• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengelolaan Data Tebu Secara Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman Pengelolaan Data Tebu Secara Online"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Subsektor perkebunan mempunyai peranan penting dalam

perekonomian Indonesia. Salah satu komoditas utama di subsektor

perkebunan adalah tebu, dimana tebu mempunyai peranan penting

dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional. Dalam rangka mendukung

perencanaan pembangunan pertanian khususnya peningkatan produksi

tebu, dukungan data dan informasi terkait komoditas tebu sangat

diperlukan agar kebijakan yang diambil tepat dan terarah.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebagai salah satu

unit instansi di Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk

mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan membuat kajian

komoditas utama perkebunan, yang berguna untuk membantu dalam

perumusan kebijakan, perencanaan, evaluasi dan monitoring oleh para

pengambil kebijakan.

Data produksi tebu/gula yang tersedia saat ini dalam periode

data tahunan dengan periode pelaporan triwulanan, data dilaporkan

secara berjenjang dari tingkat kecamatan-kabupaten-provinsi- pusat

(Ditjen Perkebunan). Sumber data produksi gula didapatkan dari dinas

yang membidangi subsektor perkebunan Provinsi dan 65 pabrik gula

yang tersebar 9 Provinsi di Indonesia. Mengingat kebutuhan

perencanaan dan pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat oleh

pimpinan maka diperlukan Pemenuhan data bulanan secara real time

(4)

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Untuk mendapatkan data komoditas tebu/gula secara real time,

akurat dan tepat maka perlu dilakukan pelaporan data tebu/gula

berbasis online yang langsung didapatkan dari pabrik gula yang

memiliki pelaporan bulanan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) dan

Direktorat Jenderal Perkebunan bersama-sama merintis Pengelolaan

Data Tebu Nasional Secara On-Line dalam kerangka proyek Establishing

National Agrifood Information System and Developing Human Resource

in Indonesia yang merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia

dengan Korea Selatan.

1.2 Landasan Hukum dan Operasional

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

2. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perkebunan

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian

4. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

53/Permentan/Kb.110/10/2015 Tentang Pedoman Budidaya Tebu

Giling Yang Baik

5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3599/Kpts/DP.310/10/2009

(5)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

1.3.Tujuan

Tujuan disusunnya Buku Pedoman ini adalah:

1. Sebagai pedoman dalam melakukan pengumpulan data tebu/gula

nasional secara online.

2. Sebagai pedoman dalam melakukan pengolahan dan penyusunan

statistic tebu/gula Kristal putih secara nasional.

1.4.Ruang Lingkup

Ruang lingkup Buku Pedoman Pengumpulan Data Tebu/Gula

Nasional Secara Online meliputi:

a. Metodologi pengumpulan data tebu

b. Organisasi tim pengumpulan data tebu

c. Pengolahan data tebu

d. Penyajian Data Tebu Bulanan

Sementara, ruang lingkup kegiatan ‘Pengelolaan Data Tebu Nasional secara Online’ akan dilakukan di 65 (enam puluh lima) PG

(6)
(7)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

BAB II. METODOLOGI

2.1. Alur Pengumpulan Data

Organisasi pengumpulan data tebu nasional secara online

digambarkan pada Gambar 2.1. Pengumpulan data dilakukan oleh Pabrik

Gula. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dientry pada system

pelaporan data tebu/gula Kristal putih dan dikirim ke server pusat. Data

yang dikirim oleh Pabrik Gula dianggap valid apabila telah diverifikasi dan

divalidasi serta disetujui oleh Kantor Direksi dari Pabrik Gula yang

bersangkutan.

