35
HASIL PENELITIAN 4.1Diskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung semester I setelah dilakukan pengamatan sebelum melakukan penelitian, belum menunjukkan hasil belajar yang memuaskan atau belum mencapai target kriteria ketuntasan minimal yang ada, dengan kriteria ketuntasan minimal 60.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas 5 sudah baik akan tetapi
metode yang digunakan dengan ceramah pada saaat mengajar, guru memberikan materi dan siswa mendengarkan sambil mencatat, pelajaran IPA menjadi serasa pelajaran membosankan. Saat siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tak banyak dari siswa yang mengajukan pertanyaan selanjutnya pada akhir kegiatan pembelajaraan saat diambil penilaian ternyata hasil belajar siswa belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum. Statistik deskriptif kondisi awal dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Skorawal 30 40 98 61.93 16.269
Valid N (listwise) 30
Dapat terlihat dari nilai ulangan kelas 5 SD Negri 2 Sidorejo Temanggung diperoleh hasil belajar IPA siswa yang masih belum memuaskan, masih ada sejumlah siswa yang belum tuntas atau belum mencapai batas kriteria minimum sekolah yaitu 60. Hasil belajar ulangan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Prasiklus
Rentang Nilai Keterangan Jumlah siswa %
40-49 Belum Tuntas 5 16,7 %
60-69 Tuntas 6 20 %
70-79 Tuntas 5 16,7%
80-89 Tuntas 3 10 %
90-100 Tuntas 2 6,6 %
Jumlah - 30 100 %
Tuntas - 16 53,3 %
Belum tuntas - 14 46,7 %
Dilihat dari hasil belajar kondisi awal, IPA kelas 5 mendapat hasil yang masih rendah, hasil IPA siswa yang belum tuntas ada 14 anak atau 53,3 %. Siswa yang tuntas batas kriteria minimum dengan mencapai nilai batas minimum ada 16 anak atau 46,7 %.
Peneliti dengan melihat kondisi pembelajaran IPA yang hasilnya belum memenuhi target kriteria ketuntasan minimum melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA dengan suatu model pembelajaran Group Investiogation. Suatu metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.Model pembelajaran ini mengaktifkan siswa, dengan dilakukan secara berkompetisi dapat menarik perhatian dan membangkitkan keingintahuan siswa sehingga siswa termotivasi untuk berfikir, mengetahui dan memperoleh pengalaman belajar.
4.2Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Siklus I
a. Tahap perencanaan
Dari perolehan hasil belajar kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo yang masihbelum mencapai target kriteria ketuntasan minimum dan hanya beberapa anak tuntas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, sebelumnya peneliti melakukan persiapan diantaranya
1) Membuat skenario pembelajaran dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Menyiapkan sarana untuk melaksanakan pembelajaran seperti alat-alat
3) Membicarakan skenario dengan guru dan membuat kesepakatan sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
b.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model Group Investigation kemudian tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, yang dilakukan pada tahap ini adalah :
Pertemuan pertama a. Tahap persiapan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan Apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajarandengan memberi salam, menyiapkan siswa untuk menerima pembelajaran, mengajak berdoa, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan siswa sebelum memulai pembelajaran. Setelah memotivasi dan memfokuskan siswa guru selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Penyajian materi pembelajaran Kegiatan inti
Pada kegiatan penyajian materi pembelajaran atau kegiatan inti guru mencoba memberikan sebuah persoalan dengan menayangkan sebuah video yang berhubungan dengan pembelajaran perubahan sifat benda, guru memacing siswa untuk bertanya, apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda, guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru menuliskan beberapa pertanyaan dari siswa di papan tulis lalu guru mendorong siswa untuk mencari tahu sendiri jawabannya. .
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup ini yang dilakukan guru adalah memberi kesimpulan dari
Pertemuan kedua a. Tahap persiapan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajaran dengan memberi salam, menyiapkan siswa untuk menerima pemenbelajaran, mengajak berdoa, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan siswa sebelum memulai pembelajaran.Setelah memotivasi dan memfokuskan siswa guru selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Penyajian materi pembelajaran Kegiatan inti
Guru menanyakan soal materi yang berhubungan dengan perubahan sifat benda apakah masih mengingat, guru membagi kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan. Saat siswa melakukan investigasi guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan.Setelah siswa selesai melakukan investigasi guru membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya. c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok. guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi dan siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang sudah ditentukan.
