupakan kawasan hutan lindung (kemiringan diatas 40%) yang harus dijaga kelestariannya sebagai kawasan penyangga air bagi sungai-sungai yang melintas di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kawasan gunung dan perbukitan terdapat di sebagian besar Kecamatan Batang Angkola, Sipirok, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah.

b. Kawasan bergelombang hingga berbukit (kemiringan 15 - 40%) merupakan kawasan potensial untuk Pertanian dan Perkebunan Rakyat meliputi Kecamatan Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, Angkola Barat, Batang Toru.

(7)

d. Kawasan Dataran (kemiringan 0 - 2%) sebagian besar merupakan lahan sawah, padang rumput yang potensial sebagai kawasan penggembalaan ternak yang meliputi Kecamatan Batang Angkola dan sebagian Dataran adalah merupakan Kawasan Pantai dengan garis Pantai sepanjang ± 35 km yang terdapat di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Angkola Barat dan Kecamatan Batang Toru merupakan Kawasan Potensial bagi pengembangan usaha tambak dan perikanan darat serta potensi pariwisata.

(8)

PETA 4.2

PETA KETINGGIAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PETA 4.3

PETA KELERENGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PETA 4.4 PETA JARINGAN SUNGAI

TAPANULI SELATAN

(9)

4.4 Gambaran Geohidrologi

Selain memiliki gunung-gunung, Kabupaten Tapanuli Selatan juga memiliki panorama yang indah seperti Danau Siais di Kecamatan Angkola Barat dan Danau Marsabut di Kecamatan Sipirok. Disamping itu di Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat 6 (enam) satuan wilayah sungai dan anak sungai yang tergolong besar yang cukup prospektif untuk dapat dijadikan sebagai sumber lahan pertanian, perikanan air tawar maupun objek pariwisata yaitu:

1. Sungai Batang Toru, dengan panjang 69,32 Km melintasi Kecamatan Batang Toru dan bermuara ke Samudera Hindia dan merupakan ekosistem penting dari Danau Siais serta sangat potensial untuk dikembangkan kegiatan Arung Jeram.

2. Sungai Bilah, dengan panjang 14,56 Km melintasi Kecamatan Aek Bilah terus menuju Kecamatan Dolok, Dolok Sigompulon Kabaupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhan Batu.

3. Sungai Batang Angkola, dengan panjang 64,20 Km melintasi Kecamatan Angkola Timur, Batang Angkola dan Kecamatan Sayurmatinggi bermuara di Sungai Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sungai di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat di lihat pada Tabel 4.5.

TABEL 4.5

SUNGAI UTAMA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

No Nama Sungai Panjang

(Km) Lintasan

1 Sungai Batang Toru 69.32 Kec. Batang Toru bermuara ke Samudera Hindia dan merupakan ekosistem penting dari Danau Siais 2 Aek Bilah 24.00 Ke. Aek Bilah

3 Aek Godang 28.00 Sipirok, Angkola Timur

4 Sungai Garoga 77.00 Kec. Batang Toru, Muara Batang Toru

5 Sungai Batang Angkola 70.00 Kec. Angkola Barat, Batang Angkola dan Sayur Matinggi bermuara di sungai Batang Gadis di Kabupaten Mandailing Natal

6 Sungai Batang Gadis 85.00 Kec. Angkola Selatan, Batang Angkola perbatasan Kabupaten Tapanuli Selatan-Mandailing Natal Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Mengenai peta jaringan sungai Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Peta 4.4.

4.5 Gambaran Geologi

Secara Geologis, wilayah Pesisir Pulau Sumatera Bagian Barat, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan dilalui patahan aktif Sesar Semangko. Patahan ini diperkirakan bergeser sekitar 11 cm per tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Aktivitas struktur geologi ini dimulai pada zaman Miosen (± 16 juta tahun yang lalu), yakni diendapkannya batuan yang dikenal sebagai Formasi Woyla. Pada zaman tersebut menghasilkan struktur geologi yang berarah selatan-utara, yang diikuti oleh permulaan subduksi lempeng India – Australia terhadap lempeng Eurasia pada zaman Yura Akhir. Pada periode Yura Akhir-Kapur diendapkan satuan Batuan Volkanik, kemudian diatas satuan ini secara tak selaras diendapkan batu gamping (mudstone & wackestone) berdasarkan ditemukannya konglomerat alas.

(10)

Hal ini menyebabkan kompresi tektonik global dan lahirnya subduksi sepanjang pesisir barat Pulau Sumatera dan pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan pada Pleistosen. Pulau Sumatera termasuk memiliki kondisi tektonik yang sangat kompleks. (van Bemmelen, 1949; Hamilton, 1979; Moore dan Karig, 1982). Proses tektonik di daerah ini berlangsung dari Pra-Tersier hingga Tersier. Sebagai akibatnya, muncul aneka ragam jenis batuan serta mineralisasi di daratan Sumatera ini.