(8)

6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2.2. Periode Pelaporan Data

Periode pelaporan data tebu/gula kristal putih yang dilaporkan oleh

Pabrik Gula adalah dua mingguan, dengan ketentuan sbb.:

Tabel 1. Tanggal pelaporan dan cakupan data tebu/gula Kristal putih

2.3.Tugas dan Tanggung jawab

Setiap institusi yang terkait dengan organisasi pengelolaan data tebu

nasional secara online ini mempunyai tugas dan tangung jawab sebagai

berikut:

1. Pabrik Gula

Pabrik Gula melakukan pengumpulan data dari lapangan dan

mengirimkannya ke server pusat. Dalam melakukan pengumpulan data,

Pabrik Gula melakukan koordinasi unit-unit kerja di dalamnya.

2. Kantor Direksi melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang

dikumpulkan dan dikirim oleh Pabrik Gula. Dalam melakukan kegiatan

ini, Kantor Direksi berkoordinasi dengan pabrik Gula yang ada di

bawahnya.

3. Kementerian Pertanian dalam hal ini adalah Pusdatin dan Direktorat

(9)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7 pengumpulan dan pengiriman data tebu/gula kristal putih secara online.

Disamping itu, melakukan rekapitulasi data yang terkumpul pada server

serta membuat laporan sesuai dengan keperluan unit kerjanya.

2.4. Data yang dikumpulkan

Variabel data yang akan dikumpulan melalui kegiatan ini mencakup:

a. Luas tanaman tebu yang diusahakan oleh pabrik gula

b. Luas Panen Tebu Sendiri (TS), Tebu Rakyat Kemitraan (TRK), dan

Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

c. Produksi Tebu/Gula TS, TRK, dan TRM

d. Rendemen Tebu TS, TRK, dan TRM

e. Produktivitas Tebu/Gula TS, TRK, dan TRM

f. Produksi tetes dari Tebu TS, TRK, dan TRM

2.5. Konsep dan Definisi

Luas tanaman awal bulan: jumlah tanaman tebu yang ada di lahan

pada awal bulan laporan.

Luas tanaman rusak: jumlah tanaman tebu yang rusak dikarenakan

oleh hama/penyakit, kebanjiran, kekeringan, dll pada periode bulan laporan.

Luas penanaman baru: jumlah penanaman tebu yang ada pada

periode bulan laporan. Penanaman tebu bisa berupa PC, R1, R2, R3, R4, maupun BR.

Tanaman plant cane (PC): tanaman tebu yang pertama kali di tanam

(10)

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tanaman ratoon cane (R): tanaman tebu yang yang berasal dari

tanaman tebu sebelumnya yang telah ditebang, kemudian tunggulnya dibiarkan bertunas lagi dan dilakukan perawatan tanpa perlu menanam bibit lagi dari awal.

R1: tanaman ratoon yang berasal dari keprasan tanaman PC yang telah ditebang sebelumnya (baru sekali dikepras).

R2: tanaman ratoon yang berasal dari RC1 yang dikepras setelah ditebang sebelumnya(dua kali dikepras).

R3: tanaman ratoon yang berasal dari RC2 yang dikepras setelah ditebang sebelumnya (tiga kali dikepras).

R4: tanaman ratoon yang berasal dari RC3 yang dikepras stelah ditebang sebelumnya (empat kali dikepras).

Bongkar Ratoon (BR): tanaman tebu yang ditanam dari

pembongkaran tanaman tebu yang sudah ada sebelumnya. Lahan tebu yang sudah ditebang terlebih dahulu dilakukan persiapan dan

pengolahan tanah baru kemudian dilakukan penanaman

menggunakan bibit.

Varietas Genjah (masa awal): varietas yang mencapai masak

optimal < 12 bulan.

Varietas Sedang (masa tengah): varietas yang mencapai masak

optimal pada umur 12-14 bulan.

Varietas Dalam (masa akhir): varietas yang mencapai masak optimal

pada umur lebih dari 14 bulan.

Luas Areal Tebu : jumlah areal untuk usaha budidaya tanaman

berupa kegiatan perluasan, peremajaan (bongkar ratoon) maupun intensifikasi (rawat ratoon) yang dinyatakan dalam satuan Ha.

