• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian kebahasaan yang berfokus pada analisis tata bahasa sistemik fungsional. Penelitian ini lebih menekankan pada analisis sistem transitivitas pada teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Format yang dipilih adalah format deskriptif kualitatif. Alasan penggunaan pendekatan kualitatif adalah karena dalam penelitian data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang diperoleh dari data-data berupa tulisan, klausa, frase melalui dokumen yang berasal dari sumber atau informasi yang diteliti dan dapat di percaya.

Menurut Bugin (2007), format deskriptif kualitatif bertujuan menggambarkan dan menjelaskan makna di balik makna berbagai fenomena realitas sosial yang ada dengan mengungkapkan ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Artinya untuk mencapai tingkat pemahaman tersebut diperlukan cara penggalian data yang handal.

Dalam metode kualitatif, sebagai instrument pengumpulan data, peneliti mengikuti asumsi kultural dan mengikuti data. Peneliti lebih fleksibel dan reflektif. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen berupa alat teknologi tang telah dirancang secara matang. Jadi, peneliti tidak fleksibel, imajinatif, dan reflektif. Penelitian kualitatif lebih menitik beratkan keutuhan (entity) sebuah fenomena budaya, bukan memandang budaya secara parsial.

(2)

3.2. Data dan Sumber Data

Data penelitian ini terdiri atas 8 teks bacaan yang berbentuk klausa. Sumber data yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini adalah sumber teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X semester 1 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013. Buku Bahasa Inggris merupakan buku yang dipersiapkan Pemerintah Indonesia dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku Bahasa Inggris disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013.

Buku Bahasa Inggris untuk Pendidikan Menengah kelas X semester I yang disajikan dalam buku ini disusun untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Penyajiannya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan bahasa Inggris sebagai wahana komunikasi. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang tersurat dan tersirat dalam suatu teks; juga untuk menyajikan gagasan dalam bentuk teks yang mudah dipahami makna kandungannya dan diapresiasi keindahan pilihan rangkaian katanya.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan model pengumpulan data studi pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan teknis pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku, literatur, catatan dan laporan yang berhubungan apa yang ingin dicari jawabannya (Nazir, 1988: 111). Kedua pengumpulan data disebut dilakukan dalam pengumpulan data

(3)

yang dimaksudkan di sini data-data yang akan dideskripsikan dalam bentuk teks tertulis yang ada di dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013.

Miles dan Huberman (1992:1) mengatakan penemuan-penemuan dari penelitian kualitatif mempunyai “mutu yang tak dapat disangkal”. Kata-kata, khususnya bilamana disusun ke dalam bentuk cerita atau peristiwa, mempunyai kesan yang lebih nyata, hidup, dan penuh makna, seringkali jauh lebih meyakinkan pembacanya, peneliti lainnya, pembuat kebijakan, praktisi dari pada halaman-halaman yang penuh dengan angka-angka.

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data dapat dilihat di bawah ini. 1. Peneliti membaca teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X.

2. Kemudian peneliti mencatat keseluruhan isi teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X.

3. Data yang telah dicatat kemudian diberikan nomor pada tiap klausa yang mengandung unsur transitivitas.

4. Dipilah dalam kotegori proses, partisipan, dan sirkumstan.

5. Data yang sudah dipilah kemudian diidentifikasi dan dihitung pesentase kemunculannya.

6. Berdasarkan hasil persentase, data dikelompokan untuk menemukan alasan kemunculan tipe proses transitivitas yang mendominasi.

7. Data kemudian diidentifikasikan ke dalam konteks situasi.

8. Kemudian dideskripsikan untuk menemukan mengapa transitivitas dan konteks situasi terdapat dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X

(4)

3.4 Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data dengan tiga langkah: kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification). Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting), pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan (abstracting), dan transformasi data (transforming). Secara lebih terperinci, langkah-langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Salda (2014) akan diterapkan sebagaimana berikut:

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif Sumber: Miles dan Huberman (Miles, Huberman dan Saldana, 2014: 14)

3.4.1 Kondensasi data (Data condensation)

Miles dan Huberman (2014: 10) “Data condensation refers to the process of selecting data, focusing, simplifying, abstracting, and transforming the data that appear in written-up field notes or transcriptions”. Dalam kondensasi data merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun transkrip dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

Pengumpulan data

Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi

Kondensasi data

(5)

a. Selecting

Menurut Miles dan Huberman (2014:18) peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang lebih penting, hubungan-hubungan mana yang mungkin lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang dapat dikumpulkan dan dianalisis. Informasi-informasi yang berhubungan dengan transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X dikumpulkan pada tahapan ini. Peneliti mengumpulkan seluruh informasi tersebut untuk memperkuat penelitian.

b. Focusing

Miles dan Huberman (2014: 19) menyatakan bahwa memfokuskan data merupakan bentuk praanalisis. Pada tahap ini, peneliti memfokuskan data yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap seleksi data. Peneliti hanya membatasi data yang berdasarkan rumusan masalah.

Fokus data pada rumusan masalah pertama yaitu Unsur transitivitas apa yang digunakan dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X. Dalam rumusan masalah kedua, yaitu hubungan unsur transitivitas dengan konteks sosial. Dalam rumusan masalah ketiga yaitu unsur digunakan di dalam konteks sosial.

c. Abstracting

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Pada tahap ini, data yang telah terkumpul dievaluasi, khususnya yang telah terkumpul dievaluasi, khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika data yang menunjukkan transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa

(6)

Inggris sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti.

d. Simplifying dan Transforming

Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara, yakni melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Untuk menyederhanakan data, peneliti menumpulkan data setiap proses dan konteks sosial dalam tabel

3.4.2 Penyajikan data (Data display)

Peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, tabel, dan bagan yang menggambarkan analisis pada transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa Inggris. Penyajian data berupa tabel dan bagan yang menunjukkan gambaran transitivitas dan konteks sosial teks bacaan buku bahasa Inggris dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersususun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

3.4.3 Kesimpulan, penarikan/verifikasi (Conclusion, drawing/verification). Penelitian menyimpulkan data sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Data-data yang sudah dideskripsikan disimpulkan secara umum. Simpulan tersebut meliputi unsur transitivitas, hubungan unsur transitivitas dengan konteks sosial dan unsur transitivitas digunakan dalam konteks sosial. Setelah disimpulkan, analisis data kembali pada tahap awal sampai semua data kompleks.

(7)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi analisis data dan hasil analisis data, pembahasan tentang transitivitas pada teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X, hubungan antara transitivitas dan konteks situasi serta unsur transitivitas di dalam konteks situasi.

4.1 Analisis Data

Teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X yang dijadikan data penelitian berjumlah 8 teks. Pengelompokan setiap teks diuraikan sesuai nomor urut teks. Ke-8 teks tersebut diuraikan sesuai dengan pengelompokan dan pengodean berikut ini.

