• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin

modern, Perguruan tinggi di tuntut untuk meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan setiap unsurnya termasuk mahasiswa sebagai elemen penting

masa depan agar menjadi yang mandiri, kreatif dan solutif dalam menyikapi

perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi. Ilmu pengetahuan sangat

berperan penting karena ilmu pengetahuan akan bersifat teoritis dan tidak

akan berkembang jika tidak di barengi dengan Praktek Kerja Lapangan

Mandiri.

Disamping itu, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan salah

satunya adalah perkembangan ilmu politik di Indonesia yang begitu cepat

khususnya di bidang pemerintahan Daerah. Pembangunan nasioanl kegitan

berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik material dan spiritual. Untuk dapat

merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah

pembiayaan pembangunan khususnya dalam sektor perpajakan.

Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa

pemerintah daerah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah

daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Dana

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang

diharapkan menjadi salah satu sumber pendanaan penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah dan meratakan

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Pendapatan Daerah digunakan

untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan otonomi daerah

(2)

rumah tanngganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan

pelayanan pada masyarakat.

Pajak Daerah merupakan pungutan daerah menurut peraturan yang

ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum

publik yang di atur dalam Undang - Undang No. 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana pajak Daerah terbagi menjadi

dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak provinsi

terdiri dari:

Pajak Kendaraan Bermotor

1. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

2. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

3. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan

4. Pajak Rokok

Sedangkan Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari:

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Parkir

7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10. Pajak Bumu Dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

11. BPHTB

Salah satu Pajak Daerah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB). PKB adalah Pajak Bagi Hasil pengelolaan atau pengutipannya

dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi atau Cabang Dinas

Provinsi yang berada di Daerah Kabupaten/Kota . Pada Daerah Provinsi dan

Daerah Kabupaten/Kota pengelolaan pengutipan Pajak Kendaraan Bermotor

dilakukan pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur terkait dalam

(3)

istilah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Keputusan

pembentukan tentang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

merupakan Surat Keputusan Bersama Tiga Mentari yaitu Menhankam,

Mentari Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Tahun 1976 yaitu : No. Pol

Kep/13/XII 1976, Kep/MK/12/1976 tertanggal 28 September 1976 tentang

Peningkatan Kerjasama Antara Daerah Provinsi, Komando Daerah

Kepolisian dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka meningkatkan

Pajak Kendaraan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (On Line Room Operation).

Unsur terkait dan bertugas pada kantor SAMSAT tersebut adalah

kepolisian sebagai pengelola administrasi kendaraan bermotor, Pemerintah

Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) provinsi

sebagai kas penerimaan pajak dan PT. Jasa Raharja sebagai klaim Jasa

Raharja bagi pemilik kendaraan bermotor.

Kantor SAMSAT sebagai pelaksana tugas membuat atau merancang

konsepsi-konsepsi untuk memberdayakan segala kemampuan untuk dapat

melaksanakan tugas dalam Pajak Kendaraan Bermotor secara efektif.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka di sini penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Mekanisme penerimaan dan

pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Sistem

Administrsi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Gerai Marelan”

sebagai objek pajak yang menarik untuk di jadikan wadah Praktik Kerja

Lapangan Mandiri.

B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang

wajib dilaksanakn oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program

Diploma III Administrsi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini

memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri,

(4)

Pendapatan Daerah yang dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun kegiatan yang menjadi tujuan dalam penelitian melaksanakn

tujuan dalam penelitian melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM), yaitu:

1.1. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak

Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Marelan Dinas

Pendapatan Sumatera Utara

1.2. Untuk Mengetahui data penerimaan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor

pada Kantor SAMSAT Medan Marelan Dinas Pendapatan Sumatera

Utara.

1.3. Untuk mengetahui upaya yang meningkatkan oleh SAMSAT Medan

Marelan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

1.4. Untuk mengetahui seberapa besar sanksi atau denda yang diterapakan

oleh fiskus kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban

perpajakannya dalam Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

2.1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk mrngetahui bagaimana tata cara pelaksanaan pembayaran

pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Manunggal

Satu Atap (SAMSAT) dan masalah-masalah apa saja yang dihadapi

penulis pelaksanaan PKLM

b. Mempelajari bentuk kerja tim dan bekerja sama, serta meningkatkan

kemampuan berhubungan dengan orang lain.

c. Menambah motivasi untuk belajar mengetahui bagaimana situasi

dunia kerja yang sebenernya dan menjadikan mahasiswa sebagai

tenaga ahli yang siap bekerja.

d. Mengetahui secara langsung praktek kerja yang sesungguhnya dan

(5)

e. Untuk meningkatakan komunikasi maupun pendekatan pada kantor

Bersama Sistem Administrsi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Dinas pendapatan Daerah Sumatera Utara.

2.2. Bagi Kantor SAMSAT Medan Marelan

a. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi

pemerintah.

b. Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber - sumber

kemampuan dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan

datang.

c. Sebagai salah satu untuk menyebar luaskan informasi mengenai pajak

kendaraan bermotor.

d. Dapat mempromosikan image instansi serta mendorong loyalitas

instansi.

2.3 Bagi Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas dengan

instansi Pemerintah khususnya Kantor SAMSAT Medan Marelan .

b. Mempromosikan sumber daya manusia di Universitas Sumatera

Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrsi

Perpajakan.

c. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah

disampaikan melalui bangku perkuliahan khususnya di budang

perpajakan .

d. Mengusahakan adanya umpan balik untuk revisi kurikulum.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

Sebelum membahas mengenai pajak Kendaraan Bermotor lebih jauh,

kita harus mengetahui definisi pajak. Adapun pengertian pajak ialah: Definisi

pajak berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata cara Perpajakan,Pajak adalah kontrobusi Wajib Pajak

Kepada Negara yang terutang oleh Orang pribadi dan Badan yang bersifat

(6)

secara langsung dan digunakan untik keperluan Negara sebesar – besarnya

untuk kemakmuran rakyat.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (salemba Empat :

2010) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang –

Undang (yang dapat di paksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik

(Kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum”.

2. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketaui pada pengertian pajak , ada 2 (dua) fungsi

pajak, yaitu:

2.1 Fungsi Penerimaan (Budgeter )

Pajak yang berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk

membiayai pengeluaran–pengeluaran pemerintah, contoh: dimasukkannya pajak

dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2.2 Fungsi Mengatur

Pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan dibidang sosial dan ekonomi , contoh: dikenakannya pajak yang

lebih tinggi terhadap minimum keras, sehingga konsumsi minimum keras

dapat ditekan.

Berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak

daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau Badan

Kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang , yang dapat

dipaksakan berdasarkan untuk membiayai penyelenggara pemerintah daerah

dan pembangunan daerah.

3.Pajak Kendaraan Bermotor

3.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih,

beserta gandengannya yang digunakan di semua sejenis jalan darat dan

digerakkan oleh peralatan tehnik, berupa motor atau peralatan lain yang

(7)

tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat – alat

besar yang bergerak.

Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas

kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan di Atas Air.

3.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau

penguasan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek PKB adalah

kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang diguanakan oleh

semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut,

dan sarana olahraga dan rekreasi.

Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah

kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di

semua jeni jalan darat dan kendaraan bermoto yang di oprasikan di air

dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima GROSS TONNAGE) sampai dengan

GT 7 (tujuh GROSS TONNAGE).

Pelaksanaan Objek pajak Kendaraan Bermotor dikecualikan terhadap

kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas

air, yaitu: kereta api, kendaraan bermotor yang semata-mata yang di gunakan

untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara.

a. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,

perwakilan Negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasianal.

b. Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk

diperlukan, untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas biasa.

c. Wisatawan Asing yang berda di daerah dalam wilayah Indonesia untuk

waktu yang tidak lebih lama dari 90 (sembilan puluh) hari berturut-turut.

d. Yang tidak digunakan, karena disegel dan disita oleh Negara

e. Orang pribadi/badan atas Kendaraan Air di atas Air perintis.

f. Badan usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki Kapal Pandu kapal

(8)

3.3 Subjek pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan

yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Yang bertanggung

jawab atas pembayaran pajak adalah:

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasa atau

ahli warisnya.

b. Untuk Badan adalah perpajakan diwakili oleh pengurus atau badan

kuasa tersebut.

3.4 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif Pajak, dan

Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor

a. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dihitung

sebagai perkalian dari dua unsure pokok, yaitu Nilai jual Kendaraan

Bermotor (NJKB) dan bobot yang mencerminkan secara relative kadar

kerusakan jalan dan pecemaran linkungan akibat penggunaan kendaraan

bermotor.

Nilai jual kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran

umum atas suatu kendraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu

kendaraan bermotor tidak diketahui, maka nilai jual kendaraan bermotor

ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti: • Isi silindir dan/atau suatu daya. • Pengguanaan kendaraan bermotor • Jenis kendaraan bermotor.

• Merek kendaraan bermotor.

• Tahun Pembuatan kendaraan bermotor.

• Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang

diizinkan.

(9)

Bobot sebagaimana dimaksud di atas dihitung berdasarkan

faktor-faktor, sebagai berikut: • Tekanan gandar.

• Jenis bahan bakar kendaran bermotor.

• Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari

kendaraan bermotor.

b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berlaku sama pada

setiap provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapakan dengan

peraturan daerah provinsi. Sesuai peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

2001 Pasal 5 tarif PKB dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis

penguasaan kendaraan bermotor, yaitu sebesar:

a. 1.5% (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

b. 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum yaitu kendaraan

bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan

dipungut bayaran.

c. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat

dan alat-alat besar.

3.5 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang dihitung

dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara

umum, perhitungan PKB adaah sesuai denagn rumus berikut:

Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x (NJKB X Bobot)

3.6 Saat Terutang Pajak, Masa Pajak , dan Wilayah pemungutan

Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib

pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut

(10)

ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang

dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dua belas bulan

berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. PKB

dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dua belas bulan kedepan.

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan

bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenagan pemerintah provinsi

yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam

lingkungan wilayah administrasinya.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan

Mandiri, yaitu:

1. Mengetahui tentang tata cara pelaksanaan pembayaran pajak

Kendaraan Bermotor.

2. Bentuk-bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada

pemilik kendaran bermotor.

3. Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi oleh wajib pajak

kendaraan bermotor (PKB) bagi warga yang memiliki atau menguasai

kendaraan bermotor dilaksanakan dibagian pendaftaran.

4. Masalah atau kekeliruan didalam pelaknaan pembayaran Pajak

Kendaraan Bermotor.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang

telah dibuat sesuai dengan ketentuan Prgram Studi Diploma III Administrsi

(11)

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap ini penulis akan melakukan beberapa persiapan, mulai

dari penentuan topik yang akan melakukan beberapa persiapan, mulai dari

penentuan topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul

proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi

dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis juga mencari dan mengumpulkan berbagai

sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk

mendukung penulisan Laporan Tugas Akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini juga penulis melakukan obsevasi secara langsung sesuai

dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi penulis mencari

data dan informasi pada Kantor Bersama Sistem administrasi Manunggal

Satu Atap Medan Marelan. Serta mempelajari data-data yang berhubungan

dengan masalah-masalah yang ada dibahas yang akan dinantinya dijadikan

bukti dalam daftar dokumen penulis.

4. Pengumpulan Data

Pada setiap ini juga penulis melakukan pengumpulan data mengenai

topik yang akan dibahas. Data primer di peroleh dari hasil wawancara

dengan nara sumber yang berkompoten.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan

melakukan analisis dan evaluasi sehingga data yang diperoleh saling

mendukung dan akurat, dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriftif dan

(12)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama

Sistem Administrasi Manunggal satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan.

2. Pengamatan (Observation)

Yaitu dengan melakukan pengamatan lansung atas kegiatan yang

dilakukan di Kantor Bersama Sistem Administrsi Manunggal Satu atap

(SAMSAT) Medan Marelan.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai Pajak

Kendaraan Bermotor yang ada di kantor Bersama Administrsi manunggal

satu Atap (SAMSAT) Medan Marelan.

G. Sistematika Penulisan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang

yang menjadi pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan

dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian

Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri,

Metode Pengumpulan Data, dan sistematika Penulisan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK

KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi

penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam

bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi,

tugas dan fungsi dari kantor Bersama Sistem Administrasi

(13)

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam hal ini penulis juga menguraikan pengertian secara

teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tata cara

pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor serta

peran dan upaya yang dilakukan Kantor Bersama Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan

Marelan untuk mengoptimalkan Pajak Kendaraan Bermotor di

Kota Medan.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Dalam hal ini penulis menganalisis dan mengevaluasi

masalah yang di hadapi, mengenai masalah yang timbul

dalam pajak Kendaraan Bermotor dan cara pemecahannya.

BAB V : KESIMPULAN

Bab ini meliputi kesimpulan dari uraian sebelumnya, di

samping itu untuk di kemukakan juga saran yang kiranya

dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dilakukan pengujian citra baru di dalam jaring saraf tiruan dengan nilai penimbang yang didapat dari pelatihan dengan data training.. Desain

Data-data penelitian diambil dari karangan berbahasa Arab mahasiswa semester V (ganjil) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri..

Dengan sistem yang ada dalam e- court saat ini siapa saja yg akan menggunakan persidangan elektronik harus dan wajib memeliki akun sebagai "Pengguna Terdaftar"

Apabila berdasarkan laporan bulanan Perusahaan Syariah per 30 Juni 2020 Perusahaan Syariah memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan dengan kondisi sehat dan mempunyai

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi

Alat pengumpulan data teknik observasi adalah lembar observasi terhadap guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas (melaksanakan pembelajaran tindakan

Sedangkan tujuan dari analisis hidrologi ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air Aek Sirahar dalam hubungannya dengan kebutuhan air atas areal pertanian yang berdasarkan

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang Berjudul “Pengaruh Tanggung Jawab Sosial