• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 132007002 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 132007002 BAB III"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih variabel (Arikunto,1998). Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan memastikan signifikansi hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif. Penelitian ini dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran berjumlah 134 siswa.

(2)

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan Sugiyono, Slameto (2003) menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran yang berjumlah 134 siswa orang yang merupakan sampel total.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) adalah himpunan sejumlah gejala yang mempunyai berbagai aspek atau unsur yang mengetahui atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat (Y) adalah himpunan sejumlah gajala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah perilaku agresif.

3.4 Definisi Operasional

(3)

Intensitas menonton tayangan televisi berisi kekerasan adalah banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengetahui intensitas atau banyaknya kegiatan menonton tayangan yang berisi kekerasan yang dilakukan oleh remaja diukur melalui aspek frekuensi atau keseringan menonton tayangan yang berisi kekerasan dalam televisi serta tingkat adegan kekerasan yang muncul pada tayangan. Makin tinggi skor yang diperoleh subyek berarti semakin tinggi intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subyek berarti semakin rendah pula intensitas subyek menonton tayangan televisi berisi kekerasan. 2. Perilaku Agresif

(4)

permusuhan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner perilaku agresif yang disusun oleh Buss dan Perry (1992).

3.5 Alat Ukur Penelitian

Data yang dikumpulkan meliputi data yang terkait dengan variabel perilaku agresif dan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. 1. Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

(5)

masing-masing pertanyaan yang berisi 15 judul tayangan televisi, hasil tersebut kemudian dijumlahkan dari kedua pertanyaan. Selanjutnya, jumlah yang telah dihitung adalah sebagai nilai intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi.

Tabel 3.1

Indikator Empirik Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Sub Konsep Indikator Judul Tayangan No Item F Un F Frekuensi

diterima oleh subjek dari tayangan kekerasan pada televisi Lama menonton tayangan ....

1. Tom and Jerry 2. Crayon Shinchan 3. Doraemon

4.Scooby Doo Where Are You

5. Box Office Movie RCTI 6. Bioskop TransTV 7. Tutur Tinular 8. Dragon Ball Z Kai 9. Spongebob Squarepants

10. Reportase Sore TransTV 11. Ultraman Mebius

12. Naruto Shippuden 13. Fathiyah

14. Tendangan Si Madun 15. Ben 10 Ultimate Alien 1

1 - 15

Intensitas adegan kekerasan yang diterima oleh subjek dari tayangan kekerasan pada televisi

Menurut saya

tayangan .... yang biasa saya tonton menunjukka n adegan-adegan yang keras

1. Tom and Jerry 2. Crayon Shinchan 3. Doraemon

4.Scooby Doo Where Are You

5. Box Office Movie RCTI 6. Bioskop TransTV 7. Tutur Tinular 8. Dragon Ball Z Kai

(6)

9. Spongebob Squarepants

10. Reportase Sore TransTV 11. Ultraman Mebius

12. Naruto Shippuden 13. Fathiyah

14. Tendangan Si Madun 15. Ben 10 Ultimate Alien 1

2. Kuesioner Perilaku Agresif

Data tentang perilaku agresif subjek diperoleh dengan menggunakan laporan diri tentang perilaku (Behavioral Self-report). Subjek diminta untuk mengisi kuesioner perilaku agresif ( agression questionnaire ) yang disusun oleh Buss dan Perry (1992). Kuesioner ini adalah perangkat yang umum digunakan untuk mengukur perilaku agresif (Krahe, 2005). Kuesioner ini juga telah digunakan oleh Anderson & Dill (2000) dalam penelitian mengenai perilaku agresif. Kuesioner disadur dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan beberapa penyesuaian bahasa. Perilaku agresif diukur melalui 4 aspek, yakni: agresi fisik, agresi verbal, kemarahan dan permusuhan. Indikator empirik pengukuran konsep perilaku agresif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif

Konsep Sub Konsep Indikator Item No Item

F Un F Perilaku

agresif

Agresi Fisik,

Yakni Memukul

(7)

adalah kecender ungan perilaku atau perilaku yang niatnya untuk menyakit i orang lain, baik secara fisik maupun psikolo-gis tindakan agresi yang menyakiti individu lain secara fisik

memukul teman.

Bila teman saya mencari masalah dengan saya, saya

dapat saja

memukulnya.

5

Saya akan balas

memukul bila

dipukul.

9

Menurut saya

memukul orang lain adalah tindakan yang salah, apapun alasannya.

24

Saya sering ringan

tangan. 19

Perkelahian

Saya pernah terlibat perkelahian fisik.

13

Bila ada teman yang menyakiti atau mengancam saya, maka saya akan berkelahi dengannya.

21

Melakukan kekerasan

Bila saya harus menggunakan

kekerasan untuk mendapatkan hak-hak saya, maka saya akan melakukan kekerasan.

17

Mengancam

Saya pernah

mengancam teman

saya untuk

mendapatkan apa yang saya inginkan.

26

Merusak barang

Saya pernah merusak barang yang ada disekitar saya ketika saya marah.

(8)

Agresi verbal, yakni respon vokal yang menyampaika n stimulus yang

menyakiti mental dalam bentuk

penolakan dan ancaman

Membantah

Bila saya tidak setuju dengan teman saya, saya akan langsung membantahnya.

2

Menurut teman-teman, saya senang membantah.

18

Bertengkar mulut

Saya sering

bertengkar mulut dengan teman saya (misal : mengejek, membantah) 6 Berterus terang apabila jengkel

Ketika saya jengkel pada seseorang, saya akan mengatakannya dengan terus terang.

10

Pendapat harus diterima

Saya membantah teman-teman yang tidak setuju dengan saya. (Pendapat saya harus diterima).

14

Kemarahan, yakni emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk

ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta diri sendiri

Marah

Saya mudah marah, tetapi mudah pula melupakan

kemarahan saya.

3

Menurut beberapa teman, saya mudah marah.

15

Saya heran karena sering kali merasakan kepahitan ( marah ) atas hal-hal tertentu.

16

Kadang saya merasa

begitu marah

sehingga saya

merasa akan

meledak.

11

(9)

Menunjuk-kan perasaan terpukul

Saat saya terpukul (sedih, kecewa), saya menunjukkan

perasaan saya kepada teman-teman saya.

7

Tidak mudah marah

Saya adalah orang yang tenang (tidak

mudah marah). 29

Permusuhan, yakni tindakan yang

mengekspresik an kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun kemarahan yang sangat kepada pihak lain

Merasa iri Saya sering merasa iri. 4

Merasa hidup tak adil

Saya merasa hidup saya tidak adil. 8 Teman tidak

mau bermain bersama

Teman-teman tidak mau bermain dengan saya. 12 Merasa dibicarakan kejelekanny a

Saya tahu,

teman-teman sering

membicarakan

kejelekan saya tanpa sepengetahuan saya.

20

Merasa curiga

Saya curiga bila ada orang asing yang sangat ramah.

23

Kalau teman saya berbuat baik pada saya, pasti mereka

punya maksud

tertentu.

27

Merasa ditertawa-kan

Terkadang saya merasa teman – teman mentertawakan saya tanpa sepengetahuan saya.

(10)

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument yang digunakan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu pada kelas VIII D pada hari Sabtu, 28 April 2012.

Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Alat ukur dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cermat. Suatu alat tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut, (Azwar, 2004). Selain valid syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas (Azwar, 2004) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah.

