• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelantikan Tahap II Katekumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelantikan Tahap II Katekumen"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Th. C/ I I –Th. C/ I I Hari Minggu Biasa XI I I

Th. C/ I I ––HariHariMingguMingguBiasaBiasaXI I IXI I I

Tema Minggu I ni:

Tema

TemaMingguMingguI niI ni::

Warta Mingguan – Umat Paroki I bu Teresa Warta

Warta MingguanMingguan––UmatUmatParokiParokiI buI buTeresaTeresa

Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr.

Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Caecilia, Fridus RM, Martinus, Steven F., Nancy Email Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com

Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr.

Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Caecilia, Fridus RM, Martinus, Steven F., Nancy

Email Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com

Inside This Issue:

Liputan Utama……… 2

I man Katolik..……… 3

Berita Seputar Paroki……… 4

Renungan……… 4

Mengenal Orang Kudus …… 6

I nfo Kategorial …… 6

Orang Muda Katolik………… 8

Kalender Liturgi………8

Warta Paroki……… 9

Jadwal Pelayanan………10

Mutiara I man……… 11

”Menuju ke Yerusalem”

(Luk 9:51-62)

”Menuju ke Yerusalem

Menuju ke Yerusalem”

(Luk 9:51

(Luk 9:51-

-62)

62)

(2)

Untuk Kalangan Sendiri 2

Pelantikan Tahap II Katekumen

Pada misa sabtu sore 19 Juni 2010 yang lalu, Paroki I bu Teresa Cikarang patut berbahagia karena pada Minggu Biasa XI I ini, dilantik 15 katekumen yang sedang mempersiapkan dirinya untuk menerima Sakramen I nisiasi pada bulan September 2010. Para katekumen dari berbagai kalangan usia ini, dengan penuh antusias mengikuti misa yang dipersembahkan oleh Romo Samuel Pangestu Pr. Misa kali ini bertemakan memberikan tampakan Yesus di dalam diri kita yang sesuai bagi proses pembelajaran bagi para katekumen ke depan. Pelantikan Katakumen Tahap Kedua ini merupakan kelanjutan dari pelantikan pertama mereka sebelumnya, tanggal 8 Mei 2010 yang lalu.

Di dalam homilinya, Rm. Samuel berpesan bukan hanya kepada para katekumen melainkan juga kepada seluruh umat yang menghadiri Misa Sabtu malam tersebut: dalam kehidupan sehari-hari, kita semua harus memberikan tampakan Tuhan Yesus dalam diri kita masing-masing. Misalkan seseorang itu memiliki sikap jujur,

maka kembangkanlah sikap jujur itu sehabis-habisnya. Di dalam diri pribadi masing-masing, pasti terdapatlah buah-buah roh dan itulah yang harus dikembangkan dengan tulus dan semaksimal mungkin. Setelah mengakhiri homilinya, Rm. Samuel memberkati ke lima belas katekumen ini, dengan mengoleskan minyak krisma pada tangan mereka.

Marilah kita semua berdoa bagi para saudara-saudari katekumen kita ini, supaya dalam proses belajar mereka, mereka semakin menghayati dan memaknai apa yang telah mereka pelajari selama masa katekumen: menerima kehadiran dan karya Allah di dalam hidup sehari-hari mereka. Kita pun juga berdoa, agar para katekumen dan kita dapat menemukan buah-buah roh yang dapat kita kembangkan di dalam hidup kita sehari-hari, secara tulus dan semaksimal mungkin.

( HAA)

LIPUTAN UTAMA

Matius Slamet Ludovicus wan

Adhiarta

Yosef Hermanto Br. Petrus

Paijan, FI C Kalistus Evaristus Ardyan

Agnes Yuliana Lusia Marlina Saragih

Thomas

Febronia Yuni Eko

Prihati

I gnatia Titi Petrus

Wilfrida Yanty Angela

Kiong Agustinus Mangatas

Nainggolan

(3)

IMAN KATOLIK

IMAN KATOLIK

Dipanggil untuk Mengikuti Yesus

pengudusan orang-perorangan tanpa hubungan antara yang satu dengan yang lain. Karena tinggal di antara manusia, I a bertindak secara manusiawi pula. Manusia mesti hidup bersama. Maka dilakukan-Nya apa yang dilakukan Allah dalam Perjanjian Lama: dikumpulkan-Nyalah suatu umat. Mula-mula umat baru ini merupakan kelompok kecil, tetapi dihibur janji yang besar: “Jangan takut, hai kamu kawanan kecil; karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu kerajaan itu” (Luk 12:13).

Dengan demikian pemerintahan Allah mulai mendapat bentuk di antara manusia. Dimana Yesus muncul I a meninggalkan pengikut yang bersama keluarga mereka menantikan pemerintahan Allah dan menerima Yesus serta utusan-utusanNya. Mereka terdapat di seluruh negeri Palestina, terutama Galilea, tetapi juga di Yudea – misalnya Betania, dan di daerah Dekapolis (Mrk 5:19-20). Sekelompok murid menyertai Yesus dalam perjalanan-Nya. Yang termasuk dalam kelompok teman seperjalanan ini yaitu orang seperti Lewi – anak Alfeus (Mrk 2: 14), Yusuf yang disebut Barsabas, Matias, dan juga wanita-wanita (Luk 8: 1-3; Mrk 15:40-41). Di antara para murid ini terdapat sekelompok inti yaitu keduabelas rasul.

