• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KIMIA Yang Pembuatan Koloid (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KIMIA Yang Pembuatan Koloid (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PEMBUATAN KOLOID

KIMIA KELAS XI/2014-2015

Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/XI-MIA 6

SMA Negeri 2 Bogor

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, lap oran yang berjudul “Laporan Praktikum Pembuatan koloid” ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi mata pelajaran Kimia.

Pada pembuatan laporan ini, kami mengucapkan terimakasih, khususnya kepada Ibu Fransisca selaku guru mata pelajaran Kimia yang telah membibing kami, orang tua kami yang membantu baik dalam bentuk moril maupun materil, dan konstribusi dari teman-teman yang dapat bekerja sama dalam proses pembuatan laporan ini.

Dengan selesainya laporan ini, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya tentang materi system koloid ini. Semoga dengan adanya laporan ini dapat membantu pembaca untuk mencari referensi. Kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan di tugas-tugas berikutnya.

Bogor,

Mei 2015

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

PEMBAHASAN KOLOID

KATA PENGANTAR………..1

DAFTAR ISI

………..2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

PENDAHULUAN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

……….3

1.2

TUJUAN

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

………..3

1.3

LANDASAN TEORI

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

………..3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1

ALAT

&

BAHAN

………..5

2.2

LANGKAH KERJA

……….5

2.3

DATA HASIL PERCOBAAN

……….6

2.4

ANALISA DATA

……….6

BAB 3. PENUTUP

3.1

KESIMPULAN………7

3.2

SARAN……….………..7

3.3

DOKUMENTASI……….………..8

(4)

Pembuatan Koloid

BAB 1.

P

ENDAHULUAN

3.1

LATAR BELAKANG

Berawal dari sebuah ide bahwa jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain, akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat yabg lain atau disebut sistem dispersi). Sistem dispersi dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan ukuran partikel-partikelnya yaitu, larutan, koloid, dan suspensi.

Koloid adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya (1nm-100nm) berada di antara suspensi dan larutan, relatif dapat diamati. Koloid juga merupakan salah satu sistem disperse yang relatif kurang stabil dan bersifat heterogen dengan zat pembentuk dari gas, cair, dan padat.

Maka, dengan percobaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pembuatan koloid

dengan cara merubah ukuran partikel-partikel larutan dan suspensi menjadi partikel-partikel koloid.

3.2

TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk membuat sistem dispersi dengan dua cara, yaitu dispersi dan kondensasi.

3.3

LANDASAN TEORI

Koloid adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya (1nm-100nm) berada di antara suspensi dan larutan, relatif dapat diamati.

Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu dengan cara dispersi dan kondensasi. Tujuan dari cara dispersi adalah memperkecil partikel-partikel menjadi ukuran partikel koloid, sedangkan tujuan kondensasi adalah memperbesar partikel-partikel menjadi seukuran partikel koloid.

Kondensasi terbagi menjadi tiga sub-cara, yaitu dengan reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan reaksi pertukaran ion.

a) Reaksi hidrolisis umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (reaksi dengan air).

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3

FeCl3(aq) + 3H2O(l)  Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

b) Reaksi redoks, adalah reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi, koloid-Nya merupakan hasil oksidasi dan reduksi.

(5)

Contoh:

Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.

2H2S(g) + SO2(aq)  2H2O(l) + 3S(s)

c) Reaksi pertukaran ion, umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaski kimia.

Contoh:

Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3.

3H2S(g) + As2O3(aq)  As2S2(s) +3H2O(l)

Disperse terbagi menjadi empat, yaitu mekanik, homogenisasi, peptisasi, dan busur bredig. a) Mekanik, adalah cara yang dilakukan dengan cara memperkecil partikel sebelum didispersi,

dengan menggerus atau menggiling zat.

b) Homogenisasi adalah dengan cara mesin pabrik.

c) Pepptisasi adalah perlakuan kepada partikel dengan cara memecah partikel-partikel besar dengan menambahkan zat tertentu.

d) Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membuat koloid logam.

(6)

BAB 2.

P

EMBAHASAN

2.1

ALAT

&

BAHAN

2.2

LANGKAH KERJA

Pembuatan dispersi koloid dengan du acara, yaitu dengan cara dispersi dan kondensasi.

2.2.1 KONDENSASI

a) Panaskan 50mL akuades pada pada gelas kimia. Setelah mendidih, tambahkan dengan 20 tetes larutan FeCl3 jenuh sambal diaduk. Hentikan pemanasan jika

larutan mulai berubah menjadi cokelat.

b) Reaksikan 25mL larutan HCl 2M dengan 25mL larutan Na2S2O3 0.5M.

2.2.2 DISPERSI (MEKANIK)

c) Ambil 1 sendok gula pasir dan 1 sendok serbuk belerang. Gerus campuran tersebut pada lumpang porselen sampai lembut.

d) Ambil separuh dari gerusan campuran pertama dan simpan. Kemudian tambahkan satu sendok gula. Gerus kembali campuran ini sampai lembut. e) Ambil lagi separuhnya dan simpan. Kemudian tambahkan 1 sendok gula lagi

kemduain gerus lagi sampai lembut dan ulangi sekali lagi langkah diatas.

f) Ambil sepucuk sendok hasil gerusan terakhir, kemudian masukkan ke dalam air. g) Ambil serbuk belerang yang belum digerus dengan gula, kemudian masukkan ke

dalam 100mL akuades.

h) Mengamati dan membandingkan keduanya.

ALAT BAHAN

Gelas kimia 150ml Larutan FeCl3 jenuh

Lampu spiritus Larutan HCl 0,2M

Kaki tiga dan kawat kasa Larutan Na2S2O3 0.5M

Pipet tetes Aqudes

Spatula Gular Pasir

Lumping porselen dan mortar Serbuk Belerang

(7)

2.3

D

ATA HASIL PERCOBAAN Tabel hasil percobaan

No.

Percobaan

Hasil Pengamatan

1.

Pembuatan sol belerang

(gula dan belerang) dalam

air

Membentuk campuran yang berwarna putih keruh

(sedikit kekuningan) dan setelah dibiarkan agak lama

terdapat endapan pada bagian bawah campuran.

2.

Pembuatan sol belerang

(tanpa gula) dalam air

Membentuk campuran yang berwarna kuning keruh dan

setelah dibiarkan, terdapat endapan pada bagian bawah

campuran.

3.

Pembuatan koloid dengan

cara kondensasi

1)

Membentuk larutan cokelat pekat setelah

pencampuran kedua larutan dan pengadukan. Lalu

dibiarkan beberapa saat campuran mulai

membentuk koloid.

2)

Reaksi HCl dengan Na

2

S

2

O

3

, Membentuk larutan

putih seperti susu tetapi lebih bening setelah kedua

larutan tersebut dicampur.

2.4

A

NALISA

D

ATA

2.4.1

Pembuatan koloid dengan dispersi langsung

Pembuatan sol belerang menggunakan cara dispersi (mekanik) yaitu dengan

menggerus serbuk belerang dan ditambahkan gerusan zat inert yaitu gula pasir agar

belerang dapat tenggelam dalam air. Belerang yang telah dihaluskan bersama gula akan

membentuk butiran yang ukurannya menyerupai koloid. Kemudian campuran dilarutkan

dalam air sehingga menghasilkan koloid jenis sol. Untuk menguji apakah campuran ini

merupakan larutan koloid atau bukan, kami melakukan uji koloid dengan menggunakan

senter. Yaitu dengan memanfaatkan salah satu sifat koloid, yaitu efek tyndall. Dan

hasilnya, berkas cahaya terlihat menembus dari larutan koloid tersebut.

2.4.2

Pembuatan koloid dengan kondensasi

Pembuatan Fe(OH)3 menggunakan reaksi hidrolisis yaitu rekasi suatu zat dengan

air. Dapat dibuktikan dengan akuades (air) yang dipanaskan lalu diteteskan FeCl3 jenuh.

Setelah didiamkan(suhu ruang) akan membentuk kolid.

(8)

BAB 3.

PENUTUP

3.1

K

ESIMPULAN

Jadi, ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi.

Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus menjadi lebih kasar melalui

suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini dapat dilakukan dengan cara hidrolisis. Sedangkan cara

dispersi yaitu dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus atau

partikel koloid.

3.2

S

ARAN

Dalam praktikum kali ini, khususnya pada pembuatan koloid dengan cara dispersi langsung,

disarankan agar proses penggerusan bahan (belerang dan gula) dilakukan sampai benar-benar

halus. Hal ini dilakukan agar terbentuk larutan koloid yang memiliki ukuran partikel yang sudah

ditentukan.

Dalam pembuatan koloid dengan cara kondensasi, disarankan agar waktu meneteskan FeCl3

jenuh, akuades benar-benar sudah mendidih dan sambil meneteskan FeCl3 menggunakan pipet,

disarankan untuk sambil mengaduk dengan spatula. Pastikan pipet yang digunakan bukan bekas

larutan lain.

(9)

3.3

DOKUMENTASI

Campuran belerang dan gula Belerang yang dihaluskan

Larutan koloid (belerang dan gula) Larutan gula & belerang dan belerang

Gambar

Tabel hasil percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Fokus dari masalah redaman gangguan ( disturbance attenuation problem ) adalah mendesain sebuah kendali optimal (yang meminimalkan biaya pengendalian) untuk meredam berbagai

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari: (1) Insentif finansial terhadap kepuasan kerja karyawan; (2) Insentif non finansial terhadap kepuasan kerja karyawan;

Kekurangan dari buku ini adalah penulis atou karia Seharusnya lebih baik di buat oleh orang dalam negri bukan dari Luar negri,juga memeng bagus memberi panduan latihan permainan

Menentukan titik-titik (keypoints) pada sistem koordinat dengan langkah sebagai berikut: Pilih Main Menu > Preprocessor > Modeling > Create > Keypoints

adapun tujuan pengadaan dan pengembangan buku elektronik (e-book) yaitu untuk menambah koleksi yang ada pada dinas perpustakaan dan kearsipan provinsi sulawesi selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implementasi, hambatan dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam implementasi toleransi kebhinnekaan

Pangkat ( indeks atau eksponen ) adalah salah satu bentuk notasi aljabar yang sangat praktis untuk perkalian berulang dengan basis

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada 24 orang (49.6%) yang menyatakan bahwa hubungan antar manusia dalam hal ini hubungan dengan petugas kesehatan sudah cukup