(11)

Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan kategori sebagai berikut:

0,00 – 0,20 : tidak valid 0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi

0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Sedangkan untuk menentukan tingkat reabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Goerge & Mallery (1995) sebagai berikut :

α 0,7 : tidak adapat diterima ( unacceptable)

0,7 α 0,8 : dapat diterima (acceptable) 0,8 α 0,9 : dikatakan bagus ( good)

α 0,9 : sangat bagus ( excellent)

(12)

Ungaran terkait dengan hubungan intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa. Setelah diujikan terhadap 30 siswa, kemudian dilakukan rekapitulasi selanjutnya dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 yang hasilnya terlampir pada lampiran.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Item-item kuesioner perilaku agresif mempunyai koefisien corrected item to total correlation terendah 0,301 dan tertinggi 0,740 yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik dirangkum dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Rekapitulasi uji validitas item intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan 30 item

Item Corrected item to

total correlation Keterangan

1 0,679 Valid

2 0,534 Valid

3 0,533 Valid

4 0,407 Valid

5 0,352 Valid

6 0,301 Valid

7 0,475 Valid

8 0,585 Valid

9 0,494 Valid

10 0,399 Valid

11 0,307 Valid

(13)

13 0,446 Valid

14 0,352 Valid

15 0,533 Valid

16 0,566 Valid

17 0,576 Valid

18 0,502 Valid

19 0,316 Valid

20 0,588 Valid

21 0,436 Valid

22 0,493 Valid

23 0,577 Valid

24 0,503 Valid

25 0,480 Valid

26 0,646 Valid

27 0,560 Valid

28 0,323 Valid

29 0,445 Valid

30 0,740 Valid

Dari tabel 3.3 di atas terlihat dari 30 item pada kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item to total correlation (besarnya nilai r)  0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2.

(14)

item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,6. Ada 3 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Untuk reliabilitas kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dinyatakan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Reliabilitas kuesioner Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.904 30

Tabel 3.4 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,904. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif

(15)

yang kemudian hasil rekapitulasi uji coba angket karakteristik dirangkum dalam tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Rekapitulasi uji validitas item perilaku agresif dengan 29 item

Item Corrected item to

total correlation Keterangan

1 0,534 Valid

2 0,710 Valid

3 0,327 Valid

4 0,316 Valid

5 0,418 Valid

6 0,350 Valid

7 0,493 Valid

8 0,362 Valid

9 0,461 Valid

10 0,337 Valid

11 0,610 Valid

12 0,527 Valid

13 0,563 Valid

14 0,623 Valid

15 0,348 Valid

16 0,618 Valid

17 0,569 Valid

18 0,236 Valid

19 0,284 Valid

20 0,471 Valid

21 0,462 Valid

22 0,726 Valid

23 0,448 Valid

24 0,511 Valid

25 0,508 Valid

26 0,709 Valid

27 0,464 Valid

28 0,535 Valid

(16)

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 – 0,2. Ada 9 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,2 – 0,4. Ada 14 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,6. Ada 6 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,8. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Untuk reliabilitas kuesioner perilaku agresif dinyatakan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Reliabilitas kuesioner perilaku agresif Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.903 29

Tabel 3.6 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,903. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reabilibilitas yang sangat bagus ( excellent ). Untuk itu, kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi yang disusun oleh penulis dapat digunakan.

3.7 Teknik Analisis Data

(17)

Gambar

Tabel 3.1 Indikator Empirik Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi
Tabel 3.2 Indikator Empirik Kuesioner Perilaku Agresif
Tabel 3.3 Rekapitulasi uji validitas item intensitas menonton tayangan
Tabel 3.4 Reliabilitas kuesioner Intensitas Menonton Tayangan
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil bayi baru lahir di Rumah Sakit Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan lahir dari ibu dengan usia kehamilan aterm,

- Output = High atau 5 volt ketika saklar SW1 ditekan Skema kanan = Aktif Low. Skema kanan Aktif

Kompetensi Guru (X3) Terhadap Kinerja Guru (Y). Korelasi Parsial Koef.. Dalam penelitian ini ditemukan korelasi yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah

Penelitian yang dilakukan di dua sekolah dasar Islam yang berkualitas di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, motivasi berprestasi prestasi kerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit

Dari hasil keseluruhan pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa FMIPv6 memiliki performansi jaringan yang lebih baik dibanding dengan MIPv6 karena dari data yang

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi industri dan pengembangan daerah sebelumnya antara lain : Rachmawati dan Amir (2003) meneliti mengenai