• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014 DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAAN DIKLAT KEWIDYAISWARAAN

BERJENJANG TINGKAT MADYA TAHUN 2014

DI PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

Oleh :

Harmini Sudjiman

Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan Abstrak

Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya bertujuan membekali Widyaiswara dengan pengetahuan, sikap perilaku dan keterampilan yang dibutuhkan oleh jabatan fungsional Widyaiswara Madya, khususnya kompetensi dalam merancang bangun kurikulum melalui analisis makro kebutuhan diklat, pengembangan bahan diklat sesuai dengan pendekatan pembelajaran andragogi baik secara konvensional maupun dalam diklat jarak jauh, mengelola forum ilmiah diklat, mengembangkan kerangka penelitian diklat, dan merancang teknik evaluasi diklat.

Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan selama 15 (lima belas) hari kalender setara dengan 100 jam pelajaran @ 45 menit mulai tanggal 11 sampai dengan 25 Maret 2014.

Untuk mencapai tujuan diklat, struktur kurikulum Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok wawasan, kelompok inti, dan kelompok aplikasi.

Dalam penyelenggaraan diklat dilakukan evaluasi diklat, yang meliputi evaluasi terhadap Widyaiswara, evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat dan evaluasi terhadap pesereta diklat.

Hasil evaluasi terhadap peserta , dari 22 orang peserta Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya dinyatakan lulus 100 % dengan kualifikasi kelulusan 20 orang (90,91 %) lulus dengan kualifikasi sangat baik dan 2 orang (9,09 %) lulus dengan kualifikasi baik.

Kata Kunci : Penyelenggaraan Diklat dan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya

A. PENGANTAR

Sumberdaya manusia (SDM) kehutanan merupakan aset dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan. Oleh sebab itu perlu terus dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga tercipta kondisi yang kondusif dalam melaksanakan pembangunan kehutanan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM kehutanan yaitu melalui Pendidikan dan Pelatihan (diklat). Oleh sebab itu diklat harus dilaksanakan secara tepat guna, berkesinambungan, terintegrasi dan terkoordinasi.

Salah satu unsur utama dalam penyelenggaraan Diklat adalah Widyaiswara yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga Diklat Pemerintah. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, serta Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2010 dan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungasional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, terlihat jelas bahwa

(2)

Widyaiswara adalah jabatan karir yang menuntut kompetensi tinggi di masing-masing jenjangnya.

Untuk meningkatkan kompetensi Widyaiswara dapat ditempuh antara lain dengan mengikuti diklat yang salah satu diantaranya Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya. Oleh sebab itu pada tahun 2014 Pusat Diklat Kehutanan bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara menyelenggarakan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya

B. TUJUAN DAN SASARAN DIKLAT 1. Tujuan

Penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya bertujuan untuk membekali Widyaiswara dengan pengetahuan, sikap perilaku dan keterampilan yang dibutuhkan oleh jabatan fungsional Widyaiswara Madya, khususnya kompetensi dalam merancang bangun kurikulum melalui analisis makro kebutuhan diklat, pengembangan bahan diklat sesuai dengan pendekatan pembelajaran andragogi baik secara konvensional maupun dalam diklat jarak jauh, mengelola forum ilmiah diklat, mengembangkan kerangka penelitian diklat, dan merancang teknik evaluasi diklat.

2. Sasaran

Sasaran diklat ini, terlatihnya Widyaiswara Madya yang memiliki kompetensi dalam merancang bangun kurikulum melalui analisis makro kebutuhan diklat, mengembangkan bahan diklat konvensional maupun dalam diklat jarak jauh, mengelola forum ilmiah diklat, mengembangkan kerangka penelitian ilmiah kediklatan, dan merancang teknik evaluasi diklat serta juga terampil membina suasana belajar diklat dan menilai angka kredit jabatan fungsional widyaiswara.

C.

PENYELENGGARAAN DIKLAT

1. Tempat dan Waktu Diklat

Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan selama 15 (lima belas) hari kalender setara dengan 100 jam pelajaran @ 45 menit mulai tanggal 11 sampai dengan 25 Maret 2014.

(3)

Gambar 1. Upacara Pembukaan Diklat Gambar 2. Upacara Penutupan Diklat

2. Peserta Diklat

Peserta Diklat Kewidyaiswaraan Tingkat Madya berjumlah 22 (dua puluh dua) orang, berasal dari Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat Kehutanan seluruh Indonesia serta Balai Latihan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Papua

Persyaratan peserta Diklat Kewidyaiswaraan Tingkat Madya yaitu sedang menduduki Jabatan Fungsional Widyaiswara Muda atau setingkat lebih tinggi dan pernah mengikuti Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda;

Rincian asal instansi peserta sebagaimana pada tabel 1 berikut. Tabel 1 : Asal Instansi Peserta Diklat

No. Instansi Jumlah

1 Pusat Diklat Kehutanan 1 orang

2 BDK Bogor 3 orang

3 BDK Kadipaten 3 orang

4 BDK Pekanbaru 5 orang

5 BDK Pematang Siantar 1 orang

6 BKD Samarinda 3 orang

7 BDK Makassar 4 orang

8 BLP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Pemprov Papua 2 orang

Jumlah 22 orang

(4)

Gambar 3. Peserta Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tk. Madya

3. Kurikulum Diklat

Struktur Kurikulum Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya terdiri atas mata diklat sebagaimana tabel 2 berikut.

Tabel 2. Struktur Kurikulum Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya

No. Mata Diklat Kelompok Jam Pelajaran

(JP)

1 Pembelajaran Diklat Jarak Jauh Wawasan 6

2 Evaluasi Purna Tugas 6

3 Psikologi Belajar Orang Dewasa Inti 10

4 Pendekatan Makro dalam Analisis Kebutuhan Diklat

10

5 Rancang Bangun Kurikulum 10

6 Metode Studi Kasus 10

7 Metode Penelitian Ilmiah 10

8 Pengembangan Modul Diklat 8

9 Pengelolaan Forum Ilmiah Kediklatan 6

10 Bina Suasana Belajar Aplikasi 8

11 Rancangan Penelitian Ilmiah 10

12 Penilaian Angka Kredit 6

JUMLAH 100

Sumber : Lembaga Administrasi Negara

4. Pengajar/Fasilitator

Pengajar/fasilitator yang menjadi narasumber pada Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya berjumlah 12 orang, berasal dari :

a. Lembaga Administrasi Negara (LAN) : 8 orang ( 66,67% ) b. Pusat Diklat Kehutanan Kementerian Kehutanan : 4 orang ( 33,33 % ) Dalam menentukan pengajar/fasilitator, hal-hal yang dipertimbangkan antara lain:

(5)

a. Memiliki pengalaman mengajar pada Diklat Kewidyaiswaraan Tingkat Madya; b. Menguasaia metode dan materi yang diajarkan;

c. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar peserta.

Gambar 4. Widyaiswara Sedang Memfasilitasi Proses Pembelajaran

5. Jadwal Pelajaran

Jadwal pelajaran disusun berdasarkan sekuen pengetahuan dan atau keterampilan dari setiap elemennya yang harus dipelajari secara berurutan.

Sekuen waktu ini betul-betul diperhatikan karena sesungguhnya materi diklat adalah satu paket keterampilan yang terdiri dari elemen-elemen keterampilan. Antara masing-masing elemen keterampilan terdapat hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi.

Jadwal pelajaran setiap hari 8-12 jam pelajaran @ 45’ yang terbagi kedalam 5 sesi sebagai berikut : a. Sesi 1 : 08.00 – 10. 15 b. Sesi 2 : 10.30 – 12.00 c. Sesi 3 : 13.00 – 15.15 d. Sesi 4 : 15.30 – 17.00 e. Sesi 5 : 19.30 – 21.00

Di luar jadual tersebut, peserta diberikan penugasan untuk menyusun proposal penelitian ilmiah.

6. Metoda Pembelajaran

Metoda adalah cara yang digunakan oleh Widyaiswara untuk mengkomunikasikan isi/materi pelajaran kepada peserta diklat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sesuai dengan tujuan dan sasaran Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat

(6)

Madya, pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah perpaduan antara berbagai ragam metoda diklat andragogi yaitu metode pembelajaran klasikal, metode pembelajaran berbasis elektronik dan metode pembelajaran kontemporer. Beberapa metoda yang digunakan antara lain ceramah, diskusi, studi kasus, tanya jawab, presentasi, studi kasus, diskusi, simulasi dan penulisan serta pembahasan proposal penelitian.

Gambar 5. Salah satu Metode Pembelajaran

7. Sarana dan Prasarana Diklat

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumberdaya yang menopang terlaksananya kegiatan diklat, demikian juga bahan dan peralatan.

Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain alat tulis menulis, komputer/laptop, LCD, kertas HVS, kertas flipchart, spidol, gunting, lakband, papan tulis, printer, bahan ajar/modul , sound system dan lain sebagainya.

D. EVALUASI DIKLAT

Dalam penyelenggaraan diklat dilakukan evaluasi diklat, yang meliputi evaluasi terhadap Widyaiswara/pengajar, evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat dan evaluasi terhadap pesereta diklat.

Hasil evaluasi dari ketiganya adalah sebagai berikut.

1. Evaluasi Terhadap Widyaiswara

Pada setiap akhir proses pembelajaran yang difasilitasi oleh Widyaiswara/pengajar, dilakukan evaluasi oleh peserta terhadap Widyaiswara/pengajar. Hasil evaluasi akan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pengajaran oleh widyaiswara pada masa yang akan datang. Aspek yang dievaluasi meliputi :

(7)

a. Penguasaan materi b. Sistematika pengajaran c. Kemampuan menyajikan

d. Relevansi materi dengan tujuan instruksional e. Penggunaan metode dan sarana diklat

f. Penggunaan bahasa g. Nada dan suara

h. Cara menjawab pertanyaan dari peserta i. Gaya/sikap dan perilaku

j. Pemberian materi kepada peserta k. Kualitas bahan diklat

l. Kerapihan berpakaian m. Disiplin kehadiran

n. Kerjasama antar widyaiswara.

Dari evaluasi terhadap aspek-aspek tersebut di atas, diperoleh hasil dengan kualifikasi baik sampai sangat baik.

2. Evaluasi Terhadap Penyelenggara

Rekapitulasi hasil penilaian peserta terhadap penyelenggaraan diklat dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 4. Rekapitulasi Penilaian Peserta Terhadap Penyelenggaraan Diklat No. Aspek Yang Dinilai Komponen Penilaian Nilai

(%) Ket 1. Ketercapaian program diklat Sangat tercapai 36,36 Tercapai 63,64 Kurang tercapai -

2 Alokasi waktu program diklat

Keseluruhan diklat 74,24 Baik

Untuk diskusi 74,24 Baik

Untuk presentasi 72,73 Baik

3. Komposisi kurikulum

Penentuan mata diklat 69,70 Buruk

Penentuan pokok bahasan mata diklat 71,21 Baik Isi materi setiap mata diklat 68,18 Buruk Kesesuaian materi dengan tujuan diklat 69,70 Buruk Penggunaan metodologi tiap mata diklat 69,70 Buruk

4 Alokasi Waktu setiap mata diklat

Dinamika Kelompok 68,18

Bina Suasana Belajar 69,70 Buruk

Pengembangan modul diklat 71,21 Baik

Metode studi kasus 72,73 Baik

Rancang bangun kurikulum 72,73 Baik Psikologi belajar orang dewasa 75,76 Baik Rancangan penelitian ilmiah 62,12 Buruk Metode penelitian ilmiah kediklatan 62,12 Buruk Pendekatan makro dalam AKD 69,70 Buruk Pembelajaran diklat jarak jauh 71,21 Baik Pengelolaan forum ilmiah kediklatan 71,21 Baik

(8)

Evaluasi purna tugas 71,21 Baik

Penilaian angka kredit 69,70 Buruk

Evaluasi Proposal Rancangan Penelitian Ilmiah

69,70 Buruk

5. Kualitas bahan tiap mata diklat

Dinamika Kelompok 68,18 Buruk

Bina Suasana Belajar 68,18 Buruk

Pengembangan modul diklat 71,21 Baik

Metode studi kasus 74,24 Baik

Rancang bangun kurikulum 72,73 Baik Psikologi belajar orang dewasa 74,24 Baik Rancangan penelitian ilmiah 71,21 Baik Metode penelitian ilmiah kediklatan 69,70 Buruk Pendekatan makro dalam AKD 72,73 Baik Pembelajaran diklat jarak jauh 71,21 Baik Pengelolaan forum ilmiah kediklatan 71,21 Baik

Evaluasi purna tugas 72,73 Baik

Penilaian angka kredit 71,21 Baik

Evaluasi Proposal Rancangan Penelitian Ilmiah

71,21 Baik

6 Pelayanan Panitia Pelaksana Diklat

Penyediaan ATK dan Personal use 74,24 Baik

Penyediaan bahan diklat 75,76 Baik

Penyediaan peralatan diklat 77,27 Baik Pelayanan administrasi dan daftar hadir 77,27 Baik Pelayanan keamanan/ketertiban 75,76 Baik

Pelayanan kebersihan 74,24 Baik

Pelayanan kesehatan 71,21 Baik

Sikap dan perilaku pelaksana diklat 77,27 Baik Pelayanan petugas piket harian 77,27 Baik Upaya tindak lanjut pada keluhan peserta 75,76 Baik

7 Fasilitas diklat

Ruang kelas 72,73 Baik

Ruang diskusi 72,73 Baik

Ruang serbaguna (aula) 72,73 Baik

Fasilitas dan kelengkapan ruang kelas 72,73 Baik

Fasilitas perpustakaan 69,70 Buruk

Fasilitas internet 63,64 Buruk

Fasilitas pemeriksaan kesehatan 65.15 Buruk Kendaraan operasional kediklatan 68,18 Buruk Kamar tidur dan kelengkapannya 72,73 Baik

Fasilitas ibadah 71,21 Baik

Fasilitas olah raga 69,70 Buruk

Fasilitas rekreasi/hiburan 69,70 Buruk

Fasilitas kamar mandi 71,21 Baik

Fasilitas laundry 71,21 Baik

Fasilitas front desk 74,24 Baik

8 Konsumsi diklat

Pengaturan waktu makan dan snack 72,73 Baik Variasi menu makanan dan snack 74,24 Baik Jumlah makanan dan snack 74,24 Baik Kualitas penyajian dan pelayanan 71,21 Baik Kebersihan dan kerapihan ruang makan 71,21 Baik Sumber : Pusat Diklat Kehutanan

Evaluasi terhadap kinerja penyelenggara dilakukan oleh peserta dengan menggunakan formulir/blanko yang telah disiapkan oleh penyelenggara. Hasil evaluasi diolah dan disimpulkan oleh penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program diklat yang akan datang. dan bahan akreditasi lembaga diklat.

(9)

3. Evaluasi Terhadap Peserta

Menurut Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang, Evaluasi terhadap peserta bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan substansi mata diklat selama Diklat berlangsung. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan aspek penguasaan sikap dan mental serta aspek akademik. Bobot masing-masing aspek adalah 40% untuk aspek penguasaan sikap dan mental serta 60% untuk aspek akademik. Rincian kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut:

a. Proposal Penelitian Ilmiah : 40 %

b. Ujian : 60 %

Nilai minimal kelulusan adalah 71 (tujuh puluh satu) yang diakumulasikan dari nilai ujian tertulis dari Direktorat Bina Widyaiswara LAN dan proposal penelitian ilmiah. Rentang Nilai kelulusan adalah sebagai berikut :

a. Memuaskan (skor : 91 – 100); b. Sangat Baik (skor : 81 – 90); c. Baik (skor : 71 – 80);

d. Memadai (skor : 61 – 70); e. Kurang (skor : 00 – 60).

Berdasarkan evaluasi terhadap peserta, dari 22 orang peserta Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya dinyatakan lulus 100 % dengan kualifikasi kelulusan sebagai berikut :

1. Lulus sangat baik : 20 orang ( 90,91 % ) 2. Lulus baik : 2 orang ( 9,09 % )

(10)

F. PENUTUP 1. Kesimpulan

Pelaksanaan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya Tahun 2014 yang

dilaksanakan Pusat Diklat Kehutanan secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Semua program pembelajaran yang telah direncanakan dapat terealisasi dan Indikator Keberhasilan dari setiap mata diklat dapat tercapai.

2. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi peserta terhadap penyelenggaraan diklat, hal-hal yang dapat kami sarankan untuk perbaikan penyelenggaraan diklat di masa mendatang antara lain :

a. Fasilitas dan peralatan di dalam ruang kelas seyogyanya dilengkapi dan berfungsi dengan baik. Pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak semua AC di kelas berfungsi dengan baik. Stop kontak yang terpasang juga tidak semua berfungsi, padahal dalam mengikuti proses pembelajaran peserta banyak menggunakan laptop.

b. Fasilitas internet hendaknya dapat diakses oleh peserta diklat pada pada hari-hari belajar maupun hari libur baik di sekitar ruang kelas maupun asrama. Hal ini diperlukan selain untuk kepentingan proses pembelajaran juga membantu mengurangi suasana kejenuhan atau untuk hiburan.

c. Fasilitas asrama perlu mendapat perhatian, karena masih ada beberapa kamar AC dan TV kurang berfungsi dengan baik. Juga ada kamar yang pintu kamar mandinya rusak.

d. Pengisian blanko evaluasi diklat, pengecekan biodata, penyelesaian SPJ dan penyelesaian administrasi diklat lainnya sebaiknya tidak dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

e. Satu minggu satu kali perlu didatangkan dokter, untuk mengecek kondisi kesehatan peserta.

f. Pada saat pengiriman surat pemanggilan peserta untuk mengikuti diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya, sebaiknya diinformasikan hal-hal sebagai berikut :

a. Informasi singkat tentang diklat, termasuk cara penilaiannya;

b. Peralatan dan bahan yang harus dibawa oleh peserta, seperti : laptop, LAKIP unit organisasi tempat tugas peserta, draft proposal penelitian.

g. Penyampaian mata diklat Pendekatan makro dalam Analisis Kebutuhan Diklat, Rancang Bangun Kurikulum dan Pengembangan Modul Diklat sebaiknya

(11)

diberikan secara berurutan, karena ketiga mata diklat tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya.

h. Perlu dikaji kembali cara melakukan evaluasi hasil belajar peserta, karena yang dilakukan pada diklat ini sangat subyektif sekali sehingga tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan substansi mata diklat selama Diklat berlangsung tidak tercapai.

i. Mata diklat Metode Penelitian Ilmiah dan Rancangan Penelitian Ilmiah, sebaiknya diberikan di awal diklat, sehingga diharapkan peserta mempunyai waktu yang cukup untuk menyusun proposal penelitian. Kalau memungkinkan disediakan waktu khusus untuk menyelesaiakan tugas penyusunan proposal. Disamping itu juga perlu ada bimbingan khusus dari widyaiswara.

j. Dalam menyusun proposal penelitian sebaiknya peserta diberi kebebasan untuk memilih apakah akan melakukan penelitian secara kuantitatif atau kualitatif. k. Dalam memfasilitasi proses pembelajaran sebaiknya widyaiswara tidak

menakut-nakuti peserta. Dalam pembelajaran orang dewasa sebaiknya diciptakan suasana yang kondusif, yaitu suasana yang santai dan menyenangkan sehingga peserta memungkinkan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. l. Dalam pembelajaran studi kasus, seyogyanya perlu didiskusikan cara menulis

kasus.

DAFTAR PUSTAKA

1. ………, 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Jakarta

2. ---, 2009. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Jakarta.

3. ---, 2010. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi

Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 dan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Jakarta.

4. ……….., 2005. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara

Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang. . Jakarta.

5. ---, 2010. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara

Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Gambar

Tabel 1 : Asal Instansi Peserta Diklat
Tabel 2. Struktur Kurikulum Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya
Gambar 4. Widyaiswara Sedang Memfasilitasi Proses Pembelajaran
Gambar 5. Salah satu Metode Pembelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Efisiensi penggunaan faktor produksi pada perkebunan kelapa sawit yang diteliti (a) Efisiensi Teknis dengan fungsi produksi frontier stokastik (b) Efisiensi alokatif,

ditemukan pada glabella dan dahi. Phymatous rosasea ditandai dengan orifisium patulosa folikular, penebalan kulit, dan kontur permukaan wajah yang irregular di

Harga jual yang cukup rendah dan kualitas bahan baku yang lebih unggul serta desain yang disesuaikan dengan trend/ mode yang berlaku bila dibandingkan dengan produk

UUD 1945 2002 telah menjadikan bangsa Indonesia tidak memiliki masa depan dalam penyelenggaraan Negara dalam mewujudkan pembangunan nasional dengan dihapuskannya

Isikan tempat kosong dengan kata pemeri yang sesuai. Tan Sri Razali ________________ rakyat Malaysia yang pertama dilantik sebagai Pengerusi Mesyuarat

pertanggungjawaban penggunaan Belanja Kebutuhan Tanggap Darurat pada status keadaan darurat bencana terbatas pada pengadaan barang dan/atau jasa, diberikan perlakuan

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru, guru menggunakan buku panduan siswa yang diterbitkan pemerintah, akan tetapi guru masih merasa kurang cukup jika

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi terbaik untuk mendapatkan biskuit yang tinggi serat, rendah lemak, tinggi antioksidan dan vitamin C