• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK

PATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI

Dr. Anik Yuesti,SE,MM

Oleh:

DESAK NYOMAN TRI WIDYANI

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK

PATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI

OLEH :

DESAK NYOMAN TRI WIDYANI

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

apakah yang secara signifikan mempengaruhi ketidakpatuhan Wajib

Pajak dalam membayar pajak pertambahan nilai. Jumlah responden

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 165 pengusaha kena

pajak. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis faktor dan

menggunakan uji validitas serta uji reliabilitas. Hasil penelitian

menunjukkan ada 5 faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak pertambahan nilai. Faktor-faktor itu

adalah faktor kepercayaan atas kepastian hukum, faktor persepsi

wajib pajak atas sanksi pajak pertambahan nilai, faktor kondisi

ekonomi perusahaan, faktor media massa dan politik, dan faktor

kesadaran pajak pertambahan nilai

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepatuhan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada prinsipnya adalah tindakan WP (Wajib Pajak) dalam memenuhi kewajiban membayar PPN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Predikat WP patuh dalam arti disiplin dan taat, tidak sama dengan WP yang berpredikat pembayar PPN dalam jumlah besar, karena tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan jumlah nominal PPN yang disetor yang dibayarkan pada kas negara. Dengan demikian, pembayar PPN terbesar sekalipun belum tentu memenuhi kriteria sebagai WP patuh, karena meskipun WP memberikan kontribusi besar pada negara jika masih memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran PPN maka tidak dapat diberi predikat WP patuh.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi WP dalam membayar PPN!

2. Apa Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak?

3. Apa pengaruh kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak?

(4)

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi WP dalam membayar PPN

2. Mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi terhadap kepatuhan wajib pajak

3. Mengetahui pengaruh kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK

DALAM MEMBAYAR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Rotasi faktor :

Rotasi faktor sangat di perlukan agar dapat menghasilkan sekor faktor yang berbeda antara faktor satu dengan faktor lainnya. Kriteria signifikansi merupakan faktor loading lebih besar dari 0,5 faktor yang saling membentuk dan menyatu menjadi faktor baru.

Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN :

1. Faktor kepercayaan atas kepastian Hukum, WP yang tidak percaya dengan kepastian hukum pemerintah akan berusaha memfaatkan celah atau melakukan kecurangan untuk mengurangi pajak, dikarenakan WP beranggapan pajak yang dibayar akan di korupsi sehingga membentuk niat ketidakpatuhan.

2. Faktor Persepsi WP terhadap sanksi PPN, sanksi yang berlaku dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP dikarenakan cara pandang WP terhadap sanksi itu sendiri. Sanksi PPN yang dianggap memberatkan. Contoh WP yang telat melapor SPT PPN masa, harus dikenakan sanksi.

3. Faktor ekonomi perusahan juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN dikarenakan WP memiliki batasan kestabilan ekonomi perusahaan masing-masing. Omzet yang kecil dapat membuat WP untuk tidak patuh dikarenakan WP dengan alasan masih memerlukan dana perputaran untuk meningkatkan omzet kedepannya.

(6)

dapat mempengaruhi lingkungan tempat mereka dan kurangnya informasi tentang PPN akan membuat masyarakat lebih tidak patuh dalam membayar PPN.

5. Faktor kesadaran PPN, kurangnya kebanggan dalam membayar PPN dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN dikarena WP yang bangga dengan membayar PPN akan lebih proaktif untuk mencari informasi PPN sehingga meningkatkan pengetahuan tentang PPN.

B.

Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan

sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

1. Pengaruh kesadaran WP terhadap kepatuhan WP

Kesadaran WP merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan suka rela.

2. Pengaruh pelayanan Fiskus terhadap WP

Pelayanan adalah cara melayani(membantu mengurus atau menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Sementara Fiskus merupakan petugas pajak,jadi pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas ajak dalam membantu, mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang.

3. Pengaruh sanksi pajak terhadap WP

(7)

Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak :

a. Seluruh variabel bebas berupa kesadaran Wajub Pajak, Pelyanan fiskus dan sanksi pajak secara simultan atau bersama-sama berpengruh signifikan Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP.

b. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

c. Pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

d. Sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

C.

PENGARUH KEPATUHAN TENTANG PAJAK DAN

PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK

1. Pengetahuan tentang pajak berpengaruh positif terhadap Wajib Pajak 2. Pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak 3. Pengetahua tentang pajak dan pemeriksaan secara serentak

berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Tujuan Pemeriksaan Pajak

(8)

Rekomendasi Pajak

1. Direktorat Jenderal Pajak agar dapat melakukan sosialisasi mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan dengan menggunakan metode serta bahasa yang mudah dipahami sehingga mampu meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak

2. Direktorat Jenderal Pajak agar dapat menegakkan hukum perpajakan yang berlaku sehingga mampu meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak terhadap penerapan hukum perpajakan serta pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggar hukum perpajakan. Dengan demikian persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi pajak dapat meningkat.

3. Direktorat Jenderal Pajak agar dapat melakukan pemeriksaan data perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku kepada seluruh Wajib Pajak tanpa terkecuali guna menghindari manipulasi data perpajakan oleh Wajib Pajak.

D.

Pengaruh

sikap,norma,subjektif,dan

kontrol

perilaku

persepsian terhadap kepatuhan WP orang pribadi dengan

mematuhi pajak sebagai variabel pemoderasi

1. Sikap berpengaruh terhadap kepauhan WP pribadi

(9)

mungkin saja WP melakukan kecurangan seperti melaporkan penghasilan yang tidak sesuai dengan sebenarnya. Contoh, pegawai negeri bisa saja tidak melaporkan penghasilan lain di luar gajinya sebagai pegawai.

2. Norma subjektif berpengaru terhadap kepatuhan WP orang pribadi

Wajib Pajak cukup mempertimbangkan saran dan dorongan dari pihak reperents dalam berprilaku patuh atau tidak patuh terhadap pajak

3. Kontrol prilaku Persepsian terhadap kepatuhan WP orang pribadi

Kontrol prilaku persepsian merupakan kontrol yang dimulai seseorang yang berasal dari pengalaman masa lalu individu mengenai sulit atau tidaknya melakukan sebuah perilaku

4. Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Sikap terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta

Ada atau tidaknya niat untuk mematuhi pajak dalam diri Wajib Pajak tidak merubah pengaruh sikap positif Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak tersebut. Hal tersebut juga terlihat dari mayoritas Wajib Pajak yang memiliki nilai sikap positif terhadap pajak.

5. Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Norma Subjektif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

(10)

pajak, seperti seorang PNS. Karena ada ataupun tidak adanya niat pegawai tersebut untuk berperilaku patuh, mereka memang akan tetap berada dalam koridor kepatuhan, setidaknya untuk penghasilan yang diterima setiap bulan.

6. Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Kontrol Perilaku Persepsian terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

(11)

BAB III

PENUTUP

A.

KESIMPULAN

1. Faktor kepercayaan atas kepastian Hukum, 2. Faktor Persepsi WP terhadap sanksi PPN,

3. Faktor ekonomi perusahan juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN dikarenakan WP memiliki batasan kestabilan ekonomi perusahaan masing-masing

4. Faktor media massa dan politik 5. Faktor kesadaran PPN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budi, Triton Prawira. (2005). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. (1997). Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Subiyantoro. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Wajib Pajak Patuh Membayar Pajak Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Pramuka Jakarta Timur. Tesis. Universitas Indonesia www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-109313.pdf

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Rustiyaningsih, Sri. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. portal.widyamandala.ac.id/jurnal/index.php/warta/article/.../73/76

Widodo, dkk. (2010). Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Bandung: Alfabeta

Suryana, Anandita Budi. (2012). Mengerek Kepatuhan Wajib Pajak. Diambil dari:

http://www.pajak.go.id/content/article/mengerek-kepatuhan-wajib-pajak, pada tanggal 25 April 2016.

Martadiputra, Bambang Avip Priatna. Populasi dan Sampel. Diambil dari:

file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.-

PEND.MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG-AVIP-PRIATNA-M/MENENTUKAN-UKURAN-SAMPEL.pdf, pada tanggal 16 Februari 2016

Saraswati, Bernadetha Dian. (2016). Laporan Pajak di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Belum Dipatuhi Oleh Lebih Dari Separuh Wajib Pajak di

Wilayah Ini. Diambil dari:

(13)

Cahyonowati, Nur. (2011). Model Moral dan Kepatuhan Perpajakan: Wajib Pajak Orang Pribadi. JAAI, Volume 15, No.2. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep,

Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Edisi 3. Yogyakarta: CV Andi Offset

Hendri (2012). Perbandingan Sistem Administrasi Pemungutan Pajak Indonesia dengan Republik Rakyat Cina. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2013).

Undang-undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya. Diambil dari:

www.pajak.go.id/content/buku-undang-undang-kup-dan-peraturan-pelaksanaanya, pada tanggal 20 Januari 2016.

Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2014). Laporan Tahunan 2014. Diambil dari:

www.pajak.go.id/content/laporan-tahunan-Direktorat Jenderal Pajak-2014, pada tanggal 20 Januari 2016. Modugu, Kennedy Prince, dan John Obi Anyaduba PhD. (2014). Impact of Tax

Audit on Tax Compliance in Nigeria. International Journal of Business and Social Science. Nigeria

Palil, M.R., M.R.Md. Akir, dan Wan Fadillah. (2013). The Perception of Tax Payers on Tax Knowledge and Tax Education with Level of Tax Compliance: A Study the Influence of Religiousity. Asean Journal of Economics, Management and Accounting 1.

Nota Keuangan Dan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1995/1996. Diambil dari: www.anggaran.depkeu.go.id/content/

publikasi/ NKRAPBN1995-1996.pdf, pada tanggal 20 januari 2016.

Afid Burhanuddin. (2012). “Populasi dan Sampel”. Diambil dari

http://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/11/populasi-dan-sampel.pdf pada tanggal 1 Juni 2016.

(14)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Chaizi Nasucha. (2004). Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo

Diana Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama.

Elia Mustikasari. (2007). “Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya”. SNA X.

Husein Umar. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Harian Jogja. (2016). “Kepatuhan Pajak Pengusaha Masih Harus

Ditingkatkan”. Diambil dari

http://www.harianjogja.com/baca/2016/03/30/penerimaan-pajak-kepatuhan-pajak-pengusaha-masih-harus-ditingkatkan-705500 pada tanggal 13 April 2016

(2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem klasifikasi dokumen berbahasa Jawa kedalam 3 kategori bahasa yaitu Jawa Ngoko, Jawa Madya, dan

Berdasarkan analisis trend dengan menggunkan tahun dasar terhadap komponen-komponen laporan neraca yang mencerminkan solvabilitas perusahaan menunjukkan kecenderungan yang

Pernikahan di bawah umur menurut Khoiruddin Nasution hanya berlaku untuk Rasulullah SAW adalah karena itu merupakan keistimewaan atau kekhususan yang diberikan oleh Allah kepada

 NCP (NetWare Core Protocol) adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan dalam  beberapa produk dari Novell, Inc Hal ini biasanya berhubungan dengan sistem

Sektor lain yang mengalami peningkatan besar dalam penyerapan tenaga kerja pada tahun 2005 adalah Sektor perdagangan, peningkatan tenaga kerja sektor ini disebabkan

GROUND FLOOR Andesit RTM Batu Paras Putih Batu Kebumen Andesit RTM Keramik Mosaik Andesit RTM Andesit Honed Candi RTM 98 Lampiran 3.. Material Plan

KPI yang digunakan dalam Kontrak Manajemen antara Kementerian BUMN dengan BUMN yang bergerak dalam bidang usaha jasa kepelabuhanan (Pelindo I, Pelindo II, Pelindo

kolaborasi dan sinergi ukm, nilai tambah Zocha dapat menjadi lebih besar dan lebih tinggi di mata pelanggan. Hal tersebut dikarenakan Zocha dapat menciptakan