• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pada mulanya belanja hanya merupakan suatu konsep yang menunjukkan

suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari

dengan cara menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang tersebut. Akan

tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sendiri telah berkembang sebagai sebuah

cerminan gaya hidup dan hiburan di kalangan masyarakat. Belanja merupakan

suatu gaya hidup tersendiri yang telah menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah

orang (Haris & Goode, 2004). Berbelanja, merupakan suatu hal yang dilakukan

oleh hampir semua orang. Menjamurnya bisnis seperti waralaba (franchise), pusat

perbelanjaan (shopping centre), supermarket, toserba (toko serba ada) yang ada

saat ini menjadi komoditas masyarakat terutama bagi remaja (Sumartono, 2002).

Teknologi telah berkembang begitu pesat dari masa ke masa. Teknologi

telah membuat segalanya menjadi lebih sederhana. Salah satu perkembangan

teknologi yang cukup pesat saat ini adalah penggunaan internet (Saptono, 2003).

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai

aktivitas didalam kehidupan seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis, dan

lainnya. Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual

dan organisasi di seluruh dunia. Internet telah berkembang dalam dua dasawarsa

terakhir hingga saat ini, banyak sekolah dan pendidikan lainnya yang mewajibkan

muridnya untuk mengenal internet, dan juga banyak situs jejaring sosial dan

(2)

menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan (Laohanpengsang,2009). Sejak

berkembangnya internet, ada hal baru yang dilakukan pada masyarakat sekarang

ini yaitu berbelanja melalui media internet. Dimana berbelanja melalui media

internet sebagai pertukaran/aktivitas komputer yang dilakukan seorang konsumen

melalui alat penghubung komputer sebagai dasarnya, komputer konsumen

terhubung dengan internet dan bisa berinteraksi dengan toko maya yang menjual

produk atau jasa melalui jaringan internet (Haubl & Trifts, 2000). Sedangkan

menurut Liang & Lai (2000) membeli melalui media internet (online shopping)

adalah proses membeli produk atau jasa melalui internet. Keunikan dari proses

membeli melalui media internet adalah ketika konsumen untuk membeli

(konsumen yang membutuhkan barang atau jasa) menggunakan internet dan

mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka

butuhkan.

Berbelanja dengan media internet seperti memberikan kenyamanan,

pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari tempat

parkir dan berjalan dari toko ke toko. Konsumen dapat membandingkan merek,

memeriksa harga dan memesan barang dagangan 24 jam sehari dari mana saja.

Pembelian melalui media internet terasa mudah dan pribadi, pelanggan memiliki

waktu yang tidak terbatas dalam membeli (Kotler dan Amstrong, 2001).

Berbelanja melalui media internet atau pembelian dengan media internet

merupakan pilihan bagi para remaja khususnya mahasiswa yang menganggap

berbelanja melalui media internet adalah hal yang mudah dan menyenangkan

(3)

sangat konsumtif adalah kelompok remaja. Sebab pola konsumsi terbentuk pada

masa ini. Perilaku konsumtif pada mahasiswa (remaja) juga didorong adanya

perubahan tren ataupun mode yang secara cepat diikuti oleh remaja khususnya

mahasiswa (Segut, 2008). Terbentuknya perilaku konsumtif ini akan mengarah

pada meningkatnya pembelian yang dilakukan oleh mahasiswa.

Pengalaman pelanggan berbelanja dengan media internet adalah seperti

kecepatan dan kemudahan dalam menjelajah situs, mencari produk yang

diinginkan, tanya jawab antara penjual dan pembeli, dan akhirnya terjadi

kesepakatan untuk melakukan transaksi. Berbelanja dengan media internet merasa

puas karena jaminan barang yang dibeli datang tepat pada waktunya dan

menerima produk dalam kondisi yang baik (Hadi, 2010). Namun tak jarang juga

terjadi penipuan dalam proses jual beli yang menyebabkan konsumen menyesal

untuk membeli produk melalui media internet, misalnya penipuan karena

melakukan pengiriman uang terlebih dahulu, bahan tidak sesuai dengan yang

ditampilkan, terjadi kesalahan dalam pengiriman, pemilik situs tidak mengganti

rugi atas kerusakan yang terjadi pada pengiriman (Hadi, 2010).