Luas Panen Tebu : jumlah areal yang dipanen sekali atau lebih pada

periode bulan laporan, yang dinyatakan dalam satuan Ha.

Produksi Tebu : jumlah tebu yang dihasilkan dari areal kebun tebu

yang dipanen dinyatakan dalam satuan ton.

Produktivitas Tebu : jumlah tebu yang dihasilkan dibagi areal yang

(11)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

Rendemen tebu : jumlah hablur yang dihasilkan dibagi tebu yang

diolah dinyatakan dalam prosen (%).

Produksi Gula : jumlah gula yang dihasilkan dari areal kebun tebu

yang dipanen, dinyatakan dalam satuan ton.

Tetes tebu atau molases: merupakan salah satu produk hasil dari

pengolahan gula tebu yang masih mengandung gula dan juga asam organic. Molases memiliki bentuk berupa cairan yang kental berwarana coklat. Molases juga memiliki kandungan sukrosa yang cukup tinggi yaitu 48%-55% sehingga molases ini seringkali dijadikan bahan baku untuk pembuatan etanol.

Produktivitas Gula : jumlah gula yang dihasilkan dibagi areal yang

dipanen dinyatakan dalam satuan ton/ha.

Taksasi : perkiraan produksi, produktivitas tebu/gula dan rendemen

dari areal tanaman tebu yang diusahakan dalam periode 1 (satu) kali musim tanam.

Realisasi : jumlah produksi tebu/gula yang dihasilkan dari areal tebu

yang ditanam/dikelola dalam satuan ton mulai awal giling hingga akhir giling.

Kapasitas Giling Terpasang: kemampuan PG untuk

menggiling/mengolah tebu sesuai dengan desain mesinnya yang dinyatakan dalam satuan Ton Tebu per Hari (TTH) atau Tone Cane Per Day (TCD).

Kapasitas Giling Eksklusif : kemampuan PG untuk

menggiling/mengolah tebu dengan jam berhenti tidak dihitung, yang dihitung hanya jam efektif untuk menggiling tebu dalam 1 (satu) hari (24 jam giling). Misal dalam 1 hari hanya giling 22 jam dengan tebu yang digiling 8.000 ton, maka kapasitas Eksklusifnya adalah : 8.000/22 x 24 = 8.727 TTH.

Kapasitas Inklusif : kemampuan PG untuk menggiling/mengolah

(12)

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tebu Sendiri (TS) : kebun tebu yang diusahakan oleh perusahaan

ditanam di lahan HGU (Hak Guna Usaha) maupun lahan sewa dari rakyat.

Tebu Rakyat (TR) : kebun tebu yang diusahakan oleh petani di lahan

rakyat (milik sendiri atau sewa).

Tebu Rakyat Kemitraan (TRK): adalah kebun tebu yang diusahakan oleh

petani di lahan rakyat dimana terjalin kemitraan antara perusahaan dan petani.

Tebu Rakyat Mandiri (TRM): adalah kebun tebu yang diusahakan oleh

petani di lahan rakyat dimana tidak terjalin kemitraan antara perusahaan dan petani.

Hablur : gula murni dalam bentuk kristal (1 ton hablur = 1,003 ton

gula).

Sukrosa/gula sukrosa : nama kimia dari gula (C12 H22 011) dan gula

ini digunakan dalam berbagai produk maupun di rumah tangga.

Gula Kristal Putih (GKP) : gula berbentuk kristal putih dengan nilai

ICUMSA 81-300, untuk konsumsi langsung rumah tangga.

ICUMSA : International Comitee for Uniform Measurement on Sugar

Analisis (untuk kejernihan gula).

Bilangan ICUMSA : suatu parameter nilai kemurnian yang berkaitan

dengan warna gula yang diukur berdasarkan standar nternasional dalam satuan International Unit (IU).

