Editorial MQ 92,3 FM Jojakarta Edisi Senin, 15 Juni 2009
Vaksin Halal Untuk Jamaah Haji Indonesia
Sahabat MQ/ belum hilang rasanya keresahan umat saat penemuan dendeng dan abon babi yang mengandung babi/ direlease ke jutaan umat muslim di Negara kita// Kini/ public kembali dikejutkan dengan penemuan vaksin/ yang disebut-sebut mengandung enzim babi// Lembaga Pengawasan Pengkajian Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia Sumatera Selatan/ April lalu merilis penemuan adanya kandungan dalam vaksin meningistis/ yang biasanya digunakan jamaah haji dan umroh Indonesia//
Sayangnya sahabat MQ/ penemuan LPPOM MUI Sumsel yang telah dilanjutkan dengan dikeluarkannya fatwa haram dari MUI Pusat ini/ ditanggapi dingin pemerintah kita// Padahal/ penemuan adanya enzim babi ini/ disampaikan bukannya tanpa melalui kajian// Sehingga seharusnya/ Departemen Kesehatan melakukan langkah lanjutan/ agar masyarakat Indonesia khususnya umat muslimin yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh/ dapat terbebas dari vaksin haram yang akan merusak dan mengurangi nilai ibadah besar mereka// Bahkan sungguh sangat disayangkan/ bila kemudian pemerintah hanya menyatakan tak dapat berbuat banyak/ lantaran telah terlanjur terikat kontrak pengadaan vaksin selama lima tahun// Lalu pantaskah kiranya hanya karena terlanjur telah ada kontrak/ Negara ini terus mewajibkan jamaah haji untuk terus memasukkan vaksin haram ke dalam tubuhnya?//
Sahabat MQ/ sesungguhnya masalah jaminan halal produk-produk yang dikonsumsi manusia baik pangan/ kosmetik/ obat-obatan termasuk vaksin ini/ bukanlah permasalahan baru// Ini adalah tumpukan kasus usang yang selama ini dialami jutaan muslim Indonesia/ dan kunjung ada jawab pemecahannya// Bahkan terkait dengan rebut-ribut vaksin meningistis ini/ Direktur LPPOM MUI –Nadratuzzaman mengatakan bahwa pemerintah sesungguhnya sudah mengetahui permasalahan ini/ namun hanya mendiamkannya saja// Nadratuzzaman Husein bahkan menyatakan telah berulangkali mengirinkan surat kepada Departemen Kesehatan/ untuk segera mengganti vaksin yang mengandung enzim babi tersebut//
Pertanyaannya sekarang adalah/ lantas mengapa/ di negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim ini/ begitu sulit menemukan barang-barang/ bahan makanan maupun obat-obatan yang halal?// Apalagi/ bukan kali ini saja MUI/ Pemerintah baik Departemen Kesehatan maupun Departemen Agama serta DPR/ saling berseberangan jalan atas masalah halal-haram//
meracik dan menciptakan beragam obat-obatan/ dan meraih kembali Pencapaian umat Islam yang begitu gemilang dalam bidang kedokteran dan kesehatan/ sangat dinantikan// Karena dahulu/ sungguh umat Islam pernah menguasai farmakologi dan farmasi/ setelah melakukan gerakan penerjemahan secara besar-besaran di era Kekhalifahan Abbasiyah//
Sahabat MQ/masalah jaminan vaksin halal merupakan masalah penting bagi umat muslim// Bahkan/ dalam sebuah penelitian yang melibatkan para dokter medis dan peneliti/ dalam video hasil penelitian yang diberi judul “Vaccination : The Hidden Truth” (Vaksinasi dan Kebenaran yang Disembunyikan)/ sempat disebutkan bahwa vaksion sejatinya sangat berbahaya bagi umat manusia// Dalam video ini/ ditemukan bila vaksin terbukti sia-sia/ bahkan mengandung dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh// Bahkan/ diduga vaksinasi merupakan salah satu cara massif untuk menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada sisitem medis dan system farmasi barat//
Nah sahabat MQ/ sampai kapankah jamaah haji kita harus mengkonsumsi vaksin haram ini?// Sampai kapan pula masyarakat Indonesia mendapat jaminan halal atas segala produk baik pangan/ kosmetik/ obat-obatan?// Lalu/ bagaimanakah peran LPPOM Majelis Ulama Indonesia atas permasalahan ini?// Dimana pula ketegasan Presiden/ Departemen Kesehatan/ Departemen Agama serta DPR/ sebagai pemimpin sekaligus kepanjangan tangan dari jutaan muslim di Negara ini?//
Untuk itu dalam Fokus Pagi kali ini/ kita akan mendiskusikannya bersama dengan sejumlah narasumber/ diantaranya adalah :
1. Sekretaris LPPOM MUI DIY / Nanung Danardono 2. Komisi VIII DPR RI/ Hilman Rosyad Sihab