Setelah membeli suatu produk, pembeli akan mengalami perasaan puas

atau tidak puas (Strydom, Cant, dan Jooste, 2000). Perasaan tidak puas muncul

ketika hasil yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan

penyesalan muncul ketika keputusan yang diambil ternyata salah. Penyesalan

adalah suatu emosi yang negatif bahwa orang termotivasi untuk menghindari,

menekan, menyangkal, dan mengatur mereka harus mengalaminya. Penyesalan

(4)

sendiri terhadap apa yang telah terjadi dan adanya keinginan yang besar untuk

merubah situasi yang ada (Zeelenberg and Pieters, 2007).

Berbelanja dengan menggunakan media internet sering terjadi perasaan

kecewa, sedih dan marah. Hal ini yang disebut dengan penyesalan pasca

pembelian, yaitu perasaan penyesalan yang dirasakan oleh seorang individu

terhadap hasil yang diperoleh setelah membeli suatu produk (Lee & Cotte, 2009).

Park mengatakan, penyesalan pasca pembelian juga berhubungan dengan apakah

pembelian itu dilakukan didalam toko atau melalui media internet. Untuk

menghindari penyesalan pasca pembelian yaitu dengan melihat apakah konsumen

dapat menambah atau mengurangi pencarian informasi mengenai produk yang

akan mereka beli dalam proses pengambilan/pembelian (Jisook, 2011).

Pada dasarnya, proses pembelian oleh konsumen terdiri dari tiga fase

umum: fase pembelian, fase membeli, dan fase setelah pembelian. Fase

pra-pembelian atau pra-pemakaian termasuk kejadian-kejadian dan tindakan

konsumen yang mengawali perilaku membeli sebenarnya. Fase pembelian yaitu

keputusan membeli yang melibatkan kapan, dimana dan bagaimana melakukan

pembelian dan pembayaran. Pada literatur komersial elektronik, keputusan

membeli dipandang sebagai perilaku yang didasari kepercayaan. Setelah

pemakaian produk dan layanan, konsumen melakukan penilaian terhadap harapan

yang muncul pada fase sebelum membeli. Berdasarkan hasil penilaian ini, bila

merasa mengalami keuntungan, konsumen mungkin akan memiliki keinginan

untuk membeli lagi dari sumber yang sama, dan lewat pembelian berulang akan

(5)

sebaliknya bila konsumen merasa menyesal telah membeli barang atau jasa

melalui media internet (Kim, 2003).

Konsep penyesalan dan kekecewaan pembeli berasal dari usaha

membandingkan produk yang dilakukan oleh konsumen terhadap barang dan jasa

yang dibelinya. Perbandingan ini didasari oleh tiga komponen yang menampilkan

faktor-faktor penentu penilaian konsumen terhadap barang dan jasa. Komponen

yang pertama adalah harapan konsumen terhadap penampilan barang dan jasa

yang dibeli. Kedua, kekecewaan yang berasal dari ketidaksesuaian antara

penampilan barang/jasa yang diharapkan dengan penampilan barang/jasa

sebenarnya. Ketiga, penyesalan yang berasal dari perbedaan penampilan barang

atau jasa yang dibeli dengan penampilan barang atau jasa pembanding yang

sejenis. Pendekatan ini berguna untuk melihat kecenderungan penilaian konsumen

terhadap pembelian yang dilakukannya. (Inman, 1997).

Sekarang ini mahasiswa yang menempuh pendidikan S1 di Universitas

Sumatera Utara lagi marak berbelanja melalui media internet. Mahasiswa yang

pernah merasakan penyesalan setelah membeli sebuah barang tidak mau berhenti

dalam melakukan pembelian melalui media internet. Setelah mereka merasa

menyesal dalam melakukan pembelian dikarenakan barang yang diterima tidak

sesuai dengan yang diharapkan, hal ini akan mengarah pada perilaku membeli

berikutnya apakah mereka akan membeli kembali atau tidak membeli kembali.

Mereka yang melakukan pembelian kembali disebut dengan intensi membeli

(6)

penilaian pada barang/produk tersebut (Lacey dan Morgan, 2007). Hal ini

mengarah pada konsumen untuk membeli kembali produk/barang di masa yang

akan datang (Barata, 2007).

Intensi membeli kembali berkaitan dengan konsumen untuk berperilaku

menurut cara tertentu guna mendapatkan, memiliki, dan menggunakan produk

(Boonlertvanich (2011). Menurut Swastha dan Handoko (2000) intensi membeli

kembali merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh pembeli terhadap

produk/barang yang sama dan pembeli akan melakukan pembelian kembali untuk

yang kedua kalinya atau ketiga kalinya. Pada mahasiswa Strata 1 (S1) di Fakultas

Psikologi Sumatera Utara, mereka yang sudah terlanjur merasakan penyesalan

setelah pembelian melalui media internet, mereka cenderung akan mencari produk

atau barang demi memenuhi kebutuhannya. Terlebih dahulu, mereka mencoba

mencari informasi mengenai produk yang akan mereka beli di masa yang akan

datang.

Menurut Schwitzgebel (2006) intensi membeli kembali dipengaruhi oleh

penilaian terhadap produk/barang yang telah dibeli konsumen, adanya tekanan

sosial yang dapat memotivasi perilaku membeli kembali, dan tersedianya fasilitas

yang mendorong perilaku membeli kembali. Berbeda dengan Shimp (2003)

intensi membeli kembali merupakan adanya pengalaman konsumen dalam

memakai sebuah produk, apakah produk tersebut nantinya akan dibeli dimasa

yang akan datang atau tidak.

Keputusan konsumen untuk membeli barang atau jasa sering juga

(7)

meningkatkan harga dirinya, supaya tidak ketinggalan zaman, dikagumi orang

lain, dianggap sebagai kelas tertentu, dan sebagainya (Susana, 2002).

Konsumen dalam melakukan pembelian kembali diawali dengan

kebutuhan akan suatu produk/barang, kemudian membutuhkan waktu untuk

mengambil keputusan, informasi yang dibutuhkan, memikirkan berbagai alternatif

yang harus dipertimbangkan, selanjutnya konsumen akan mengevaluasi

produk/barang tersebut (Armitage& Conner, 2001).

B. Permasalahan

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan menjadi berikut :

Apakah terdapat hubungan antara penyesalan pasca pembelian dengan

intensi membeli kembali melalui media internet pada mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

penyesalan pasca pembelian dengan intensi membeli kembali melalui media

(8)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini diharapkan bisa menjadi

tambahan pada Psikologi Industri dan Organisasi. Dan dengan adanya penelitian

ini dilakukan diharapkan dapat menambah bukti-bukti empiris tentang hubungan

penyesalan pasca pembelian dengan intensi membeli kembali melalui media

internet pada mahasiswa.

2. Secara praktis

a. Bagi produsen, membantu untuk mengetahui hubungan

penyesalan pasca pembelian dengan intensi membeli kembali

sehingga dapat membuat strategi untuk pemasaran sebuah

produk/jasa yang tepat untuk menghindari kemungkinan

konsumen mengalami penyesalan dengan mengetahui

kebutuhan atau harapan konsumen pada suatu barang/produk

serta memberikan informasi dan kualitas dari suatu produk

yang akan dijual.

b. Bagi konsumen yang berbelanja melalui media internet untuk

mencari tahu informasi mengenai produk/barang yang akan

dibeli melalui media internet dan membuat strategi dalam

melakukan pembelian melalui media internet untuk

mengurangi penyesalannya dan berkeinginan untuk membeli

(9)

c. Bagi masyarakat yang belum pernah berbelanja melalui media

internet mendapat sebuah gambaran bagaimana penyesalan

yang dialami orang yang pernah berbelanja melalui media

internet.

d. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi dalam

melakukan kajian atau penelitian dengan pokok permasalahan

yang sama serta sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan langsung dengan penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan serta manfaat penelitian.

BAB II: Landasan Teori

Bab ini memuat landasan teori yang mendasari masalah yang

menjadi objek penelitian yang mengikuti landasan teori dari penyesalan

pasca pembelian dengan intensi membeli kembali melalui media internet.

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini memuat metode penelitian yang digunakan, yaitu

identifikasi variabel penelitian, defenisi variabel operasional penelitan,

(10)

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis

data.

BAB IV: Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini memuat tentang pengelohan data penelitian, gambaran

umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan data-data

penelitian ditinjau dari teori yang relevan.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang diperlukan baik untuk penyempurnaan penelitian atau

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 2 Ciawang sebelum dan setelah dengan tidak Menggunakan Video..

[r]

menggunakan video describing people. Untuk mengetahui keterampilan menulis teks deskriptif bahasa Inggris. siswa kelas V SDN 3 Ciawang Kecamatan Leuwisari

Konstruksi sosial teknologi telematika dan perayaan seks media massa..

Perlu dilakukan analisis kebutuhan air untuk irigasi dan air bersih agar diketahui kekurangan sehingga kekurangan dapat di atasi. Untuk dapat mengetahui kebutuhan air bersih

[r]

Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai bunga ( pedicellus ), dasar bunga ( receptaculum ), kelopak ( calyx ), mahkota

Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi keberadaan jenis parasit (endoparasit dan ektoparasit) pada ikan Lele (Clarias gariepinus) dan Mengetahui hubungan antara