2.6. Jenis dokumen

Daftar yang digunakan dalam kegiatan ‘Pengelolaan Data Tebu Nasional Secara Online’ adalah Daftar ‘Laporan Data Tebu/Gula Kristal Putih (LD-TG)’ (terlampir). Pengumpulan dan pengiriman data dilakukan secara

(13)
(14)

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2.7. Tata cara pengisian daftar

Blok I. PENGENALAN TEMPAT

1. Tuliskan nama perusahaan/kantor administrator perkebunan tebu

yang resmi digunakan perusahaan

a. Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor Administratur perkebunan yang biasa digunakan dalam surat menyurat melalui

pos, beserta kode pos, nomor telepon, alamat e-mail dan nomor

faksimili

b. Tuliskan nama provinsi letak perusahaan/kantor administrator

beserta kodenya

c. Tuliskan nama kabupaten/kota letak perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya

d. Tuliskan nama kecamatan letak perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya

e. Tuliskan nama desa/kelurahan letak perusahaan/kantor

administrator, beserta kodenya

f. Tuliskan nama responden atau pemberi jawaban dari kuesioer ini

dan,

g. Tuliskan nomor handphone sesuai nama pada Rincian f.

h. Coretlah pilihan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

saat pencacahan.

Kantor Administratur adalah suatu unit kegiatan ekonomi/usaha yang

(15)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13 2. Isikan nama kantor pusat

a. Tuliskan alamat lengkap Kantor Pusat perkebunan yang biasa digunakan dalam surat menyurat melalui pos, beserta kode pos,

nomor telepon, alamat e-mail dan nomor faksimili.

b. Tuliskan nama provinsi letak kantor pusat

c. Tuliskan nama kabupaten/kota letak kantor pusat

Kantor Pusat adalah perusahaan/usaha yang mempunyai

cabang/perwakilan unit pembantu di tempat lain yang secara

administratif melakukan pengkoordinasian kegiatan dan

pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan/unit

pembantunya.

Blok II. KETERANGAN PETUGAS

• Tuliskan nama pencacah, tanggal melakukan pendataan serta tanda

tangan

• Tuliskan nama pemeriksa, tanggal melakukan pemeriksaan daftar

serta tanda tangan

Blok III. KETERANGAN PERUSAHAAN

1. Pilihlah status permodalan/pemilikan perusahaan, apakah (1) PMDN

atau (2) PMA

2. Pilihlah bentuk badan hukum perusahaan, apakah (1) PTPN atau (2)

Perusahaan daerah, (3) Persero, (4) Perum, (5) PT, atau (6) Lainnya,

(16)

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3. Tuliskan tahun berdiri atau mulai beroperasinya perusahaan

4. Informasi apakah perusahaan melaksanakan kemitraan, (1) Ya, (2)

Tidak

5. Informasi apakah perusahaan mempunyai kebun plasma yang belum

dikonversi, (1) Ya, (2) Tidak

6. Informasi apakah perusahaan mempunyai unit pengolahan

produksi, (1) Ya, (2) Tidak

Blok IV. LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PRODUKSI TEBU YANG DIGILING

A. Tuliskan target produksi gula Kristal putih yang akan diproduksi

selama periode tahun ini dalam satuan ton

B. Tuliskan luas tanaman tebu yang diusahakan oleh PG yang berasal

dari kebun sendiri dalam satuan Ha, yang meliputi:

• Kolom (1) Luas tanaman awal bulan laporan,

• Kolom (2) Luas penamanan yang dilakukan pada bilan laporan,

• Kolom (3) Luas yang dilakukan pemanenan pada bulan laporan,

• Kolom (4) Luas tanaman yang rusak yang terjadi pada bulan

laporan, dan

• Kolom (5) Luas tanaman pada akhir bulan laporan, yang dihitung

dari Kolom (5) = Kolom (1) + (2) – (3) – (4).

Uraian kolom (2) Luas Penanaman Baru pada bulan ini akan

berdasarkan :

• Kolom (1) Isikan rincian luas untuk masing-masing penanaman

(17)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15 • Kolom (2) Tulisakan kondisi tanaman baru tersebut sesuai

dengan katagori sbb.:

✓ Kode 1 untuk PC atau merupakan tanaman yang benar-benar

ditanam dari bibit.

✓ Kode 2 untuk tanaman yang berasal dari ratoon pertama

✓ Kode 3 untuk tanaman yang berasal dari ratoon kedua

✓ Kode 4 untuk tanaman yang berasal dari ratoon ketiga

✓ Kode 5 untuk tanaman yang berasal dari ratoon keempat

✓ Kode 6 untuk katagori lainnya

• Kolom (3) Tulisakan varietas tanaman tebu untuk masing-masing

luasan yang ada di Kolom (1).

• Kolom (4) Kondisi lahan yakni : kode 1 bila lahan sawah dan Kode

2 bila lahan tegalan

• Kolom (5) Status lahan, yakni: Kode 1 bila lahan sendiri, Kode 2

bila lahan sewa dan Kode 3 bila lahan lainnya.

C. Luas panen dan produksi dari kebun sendiri/inti

Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:

• Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)

• Jumlah tebu yang digiling dari kebun sendiri/inti dalam Ton pada

Kolom (3).

• Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha

pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).

• Tuliskan randemen tebu dalam persen pada Kolom (5),

• Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton

(18)

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian • Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan

Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)

• Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

D. Luas panen dan produksi dari Tebu Rakyat Kemitraan (TRK)

Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:

• Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)

• Jumlah tebu yang digiling dari tanaman rakyat yang dibeli dalam

Ton pada Kolom (3).

• Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha

pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).

• Tuliskan randemen tebu dalam persen pada Kolom (5),

• Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton

pada Kolom (6) = Kolom (3) x Kolom (5)

• Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan

Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)

• Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

E. Luas panen dan produksi dari Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

Berdasarkan rincian pada Kolom (1) Asal kabupaten, maka:

• Tuliskan luas panen dalam Ha pada Kolom (2)

• Jumlah tebu yang digiling dari tanaman perkebunan lain dalam

Ton pada Kolom (3).

• Hitunglah produktivitas tebu yang digiling dalam satuan Ton/Ha

pada Kolom (4) = Kolom (3) / Kolom (2).

(19)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17 • Hitunglah jumlah gula Kristal putih hasil giling dalam satuan ton

pada Kolom (6) = Kolom (3) x Kolom (5)

• Hitunglah produktivitas gula kristal hasil giling dalam satuan

Ton/ha pada Kolom (7) = Kolom (6) / Kolom (2)

• Tuliskan jumlah Tetes pada Kolom (8).

F. Mekanisme pembelian tebu yang digiling

Mekanisme pembelian tebu yang digiling dibedakan berdasarkan

atas TS, TR Kemitraan dan TR mandiri. Isikan proporsi dalam persen

(%) untuk masing-masing kepemilikan tebu tersebut berdasarkan

metode pembelian, yakni secara bagi hasil pada Kolom (2), Beli

Putus pada Kolom (3), dan Jumlah pada Kolom (4).

Blok V. PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI GULA KRISTAL PUTIH DI PABRIK GULA

A. PERSEDIAAN

1. Persediaan awal bulan ini: isikan jumlah gula Kristal putih yang

tersedia pada awal bulan laporan (dalam ton).

2. Produksi bulan ini: isikan jumlah gula Kristal putih yang

diproduksi pada bulan laporan (dalam ton).

B. DISTRIBUSI

1. Dijual di dalam negeri.

a. Di dalam provinsi: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual

di dalam provinsi (dalam ton).

b. Di luar provinsi: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual di

(20)

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2. Dijual di luar negeri: isikan jumlah gula Kristal putih yang dijual ke luar negeri (dalam ton).

