• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(PENGERTIAN, PRINSIP, STANDAR KOPETENSI, STRUKTUR, POLA PENGEMBANGAN, DAN KOMPONEN)

Nurhaini NIM 17330037

nurhaini.spdaud.2013@gmail.com Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Program Pascasarjana

ABSTRAK

(2)

A.Pendaluan

Terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu

terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini

diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut UU No.

20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan

usia dini adalah: “Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. (Susilo,

2013:83)

Pembagian rentang usia menurut Suryana (2015:4) dalam tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia, tercantum dalam buku kurikulum

dan hasil belajar anak usia dini yang terbagi ke dalam rentang tahapan. Pertama,

Masa bayi berusia lahir – 12 bulan. Kedua, Masa “toddler” atau batita usia 1-3 tahun.

Ketiga, Masa prasekolah usia 3-6 tahun. Keempat, Masa kelas B TK usia 4-5/6 tahun.

Masa ini saat yang sangat tepat untuk meletakan dasar dasar pengembangan

kemampuan fisik, Bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai nilai

agama, serta kecakapan hidup yang diberikan secara terintegrasi dalam pelaksanaan

pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan

kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai.

Selanjutnya Suryana menambahkan (2014:68) pada usia tahun kedua

perkembangan dan kemampuan belajar akan berkembang dengan cepat. Aktivitas

fisik anak usia satu sampai dua tahun bagaikan batere yang penuh tidak ada

habisnya, antusiame, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Usia satu tahun menuju dua

tahun merupakan sebagai akhir dari kemampuan seorang bayi dan membuka

(3)

Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini tumbuh dengan pesat, baik secara

kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak

hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah

formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat

Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat untuk

memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa

yang diharapkan.

Usia dini adalah masa keemasan anak yang juga tahap keemasan dari

keseluruhan pendidikan setiap orang masa ini adalah masa terbaik untuk

mengoptimalkan fungsi otak anak dengan memberikan stimulasi yang sesuai. karena

itu pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak anak

usia dini, yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani mereka agar mereka memiliki

kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar dan kehidupan berikutnya. (Hasballah.

2014:21).

Abdullah ldi .( 2014:34) hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh

Direktorat Pembinaan TK dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2012

Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar

pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni

sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah-masalah yang harus

dikaji lebih jauh di antaranya masih lemahnya peran pemerintah dalam

mengembangkan PAUD serta maih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap

pentingnya pendidikan di usia dini.

Trianto (2014:16)Selain itu, “ekspektasi” masyarakat yang terlalu tinggi

terhadap aspek kemampuan kognitif anak menyebabkan arah pengembangan

pendidikan anak usia dini dewasa ini dianggap masih kurang tepat. PAUD pada

hakekatnya adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh potensi anak

baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai

(4)

dengan kurikulum. Selanjutnya, kurukulum harus disesuaikan dengan kebutuhan anak

seperti kurikulum K13 yang berbasis sentifik.

Menurut Suryana (2015:2) pengembangan kurikulum, artinya bukan

kurikulum baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya dengan

penelitian ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun

ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui

pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan kemampuan

mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan

kemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan kemampuan menalar, dan

mengembangkan kemampuan mengomunikasikan.

Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada

masyarakat tentang komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan.

Komponen PAUD antara lain meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum,

proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap kurukulum PAUD perlu dilakukan

untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia

dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah

pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

pembahasan terhadap kurikulum PAUD baik melalui kajian kepustakaan maupun

pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD. Batasan masalah dalam

penulisan makalah ini yaitu kurikulum pendidikan anak usia dini dilihat dari

pengertian, prinsip, standar kopetensi, struktur, pola pengembangan, dan komponen.

Selanjutnya, tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mendeskripsikan kurikulum

pendidikan anak usia dini dilihat dari pengertian, prinsip, standar kopetensi, struktur,

(5)

B. Landasan Teoritis

a. Pengertian Kurukulum Paud

Trianto (2014:2) Istilah ”Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang

dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu

sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang

lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah

kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni ”Currikculae”, artinya jarak yang harus

ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka

waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk meroleh

ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, anak dapat memperoleh ijazah. Ijazah

pada hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa anak telah menempuh kurikulum yang

berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu

jarak antar satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata

lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik

akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.

