• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KODE ETIK AUDITOR EKSTERNAL DALAM PERSPEKTIF SYARIAH (PT Anugerah Pupuk Makmur Group Of Saraswanti)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMAKNAAN KODE ETIK AUDITOR EKSTERNAL DALAM PERSPEKTIF SYARIAH (PT Anugerah Pupuk Makmur Group Of Saraswanti)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKNAAN KODE ETIK AUDITOR EKSTERNAL

DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

(PT Anugerah Pupuk Makmur Group Of Saraswanti)

Hikmatul Masluhih, Masyhad, Kusni Hidayati

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya H.masluhih24@gmail.com

ABSTRAK

Dimana pada penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan metode kualitatif dengan model teknik analisa domain dan teknik analisa taksonomi yang akan memberikan deskripsi secara umum ke deskripsi yang lebih terperinci terhadap praktik kode etik akuntan publik secara syariah. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan bahwa kerangka dasar kode etik yang sudah ditetapkan oleh AAOFI memunculkan prinsip kode etik yang beberapa diantaranya diadopsi oleh Negara Indonesia, sehingga hal ini secara nyata menguatkan kelima prinsip kode etik akuntan publik di dalam SPAP. Maka untuk seseorang yang telah berkecimpung dalam profesi akuntan publik untuk menegakkan kode etik akuntan publik sebagai bentuk tanggung jawab profesi dimata hukum Indonesia dan bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT .

Kata kunci: Audit, Kode Etik Akuntan Publik, AAOFI, Analisa Domain dan Analisa Taksonomi

ABSTRACT

Where in the current study using qualitative methods with models of domain analysis techniques and taxonomic analysis techniques that will provide general description to a more detailed description of the practice of ethics code of public accountants in sharia. The results of this study indicate that the basic framework of ethics codes established by AAOFI brings out the principles of code of ethics some of which are adopted by the State of Indonesia, thereby significantly strengthening the five principles of public accountant code of ethics in the SPAP. So for someone who has been involved in the public accounting

(2)

ini. Kode etik profesi merupakan salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar. Akuntan publik adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar

akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten. Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan publik. Di negara Indonesia yang mayoritas warganya adalah orang-orang yang beragama Islam kenyataannya pada saat ini pemahaaman kode etik profesi bagi auditor belum dapat dipahami dan diaplikasikan secara benar dan terutama para auditor eksternal yang beragama Islam belum memahami betul seberapa erat kaitannya syariat Islam mengatur kode etik bagi para akuntan publik. Oleh karena itu dari kurangnya pemahaman kode etik tersebut banyak terjadi pelanggaran yang dilakukan auditor.

(3)

intern). (Al Qalqasyandi, hal130-139). prinsip etika akuntan dan auditor yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia dan Accounting and Auditing Organization For Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menetapkan

adanya landasan dan kode etik bagi akuntan publik dimana kode etik yang dilandasi sikap-sikap syariah tersebut saling berkaitan. Menurut data yang disajikan oleh Menteri Keuangan pada tahun 2014 bahwa persebaran domisili

akuntan publik dan KAP Provinsi Jawa Timur menduduki posisi ke dua setelah Jabodetabek. Sehingga peneliti menetapkan Jawa Timur sebagai lokasi penelitian, tepatnya di kota Surabaya. Penentuan lokasi penelitian di Jawa Timur akan mendukung tema dalam penelitian ini karena Agama Islam cukup kuat pengaruhnya di Jawa Timur, dan penentuan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian karena Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta dan perkembangan KAP lebih pesat jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur.

Maka dari pemasalahan yang dipaparkan maka peneliti merumuskan untuk melakukan pemaknaan kode etik dan melakukan rekontruksi nilai-nilai yang terkandung dalam syariat Islam yang dengan tujuan mendapatkan kesinambungan antara kode etik yang diatur oleh IAPI dengan kode etik secara syariah oleh AAOFI dan memaknai kode etik auditor eksternal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan yang terdapat dalam syariat Agama Islam yang telah diatur dalam kitab suci Al-Quran.

KAJIAN TEORI Auditor

Auditor merupakan salah satu profesi dalam bidang akuntansi. Menurut Boyntonetal.(2003:8) ditinjau dari sudut profesi akuntan auditor adalah “para profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi”.

a. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan

(4)

b. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi.

c. Auditor Publik (Independen), adalah para Praktisi individual atau Praktisi

KAP yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah

menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Maka pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan

bagaimana profesional menjalankan kewajibannya. 1. Kode Etik Akuntan Publik Indonesia

Setiap profesional dalam bidang akuntansi harus bekerja dan membuat keputusan berdasarkan kode etik yang ada. Kode etik yang mengatur profesi auditor di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik. Kode etik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) atau jaringan (KAP), baik yang merupakan anggota Ikatan Akuntan Publik Indonesia maupun yang bukan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi

dan kode etik profesi. IAPI (2007-2008:3)

2. Prinsip Kode Etik Profesi Akuntan Publik berdasarkan Standar Profesioanal

Akuntan Publik (SPAP).

Prinsip Integritas. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya (Pratama, 2010).

(5)

yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai situasi. Praktisi harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara objektivitas.

Prinsip Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Akuntan publik mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya demi kepentingan pengguna jasa dan

konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

Prinsip Kerahasiaan. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. “Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga (IAPI, 2007-2008:13)”. Prinsip Perilaku Profesional. Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi (IAPI, 2007-2008:15)”.

Akuntan dalam Perspektif Agama Islam

Rasulullah bersama-sama para sahabatnya dan pemimpin umat Islamlainnya memberikan perhatian yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi), seperti yang tergambarkan dalam sejarah Khulafaur-Rasyidin. Akuntansi atau Pembukuan mempunyai tujuan pada masa tersebut adalah untuk menghitung

(6)

bidang muamalah keuangan. Pada masa ini perkembangan akuntansi lebih didominasi oleh pemikiran Eropa sehingga muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan dari negara Eropa.

1. Kerangka Kode Etik Profesi Akuntan Publik di dalam AAOFI.

Professi akuntan dianggap sebagai salah satu fardhu kifayah atau kewajiban kolektif untuk menyediakannya akuntansi berarti mencatat, dalam arti luas mengukur, dan mengalokasikan hak diantara berbagai pihak secara adil. Dari perspektif Islam kode etik untuk akuntan dan auditor tentu harus didasarkan kepada ketentuan syari’ah dan keyakinan Islam yang bersifat fleksibel, permanen dan universal. Akuntansi adalah professi yang lahir dan ditujukan untuk masyarakat, dengan demikian etika professi ini juga saling berkaitan antara profesi, dan nilai dan perkembangan masyarakat. Etika sering disebut moral akhlak, budi pekerti adalah sifat dan wilayah moral, mental, jiwa, hati nurani yang merupakan pedoman perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia sebagai mahluk moral atau “moral being”. etika ini menyangkut pemilihan antara nilai baik dan buruk, benar dan salah, adil dan tidak adil, terpuji dan terkutuk yang positif dan negatif. Kode Etik Akuntan ini adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari syariah

Islam. Dalam sistem nilai Islam syarat ini ditempatkan sebagai landasan semua nilai dan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam setiap legislasi

dalam masyarakat dan negara Islam. Namun disamping dasar syariat ini landasan moral juga bisa diambil dari hasil pemikiran manusia pada

keyakinan Islam. Beberapa landasan Kode Etik Akuntan Muslim ini adalah :

a. Landasan Integritas

Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memandu seluruh perilakunya. Islam juga menilai perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi tertentu untuk melaksanakan suatu kewajiban. Dalam Al-Quran ayat 26 disebutkan bahwa: “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

(7)

Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi ”Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi” (QS. Al-Baqarah 30). “Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi” (QS Al An’am 165). Sebagai khalifah di bumi setiap manusia wajib melakukan perhitungan atau pemeriksaan terhadap segala harta yang dimiliki sendiri maupun harta yang dimiliki orang lain (profesi auditor) dengan cermat,

tepat, teliti dan adil sebagai bentuk pertanggung jawabannya. Ikhlas, dalam landasan ini berarti bahwa akuntan harus mencari keridhaan Allah dalam melaksanakan pekerjaannya bukan mencari nama, pura-pura, hipokrit dan sebagai bentuk kepalsuan lainnya.

c. Landasan Ketaqwaan

Prinsip ketaqwaan ini juga telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadanya. (QS. Ali Imran: 102). Dan dalam sabda Rasulullah yang berbunyi “Takutlah kepada Allah dimanapun kamu berada dan sertailah kejahatan dengan amal yang baik untuk menghapusnya dan berhubunglah dengan tingkah laku yang baik”. d. Landasan Kebenaran dan Bekerja Sempurna

Akuntan tidak harus membatasi dirinya hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan profesi dan jabatannya tetapi juga harus berjuang untuk mencari dan menegakkan kebenaran dan kesempurnaan tugas profesinya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam Surat An Nahl ayat 90

:Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berbuat adil dan berbuat kebajikan

e. Landasan Takut Kepada Allah.

(8)

kode etik profesi rasional tanpa diperkuat oleh ikatan keyakinan dan kepercayaan akan keberadaan Allah yang selalu memperhatikan dan melihat pekerjaan kita

METODELOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pemaknaan kode etik auditor eksternal jika ditinjau dari Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia dan kode etik ditinjau dari hukum Islam secara menyeluruh. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan praktik akuntansi.

2. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada auditor eksternal dan pemuka Agama Islam (ahli hukum Islam), lalu melakukan dokumentasi disetiap penyebaran kuesioner dan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara tersebut dengan etika

menurut pandangan auditor eksternal. 3. Batasan dan Asumsi Penelitian

Penelitian ini diberikan batasan dalam memaknai kode etik auditor eksternal dalam perspektif syariah. Peneliti berasumsi dalam penelitian ini, akan menghasikan sebuah pemahaman dan aturan terkait kode etik syariah bagi akuntan muslim yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi auditor eksternal terutama yang beragama Islam dalam merumuskan strategi untuk menanggulangi pelanggaran-pelanggaran kode etik

(9)

Guna mendapatkan informasi, maka peneliti akan melakukan penyebaran kusioner kepada auditor eksternal yang beragama Islam dan tergabung di dalam KAP. Dimana persebaran kuesioner dilakukan pada 40 auditor eksternal yang disebar di 4 KAP berdomisili di Surabaya dengan pertimbangan prestasi yang diraih masing-masing KAP daripada KAP lainnya di Surabaya. Peneliti juga memilih tokoh agama untuk dijadikan

informan dalam mendeskripsikan kode etik akuntan dalam hukum Islam yang akan dijadikan sudut pandang dalam penelitian ini. Pemuka agama yang dipilih adalah orang yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan akademisi dibidang pengawasan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Berikut beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini, adalah :

a. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Adapun wawancara dilakukan pemuka Agama Islam yang memahami tentang pengawasan terutama pengawasan dibidang akuntansi serta

pemaknaan sikap skpetis dan suudzon. guna mengetahui bagaimana hukum Islam memaknai perilaku tersebut.

b. Kuesioner

Dalam hal in penyebaran kuesioner dilakukan kepada pada praktisi akuntan publik yang tersebar di beberapa Kantor Akuntan Publik,

dimana hasil penyebaran kuesioner bukan lagi dihitung pada program SPSS yang biasanya dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya,

namun hasil tersebut akan dijabarkan secara mendalam berdasar dengan jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif.

c. Studi Literatur

(10)

6. Teknik Analisis Data Analisa Domain

Tahap dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan mendiskripsikan nilai-nilai etis Agama Islam (dilakukan oleh pemuka Agama Islam) dan kode etik akuntan (dilakukan oleh akuntan). Peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif kepada informan untuk mengetahui

kategori yang akan menjadi fokus pembahasan selanjutnya. Peneliti juga akan melakukan studi literatur untuk membantu peneliti dalam memperoleh kategori yang dibutuhkan.

Analisis Taksonomi

Peneliti akan melakukan wawancara mendalam untuk menemukan unsur-unsur mendasar pada setiap kategori yang mewakili Agama Islam dan kode etik auditor eksternal. Unsur-unsur tersebut dikolaborasi lebih lanjut guna mendapatkan pemaknaan tiap kategori yang selanjutnya akan digunakan untuk mencari persamaan dan perbedaan dari kode etik Agama Islam dengan kode etik auditor eksternal yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Publik.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Interprestasi

Akuntan publik terutama mereka yang beragama Islam tidak dianjurkan untuk terlalu bebas dalam melakukan kegiatan auditing karena ada sebuah kode etik yang mengaturnya dalam Undang-Undang secara Islam yang berlaku (Hukum Syariah). Oleh karena itu setelah melakukan penelitian kepada pada praktisi akuntan publik mereka menyatakan bahwa memang landasan-landasan etika profesi akuntan publik yang ditetapkan oleh AAOFI memiliki keterkaitan dan menjadi sesuai dengan kode etik akuntan publik yang sudah ditetapakan oleh IAPI dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik karena landasan-landasan merupakan bentuk sifat-sifat terpuji yang harus dijiwai dan diaplikasikan oleh

(11)

a. Integritas

Landasan Integritas mengandung makna bahwa akuntan publik yang melakukan profesinya wajib melakukan dengan sikap yang amanah dan ihsan demi mencari keridahaan Allah SWT. Integritas merupakan sifat standart dan pondasi utama karakter seorang akuntan publik yaitu sebuah kejujuran agar mengikat karakter-karakter positif lainnya. Sedangkan IAPI sendiri integritas

telah menjadi prinsip kode etik bagi auditor yang diatur di dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik, yang pada akhirnya keduanya jelas memiliki keterkaitan. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.

b. Khalifah dan Ikhlas

Hasil melakukan penelitian kepada para narasumber bahwa landasan khalifah dan ikhlas melahirkan prinsip legitimasi dan prinsip perilaku profesional dan standar teknik yang sudah diatur oleh AAOFI. Prinsip perilaku profesional tersebut juga dikeluarkan oleh IAPI dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik karena dengan adanya landasan khalifah dan ikhlas para auditor ekternal akan melakukan kegiatan profesinya dengan profesional dan prestatif dan dengan dikaitkannya pada prinsip tersebut maka para akuntan publik wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi c. Ketaqwaan dan Takut Kepada Allah

Landasan takut kepada Allah SWT melahirkan prinsip perilaku yang

didorong keimanan dan prinsip dapat dipercaya yang diatur oleh AAOFI dimana dengan adanyan prinsip tersebut setiap hal yang dilakukan dilandasi

niat ibadah kepada Allah dan tidak merasa takut atas intervensi dari pihak-pihak tertentu.

(12)

selama melaksanakan tugas untuk kepentingan pribadi atau kepenting pihak ketiga (AAOFI, 1419H)”.

Menurut hasil penelitian kepada narasumber bahwa landasan takut kepada Allah SWT juga menjadi dasar dalam melahirkan prinsip kerahasiaan yang diatur oleh IAPI di dalam Standart Profesionalisme Akuntan Publik artinya dengan dilandasi niat ibadah kepada Allah dan justru tidak takut atas intervensi-intervensi yang terjadi dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan maka sewajarnya kita sebagai akuntan publik harus menjaga kerahasiaan tersebut apapun resikonya

d. Kebenaran dan Bekerja Sempurna

Landasan kebenaran dan bekerja sempurna melahirkan prinsip kompetensi profesi dan rajin yang diatur oleh AAOFI. Menurut AAOFI 1419 H prinsip kompetensi profesi dan rajin yaitu :

“Memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan kemampuan profesi, pemahaman syariah yang berkaitan dengan dengan transaksi keuangan dan selalu menjaga kemampuannya melalui pengembangan keahlian terus menerus dalam bidang profesi terutama mengikuti standar akuntansi dan auditing yang baru. Menjaga diri dari menerima penugasan professional terkecuali dia memiliki kompetensi atau staf atau system sehingga dapat melaksanakan tugas dan jasa itu. Serta melakukan pekerjaan professional dengan kualitas tinggi sesuai prinsip syariah dan aturan syariah”

Dan hasil melakukan penelitian kepada para narasumber bahwa landasan

kebenaran dan bekerja sempurna menjadi sesuai jika landasan ini menjadi dasar atas adanya dengan prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional diatur pula oleh IAPI dalam SPAP, dimana prinsip kompetensi dan kehati-hatian merupakan prinsip dengan tujuan hasil pekerjaan atas pemeriksaan laporan keuangan yang penuh dengan kebenaran tanpa ada yang harus disembunyikan.

e. Manusia Bertanggung Jawab Dihadapan Allah

(13)

kepentingan, atau pengaruh tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya (IAPI, 2007-2008:9).

1. Pemaknaan Kode Etik Akuntan Publik secara Syariah Islam a. Prinsip Integritas

Baik dalam Islam maupun SPAP menempatkan integritas menjadi

ujung tombak sebuah kode etik bagi akuntan publik. (IAPI 2008:7) menyatakan bahwa dari adanya prinsip integritas

“Auditor ekternal tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya yang diyakini terdapat :

1. Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan. 2. Pernyataan atau infomasi yang diberikan secara tidak hati-hati

3. Pengihilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan.”

b. Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas akan dapat dicapai jika landasan manusia bertanggungjawab dihadapan Allah SWT diaplikasikan ketika melakukan kegiatan profesinya bagi auditor terutama auditor yang beragam muslim. Objektivitas sangat diperlukan karena mempengaruhi opini yang diberikan. Opini ini yang akan dipertanggung jawabkan bukan saja kepada pengguna laporan keuangan atau masyarakat umum dalam arti luas namun juga apa yang kita lakukan dan apa yang akuntan publik putuskan itu juga merupakan bentuk tanggungjawab dihadapan Allah SWT.

c. Prinsip Kompetensi dan Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Landasan kebenaran dan bekerja sempurna juga menguatkan prinsip kompetensi, kecermatan dan kehati-hatian profesional. Prinsip kompetensi, kecermatan dan kehati-hatian profesional juga akan ditegakkan oleh akuntan publik yang beragama muslim karena prinsip ini mengajarkan auditor ektsternal untuk waspada terhadap segala

(14)

dengan profesinya sebaiknya dilakukan dengan kompetensi, dan pengalaman praktik yang dimilki auditor,

d. Prinsip Kerahasiaan

Prinsip kerahasian dapat ditegakkan karena landasan ketaqwaan dan takut kepada Allah dimana landasan tersebut mengajarkan nilai-nilai kebaikan agar selalu melakukan setiap tindakan dengan penuh

keimanan dan mengedepankan Allah atas segala hal yang akan dilakukan Akuntan Publik, hal ini akan membuat seseorang tidak akan merusak keimanan dan kepercayaan yang sudah diberikan oleh orang lain. Landasan ketaqwaan dan takut kepada Allah mengajarkan kepada auditor ekternal untuk menjaga kepercayaan yang diberikan oleh auditee untuk tidak membocorkan informasi yang berkaitan dengan auditee kepada pihak ketiga. Prinsip Kerahasiaan berarti Akuntan Publik mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.

e. Prinsip Perilaku Profesional

Landasan khalifah dan ikhlas juga menguatkan prinsip perilaku profesional yang ditetapkan dalam SPAP karena dengan dikaitkannya pada prinsip tersebut maka para akuntan publik wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi Akuntan publik diwajibkan

bersikap profesional dalam melaksanakan tugas profesinya dengan mengaplikasikan landasan khalifah dan ikhlas karena landaasan tersebut

mengajarkan untuk menghindari tindakan yang dapat membuat dirinya hina dan celaka. Sehingga seorang auditor ekternal yang beragama muslim akan mematuhi segala aturan profesi dan berperilaku profesional dalam setiap penugasan agar terhindar dari hal yang dapat mendiskreditkan profesi.

(15)

Terkait auditing dalam agama Islam M. Luthfillah Habibi, SEI, MSA mengatakan bahwa “ Islam adalah agama yang memandang bahwa semua hal yang berkaitan dengan perilaku orang mukallaf musti dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban ini bukan hanya di dunia, namun lebih dari itu juga harus dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat kepada Allah SWT. Berkaitan dengan ini, fungsi auditing adalah hal yang

dekat dengan kita. karena itu, Islam memandang bahwa profesi auditor adalah ibarat hakim yang meletakkan kakinya satu di pinggir surga dan satu di neraka. jika opini yang diberikan condong pada hal yang tidak menunjukkan kondisi sebenarnya, maka dia akan menjatuhkan dirinya ke neraka. Ada hadist yang menyebutkan bahwa:

Anburaidah qhola. Qola Rosullullah SAW qola. Alkodotah salasatuisnani

finnari wawahidah filjannah. Rojulun arofal haqqo fakadho bihi filjannah,

warojulum arofal haqqo falam yakbidihi wajarofilhaqqimi fahuwafinnari,

warojulun lam yukhrofa fakodo linnasi alajahri fahuwafinnari (HR. Rowahul Arba’ah, Wassahihil Haqimi)

Artinya :

Dari Buraidah r.a. menceritakan Rasulullah SAW bersabda: ada tiga

golongan hakim dua dari padanya akan masuk neraka dan yang satu akan

masuk surga, ialah hakim yang mengetahui mana yang benar dan lalu ia

memutuskan hukuman dengannya, maka ia akan masuk surga, hakim yang

mengetahui mana yang benar,tetapi ia tidak menjatuhkan hukuman itu atas

dasar kebenaran itu, maka ia akan masuk neraka, dan hakim yang tidak

mengetahui mana yang benar, lalu ia menjatuhkan hukuman atas dasar tidak

tahun ya itu, maka ia akan masuk neraka pula. (H.R. Arba’ah)

SIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam nyatanya juga

(16)

dasar tempat berpijaknya sesuatu sedangkan prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan pedoman untuk berfikir dan bertindak, dari beberapa landasan tesebut AAOFI

mengeluarkan prinsip kode etik bagi auditor dan kode etik tersebut memiliki kesamaan dengan kode etik yang dikeluarkan oleh IAPI di dalam Standart Profesional Akuntan Publik.

SARAN

Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dan tujuan penelitian, saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan terkait pembahasan kode etik akuntan publik dalam sudut pandang agama Islam. Bukan hanya memaknai landasan dan kode etik yang diatur oleh AAOFI dengan mencari persamaan maupun perbedaan kode etik yang diatur oleh IAPI namun peneliti berharap peneliti selanjutnya akan menyajikan hal-hal yang belum dapat dipecahkan oleh peneliti saat ini, dan penelitian selanjutnya juga dapat memecahkan kekurangan atas penyajian penelitian saat ini, dan bagi siapapun terutama mereka yang beragam Islam dan akan berkecimpung dalam profesi akuntan, bahwa untuk menjadi praktisi akuntan publik bukan hanya mengandalkan kompetensi dan pengalama praktik saja, selain perlu ditingkatkan pemahaman mengenai fiqih dan konsep beragama secara kafa’ah, himmatul amal, ikhlas, ihsan, dan penuh tanggung jawab sehingga nantinya mereka mampu melaksanakan proses auditing sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku baik secara umum maupun sikap secara hubungan sosial dalam Islam (syariah) dan mampu untuk tidak mendiskreditkan

profesi akuntan publik itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

AAOIFI, Accounting and Auditing Standards For Islamic Financial Institution, 1419H-1998, Manama, Bahrain.

(17)

http://www.newhorizonislamicbanking.com/index.cfm?section=features& action=view&id=11051.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metode Penelitian.Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta

Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4 (2), 79-92.

Dani, K, (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, penerbit Putra Harsa, Surabaya

Harapah, Sofyan S 2007, Auditing dalam Perspektif Islam, Pustaka Quantum, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia 2011. Standart Profesionalisme Akuntan Publik, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia . Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Jakarta: Institut Akuntan Publik Indonesia, 2008). Retrieved Desember 15, 2016. From http://hepiprayudi.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-profesi-akuntan-publik.pdf

Karyoto, Akuntansi Dalam Perspektif Islam, Jurnal JIBEKA Volume 7 No. 2, Agustus 2013

Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat.

Pamungkas, Pelanggaran-pelanggaran kode etik akuntan publik. Retrieved November 28, 2016. From http://ridwanpp.blogspot.com

R.A Yunanda, N. Abd Majid. 2011. “The Contribution Of Islamic Ethics Towards Enviromental Acconting, The Issues In Social and Enviromental Accounting, vol. 1, no.2, hal 124-137.

Ruliyansah. 2014. Kode Erik Profesi dan Profesi Akuntan Publik Indonesia.

Retrieved Desember 10, 2016. From

http://rusliansyahmuhamad1993.blogspot.co.id/

Sarwini, N. K., N. K. Sinarwati, & G. A. Yuniarta. 2014. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bali). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1, 2(1).

(18)

Sirajudin. 2013.”Interprestasi Pancasila dan Islam Untuk Etika Profesi Akuntan Indonesia”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, vol. 4 no. 3, hal 330-507.

Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. PT Bumi Aksara, Jakarta

Rivai, Veithjal., Andi Buchari. 2009, Islamic Economics Sinar Grafika Offset, Jakarta.

“Tentang faktor – faktor pelanggaran etika”, Retrieved 13 April 2017. From http:// community.gunadarma .ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Spent fuel yang dipindahkan dari MBA RI-F ke MBA RI-G merupakan Enriched Uranium teriradiasi sehingga terdapat bahan nuklir hasil fisi berupa Plutonium yang

Masyarakat Asemrudung merupakan masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai perani. Massyarakat selain bekarja sebagai petani juga banyak yang merantau khusus nya

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

Penelitian yang berjudul “ Berbalas Pantun dalam Adat Perkawinan di Desa Muka Sungai Kuruk Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang ” mengangkat masalah pesan apa saja yang

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang merupakan

54 Berdasarkan wawancara (22 Januari 2014) dengan Bripka Herman Yoseph selaku banit Sat Reskrim di Polres Banggai, beliau mengatakan bahwa pelaku kejahatan khususnya

• Representasi tertulis tentang tanggung jawab manajemen untuk memberikan semua informasi relevan yang telah disetujui di dalam ketentuan perikatan audit kepada auditor

Proses pemisahan antara kulit buah dengan biji buah kakao adalah hal yang terpenting dalam mendapatkan hasil biji buah kakao, banyak proses atau cara pemecahan