3. Rusak/hilang/susut: isikan jumlah gula Kristal putih yang rusak/hilang/susut (dalam ton).

4. Lainnya: isikan jumlah gula Kristal putih digunakan untuk kepentingan lainnya (dalam ton).

C. PERSEDIAAN PADA AKHIR BULAN INI: merupakan hasil perhitungan dari

(A1 + A2 - B1 - B2 - B3 - B4).

D. RATA-RATA HARGA LELANG: Isikan rata-rata harga lelang gula kristal putih

(21)
(22)

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

BAB III. PENGOLAHAN DAN LAPORAN DATA

3.1. Mekanisme Pengolahan Data

a. BPS Kabupaten Kota melakukan pengolahan data (editing/coding,

validasi, verifikasi, entri, dan update) daftar LD-TG

b. Hasil pengolahan Daftar LD-TG di BPS Kabupaten/Kota (database)

dikirimkan ke Distan/Disbun Kabupaten /Kota setiap bulan.

c. Berdasarkan hasil pengolahan Daftar LD-TG yang diperoleh dari BPS

Kabupaten Kota, Distan/Disbun Kabupaten/Kota:

- Membuat rekap tingkat kabupaten/kota mengirimkan ke

Distan/Disbun Provinsi.

- Mengirimkan database hasil pengolahan data ke Distan/disbun

Provinsi.

d. Distan/Disbun Provinsi membuat rekapitulasi tingkat provinsi dan

mengirimkan ke Kementerian Pertanian

e. BPS Kabupaten/Kota mengirimkan database hasil pengolahan ke BPS

Provinsi. Selanjutnya Provinsi mengirimkan ke BPS.

f. BPS mengirimkan database ke Kementan.

3.2. Pengolahan Laporan Data Tebu/Gula (Daftar LD-TG)

a. Editing dan Coding

Dalam editing dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan,

(23)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21 Daftar LD-TG, periksalah isian kode provinsi, kabupaten, kecamatan,

bulan, tahun, kode pilihan pertanyaan apakah tealah sesuai dengan

kode yang ditetapkan.

b. Pengecekan kolom-kolom

➢ Luas Tanaman Tebu yang diusahakan PG (Kebun sendiri) dalam

Hektar (Ha)

Luas Panen dalam

Bulan ini Luas Rata-rata umur

Tanaman (Bulan)

Rata-rata umur : satuan bulan berkisar antara 1-9 bulan

➢ Luas Panen dan Produksi dari Kebun Sendiri/Inti

➢ Luas Panen dan Produksi dari Tanaman Rakyat yang Dibeli

➢ Luas Panen dan Produksi dari Perkebunan lain

Produktivitas Gula Kristal

(Ton/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Cirebon 10 47 4,70 8,22 3,86 0,386 1,41

2. Kuningan 15 58 3,87 7,77 4,51 0,300 2,90

3. Majalengka 15 78 5,20 6,94 5,41 0,361 3,51

4. Indramayu 10 37 3,70 6,95 2,57 0,257 2,04

5. Brebes 20 85 4,25 7,40 6,29 0,315 2,55

JUMLAH 70 305 4,36 7,42 22,64 0,323 12,41

(24)

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Konsistensi antar kolom :

✓ Kolom (4) = kolom (3) / kolom (2)

1. Rekapitulasi tingkat Kabupaten/Kota yaitu RKLD-TG, dilakukan

dengan menjumlahkan data luas tanam, luas panen , dan

produksi yang terdapat di Daftar LD-TG.

2. Rekapitulasi tingkat Provinsi yaitu RPLD-TG, dilakukan dengan

menjumlahkan data luas tanam, luas panen , dan produksi

yang terdapat di Daftar LD-TG menggunakan program

pengolahan Sistem Pengelohan Data Tebu Nasional Secara

(25)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23 3. Rekapitulasi tingkat Nasional :

➢ Rincian per provinsi

➢ Rincian per pabrik gula/administratur.