Secara regional aktifitas magmatisme yang terjadi di Sumatera berhubungan erat dengan pembentukan cebakan mineral pada jalur-jalur magmatik, baik yang masih aktif maupun yang telah mati, terutama pada pembentukan dan keterdapatan logam mulia dan logam dasar (base metal). Proses tektonik regional pulau Sumatera dimulai sejak zaman Pra-Tersier. Proses tektonik ini tentu saja berhubungan erat dengan pengangkatan maupun patahan-patahan yang terjadi pada lapisan batuan sehingga banyak batuan berumur Pra-Tersier hingga Kuarter tersingkap di permukaan. Proses tektonik ini juga mengakibatkan terjadinya mineralisasi terutama pada jalur Sesar Besar Sumatera yang terbentuk juga akibat proses tektonik di wilayah ini.

Salah satu petunjuk terhadap tipe mineralisasi yang terbentuk pada suatu daerah adalah kehadiran mineral-mineral bijih tertentu seperti, magnetit, ilmenit, pirhotit, arsenopirit, pirit, kalkopirit, enargit, kovelit, markasit, stibnit, realgar, telurit, argentit, elektrum dan sinabar. (Corbett dan Leach, 1995). Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Peta 4.5.

4.6 Gambaran Klimatologi

Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Selatan dalam angka Tahun 2013, curah hujan bervariasi antar kecamatan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, sementara curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari. Selama tahun 2012 jumlah rata-rata curah hujan di Kabupaten Tapanuli Selatan yakni 1.115 mm dengan rata-rata hari hujannya sekitar 14 hari. Mengenai jumlah curah hujan di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

TABEL 4.6. CURAH HUJAN DAN BANYAKNYA HARI HUJAN TAHUN 2012 KABUPATEN TAPANULI SELATAN

(11)

Iklim Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan ketinggian daerah terdiri atas iklim tropis pada ketinggian kurang dari 500 meter dari permukaan laut, subtropis pada ketinggian 500 – 1000 meter dari permukaan laut dan iklim dingin pada ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Untuk rata-rata temperatur di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 28oC dengan suhu maksimum 33oC dan suhu minimum 12oC, di daerah pegunungan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Peta 4.6.

4.7 Profil Sosial dan Ekonomi 4.7.1 Profil Sosial dan Budaya

Aspek sosial-budaya perlu diperhatikan agar hasil pembangunan yang berupa prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan masyarakat dapat berfungsi secara optimal dan diperlihatkan dengan baik pula. Prinsip sosial-budaya masyarakat dimanifestasikan ke dalam tradisi yang luhur, kebiasaan dalam pergaulan, agama dan sikap hidup yang baik sebagai individu maupun bermasyarakat/kelompok. Program yang diusulkan RPIJM pada hakekatnya membangun prasarana yang langsung menangani setipa rumah tangga yang sesuai dengan adat kebiasaan sehari-hari, juga membina kehidupan perkotaan agar lebih tertata, tertib, indah, dan serasi dengan lingkungannnya. Hal tersebut akan tercapai dengan mengusahakan keseimbangan perkembangan wujud fisik suatu kota dengan meningkatkan sosial-budaya perkotaan penduduknya.

Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan mayoritas bersuku Batak Mandailing dan Pesisir. Kehomogenan (dalihan natolu) adat istiadat dan kebudayaan penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan mengakibatkan adanya kebiasaan atau kegiatan upacara adat yang sama hanya variasi sedikit berbeda dalam pelaksanaan. Upacara-upacara adat yang masih terpelihara di lingkungan suku – suku di Kabupaten Tapanuli Selatan, seperti :

1. Siriaon (kebahagiaan) berupa: a. Acara Kelahiran Anak

b. Harajaon ni Boru (kedatangan menantu putri) c. Mangkobar Boru (musyawarah mas kawin) d. Mangupa di Haroroan.

2. Silututon (pemakaman mayat)

Seni budaya yang masih berkembang pada suku-suku yang ada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yakni berupa :

a. Seni suara yang disebut Ende b. Seni tari yang disebut Tortor c. Seni musik yang disebut Godang

d. Seni ukir, lukis, pahat yang disebut Gorga e. Seni olah raga yang disebut Uti –utian f. Seni bela diri yang disebut Pertahanan.