C . Pengamatan
Hasil pengamatan dari siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation
berbantu media nyata, terlihat siswa terlibat dalam perolehan pengalaman belajar, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran guru menfasilitasi dan melibatkan siswa dalam tiap
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran IPA selama proses pembelajaran sebagai terlihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Tindakan Model Pembelajaran Group Investigation
Aspek Yang Diamati Tindakan
1. Guru memberi salam,mengajak berdoa sebelum memulai pembelajaran
√
2. Guru memusatkan perhatian siswa dengan tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
√
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ 4. Guru menayangkan video mengenai berbagai penyebab
perubahan sifat benda
√
5. Guru memancing siswa untuk bertanya , apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda
√
6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
√
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan
√
8. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan
-
9. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya
√
10.Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok
√
11.Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan
√
12.Guru memberi kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi
√
13.Guru membagikan soal evaluasi √
Hasil belajar siklus I
Sebelum pembelajaran dilakukan pretes, selanjutnya pada akhir pertemuan siklus I dilakukan postes untuk melihat pencapaian materi pembelajaran yang telah dilaksanakan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai.Statistik deskriptif hasil pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 4.4.berikut
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Pretes dan Postes Siklus I Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skorpretes1 30 40 98 59.90 15.994
skorpostes1 30 40 90 71.67 15.555
Valid N (listwise) 30
Postes dilakukan dengan menggunakan soal tes pilihan ganda , 20 soal pilihan ganda , hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Skor Postes Hasil Belajar Siklus I Rentang nilai Keterangan Jumlah siswa %
40-49 Belum Tuntas 2 6,7 %
50-59 Belum Tuntas 8 26,7 %
60-69 Tuntas -
70-79 Tuntas 5 16,67 %
80-89 Tuntas 11 36,7 %
90-100 Tuntas 4 13,2 %
Jumlah - 30 100 %
Tuntas - 20 66,7 %
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh nilai hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.3, hasil data sebagai subyek penelitian kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung dari jumlah siswa satu kelas ada 30 siswa, terdapat 20 siswa yang tuntas atau 66,7 %, dan terdapat 10 siswa yang belum tuntas atau 33,3 %
c. Refleksi
Siklus I yang sudah dilaksanakan kemudian di amati untuk melihat kekurangan yang ada dalam sikuls I dan di perbaiki pada siklus II, hal-hal yang perlu diberbaiki dalam melaksanakan pembelajaran dengan model Group Investigation berbantu media
nyata kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung untuk pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu:
1. Memberikan pola atau aturan tempat duduk untuk siswa, antara siswa yang pintar atau siswa yang bisa dengan siswa yang kurang pintar atau kurang bisa 2. Guru memberikan bimbingan saat permainan di mulai
3. Guru tidak bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan
Dilihat dari indikator kinerja dimana penelitian PTK ini berhasil jika 80% siswa mencapai ketuntasan belajar ≥ 60, maka Siklus I ini belum berhasil.
4.2.2 Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk mengambil tindakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Pada siklus II yang dilakukan sebelum melaksanakan tindakan yang perlu disipakan yaitu
a. Membuat sekenanrio pembelajaran dan RPP (rencana Pelaksanaan Pembelajaran) b. Menyiapkan sarana untuk melaksanakan pembelajaran
c. Membicarakan sekenario dengan guru dan membuat kesepakatan sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan pelaksanaan
Pertemuan pertama a. Tahap persiapan
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada bulan November.Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajaran, mengajak berdoa siswa-siswa, melakukan presensi siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan inti
Pada kegiatan penyajian materi pembelajaran atau kegiatan inti guru mencoba memberikan sebuah persoalan dengan menayangkan sebuah video yang berhubungan dengan pembelajaran perubahan sifat benda, guru memacing siswa untuk bertanya, apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda, guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru menuliskan beberapa pertanyaan dari siswa dipapan tulis lalu guru mendorong siswa untuk mencari tahu sendiri jawabannya.
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup ini yang dilakukan guru adalah memberi kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi.
Pertemuan kedua
a. Tahap persiapan Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajaran dengan memberi salam, menyiapkan siswa untuk menerima pemenbelajaran, mengajak berdoa, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan siswa sebelum
b. Penyajian materi pembelajaran Kegiatan inti
Guru menanyakan soal materi yang berhubungan dengan perubahan sifat benda apakah masih mengingat, guru membagi kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan. Saat siswa melakukan investigasi guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan.Setelah siswa selesai melakukan investigasi guru membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya.
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok. guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi dan siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang sudah ditentukan.
c. Tahap Pengamatan
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dan ke dua pada siklus ke II selanjutnya diamati, hasil dari siklus II guru melaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation, pada pertemuan terakhir di adakan tes untuk mengetahui sejauh mana pengalaman siswa dan perolehan materi yang siswa dapat. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran IPA selama proses pembelajaran siklus II sebagai terlihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Tindakan Model Pembelajaran Group Investigation
Aspek Yang Diamati Tindakan
1. Guru memberi salam,mengajak berdoa sebelum memulai pembelajaran
√
2. Guru memusatkan perhatian siswa dengan tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
√
4. Guru menayangkan video mengenai berbagai penyebab perubahan sifat benda
√
5. Guru memancing siswa untuk bertanya , apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda
√
6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
√
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan
√
8. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang membutuhkan bimbingan
√
9. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya
√
10.Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok
√
11.Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan
√
12.Guru memberi kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi
√
13.Guru membagikan soal evaluasi √
14.Guru menutup pembelajaran dengan doa √
Hasil belajar siklus II
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Pretes dan Postes Siklus II
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
skorpretes2 30 40 98 61.57 16.139
skorpostes2 30 45 100 78.67 14.440
Valid N (listwise) 30
Pada akhir pertemuan siklus II juga dilakukan tes evaluasi untuk melihat pencapaian materi pembelajaran yang telah dilaksanakan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tes evaluasi siklus ke II dilakukan dengan menggunakan soal tes pilihan ganda 20 soal pilihan ganda, hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal tes evaluasi siklus ke II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Nilai Hasil Belajar Siklus II Rentang nilai Keterangan Jumlah siswa %
40-49 Belum Tuntas 1 3,3 %
50-59 Belum Tuntas 4 13.3 %
60-69 Tuntas 1 3,3 %
70-79 Tuntas 5 16,7 %
80-89 Tuntas 9 30.0 %
90-100 Tuntas 10 33,4 %
Jumlah 30 100 %
Belum tuntas 5 16,7 %
Tuntas 25 83,3 %
83,3% siswa mencapai batas minimum atau tuntas dan ada 5 siswa belum mencapai batas tuntas atau 16,7 % belum mencapai batas kriteria minimum, dengan batas kriteria minimum 60.
d. Refleksi
Siklus I dan siklus II yang sudah dilaksanakan kemudian kembali di amati dan di refleksikan. Dari siklus I pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda, dari 30 siswa anak pada kondisi awal ada 16 siswa yang sudah tuntas dan 14 siswa yang belum tuntas, setelah guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Group Investigation yang belum tuntas meningkat menjadi 10 anak yang belum tuntas pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 5 anak yang belum tuntas atau tidak mencapai target kriteria minimum.
Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
F Persen
(%)
Posttest Posttest
F Persen
(%) F
Persen (%)
1 Tuntas 16 53,3 % 20 66,7 % 25 83,3 %
2 Belum Tuntas 14 46,6 % 10 33,3 % 5 16,6 %
Jumlah 30 100 % 30 100 % 30 100 %
ini membuktikan bahwa pembelajaran bila dilakukan dengan model pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
4.3 Pembahasan
Hasil analisis data penelitian yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa pada siklus I dan sikuls II siswa kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group
Investigation berbantu media nyata di dapatkan hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal 14 siswa yang belum tuntas, 16 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan siswa 30,
meningkat menjadi 10 siswa yang belum tuntas dan 20 siswa yang tuntas atau telah mencapai batas kriteria minimum 60 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat benda, pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation berbantu media nyata pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan sifat benda yang bersifat semantara dan tetap pada kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung setelah dilaksanakan pembelajaran hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal 14 siswa yang belum tuntas, siklus I ada 10 siswa belum tuntas pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 5 siswa yang belum tuntas dan 25 siswa tuntas.
Setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II selain hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung pada mata pelajaran IPA, juga terjadi perubahan cara belajar pada siswa. Siswa menjadi tertarik dengan pelajaran IPA setelah di adakan model pembelajaran Group Investigation, selain itu dengan media nyata mempermudah siswa dalam memahami materi, sehinggga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar bisa terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan teman atau siswa lain dan sumber-sumber pembelajaran yang lain. hasil belajar siswa juga menjadi meningkat dari 16 siswa dari 30 siswa yang tuntas, pada siklus I menjadi 10 siswa yang meningkat 66,6%, pada siklus II siswa yang mencapai batas minimum 60 meningkat menjadi 20 atau 83,3% siswa dari 30 siswa.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tidak hanya hasil belajar saja yang
pembelajaran IPA, pengalaman belajar menjadi bertambah, sumber belajar didapat siswa tidak hanya dari guru saja tetapi siswa dapat temukan di sumber-sumber lain seperti buku atau dapat di temukan dari temannya sendiri
Temuan keefektifan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar merupakan kontribusi sintak pembelajaran Group Investigation. Langkah penyajian masalah atau situasi rumit memancing siswa untuk mengeksplorasi materi pembelajaran sehingga menarik perhatian siswa. Perhatian siswa terhadap materi merupakan titik awal dari pengetahuan siswa akan materi tersebut.
Selanjutnya penerapan sintak eksplorasi reaksi dalam pembelajaran IPA akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi terhadap materi yang disajikan. Dampaknya siswa mampu mengungkapkan ide atau gagasan materi yang dipahami.
Kontribusi sintak berikutnya adalah siswa melakukan perumusan masalah. Aktifitas ini memberikan sumbangan terhadap kemampuan siswa dalam melihat permasalahan utama yang akan diselesaikan atau dipecahkan secara demokratis. Permasalahan inilah kemudian yang akan menjadi titik pijak pelaksanaan langkah pembelajaran berikutnya.
Langkah pembelajaran berikutnya adalah pemecahan masalah secara mandiri, artinya secara kelompok siswa akan berlatih bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah.Pemecahan masalah mandiri yang diselesaikan secara berkelompok ini akan menimbulkan saling tukar menukar pengetahuan antar anggota kelompok sehingga siswa yang tadinya belum mengerti menjadi mengerti.
Langkah selanjutnya secara berkelompok siswa akan melakukan analisis kemajuan dan proses.Pada langkah ini siswa akan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil kerja yang telah dilakukan dan akan diperbaiki pada kegiatan berikutnya. Pengelaman yang diperoleh dari hasil ini adalah siswa berusaha mengkoreksi kesalahan-kelasahan yang dilakukan sehingga akan mengulang materi yang sedang dipelajari, dan
tentu saja akan semakin memperkuat pemahaman akan materi yang di sajikan
Langkah terakhir selanjutnya adalahmendaur ulang aktifitas dimana siswa
Langkah model pembelajaran Group Investigasi itu menjadi satu kesatuan yang dapat mengantarkan siswa memahami materi tentang perubahan sifat benda sehingga dapat mengerjakan tes secara baik. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan hasil belajar. Temuan ini berarti sejalan dengan pandangan Joyce, Weil dan Calhoun (2009) dan Aris Shoimin (2014 : 81-82) yang menyatakan bahwa model pembelajaran GI terbukti memiliki kelebihan, yaitu siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan, bekerja secara sistematis, merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya, mengecek kebenaran jawaban sementara (hipotesis) yang mereka buat, dan selalu berfikir
tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Temuan keberhasilan model GI ini selain sejalan dengan teori tentang kelebihan model tersebut juga mendukung berbagai penelitian terdahulu seperti :
Penelitian yang dilakukan oleh Karnawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil posttest siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 58,75 yang berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi 11,981. Sedangkan hasil posttest siswa yang diajar dengan menggunakan model GI diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 68,85 yang berada dalam kategori lebih dari cukup dengan standar deviasi 7,659.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Setyorini (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kledung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kedua kelas. Hasil posttest siswa kelas VIIA (kelas kontrol) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata hasil belajar matematika
kelas 76,30. Sedangkan hasil posttest siswa kelas VIIB (kelas eksperimen) yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation diperoleh rata-rata hasil belajar
matematika kelas 89,60.
perbedaan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan NHT dilihat dari hasil belajar matematika siswa yaitu kelas VIID yang diajar menggunakan model pembelajaran NHT memperoleh nilai rata-rata kelas 68,735, sedangkan kelas VIIE yang diajar menggunakan model pembelajaran GI memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 62,076. Penelitian yang dilakukan Sahidah, Marmi Sudarmi dan Made Rai Suci Shanti (2013) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA dengan materi lensa cembung, yaitu dibuktikan dengan 80% siswa mendapatkan nilai >75 (aspek kognitif) dan pada aspek afektif diperoleh hasil keaktifan kelas sebesar 74,44%.