3.3. Perhitungan hasil per hektar/produktivitas tebu dan produktivitas

gula kristal.

A. Tingkat Kabupaten

Rki : hasil per hektar untuk kabupaten/kota ke-i (ton/ha)

Pki : produksi tebu /gula kristal yang digiling

kabupaten/kota ke-i (ton)

Lki : luas areal panen tebu kabupaten/kota ke-I (ha)

B. Tingkat Provinsi

Rprov : hasil per hektar untuk suatu provinsi (ton/ha)

Rki : hasil per hektar tebu yang digiling kabupaten/kota

ke-i (ton/ha)

(26)

24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian RkiLki : jumlah produksi tebu/gula kristal (hasil per hektar x

luas panen) kabupaten/kota ke-i

3.4. Ramalan Produksi Tebu

Salah satu hasil dari kegiatan ini adalah peramalan produksi tebu dan

produksi gula Kristal putih dengan menggunakan data luas tanam atau

dengan menggunakan data luas tanam akhir bulan ini dan informasi

umur rata-rata tanaman.

Luas Panen yang berasal dari kebun sendiri :

Luas Panen KS bulan ke (t+8) = Luas tanam bulan ke t * konversi tanam

ke panen (95% -100%)

Luas Panen yang berasal dari kebun rakyat/perusahaan perkebunan lain:

Luas Panen KR dan KB bulan ke-(t+8) =

Luas Panen Total Provinsi = Luas Panen KS bulan ke (t+8) + Luas Panen

KR dan KB bulan ke-(t+8)

(27)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

3.5. Pelaporan Hasil Pengolahan Data

Pelaporan data dari tingkat kabupaten/kota maupun provinsi dibuat

seragam, baik bentuk tabel, satuan berat, bentuk hasil, maupun waktu dan

satuan wilayah untuk memudahkan pengolahan selanjutnya. Laporan dari

kabupaten/kota akan dijadikan dasar penyusunan laporan tingkat provinsi,

demikian juga laporan provinsi menjadi dasar untuk penyusunan angka

nasional. Dengan adanya laporan yang seragam tersebut akan lebih

mudah melakukan kompilasi data laporan kabupaten/kota dan provinsi.

Data yang dikumpulkan melalui Daftar LD-TG meliputi data luas, data

produktivitas dan produksi tebu/gula kristal putih (GKP). Data

dikumpulkan oleh petugas di tingkat kabupaten/kota untuk kemudian

diolah dan dikirim ke server Pusdatin Kementerian Pertanian baik secara

online.

3.6. Pelaporan untuk Kabupaten/Kota

Pelaporan dan Pengiriman Daftar LD-TG dan Daftar Rekapitulasi LD-TG

(RK LD-TG)

BPS Kabupaten/Kota mengirimkan (upload) Database-LD-TG ke BPS

Provinsi dan Kementerian Pertanian.

Berdasarkan data dari Daftar LD-TG, Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota

membuat rekap kabupaten dalam Daftar Rekap LD-TG (RK TL-TG) dan

mengirimkan ke Dinas Perkebunan Provinsi.

Rekapitulasi Daftar LD-TG dibuat 4 (empat) rangkap oleh Dinas

Perkebunan Kabupaten/Kota dan dikirim ke:

(28)

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian b) Dinas Perkebunan Propinsi

c) BPS Kabupaten/Kota

d) Arsip di Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota

Jenis Dokumen Hasil Rekap Kabupaten meliputi :

1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Pabrik Gula

2. Rekap Luas Panen Tebu Menurut Pabrik Gula

3. Rekap Produksi Tebu Menurut Pabrik Gula

4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Pabrik Gula

5. Rekap Produksi Gula Menurut Pabrik Gula

6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Pabrik Gula

3.7. Pelaporan Untuk Provinsi

Pelaporan dan Pengiriman Daftar Rekapitulasi LD-TG (RP LD-TG)

Berdasarkan RK LD-TG dari Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota, Dinas

Perkebunan Provinsi membuat rekapitulasi tingkat provinsi

menggunakan Daftar RP TG sesuai periode dan bentuk laporan

LD-TG.