(12)

TABEL 4.7

JUMLAH PENDERITA PENYAKIT MENURUT JENIS PENYAKIT DI KABUPTEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

No Jenis Penyakit

1 Diare dan Kolera/Diarhea'Cholera 531 2913 3444

2 Influenza/Influenza 1096 14950 16046

3 TBC dan BTA Klinis/Tuberclosis 43 3 46

16 Hypertensi/Hypertation 90 11 101

2012 2265 19214 21479

2011 35478 45438 80916

2010 30847 68382 99229

2009 32419 33202 65621

2008 23621 16257 39878

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

(13)

TABEL 4.8

JUMLAH KELUARGA PRA SEJAHTERA, KS I,II,III DAN III PLUS MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

No Kecamatan

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut:

(∑ Pra-KS + ∑ KS-1)

Dari perhitungan di atas, maka Angka Kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2012 sebesar 36,57 %.

4.7.2 Profil Ekonomi

(14)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Selatan atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.006.028.820.000,- (empat trilyun enam milyar dua puluh delapan juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah) sedangkan dengan atas dasar harga konstan sebesar Rp. 1.976.502.670.000,- (satu trilyun sembilan ratus tujuh puluh enam milyar lima ratus dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah). Selama 5 (lima) tahun terakhir Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami fluktuasi. Stabilitas ekonomi makro Kabupaten Tapanuli Selatan terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan positif yaitu pada tahun 2009 sebesar 4,05 % meningkat menjadi 5,06 % pada tahun 2010 dan menjadi 5,30 % pada tahun 2011. Mengenai perkembangan PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

TABEL 4.9

PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008 – 2012

Tahun Atas Dasar Harga

Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

Terhadap besarnya sumbangan masing – masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2012 sebesar 5,22 %, sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 2,06 %, disusul dengan sektor industry pengolahan sebesar 1,35 %, sektor jasa-jasa sebesar 0,88, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,70 % serta sektor bangunan sebesar 015 %. Sektor lainnya memberikan sumbangan kurang dari 0,1 %. Untuk mengetahui sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.10.

TABEL 4.10

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2011-2012

No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan (%)

Sumber Pertumbuhan

Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

(15)

Konstan 2000 mencapai Rp. 1,98 triliun pada tahun 2012 atau sekitar 1,473 % dari perekonomian di Sumatera Utara yang sebesar Rp. 134,46 triliun lebih. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.11.

TABEL 4.11

PDRB KABUPATEN TAPANULI SELATAN DAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008-2012 (milyar Rp.)

Tahun

PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan PDRB Provinsi Sumatera Utara

ADHB ADHK Pertumbuhan (%) ADHB ADHK Pertumbuhan Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

Struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan, sejak tahun 2008-2012 belum banyak mengalami perubahan. Secara umum ada 3 (tiga) sektor yang dominan dalam pembentukan total PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Pada tahun 2012 terlihat bahwa sektor Pertanian masih mendominasi srtuktur PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 48,01 %, diikuti oleh sektor Industri Pengolahan sebesar 24,79 % dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 12,36 %. Untuk lebih jelas mengenai struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

TABEL 4.12

STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN TAPANULI SELATAN MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2008-2012 (%) 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

0.58 0.56 0.54 0.51 0.50

9 Jasa-Jasa 7.73 7.82 7.70 7.71 8.07

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

Gambaran komoditas masing-masing sektor dan sub sektor dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Sektor Pertanian

(16)

TABEL 4.13

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI KABUPATEN TAPNULI SELATAN TAHUN 2008-2012

No Jenis Tanaman Produksi (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Padi 154,121 156,492 139,971 168,183 160,116

2 Jagung 3,813 5,476 6,904 11,358 6,015

3 Ubi kayu 4,709 3,996 6,724 4,258 12,611

4 Ubi Jalar 1,447 1,602 2,085 1,458 2,375

5 Kacang Tanah 1,147 558 928 828 550

6 Kacang Kedelai 799 502 934 604 674

7 Kacang Hijau 195 144 144 206 142

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Komoditi hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat, seperti: tembakau, kopi, cengkeh, kelapa, kulit manis, kapulogo, kemiri, aren dan sebagainya termasuk produk ikutannya dapat dilihat pada Tabel 4.14.

