24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tipe Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2003).
Terkait dengan penelitian ini, penulis ingin mendeskripsikan kriteria kondisi ideal sekolah menuju RSBI, kondisi nyata SMP Negeri 2 Ambarawa menuju RSBI, dan mengetahui kesiapan SMP Negeri 2 menuju RSBI.
3.2.Unit Amatan dan Unit Analisis
25 3.3.Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti dan kemudian diolah sendiri oleh peneliti, sehingga dapat diambil kesimpulan (Supramono dan Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pihak kepala sekolah SMP Negeri 2 Ambarawa, dan pihak guru maupun pihak administrasi sekolah yang terkait langsung dalam program pencapaian RSBI.
b. Data Sekunder
26 2. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Goetz dan Lecomple (1984) yang dikutip Sutopo (2002) “Adapun strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua cara, yaitu metode atau pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non-interaktif “. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan
focus group discussion (wawancara kelompok). Sedangkan non-interaktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis) dan juga observasi tak berperan. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, triagulasi, dan dokumentasi. a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1998) observasi merupakan cara yang efektif dimana dilakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Observasi secara formal diartikan bahwa observasi terikat oleh persyaratan tertentu. Observasi informal dilakukan dengan tidak banyak ikatan (persyaratan).
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi langsung di SMP Negeri 2 Ambarawa.
b. Wawancara
27
Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin yaitu pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, dan langsung mendatangi lokasi SMP Negeri 2 Ambarawa.
Wawancara akan dilakukan terhadap Kepala Sekolah atau Wakasek, Guru bidang studi, dan guru kurikulum melalui tiga sumber ini dianggap mampu memberikan informasi akurat mengenai kondisi sekolah sebenarnya sehingga penelitian ini tidak kehilangan arah dan tujuan dalam penelitian ini. Selain dari ketiga sumber utama tersebut, peneliti juga melakukan wawancara kepada pihak komite sekolah berkenaan program-program yang dilaksanakan sekolah untuk mempersiapkan diri sebagai RSBI.
c. Triangulasi
Metode penelitian dengan tehnik triangulasi digunakan dengan dasar dua asumsi, yaitu yang pertama, pada level pendekatan, tehnik triangulasi digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekaligus yakni, metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif (Moleong, 2002).
28
Pengumpulan data dengan metode triangulasi dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penggunaan metode kualitatif, sehingga secara teori penggunaan metode kuantitatif hanya untuk membantu melancarkan kegiatan penelitian saja.
d. Dokumentasi
Moleong (2002) berpendapat bahwa : Dokumentasi resmi terbagi atas dokumentasi internal dan dokumentasi eksternal. Dokumentasi internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Termasuk di dalamnya risalah atau laporan rapat, keputusan pimpinan kantor dan semacamnya. Dokumentasi eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada media massa. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah peneliti membaca beberapa arsip yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Ambarawa untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.4.Teknik Analisa data
29
Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT)
1. Standar Isi (Kurikulum)
Menerapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP)
Sistem administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat mengakses transkripnya masing-masing.
Memenuhi standar isi Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
2. Standar Proses Pembelajaran
Memenuhi standarr proses pembelajaran
Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan bahasa Inggris, kecuali mapel Bahasa Indonesia.
Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.
Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator. Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah negara diantara 30 negara anggota Oraganization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau dari negara maju lainnya.
3. Standar Pendidik dan Kependidikan
Memenuhi standar pendidik Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK
Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika mampu mengampu dengan bahasa Inggris Minimal 20 % guru berpendidikan S2/S3 dari PT yang berakreditasi A
Memenuhi standar tenaga kependidikan
Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif 4. Standar
Pengelolaan
Memenuhi Standar Pengelolaan • Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll
• Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah.
• Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000.
• Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional di luar negeri.
5. Standar Kompetensi Lulusan
Memenuhi Standar kompetensi lulusan
Menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional. 6. Standar Sarana dan
Prasarana
Memenuhi standar sarana dan prasarana •
Setiap ruangan kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran TIK
• Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia.
7. Standar Pembiayaan
Memenuhi standar pembiayaan Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai target Indikator Kunci Tambahan (IKKT). 8. Standar Penilaian Memenuhi standar penilaian Memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model
penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
30