Menurut Susilo, (2013:4) pengertian lain tentang kurikulum diungkap dalam

Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan bahwa

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi

atau bahan pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Suryana (2014:1) Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong

perbaikan proses pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran dalam

kurikulum pendidikan anak usia dini 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis

pembelajaran. Belajar ilmiah adalah pencapaian tujuan melalui kegiatan anak-anak

belajar. Anak-anak diharapkan untuk mengembangkan kemampuan untuk

mengamati, bertanya, mencoba, alasan, dan berkomunikasi proses pembelajaran yang

(6)

Menurut Suryana menambahkan (2017:70) implementasi kurikulum 2013

dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar anak didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum

atau prinsip melalui tahaptahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan maalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak didik

dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan

tercipta diarahkan untuk mendorong anak didik dalam mencari tahu dari berbagai

sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu

Menurut Susilo, (2013:8) Kurikulum PAUD diarahkan kepada pendektan

sentifik merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi

anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya,

dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar

mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan

pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan

kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan

antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena

tergantung kekreatifan sang pendidik.

b. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum Paud

Menurut Sujiono (2013:20) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dapat

diuraikan sebagai berikut.

(7)

Maksud kurikulum disini adalah kurikulum harus memberikan pengalaman

belajar yang dapat mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh dalam

berbagai aspek perkembangan.

2. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap

Kurikulum harus memberikan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat

didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Program juga harus

menggunakan berbagai sarana dan bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan.

3. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat

Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu, peran orang

tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.

Sedangkan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan pada

lingkungan sekitarnya. Selain itu, member rasa aman bagi lingkungan sekitarnya.

4. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak

Kurikulum dapat memberikan kemampuan untuk dapat mencukupi segala

kebutuhan, minat setiap anak. Jadi anak dapat tumbuh berkembang sesuai dengan apa

yang diharapkan.

5. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat

Kurikulum harus dapat memberikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota

dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Dengan ini anak dapat

memahami keadaan lingkungan sekitarnya.

6. Sesuai dengan standar kompetensi anak

Standar kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengacu pada kompetensi

anak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak.

7. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus

Seharusnya kurikulum tidak hanya digunakan untuk anak yang normal namun

seharusnya juga diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus. Apalagi anak

yang berkebutuhan khusus membutuhkan layanan ekstra dari pada anak yang normal.

(8)

Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinergi

dengan keluarga dan masyarakat sehinggah tujuan pendidikan dapat tercapai.

9. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak

Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan

kesehatan anak saat anak berada disekolah.

10. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga

Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur

manajemen/pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.

11. Pengelolaan sumber daya manusia

Sumber daya manusia sangat penting dalam peningkatan pendidikan.

Kurikulum hendaknya dapat menggambarkan proses manajemen pembinaan sumber

daya manusia yang terlibat di lembaga.

12. Penyediaan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana begitu penting dalam instrument pendidikan. Kurikulum

yang baik adalah dapat menggambarkan penyediaan sarana dan prasarana yang

dimiliki lembaga.

c. Standar Kompetensi Kurukulum Anak Usia Dini

Anita (2014:28)standar kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar Kompetensi

yang diharapkan pada pendidikan TK adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan

secara optimal sesuai dengan standar yang telah dirumuskan. Standar kompetensi ini

digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum.

Arizalaldi (2016:25) Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas

pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik motorik

-Motorik Kasar: Berlari, memanjat, menendang bola, menangkap bola, bermain

lompat tali, berjalan pada titian keseimbangan, dll.

-Motorik Halus: Mewarnai pola, makan dengan sendok, mengancingkan baju,

(9)

menjahit dengan alat jahit tiruan, dll.

-Organ Sensoris: Membedakan berbagai macam rasa, mengenali berbagai macam

bau, mengenali berbagai macam warna benda, mengenali berbagai benda dari ciri-ciri

fisiknya, mampu membedakan berbagai macam bentuk, dll.

2. Perkembangan Kognitif

Misalnya: mengenal nama-nama warna,mengenal nama bagian-bagian tubuh,

mengenal nama anggota keluarga,mampu membandingkan dua objek atau lebih,

menghitung, menata, mengurutkan; mengetahui nama-nama hari dan bulan;

mengetahui perbedaan waktu pagi, siang, atau malam; mengetahui perbedaan

kecepatan (lambat dan cepat); mengetahui perbedaan tinggi dan rendah, besar dan

kecil, panjang dan pendek; mengenal nama-nama huruf alfabet atau membaca kata;

memahami kuantitas benda, dll.

3. Perkembangan Moral dan sosial

Misalnya: Mengetahui sopan santun, mengetahui aturan-aturan dalam

keluarga atau sekolah jika ia bersekolah, mampu bermain dan berkomunikasi bersama

teman-teman, mampu bergantian atau antre, dll.

4. Perkembangan Emosional

Misalnya: Menunjukkan rasa sayang pada teman, orang tua, dan saudaranya;

menunjukkan rasa empati; mengetahui simbol-simbol emosi: sedih, gembira, atau

marah dan mampu mengontrol emosinya sesuai kondisi yang tepat.

5. Perkembangan Komunikasi (Berbahasa)

Misalnya: Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata, mampu

melafalkan kata-kata dengan jelas (bisa dimengerti oleh orang lain).

d. Struktur Kurikulum Anak Usia Dini

Hurlock, E. B. (2013:17) struktur kurikulum merupakan pola dan susunan

bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan

pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua kelompok

(10)

moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan kemandirian.

2. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Bahasa,

Kognitif, dan Fisik-Motorik.

e. Pola Pengembangan Kurikulum PAUD

Kurikulum PAUD bisa bersifat mingguan, bulanan dan tahunan. Dengan

demikian, guru PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Hurlock, E. B.

2013:32) menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola

sebagai berikut:

1. Berdasarkan Keilmuan PAUD

Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil

penelitian tentang belajar dan pembelajaran. Kajian keilmuan secara komprehensif

hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum.

2. Mengembangkan anak secara menyeluruh

Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara

menyeluruh, meliputi aspek fisik-motorik, social, moral, emosiaona dan kognitif. Di

sisi lain isi kurikulum hendaknya mencerminkan sifat demokratis, adanya kebebasan

untuk menentukan pilihan, keadilan, persamaan hak dan kewajiban, serta keterukaan.

Tujuan kurikuler juga hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

3. Relevan, menarik dan menantang

Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik dan menantang anak untuk

melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba dan berfikir. Kurikulum yang

efektif mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari konteks yang

berarti dalam kehidupan anak.

4. Mempertimbangkan kebutuhan anak

Hurlock, E. B. (2013:33) perencanaan kurikulum hendaknya

mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat,

dan ideology bangsa secara nasional. Kurikulum hendaknya realistic dan dapat

dicapai oleh anak. Apa yang dipelajari anak hendaknya sesuai dengan apa yang

(11)

susila, norma hendaknya diperhatikan dalam penyusuan kurikulum. Perbedaan

bahasa, kultur, budaya hendaknya dapat terakomodasi dalam isi kurikulum.

5. Mengembangkan kecerdasan

Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak berpikir, menalar,

mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pembelajaran pada anak usia dini

hendaknya tidak bersifat hafalan, tetapi mengembangkan kecerdasan dengan cara

melatih anak berfikir, menalar.

6. Menyenangkan

Kurikulum disesuaikan dengan kondisi psikologis anak, sehinggah anak

merasa bisa, senang, rileks dan nyaman belajar di TK. Anak usia dini suka bermain,

aktif, dan selalu ingin tahu. Berdasarkan alasan tersebut, kegiatan kurikuler dirancang

agar anak dapat belajar sambil bermain, aktif secara fisik dan mental untuk

memuaskan rasa ingin tahnya.

7. Fleksibel

Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat

disesuaikan dengan perkembangan, minat, dan kebutuhan setiap anak. Sebaliknya

kurikulum TK bisa mengakomodasi hal-hal baru, menyediakan alternative dan

memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Selain itu dalam pelaksanaannya tidak

terlalu dibatasi oleh waktu. Begitu fleksibelnya kurikulum TK, sering disebut pula

kurikulum mingguan dan bulanan, karena kurikulum tidak dirancang untuk satu tahun

penuh, tetapi untuk mengakomodasi berbagai hal baru.

8. Unified dan intergrated

Kurikulum untuk TK bersifat unified dan integrated, artinya tidak

mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu

dan terintegrasi melalui tematik unit.

9. Rencana Belajar

Jika untuk kelas atas (SD dan SM) digunakan rencana pembelajaran, maka

(12)

kegiatan belajar di TK. Rencana belajar memiliki keunikan, dimana setiap kegiatan

belajar tidak berisi satu kegiatan belajar dari bidang studi, tetapi merupakan

rangkaian tema yang terintegrasi.

f. Ruang Lingkup Kurikulum PAUD

Nurhaini (2014:12)salah satu tugas utama TK adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran kurikulum yang berlaku. Dengan demikian pemahaman terhadap

kurikulum sampai dengan strategi pelaksanaan sangat penting. Meskipun kegiatan

pembelajaran di kelas/lapangan dilaksanakan guru, tetapi peran kepala TK sangat

penting, mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan sampai evaluasi.

1. Penyusunan Silabus

Menurut Sujiono (2013:24) Silabus merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.

Silabus harus disusun secara sistematis dan berisiskan komponen-komponen yang

saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.

a. Perencanaan semester

Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi

jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan

untuk setiap jaringan tema dan penyebarannya ke dalam semester 1 dan 2.

Langkah-langkah penyususnan program semester, sebagai berikut:

- Pelajari dokumen kurikulum, yakni kerangka dasar dan standar kompetensi

- Pilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap

kelompok dalam satu semester

- Buat matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema. Dalam langkah ini yang

harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan atau indicator ke dalam

jaringan tema.

- Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema dengan memperhatikan keluasan

(13)

g. Komponen Kurikulum Anak Usia Dini

Ramli (2015:31) menyatakan komponen kurukulum anak usia dini untuk materi usia

3 – 6 tahun meliputi:

1. Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi,

wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.

2. Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan,

geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian,

dan mempresentasikannya.

3. Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan

lingkungan.

4. Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan

yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas

karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu

dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari

tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur,

kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi,

dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.

5. Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari,

adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik,

dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk

menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan.

materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.

C. Kesimpulan

Terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu

terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini

diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Kurikulum PAUD

(14)

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Standar

kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum. Standar

kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:

Moral dan nilai-nilai agama, Sosial, emosional dan kemandirian, Bahasa, Kognitif,

Fisik/Motorik, Seni. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua

kelompok yaitu bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan

kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan

kemandirian. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan

Bahasa, Kognitif, dan Fisik-Motorik. Kegiatan pembelajaran di kelas/lapangan

dilaksanakan guru, peran kepala TK sangat penting, mulai dari perencanaan,

koordinasi pelaksanaan sampai evaluasi.

Daftar Rujukan

Abdullah ldi. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arizalaldi. 2016. Pengembangan Kurikulum muatan kurikulum PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas Negeri Padang. Jurnal UNP/National.

Dadan Suryana. 2014. Early Childhood Education Based On Thematic And Sciencitic Learning. International Jurnal. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.

Dadan Suryana. 2014. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbabasis Perkebangan Anak. Jurnal National. ISSN. 1-72. April 2014.2337-9227. Universitas Negeri Padang.

Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 11 Edisi 1, April 2017. Universitas Negeri Padang. DOI:

(15)

Hasballah. 2014. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh.

Hurlock, E. B. 2013. Perkembangan Anak Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Muhammad Joko Susilo. 2013. Kurikulum 2013 Tingkat PAUD. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurhaini. 2014. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal. Dinas Pendidikan Propinsi Banten.

Ramli, M. 2015. Pendampingan Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Trianto. 2014. Struktur dan muatan kurikulum PAUD. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Yuliani Nurani Sujiono. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan istilah ‘tanah tumpah darah’ dan ‘tanah - air’ menjadi semakin populer ketika para tokoh nasionalis menghubungkannya dengan negara merdeka yang dicita-citakan,

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa

Berdasarkan pembahasan critical review dapat diambil kesimpulan bahwa Maksud dan tujman penulis untuk menyelidiki dampak pencemaran udara terhadap terhadap

Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga- lembaga negara serta

Selain itu, komoditas pangan yang paling dibutuhkan di Kabupaten Karanganyar adalah padi (beras), yakni 100.443,96 ton per tahun. Meskipun angka ketersediaan komoditas padi

Data itu menunjukkan bahwa sesungguhnya kosakata bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan istilah baru, baik dalam paduannya dengan kata lain

Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati

Berkaitan dengan hal itu, SPP berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran