• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2016"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i Daftar Isi

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang ……… 1

A.1 Prinsip-Prinsip Utama ……….……... 1

A.2 Penilaian Good Corporate Governance ……….…… 2

A.3 Visi, Misi dan Corporate Values Bank ………..……... 2

A.4 Struktur Organisasi ………..……….... 3

B. Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank ……… 4

B.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi ………. 4

B.1.1 Dewan Komisaris ……… 4

B.1.1.1 Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris ………..….. 4

B.1.1.2 Kriteria Anggota Dewan Komisaris………... 4

B.1.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris... 5

B.1.1.4 Independensi Dewan Komisaris... 7

B.1.1.5 Rekomendasi Dewan Komisaris... 7

B.1.2 Direksi ……… 9

B.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Direksi ………..…….. 9

B.1.2.2 Kriteria Anggota Direksi ………..……... 9

B.1.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi ………..…… 11

B.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite ……… 14

B.2.1 Komite Audit ………. 14

B.2.1.1 Independensi Anggota Komite Audit ………... 15

B.2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit ………. 16

B.2.1.3 Rapat dan Kehadiran Komite Audit ………... 25

B.2.1.4 PelaksanaanTugas Komite Audit ………... 25

B.2.2 Komite Pemantau Risiko ………. 27

B.2.2.1 Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko …………... 28

B.2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko...……… 28

B.2.2.3 Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko ……….. 29

B.2.2.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko... 29

B.2.3 Komite Nominasi dan Remunerasi ……….. 30

B.2.3.1 Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi ……… 31

B.2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi...… 31

B.2.3.3 Rapat dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi … 33 B.2.3.4 Pelaksanaan Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi………. 33

B.2.4 Komite Tata Kelola Terintegrasi ………. 34

B.2.4.1 Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi.………. 35

B.2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi... 35

B.2.4.3 Rapat dan Kehadiran Komite Tata Kelola Terintegrasi ……... 36

(3)

ii Daftar Isi

B.2.5 Komite Pemantau Bisnis Dan Perkreditan ………. 37

B.2.5.1 Independensi Komite Pemantau Bisnis Dan Perkreditan... 37

B.2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Bisnis Dan Perkreditan ………... 38

B.2.5.3 Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Pemantau Bisnis Dan Perkreditan ……….. 38

B.2.5.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis Dan Perkreditan...…… 38

B.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern……… 39

B.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan ……….. 39

B.3.1.1 Fungsi Kepatuhan ……….. 39

B.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan ………… 40

B.3.1.3 Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)...………. 44

B.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern ……….. 46

B.3.3 Penerapan Fungsi Audit Eksternal ……… 47

B.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern ………. 49

B.4.1 Penerapan Manajemen Risiko...………. 49

B.4.2 Sistem Pengendalian Intern...……… 61

B.5 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure) ……….. 64

B.6 Rencana Strategis Bank ……….. 64

B.7 Data Pelatihan dan Pendidikan Bank Tahun 2016 ……….. 70

B.7.1 Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris..…..………. 70

B.7.2 Pengembangan Kompetensi Direksi...…..………. 70

B.7.3 Data Pelatihan Pegawai ……….……… 71

B.8 Sekretaris Perusahaan...……… 72

B.9 Peringkat Obligasi ……….. 73

B.10 Kegiatan Good Corporate Governance Tahun 2016...………. 73

C. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Mencapai 5% (lima persen) atau Lebih Dari Modal Disetor ……… 75

D. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya Dan/Atau Pemegang Saham Pengendalian Bank ……….……… 76

E Manajemen Sumber Daya Manusia...……… 76

E.1 Perencanaan SDM...………. 76

E.2 Rekrutmen SDM...…...………. 76

E.3 Kebijakan Pengembangan Karir ...………. 77

E.4 Pengembangan Kompetensi Pegawai ..………. 77

E.5 Kebijakan Pengembangan Kompetensi...………. 78

E.6 Performance Management System...……….………. 78

E.7 Penghargaan Perusahaan Kepada Setiap Karyawan...………. 79

(4)

iii Daftar Isi

F. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi………...……… 81

G. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)...……….. 82

H. Permasalahan Hukum... ……… 82

I. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan………..…… 83

J. Buy Back Shares Dan/Atau Buy Back Obligasi Bank …..………. 83

K. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Tahun 2016 ……… 83

L. Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Mandiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Tahun 2016 ….………... 85

(5)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Pelaksanaan

Good Corporate Governance

bank bjb

Tahun 2016

A. Latar Belakang

Untuk dapat terus maju, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., selanjutnya disebut Bank, harus mampu beradaptasi dengan setiap perubahan yang timbul. Perubahan yang dihadapi oleh Bank dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya tersebut, menuntut Bank untuk melaksanakan pengelolaan perusahaan secara profesional dan konsisten. Hal ini menjadi motivasi Bank untuk selalu berusaha melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik pada setiap proses yang ada. Atas dasar tersebut, Bank telah berupaya menjadikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sebagai salah satu pilar utama dalam menjalankan seluruh kegiatan usahanya. Seluruh komitmen tersebut dilaksanakan semata-mata agar Bank dapat selalu memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan seperti nasabah, investor, pemegang saham, masyarakat umum serta insan bjb atas seluruh kepercayaan yang telah diberikan kepada Bank.

A.1

Prinsip-Prinsip Utama

Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) senantiasa berlandaskan pada 5 prinsip dasar, yakni :

a. Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan;

b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif;

c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat;

d. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun;

e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak para pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

(6)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

A.2

Penilaian Good Corporate Governance

Dalam rangka memastikan penerapan 5 prinsip dasar GCG, Bank melakukan penilaian terhadap penerapan GCG yang telah diimplementasikan oleh Bank. Penilaian tersebut dilaksanakan melalui metode penilaian mandiri (self assessment) yang dilaksanakan secara berkala. Penilaian ini dilaksanakan melalui 11 (sebelas) faktor pelaksanaan GCG, yakni :

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; d. Penanganan benturan kepentingan;

e. Penerapan fungsi kepatuhan; f. Penerapan fungsi audit intern; g. Penerapan fungsi audit ekstern;

h. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures);

j. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank laporan pelaksanaan

Good Corporate Governance dan pelaporan internal;

k. Rencana strategis Bank.

Penilaian terhadap 11 (sebelas) faktor pelaksanaan GCG tersebut disusun dalam suatu governance system yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian penilaian yakni governance structure, governance process serta governance outcome.

A.3

Visi, Misi dan Corporate Values Bank

Sebagai suatu organisasi, Bank memiliki tujuan yang dituangkan dalam suatu visi dan misi sebagai berikut :

 Visi :

Menjadi 10 Bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.

 Misi :

Penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah;

Melaksanakan penyimpanan uang daerah;

Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

(7)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Go SPIRIT

Corporate Values Perilaku Utama

Service Excellence 1. Ramah, tulus, kekeluargaan

2. Selalu memberikan pelayanan prima

Professionalism

3. Cepat, tepat, akurat

4. Kompeten dan bertanggung jawab

5. Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan

Integrity

6. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat

7. Menjaga citra Bank melalui perilaku terpuji dan menjunjung tinggi etika

Respect 8. Fokus pada nasabah

9. Peduli pada lingkungan

Intelligence

10.Selalu memberikan solusi yang baik

11. Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri 12.Menyukai perubahan yang positif

Trust

13. Menumbuhkan transparansi, kebersamaan dan kerjasama yang sehat

14.Menjaga rahasia Bank dan perusahaan

A.4

Struktur Organisasi

Pelaksanaan GCG di Bank berlandaskan pada komitmen bersama dari seluruh insan Bank untuk tunduk dan patuh pada seluruh ketentuan yang berlaku. Hal ini berusaha dilaksanakan melalui penetapan struktur organisasi Bank yang dapat mencerminkan prinsip-prinsip GCG. Bank menetapkan struktur organisasi yang terdiri dari organ utama (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) serta organ pendukung (Komite-komite, Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Sekretaris Perusahaan)

Unit Kerja Bisnis

dan Supporting Audit Intern Kepatuhan

(8)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016 B. Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank

B.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi B.1.1 Dewan Komisaris

B.1.1.1 Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

(a) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan nomor 119 tanggal 31 Maret 2015, susunan Dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut :

i. Komisaris : Muhadi

ii. Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro iii. Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto iv. Komisaris Independen : Yayat Sutaryat

(b) Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan nomor 61 tanggal 23 Maret 2016, susunan Dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut :

i. Komisaris : Muhadi

ii. Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro iii. Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto iv. Komisaris Independen : Yayat Sutaryat v. Komisaris Independen : Suwarta

