Dampak Bendungan terhadap Lingkungan dan Kehidupan Sosial
Pendahuluan
Waduk Jatiluhur merupakan waduk yang terbentuk dari pembendungan sungai citarum dan cilalawi.Sebagai waduk terbesar di Indonesia waduk jatiluhur pastinya mempunyai banyak sekali kegunaan.Pada bagian selanjutnya akan dibahas
mengenai dampak negative dari bendungan terhadap kehidupan social maupun terhadap lingkungan serta solusinya agar dapat memperkecil dampak yang ditimbulkan itu.
Pembahasan
1. Dampak Sosial dari adanya Bendungan
120.000 orang, bendungan Kariba 50.000 orang, bendungan keban di Turki 30.000 orang, bendungan Ubolratana di Tahiland 30.000 orang, sementara proyek pamong di Vietnam memindahkan secara massal penduduk setempat sebanyak 450.000 orang.
Jika di perkirakan akan ada jutaan manusia di belahan bumi ini yang terdiri dari bangsa-bangsa pribumi yang akan dipindahkan secara massal melalui tindakan pemaksaan, dimana mereka harus meninggalakan tanah leluhur dan bertarung dalam sebuah kehidupan baru yang tidak pasti.
Menurut kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Nurhidayati, menyebutkan, masyarakat yang berada di daerah genangan (bendungan) ternyata tidak mendapatkan keuntungan dari proyek bendungan, terusir dari tempat kelahirannya serta kehilangan nilai-nilai adat budaya yang selama ini dipegang teguh dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
Dampak dari pembangunan bendungan juga tidak hanya itu.Selain perubahan dalam jaringan sosial dan integritas masyarakat(Fuggle dan Smith, 2000) di tempat asal,masyarakat rural ini biasanya juga akan kehilangan pekerjaan.Sebagaimana masyrakat perdesaan lainnya,kebanyakan dari mereka bekerja secara tradisional seperti pertanian dan mengambil langsung dari alam.Pembangunan bendungan mau tidak mau banyak mengadakan penebangan hutan dan pembebasan lahan.Karena adanya penebangan hutan ini masyaraktpun akan kehilangan mata pencahariannya.Bagi mereka yang lahannya ditenggelamkan dan diganti lahan baru ditempat lain ini yang malahan akan mendapatkan dampak yang lebih berat.Karena bila di tempat asal mereka telah mendapatkan pekerjaan,belum tentu di tempat emindahan nanti mereka akan mendapatkan pekerjaan baru yang dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka.
hutan serta akan menyebabkan pendangkalan pada daerah di sekitar bendungan yang berimmplikasi utama menjadi penyebab terjadinya banjir pada daerah sekitar waduk.Akan tetapi warga pada daerah hilirlah yang pailing mendapatkan imbas yang luar biasa dari adanya banjir ini.Contohya saja seperti Jakarta yang mendapatkan kiriman banjir dari waduk Jatiluhur yang notabene dibuat dengan melakuakn penebangan hutan pada bagian hulu.Adanya bendungan juga berakibat kepada ertanian warga pada bagian hilir.Buka tutup pintu bendungan berimplikasi kepada ketidakpastian lahan mereka dalam mendapatkan air.
Masalah lain yang dapat ditimbulkan oleh waduk-waduk ini adalah adanya sarang penyakit(Lerer dan Scudder, 1999; McMillan, 1995);.Bendungan-bendungan besar ini menimbulkan penyakit karena mereka memiliki aliran yang sangat lambat dan ini merupakan aliran ang sangat baik bagi perkembang biakan nyamuk(Vektor malaria dan Aides Aegepty dan perkembangbiakan keong(vector schistosomiasis) akibatnya banyak warga yang berada di bibir bendungan pada musim hujan banyak terkena penyakit seperti malaria dan demam berdarah yang disebabkan oleh adana nyamuk.Sedangkan dampak penyakit yang lebih berbahaya diebabkan oleh schistosomiasis atau dikenal sebagai cacing pipih.Penyakit ini sering menyerang anak.Penyakit ini dapat menyerang organ internal manusia dan menghambat pertumbuhan pada anak-anak.Gejala yang ditimbulkan oleh cacing ini diantaranya batuk,pilek,diare,pembesaran hati,jumlah leukosit yang sangat tinggi,dan dapat menyebabkan luka pada kelamin.
Mengingat bendungan ini sangat rawan terhadap gempa bumi baik yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik gunung berapi maupun aktivitas tektonik lempeng di selatan pulau jawa.Jika gempa bumi itu nantinya meruntuhkan bendungan yang bersangkutan dan melepaskan volume air besar yang tersimpan dalam waduk, dapat menelan ribuan masyarakat yang tinggal di daerah hilir. Seperti yang terjadi beberapa bulan lalu runtuhnya situ gintung. waduk situ gintung merupakan salah satu waduk yang dibangun pada 1932 oleh Belanda sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir wilayah selatan jakarta.
Mengingat kontruksi situ yang telah tua dimana kontruksi situ hanya terbuat dari endapan tanah membuat waduk tak mampu lagi menerima volume air dalam jumlah yang besar dan akibat ketidakmampuan tersebut waduk situ gintung akhirnya memuntahkan bebannya ke pemukiman warga yang tinggal di hilirnya dan telah menelan puluhan korban jiwa dan mengahancurkan ratusan rumah penduduk.
2. Dampak Lingkungan dari pembangunan Bendungan
yang sangat luas, merubah struktur alamiah sungai dan pengerusakan biota sungai, Pembukaan wilayah-wilayah isolasi untuk pengerukan sumber daya alam dan Hilangnnya lahan basah pertanian yang luas. anyak bukti yang bisa disaksikan dari perjalanan sejarah pembangunan yang penuh dengan praktek ekstraktif ini, misalnnya Bendungan Tucurui dan Balbina bersama-sama menenggelamkan 6.400 kilometer persegi hutan hujan tropis di Amazon Brazil, Bendungan Akosombo menenggelamkan yang luas melebihi bendungan manapun diseluruh dunia, yakni 8.500 kilometer persegi.
Tanpa kita sadari pembangunan bendungan berdampak langsung kepada penurunan kualitas air sungai. Akibat dari itu dapat mengacam populasi ikan bermanfaat dan menimbulkan masalah terhadap ternak dan manusia, Karena mengubah sistem dari sungai ke danau juga menciptakan habitat yang lebih bagi nyamuk dan siput (Lanza, 1971).
menggunakan oksigen yang tersedia dalam air, mematikan ikan dan menghasilkan air yang tidak cocok untuk di konsumsi dan irigasi.
Bendungan mempengaruhi sistem biofisik terutama dengan mengubah hidroglogi sungai dan dengan sistem memecah-belah sungai (Kotchen et al., 2006). Berubahnya hidrologi sungai ke danau membuat aliran air terhambat di waduk. Sehingga nutrient yang dibutuhkan ikan pada aliran sungai bagian hilir menjadi terhambat dan menumpuk di waduk. Akibat dari terhalangnya nutrisi di waduk membuat populasi ikan- ikan yang berada di hilir menjadi lapar akan gizi.
Setidak-tidaknya jenis tanaman yang berada dikiri dan kanan sungai. Selama 70 tahun pembangunan bendungan di swedia, jenis tumbuhan yang punah mencapai 15 persen.
Masalah ekologi selanjutnya yang disebabkan oleh hilangnya kadar sedimen dari air di hilir adalah erosi tanah di daerah pantai atau delta. Karena semua hasil pada beban sedimen bendungan hilir berkurang, sungai dibendung dikatakan "lapar" untuk sedimen. Karena laju deposisi sedimen sangat berkurang membuat pasokan deposit ( zat- zat nuttrien) untuk sungai berkurang tetapi laju erosi tetap hampir konstan, aliran air menggerogoti di tepi sungai dan dasar sungai, mengancam ekosistem pantai, memperdalam sungai, dan penyempitan sungai. mengurangi kadar air, homogenisasi aliran sungai dan ekosistem sehingga mengurangi variabilitas, mengurangi dukungan untuk satwa liar, dan mengurangi jumlah sedimen mencapai dataran pantai dan delta.
Solusinya
kemiringannya curam, mengangkut material berukuran besaratau batu – batuan dan memerlukan bangunan dengan elevasi rendah.
Atau bisa juga menggunakan bendungan tipe gerak. Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki.Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat
dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kea rah hilir (downstream).
Fishway atau tangga ikan merupakan alternatif yang dapat diaplikasikan
pada suatu bangunan sungai yang sudah atau baru akan dibuat. Dengan
keberadaan bangunan tambahan ini diharapkan siklus migrasi ikan tidak terputus
sehingga ikan dapat terus tumbuh dan berkembangbiak tanpa adanya faktor