TABEL 4.14

PRODUKSI BEBERAPA JENIS TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

TAHUN 2008-2012

No Jenis Tanaman Produksi (Ton)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Karet 6,369.85 6,425.11 5,600.53 7,766.45 7,794.00

2 Kelapa Sawit 45,431.01 45,889.93 45,881.52 54,014.95 81,740.00

3 Kopi Robusta 782.43 679.55 1,051.70 782.10 781.60

4 Kelapa 1,047.06 213.18 213.97 207.15 211.85

5 Kakao 1,812.40 1,887.25 1,889.50 1,919.27 2,079.55

6 Cengkeh 11.77 18.00 22.15 37.30 89.55

7 Kulit Manis 314.07 309.46 71.78 120.60 113.85

8 Kemiri 213.36 212.44 213.53 214.65 216.18

9 Aren 874.50 626.20 629.75 597.40 598.95

10 Kapuk 1.84 1.84 1.95 2.10 2.00

11 Pinang 148.73 147.13 147.13 147.15 150.15

12 Kapulaga - - - 0.35 0.40

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

(17)

TABEL 4.15

POPULASI DAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Sub sektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu yang dilakukan di wilayah hutan negara dan tanaman yang dikelola oleh rakyat serta pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan dan kayu bakar, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah pinus, telur sutera alam dan sebagainya. Beberapa produksi dari sub sektor kehutanan dapat dilihat dalam Tabel 4.16.

Komoditi yang dicakup adalah semua hasil kegiatan perikanan darat, yang meliputi: perikanan kolam, mina padi, ikan sungai dan ikan waduk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.17.

B. Sektor Pertambangan dan Penggalian

(18)

TABEL 4.16

PRODUKSI KEHUTANAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010-2012

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

TABEL 4.17

PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Potensi Batubara : Endapan batubara terdapat di beberapa tempat seperti Kecamatan Sayurmatinggi, Batang Angkola, Angkola Timur dan Sipirok akan tetapi masih memerlukan penelitian.

Potensi panas bumi terdapat di Dolok Sibual-buali, Kecamatan Sipirok jika dikembangkan diperkirakan akan menghasilkan ± 56 MWe.

TABEL 4.18

POTENSI BAHAN GALIAN LOGAM DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Potensi Luas (Ha) Lokasi

Emas (Au), Timbal (Pb) dan Seng (Zn)

1.692,96 Batang Toru, Angkola Selatan (Dolok Adian Koteng) dan Sipirok

Emas (Au) - Timbal (Pb) dan Perak (Ag)

2.606,36 Batang Toru, Batang Angkola dan Sayur Matinggi (Aek Pawan)

Seng (Zn) 271,08 Arse dan Sipirok

Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) 562,42 SD. Hole dan Batang Angkola

(19)

TABEL 4.19

PERKIRAAN POTENSI BAHAN GALIAN LOGAM

POTENSI BAHAN GALIAN C (BATUAN) DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Potensi Luas (Ha) Lokasi (Kecamatan)

Andesit 3.613 Angkola Barat, Angkola Selatan, Batang Toru, Sipirok, SD. Hole dan Marancar

Batu Pasir 2.171 Batang Angkola, Batang Toru, Angkola Selatan dan Arse Batu sungai 100,60 Angkola Barat, Batang Toru, Angkola Selatan, Batang Angkola Bentonit 824,73 Sipirok, SD. Hole

Granit 2.513,23 Sayur Matinggi, Batang Angkola Batu Apung 976,40 Angkola Timur

Kaolin 217 SD. Hole

Marmer / Gamping 3.645,96 Sayur Matinggi, SD. Hole dan Aek Bilah Pasir Kuarsa 1.277,89 Sipirok, SD. Hole

Pasir Sungai 482,45 Angkola Barat, Sayur Matinggi dan Muara Batang Toru Zeolit 544,76 Marancar dan Sipirok

Onix Sayur Matinggi

Sumber : RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan

Potensi Bahan Galian Logam :

 Emas yang berasosiasi dengan Timbal dan Seng, terdapat penyebaran di Kecamatan Batang Toru, Sipirok, Angkola Selatan dan Batang Angkola dengan luas penyebaran diperkirakan ± 1.692, 96 Ha.

 Emas yang berasoasiasi dengan Galena dan Perak, terdapat penyebaran di Kecamatan Batang Toru, Batang Angkola dan Sayurmatinggi dengan luas penyebaran diperkirakan ± 2.606,36 Ha.

 Seng terdapat di Kecamatan Arse dan Sipirok dengan penyebaran diperkirakan ± 271,08 Hektar.

 Timbal dan Tembaga terdapat di Kecamatan Saipar Dolok Hole dan Batang Angkola dengan penyebaran ± 562, 42 Hektar.

 Timbal / Timah hitam terdapat di Kecamatan Angkola Barat, Angkola Selatan dan Marancar, perkiraan luas penyebaran masih memerlukan pemetaan yang lebih detail lagi.

Potensi Batuan :

 Andesit, terdapat dikecamatan Angkola Barat, Angkola Selatan, Batang Toru, Marancar, Saipar Dolok Hole dan Sipirok dengan perkiraan luas penyebaran ± 3.613 Ha.

 Batu apung, terdapat di Kecamatan Angkola Barat dengan perkiraan luas penyebaran ± 976,4 Ha.

 Batu pasir, terdapat di Kecamatan Arse, Angkola Selatan, Batang Angkola dan Batang Toru, dengan perkiraan luas penyebaran ± 2.171 Ha.

 Batu Sungai, terdapat di kecamatan Angkola Selatan, Batang Angkola dan Batang Toru dengan perkiraan luas penyebaran ± 100,6 Ha.

 Bentonit, terdapat di Kecamatan Sipirok dan Saipar Dolok Hole dengan perkiraan luas penyebaran ± 9120 Ha.

 Granit, terdapat di Kecamatan Batang Toru, Batang Angkola dan Sayur matinggi dengan perkiraan luas penyebaran ± 7.191,23 Ha.

 Gamping / Marmer, terdapat di Kecamatan Aek Bilah, Saipar Dolok Hole, Sayurmatinggi dengan perkiraan luas penyebaran ± 7123, 96 Ha.

 Kaolin di Kecamatan Saipar Dolok Hole dengan perkiraan luas penyebaran ± 217 Ha.

(20)

 Sirtu, terdapat di Kecamatan Batang Angkola, Sayurmatinggi, Angkola Selatan dan Angkola Barat dengan perkiraan luas penyebaran ± 502,45 Ha.

 Tufa Riolit, terdapat di Kecamatan Angkola Timur, Saipar Dolok Hole dengan perkiraan luas penyebaran ± 276 Ha.

 Zeolit, terdapat di Kecamatan Marancar dan Sipirok dengan perkiraan luas penyebaran ± 656,86 Ha.

 Onixz, Belerang dan Batu Mulia, masih memerlukan penelitian secara detail.

Data potensi batuan tersebut di atas masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Potensi Batubara : Endapan batubara terdapat di beberapa tempat seperti Kecamatan Sayurmatinggi, Batang Angkola, Angkola Timur dan Sipirok akan tetapi masih memerlukan penelitian.

Potensi panas bumi terdapat di Dolok Sibual-buali, Kecamatan Sipirok jika dikembangkan diperkirakan akan menghasilkan ± 56 MWe.

Pengusahaan bahan galian logam : PT. Agincourt Resources OZ, ex PT. Newmont Horas Nauli ex. PT. Danau Toba Mining merupakan salah satunya perusahaan tambang yang menampakkan keseriusannya untuk mengelola potensi bahan galian logam emas dmp di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Mengenai output sektor pertambangan dan penggalian atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat dilihat dalam Tabel 4.20.

C. Sektor Industri Pengolahan

Dalam penghitungan nilai tambah sektor industri dikelompokkan berdasarkan industri migas dan industri tanpa migas. Data nilai produksi baik atas dasar harga berlaku dan harga konstan tahun 2000 untuk masing-masing jenis industri dapat lilihat dalam Tabel 4.21

TABEL 4.20

OUTPUT PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012

ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 (x Rp. 1.000.000,-)

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Atas Dasar Harga Berlaku

1 Minyak Bumi dan Gas Bumi - - - - -

2 Pertambangan Tanpa Migas - - - - -

3 Penggalian 7,679.81 8,369.39 9,617.71 11,869.97 13,524.99 Total 7,679.81 8,369.39 9,617.71 11,869.97 13,524.99 Atas Dasar Harga Konstan

1 Minyak Bumi dan Gas Bumi - - - - -

2 Pertambangan Tanpa Migas - - - - -

(21)

TABEL 4.21

OUTPUT INDUSTRI PENGOLAHAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012

ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (x Rp.1.000.000,-)

2 Industri Tanpa Migas 765,115.93 803,938.22 857,604.53 918,600.92 993,264.62 Total 765,115.93 803,938.22 857,604.53 918,600.92 993,264.62 Atas Dasar Harga

Konstan

1 Industri Migas - - - - -

2 Industri Tanpa Migas 629,757.65 645,447.88 667,436.44 696,247.61 721,602.85 Total 629,757.65 645,447.88 667,436.44 696,247.61 721,602.85 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

D. Sektor Listrik dan Air Bersih

Sub sektor listrik mencakup produksi dan distribusi listrik, baik yang diusahakan oleh PT. PLN (Persero) maupun listrik non PLN. Produksi listrik meliputi daya listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri.

Untuk sub sektor air minum, mencakup kegiatan air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Untuk lebih jelasnya mengenai produksi masing-masing sub sektor dapat dilihat dalam Tabel 4.22 dan Tabel 4.23.

TABEL 4.22

JUMLAH AIR YANG DISALURKAN MENURUT KELOMPOK KONSUMEN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012

No Kelompok Konsumen Tahun (M³)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Rumah Tangga 515,328 461,196 493,086 533,376 560,112 2 Industri/Perusahaan 32,892 33,552 33,141 37,330 48,443

3 Perkantoran 3,504 5,940 8,876 8,394 11,230

4 Badan Sosial 16,884 98,520 95,835 96,674 116,759

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

TABEL 4.23

PERKEMBANGAN PENJUALAN ENERGI LISTRIK MENURUT PELANGGAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2009-2012

No Kelompok Konsumen Tahun (KWH)

2009 2010 2011 2012

1 Rumah Tangga 141,676,407 153,017,480 181,414,554 203,498,050 2 Komersil 25,810,214 27,043,986 26,272,397 19,500,806

3 Industri 4,625,184 5,840,958 6,541,554 6,775,489

4 Umum 12,171,514 12,726,030 12,699,470 13,027,843

5 Sosial 6,774,237 7,487,671 7,486,471 10,119,637

(22)

Mengenai data nilai produksi baik atas dasar harga berlaku dan harga konstan tahun 2000 untuk masing-masing sub sektor dapat lilihat dalam Tabel 4.24.

E. Sektor Bangunan

Sektor bangunan ini mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi, berupa gedung, jembatan, jalan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, jaringan listrik, air, telepon dan sebagainya. Kegiatan bangunan/ konstruksi mencakup kegiatan fisik yang dilakukan di Kabupaten Tapanuli Selatan tanpa melihat asal kontraktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.25.

TABEL 4.24

OUTPUT LISTRIK DAN AIR MINUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012 ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (x Rp.1.000.000,-)

No Uraian Tahun

Total 1,091.95 1,116.58 1,196.85 1,277.92 25,830.21 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

TABEL 4.25

OUTPUT BANGUNAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012 ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 (x Rp. 1.000.000,-)

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Atas Dasar Harga Berlaku

1 Output Bangunan 84,281.73 91,136.11 103,727.31 117,233.00 130,738.70 Atas Dasar Harga Konstan

1 Output Bangunan 70,338.46 74,132.68 78,583.50 83,775.94 86,521.59 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

F. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perhitungan nilai tambah sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran dilakukan dengan pendekatan arus barang, yaitu dengan cara menghitung besarnya nilai komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor yang diperdagangkan. Berdasarkan nilai komoditi yang diperdagangkan dihitung nilai margin perdagangan. Margin perdagangan ini merupakan output perdagangan dan dipakai menghitung nilai tambahnya.

Untuk sub sektor Hotel, mencakup semua hotel berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output hotel dihitung dengan mengalikan jumlah malam kamar dan tarif per malam kamar.

(23)

G. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini terdiri dari 2 (dua) sektor, yaitu: sub sektor pengangkutan dan sub sektor komunikasi. Untuk sub sektor pengangkutan mencakup 2 (dua) kegiatan yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan. Sedangkan sub sektor komunikasi mencakup 2 (dua) kegiatan yaitu: pos dan giro, dan telekomunikasi. Kegiatan angkutan jalan raya mencakup angkutan umum yang meliputi kendaraan bermotor (bis, truck/ pick up, mikrolet, ojek). Untuk kegiatan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan, seperti: pelayanan saja terminal dan parkir.

TABEL 4.26

OUTPUT PERDAGANGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012 ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 (x Rp. 1.000.000,-)

No Uraian Tahun

365,928.39 389,562.71 410,119.74 456,462.67 492,185.80

2 Hotel 107.59 114.58 124.74 134.73 143.00

3 Restoran 1,831.52 1,949.78 2,102.58 2,256.42 2,679.53 Total 367,867.50 391,627.07 412,347.06 458,853.82 495,008.33 Atas Dasar Harga

Konstan

1 Perdagangan Besar dan Eceran

255,560.33 267,877.39 275,285.30 285,775.43 298,891.34

2 Hotel 27.16 28.18 29.23 30.11 31.00

3 Restoran 978.24 1,008.55 1,051.29 1,096.95 1,201.72 Total 256,565.73 268,914.12 276,365.82 286,902.49 300,124.06 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

Sedangkan kegiatan pos dan giro meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel, paket pos, jasa giro, jasa tabungan dsb. Untuk kegiatan telekomunikasi, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegram yang beropersi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.27.

H. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

(24)

TABEL 4.27

OUTPUT PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI TAHUN 2008-2012

ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 (x Rp. 1.000.000,-)

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Atas Dasar Harga Berlaku

1 Angkutan Jalan Raya 48,295.26 52,610.01 58,493.88 64,540.50 73,235.46 2 Jasa Penunjang Angkutan 6,048.35 6,601.60 7,345.27 8,162.05 9,259.72 3 Komunikasi 14,523.25 15,459.48 16,596.60 18,614.96 20,920.72

Total 68,866.86 74,671.09 82,435.75 91,317.51 103,415.90 Atas Dasar Harga Konstan

1 Angkutan Jalan Raya 21,646.59 22,839.25 24,113.26 25,483.80 25,994.04 2 Jasa Penunjang Angkutan 2,634.25 2,755.41 2,867.60 3,056.08 3,123.62 3 Komunikasi 7,154.59 7,386.76 7,771.52 8,438.24 8,682.22

Total 31,435.43 32,981.42 34,752.38 36,978.12 37,799.88 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

TABEL 4.28

OUTPUT KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012 ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000

(x Rp. 1.000.000,-)

Total 16,175.23 15,463.71 16,865.40 18,209.30 20,017.56 Atas Dasar Harga Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

I. Sektor Jasa-jasa

(25)

Sedangkan jasa kesehatan meliputi lembaga kesehatan swasta seperti: rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, dokter praktek swasta dan jasa kesehatan lainnya.

Untuk sub sektor jasa hiburan meliputi kegiatan perusahaan swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan seperti: pertunjukan pentas, penyiaran radio, pemutaran film dan jasa hiburan lainnya. Sedangkan untuk sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga meliputi kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga seperti: jasa perbengkelan/ reparasi kendaraan, jasa reparasi lainnya, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Untuk lebih jelasnya output Sektor jasa-jasa ini dapat dilihat dalam Tabel 4.29.

TABEL 4.29

OUTPUT JASA-JASA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008-2012 ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 (x Rp. 1.000.000,-)

No Uraian Tahun

124,221.39 137,031.44 155,109.30 178,169.58 209,333.32

2 Jasa Pemerintahan Lainnya

66,483.42 71,154.64 78,409.71 88,029.20 103,426.43

3 Sosial Kemasyarakatan 1,966.39 2,314.59 2,600.63 2,879.92 3,229.23 4 Hiburan dan Rekreasi 395.97 427.18 487.15 510.95 560.57 5 Perorangan dan Rumah

Tangga

4,795.83 5,080.09 5,562.86 5,885.52 6,592.04

Total 197,863.00 216,007.94 242,169.65 275,475.17 323,141.59 Atas Dasar Harga

Konstan

1 Adm. Pemerintahan dan Pertahanan

81,879.05 84,835.27 93,328.95 103,637.09 113,956.89

2 Jasa Pemerintahan Lainnya

48,776.55 50,805.31 54,660.37 59,825.47 65,782.67

3 Sosial Kemasyarakatan 1,440.60 1,553.19 1,601.08 1,670.14 1,725.10 4 Hiburan dan Rekreasi 313.42 328.67 340.23 349.53 358.72 5 Perorangan dan Rumah

Tangga

3,501.02 3,631.57 3,788.35 3,890.58 4,092.94

Total 135,910.64 141,154.01 153,718.98 169,372.81 185,916.32 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

(26)

TABEL 4.30

PERKEMBANGAN LAJU INFLASI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Bulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Januari 1.01 0.48 1.08 2.01 2.18

Pebruari 2.97 -0.13 0.29 0.44 -0.6

Maret -0.26 -0.05 -0.84 -0.2 -0.56

April 1.64 -0.2 0.4 -0.46 0.02

Mei 0.52 0.09 1 -0.75 -0.31

Juni 3.19 0.84 0.2 -0.28 0.51

Juli 0.19 -0.08 1.4 0.96 0.57

Agustus -0.34 0.18 -0.39 1.88 1.14

September 0.56 0.29 0.14 0.78 -0.45

Oktober 0.35 0.43 0.26 -1.12 0.29

Nopember 0.47 0.16 0.9 0.3 0.41

Desember -0.8 0.18 1.77 2.14 0.53

Kumulatif 10.61 1.83 6.36 5.78 3.78

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Perdagangan merupakan salah satu urat nadi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Sarana dan prasarana perdagangan yang efektif menunjang kegiatan perdagangan. Pasar yang merupakan sarana distribusi, memiliki fungsi untuk memperlancar proses penyaluran barang dan jasa kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Tapanuli Selatan, jumlah pasar berdasarkan klasnya terbagi menjadi 3 klas, yaitu pasar klas 2, pasar klas 3 dan pasar harian. Jumlah pasar pada tahun 2012 sedikit menurun sekitar 18,18 persen dari tahun sebelumnya yaitu dari 22 pasar menjadi 18 pasar. Penurunan tersebut terjadi pada klas pasar harian, karena klas pasar harian sudah termasuk kelompok pasar klas 3. Untuk lebih jelasnya sebaran fasilitas perdagangan dapat dilihat dalam Tabel 4.31.

(27)

TABEL 4.31. JUMLAH PASAR MENURUT KELASNYA PER KECAMATAN

Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

TABEL 4.32. PANJANG JALAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN TAHUN 2011-2012 (Km)

Uaraian

Status Jalan

Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten

2011 2012 2011 2012 2011 2012

(28)

TABEL 4.33

PANJANG JALAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN MENURUT KONDISI PERMUKAAN JALAN

PER KECAMATAN TAHUN 2012 (Km)

No Kecamatan

Kondisi Permukaan Jalan

Total

Baik Sedang Rusak Rusak

Berat

1 Batang Angkola 41.00 46.57 3.00 1.50 92.07

2 Sayurmatinggi 9.50 19.65 - 1.85 31.00

3 Angkola Timur 38.10 58.45 12.50 - 109.05

4 Angkola Selatan 10.05 45.39 16.86 4.20 76.50

5 Angkola Barat 42.08 35.24 44.03 3.45 124.80

6 Batang Toru 15.56 31.55 31.10 - 78.21

7 Marancar 26.63 17.87 - - 44.50

8 Sipirok 82.67 82.30 52.98 18.30 236.25

9 Arse 44.10 26.92 27.50 - 98.52

10 Saipar Dolok Hole 29.84 57.50 28.30 6.31 121.95

11 Aek Bilah 39.43 12.17 - 0.40 52.00

12 Muara Batang Toru 34.56 3.00 4.25 - 41.81

13 Tano Tombangan Angkola 3.30 14.00 - - 17.30

14 Angkola Sangkunur 30.50 4.70 - - 35.20

(29)

TABEL 4.34

PANJANG JALAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN MENURUT JENIS KONSTRUKSI PERMUKAAN JALAN PER KECAMATAN TAHUN 2012 (Km)

No Kecamatan Kondisi Permukaan Jalan Total

Beraspal Batu Diperkeras Tanah

1 Batang Angkola 58.77 14 0 19.3 92.07

2 Sayurmatinggi 21.65 1 0 8.35 31.00

3 Angkola Timur 76.45 29.1 0 3.5 109.05

4 Angkola Selatan 58.14 8.73 0 9.63 76.50

5 Angkola Barat 38.18 56.65 9.53 20.44 124.80

6 Batang Toru 30.8 10.43 0 36.98 78.21

7 Marancar 33.09 8.91 0 2.5 44.50

8 Sipirok 127.68 71.45 0.5 36.62 236.25

9 Arse 29.72 10.3 0 58.5 98.52

10 Saipar Dolok Hole 49.97 51.58 0 20.4 121.95

11 Aek Bilah 4.17 7.79 0 40.04 52.00

12 Muara Batang Toru 7.45 7.6 0 26.76 41.81

13 Tano Tombangan Angkola 16.4 0 0 0.9 17.30

14 Angkola Sangkunur 8.65 21.35 0 5.2 35.20

Gambar

TABEL 4.1 NAMA, LUAS WILAYAH PER KECAMATAN DAN JUMLAH KELURAHAN
TABEL 4.2 JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATANNYA 4 (EMPAT) TAHUN TERAKHIR
Tabel 4.4.
TABEL 4.3. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATANNYA UNTUK 5 (LIMA) TAHUN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara. Memperkaya pengetahuan mengenai kemenyan di

Angka melek huruf di Kabupaten Berau mengalami peningkatan dari tahun ke. tahun dimana pada tahun 2014 mencapai 99,09 persen

Berdasarkan ketinggian lahan, kabupaten Parigi Moutong pada umumnya berada pada ketinggian 0 – 2900 m dpl dan garis pantai yang memiliki bibir pantai sepanjang 472 km

Kecamatan Batang Toru adalah salah satu dari 14 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Batang Toru memiliki satu puskesmas perawatan ( rawat inap)

Judul Skripsi : Perubahan Penutupan Hutan di Sekitar Blok Barat Hutan Batang Toru Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya... 5

Daerah dengan quater sistemnya masih dipengaruhi oleh keberadaan jalur sungai, baik sungai utama Ranungan/Kahayan, Sebangau dan sunagi-sungai lainnya yang tersebar

Bandar Lampahan, Karang Jadi, Lampahan, Suka Damai, Blang Rongka, Tunyang, Setie, Simpang Layang, Gegur Sepakat, Cekal Baru, Damaran Baru, Pajar Harapan, Kenine,

Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Halmahera Barat sebelumnya adalah merupakan Kantor Cabang di Jailolo dari PDAM Kabupaten Halmahera Barat dan PDAM