B.1.1.2 Kriteria Anggota Dewan Komisaris

Kriteria anggota Dewan Komisaris mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 33/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik. Dewan Komisaris Bank telah dinyatakan lulus

fit and propert test sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dewan Komisaris Bank yaitu orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat: (a) Mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik;

(b) Cakap melakukan perbuatan hukum;

(c) Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat :

i. tidak pernah dinyatakan pailit;

(9)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

iii. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan

iv. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat:

 pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;  pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi

dan/atau anggota Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan  pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh

izin, persetujuan atau pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(d) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan

(e) Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan.

B.1.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 07/SK/DK/2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

(a) Melakukan pengawasan, memberi nasihat, mengarahkan, memantau serta mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi;

(b) Melakukan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, diantaranya:

i. Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris;

(10)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(c) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan bertanggung jawab kepada RUPS;

(d) Wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

(e) Wajib membentuk komite–komite dan memastikan bahwa komite tersebut telah menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

(f) Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang- undangan yang berlaku;

(g) Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan;

(h) Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut peraturan perundangan yang berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;

(i) Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah disetujui;

(j) Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau untuk disampaikan kepada RUPS;

(k) Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS;

(l) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas Iainnya;

(m) Melakukan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja semenjak ditemukannya: i. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

keuangan dan perbankan;

(11)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

iii. Hal-hal yang wajib dilaporkan diatas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Bank dan/atau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(n) Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi, remunerasi yang transparan bagi Pengurus setelah mempertimbangkan hasil kajian Komite Nominasi dan Remunerasi yang selanjutnya diajukan untuk memperoleh persetujuan RUPS.

B.1.1.4 Independensi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris selalu berupaya untuk memastikan bahwa Perusahaan telah dikelola secara profesional, sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa menjaga obyektivitas dan independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional Perseroan, kecuali hal-hal yang diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Perusahaan per 31 Desember 2016 yang berjumlah 5 (lima) orang, 4 (empat) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang berarti 80% anggota Dewan Komisaris Bank merupakan Komisaris Independen. Independensi Komisaris Independen diperlihatkan melalui Surat Pernyataan Independen yang dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen.

B.1.1.5 Rekomendasi Dewan Komisaris

Sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris terus proaktif melakukan pengawasan terhadap kinerja Direksi dan memberikan masukan kepada Direksi. Bentuk pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tentunya mengacu pada implementasi atas rekomendasi yang telah diberikan Dewan Komisaris terhadap Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk. Pada periode Januari sampai dengan Desember 2016, Dewan Komisaris melakukan hal-hal sebagai berikut :

(a) Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap:

i. Rencana Bisnis Bank 2016-2018;

ii. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahunan;

iii. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan;

(12)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

v. Peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan bisnis Perseroan.

(b) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan, ketentuan Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan serta keputusan RUPS, diantaranya adalah:

i. Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan GCG; ii. Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan bisnis Perseroan (kebijakan kepengurusan oleh Direksi);

iii. Mengawasi efektivitas penerapan GCG pada setiap tingkatan dan jenjang organisasi Bank;

iv. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko; v. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;

vi. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya;

vii. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RJP, RBB, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

viii. Mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi.

(c) Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing-masing anggota Dewan Komisaris;

(d) Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris tiap tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Dewan Komisaris.

(e) Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Dewan Komisaris kepada seluruh pemangku kepentingan;

(f) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris kepada RUPS;

(g) Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP), Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diusulkan Direksi;

(h) Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah strategis atau yang dianggap penting, termasuk pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank;

(13)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(j) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

(k) Memastikan bahwa komite yang telah dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif;

(l) Melaksanakan review atas struktur organisasi; (m) Melaksanakan review atas KPI Direksi;

(n) Melaksanakan review atas budaya kerja perusahaan;

(o) Merekomendasi penerapan ISO untuk Satuan Kerja Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko.

B.1.2 Direksi

B.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Direksi

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa nomor 111 tanggal 29 Mei 2015, susunan Direksi Bank adalah sebagai berikut :

(a) Direktur Utama : Ahmad Irfan

(b) Direktur : Suartini

(c) Direktur : Fermiyanti

(d) Direktur : Agus Gunawan

(e) Direktur : Nia Kania

(f) Direktur : Benny Santoso

(g) Direktur : Agus Mulyana

B.1.2.2 Kriteria Anggota Direksi

Kriteria anggota Dewan Direksi mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 33/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik. Direksi Bank telah dinyatakan lulus fit and propert test

sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria anggota Direksi berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu:

(14)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(b) Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Bank;

(c) Direksi adalah warga Negara Indonesia yang: i. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; ii. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;

iii. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia;

iv. Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan kepada Negara Republik Indonesia;

v. Sehat jasmani dan rohani;

vi. Bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras; vii. Netral terhadap semua partai politik;

viii. Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan negara atau tindakan-tindakan yang tercala dibidang perbankan;

ix. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan;

x. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;

xi. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Bank dinyatakan pailit; xii. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana

yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;

xiii. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) berdasarkan ketentuan yang berlaku;

xiv. Usia maksimal calon Direksi pada saat pertama kali diangkat adalah 54 (lima puluh empat) tahun;

xv. Bukan sebagai mantan anggota Direksi Perseroan atau Pejabat Eksekutif Perseroan yang purnabakti, mengundurkan diri atau diberhentikan;

xvi. Khusus untuk persyaratan menjadi Direktur Utama adalah wajib mempunyai latar belakang pengalaman di bidang perbankan komersial dengan jabatan terakhir serendah-rendahnya Direktur yang masih aktif atau pernah menjadi Direktur pada sebuah Bank Umum dengan total aset sekurang-kurangnya sama dengan total aset Perseroan dengan memiliki rekam jejak yang baik; xvii. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon

(15)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

xviii. Wajib mempunyai latar belakang perbankan komersial dengan jabatan sebagai pejabat eksekutif atau satu tingkat dibawah Direksi, bagi calon Direktur yang berasal dari Bank atau dari luar Perseroan.

B.1.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519/SK/DIR-CS/2011 tanggal 20 September 2011 tentang Pedoman Kerja Direksi, dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai berikut :

(a) Tugas Direksi

i. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

ii. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

iii. Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

iv. Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang; v. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja

sebagaimana dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan; vi. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank

kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada RUPS Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :

 Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas, secara catatan atas laporan keuangan tersebut;

 Laporan mengenai kegiatan Bank;

(16)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

 Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank;

 Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;

 Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;  Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau

honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun baru lampau.

vii. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan GCG, Direksi harus membentuk sekurang-kurangnya :

 Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk membantu Direksi dalam pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional;

 Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia/ Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;

 Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Kepatuhan, untuk membantu Direksi dalam melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki terkait dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia/ Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

viii. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas pengawas yang berwenang Iainnya;

ix. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris dan/atau RUPS;

x. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) dengan didahului RUPS;

(17)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi;

xii. Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan menggunakan sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh pegawai, wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi, termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya;

xiii. Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis;

xiv. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu pada Dewan Komisaris; xv. Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas

segala sesuatu yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris; xvi. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara

Bank dengan para pemangku kepentingan melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan;

xvii. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus sebaik-baiknya;

xviii. Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mentaati standar etika Bank dan standar etika yang tercantum pada pedoman kerja Direksi.

(b) Tanggung Jawab Direksi

i. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan;

ii. Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis untuk kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang bersifat strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya; iii. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham); iv. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha

(18)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial Bank;

v. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi;

vi. Direksi bertanggung jawab atas penerapan etika usaha dan tata perilaku (code of conduct) di lingkungan perusahaan.

B.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Tata Kelola Terintegrasi serta Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

B.2.1 Komite Audit

Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit, proses pelaporan keuangan sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.

Dasar pembentukan Komite Audit mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Disamping itu, pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

(1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum; (2) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara

nomor KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara;

(3) Surat Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;

(4) Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

(19)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Audit tahun 2016 :

No Nama Keterangan Jabatan Keahlian

1 Suwarta* Komisaris Independen

Ketua Akuntansi dan Hukum

2 Klemi Subiyantoro** Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama

Anggota Akuntansi dan Hukum

3 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik

4 Rudhyanto Mooduto***

Komisaris Anggota Akuntansi dan Manajemen Bisnis *Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016

**Menjadi ketua komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 dan selanjutnya ditetapkan sebagai anggota komite

***Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 ****Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 *****Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 ******Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada tanggal 30 Juni 2016 *******Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada tanggal 14

Oktober 2016

B.2.1.1 Independensi Anggota Komite Audit

Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit sebagai berikut:

(a) Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, Dewan Komisaris, Direksi atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

(b) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Bank;

(20)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

ditetapkan, kecuali orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan; (d) Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari

pelanggan atau rekanan utama Bank;

(e) Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

B.2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit mempunyai tugas mendukung Dewan Komisaris sesuai dengan tanggungjawabnya sebagai berikut :

(a) Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan

Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan Laporan Keuangan Bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Komite Audit:

i. Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar dan kebijakan akuntansi yang berlaku.

ii. Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Bank seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.

iii. Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit secara bulanan, triwulanan dan tahunan.

iv. Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian

aktiva dan passiva, komitmen dan kontijensi serta

cadangan-cadangan yang harus dibentuk.

v. Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan yang mengandung transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim.

vi. Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak terkait.

(21)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

viii. Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor Internal bila menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak konsisten.

(b) Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) serta Pengawasan Pekerjaannya

Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai auditor eksternal sekurang-kurangnya melakukan, sebagai berikut:

i. Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP

Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan melakukan audit laporan keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.

Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada lampiran Pedoman Kerja Komite Audit - Proses Penunjukkan Auditor Independen, dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku.

Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja dengan auditor ekstern kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat bahwa independensi auditor dapat terganggu atau terbukti bahwa auditor tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. ii. Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal

Melakukan evaluasi terhadap rencana audit dan kecukupan program audit serta melakukan pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

Terlibat dalam dan/atau menerima laporan atas pembahasan temuan audit yang dilakukan oleh auditor eksternal dengan manajemen serta membuat laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat antara auditor dengan manajemen yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite Audit sekurang-kurangnya melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan

standar yang berlaku;

(22)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan auditor eksternal sebagai rekomendasi untuk Dewan Komisaris.

Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-area berisiko tinggi.

Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang pengendalian internal berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal, serta pemenuhan dan ketepatan laporan keuangan Bank.

Memastikan agar auditor eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan audit umum (general audit) mengkomunikasikan hal-hal berikut;

- Tingkat tanggung jawab auditor terhadap pengendalian internal dalam penyajian laporan keuangan;

- Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan;

- Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal;

- Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang signifikan terhadap laporan keuangan;

- Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta penyimpangan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh manajemen atau pegawai yang berdampak salah saji material dalam laporan keuangan;

- Koreksi audit yang signifikan;

- Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap laporan tahunan yang berisi laporan keuangan

audited;

- Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar akuntansi, lingkup audit, pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata-kata yang digunakan auditor dalam laporan auditnya;

- Adanya perbedaan pendapat antara manajemen

dengan auditor eksternal untuk melakukan konsultasi dengan auditor eksternal lainnya;

- Hambatan dalam pelaksanaan audit.

Melakukan kajian bersama Dewan Komisaris, Direksi serta auditor eksternal mengenai:

(23)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

- Laporan audit dari auditor eksternal mengenai laporan keuangan tahunan Bank dan pendapat serta saran dari auditor eksternal;

- Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh Auditor Eksternal serta memonitor tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan manajemen;

- Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta meyakinkan tidak adanya kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan juga hal-hal spesifik yang ditemui dalam penugasan;

- Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan ketepatan penerapan Standar Akuntasi Keuangan yang berlaku bagi perbankan.

Komite Audit melakukan evaluasi terhadap auditor eksternal mengenai kualifikasi, kinerja dan independensi atas partner audit dari KAP serta auditor yang ditugaskan untuk melakukan audit keuangan, menerima masukan dari manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;

Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk mendapatkan pengertian atas pertimbangan yang digunakan dalam menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;

Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar akuntansi.

(c) Evaluasi Jasa Non-Audit

Untuk menjaga independensi auditor eksternal, Komite Audit wajib melakukan evaluasi sebelum memberikan persetujuan awal (pre-approval) terhadap jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada auditor eksternal yang sedang melaksanakan jasa audit. Jasa-jasa non-audit yang mengganggu independensi adalah:

i. Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau laporan keuangan Bank; ii. Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan; iii. Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas

kewajaran; iv. Jasa aktuaria;

v. Jasa outsourcing internal audit;

(24)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

viii. Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak berkaitan dengan audit;

ix. Jasa konsultasi perpajakan;

x. Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan manajemen Bank untuk mendapatkan persetujuan awal (pre-approval) adalah sebagai berikut:

i. Direksi, menyampaikan kepada Dewan Komisaris uraian rinci mengenai jenis jasa dan pekerjaan yang akan ditugaskan kepada KAP;

ii. Komite Audit mengevaluasi dan menganalisis jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada KAP agar tidak mengganggu independensi atau menimbulkan benturan kepentingan;

iii. Komite Audit hanya dapat menyetujui pemberian jasa

non-audit tersebut apabila hasil evaluasi tidak

menunjukkan adanya gangguan dalam hal independensi atau menimbulkan benturan kepentingan.

Pre-approval terhadap jasa non-audit ini dapat dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-audit tidak lebih dari 5% dari total nilai biaya audit yang dibayarkan Bank kepada KAP dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan.

(d) Pengawasan Pengendalian Internal

Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional Bank sesuai dengan fungsi masing-masing agar tidak melanggar peraturan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:

i. Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit Intern sebagai masukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal;

ii. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris, saran tersebut berkenaan dengan peningkatan kinerja Divisi Audit Intern;

(25)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

sudah mencakup risiko operasional Bank secara keseluruhan;

iv. Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program Kerja Audit tahunan yang disusun oleh Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit dan merekomendasikan hasil evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris;

v. Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris atas kesulitan dan hambatan yang dihadapi audit internal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk hambatan atas lingkup kerja audit dan/atau hambatan akses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan; vi. Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit

Intern untuk:

 Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka membahas temuan dan/atau hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian internal, serta kekeliruan penerapan standar akuntansi termasuk melakukan pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;  Membahas tanggapan manajemen Bank atas temuan

signifikan dalam operasional Bank serta rekomendasi yang diberikan oleh Divisi Audit Intern terhadap temuan tersebut;

 Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi, mengevaluasi kegiatan, struktur organisasi dan kualifikasi anggota audit internal;  Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup,

besaran dan dampak dari kelemahan signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

vii. Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi Audit Intern serta melakukan evaluasi atas aktivitas-aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan struktur organisasi Divisi Audit Intern.

viii. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;  Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari

rencana semula, termasuk sumber daya manusia dan anggaran Audit Internal;

 Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;  Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit. ix. Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat

(26)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(e) Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan

Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan fungsinya masing-masing bertugas untuk memantau kepatuhan operasional Bank terhadap Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/Peraturan Bank Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi:

i. Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia, auditor ekstern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko/Komite Manajemen Risiko.

ii. Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta peraturan Bank Indonesia/ Otoritas Jasa Keuangan, Komite Audit harus melaporkan kepada Dewan Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi.

(f) Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko

Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sesuai dengan fungsinya masing-masing memantau jalannya operasional Bank dan meminimalisasi terjadinya risiko yang sekurang-kurangnya meliputi:

i. Melakukan evaluasi atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh manajemen;

ii. Menilai proses pengelolaan risiko dan pengendalian keuangan Bank termasuk identifikasi dan evaluasi terhadap semua risiko dan pengendaliannya untuk memperkecil timbulnya risiko tersebut;

iii. Memantau dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Divisi Audit Intern dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan penanganan risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit. iv. Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan

semua rekomendasi yang terkait dengan risiko dan pengendalian yang direkomendasikan baik oleh auditor eksternal, Divisi Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.

(g) Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga

(27)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

menerima pengaduan pihak ketiga mengenai akuntansi, pengendalian internal dan fraud yang dapat mengganggu operasional Bank.

i. Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:  Pengaduan disampaikan secara tertulis;

 Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat.

ii. Penelaahan Pengaduan

Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit dapat meminta Divisi Audit Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut. iii. Hasil Penelaahan

Jika berdasarkan hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga ternyata benar, maka:

 Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada Dewan Komisaris.

 Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil penelaahan, jika diminta oleh Dewan Komisaris. (h) Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus merupakan tugas yang dilaksanakan diluar rutinitas, sebagaimana diperintahkan oleh Dewan Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada Komite Audit. i. Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena;

 terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan Komisaris, memperluas evaluasi dengan melaksanakan Audit Investigasi untuk menentukan dampak dan besarnya kerugian akibat pelanggaran tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut, Komite Audit dapat meminta bantuan pihak Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.

 terdapat laporan/pengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan dan/atau kecurangan.

ii. Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain berwenang untuk:

(28)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

 Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Tanya Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.  Jika dianggap perlu, pelaksanaan audit investigasi

dapat dilaksanakan dengan bekerjasama Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal.

(i) Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Self assessment dilakukan dengan dasar ketentuan Bank

Indonesia terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas kinerja Komite Audit.

Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut.

(a) Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti, transparan dan dapat diandalkan;

(b) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern maupun auditor eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar;

(c) Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan investigasi akan adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya;

(d) Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang signifikan;

(e) Berkomunikasi dengan Direksi dan satuan kerja terkait tentang status, kemajuan dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi Audit Intern;

(f) Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite Audit dan mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan; (g) Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor

(29)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016 B.2.1.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Audit

Selama tahun 2016, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 14 (empat belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2016 :

Nama Total

Rapat

Jumlah

Kehadiran Persentase

Suwarta 14 13 93%

Klemi Subiyantoro 14 6 43%

Muhadi* 10 10 100%

Rudhyanto Mooduto** 4 4 100%

Erie Febrian*** 7 5 71%

Mokhamad Anwar**** 4 4 100%

Memed Sueb***** 8 5 63%

Ramson Sinaga****** 10 8 80%

*Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016

**Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 ***Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 ****Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 *****Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada 30 Juni 2016 ******Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada 14

Oktober 2016

B.2.1.4 Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Komite audit telah melaksanakan tugas, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin. Tugas tersebut termasuk memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian sebagai berikut:

(a) Pada tahun 2016 komite audit telah melaksanakan rapat baik rapat internal Komite Audit maupun rapat Komite Audit dengan Divisi Audit Intern serta Divisi Kepatuhan yang membahas mengenai pelaksanaan program kerja, hasil temuan audit umum maupun audit khusus Divisi Audit Intern, tindak lanjut Direksi atas temuan KAP dan Otoritas Jasa Keuangan, penunjukan kantor akuntan publik serta review terhadap laporan keuangan publikasi pertriwulan.

(b) Melaksanakan review dan pemantauan

(30)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank (SPFAIB).

ii. Komite Audit melakukan review dan memberikan saran-saran penyempurnaan terhadap draft laporan publikasi triwulanan dan secara aktif melakukan diskusi dengan KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP. iii. Komite Audit melakukan review dan terlibat dalam tim

pemilihan KAP yang terdiri dari Komite Audit dan unsur manajemen, untuk melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 2016, review terhadap KAP untuk pemeriksaan Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun dan review KAP untuk pemeriksaan Dana CSR serta memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil pemilihan KAP tersebut.

iv. Komite Audit melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan, melakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite Audit, KAP telah melaksanakan sesuai dengan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Dalam pelaksanaan ini, Komite Audit melalui anggotanya juga mengikuti rapat exit meeting atas pemeriksaan laporan kerja tahun 2015 oleh kantor akuntan publik.

v. Monitoring tindak lanjut

 Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal Komite Audit melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan-temuan hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern melalui rapat-rapat/pertemuan untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit Divisi Audit Intern, baik yang terjadwal rutin dalam rapat/pertemuan maupun di luar jadwal rapat/pertemuan.

(31)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank yang tercantum dalam Bab II mengenai Fungsi Kepatuhan Bank dimana Divisi Kepatuhan merupakan Person In

Charge (PIC) untuk melakukan pemantauan terhadap

pemenuhan komitmen dimaksud.

 Komite Audit juga memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk mengingatkan Manajemen agar memenuhi komitmen yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

B.2.2 Komite Pemantau Risiko

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Bank, mengevaluasi perbaikan yang dilakukan atas kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya pengelolaan risiko dengan baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya.

Komite Pemantau Risiko Bank untuk periode tahun 2016 dibentuk berdasarkan :

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum

b. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

(32)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Pemantau Risiko Bank tahun 2016.

No Nama Keterangan Jabatan Keahlian

1 Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen

Ketua Akuntansi dan Manajemen Bisnis Internasional 2 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik

3 Yayat Sutaryat Komisaris Independen

Anggota Hukum

4 Suwarta Komisaris Independen

Anggota Akuntansi dan Hukum 5 Tettet Fitrijanti Pihak

Independen

Anggota Akuntansi

6 Nury Effendi Pihak Independen

Anggota Ekonomi

B.2.2.1 Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko

Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak independen:

(a) Tidak menerima kompensasi dari Bank dan anak perusahaan Bank atau afiliasinya kecuali upah, gaji dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas yang dilaksanakan sebagai anggota Komite Pemantau Risiko;

(b) Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan Komisaris;

(c) Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada Bank dan perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Bank;

(d) Tidak memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang menimbulkan benturan kepentingan;

B.2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi: (a) Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko

dengan pelaksanaan kebijakan tersebut:

i. Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan peraturan, serta kecukupan kebijakan manajemen risiko

ii. Memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan.

(33)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(c) Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Bank secara triwulanan serta laporan lain atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.

(d) Mengevaluasi dan menganalisa laporan tingkat kesehatan Bank untuk bagian profil risiko dan GCG.

(e) Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko Bank.

(f) Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai arahan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.

B.2.2.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko

Selama tahun 2016, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 13 (tiga belas) kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Risiko sepanjang tahun 2016 :

Nama Total

Rapat

Jumlah

Kehadiran Persentase

Rudhyanto Mooduto 13 13 100%

Muhadi 13 12 92,31%

Yayat Sutaryat 13 9 69,23%

Suwarta* 9 5 55,55%

Tettet Fitrijanti 13 13 100%

Nurry Efendi 13 6 46,15%

*Menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016

B.2.2.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko

Sesuai program kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut.

(a) Mengevaluasi kecukupan penerapan manajemen risiko dari aspek kebijakan melalui review kecukupan pedoman, perangkat manajemen risiko dan parameter variabel peringkat risiko;

(b) Mengevaluasi peringkat risiko berdasarkan Laporan Profil Risiko self assessment dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris; (c) Memantau Laporan self assessment Tingkat Kesehatan Bank; (d) Menelaah Liquidity & Credit Stress Test;

(34)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

(h) Membahas kinerja perusahaan anak (bank bjb Syariah) dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris melalui Komite Tata Kelola Terintegrasi;

(i) Membahas secara spesifik risiko hukum dan risiko reputasi; (j) Menyusun laporan KPR triwulanan dan tahunan dan

menyusun rencana kerja;

(k) Peningkatan kapasitas Ketua dan Anggota KPR melalui

workshop, seminar ataupun benchmarking;

(l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B.2.3 Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi merupakan salah satu alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Peraturan Bank Indonesia/Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan Bank selaku perusahaan publik untuk membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai salah satu bentuk penerapan GCG,sehingga Bank dapat dikelola berlandaskan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran sehingga pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan.

Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan :

(1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34/POJK.04/2014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.

(2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. (3) Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. (4) Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07/SK/DK/2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.

(5) Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 04/SK/DK/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite.

(35)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2016.

No Nama Keterangan Jabatan Keahlian

1 Klemi Subiyantoro Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama

Ketua Akuntansi dan Hukum

2 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik

3 Yayat Sutaryat Komisaris Independen

Anggota Hukum

4 Dadan Yonanda Ex. Officio

Pemimpin Divisi SDM

Anggota Hukum dan Sumber Daya Manusia 5 Ernie Tisnawati Sule Pihak

Independen

Anggota Manajemen Sumber Daya Manusia

B.2.3.1 Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi

Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.

B.2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.

(a) Tugas terkait Nominasi

i.

Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

ii.

Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

iii.

Sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dituangkan dalam Pedoman Nominasi;

(36)

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2016

disampaikan kepada RUPS setelah melalui Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan;

v.

Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi calon anggota komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris;

vi.

Menyusun kriteria evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

vii.

Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

viii.

Memberikan rekomendasi mengenai program

pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

(b) Tugas terkait Remunerasi

i.

Mengevaluasi kebijakan remunerasi yang berlaku pada Bank, termasuk struktur dan besaran remunerasi;

ii.

Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya;

iii.

Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

 Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;

 Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.

iv.

Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan:  Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;

 Prestasi kerja individual;  Kewajaran dengan peer group;

 Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;

 Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja Bank;

 Target kinerja atau kinerja masing–masing anggota direksi dan/atau anggota dewan komisaris;

Referensi

Dokumen terkait

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

Asih dan Trisni (2015) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citatrum,

Observasi awal mengenai pembelajaran menulis di sekolah dasar memperlihatkan bahwa pembelajaran menulis laporan kunjungan di atas kurang memberikan ruang untuk