• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pelaksanaan

pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan menjamin pertumbuhan

keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan

kecakapan hidup, penguasaan prinsip -prinsip alam, kemampuaan bekerja dan

bersikap ilmiah sekaligus pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan

berakhlak mulia.

Untuk mencapai harapan -harapan tersebut, seorang guru kelas mata

pelajaran IPA diharapkan tidak hanya mampu menerapkan s uatu metode dan

model pembelajaran saja.

Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan baik jika m odel yang

digunakan betul-betul tepat, karena antar pendidikan dengan m odel saling

berkaitan. Pemilihan dan penggunaan model yang sesuai dengan materi

pembelajaran akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Penggunaan model pembelajaran yang sesuai akan menghin dari siswa dalam

rasa mengantuk dan bosan pada saat proses belajar mengajar. Karena model

mengajar menurut Arends mengacu pada pendekatan yang akan digunakan ,

termasuk di dalamnya tujuan -tujuan pembelajaran, tahap -tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas

(Suprijono:2010). Guru sebaiknya dapat menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna

dan tujuan pembelajaran tercapai.

Ada beberapa model yang dikenal dalam pembelajaran, misalnya m odel

stad, model tutur sebaya, model generatif, model picture, model CTL, dan

sebagainya. Menerapkan m odel pembelajaran yang sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar sangatlah penting demi mencapai tujuan

dari bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Adapun tujuan dari bidang studi

(2)

1. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam

yang bermanfaat dalam kehidupan sehari -hari.

2. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Ilmu Pengetahuan

Alam memanfatkan dan teknologi.

3. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

5. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, Lingkungan, Teknologi

dan Masyarakat.

6. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan.

Tujuan tersebut, menuntut para guru agar mampu mengembangkan materi

pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar . Tak dapat

dipungkiri bahwa mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian merupakan tugas yang

nantinya menjadi karya guru yang sangat berperan dalam mempengaruhi

proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa.

Pada dasarnya, penerapan model -model mengajar yang bervariasi akan

dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Berkaitan

dengan semakin perlunya reformasi model pembelajaran dan mengingat

pentingnya interaksi kooperatif tersebut, maka pembelajaran strategi

pembelajaran kooperatif dalam pendidikan sangat penting. Pembelajaran

kooperatif mempunyai syarat -syarat untuk mencapai hasil yang maksimal

yaitu adanya perbedaan atnik/ras, bersifat heterogen , adanya rasa tanggung

jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi

proses kelompok. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan dari salah satu

anggota, maka salah satu seorang anggota ter sebut harus membantu

kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok

(3)

pada siswa sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar . Hal

tersebut dapat dilakukan d engan beberapa cara antara lain: diskusi, presentasi,

debat pendapat dan sebagainya sehingga KBM yang berlangsung aktif dan

siswa tidak cepat mengalami kebosanan.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini lebih

mementingkan pada pengha falan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini

dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu

didominasi oleh guru. G uru dalam menerapkan pembelajaran lebih

menekankan pada metode yang mengakti fkan guru, kurang melibatkan

peserta didik, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak

menggunakan metode konvensional (ceramah) dan kurang mengoptimalkan

media pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran, bahkan cenderung pasif sehingga terjadi kejenuhan belajar.

Siswa hanya diam saja, mendengarkan, mencatat, mudah bosan dalam

pembelajaran, merasa jenuh dan mengantuk. Inilah yang menyebabkan

tingkat pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah masih kurang.

Permasalahan tersebut juga terjadi pada pembelajaran IP A, khususnya

pada siswa kelas 5 SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang, dimana dalam pelaksanaan pembelajaran masih sering

dijumpai kendala yaitu siswa kesulitan memahami materi yang dipelajari.

Peran peserta didik tampak belum secara optimal diperlakukan sebagai

subyek didik yang memiliki potensi untuk berkembang secara man diri. Posisi

peserta didik masih dalam situasi dan kondisi belajar yang menempatkan

siswa dalam keadaan pasif. Akti fitas siswa dalam pembelajaran IP A masih

sangat kurang sehingga mengakibat kan hasil belajar siswa rendah. Hal

tersebut dikarenakan guru menga jar secara monoton, kurang menarik, belum

mengunakan model pembelajaran inovatif dan juga tidak menggunakan

media dalam pembelajarannya.

Hal tersebut didukung data dari hasil analisis terhadap nilai ulangan

(4)

Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2012/2013 masih dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Data hasil belajar

ditunjukkan dengan nilai terendah 56 dan nilai tertinggi 86, dengan rerata

kelas yaitu 58. Dari 41 siswa, yang mencapai KKM hanya 11 siswa atau 27%

sedangkan sisanya 30 siswa atau 73% belum mencapai KKM. Dengan

melihat data hasil belajar dan pelaksanakan mata pelajaran IP A perlu sekali

ditingkatkan kualitas pembelajarannya.

Berdasarkan hasil diskusi tim peneliti dengan guru kelas 5, untuk

memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim k olaborasi menetapkan

alternatif tindakan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang aktif pada

pembelajaran IPA dan meningkatkan hasil belaja r siswa, peneliti akan

memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Menurut Arend dalam

Sudono (2007:34) model pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jika

materi yang dipelajari sul it, anggota-anggota kelompok yang mendapat tugas

yang sama dapat bergabung membentuk kelompok tim ahli. Kelompok tim

ahli dapat berdiskusi, bertukar pikiran atau sharing untuk mempelajari serta

memecahkan masalah yang sama secara bersama -sama.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI

KARANGTENGAH 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan informasi dari berbagai pihak dan observasi yang dilakukan

peneliti, dalam kenyataan nya menunjukkan bahwa di kelas 5 SD Negeri

Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih banyak

permasalahan yang dihadapi dikarenakan beberapa faktor berikut ini:

a. Faktor dari guru

Kurangnya pengembangan kre atifitas dari guru dalam memilih metode

pembelajaran yang menarik sesuai karakter siswa. Kegiatan

pembelajaran sepenuhnya masih bergantung pada guru yang

bersangkutan. Selama ini guru selalu menggunakan metode

konvensional yaitu ceramah sehingga siswa akan selalu pasif

mengakibatkan hasil belajar rendah.

b. Faktor dari siswa

Siswa yang selalu pasif mengikuti pembelajaran, hanya mencatat dan

mendengarkan bahkan ada yang bermain sendiri tanpa memperhatikan

guru yang sedang menerangkan materi pelajaran serta mer asa jenuh

dan bosan. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka siswa tidak

memahami materi, siswa akan terus -menerus pasif dan hasil belajar

rendah.

Faktor-faktor di atas mempengaruhi ketuntasan hasil belajar selama ini.

Jika tidak diatasi jumlah siswa dengan hasil belajar rendah akan terus

bertambah. Untuk itu diperlukan solusi dalam mengemas dan menyajikan

materi pembelajaran. Solusinya ad alah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw sehingga siswa tidak pasif lagi melainkan terlibat aktif dalam

pembelajaran. Sehingga hasil belajar meningkat.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini dibatasi pada

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar dalam mata pelajaran IPA siswa kelas 5. Yang akan menjadi

(6)

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Penelitian ini

dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dan siklus II

terdiri dari 3 kali pertemuan. Penelitian ini a kan dilaksanakan pada semester II

pada bulan Januari-April di SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA di

SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

semester II tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar pada mata pelajaran

IPA di SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang semester II tahun pelajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA di SD

Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

semester II tahun pel ajaran 2012/2013 dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar pada mata pelajaran IPA

di SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan model

(7)

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat praktis

1. Bagi Siswa

a) Sebagai sarana meningkatkan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

b) Meningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IP A.

c) Dapat menuangkan ide-idenya dalam proses diskusi kelompok .

2. Bagi Guru

a) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

b) Meningkatkan strategi atau model pembelajaran yang lebih

menarik.

c) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah -masalah

pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a) Memberikan pengetahuan baru bagi guru -guru di SD Negeri

Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

tentang model pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

b) Dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam

mengajar.

c) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses

pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

b. Manfaat Teoritis

Peneliti mendapatkan pengalaman langsung bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri dalam pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar, yang

Membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-Nya selama inilah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

Disamping itu proses belajar mengajar hampir selalu berlangsung dengan metode “chalk and talk” guru menjadi pusat dari seluruh kegiatan di kelas, penggunaan

diharapkan; dimana diharapkan bahwa minimal 80% dari total siswa tuntas KKM ≥ 61. Dengan demikian perlu tindakan lanjutan yang akan dilaksanakan pada siklus 2. 2)

 Siswa dalam kelompok mengamati contoh benda-benda yang berbentuk limas dan prisma yang disiapkan oleh guru.  Siswa dalam kelompok mengamati bangun ruang limas dan

Penggunaan pendekatan komunikatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan yang didengar kelas II semester I SDN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Perbedaan