Mereka yang membuka hatinya bagi I njil itu boleh dikatakan membentuk tiga lingkaran konsentris sekitar Yesus. Lingkaran paling besar yaitu pengikut-Nya dalam arti orang-orang yang percaya kepada Yesus; kebanyakan mereka itu tinggal tersebar di seluruh negeri, bersama keluarga mereka. Lingkaran tengah yaitu para murid yang menyertai Yesus dalam perjalan-Nya; tentang mereka ini Petrus akan berkata bahwa mereka: “senantiasa datang berkumpul denga kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari pembaptisan Yohanes sampai hari Yesus Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami (Kis1: 21-22). Akhirnya lingkaran paling dalam adalah keduabelas rasul yang harus dikatakan kelompok inti. Dengan demikian, tumbuh di tengah-tengah dunia kita ini persekutuan orang-orang yang menerima pemerintahan Allah. Mereka itu “Umat Allah yang baru”, suatu umat yang berasal dari Yesus. Kepada “Umat Baru” ini seluruh umat manusia terpanggil. Ras, bangsa, dan keturunan tidak memainkan peranan. Yang penting ialah keinsafan akan ketidakmampuan sendiri, serta kesediaan menerima Kerajaan Allah. Dari pengikut-penguikut Yesus inilah Gereja Perdana akan timbul dan di kemudian hari, yakni sesudah wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.

( ynk)

---Sumber Bacaan: Konferensi Wali Gereja I ndonesia. I man Katolik. Penerbit Kanisius: Yogyakarta & Penerbit Obor: Jakarta (1996). hlm. 270-271)

Sebagai seorang

pengkotbah ulung yang

berkeliling dari desa-desa

dan kota-kota, Yesus

menjumpai banyak orang.

Secara historis dapat

dipastikan bahwa lama

kelamaan terkumpul di

sekitar Yesus suatu

kelompok pengikut yang

lebih dekat. Yesus tidak

memandang kedatangan

(4)

Untuk Kalangan Sendiri

Refleksi Bersama Tim Pewarta

“Masih adakah api yang membara dalam dirimu

atau kini semakin redup dan padam?” Demikian

pertanyaan refkeksi yang diajukan romo Natalis Pr kepada perserta yang hadir pada pertemuan refleksi bersama

ke I V tim pewarta hari Minggu tgl 20 Juni 2010 pukul 19:00 Wib di rumah putih. Untuk menjawab pertanyaan diatas setiap peserta kembali bergabung didalam kelompok untuk sharing pengalaman doa Lectio Divina mulai dari pertama retret di Cimahi serta pertemuan-pertemuan

refleksi bersama I ,

RENUNGAN

RENUNGAN

Selain menanggapi sharing dari peserta Romo Natalis juga membacakan sebuah tulisan dari seorang rekan imam yang dikirim via email yang berhubungan dengan pewartaan masa kini dengan judul "Tiga Langkah Pewartaan yang Mujarab di Jaman Tempe-Tahu Mahal: Belajar dari Umat I srael di Masa Pembuangan". Tiga langkah pew artaan yang mantap dan mujarab; -

pengalaman baru akan

Allah

(lebih baru atau diperbarui misalnya dalam doa seperti Lectio Divina dan lain-lain). –

membaca

masa lalu secara baru

( semangat yang terus berkobar atau masih adakah semangat itu dalam diriku saat ini). –

membaca realitas secara baru

(pewarta harus up to date, memperbarui diri dan kontekstual). Buah-buah Roh dihadapkan dengan situasi konkret saat ini. Seorang pewarta tidaklah cukup hanya pandai berbicara namun sebagai contoh atau saksi hidup buah-buah Roh.

Bacaan dari Mrk 12: 41-44 “Persembahan seorang janda miskin” kembali jadi bahan permenungan dalam Lectio Divina dan sharing pada pertemuan refleksi ke I V ini. Bacaan ini juga menjadi bacaan favorit ibu Teresa semasa hidupnya dan juga sejalan dengan visi dan misi PI TC. Suasana rumah putih yang hening sangat mendukung peserta melakukan doa hening. Sharing pun cukup lancar. Selesai sharing romo kembali memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi peserta ; “Lakukan pemeriksaan batin setiap malam dengan meneliti buah-buah Roh yang dirasakan berkali-kali”. Pegalaman selama seminggu ini perlu ditulis untuk dikumpulkan saat rekoleksi pada hari Minggu tanggal 27 Juni 2010 jam 08:00 sd 13:00 Wib bertempat di Sekolah don Bosco I I I Taman Sentosa. (

Fri

)

I I dan I I I yang telah dijalani setiap minggu malam yang dimbimbing langsung oleh romo Samuel. Pekerjaan rumah (PR) yang selama ini diberikan disharingkan dahulu disetiap kelompok untuk menggali kembali buah-buah Roh yang telah didapat selama mengikuti rangkaian kegiatan ini. Dalam sharing terbuka terungkap berbagai variasi jawaban dari pertanyaan diatas. Ada yang semakin membara, semakin redup namun tidak sempat padam karena telah direcharge atau diisi lagi pada pertemuan berikutnya. Begitu pula dengan buah-buah Roh yang didapat seperti semakin sabar dalam keluarga maupun dalam pekerjaan, semakintekun, maumengasihidan lain-lain (Gal. 5: 22-23).

BERITA SEPUTAR PAROKI

BERITA SEPUTAR PAROKI

“Ubahlah cara pandangmu...”

“Tidak hanya cara pandangmu yang berbeda, tetapi buatlah diri dan hidupmu menjadi Kristus yang hidup di hadapan Bapa dan sesama. Jadikan cara pandangmu adalah cara pandang Kristus, demikian juga seluruh sikap dan corak hidupmu adalah Kristus yang hidup bagi Tuhan dan sesama”, demikian nasehat Bapa Pengakuan itu suatu ketika kepada seorang penitent yang datang. Minggu terakhir di bulan ke-enam ini menyajikan pesan yang istimewa. I njil hari ini mencatat bahwa cara pandang para murid berbeda dengan apa yang dilihat oleh Yesus.

(5)

ataupun sikap yang kita beri sebagai jawaban atas peristiwa atau keadaan itu juga tidak menyeluruh. Kita menjalani hidup kita dari hari ke hari dengan ‘cara pandang; yang terdistorsi dan tidak lengkap tentang (kehidupan) diri kita sendiri, orang lain, maupun tentang Tuhan. I njil menceriterakan tentang kedua murid, Yakobus dan Yohanes yang diutus untuk mendahului kedatangan Yesus ke Yerusalem. Para murid itu melihat reaksi orang Samaria yang “tidak mau menerima Yesus karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem (Luk. 9: 53). Lalu para murid itu berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan

Jawaban Yesus,“Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Putera Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Ny”(ay.58) memperlihatkan cara pandang Yesus tentang seluruh diri dan hidup-Nya. Kiranya bukan itulah jawaban yang diharapkan oleh orang yang di tengah jalan menyatakan niatnya, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."(ay.57).

Lalu Yesus berkata kepada seorang lain: "I kutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "I zinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Keputusan dan pilihan kita semestinya tidak bertolak dari cara pandang kita, tetapi sebaliknya merupakan pantulan dan proyeksi dari cara pandang dari Yesus sendiri.

Cara pandang Yesus adalah terbuka dan menyeluruh. Yesus hadir dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja tanpa ada diskriminasi. Kehadiran yang terbuka sekaligus menjadi jawaban penuh-utuh dan menyeluruh bagi orang lain yang menerima-Nya. I njil menulis tentang orang sakit yang disembuhkan, orang lumpu bisa berjalan, yang buta bisa melihat, bahkan Lazarus yang mati memperoleh hidup lagi. Yesus membawa paradigma baru tentang hidup di hadapan Tuhan dan

sesama. Bagi Yesus, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan

menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh.4: 34). Atau jawaban Yesus kepada Philipus, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”(Yoh.14: 9-10). Kehadiran Yesus kepada manusia membawa pembaharuan dan hidup baru. Kata Yesus, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10-11).

Bunda Teresa dari Kalkuta telah menjadi figur pribadi yang utuh. I a menghayati seluruh hidupnya adalah milik Tuhan, ketika menyerahkan seluruh diri dan hidupnya dipimpin dan dibimbing oleh Tuhan. Kekuatan dan tumpuannya adalah ‘rahmat’ Tuhan. Buku Heart of Joydari I bu Teresa mengisahkan I bu Teresa yang sangat rindu pada Tuhan, dengan memberikan dirinya kepada orang-orang yang miskin, menghindari diri dengan kehidupan yang mewah, penyerahan diri secara total kepada Tuhan. I bu Teresa sekaligus menjadi kehadiran Tuhan bagi segenap orang miskin, terlantar dan yang sakit. I bu Teresa memberi kasih yang sejati kepada orang lain. Bunda Teresa pasti telah memenuhi pesan Santu Paulus dalam bacaan kedua hari minggu ini, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.(Gal.5: 13).

Baik Yesus dan I bu Teresa sama-sama mengajarkan kita cara hidup di hadapan Tuhan dan sesama. Yesus dan I bu Teresa memilih untuk mengenakan kehidupan Sang Hamba Penderita demi manusia khususnya yang “menderita”. Sebagai orang katolik di Paroki I bu Teresa Cikarang, kitapun dalam hidup akan mengalami saat-saat krisis. Kita terpaksa harus memilih dan mengambil sikap bebas dan ‘merdeka’. Kita kiranya memiliki cara berada yang merupakan cerminan Tuhan dan kasih-Nya yang hidup dan berdaya bagi siapa saja.* * (BR).

berpaling dan menegor mereka”(ay. 55). Cara pandang Yesus berbeda dengan cara pandang para murid.

(6)

Untuk Kalangan Sendiri

INFO KATEGORIAL

INFO KATEGORIAL

MENGENAL ORANG KUDUS

MENGENAL ORANG KUDUS

Bila kita tidak mempunyai sesuatu pun untuk diberikan - berikanlah Dia ketiadaan itu. Marilah kita meminta Yesus untuk berdoa dalam diri kita, karena tak seorang pun mengenal Bapa lebih baik daripada Dia. Tak seorang pun dapat berdoa lebih baik daripada Yesus, yang mengutus Roh-Nya kepada kita untuk berdoa dalam diri kita, karena kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa.

Dan kalau hatiku murni, bila Yesus hidup di dalam hatiku, kalau hatiku adalah tabernakel dari Allah yang hidup, Yesus dan saya adalah satu. Seperti apa yang dikatakan oleh St. Paulus, "... aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."

Kristus berdoa di dalam diriku, Kristus bekerja di dalam diriku, Kristus berpikir di dalam diriku, Kristus memandang melalui mataku, Kristus berbicara melalui kata-kataku, Kristus bekerja dengan tanganku, Kristus berjalan dengan kakiku, Kristus mencintai derigan hatiku. Seperti yang didoakan St. Paulus: "Aku adalah milik Kristus dan tak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan aku dari cinta Kristus." I tulah kesatuan dengan Allah dalam Roh Kudus.

Penting kalau kita membiarkan Kristus hidup dalam diri kita sehingga kita dapat memiliki kehadiran-Nya di mana saja kita berada. Allah sangat mencintai kita. Dia rnengaruniakan kepada kita Putera-kehadiran-Nya, Yesus. Dia memberi kita cinta-Nya dan kita harus membuat Dia leluasa dalam diri kita. Masalahnya bukan menyerahkan segala sesuatu, - itu tidak penting -, melainkan yang penting adalah belas kasih dan kehadiran. Semakin membiarkan Dia hidup dalam diri kita, semakin kita tumbuh dalam keserupaan dengan Kristus.

Doa adalah penyerahan diri seluruhnya, kesatuan yang menyeluruh dengan Kristus. I nilah yang membuat kita bersemangat kontemplatif di tengah dunia; karena selama dua puluh empat jam kita berada di hadapan-Nya: dalam diri orang yang lapar, telanjang, tak punya rumah, tidak disukai, tidak dicintai dan tidak diperhatikan. Karena Yesus berkata: "... segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Bapa kami, di sinilah aku, siap melayani-Mu, Anak-Mu, pakailah aku untuk meneruskan cintaMu kepada dunia, dengan memberi Yesus kepadaku dan melalui aku, kepada satu sama lain dan kepada dunia. Marilah kita berdoa untuk satu sama lain sehingga kita membolehkan Yesus mencintai di dalam diri kita dan melalui kita dengan cinta yang sama dengan cinta Bapa kepada-Nya.

Sumber : Mutiara Cinta

Satu Dengan Kristus

Catatan Ibu Teresa

Kenyataannya, hanya ada satu doa yang sejati, hanya ada satu doa yang penting: Kristus sendiri. Hanya ada satu suara yang membumbung tinggi: suara Kristus. Doa adalah kesatuan dengan Kristus. Bila saatnya tiba kita tidak dapat berdoa, maka jalan keluarnya mudah saja: kalau Yesus ada di hati kita, biarkan Dia berdoa, biarkan Dia bercakap-cakap dengan Bapa-Nya dalam keheningan hati kita. Karena kita tidak dapat berbicara, maka Dia akan berbicara; karena kita tidak dapat berdoa, maka Dia akan berdoa. Karena itulah kita harus sering mengucapkan, "Yesus yang ada di dalam hatiku, aku percaya akan kasih setia-Mu pada diriku .

KOMISI KELUARGA (KomKel)

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

(7)

Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.

Persatuan suami-isteri, persatuan orang tua-anak merupakan dasar bagi terbentuknya Gereja sebagai Umat Allah. Persatuan suami-isteri, persatuan orang tua-anak merupakan umat Allah dalam bentuknya yang paling kecil. Di dalam keluarga, seorang pribadi mempunyai pengalaman pertama tentang Gereja. Orang tua mulai menanamkan sejak dini kebiasaan-kebiasaan baik di dalam keluarga sebagai orang beriman kepada anak-anaknya. Dengan demikian, keluarga menjadi tempat dimana komunikasi iman terjadi. I mbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI , Evangelii Nuntiandi, menegaskan,”…keluarga seperti halnya Gereja harus merupakan suatu tempat dimana I njil diteruskan dan darimana I njil bercahaya”.

Jadi, keluarga merupakan tempat dimana kabar gembira I njil harus diwartakan. Keluarga merupakan bentuk Gereja yang paling kecil tempat dimana anggota-anggotanya bertumbuh makin dewasa dalam beriman. Dari keluarga-keluarga dimana anggota-anggotanya bertumbuh dewasa dalam iman, kita bisa berharap bahwa kabar gembira I njil diteruskan. Di dalam keluarga orang tua mengkomunikasikan nilai-nilai kepada anak-anaknya seperti kasih, kesetiaan, kesederhanaan, pengampunan dan lain-lain.

Dengan kata lain, keluarga haruslah merupakan tempat dimana KOMUNI KASI I MAN terjadi. Mengenai hal ini, tentu saja tanggungjawab orang tua sangat penting. Komunikasi iman harus dimulai oleh orang tua. Dalam hal ini teladan dan contoh hidup orang tua sangat menentukan. Sebab KOMUNI KASI I MAN Harus diteruskan melalui perkataan dan perbuatan. Orang tua yang mengakhiri perkawinan dengan perceraian tentu saja sangat sulit untuk mengajari anak-anaknya mengenai nilai kesetiaan dalam perkawinan. Mereka yang terbiasa hidup mewah dan suka hidup dengan semangat boros, menjadi sangat sulit untuk mengajari anak-anaknya bagaimana hidup sederhana. Mereka yang sulit memberikan maaf menjadi sangat sukar untuk menanamkan pengampunan kepada anak-anaknya.

Sangat disayangkan sikap dan perilaku kita - orang tua, jika karena ketidakcocokan dan benturan pendapat yang bisa saja terjadi dalam hidup bersama kemudian meninggalkan gereja atau memilih mengikuti kegiatan di lingkungan Paroki lain. Bagaimana bisa mengajari anak untuk terlibat dalam kegiatan menggereja di lingkungan basis jika orang tua sendiri justeru memilih meninggalkan gereja basis karena rasa tidak cocok dengan sesama warga di lingkungan? Keluarga sebagai basis Gereja haruslah menjadi tempat dimana KOMUNI KASI I MAN terjadi dan bukan komunikasi karena cocok. Jika keluarga-keluarga menjadi tempat dimana KOMUNI KASI I MAN terjadi, maka kita bisa menaruh harapan besar, bahwa lingkungan-lingkungan, wilayah-wilayah, Paroki dan akhirnya Gereja kita menjadi tempat “darimana I njil bercahaya”. Setiap anggota lalu bertumbuh dan berkembang menjadi anak-anak Allah yang saling mendukung dalam pertumbuhan iman.

Barangkali kita kemudian bertanya: mengapa mesti membangun komunikasi iman? Bukankah hidup bersama yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia lebih-lebih dibangun atas dasar kecocokan atau paling kurang kesamaan dalam banyak hal? Menurut saya, persis disinilah letak perbedaan pokok yang manusiawi dan yang imani. Tentu saja sesuatu yang manusiawi jika saya cenderung dekat dengan siapa pun – yang dalam banyak hal memiliki kecocokan dan kesamaan. Kenyataan seperti itu sangat biasa. Sangat manusiawi.

Tetapi orang kristiani mesti bergerak dari komunikasi yang manusiawi ini kepada komunikasi yang imani. Disitu kita akan menghadapi bermacam-macam kenyataan dimana ada banyak sekali keanekaragaman di dalam kehidupan ini. Makin disadari bahwa suami berbeda dengan isteri. Orang tua berbeda dengan anak-anaknya. Keluarga yang satu berbeda dengan keluarga yang lain. KOMUNI KASI I MAN lalu mencerahi berbagai bentuk perbedaan itu dan berjuang bahkan kalau perlu berkorban untuk mengatasi ketidakcocokan atau ketidaksamaan yang ada.

Bentuk-bentuk kesakitan yang menimpa anggota di dalam keluarga seperti menyimpan kesalahan pasangan, kemarahan yang tak terkendali, kekecewaan yang mendalam, perasaan tidak tergantung satu sama lain, kecemasan yang tak perlu, terlalu mementingkan diri, yang tentu saja berpengaruh dalam membangun hubungan dengan orang lain dalam lingkup yang luas hanya bisa disembuhkan oleh satu kekuatan yaitu: I MAN. I man yang menyelamatkan. Berbagai kisah penyembuhan di dalam Kitab Suci, berkali-kali menegaskan tentang hal ini. Kepada perempuan yang sakit pendarahan, Yesus berkata,”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan Engkau…” (Mrk 5: 34). Kepada si buta Bartimeus, Yesus berkata,”…imanmu telah menyelamatkan engkau…” (Mrk 10: 52). Dan tentu saja masih banyak kisah dalam Kitab Suci yang menggambarkan kekuatan iman yang menyembuhkan. I man berarti keyakinan, bahwa Allah menghendaki agar semua orang diselamatkan, sebab hanya Dia saja yang sanggup “ menjadikan segala-galanya baik” (Mrk 7: 37).

Keluarga-keluarga kristiani di wilayah Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih, semoga keluarga kita masing-masing menjadi komunitas dimana KOMUNI KASI I MAN terjadi. Suami-isteri dan anak-anak meletakkan dasar kebersamaan bukan pada kecocokan melainkan pada iman. Karena membangun kebersamaan karena iman, maka kita percaya bahwa Allah sendiri akan menjadikan setiap anggota di dalam keluarga menjadi baik pada saatnya. Sekali lagi, keluarga-keluarga yang kemudian membentuk lingkungan menjadi basis yang berkualitas jika membiasakan diri membangun KOMUNI KASI I MAN.

Sampai jumpa pada edisi mendatang.

(8)

Untuk Kalangan Sendiri

Empowerment Retreat (Retret Pemberdayaan)

4 - 6 Juni 2010-(bagian terakhir)

Tak terasa juga bahwa kami telah menghabiskan waktu 2 hari 2 malam dan sudah memasuki hari terakhir retret ini. Sebagai awal dari kegiatan kami di hari terakhir ini, kami mengikuti Misa Minggu pagi di kapel Pratista yang letaknya tidak jauh dari tempat kami. Walaupun kapelnya terletak lumayan jauh dari keramaian kota, banyak juga umat yang hadir dan mengikuti Misa seperti layaknya umat Paroki kita. Setelah mengikuti Misa, kami pun secara bergantian bersalaman dengan romo-romo yang ada di sana dan juga mengelilingi seminari Ordo Salib Suci (OSC) sembari mengunjungi serta mendoakan para romo yang telah meninggal dengan damai.

Setelah menikmati sarapan, kami pun melanjutkan acara

terakhir dari retret ini yakni: Pohon Kehidupanku yang dibimbing oleh Mbak Reni. Di sini, kami diajarkan untuk membangun jati diri kami dalam rupa pohon. Apa saja buah-buah yang bisa dipetik dari kami gangguan-gangguan yang menghalangi kami untuk tumbuh serta,

OMK

OMK

pupuk apa yang bisa menguatkan kami. Pada awalnya sih, banyak yang mengalami kesusahan karena harus menggambar pohon atas gambar diri kami, tapi nyatanya tidak semua mengalami kesusahan dalam menggambar. Setelah selesai, kami pun berkumpul berkelompok untuk mensharingkan tentang gambar pohon kami. Ada yang menggambarkan dirinya penuh dengan buah kesetiaan, gangguan dari lingkungan sekitar dan macam-macam sharing yang kami dapatkan.

Ups…akhirnya waktu juga yang memisahkan kami. Setelah jam menunjukkan pk. 12.00, kami pun segera membereskan perlengkapan kami dan harus berpisah dengan teman-teman kami. Eh, tunggu dulu! Sebelum pulang, hayoo teman-teman! Kita foto bareng!! Semoga Mudika PI TC bisa semakin mengenal potensi dirinya masing-masing dan dapat memberdayakan dirinya dalam segala aspek. Dan untuk OMK PI TC, kami tunggu retretnya tahun depan!

( HAA)

Tanggal Hari Raya/ Pesta - Bacaan Liturgi

28-Jun-10 Pw S.I reneus

Am. 2: 6-10,13-16; Mzm. 50: 16bc-17,18-19,20-21,22-23; Mat. 8: 18-22; atau dr RUybs 29-Jun-10

HARI RAVA S. PETRUS dan S. PAULUS

Kis. 12: 1-11; Mzm. 34: 2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16: 13-19

30-Jun-10 Hari Biasa

Am. 5: 14-15, 21-24; Mzm. 50: 7,8-9,10-11,12-13,16bc-17; Mat.8: 28-34

1-Jul-10 Hari Biasa

Am.7: 10-17, Mzm.19: 8,9,10,11; Mat.9: 1-8 2-Jul-10 Hari Biasa

Am. 8: 4-6,9-12; Mzm. 119: 2,10,20,30,40,131; Mat. 9: 9-13 3-Jul-10 Pesta S. Tomas

Ef. 2: 19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20: 24-29

4-Jul-10 Hari Minggu Biasa XI V

Yes. 66: 10-14c; Mzm. 66: 1-3a,4-5,6-7a,16,20; Gal.6: 14-18; Luk.10: 1-12,17-20(Luk. 10: 1-9)

Kalender

(9)

Jadw al Pertandingan Volley Putra 4 Juli 2010 ( Tempat: Lap. Beverly, Lippo Cikarang)

Lingkungan yang bertanding Jam

Pemenang Maria-I gnatius vs Pemenang Elisabeth -Theresia

10.00

Veronika Vs Pemenang Vincentius-Kel Kudus

10.00

Jadw al Pertandingan Volley Putri 4 Juli 2010 ( Tempat: Lap. Beverly, Lippo Cikarang)

Lingkungan yang bertanding Jam

Mikael Vs Gembala Baik 10.00

Yakobus Vs Ratu Rosari 10.00

I gnatius Vs Pemenang Elisabeth-Theresia 10.00

Angela Vs Stefanus 10.00

PDKK ( Persekutuan DoaDoaKarismatikKarismatikKatolikKatolik) )

PERSEKUTUAN DOA KARI SMATI K KATOLI K

ELZA ( Seminar Hidup Dalam Roh Kudus -session 1 ) tema : “CI NTA KASI H ALLAH”, akan diadakan pada hari Rabu , Tgl. 7 JULI 2010, Pk.19.30-21.15 , di RUKO ROXY B.52 Lippo Cikarang.

• PDKK Santa Maria

Tgl. 07Juli’10, pk.19.30, diadakan Persekutuan Doa Karismatik Katolik Santa Maria diRuko Thamrin Blok F no 12, Lippo Cikarang,

Pembicara: Bp. Binner Simanjuntak (dariParoki Arnoldus- Bekasi)

Orang

OrangMudaMudaKatolikKatolik( OMK)( OMK)

• Setiap Minggu ke-4, 19: 00 di Rumah Putih. I nformasi lebih lanjut, hubungi: Anes (0878-8232-2338)

Balai

BalaiLatihanLatihanKerjaKerja( BLK)( BLK)

Kelas baru Auto Cad

Pendaftaran Via SMS dengan Format< nama> spasi< CAD> kirim ke

08161438878 ( Tonny Chiang)

Jadw al Kursus:

Accounting: Sabtu17: 00 – 19: 00 Ms. Word : Minggu08: 00 – 09: 30 Ms. Excel : Minggu10: 15 – 12: 00 Mengetik: Minggu09: 30 – 10: 15 Autocad : Rabu19: 00 – 21: 00

Dibuka pendaftaran barubagi Putra Altar dan Putri Sakristi. Pendaftaran di depan lobi setelah Misa. Atau di Sekretaria Paroki

2

2

Sekretariat

SekretariatParokiParoki

Jadwal Kurus Persiapan Perkawinan tgl 10

dan 11Juli‘10. di Paroki St.Arnoldus Bekasi. Pendaftaran diSekretariat Paroki paling lambat tg4Juli‘10.

3

3

Tim Persekutuan

Tim Persekutuan

Akan diadakan Retret untuk Remaja pada

tgl 09 s/ d 11 Juli 2010, bagi Remaja silahkan mendaftar pada Panitia di depan Loby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas

4

4

Tim

Tim Pew artaanPew artaan

Akan diadakan retret bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik pada tgl 31 Juni ‘10 s/ d 2 Juli ‘10, bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik silahkan mendaftar pada Panitia di depan

Lobby Trinitas setelah misa atau di

sekretariat paroki, tempat terbatas.

(10)

Untuk Kalangan Sendiri

Jadw al Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi

Hari Jumat Pertama Juli 2010 Hari Minggu Biasa XI V

Jumat, 02 Juli’10

17.30 WI B Minggu, 04 Juli’1007.30 WI B Minggu, 04Juli’1016.00 WI B

Lektor /

Lektris Adit, Titis Alloy, Titis Ety, Turi

Komentator Lusi Sara Jendro David Tjahjono, M Budi Santoso ,AZ Sardjono,

Putra Altar Kristianto, Daniel H, Adi, Brady,Tian, Johaned

& Koor Ratu Rosario I gnasius Keluarga Kudus

Organis Bpk. Pieter B Bpk. Agri H Sdr. Bowo

Hari Tgl. Pk. Koor

Sabtu 26-Juni-10 17: 30 Bernadet

Minggu 27-Juni-10 7: 30 Yohanes

Minggu 27-Juni-10 16: 00 Gembala Baik

Jumat 2-Juli-10 19: 00

Franciscus Xaverius

Sabtu 3-Juli-10 17: 30 Ratu Rosari

Minggu 4-Juli-10 7: 30

Sabtu 10-Juli-10 17: 30 Veronika

Minggu 11-Juli-10 7: 30 Dominikus

Minggu 11-Juli-10 16: 00 Ceacilia

Sabtu 17-Juli-10 17: 30 Kistus Raja

Minggu 18-Juli-10 7: 30 Vincentius

FX. Mariati, Anna Meta Kurniasih, San San

dr. Ferry Elisabeth

04-Juli-10

Rika Amalia ,C. Novi I nd Yovita, Lina, Fransiska

dr. Andreas Vincentius

27-Juni-10

Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokter Jaga ( Apr-Mei 2010)

Tanggal Lingkungan Dokter Jaga Apoteker Peraw at / Bidan

11-Juli-10 Agustinus dr. I skandar Meta Kurniasih, San San Emerita, Sisil

(11)

Sementara itu yang lain justru berhenti karena tidak mau ikut teriak-teriak. Tetapi setan juga tidak mau pergi. Kami berdoa lagi, tetapi tidak dengan berteriak-teriak di hadapan Sakramen Maha Kudus, dan setan mau pergi. Setelah setan pergi, saya bertanya kepada saudara yang berteriak-teriak mengapa anda tadi berteriak? Jawabnya supaya setannya takut. Betulkah setan menjadi takut? Tidak! Bolehkah saya bertanya apakah anda sendiri tidak takut? Sebenarnya saya sendiri takut, namun untuk menghalau ketakutan itu saya berteriak keras.

Banyak sekali kemarahan yang timbul karena perasaan takut. Orang yang takut kehilangan kedudukan, bisa menjadi sangat agresif. I a akan menyingkirkan orang-orang yang dianggap mengancam kedudukan atau jabatannya. Seorang istri yang takut kehilangan suaminya dia bisa menjadi sangat pencemburu. Dan seorang suami yang merasa takut tidak dihargai istrinya bisa menjadi seorang suami yang keras dan bahkan kejam untuk menutupi kekurangannya itu. Ketakutan-ketakutan membuat hambatan tindakan orang dalam bereaksi bahkan juga dalam kehidupan imannya.

Tuhan Yesus datang untuk melenyapkan ketakutan, kasih yang sempurna melenyapkan rasa takut. Dia mau datang untuk membebaskan kita dari rasa takut. Dia datang untuk mengubah paradigma tidak benar terhadap pendosa-pendosa. Ketakutan dikalahkan oleh cinta. Dengan I njil kita mengenal orang yang kadang sangat berani namun kadang-kadang menjadi sangat takut, dialah Petrus; dia menjadi sangat ketakutan ketika seorang wanita bertanya pada dia "bukankah kamu juga pengikut Kristus?", lalu ia menyangkal tiga kali karena rasa takut. Dia sangat berani ketika Yesus ditangkap dia menghunus pedang dan memotong telinga hamba I mam Agung itu. Dia sangat berani ketika melihat Yesus berjalan di atas air dan ia berteriak kalau Engkau itu Tuhan, biarkanlah aku datang kepadaMu, kemudian waktu ia mulai menginjakkan kakinya di atas air, dia mulai takut dan tenggelam; Yesus menegurnya kamu yang kurang percaya. Berulangkali dalam I njil, Kristus menasehati kita "jangan takut" Ketika murid-murid sedang naik perahu dan perahu itu ditimpa oleh badai yang besar mereka ketakutan dan berteriak-teriak. Yesus menegaskan kepada kita: "Jangan kamu takut, di rumah BapaKu ada banyak tempat" Rupanya Yesus mengerti bahwa kita sering dihinggapi rasa takut. Takut sesuatu yang sangat manusiawi.

Tuhan datang untuk menghilangkan ketakutan itu, dengan kasihNya segala rasa takut hilang, diganti dengan rasa aman dan rasa tenteram dalam kehangatan cinta kasihNya. Santo Agustinus menggambarkan perjumpaan dengan Tuhan yang penuh kasih itu dengan kata-kata ini : "Hatiku ya Tuhan adalah milikMu, hatiku tidak akan tenteram sampai beristirahat di dalam"

Manusia akan tenteram bila tinggal di dalam kasih Tuhan sendiri.

(Pst Th. Aq. M. Rochadi Widagdo Pr. )

MUTIARA IMAN

MUTIARA IMAN

Jangan Takut

Orang menjadi agresif karena takut. Mengapa seseorang menjadi marah? Seorang bijak menjawab karena dia takut! Banyak orang agresif karena takut. Di Pastoran ada seekor monyet, dia manis, suka bermanja dan suka bermain selama ia merasa aman. Jika ia merasa dirinya terganggu dia marah dan menggigit. Monyet itu takut maka ia menjadi agresif.

(12)

Sekretariat Paroki I bu Teresa – Cikarang

Jl. Pinus 7 No. 11A,

Meadow Green Lippo Cikarang - Bekasi 17550 Telp/ Fax. (021) 897.29.82

Paroki

Ibu Teresa Cikarang

2010

Paroki

Gambar

gambar pohon kami. Ada yang menggambarkan dirinya penuh dengan buah kesetiaan, gangguan dari

Referensi

Dokumen terkait

No Jenis Layanan Indikator Kinerja Capaian % Indikator Yang harus dilayani Yang Terlayani Yang Belum Terlayani 1 Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research). Mendefinisikan objek material yaitu pluralisme agama dalam teologi John Hick, kemudian sebagai

Semen Tonasa memungkinkan pihak perusahaan untuk lebih fokus, tidak terlalu jauh/melenceng dari target, mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di

Dari hasil perbandingan dengan program THAL dan Kuljian, hasil perhitungan kode komputer PresTHa-C untuk temperatur pendingin, kelongsong, dan temperatur pusat

Dalam upaya membersihkan gigi harus dilakukan secara teratur bila tidak maka akumulasi plak akan terjadi, bila kumpulan bakteri menyerang lapisan email maka yang

maka WEC adalah sebuah lembaga pendidikan lanjutan setelah sekolah menengah umum yang setara dengan Diploma satu, yang bertujuan mengembangkan potensi peserta

Program utama pengembangan agribisnis komoditas unggas sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Guna menjamin penyediaan pasokan d.o.c. ayam ras yang

a.. 2) Dalam hal pembinaan terhadap personel Polda Kepri dilaksanakan oleh Subbagrohjas Bagwatpers Biro SDM Polda Kepri. Sidang pembinaan dilakukan terhadap personel