• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Menurut M.J Langeveld (2015), pendidikan adalah upaya

manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan.

Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan karena pendidikan

merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan

pembaharuan sistem pendidikan (Isjoni,2010). Sanjaya (2010), menjelaskan

strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai serta efektif dan efisien. Alim

Sumarno (2011) menambahkan, Strategi pembelajaran sebagai kegiatan yang

dipilih oleh pembelajar atau instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat

memberikan kemudahan fasilitas kepada pembelajar menuju kepada tercapainya

tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan guru

salah satunya yaitu cara guru menjadi fasilitaor atau mengajar siswa dalam

mencapai tujuan. Menurut Slameto (2010) menggambarkan bahwa mengajar sebagai “mengorganisasikan belajar” sehingga dengan mengorganisasikan itu menjadi berarti atau bermakna bagi siswa. Proses belajar harus sesuai dengan tujuan

yaitu pembelajaran dapat tercapai melalui proses pembelajaran yang efektif bisa

dengan cara guru mengajar di kelas secara langsung atau dengan menggunakan alat pembelajaran guna mencapai tujuan.”

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa pendidikan adalah hal yang

wajib serta kewajiban itu di dorong oleh rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri

yang dilakukan dengan sadar oleh sesorang yang menjalankan pendidikan formal.

Dalam hal tersebut guru dituntut untuk dapat menjadikan siswa aktif dalam proses

(2)

semua itu agar berjalan dengan baik guru harus merancang suatu pembelajaran agar

pembelajaran menjadi menyenangkan bagi peserta didik.

Samatowa (2011) mengungkapkan bahwa belajar IPA merupakan proses

konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa sehingga disini peran

guru berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan

fasilitator belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus

memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena

pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru juga harus menguasai

teknik-teknik penyajian atau disebut dengan metode mengajar untuk mencapai hal itu

adalah seorang .

Model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang

penting dalam meningkatkan hasil belajar, karena dengan model tersebut guru

dalam menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran harus dilandaskan pada

pertimbangan untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya

pasif saat belajar di dalam kelas. Namun guru juga harus menempatkan siswa

sebagai insan yang alami memiliki pegalaman, keinginan dan pikiran yang dapat

dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh

karena itu seharusnya guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang

dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang

yang mampu belajar.

Arends (dalam Agus Suprijono 2009) model pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan

pembelajaran serta pengelolaan kelas. Seorang guru dapat membantu siswa dalam

meningkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model

pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rendahnya hasil

belajar serta pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan membuat siswa

merasa bosan dan malas ketika belajar di kelas dan di rumah, serta banyak siswa

gagal dalam belajar sehingga mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal

(3)

masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan

dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan

kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya atau

karena adanya motivasi dari orang lain. Masih banyak lagi hal-hal yang perlu

dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu perubahan yang

perlu dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada

kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Model kooperatif yaitu model

pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok.

Kelompok belajar kooperatif sendiri didasarkan atas saling ketergantungan positif

yang menuntut adanya keaktifan individu yang mengukur penguasan materi

pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberikan hasil belajar

anggota-anggotanya, sehingga mereka mengetahui temannya yang memerlukan bantuan.

Masalah yang sering dihadapi siswa dalam proses pembelajaran

berlangsung adalah siswa kurang aktif terutama ketika diminta untuk menjawab

pertanyaan dan mengerjakan tugas, siswa kurang serius dalam menerima

pembelajaran. Siswa lebih sering berbicara dan bercanda dengan teman lain serta

tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Pada mata pelajaran IPA banyak siswa

yang tidak tuntas, hasil belajar tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).

KKM di SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

semester II tahun 2016-2017 adalah 70, berdasarkan hasil wawancara guru kelas V,

pembelajaran dengan metode ceramah sering digunakan oleh guru mata pelajaran

IPA. Akibatnya proses pembelajaran masih bersifat monoton dimana siswa

kelihatan pasif, siswa hanya mendengar apa yang disampaikan oleh guru, dan guru

yang kelihatan aktif. Hal yang demikian dapat menyebabkan rendahnya hasil

belajar siswa di SD Negeri 04 Jambangan. Guru juga sesekali menggunakan

metode penugasan, biasanya metode ini digunakan oleh guru ketika tidak bisa

mengajar sehingga guru memberikan tugas kepada siswa.

Hasil observasi di SD Negeri 04 Jambangan diperoleh data bahwa murid

kelas V sebanyak 29 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa

laki-laki. Siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA berjumlah 19 siswa

(4)

dengan guru kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten

Grobogan, guru sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode

yaitu metode ceramah, tanya jawab, demontrasi, tetapi hasil belajar siswa tetap saja

dibawah KKM.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan siswa kelas V SD Negeri 04

Jambangan, penyebab utama rendahnya motivasi dan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA adalah sebagai berikut: 55% menjawab tidak paham dengan materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru, 20% menjawab tidak berani bertanya pada

guru, dan 25% bosan serta mengantuk karena guru terus berceramah. Ketika

diajukan pertanyaan lanjut sebab siswa tidak paham dengan materi, 50% menjawab

karena siswa hanya pasif dalam pembelajaran, 40% menjawab materi yang

diajarkan tidak sesuai dengan pengalaman nyata siswa, dan 10% siswa menjawab

bosan dengan materi pelajaran. Demi menggali lebih dalam, maka di ajukan

pertanyaan lanjutan, yaitu apa sebab ketakutan dan bosan dengan pembelajaran,

86% siswa menjawab karena guru terus mengajar secara monolog tanpa

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau berdiskusi dengan siswa

lain. Sementara 14% siswa mengatakan tidak terlalu menyukai pelajaran IPA,

karena dianggap mata pelajaran ini membosankan dan tidak menarik.

Mengacu pada hasil wawancara awal dengan siswa diatas, maka dilakukan

wawancara berikutnya dengan guru kelas pada mata pelajaran IPA kelas V pada SD

Negeri 04 Jambangan. Pertanyaan wawancara yang diajukan kepada guru adalah

apakah pernah mencoba menggunakan pendekatan dan model pembelajaran lain

selain model pembelajaran konversional dengan metode ceramah, guru menjawab

belum pernah. Dilakukan lagi pertanyaan lanjut mengapa demikian? Guru

menjawab, sebenarnya ada keinginan untuk melakukan perubahan model

pembelajaran lain, sebab guru sendiri belum terlalu menguasai model pembelajaran

tersebut.

Model Kooperatif tipe GI (group investigation) adalah pembelajaran yang

mengkondisikan siswa untuk belajar dalam kelompok kecil sehingga akan terjadi

kondisi belajar yang maksimal, dan pada akhirnya akan tercapai tujuan belajar.

(5)

lainnya dan juga merangsang siswa untuk berpikir kreatif. Selama proses

pembelajaran kelompok kecil dengan model kooperative type Group Investigation

(GI) diupayakan dapat menumbuhkan sikap positif pada diri siswa, yaitu dengan

cara menghormati antar sesama, sikap demokratis, menghargai perbedaan,

tanggung jawab, menjalin kebersamaan dan kerja sama yang baik, dengan strategi

ini diharapkan siswa dapat memecahkan masalah bersama-sama. Dengan

pembelajaran model group investigation interaksi sosial menjadi salah satu faktor

penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dalam pembelajaran ini

kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada pembelajar

untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran

ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai obyek

pembelajar ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran.

Karakter model pembelajaran GI ( group investigation ) yang kompleks ini

menarik untuk dikaji dan coba diterapkan, apalagi di SD Negeri 04 Jambangan.

Berdasarkan pada kenyataan di atas, maka untuk mengubah situasi pembelajaran,

suasana pembelajaran dan juga hasil belajaran IPA siswa, maka diusulkan topik untuk dilakukan penelitian yaitu: “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ( group investigation ) Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah yang timbul

dalam proses pembelajaran IPA diantaranya:

1. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA.

2. Siswa juga merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran kurang menarik, dan

siswa hanya mendengarkan guru berceramah.

3. Hasil belajar siswa dari pembelajaran tersebut juga relatif rendah karena masih

banyak yang mendapat nilai di bawah KKM.

4. Pembelajaran hanya terpusat pada guru, sehingga siswa kurang mengalami

(6)

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka peneliti merencanakan

untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Group

Investigation Pada siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalah tersebut, maka rumusan masalah

dapat dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimana Peningkatan hasil belajar IPA dengan penggunaan model

Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2016-2017?

b. Apakah penggunaan model Kooperatif Group Investigation dapat

meningkatkan Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2016 – 2017?

1.4 Tujuan Masalah

a. Untuk mengetahui langkah - langkah penggunaan model Group Invesigaion

dalam meningkakan hasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan

Kecamatan Geyer Kabupten Grobogan Semester II Tahun 2016-2017.

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan

model Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SD Negeri 04

Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2016 – 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat,

(7)

1.5.1 Manfaat Teoristis

Pada ranah teoritis, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

melakukan kajian-kajian teoritis ilmu pendidikan, secara khusus dalam menemukan

solusi teoritis mengenai model pembelajaran aktif, tetapi juga bagi menyenangkan

peserta didik.

1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Memberikan masukan pada guru tentang menerapkan model pendidikan

yang tepat demi mendorong munculnya motivasi belajar siswa, secara khusus pada

mata pelajaran IPA, namun juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.

b. Bagi Sekolah

Memberikan masukan pada sekolah untuk mempertimbangan model-model

pembelajaran yang tepat, agar model pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai

salah satu alternatif model pembelajaran dari pada model pembelajaran yang lain

dan biasanya dilakukan.

c. Bagi Siswa

Agar siswa termotivasi hingga menjadi aktif, bebas dari tekanan dan

mengalami saat-saat menyenangkan dalam belajar, agar dapat meningkatkan hasil

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD ( Student Teams Achievement Divisions) PADA SISWA KELAS IV

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penggunaan strategi pembelajaran Group Investigation berbasis media

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

menerapkan model pembelajaran make a match dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPA melalui kegiatan mencari pasangan sehingga siswa dapat belajar dalam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran make a match siswa kelas 5SD Pangudi Luhur Ambarawa

Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Siswa Kelas 4 SD Jatirunggo 02 Semester 2 Kecamatan

Hal ini disebabkan dari kekurangan-kekurangan guru (peneliti) dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kekurangan- kekurangan yang dilakukan oleh guru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mendapatkan informasi tentang Peningkatan Hasil Belajar siswa dalam mata pelajaran PKNmelalui model