1. An email from Hannah, Bahasa Inggris Kelas X , terbitan Kemdikbud 2014 halaman: 4 (Kode teks: T1 BI)

2. A letter from Saidah, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 5 (Kode teks: T2 BI)

3. Showing Care/Sympathy, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 23 (Kode teks: T3 BI)

4. Congratulations!, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 45 (Kode teks: T4 BI)

5. MY BEST FRIEND, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 58 (Kode teks: T5 BI)

6. Tanjung Puting National Park, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 70 (Kode teks: T6 BI)

(8)

7. VISITING NIAGARA FALLS, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 85 (Kode teks: T7 BI)

8. The Secrets of Stonehenge, Bahasa Inggris Kelas X, Kemdikbud terbitan 2014 halaman: 96 (Kode teks: T8 BI)

4.1.1 Transitivitas Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris Kelas X.

Transitivitas dalam data penelitian ini dijabarkan secara deduktif dengan rincian dan jumlah proses yang terdaat dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. Kemudian dilihat proses mana yang lebih dominan digunakan oleh buku bahasa Inggris. Kedominan ini ditandai pula dengan besaran persentase dari setiap proses. Sebagai contoh analisis teks bacaan buku bahasa Inggris adalah teks 1 berikut ini.

1. My name is Hannah.

My name is Hannah.

My name is Hannah

namaku adalah Hannah

Petanda Proses: Relasional Identifikasi Nilai

Contoh (1) terdapat proses relasional identifikasi seperti adalah. Proses relasional identifikasi tersebut berfungsi untuk menghubungkan dua entitas, yaitu partisipan I yaitu namaku dengan partisipan II yaitu Hannah.

2. I know your name from my friend, Caroline.

I know your name from my friend, Caroline.

I Know your name from my friend Carolina

Saya tahu namamu dari temanku, Carolina

Pengindera Proses: Mental, Kognisi Fenomena Sirkumstan: Sebab

Contoh (2) merupakan klausa yang berproses mental kognsi yang terjadi dalam diri manusia sendiri, yang ditunjukkan dengan kata tahu sebagai wujud penggambaran kognisi subjek (partisipan I) yaitu kata saya dan partisipan II yang disebut Fenomenon.

(9)

3. You sound really cool!

You sound really cool!

You sound really cool

Kau terlihat sangat keren

Petanda Proses: Relasional, Atributif Nilai

Contoh (3) merupakan klausa yang berproses Relasional Atributif, klausa hanya memiliki satu partisipan yang wajib hadir yang dinamakan relasional Atributif, yaitu kau.

4. I’d better tell you something about myself first.

I’d better tell you something about myself first.

I'd Better tell you something about myself

Aku lebih baik menceritakan mu sesuatu tentang diriku Pembicara Sirkusmtan:

Cara

Proses:

Verbal Pebermanfaat Sirkumstan: Masalah Terdapat satu proses verbal, yaitu berbicara. Proses verbal tersebut dapat berhubungan dengan dua partisipan. Pada klausa proses diapit oleh partisipan I sebagai penyampai pembicara dan partisipan II sebagai perkataan.

5. and I attend Thomas Edison High School here in Minneapolis, Minnesota,USA.

and I attend Thomas Edison High School here in Minneapolis, Minnesota,USA.

And I attend

Thomas E School here in Mineapolis USA

Dan Saya sekolah

di sekolah Thomas Edison di sini di Mineapolis, Amerika Petingkah Laku Proses: Tingkah Laku Sirkumstan: Lokasi, Tempat

Pada contoh klausa proses tingkah laku, klausanya hanya memiliki satu partisipan yang wajib hadir yang dinamakan petingkah laku, yaitu saya. Ketidakhadiran partisipan saya, misalnya tentu akan membuat makna klausa itu menjadi tidak jelas.

(10)

6. so my mother runs the house and the family business. so my mother runs the house and the family business.

So my mother Runs the house and the family business Jadi ibuku mengelola bisnis keluarga

Pelaku Proses: Metarial Gol

Pada contoh (6) proses material merupakan yang melakukan kegiatan mengelola yang diikuti oleh partisipan. Partisipan I yaitu ibuku dan partisipan II bisnis keluarga. Dengan demikian, merupakan klausa yang menunjukkan pelaku melakukan kegiatan atau aksi.

1. Analisis Proses Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Berdasarkan analisis transitifitas, proses dalam teks 1 teks bacaan buku bahasa Inggris terdiri dari proses material, mental, relasional, tingkah laku, verbal, dan wujud. Proses tersebut dapat terlihat dalam table berikut ini.

Table 4.1 Jumlah dan Persentase Proses dalam Teks 1 Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

No Jenis Proses Jumlah Persentase(%) 1. Material 13 27.08 2. Relasional Identifikasi 7 14.58 Atribut 2 4.17 Kepemilikan 6 12.50 3. Mental Persepsi 4 8.33 Afeksi 1 2.08 Kognisi 2 4.17 Kemauan 6 12.50 4. Verbal 2 4.17 5. Wujud 0 0.00 6. Tingkah Laku 5 10.42 Total 48 100

Dari tabel jumlah dan persentase proses Teks 1 teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X diketahui bahwa proses material dan proses relasional mendominasi. Proses material 27,08% diikuti oleh proses relasioal identifikasi

(11)

14,58% kemudian proses relasional kepemilikan 12,50 dan mental kemauan 12,50, proses tingkah laku 10,42, proses mental persepsi 8,33%, mental kognisi 4,17% dan verbal 4,17%, mental afeksi 2,08% dan relasional afeksi 2,08, dan terakhir proses wujud 0,00%. Dominasi proses material dalam teks 1 teks bacaan buku bahasa Inggris terjadi secara sistematik dalam semua teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Hal ini dapat diidentifikasi dari hasil analisis klausa berdasarkan eksperensial meaning pada keseluruhan teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X yang menempatkan yakni proses material sebagai proses yang dominan dalam persebarannya. Proses ini diikuti secara signifikan oleh proses relasional mental tingkah laku verbal wujud dan tingkah laku.

Berdasarkan analisis transitivitas terhadap seluruh teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X diketahui persebaran jenis dan persentase proses sebagaimana terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Jumlah dan Persentase Proses Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris Kelas X

Jenis Proses

Jumlah dan Persentase Proses

T1BI T2BI T3BI T4BI T5BI T6BI T7BI T8BI J P J P J P J P J P J P J P J P Material 13 27.08 10 26.32 7 33.33 17 53.13 5 17.86 7 31.82 15 39.47 10 37.04 Relasional Identifikasi 7 14.58 14 36.86 5 23.81 1 3.13 3 10.71 9 10.91 16 42.11 10 37.04 Relasional Atribut 2 4.17 2 5.26 1 4.76 3 9.38 8 28.57 0 0.00 2 5.26 1 3.70 Relasional Kepemilikan 6 12.50 1 2.63 1 4.76 0 0.00 3 10.71 0 0.00 0 0.00 2 7.41 Mental Persepsi 4 8.33 0 0.00 1 4.76 0 0.00 2 7.14 0 0.00 1 2.63 0 0.00 Mental Afeksi 1 2.08 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.57 0 0.00 0 0.00 0 0.00 Mental Kognisi 2 4.17 2 5.26 5 23.81 0 0.00 1 3.57 1 4.55 0 0.00 1 3.70 Mental Kemauan 6 12.50 6 15.79 0 0.00 0 0.00 3 10.71 0 0.00 0 0.00 0 0.00 Verbal 2 4.17 1 2.63 1 4.76 8 25.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.70 Wujud 0 0.00 1 2.63 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 2.63 0 0.00 Tingkah Laku 5 10.42 1 2.63 0 0.00 3 9.38 2 7.14 5 22.73 3 7.89 2 7.41 Total 48 100 38 100 21 100 32 100 28 100 22 100 38 100 27 100

Berdasarkan tabel 4.2 jenis proses yang terdapat dalam 8 teks bacaan buku bahasa Inggris yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah proses material,

(12)

relasional, mental, verbal, wujud dan tingkahlaku. Dari ke enam proses tersebut terdapat dua jenis proses yang muncul dalam semua teks, yakni proses material dan proses relasional. Proses mental, verbal dan tingkah laku sedikit persebarannya dan proses wujud yang paling sedikit muncul dalam teks. Dengan demikian, jumlah proses yang muncul dalam teks bacaan bahasa Inggris tersebar tidak merata dalam penelitian ini.

2. Analisis Partisipan Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Berdasarkan analisis eksperensial meaning teks 1 diketahui persebaran jenis dan persentase partisipan sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Jumlah dan Persentase Partisipan Teks 1 Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

No. Jenis Partisipan Jumlah Persentase (%) 1. Pelaku 10 23.26 2. Pengindera 13 30.23 3. Identifikasi bentuk/tanda 6 13.95 4. Identifikasi penyandan 2 4.65 5. Identifikasi kepemimpinan 6 13.95 6. Petingkah laku 3 6.98 7. Pembicara 2 4.65 8. Maujud 1 2.33 Total 43 100 No Jenis Partisipan II Jumlah Persentase(%) 1. Gol 6 22.22 2. Fenomena 7 25.93 3. Nilai 7 25.93 4. Atribut 2 7.14 5. Milik 4 14.81 6. Perkataan 1 3.70 Total 27 100

Dari tabel-tabel di atas jelas terlihat bahwa urutan dominasi proses sesuai dengan urutan dominasi partisipan I dan II, yaitu dimulai dari pelaku 23,26%, pengindera 30,23, kepemilikan 13,95, petanda 13,95%, penyandang 4,65, tingkah

(13)

laku 6,98, pembicara 4,65% dan maujud 2,33%. Demikian juga dengan partisipan II, secara berurut dari fenomena 25,93%, nilai 25,93%, gol 22,22%, milik 14,81%, atribut 7,42%, dan perkataan 3,70.

Secara keseluruhan, persebaran partisipan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Jumlah dan Persentase Partisipan I Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Jenis Partisipan I

Jumlah dan Persentase Partisipan I

T1BI T2BI T3BI T4BI T5BI T6BI T7BI T8BI J P J P J P J P J P J P J P J P Pelaku 10 23.26 9 27.27 6 37.50 11 45.83 4 17.39 5 26.32 9 30.00 7 31.82 Pengindera 13 30.23 5 15.15 3 18.75 0 0.00 4 17.39 0 0.00 0 0.00 1 4.55 Bentuk/Tanda 6 13.95 12 36.36 5 31.25 3 12.50 3 13.04 9 47.37 15 50.00 8 36.36 Penyandang 2 4.65 3 9.09 1 6.25 1 4.17 8 34.78 0 0.00 2 6.67 1 4.455 Kepemilikan 6 13.95 1 3.03 0 0.00 0 0.00 2 8.70 0 0.00 0 0.00 2 9.09 Petingkah Laku 3 6.98 1 3.03 0 0.00 3 12.50 2 8.70 5 26.32 3 10.00 2 9.09 Pembicara 2 4.65 1 3.03 1 6.25 6 25.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 4.55 Maujud 1 2.33 1 3.03 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.33 0 0.00 Total 43 100 33 100 15 100 24 100 23 100 19 100 30 100 22 100

Berdasarkan tabel 4.4 jenis partisipan I yang terdapat dalam 8 teks bacaan buku bahasa Inggris yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah pelaku, pengindera, bentuk/tanda, penyandang, kepemilikan, petingkah laku, pembicara, dan maujud. Dari delapan partisipan I tersebut terdapat dua jenis partisipan yang muncul dalam semua teks, yakni pelaku dan bentuk/tanda. Partisipan I pengindera, penyandang dan petingkah laku sedikit persebarannya dan partisipan I pembicara kepemilikan dan maujud paling sedikit persebarannya dalam teks. Dengan demikian, jumlah partisipan I yang muncul dalam teks bacaan bahasa Inggris tersebar tidak merata dalam penelitian ini.

(14)

Tabel 4.5. Jumlah dan Persentase Partisipan II Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Jenis Partisipan II

Jumlah dan Persentase Partisipan II

T1BI T2BI T3BI T4BI T5BI T6BI T7BI T8BI J P J P J P J P J P J P J P J P Gol 6 22.22 6 24.00 6 42.86 13 54.17 2 9.52 3 25.00 11 44.00 7 35 Fenomena 7 25.93 5 20.00 2 14.29 0 0.00 5 23.81 0 0.00 1 4.00 1 5 Nilai 7 25.93 11 44.44 4 28.57 1 4.17 3 14.29 9 75.00 11 44.00 9 45 Atribut 2 7.41 2 8.00 1 7.14 2 8.33 8 38.10 0 0.00 2 8.00 1 5 Miilik 4 14.81 1 4.00 1 7.14 0 0.00 3 14.29 0 0.00 0 0.00 1 5 Perkataan 1 3.70 0 0.00 0 0.00 8 33.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 5 Total 27 100 25 100 14 100 24 100 21 100 12 100 25 100 20 100

Berdasarkan tabel 4.5 jenis partisipan II yang terdapat dalam 8 teks bacaan buku bahasa Inggris yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah gol, fenomena, nilai, atribut, milik dan perkataan.. Dari keenam partisipan II tersebut terdapat dua jenis partisipan II yang muncul dalam semua teks, yakni gol dan nilai. Sebaliknya Partisipan II fenomena, atribut, milik dan perkataan tidak muncul dalam semua teks. Dengan demikian, jumlah partisipan II yang muncul dalam teks bacaan bahasa Inggris tersebar tidak merata dalam penelitian ini.

3. Analisis Sirkumstan Teks Bacaan Bahasa Inggris

Berdasarkan analisis eksperensial meaning persebaran jenis dan persentase sirkumstan sebagaimana dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.6: Jumlah dan Persentase Sirkumstan Teks 1 Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

No Sirkumstan Jumlah Persentase(%) 1. Rentang waktu 5 16.13 tempat 1 3.23 2. Lokasi waktu 0 0.00 tempat 10 32.26 3. Sebab 2 6.45 4. Lingkungan 1 3.23 5. Penyerta 0 0.00 6. Peran 0 0.00 7. Masalah 7 22.58 8. Pandangan 1 3.23 9. Cara 4 12.90 Total 31 100

(15)

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa aspek lokasi tempat menjadi sirkumstan yang mendominasi teks 1 bacaan buku bahasa Inggris. Aspek lokasi tempat menyebar sebanyak 32,26% dalam keseluruhan klausa teks 1 bacaan buku bahasa Inggris. Aspek lain berada di bawah persentase aspek lokasi. Aspek yang lain adalah masalah 22,58%, rentang waktu 16,13, cara 12,90, sebab 6,45, rentang tempat 3.23%, lingkungan 3,23%, dan pandangan 3,23%.

Secara keseluruhan, persebaran sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X Semester 1 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Jumlah dan Persentase Sirkumstan Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Jenis Sirkumstan

Jumlah dan Persentase Sirkumstan

T1BI T2BI T3BI T4BI T5BI T6BI T7BI T8BI J P J P J P J P J P J P J P J P Rentang Waktu 5 16.13 2 5.71 0 0.00 1 4.17 6 22.22 3 13.04 6 15.38 3 8.82 Rentang Tempat 1 3.23 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 2.56 0 0.00 Lokasi Waktu 0 0.00 1 2.86 1 9.09 2 8.33 1 3.70 1 4.35 0 0.00 3 8.82 Lokasi Tempat 10 32.26 8 22.86 1 9.09 5 20.83 4 14.81 4 17.39 12 30 .77 11 32.35 Sebab 2 6.45 1 2.86 2 18.18 3 12.50 2 7.41 3 13.04 4 10.26 2 5.88 Lingkungan 1 3.23 1 2.86 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 8.70 0 0.00 0 0.00 Penyerta 0 0.00 5 14.29 2 18.18 0 0.00 9 33.33 5 21.74 7 17.95 5 14.71 Peran 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 8.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 Masalah 7 22.58 4 11.43 1 9.09 3 12.50 2 7.41 3 13.04 6 15.38 5 14.71 Pandangan 1 3.23 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 2.94 Cara 4 12.90 13 37.14 4 36.36 8 33.33 3 11.11 2 8.70 3 7.69 4 11.76 Total 32 100 35 100 11 100 24 100 27 100 23 100 39 100 34 100

Berdasarkan tabel 4.7 teridentifikasi sembilan jenis sirkumstan yang terdapat dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. kesebelas jenis sirkumstan tersebut adalah rentang waktu dan tempat, lokasi waktu dan tempat, sebab, lingkungan, penyerta, peran, ,masalah, pandangan dan cara. Kesembilan jenis sirkumstan tersebut tidak tersebar secara merata dalam kedelapan teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Dari sembilan teks tersebut terdapat empat jenis sirkumstan yang muncul dalam semua teks yakni lokasi tempat, sebab, masalah

(16)

dan cara. Sebaliknya, sirkumstan rentang waktu dan tempat, lokasi waktu, lingkungan, penyerta, peran, dan pandangan tidak muncul dalam semua teks.

4.1.2 Konteks Situasi

Dalam LFS konteks berperan penting dalam mengungkapkan makna sebuah teks. Makna yang terealisasi dalam teks merupakan hasil interaksi pemakai bahasa dengan konteks. Teks diwujudkan dalam konteks tertentu dan tidak ada teks tanpa konteks. Konteks yang dimaksud ialah konteks sosial. Dari tiga kategori konteks sosial, yakni konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi, analisis ini berfokus pada konteks situasi.

Analisis teks bacan buku bahasa Inggris dalam konteks situasi dipahami dan diinterpretasikan dalam tiga dimensi yaitu pelibat (tenor), medan (field) dan sarana (mode).

A. Medan Wacana

Medan wacana (field of discourse) merujuk pada topik yang sedang terjadi di dalam teks, tindakan sosial yang sedang berlangsung yang dibicarakan oleh para pelibat dalam teks. Dari definisi ini dapat diambil kesimpulan bahwa medan sangat berpengaruh untuk dapat memahami topik yang sedang dibicarakan dalam teks bacan buku bahasa Inggris.

B. Pelibat Wacana

Pelibat wacana (tenor of discourse) sebagai variable kontekstual yang kedua mengkarakterisasikan fungsi ekstrinsik konteks situasi dan berhubungan dengan siapa yang berperan, kondisi alami partisipan, status dan peranan meraka:

(17)

hubungan peranan apa yang akan ditemukan termasuk hubungan permanen dan sementar antara satu dengan yang lain. Seluruh jenis ucapan yang mereka lakukan dalam dialog dan hubungan ikatan sosial yang signifikan dimana mereka terlibat (Sinar 2003).

Berikut Pelibat dideskripsikan, yaitu menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian pada sifat para pelibat, kedudukan yang peranan mereka: jenis-jenis hubungan peranan apa yang terdapat diantara para pelibat, termasuk hubungan-hubungan tetap dan sementara, baik jenis peranan tuturan yang mereka lakukan dalam percakapan maupun rangkaian keseluruhan hubungan-hubungan yang secara kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan mereka. (Halliday dan Hasan dalam Tou, 1992).

C. Sarana Wacana

Sarana wacana dalam teks adalah tulisan yaitu tulisan untuk dibaca sebagai deklarasi yang bersifat informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tak perlu diucap (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

(18)

Berikut ini analisis konteks situasi dalam teks bacaan buku bahasa Inggris

1. T1 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan pengenalan diri. Penceritaan ini disampaika melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan kegemaran bermain musik dan olahraga. Selain mendeskripsikan kegemaran, pembaca juga mengetahui informasi hewan peliharaan, dan cita-cita pada penceritaan pengenalan diri.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah mengenai Hanna yang memperkenalkan diri kepada Alia. Hanna tahu nama Alia dari Carolina. Ayah dan Ibu Hana mengelola bisnis mal terbesar di Minesota. Menuju ke mal muda dengan kereta api komuter yang lewat tiap 25 menit.

Sarana wacana dalam teks ini adalah tulisan yaitu tulisan untuk dibaca sebagai deklarasi yang bersifat informal. Ini mengakibatkan komunikasi satu arah disarankan untuk tidak langsung menjawab karena tidak ada gangguan atau tanggapan dari peserta yang hadir. Sebaliknya, dimensi wacana dalam teks tertulis adalah teks yang tidak harus mengatakan. Ini berarti berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh saluran komunikasi informasi melalui bentuk tertulis. Dalam wacana ini peran bahasa adalah refleksi dari penggunaan berorientasi pada cerita dalam penggunaan kata benda bahasa. Bentuk kata benda anaforis mengacu dan melalui anaforis dan melalui terhubung ke satu proses bersamaan dengan proses lainnya, seperti dan, itu, tapi, kecuali, dan namun.

(19)

2. T2 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan pemaparan jati diri. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang jati diri, mulai dari nama, alamat, kegemaran, cita-cita, sampai akhirnya pada menginformasikan tentang keluarga.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah penulis dan keluarga penulis yang tinggal di Kualalumpur. Kakak Hanna seorang dokter yang mau menikah dan adiknya siswa SD di Kualalumpur. Penyanyi favorit Hanna adalah Yusuf Islam yang dulu namanya Cat Steven dan penyanyi lain Maher Zein dengan lagu-lagu religinya. Penyanyi pavoritnya juga Siti Nurhaliza dan actor yang paling suka Tom Cruise.

Sarana wacana dalam teks ditulis untuk dibaca sebagai informal yang deklaratif. Ini mengakibatkan komunikasi satu arah disarankan untuk tidak langsung menjawab karena tidak ada gangguan atau tanggapan dari peserta yang hadir. Sebaliknya, dimensi wacana dalam teks tertulis adalah teks yang tidak harus mengatakan. Ini berarti berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh saluran komunikasi informasi melalui bentuk tertulis.

3. T3 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan simpati. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang simpati, mulai dari penjelasan simpati, menghibur dengan menunjukkan simpati, sampai akhirnya tujuan menunjukkan simpati.

(20)

Selain mendeskripsikan bagaimana simpati, pembaca juga mengetahui hal-hal apa saja yang merupakan menyatakan simpati secara langsung kepada orang lain.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah kita dan orang-orang yang punyai masalah atau dalam kondisi buruk. Simpati merupakan pusat dari teks yang diceritakan oleh penulis. Banyak menceritakan cara yang dilakukan untuk mengekspresi atau perasaan kasihan dan sedih. Dari dimensi aspek adalah positif karena simpati mengajarkan untuk menunjukkan kepedulian kepada orang lain.

Sarana wacana dalam teks adalah tulisan yaitu ditulis untuk dibaca sebagai deklarasi yang bersifat informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya, dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tidak perlu diucapkan (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

4. T4 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan ucapan selamat. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (tulis) sekaligus yang menginformasikan tentang ucapan selamat, kondisi carut-marut dikhianati dan bagaimana perjuangan panjang dan keras dalam menjalani hidup.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah Nura dan ayahnya, Joni dan temannya, Juna serta sepupu dan pamannya. Nura pindah ke rumah Juna sebagai pembantu. Juna adalah orang kaya dan anak muda sombong yang mewarisi bisnis ayahnya. Dalam kondisi carut marut Juna dikhianati oleh sepupu dan pamannya

(21)

hingga bangkrut. Nura membantu Juna menggali kembali rasa percaya dirinya dan menata ulang hidupnya. Akhirnya setelah perjuangan panjang dan cukup keras Juna mendapatkan kembali miliknya dan kini menduduki posisi direktur perusahaan yang warisan dari bapaknya. Johny dan teman-temannya mengucapkan selamat kepada Juna.

Sarana dalam teks adalah tulisan yaitu ditulis untuk dibaca sebagai deklarasi informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak llangsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tak perlu di ucapkan (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

5. T5 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan teman baikku. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang teman baik, mulai dari awal perkenalan, bagaimana kegiatan yang dilakukan sampai pada akhirnya senang mempunyai teman. Dimana tokoh ini bercerita memiliki teman baik di sekolah. Kemudian tokoh dalam cerita ini juga menceritakan tentang awal ketemu lalu kemudian menjadi teman baik.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah saya dan teman baikku Dinda. Teman baikku Dinda merupakan pusat dari teks yang diceritakan oleh penulis.

(22)

Dinda orangnya cantik dan tak terlalu tinggi dengan kulit menawan. Dia selalu ceria, juga ramah dan suka berteman dengan siapa saja.

Sarana wacana dalam teks ditulis untuk dibaca. Ini mengakibatkan komunikasi satu arah dan mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya, dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tidak perlu diucapkan (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

6. T6 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan Taman Nasional Tanjung Puting. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang Taman Nasional Tanjung Puting di barat daya Kalimantan, selain mendeskripsikan Taman Nasional Tanjung Putting, pembaca juga mengetahui hutan rimba sebagai tempat makhluk luar biasa di dunia yaitu orang utan dan monyet punya belalai.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah kita. Untuk bisa melihat orang utan kita sebaiknya menuju Kamp. Leakey yang berlokasi di tengah-tengah Taman Nasional Tanjung Puting. Dari dimensi aspek adalah positif karena Taman Nasional Tanjung Puting mengajari kita untuk lebih bersosialisasi dengan alam.

Sarana wacana dalam teks adalah tulisan yaitu ditulis untuk dibaca sebagai dklarasi yang bersifat informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun

(23)

tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tak perlu diucapkan (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

7. T7 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan air terjun Niagara. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang kegiatan yang di lakukan di air terjun Niagara. Dimana air terjun Niagara adalah kumpulan nama tiga air terjun yang melintasi perbatasan negara antara Kanada dan Amerika.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah pengunjung air terjun Niagara. Dimana pengunjung diberi kesempatan menyaksikan gemuruh air terjun dari perspektif berbeda dan sangat menyenangkan dan menyiprat di sekitar mereka.

Sarana wacana dalam teks adalah tulisan yaitu ditulis untuk dibaca sebagai deklarasi yang bersifat informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tak perlu dicap (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

(24)

8. T8 BI

Medan wacana dalam teks dan konteks adalah penceritaan tentang Rahasia Stonehenge. Penceritaan ini disampaikan melalui tulisan (teks) sekaligus yang menginformasikan tentang rahasia Stonehenge. Dimana Stonehenge merupakan salah satu artefak terbaik di dunia.

Pelibat wacana dalam teks dan konteks adalah ahli arkeologi, MikeParker dan temannya. Dimana ahli mereka telah meneliti sebuah area 3 km dari Stonehenge berdiri dinding Durrington struktur mirip dengan Stonehenge tapi 20 kali lebih besar.

Sarana wacana dalam teks adalah tulisan yaitu ditulis untuk dibaca sebagai deklarasi yang bersifat informal. Komunikasi satu arah ini mengakibatkan maklum balas tidak langsung (delayed feedback) karena tidak terdapat interupsi ataupun tanggapan dari partisipan yang hadir. Sebaliknya dimensi wacana dalam teks adalah tulisan yang ditulis tak perlu dicap (ditulis untuk dibaca sebagai pemikiran). Sarana ini berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang dilakukan dengan bentuk informasi melalui tulisan.

4.1.3 Hubungan Transitivitas dan Konteks Situasi

Transitivitas adalah perwujudan pengalaman seseorang yang diwujudkan dalam teks. Selanjutnya, Konteks sosial mengacu kepada segala sesuatu di luar yang tertulis atau terucap, yag mendampingi bahasa atau teks dalam peristiwa pemakaian bahasa atau interaksi sosial. Konteks sosial disebut juga konteks eksternal (Saragih, 2006 : 5).

(25)

Transitivitas sangat berkaitan erat dengan pemahaman dari pengalaman yang mencakup apa yang telah terjadi, apa yang dilakukan seseorang terhadap siapa, kapan dan bagaimana yang dapat diwujudkan dalam teks sedangkan konteks situasi merupakan penggabungan antara pelibat, medan dan sarana dengan sebuah situasi yang akan membangun pemahaman makna yang terkandung dalam sebuah teks. Berdasarkan sistem transitivitas dan konteks situasi, maka dapat ditarik beberapa hubungan, yakni sebagai berikut.

a. Keseluruhan tipe proses yang ditemukan dalam teks, yaitu proses material, proses relasional, proses mental, proses verbal, proses behavioral, dan proses eksperensial memiliki fungsi masing-masing sehingga dapat membantu dalam menganalisis konteks sosial berfokus pada konteks situasi yang merujuk pada ketransitivan dan melihat keseluruhan proses, partisipan, dan sirkumstan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa proses yang mendominasi adalah proses material dan proses relasional.

b. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa proses yang mendominasi adalah proses material. Pemakaian kata-kata, seperti run, going, helps, enjoy, given, yang memiliki predikat proses material disebabkan oleh penulis ingin menunjukkan apa saja yang dilakukan. Pemakaian kata-kata, seperti have, has, was, is,am, are, is to be,is call. Hal ini menunjuk-kan bahwa pemakai bahasa dalam teks bacaan buku bahasa Inggris berusaha menggunakan kata-kata yang bersifat definisi, menjelaskan, atau memaparkan.

c. Partisipan yang terlibat berhubungan dengan bicang wacana. Hal itu terjadi karena dalam pembahasan sistem transitivitas dapat dilihat partisipan apa saja yang terlibat dan bagaimana bentuk partisipan tersebut.

(26)

Selanjutnya, partisipan dikategorikan menjadi beberapa kelas berdasarkan proses yang berhubungan serta mengikat partisipan itu. Dalam hal ini dapat berupa pelaku dari proses yang ada dan kepada siapa proses-proses tersebut ditujukan dan disampaikan. Apakah partisipan terlibat langsung ataupun tidak, dapat dilihat dari analisis sistem transitivitas, misalnya dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X, disebutkan my family live in Kuala Lumpur. Dilihat dari kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa penulis mengetahui siapa partisipan yang terlibat, kepada siapa suratnya akan disampaikan sehingga tidak terjadi kesalahan. Jika dilihat dari konteks situasi teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X, khususnya dalam bidang wacana, maka dapat dilihat siapa saja yang terlibat sebagai partisipan di dalamnya.

d. Sirkumstan yang ada berupa sirkumstan yang terdiri atas rentang, yakni dapat berupa jarak atau waktu, lokasi yang mencakup tempat dan waktu, cara, sebab, lingkungan, penyerta, peran, masalah, dan sudut pandang. Keseluruhan sirkumstan ini dapat menjelaskan bidang wacana dengan lebih detail dan jelas.

4.2 Hasil Analisis Data

Pembahasan hasil analisis transitivitas dan konteks sosial yang berfokus pada konteks situasi sebagai berikut.

4.2.1 Transitivitas Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris Kelas X

Teks bacaan buku bahas Inggris terdapat dua jenis proses yang muncul dalam semua teks , yakni proses material dan relasional. Secara statistik, persebaran proses dalam teks bacaan buku bahasa Inggris terlihat gambar berikut ini.

(27)

Gambar 4.1 Persentase Proses dalam Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris Secara statistik , persentase proses material mendominasi persebaran proses dalam teks. Pada teks bacaan buku bahasa Inggris, proses yang mendominasi adalah proses material (33,07%), proses ralasional Identifikasi (25,58%), proses tingkah laku (8,27%), atribut (7,48%), mental persepsi (3,15%), mental kemauan (5,91%), verba (5,12%), relasional kepemilikan (5,12%), mental kognisi (4,72%), mental afeksi (0,79%), dan wujud (0,79%).

Pemunculan proses material yang paling banyak digunakan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris member makna bahwa setiap teks wacana mempunyai partisipan. Proses material adalah proses kegiatan dan kejadian yang mempunyai partisipan, misalnya benda atau manusia yang mengambil bahagian atau melibtkan diri dalam kegiatan dengan adanya pelibat partisipan lainnya. Hal ini bermakna teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X semester I menampilkan pelaku atau penanggung jawab dalam setiap kejadian atau kegiatan yang berlangsung.

Disamping proses, fungsi ideasional menghadirkan partisipan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. Partisipan merupakan sesuatu yang dapat diikat oleh proses. Proses dapat dikaitkan sebagai inti atau pusat yang menarik unsur lain,

33,07 25.58 7,48 5,12 3,150,79 4,72 5,91 5,120,79 8,27 Material Relasiona Identifikasi Relasiona Artibut Relasiona Kepemilikan Mental Persepsi Mental Afeksi Mental Kognisi Mental Kemauan

(28)

termasuk partisipan. Karena proses merupakan inti, maka proses sangat menen-tukan jumlah partisipan yang dapat diikat dalam suatu proses. Dengan sifatnya yang demikian, proses digunakan sebagai dasar pelabelan partisipan dalam klausa sehingga muncul partisipan I dan II.Yang dimaksud dengan Partisipan I adalah Partisipan yang melakukan atau melaksanakan aktivitas atau Proses dan Partisipan II adalah Partisipan yang kepadanya aktivitas atau Proses ditujukan (Saragih, 2013:70).

Partisipan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu partisipan I dan partisipan II. Jumlah dan persentase kemunculan kedua partisipan tersebut dalam teks bacaan buku bahasa Inggris terlihat berikut ini.

Gambar 4.2 Persentase Partisipan I dalam Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Berdasarkan gambar 4.2 aspek pelaku dan petanda menjadi aspek partisipan I yang paling dominan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. Pelaku (29,05%) dan petanda (29,05%) aspek lain seperti, penyandang (8,57%), pengindera

29,05 12.37 29,05 8,57 5,24 9,05 5,24 1,43 Pelaku Pengindera Petanda Penyandang Kepemilikan Petingkah laku Pembicara Maujud

(29)

(12,37%), petingkah laku (9,05%), pembicara (5,24%), kepemilikan (5,24), dan maujud (1,43%).

Di samping proses dan partisipan, fungsi ideasional menghadirkan sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. Berikut ditampilkan gambar persebaran sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris.

Gambar 4.3 Persentase Partisipan II dalam Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris

Berdasarkan gambar 4.3 partisipan II aspek gol dan nilai menjadi aspek partisipan II yang paling dominan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. nilai (32,75%) dan gol (32,14%) aspek lain seperti, fenomena (12,50%), atribut (10,71%), milik (5,95%), dan perkataan (5,85%).

Di samping proses dan partisipan I dan partisipan II, fungsi ideasional menghadirkan sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. Berikut ditampilkan gambar persebaran sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris. 32,14 12,5 32.75 10,71 5,95 5,95 Gol Fenomena Nilai Atribut Milik Perkataan

(30)

Gambar 4.4 Persentase Sirkumstan dalam Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris Berdasarkan gambar 4.4 aspek lokasi tempat (24,56%) menjadi aspek sirkumstan yang paling dominan dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X. Aspek lain seperti cara (18,30%), penyerta (14,73%), masalah (13,84%), rentang waktu (11,61%), rentang tempat (0,89%), sebab (8,48%), lokasi waktu (4,02%), lingkungan (1,79%), peran (0,89%), dan pandangan (0,89%).

Berdasarkan gambar persentase sirkumstan, kegiatan atau kejadian dengan kehadiran partisipan dan verba memberi tempat bagi aspek lokasi dalam sirkumstan teks. Artiya, teks menghadirkan klausa yang memiliki lokasi dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Kondisi ini memberi arti pentingnya proses material, partisipan dan lokasi bagi teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. 11,61 0,89 4,02 24.56 8,48 1,79 14,73 0,89 13,84 0,89 18,3 Rentang Waktu Rentang Tempat Lokasi Waktu Lokasi Tempat Sebab Lingkungan Penyerta Peran Masalah Pandangan Cara

(31)

4.2.2 Konteks Situasi

Teks bacaan buku bahasa Inggris mendasarkan teks wacananya dengan konteks situasi memunculka medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.

No Konteks Situasi

Medan Wacana Pelibat Wacana Sarana Wacana

1 Pengenalan diri Hanna

Hanna, Alia, Carolina, Ayah dan Ibu Hanna

Tulisan dalam bentuk deskripsi “pengenalan diri”

2

Pemaparan jati diri

Saida, Alia, Kakak Saida, Adik Saida, Yusuf Islam, Maher Zein, Siti Hurhaliza dan Tom Cruise

Tulisan dalam bentuk deskripsi “jati diri penulis”

3

Simpati Kita dan orang-orang yang punya masalah atau kondisi buruk

Tulisan dalam bentuk deskripsi “simpati terhadap orang lain”

4

Ucapan selamat Nura dan ayahnya, Joni dan temannya, Juna serta sepupu dan paannya

Tulisan dalam bentuk deskripsi “mengucapkan selamat”.

5 Teman baikku Saya dan Dinda Tulisan dalam bentuk deskripsi “teman baikku”. 6

Taman Nasional Tanjung Putting

kita yang ingin ke

Taman Nasional

Tanjung Puting

Tulisan dalam bentuk deskripsi “Taman Nasional Tanjung Putting”

7

Air Terjun

Niagara

Pengunjung air terjun Niagara

Tulisan dalam bentuk deskripsi “pengunjung air terjun Niagara”

8

Stonehenge ahli arkeologi, Mike Parker dan temannya

Tulisan dalam bentuk deskripsi “Rahasia Stonehenge”

4.2.3 Hubungan Transitivitas dan Konteks Situasi

Berdasarkan sistem transitivitas dan konteks situasi adalah positif dan semakin erat dan menunjukkan adanya hubungan antara kedua variable. Dengan mengetahui sistem transitivitas yang ada dalam suatu teks, dapat mempermudah dalam analisis konteks situasi.

(32)

4.3 Diskusi

Berdasarkan pembahasan analisis klausa tipe proses, pada teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X terdapat enam proses yang digunakan, yaitu proses material, mental, relasional, verbal, tingkah laku, dan wujud. Dari enam proses tersebut, tipe proses yang dominan digunakan adalah proses material. Dari 8 teks dalam buku bahasa Inggris kelas X, proses material memperoleh tertinggi, yakni atau 33,07%. Tingginya penggunaan proses material dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X dapat diinterpretasikan bahwa teks teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X banyak melibatkan aktivitas fisik. Pengarang ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa aktivitas dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X yang menyangkut aktivitas fisik begitu padat. Jika dilihat dari partisipan I yang mengikat proses material sebagian besar diperankan oleh pelaku manusia.

Peringkat kedua didominasi oleh proses relasional identifikasi (25,59%). Hal ini menunjukkan bahwa pemakai bahasa dalam menulis teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X berusaha menghubungkan antara satu entitas dengan lingkungannya.

Peringkat ketiga adalah proses tingkah laku. Proses ini digunakan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X yaitu (8,27%). Hal ini dapat dipahami bahwa semua aktivitas yang terjadi harus berjalan sesuai dengan perintah, petunjuk, dan persetujuan.

Pringkat keempat ditempati oleh proses relasional atribut. Ditemukan sebanyak (7,48%). Hal ini menunjukkan bahwa pemakai bahasa dalam menulis

(33)

teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X berusaha menghubungkan antara satu entitas dengan entitas lainnya.

Peringkat kelima didominasi oleh proses mental persepsi (3,15%). Pemakaian proses mental persepsi dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X dapat bermakna bahwa dalam pencipta teks, pengarang banyak menggunakan kata-kata yang menyangkut indra lebih banyak digunakan dalam teks tersebut.

Peringkat keenam mental kemauan (5,91%) proses ini merupakan proses yang menunjukkan aktivitas yang menyangkut keinginan.

Peringkat ketujuh ditempati oleh proses verbal dengan (5,12%). Proses ini merupakan proses yang menunjukkan aktivitas yang menyangkut informasi. Hal ini dapat interpretasikan bahwa dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X ketika terjadi proses material atau aktivitas fisik maupun mental selalu didahului dengan informasi dan dialog antarsemua elemen yang ada sehingga informasi berjalan dengan baik.

Peringkat kedelapan relasional kepemilikan (5,12%), proses ini merupakan proses yang menunjukkan aktivitas yang menyangkut kepemilikan.

Peringkat kesembilan mental kognisi (4,72%), proses ini merupakan proses yang menunjukkan aktivitas yang menyangkut informasi aktivitas otak.

Peringkat kesepuluh mental afeksi proses wujud. Proses mental afeksi (0,79%) ditandai dengan aktifitas hati, seperti mengharap, menyesal merindukan. Proses wujud menempati peringkat kesepuluh dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X. Ditemukan sebanyak (0,79%). Kemunculan angka (0,79%) menunjukkan pengarang tidak banyak memaparkan tentang keberadaan suatu tempat, kejadian, dan sarana prasarana.

(34)

Partisipan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu partisipan I, dan

partisipan II. Dari hasil analisis jelas terlihat bahwa urutan dominasi proses sesuai dengan

urutan dominasi partisipan I, yaitu dimulai dari pelaku (29,05%) dan petanda

(29,05%) aspek lain seperti, penyandang (8,57%), pengindera (12,37%), petingkah laku (9,05%), pembicara (5,24%), kepemilikan (5,24), dan maujud (1,43%). Demikian juga dengan partisipan II, secara berurut dari nilai (32,75%) dan

gol (32,14%) aspek lain seperti, fenomena (12,50%), atribut (10,71%), milik (5,95%), dan perkataan (5,85%).

Sirkumstan merupakan lingkungan, sifat, atau lokasi tempat berlangsungnya suatu proses. Sirkumstan berada di luar jangkauan proses. Oleh karena itu, sirkumstan berlaku dalam semua jenis proses. Sirkumstan setara dengan keterangan yang biasanya digunakan dalam tatabahasa tradisional (Saragih, 2006:38, 2013:17). Jadi, sirkumstan berlaku untuk semua jenis proses, tetapi tidak semua proses diikuti sirkumstan karena sirkumstan berada di luar jangkauan proses. Jumlah dan persentase kemunculan sirkumstan dalam teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X lokasi tempat (24,56%), cara (18,30%), penyerta (14,73%), masalah (13,84%), rentang waktu (11,61%), rentang tempat (0,89%), sebab (8,48%), lokasi waktu (4,02%), lingkungan (1,79%), peran (0,89%), dan pandangan (0,89%).

Teks bacaan buku Bahasa Inggris mendasarkan teks wacananya dengan konteks

situasi memunculka sarana wacana T1 BI memunculkan sarana wacana yang ditulis

dalam bentuk deskripsi yang menceritakan latar belakang Hana. Teks: T2 BI

memunculkan sarana wacana ini yang ditulis dalam bentuk deskripsi yang menceritakan

jati diri penulis. Teks: T3 BI memunculkan sarana wacana ini yang ditulis dalam bentuk

(35)

sarana wacana yang ditulis dalam bentuk deskripsi yang menceritakan ucapan selamat

kepada Huna. Teks: T5 BI memunculkan sarana wacana yang ditulis dalam bentuk

deskripsi yang menceritakan teman baikku. Teks: T6 BI memunculkan sarana wacana

yang ditulis dalam bentuk deskripsi yang menceritakan Taman Nasional Tanjung Puting.

Teks: T7 BI memunculkan sarana wacana yang ditulis dalam bentuk deskripsi yang

menceritakan pengunjung air terjun Niagara. Teks: T8 BI memunculkan sarana wacana

yang ditulis dalam bentuk deskripsi yang menceritakan Rahasia Stonehenge.

Transitivitas sangat berkaitan erat dengan pemahaman dari pengalaman yang mencakup apa yang telah terjadi, apa yang dilakukan seseorang terhadap siapa, kapan dan bagaimana yang dapat diwujudkan dalam teks sedangkan konteks situasi merupakan penggabungan antara pelibat, medan dan sarana dengan sebuah situasi yang akan membangun pemahaman makna yang terkandung dalam sebuah teks. Kemunculan tipe proses yang ditemukan dalam teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X sangat berkaitan erat dalam menganalisis medan wacana (field of discourse). Keseluruhan tipe proses yang ditemukan dalam data ada enam tipe proses, yakni proses material, proses mental, proses relasional, proses tingkah laku, proses verbal, dan terakhir proses wujud. Pelibat wacana (tenor of discourse) sangat berkaitan erat dengan partisipan yang muncul pada teks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X, hal ini disebabkan apabila ingin melihat pelibat wacana atau orang-orang yang mengambil bagian pada teks tersebut maka kemunculan partisipan dalam analisis transitivitas sangat membantu dalam menganalisis. Medan wacana (field of discourse) dapat dijelaskan dengan jelas dari kemunculan sirkumstan pada data yakni berupa sirkumstan peran, cara, lokasi dan sebab. Dengan mengetahui sirkumstan yang muncul pada teks akan sangat memudahkan dalam menganalisis medan teks, sehingga dengan mengetahui sistem transitivitas dalam teks maka akan sangat

(36)

memudahkan untuk menganalisis konteks situasi karena baik itu proses, partisipan maupun sirkumstan sangat membantu dalam melihat isi teks tersebut dari segi konteks situasinya baik itu berupa medan wacana, pelibat wacana maupun sarana wacana yang digunakan dalam teks eks bacaan buku Bahasa Inggris kelas X.

(37)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap teks bacaan buku bahasa Inggris kelas X semester 1, berdasarkan transitivitas dan konteks situasi, maka terdapat simpulan penelitian.

1. Jenis proses transitivitas yang ditemukan oleh peneliti terdiri atas proses material, proses relasional identifikasi, proses relasional atribut proses relasional kepemilikan, proses mental persepsi, proses mental afeksi, proses mental kognisi, proses mental kemauan, proses tingkah laku, proses verbal dan terakhir proses wujud. Proses material berada pada tingkat persentase yang paling dominan di antara proses yang lain. Pemakaian kata-kata, seperti run, going, helps, enjoy, given, yang memiliki predikat proses material disebabkan oleh penulis ingin menunjukkan apa saja yang dilakukan. Proses wujud berada pada tingkat persentase yang paling sedikit, hal ini menunjukkan pengarang tidak banyak memaparkan tentang keberadaan suatu tempat, kejadian, dan sarana prasarana. Namun demikian pemaparan pengalaman tentang keberadaan suatu tempat, kejadian, sarana dan prasarana yang ada pada teks sehingga lebih cepat memahami cerita. 2. Konteks situasi memunculkan medan wacana, pelibat wacana, dan sarana

wacana. Konteks situasi tergambar dalam teks, hal ini memunculkan pelibat wacana yang membatasi hal-hal yang bersifat interogatif dan imperative dalam berbahasa dan bertingkah laku. Sarana wacana ini ditulis dalam dua versi, yaitu deskripsi

(38)

3. Dengan mengetahui sistem transitivitas dalam teks maka akan sangat memudahkan untuk menganalisis konteks sosial yang berfokus pada konteks situasi. Proses, partisipan maupun sirkumstan sangat membantu dalam melihat isi teks dari segi konteks situasinya. Dari aspek konteks situasi dapat dilihat bahwa teks bacaan buku bahasa Inggris dalam penggunaan partisipan yang digunakan, melibatkan banyak partisipan tanpa melihat status dan jarak sosial.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan pada bab I, ada beberapa saran yang dapat diberikan, yakni sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa peneliti hanya berfokus pada makna ideasionalnya saja. Di lain pihak makna tektual tidak menjadi fokus dari peneliti, hal ini dapat menjadi saran untuk para peneliti selanjutnya. 2. Para peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti konteks sosial dan

budaya dari tuturan dari berbagai macam jenis teks bacaan sehingga dapat memperkaya wawasan tentang aplikasi teori LSF.

3. Dengan mengetahui sistem transitivitas dalam teks maka akan sangat memudahkan untuk menganalisis konteks sosial yang berfokus pada konteks situasi. Di lain pihak konteks idiologi dan konteks budaya tidak menjadi fokus pada peneliti, hal ini dapat menjadi saran para peneliti selanjutnya

Gambar

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif Sumber:
Table 4.1 Jumlah dan Persentase Proses dalam Teks 1 Teks  Bacaan Buku Bahasa Inggris
Gambar 4.1 Persentase Proses dalam Teks Bacaan Buku Bahasa Inggris  Secara statistik , persentase proses  material mendominasi persebaran proses  dalam  teks
Gambar 4.2 Persentase Partisipan I dalam Teks Bacaan Buku Bahasa  Inggris
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu siswa agar yang

Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana

Analisis buku teks matematika berdasarkan standar BSNP dilakukan dengan lembar penilaian buku teks yang dibuat dengan memperhatikan aspek materi/isi, penyajian, dan

Data untuk rumusan masalah pertama dan kedua yang berkaitan dengan analisis isi buku teks adalah hasil analisis isi buku teks Prigel Basa Jawa Kanggo SMA/SMK/MA Kelas XI dengan

Sementara itu, etnopedagogi digunakan untuk menganalisis konteks yang ada dalam dimensi sosial budaya dan situasi ideologi melalui kajian budaya sehingga dihasilkan

5 Jadi dengan wawancara ini, diharapkan peneliti akan mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang

Setelah suntingan teks dipaparkan, selanjutnya teks dapat dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis isi sebagai bagian dari metode kualitatif. Cara

Dengan demikian pengertian observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap obyek untuk mengetahui keberadaan obyek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya