• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR - Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KATA PENGANTAR - Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh firm size, earning per share dan book to marketterhadap return saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua

saya yang sangat saya kagumi, Syaiful dan Nur Aprisah yang tidak pernah lelah

memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, Mec.Ac,Ak,CA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen

dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, Msi, Ak. selaku Penasehat Akademik

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama

(2)

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak. yang juga selaku Dosen Pembimbing

saya, Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji dan Bapak

Drs. Idhar Yahya, Mba, Ak. selaku Dosen Pembanding saya yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang sangat saya kasihi adik-adik saya Kori Bahana, Gilang Kurnia,

Melati Mahardika Lestari dan Bunga Indah Lestari yang selalu

memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini.

Teman-teman angkatan 2011 teristimewa Antassa, Fika, Debby, Widhy,

Reno, Adrian, Tiasa, Fani, Doly, Ahmad, Eka dan Gordon yang tidak

pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan sepanjang

masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah

diberikan selama ini dan saya sangat banggakan organisasi yang telah

mengajarkan saya banyak hal yaitu Himpunan Mahasiswa Akuntansi

(HMA) FE USU.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 Maret 2015 Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... .. 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 12

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.3.1 Tujuan Penelitian.. ... 13

1.3.2 Manfaat Penelitian... ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... .. 15

2.1Tinjauan Teoritis ... 15

2.1.1 Investasi ... 15

2.1.2 Return Saham ... 16

2.1.3 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 18

2.1.4 Earning Per Share ... 20

2.1.5 Book to Market Ratio ... 22

(4)

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3Kerangka Konseptual ... 32

2.4Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1Desain Penelitian ... 37

3.2Jenis dan Sumber Data ... 37

3.3Populasi dan Sampel Penelitian... 37

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5Definisi Operasional dan Pengurukan Variabel ... 40

3.5.1 Variabel Dependen (Y) ... 40

3.5.2 Variabel Independen (X) ... ... 41

3.5.2.1 Firm Size ... ... 41

3.5.2.2 Earning Per Share ... 41

3.5.2.3 Book to Market Ratio ... 42

3.5.3 Variabel Moderating ... 42

3.6Metode Analisis Data ... 44

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 44

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 44

3.6.1.2.Uji Multikolonearitas ... 45

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.6.1.4Uji Autokolerasi ... 46

(5)

3.6.2.2Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 48

3.6.2.3Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 49

3.6.2.4 MengujiRegresi dengan Variabel Moderating .... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1Gambaran Umum ... 52

4.2Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 52

4.2.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum Transformasi ... 55

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 55

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 57

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 58

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 59

4.2.3 Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi ... 60

4.2.3.1 Uji Normalitas Data ... 60

4.2.3.2 Uji Mulikolinearitas ... 63

4.2.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 64

4.2.3.4 Uji Autokorelasi ... 65

4.3Pengujian Hipotesis ... 66

4.3.1 Pengujian Koefisien Determinasi ... 66

4.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 67

4.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 67

4.3.3 Pengujian Regresi dengan Variabel Moderating ... 69

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu...29

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ...39

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...43

4.1 Statistik Deskriptif ...53

4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...57

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi ...57

4.4 Uji Durbin-Watson ...60

4.5 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi ...63

4.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas Setelah Transformasi ...64

4.7 Durbin-Watson Setelah Transformasi ...66

4.8 Uji Koefisien Determinasi ... 66

4.9 Hasil Uji F ... 67

5.0 Hasil Uji t ...67

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian...32

4.1 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ...55

4.2 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ...56

4.3 Diagram Scatterplot Sebelum Transformasi ... 59

4.4 Grafik Histogram Setelah Transformasi ...61

4.5 Normal Plot Setelah Transformasi ...62

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

A Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara Periode

2011-2013... 78

B Data Firm Size ...79

C Data Earning Per Share ...80

D Data Book To Market Ratio ...81

E Data Dividend Payout Ratio ...82

F Data Return Saham ...83

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Return merupakan alasan mengapa investor menginvestasikan uangnya. Investasi atau penanaman sejumlah sumber daya yang dilakukan oleh investor

bertujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi. Hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi disebut return. Emamgholipour (2013:1) menyatakan bahwa tujuan utama dari investor untuk berinvestasi di perusahaan

adalah untuk peningkatan kekayaan yang ingin dicapai melalui return saham. Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, salah satunya

adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal atau biasa dikenal dengan

investasi saham. Saham merupakan instrument yang banyak dipilih para investor

karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham juga

merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam

suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Harga saham sebagai proksi dari return

saham mudah berfluktuasi sejalan dengan pasang surut kegiatannya. Hal ini

mencerminkan bahwa investasi saham di pasar modal berisiko tinggi namun

menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Kelaziman yang sering dijumpai

adalah bahwa semakin besar return yang diharapkan (expected), semakin besar pula peluang resiko yang terjadi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu realized return atau return realisasi (return yang terjadi atau return sesungguhnya) dan

(11)

digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi (realized return) ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return

ekspektasi sifatnya belum terjadi. Pada dasarnya, return terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dalam investasi saham

capital gain (loss) dapat terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode

lalu maka investor dapat dikatakan memperoleh keuntungan modal (capital gain),

sebaliknya jika harga saham sekarang lebih rendah dari harga saham periode lalu

maka investor mengalami kerugian modal (capital loss).

Terdapat beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi return saham seperti profitabilitas dan likuiditas. Kemampuan perusahaan memperoleh laba

atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan tercermin dalam

profitabilitas. Sedangkan likuiditas menunjukkan kemampuan pendanaan

operasional perusahaan serta pelunasan kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi

profitabilitas dan likuiditas merupakan penilaian kinerja perusahaan yang

dilakukan hanya berdasarkan analisis rasio keuangannya. Oleh karena itu, diluar

rasio keuangan tersebut terdapat beberapa variabel yang memiliki pengaruh

terhadap return saham.Salah satunya adalah faktor ukuran perusahaan. Faktor ini

(12)

besar sehingga mendapatkan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Dengan demikian investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di

perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa

pasar modal lebih mudah dimasuki oleh perusahaan yang besar sehingga dengan

kesempatan ini perusahaan akan lebih optimal dalam menghasilkan output guna memaksimalkan laba yang akan diperoleh untuk membayar dividen yang semakin

besar kepada pemegang saham. Fama dan French (1992:11) membagi perusahaan

berdasarkan ukurannya (firm size) yaitu besar (big) dan kecil (small) serta berdasarkan perbandingan nilai buku terhadap nilai pasar perusahaan (book to market rasio) yaitu tinggi (high) dan rendah (low). Investor sering menggunakan

firm size sebagai indikator apakah mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi

suatu perusahaan. Firm Size atau Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan,

rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Sehingga, ukuran perusahaan

merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran

perusahaan dikaitkan dengan return saham. Hal ini tidak mengherankan karena komponen utama return saham adalah harga saham, dan harga saham seringkali digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Sehingga, semakin besar

perusahaan maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Penelitian Drew

(13)

Salah satu pendekatan penilaian harga saham menggunakan analisis rasio,

dimana pendekatan yang diambil untuk menaksir harga saham dengan

menggunakan analisis fundamental yaitu pendekatan price earning ratio (PER) dan earning per share (EPS). Price Earning Ratio (PER) adalah cara mengukur seberapa besar investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. PER dapat

menjadi indikator pertumbuhan laba dan mengindikasikan pertumbuhan laba di

masa yang akan datang. Namun, pada umumnya manajemen perusahaan,

pemegang saham biasa dan calon pemegang saham lebih tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek perusahaan di

masa depan. Informasi tentang EPS menjadi kebutuhan yang sangat mendasar

dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi

ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi sehingga keputusan yang diambil

diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan utama investor

melakukan investasi saham adalah mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan

dalam bentuk laba per lembar. EPS dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan

perusahaan, apabila EPS yang dibagikan kepada para investor tinggi maka

menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat

kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan EPS yang dibagikan

rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan manfaat

sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. EPS merupakan perbandingan

antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar.

(14)

laba menurun maka harga saham ikut turun juga, hal itu juga akan diikuti

perubahan return sahamnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham.

Keputusan investor untuk berinvestasi dilandasi oleh trade-off antara

return yang diharapkan dan risiko yang dihadapinya. Setiap investor pada umumnya mengharapkan return yang sebesar-besarnya. Namun hal ini tidak selalu dapat dicapai karena adanya kendala-kendala yang dihadapi investor.

Kendala utama yang dihadapi investor adalah risiko. Menurut Jiang dan Lee

(2009:6), rasio keuangan dan pendapatan dapat digunakan untuk memprediksi

return saham baik jangka panjang maupun jangka pendek. Investor aktif perlu memperhatikan rasio keuangan karena risiko pasar yang terjadi setiap waktu.

Risiko pasar ini adalah perubahan yang terjadi setiap waktu pada pasar modal.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengantisipasi risiko pasar seperti

risiko sistematis menggunakan Beta (β) pasar. Beta (β) pasar yaitu beta dari suatu

sekuritas terhadap pergerakan pasar. Beta pasar mengukur respon dari

masing-masing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Risiko sistematis berpotensi untuk

mempengaruhi kinerja pasar modal, kinerja perusahaan, dan nilai perusahaan.

Namun rasio keuangan paling populer yang berkaitan untuk mengantisipasi risiko

pasar antara lain Book to Market Ratio (BtM). BtM adalah perbandingan antara nilai buku per lembar saham dengan nilai pasar saham. Nilai buku per lembar

saham sangat mencerminkan nilai perusahaan dan nilai perusahaan tercermin pada

nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku per lembar saham

(15)

beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total

kewajiban, sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli

saham. Analisis Book to Market Ratio diperlukan bagi investor karena nilainya yang tinggi dapat dijadikan indikator bahwa perusahaan tersebut masih

undervalue. Ketika suatu perusahaan dinilai undervalue maka dapat dikatakan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi kurang bagus sehingga kurang mampu

memberikan keuntungan bagi para investor yang telah menanamkan modalnya.

BtM merupakan cerminan apresiasi atau penilaian investor terhadap nilai

perusahaan melalui harga saham. Menurut Pontiff dan Schall (1998:142), dalam

penelitiannya Book to Market Ratio mampu memperkirakan pengaruh antara nilai buku dengan stock return, serta menentukan apakah investor akan mendapatkan

capital gain (keuntungan) atau capital loss (kerugian) atas investasi saham yang telah dipilihnya. Menurut Ang (1997:67), book to market ratio merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan melalui

harga pasarnya. Perusahaan dengan BtM tinggi mengindikasikan bahwa pasar

menghargai perusahaan relatif lebih rendah daripada nilai buku perusahaan.

Secara teoritis rasio BtM memiliki pengaruh negatif terhadap return saham

dengan kata lain semakin tinggi rasio BtM suatu perusahaan maka semakin

rendah return saham yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya dimana perusahaan

dengan rasio BtM rendah memiliki tingkat return saham yang relatif lebih tinggi,

Fama dan French (1992:10) menyatakan nilai book to market ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja buruk dan cenderung

(16)

kurang baik. Mereka berkesimpulan bahwa BtM mempunyai hubungan negatif

terhadap return, artinya semakin besar nilai BtM maka semakin kecil return

saham suatu perusahaan.

Dividen merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang

saham yang diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Badan usaha

tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen kepada pemegang

saham biasa. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba

yang diperoleh badan usaha dan kebijakan pembagian dividen. Dalam

menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, badan

usaha menetapkan kebijakan berupa dividen payout ratio yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Dividen yang diberikan oleh

badan usaha dapat berupa dividen kas dan dividen saham. Semakin besar dividen

yang dibagikan kepada pemegang saham, maka return saham perusahaan akan dianggap semakin tinggi dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang

tercermin melalui harga saham akan semakin baik. Kebijakan Dividen adalah

keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan

guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk

membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan

selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau keuangan internal.

Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka

kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Kebijakan dividen

(17)

keadaaan seperti apa) dan berapa bagian dari laba perusahaan yang dicapai dalam

suatu periode, yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan yang

ditahan didalam perusahaan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu

meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen ini sangat penting artinya bagi

manajer keuangan, karena seorang manajer harus memperhatikan kepentingan

perusahaan, pemegang saham, masyarakat dan pemerintah.

Peneliti beranggapan bahwa kebijakan dividen menarik untuk digunakan

sebagai variabel moderasi antara firm size, earning per share dan book to market ratio terhadap return saham dalam penelitian ini, karena peneliti ingin melihat apakah kebijakan dividen akan memperkuat atau memperlemah variabel

independent terhadap return saham. Diharapkan semakin baik kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen kepada pemegang saham, maka return

saham akan dianggap semakin tinggi dengan demikian dapat memaksimumkan

nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengidentifikasi sejauh mana hubungan kebijakan dividen dapat

mempengaruhi return saham.

Perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang baik apabila perusahaan

memperhatikan stakeholder atau pemegang saham. Fenomena yang terjadi dilapangan masih sedikit perusahaan yang memikirkan cara untuk meningkatkan

nilai pemegang saham. Sebuah artikel berjudul “Low Adoption of Shareholder Value Concepts Here” dalam majalah di Singapura bernama The Business Times

tanggal terbit 14 Februari 2002 menjelaskan bahwa

(18)

pemegang saham. 90% mengatakan tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai pemegang saham namun hanya 44% yang mengambil langkah mencapai tujuan tersebut.

Dari artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa masih sedikit perusahaan

yang memperhatikan nilai pemegang sahamnya melalui nilai perusahaan.

Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin baik pula penilaian investor

terhadap perusahaan tersebut begitu pula terhadap return sahamnya. Semakin baik nilai perusahaan makan semakin tinggi pula return yang diharapkan oleh para investor dan hal itu yang menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi di suatu

perusahaan.

Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara

membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah

sektor pertambangan batubara. Sektor pertambangan batubara merupakan

kelompok emiten yang cukup diandalkan Indonesia karena Indonesia merupakan

negara yang kaya akan sumber daya alam. Perusahaan yang berada pada sektor

pertambangan juga merupakan emiten yang berbeda dengan industri lainnya.

Karena industri ini memerlukan biaya investasi yang sangat besar dan berjangka

panjang. Dengan biaya investasi yang sangat besar tentunya investor

mengharapkan return yang besar pula dan hal itu yang dapat menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan pertambangan, selain itu berinvestasi di bidang

pertambangan merupakan investasi jangka panjang seperti yang kita ketahui

(19)

perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang berjumlah 23 perusahaan

dimaksud agar penelitian ini lebih fokus untuk melihat pengaruh-pengaruh yang

terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk

meneliti perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI tahun

2011-2013.

Dalam penelitian lain, Fama dan French (1995:45) menyatakan bahwa

firm size dan book to market ratio memiliki sensitivitas terhadap faktor risiko yang juga merupakan faktor penentu pada variasi stock return dan membantu menjelaskan cross sections of average return. Bukti-bukti pada penelitian mereka menunjukkan bahwa firm size dan book to market ratio berhubungan dengan keuntungan yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh Martani, Mulyono dan

Khairurizka (2009:1) dalam penelitian “The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return”

mengatakan bahwa firm size tidak memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2003-2006.

Penelitian pada objek lain juga dilakukan oleh Emamgholipour, Pouraghanjan, Tabari, Haghparast, dan Shirsavar (2013:3) yang melakukan penelitian terhadap Tehran Stock Exchange periode 2006 – 2010 untuk menguji

return saham, dalam hubungannya dengan earning per share (EPS), Price to Earnings Ratio (P/E) dan ratio of market value to book value (M/B). Dari hasil penelitian tersebut, mereka menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan

(20)

Berbeda dengan Lestari (2012:25) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Price Earning Ratio dan Earning Per Share terhadap Retun Saham (Studi pada perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI)” yang menyatakan bahwa EPS

tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan bernilai negatif.

Arlian (2009:5) dalam penelitian “Pengaruh Profitabilitas, leverage dan

Book to Market Ratio pada Return Saham pada Perusahaan Property di BEI” menemukan hubungan negatif antara book to market ratio dan return saham yang ditandai dengan peningkatan market capitalization, dan menegaskan bahwa adanya peran informasional volume penjualan saham dan penerapannya dalam

analisis teknis. Berbeda dengan Margaretha dan Damayanti (2008:6) dalam

penelitian “ Pengaruh Price Earning Ratio, dividend yield dan Book to Market Ratio terhadap Stock Return di BEI” yang menemukan bahwa book market to ratio memiliki hubungan signifikan terhadap return saham.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini peneliti

menggunakan kebijakan dividen sebagai variable moderating untuk melihat

pengaruh kebijakan dividen terhadap hubungan antara variabel independen

dengan return saham. Untuk penelitian tentang kebijakan dividen sebagai variabel moderator di Indonesia hasil temuan Sinaga (2013:7) menunjukan bahwa

kebijakan dividentidak mampu secara signifikan memoderasi current ratio, debt to equity, return on assets, size, cash flow to debt, cash flow terhadap return

sahampada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

(21)

digunakan oleh peneliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan perusahaan pertambangan batubara yang

terdaftar di BEI dan tahun penelitian menggunakan periode terbaru yaitu

2011-2013.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap) serta perbedaan realita dan teori (fenomena gap), maka perlu diadakan penelitian mengenai hubungan antara Ukuran Perusahaan (firm size), earning per share dan

book to market ratio terhadap return saham dengan kebijakan dividen sebagai moderating variabel pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas terlihat bahwa terdapat reseach gap dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Terjadi ketidak konsistenan hasil

mengenai hubungan antara firm size, earning per share dan book to market ratio

dan return saham dengan kebijakan dividen sebagai moderating variabel. Dari uraian latar belakang juga terlihat bahwa adanya fenomena gap tentang masih

sedikitnya perusahaan yang memperhatikan nilai pemegang sahamnya melalui

nilai perusahaan yang tercermin dalam Firm Size, EPS, dan Book to market Ratio. Berdasarkan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

(research gap) sebagai berikut :

1. Apakah Firm Size, Earning Per Share dan Book To Market Ratio

(22)

2. Apakah Kebijakan Dividen mempengaruhi Firm Size, Earning per Share dan Book To Market Ratio terhadap Return saham ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di

atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan

(firm size), earning per share dan book to market ratio secara parsial maupun simultan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2011-2013.

2. Menguji dan menganalisis hubungan antara firm size, earning per share dan book to market ratio terhadap return saham dengan kebijakan dividen sebagai moderating variabel pada perusahaan

pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2011-2013.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi investor

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam

menerapkan strategi di pasar modal khususnya saham.

(23)

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam pasar modal

untuk memaksimalkan capitalization market dan kebijakan harga saham. 3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat menambah temuan dalam penelitian

serupa yang nantinya dapat dikaji ulang sehingga tercapainya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 5 orang (71,4%) dan yang paling

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

ini sem akin ber kem bang. Gambar: Komoditi Perkebunan.. Jenis kom odit i unggulan yang dibudidayakan m asyar akat kabupat en. ini adalah t anam an kelapa kopi, kelapa saw it ,

Dari analisis data hasil penelitian, didapatkan penerapan teknik Catatan: TS dalam pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII

Capaian Program Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan prasarana perkantoran/aparatur secara memadai dan sesuai dengan

3.4 Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

Batas waktu maksimal yang telah ditentukan untuk melaporkan SPT ke Kantor Pajak adalah tiga bulan setelah akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan

7.. For the three months ended 31 March 2016, severance costs were incurred from cost reduction programs implemented by the Group. Litigation and legacy tax Litigation charges