RP LD-TG dibuat rangkap 3 (tiga), selanjutnya dikirim ke :

a) Ditjen Perkebunan/Pusdatin.

b) BPS Provinsi.

c) Arsip Dinas Perkebunan Provinsi.

Jenis Dokumen Hasil Rekap Provinsi meliputi :

1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Kabupaten/Kota

(29)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

3. Rekap Produksi Tebu Menurut Kabupaten/Kota

4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Kabupaten/Kota

5. Rekap Produksi Gula Menurut Kabupaten/Kota

6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Kabupaten/Kota

3.8. Pelaporan Tingkat Nasional

Pelaporan Daftar Rekapitulasi LD-TG (RN LD-TG)

Berdasarkan RP LD-TG dari Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota, Ditjen

Perkebunan/Pusdatin membuat rekapitulasi tingkat provinsi

menggunakan Daftar RN TG sesuai periode dan bentuk laporan

LD-TG.

RN LD-TG dibuat rangkap 3 (tiga), selanjutnya dikirim ke :

a) Kementerian Pertanian.

b) BPS RI.

c) Arsip Dtjen Perkebunan/Pusdatin.

Jenis Dokumen Hasil Rekap Nasional meliputi :

1. Rekapitulasi Luas Tanam Tebu Menurut Provinsi

2. Rekap Luas Panen Tebu Menurut Provinsi

3. Rekap Produksi Tebu Menurut Provinsi

4. Rekap Produktivitas Tebu Menurut Provinsi

5. Rekap Produksi Gula Menurut Provinsi

6. Rekap Persediaan dan Distribusi Menurut Provinsi

(30)

28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 1.

Kabupaten :

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PABRIK GULA HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA

PG Bulan

TABEL 2.

REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PABRIK GULA HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN SWASTA

(31)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29 1. Rekapitulasi Kabupaten (Secara lengkap ada di File Excell)

Contoh Draft

2. Rakapitulasi Provinsi (Secara lengkap ada di File Excell) Contoh Draft

3. Rakapitulasi Nasional (Secara lengkap ada di File Excell) Kabupaten :

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT KABUPATEN HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA

Kabupaten Bulan

TABEL 2.

REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT KABUPATEN HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN SWASTA

(32)

30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Contoh Draft

INDONESIA

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Juli Agustus September Oktober November Desember

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PROVINSI HASIL KEBUN SENDIRI / PERKEBUNAN NEGARA

PROVINSI Bulan

TABEL 2.

(33)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

Gambar 2.1. Alur pengumpulan data tebu/gula
TABEL 1.REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PABRIK GULA
TABEL 1.REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT KABUPATEN
TABEL 1.REKAP LUAS TANAM TEBU MENURUT PROVINSI

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui mengenai komponen pengendalian intern di sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti gender dan kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi

meningkat menjadi 10 siswa yang belum tuntas dan 20 siswa yang tuntas atau telah mencapai batas kriteria minimum 60 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat

3) Menggunakan busi pijar, tetapi kurang efektif untuk kamar pusar yang besar, karena mesin tidak mudah di starter.. Karena roda gigi antara menghubungkan poros engkol dan

Untuk mengetahui peningkatan keprofesionalan dilihat dari peningkatan kualitas hasil pengembangan perangkat perkuliahan ( teaching material ), kemampuan penguasaan

Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di Puskesmas, keluarga binaan dan masyarakat binaan bersama pemegang program Perkesmas dan pelaksana program.. Penyuluh kesehatan

Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta bulan Mei 2008 mencapai 855,76 juta dollar Amerika, meningkat sebesar 10,29 persen dari bulan April 2008 yang mencapai 775,91 juta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia, teknologi informasi, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap