• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tujuan Pendidikan Langkah Merumu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Tujuan Pendidikan Langkah Merumu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Hal tersebut karena tujuan pendidikan akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran dan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai dasar yang sangat penting dalam setiap peradaban bangsa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa itu tujuan pendidikan?

2. Apa saja macam-macam tujuan pendidikan?

3. Bagaimana langkah-langkah merumuskan tujuan pembelajaran.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan Pendidkan ((ةيبرتلا فادهأ فيرعت

Tujuan pendidikan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, disadari dan dijadikan sasaran oleh setiap tenaga pendidik, masyarakat, pemerintah, tenaga kependidikan dan stakeholder lainnya yang melaksanakan pendidikan.1 Oleh sebab itu memahami tujuan pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kita ketahui.

Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah ketentraman. Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya.2

Menurut Moh. Matsna dan Raswan, tujuan pendidikan dan pembelajaran adalah pernyataan spesifik yang tertulis dan merupakan kehendak dari beberapa pihak yang berkepentingan termasuk dari pemerintah, lembaga atau yayasan, anak-anak dan orang tua, serta para stakeholder yang ber kepentingan tentang perilaku yang hendak dicapai untuk menggambarkan hasil belajar.3

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan.4

Adapun karakteristik yang harus dimiliki tujuan pendidikan dan pembelajaran adalah

pertama, harus berupa pernyataan bukan pertanyaan. Kedua, sifat pernyataannya harus spesifik jangan jangan berbentuk pernyataan umum. Ketiga, tertulis bukan tersimpan di dalam file atau masih dalam pikiran manusia atau hanya berupa ucapan yang belum tertulis.

Keempat, merupakan kehendak orang berkepentingan dengan pendidikan dan pembelajaran dalam hal ini tujuan harus dirumuskan dengan bersama-sama, bukan kehendak satu pihak dan mengabikan kehendak yang lain. Kelima, harus berbentuk perilaku yang bisa dilihat oleh

1 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN

Jakarta Press, 2015) hal, 81.

2 Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta 1991) hal. 99.

3 Moh. Matsna, dan Raswan, Op.cit., hal. 82.

(3)

mata. Dan keenam, perilaku tersebut harus dihasilkan dari proses pembelajaran yang didesain dengan baik bukan hasil di luar pembelajaran atau bahkan kebetulan.5

B. Macam-macam Tujuan Pendidikan (ةيوبرتلا فادهأ عاونأ)

Pada umumnya tujuan pendidikan terbagi ke dalam empat jenis yaitu, tujuan nasional (tujuan umum), tujuan institusional (lembaga), tujuan kurikuler (mata pembelajaran), dan tujuan instruksional (pembelajaran).

1. Tujuan Nasional/Tujuan Umum (ةينطولا فادهها)

Menurut Erikunto dalam Moh. Matsna dan Raswan, setiap negara tentu mempunyai cita-cita tenteng warga negaranya yang akan diarahkan. Cita-cita tersebut dimanifestasikan dalam bentuk tujuan pendidikan. Cita-cita bangsa Indonesia adalah terbentuknya manusia pancasila bagi seluruh warga negaranya. Tujuan pendidikan telah disejajarkan dengan cita-cita tersebut. Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan di sekolah/madrasahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut tujuan umum

pendidikaan secar eksplisit tertera dala Garis Besar Haluan Negara (GBHN).6

Tujuan nasional ialah tujuan umum pendidikan nasional yang mengandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu.7

Di Indonesia rumusan tujuan pendidikan nasional terdiri dari empat diantaranya adalah8 pertama, Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan UU Nomor IV tahun 1950 bab II adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Kedua, menurut TAP MPRS No.II tahun 1960 yaitu Tujuan pendidikan ialah mendidik anak kearah terbentuknya manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis indonesia, yang adil dan makmur material dan spiritual.

Ketiga, menurut TAP MPR No. IV tahun 1973 yaitu “membentuk manusia pembangunan ber-pancasila dan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,

5 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN

Jakarta Press, 2015) hal, 82.

6 Ibid., hal, 83.

7 Suwarno. 1992. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 52.

(4)

memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggug jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan sesama manusia sesuai ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945”

Keempat, menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”9

Nampaknya tujuan pendidikan nasional Indonesia yang terbaru adalah yang ada dalam Sisdiknas, UU No. 20 tahun 2003. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Permendiknas no. 54 tahun 2013 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah. Sampai kini belum ada dokumen baru tentang tujuan pendidikan nasional Indonesia.10

2. Tujuan Institusional/Lembaga (ةيسسعملا فادهها)

Menurut Arikunto dalam Moh. Matsna dan Raswan, tujuan institusional merupakan tujuan dari masing-masing institusi atau lembaga. Menurut sanjaya dalam Moh. Matsna dan Raswan, tujuan institusional merupakan kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Ia merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan pendidikan nasional atau tujuan umum yang biasa dirumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang pendidikan.11

Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lembaga pendidikan memiliki tujuannya masing-masing yang berbeda satu sama dengan yang lainnya dan yang sesuai dengan karakteristik lembaga tersebut.12

9 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II

pasal 3.

10 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN Jakarta Press, 2015) hal. 85.

11 Ibid., hal. 85

(5)

Pada Sekolah Dasar, pendidikan berfungsi memberikan bekal dasar pengembangan kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di tingkat menegah pertam dengan membekali sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Kemudian untuk sekolah menengah dapat dibagi menjadi sekolah menengah umum dan kejuruan. Sekolah menengah umum befungsi berfungsi mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan tahap berikutnya, sedangkan menegah kejuruan mendidik anak untuk memasuki lapangan pekerjaan sesuai dengan pendidikan kejuruan yang diikuti, atau melanjutkan ke pendidikan keahlian pada tingkat pendidikan tinggi.13

3. Tujuan Kurikuler (ةيساردلا جهانملا فادها)

Menurut Sanjaya dalam Moh. Matsna dan Raswan, tujuan kurikuler merupakan kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang tertentudalam suatu lembaga pendidikan.14

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi, bidang studi, dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikuler berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang studi bersangkutan.15

Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan materi bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah seperti yang dikutip Moh. Matsna dan Raswan dari permenag no. 2 tahun 2008 sebagai berikut16 :

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa,yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).

b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

13 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal. 65.

14 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN Jakarta Press, 2015) hal, 86.

15 M. Suardi, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi. (Jakarta : PT Indeks 2010) hal, 7.

(6)

c. Mengembangkan pemahaman tentangsaling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawalabudaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

4. Tujuan instruksional (ةيميلعتلا فادهها)

Moh. Matsna dan Raswan mengutip beberapa pendapat mengenai pengertian tujuan instruksional diantaranya menurut Arikunto, tujuan instruksional adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalambentuk tingkah laku (behavior yang dapat diamati dan diukur). Berikutnya menurut Sagala, tujuan pembelajaran juga merupakan suatu upaya pendidik atau guru dalam hubungannya dengan tugas-tugasnya membina peserta didik seperti peningkatan kemampuan baca peserta didik, melatih keterampilan tangan peserta didik, menumbuhkan sikap disiplin, dan percaya diri peserta didik. Karena arah tujuan pembelajaran modern kini lebih menitik beratkan kepada peserta didik. Selanjutnya menurut Ibrahim dn Saodih, tujuan pembelajran merupakan titik awal yang sangat penting dalam perencanaan proses pembelajaran.17

Tujuan ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum berisi kualifikasi yang merupakan pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik setelah mengikuti pelajaran dalam pokok bahasan tertentu. Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan instruksional umum, dinyatakan dalam rumusan sekhusus-khususnya, sehingga tujuan tersebut mudah dinilai dan tidak menimbulkan salah tafsir.18

Menurut Sukardi dalam Moh. Matsna dan Raswan, menjelaskan tentang macam tujuan instrusional yaitu :

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU) (ةمعلا ميلعتلا فادهههأ) yaitu merupakan tujuan yang dinyatakan dalam batasan umum dan guna mengarahkan keberadaan tjuan belajar yang lebih spesifik. Tujuan ini memberi arahan kepada guru misal dalam menentukan metode dan cara melakukan evaluasi.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ((ةصاخلا ميلعتلا فادهههأ dimaknai sebagai tujuan dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dengan menggunakan kata kerja operasional drngan beberapa indukator pencapaian, seperti spesifik, dapat diobservasi dan diukur. Dengan

17 Ibid., hal 87.

(7)

tujuan instuksional khusus guru dapat membedakam peserta didik yang sudah paham dan yang belum paham.19

C. Lingkup Tujuan

Moh. Matsna dan Raswan mengutip dari berbagai sumber menyatakan bahwa, dilihat dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas: a. Tujuan Kognitif ((ةيفرعملا فادهههها yaitu tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku peserta didik dalam aspek berfikir. Menurut Benjamin Bloom ada 6 tingkatan dalam domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini, yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.

b. Tujuan Psikomotor ((يكرحسفنلا فادهها merupakan tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek motorik atau gerak dari peserta didik. Menurut Elizabeth Simson, domain psikomotor terbagi atas 7 kategori, yaitu: persepsi, kesiapan (mental, fisik maupun perasaan), respons terbimbing, mekanisme (respon fisik yang dipelajari dan telah menjadi kebiasaan), respons yang kompleks (pemberian respon yang cukup rumit dengan terampil dan efisien), adaptasi (menyesuaikan respon dengan situasi yang baru), dan organisasi (kemampuan menampilkan dalam arti menciptakan perilaku yang baru). Tahapan dalam psikomotor bukan merupakan hirarki sebagaimana pada ranah kognitif (Uno 2011:44). c. Tujuan Afektif (ةينادجولل فادأها) merupakan tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek

perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik. Menurut krathwool, Bloom, dan Mansia, domain afektif terdiri dari lima kategori, yaitu: penerimaan (kesediaan menerima dan menaruh perhatian pada nilai tertentu), pemberian respon (reaksi terhadap nilai tertentu), penghargaan (kecendrungan menghargai nilai tertentu), pengorganisasian (membentuk konsep tentang nilai serta menyusunya dalam diri individu), dan karakterisasi (mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga menjadi watak).20

D. Langkah-langkah Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan perilaku hasil belajar yang diharapkan dimiliki para peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan jenjang terbawah dari rentetan tujuan dalam pendidikan. Tujuan ini merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam setiap bagian materi yang pembelajaran yang akan

19 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN Jakarta Press, 2015) hal, 88.

(8)

diajarkan. Tujuan ini menjawab apa yang harus dicapai oleh peserta didik pada satuan bahan atau waktu tertentu, tujuan ini akan menunjang keberhasialn yang ada di atasnya, yaitu tujuan kurikuler dan tujuan mata pelajaran.21

Terdapat 3 langkah dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap pertama adalah memahami sumber, yaitu peserta didik, masyarakat dan konten. Tahap kedua adalah merumuskan standar kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dengan memperhatikan landasan sosiologi. Tahap terakhir adalah merumuskan kompetensi dasar (KD).(Ahmadi dan Amri 2010:100) Rumusan tujuan instruksional umum (TIU) masih bersifat luas dan umum, belum dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dikehendaki dan jumlahnya tidak banyak. (Soekartawi, dkk 1995:37)22

TIU adalah tujuan pembelajaran (instruksional) yang sifatnya masih umum dan harus dijelaskan menjadi TIK. TIU menggunakan kata kerja non-operasional dalam mengembangkannya, sementara TIK menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati. Contoh kata kerja non-operasional yang biasa digunakan dalam menyusun TIU adalah mengetahui, memahami, mengerti, mengerti sekali, menghargai , percaya, memperdalam, menikmati, memerangi. Sementara contoh kata kerja operasional untuk membuat TIK adalah menyebutkan, menjelaskan, mencontohkan, meringkas dll.23 Contoh TIU dan TIK adalah sebagai berikut24 :

TIU : Peserta didik memahami konsep mubtada.

TIK : 1. Peserta didik dapat menjelaskan penegrtian mubtada.

2. Peserta didik dapat menjelaskan syarat-syarat mubtada.

3. Peserta didik dapat menjelaskan tanda-tanda mubtada.

4. Peserta didik dapat memberi contoh kalimat yang mengandung mubtada.

Contoh Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah “Peserta didik memahami konsep

mubtada. Dalam kurikulum KBK dan KTSP, TIU sepadan dengan SK dan KD berikut adalah contoh TIU kelas IV, semester 1 dalam kurikulum KTSP sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI No. KOMPETENSI DASAR

1. Menyimak 1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf

hijaiyah dan ujaran ( kata, kalimat ) tentang فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

21 Ibid., hal 95

22 Moh. Matsna, dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1,(Ciputat : UIN Jakarta Press, 2015) hal, 102.

23 Ibid., hal. 98.

(9)

STANDAR KOMPETENSI No. KOMPETENSI DASAR Memahami informasi lisan melalui

kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialoq tentang perkenalan, alat-alat madrasah dan profesi

1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

2. Berbicara

Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialoq tentang perkenalan, alat-alat madrasah dan profesi

2.1 Melakukan dialog sederhana tentang فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

2.2 Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang

فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا 3. Membaca

Memahami wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, alat-alat madrasah dan profesi

3.1 Melafalkan huruf hijaiyah, kata, kalimat dan wacana tertulis tentang فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

3.2 Menemukan makna, gagasan atau ide wacana tertulis tentang

فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

4. Menulis

Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana tentang perkenalan, alat-alat madrasah dan profesi

4.1 Menyalin kata, kalimat dan menyusun kata menjadi kalimat sempurna tentang

فراعتلا ،ةيسردملا تاوأها ،ةنهملا

Tema-tema tersebut diatas menggunakan pola kalimat yang meliputi

ملع/أرفم مسا + ةراشإ مسا dan

(نحن ،يه ،وه ،ِتنأ ،تنأ ،انأ) رئامض + ملع/ثنؤم/ركذم أرفم مسا

Sementara dalam K.13 TIU-nya sepadan dengan KD, berikut adalah contoh KI-KD Bahasa Arab untuk peserta didik SMA peminatan Imu-ilmu Bahasa dan Budaya sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar. dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

Menunjukan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman.

(10)

cerminan bangsa dalam pergaulan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan baik.

Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, meminta izin, instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban tekait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunanya.

Memahami cara memberitahu dan menayakan tentang fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik indntitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunanya. dan budaya yang terdapat dalam karya sastra. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang meminta izin, instruksi terkait topik identitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.

(11)

kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.

Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan identitas diri (al ta’aruf) dan kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.

Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan dan pembelajaran adalah pernyataan spesifik yang tertulis dan merupakan kehendak dari beberapa pihak yang berkepentingan termasuk dari pemerintah, lembaga atau yayasan, anak-anak dan orang tua, serta para stakeholder yang ber kepentingan tentang perilaku yang hendak dicapai untuk menggambarkan hasil belajar. Jika dilihat secara hierarki tujuan pendidikan terbagi ke dalam empat jenis yaitu, tujuan nasional (tujuan umum), tujuan institusional (lembaga), tujuan kurikuler (mata pembelajaran), dan tujuan instruksional (pembelajaran). Jika dilihat dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas tujuan kognitif, tujuan psikomotor dan tujuan afektif.

Adapun tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila pendidik tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan arah yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan pembelajaran terdapat 3 tahap. Tahap pertama

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991.

Matsna, Moh dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab 1, Ciputat : UIN Jakarta Press, 2015.

M, Sardiman. A, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta : Rajawali Pers, 2011. Suardi, M, Pengantar pendidikan teori dan aplikasi,Jakarta : PT Indeks, 2010.

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Proses pendidikan yang dilakukan di sekolah merupakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan nasional dan salah satu tanggung jawab semua pihak yang

Di dunia yang sudah berkembang pesat ini perlu diadakannya penyesuaian berbagai aspek terlebih lagi pada aspek pendidikan, lebih spesifik lagi kita ambil mengenai

Tujuan pembelajaran ini merupakan upaya mencapai tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional.. Tujuan ini bertingkat dari

Materi Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan Islam (Islamic

Karena itu tujuan pendidikan mempunyai fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap

Agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai tujuan awal yaitu menumbuhkembangkan kepedulian siswa terhadap lingkungan, maka ada beberapa langkah yang

spiritual dan material yang bersangkut-paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Dapertemen pendidikan dan kebudayaan RI dikatakan bahwa administrasi pendidikan adalah

Pernyataan Kehendak ini dapat diamandemen dengan persetujuan tertulis bersama dari Para Pihak, dan akan mulai berlaku pada tanggal amandemen yang disetujui.. Dalam