• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kredibilitas Tutor Terhadap Sikap Peserta Kejar Paket B Setara SLTP. Oleh: Juariyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kredibilitas Tutor Terhadap Sikap Peserta Kejar Paket B Setara SLTP. Oleh: Juariyah"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kredibilitas Tutor Terhadap Sikap Peserta Kejar Paket B Setara SLTP

Oleh: Juariyah Abstrak:

Masih banyaknya warga masyarakat yang karena berbagai alasan tidak berkesempatan menyelesaikan pendidikan sekolah setingkat atau setara sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), mendorong pemerintah untuk melaksanakan program pendidikan luar sekolah (PLS) melalui Kejar Paket B. Tutor Kejar Paket B sebagai komunikator pada kelompok Belajar Mambaul Ulum sebagian besar adalah Ustadz. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penulis melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kredibilitas Tutor Terhadap Sikap Peserta Kejar Paket B Setara SLTP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keahlian tutor dan menganalisis pengaruh keterpercayaan tutor sebagai komponen kredibilitas, selanjutnya menganalisis perbedaan pengaruh keahlian tutor dan keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP.

Dalam melakukan analisis digunakan metode penelitian kuantitatif melalui pendekatan teknik penelitian survey yang bersifat eksplanatori. Populasi dan sampelnya diambil secara sensus dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 104 orang pada kelompok Belajar Mambaul Ulum di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Pengujhian hipotesis dilakukan dengan menggunakan “analisis jalur” (path analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian tutor dan keterpercayaan tutor berpengaruh positif terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP. Sedangkan perbedaan pengaruh keterpercayaan tutor tidak lebih tinggi daripada keahlian tutor, artinya pengaruh keterpercayaan tutor sama dengan keahlian tutor.

(2)

I. Pendahuluan

I.1. Rumusan Masalah

D

alam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan di bidang pendidikan diorientasikan pada proyeksi masa depan dan dititikberatkan pada upaya peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan dan perluasan kesempatan belajar bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai realisasinya, terutama dalam perluasan dan pemerataan kesempatan belajar bagi seluruh rakyat Indonesia, sejak 2 Mei 1994, pemerintah telah mencanangkan Program Wajib Belajar 9 Tahun. Wajib Belajar 9 Tahun yang kini dikenal dengan sebutan Wajar Dikdas 9 Tahun adalah wajib belajar anak-anak usia 7 sampai 15 tahun yang dilaksanakan 6 tahun di Sekolah Dasar dan 3 tahun di SLTP. Pelaksanaannya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Program ini diarahkan pada usaha untuk memberi kesempatan kepada anak-anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan dasar yang memungkinkan kualitas warga masyarakat (warga negara) dapat ditingkatkan.

Program Kejar Paket B di Kabupaten Jember, pelaksanaannya dilakukan di setiap kecamatan-kecamatan. Terdapat 17 kecamatan di wilayah kabupaten ini yang menyelenggarakan program Kejar Paket B, salah satunya adalah di Kecamatan Jenggawah, yaitu kelompok belajar (Kejar) Paket B Mambaul Ulum, karena penyelenggarannya adalah yayasan (pendidikan dan pondok pesantren) Mambaul Ulum.

Pelaksanaan Kejar Paket B Mambaul Ulum di Kecamatan Jenggawah

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Nomor : 421.9/1579/ 436.318/1999 Tentang YPMU membuka Pelaksanaan Kejar Paket B dengan nama KEJAR PAKET B SETARA SLTP MAMBAUL ULUM (KPB-MU). Sebelum diadakan di Mambaul Ulum, Kejar Paket B sudah pernah diadakan di daerah Cangkring. Sekarang di daerah Cangkring itu sudah bubar atau tidak ada pesertanya. Oleh karena itu, kelompok belajar (Kejar) Paket B Mambaul Ulum baru akan mem-Pehabtanas-kan peserta kelas tiganya tahun ini (2002). Adapun tempat belajar pesertanya di MTs (Madrasah Tsanawiyah) Mambaul Ulum setiap hari mulai Senin sampai Sabtu, dari pukul 13.00 sampai 17.00 WIB.

Alasan mengapa kelompok belajar Paket B Mambaul Ulum di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember ini sebagai obyek penelitian adalah, di antara Kejar Paket B yang ada di Kabupaten Jember, Kejar Paket B Mambaul Ulum di Kecamatan Jenggawah mempunyai jumlah peserta terbanyak jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Jember. Dan berdasarkan jumlah penduduk yang telah menamatkan SD (Tahun 2002) yaitu sebanyak 10.545 orang. Jumlah ini untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah 9.368 orang Jadi untuk Angka Partisipasi Kumulatifnya (APK) adalah

545

.

10

368

.

9

x 100% = 88,83%. Dari data tersebut, terdapat 1.177 orang yang tidak tertampung, dengan kata lain

(3)

tidak dapat melanjutkan pendidikan ke SLTP karena berbagai faktor. Bila diprosentasikan, maka diperoleh

545

.

10

177

.

1

x 100% = 11,17%.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih banyak jumlah lulusan sekolah dasar dan yang sederajat yang masih belum tertampung di sekolah SLTP. Bila dikaitkan dengan pelaksanaan Kejar Paket B yang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di daerah Cangkring dan sudah bubar yang diakibatkan tidak ada pesertanya, hal ini salah satunya disebabkan masih rendahnya kesadaran peserta untuk mengikuti Kejar Paket B. Hal ini ditandai orang tua peserta pada umumnya adalah petani dan tukang becak. Melihat faktor ini tentunya orang tua peserta juga berpendidikan rendah dan dari pendidikan itu tampaknya berpengaruh kepada kesadaran untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kurangnya kesadaran peserta dan orang tua ini pula yang menjadi kendala pelaksanaan program Kejar Paket B. Padahal peserta kejar paket ini sama sekali tidak dipungut biaya (gratis), bahkan sepatu dan alat-alat tulis peserta pun disediakan. Ini dilakukan dalam rangka mengajak dan membujuk mereka yang belum mengikuti program ini. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu dikaji sikap peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum dimana sikap ini meliputi komponen kognitif, afektif dan konatif.

Tutor Kejar Paket B di Kabuparen Jember umumnya adalah guru SLTP. Sedangkan di Kecamatan Jenggawah para tutor adalah para ustadz. Hal ini

menunjukkan upaya Dikmas (pendidikan masyarakat) dalam pelaksanaan program ini dilakukan dengan kebijakan yang tepat, yaitu bekerja sama dengan yayasan Mambaul Ulum yang penyelenggara dan pengelolanya adalah para ustadz yang mempunyai kredibilitas yang cukup tinggi, artinya mereka termasuk orang-orang yang cukup disegani di masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Sejauh mana pengaruh kredibilitas tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP”. Adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.

1) Adakah pengaruh keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP?

2) Adakah pengaruh keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP?

3) Adakah perbedaan pengaruh antara keahlian dan keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk menganalisis pengaruh kredibilitas ( keahlian) tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP;

2) Untuk menganalisis kredibilitas ( keterpercayaan) tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP; dan 3) Untuk menganalisis perbedaan pengaruh antara keahlian tutor dengan keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP.

(4)

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: “Adanya pengaruh antara kredibilitas (keahlian dan keterpercayaan) tutor dalam menyampaikan materi dengan sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP”.

Hipotesis tersebut dijabarkan dalam tiga subhipotesis sebagai berikut. 1) Keahlian tutor dalam menyampaikan

materi berpengaruh terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP. 2) Keterpercayaan tutor berpengaruh

terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP.

3) Pengaruh keterpercayaan tutor lebih tinggi daripada keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Komunikasi Persuasif Tutor-Warga Belajar

Ketika kita melakukan kegiatan komunikasi, yang terpenting bukan hanya menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut mengetahui, dan mengerti apa yang disampaikan, melainkan agar apa yang disampaikan, mengubah tingkah lakunya. Setiap kegiatan komunikasi bertujuan mengubah sikap, pendapat, maupun tindakan atau perilaku komunikan sebagai penerima pesan.

Seorang tutor, dalam menyampaikan pesan-pesan berupa materi-materi program Kejar Paket B dilakukan dengan tatap muka di kelas melalui komunikasi persuasif. Untuk mengembangkan saling percaya dan sifat terbuka, sehingga menumbuhkan

saling pengertian antara seorang tutor dengan warga belajar apalagi dilihat dari latar belakang pendidikan peserta yang rendah, maka perlu kiranya dilakukan pendekatan komunikasi persuasif.

Kegiatan-kegiatan komunikasi persuasif berusaha menarik mitra komunikasi agar mempunyai perasaan in group. Perasaan in

group menurut Rakhmat (2000:144)

diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama. Menurut Applbaum dan Anatol (1974:12):

“Complext process of communication

by which one individual or group elicits (intentionally or unintentionally) by nonverbal an/or verbal means a specific response from another individual or group” (Persuasi adalah proses

komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara verbal dan non verbal/untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain).

2.2 Teori Stimulus–Organisme–Respons (S-O-R)

Menurut Effendy (1993:254) teori Stimulus-Organisme-Respons ini berasal dari teori Psikologi, namun sering dipakai dalam kajian ilmu Komunikasi sehingga menjadi bagian dari teori Komunikasi karena objek material dari Psikologi dan Komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Teori ini mempunyai elemen-elemen utama yang terdiri dari: (a) sebuah isi pernyataan (stimulus), (b) seorang komunikan (organisme) dan (c)

(5)

efek (respons). Dalam teori ini, Hovland et al. (dalam Mar’at, 1984:26) mengatakan bahwa “tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik”. Munculnya reaksi ini tergantung pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme.

Selanjutnya menurut teori S-O-R ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus. Stimulus yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima/ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Apabila komunikan mengerti, maka ia akan mengolah dan menerimanya sehingga terjadi perubahan sikap.

Dalam proses perubahan sikap tersebut, sikap baru akan berubah hanya jika rangsangan (stimulus) yang diberikan benar-benar melebihi stimulus sebelumnya, yang kalau digambarkan terlihat sebagai berikut: Stimulus Awal > Stimulus Kedua Perubahan Sikap <

Gambaran di atas dapat diartikan bahwa

stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme (perhatian, pengertian, dan

penerimaan) sehingga dapat secara efektif mengubah sikap.

2.3 Kredibilitas Komunikator

Kredibilitas komunikator merupakan seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas sebenarnya tidak terletak pada komunikator, akan tetapi terletak pada persepsi

komunikan. Kredibilitas merupakan salah satu unsur penyebab timbulnya pengaruh komunikator terhadap komunikan. Pengaruh dalam istilah komunikasi persuasif dapat diartikan perubahan dalam sikap dan tindakan orang lain sesuai dengan yang diinginkan.

Pengertian kredibilitas menurut Mar’at (1984:58) adalah bagaimana seorang komunikator ulung dinilai dan dipercaya oleh individu yang menerima komunikasi. Hovland dan Weiss menyebutkan faktor

credibility (kredibilitas) terdiri dari dua

unsur yaitu expertise (keahlian) dan

trustworthness (dapat dipercaya)

(Rakhmat, 2000:256).

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hovland dan Weiss, Tan (1981:104) mengatakan kredibilitas sumber terdiri dari dua komponen yaitu keahlian dan keterpercayaan. Keahlian adalah tingkat penguasaan sumber yang dipersepsi khalayak mengetahui jawaban yang benar dan tepat pada pokok permasalahan. Keahlian bergantung pada keterlatihannya, pengalamannya, kemampuannya, kecerdasannya, dan status sosialnya. Jadi, seorang sumber dikatakan ahli, adalah seorang yang pengetahuannya diakui dan dipercaya tentang pokok permasalahan. Keterpercayaan adalah tingkat pengakuan sumber yang dipersepsi sebagai yang memotivasi untuk mengkomunikasikan pendiriannya tanpa prasangka. Oleh sebab itu, suatu sumber yang dipercaya adalah suatu sumber yang objektif. Suatu sumber yang terpercaya dipersepsi juga oleh khalayak yaitu yang tidak memiliki maksud untuk memanipulasi dan tidak mengambil keuntungan bila khalayak menerima rekomendasi pesan. Sama halnya dengan

(6)

pendapat di atas, Roger (1983:328) mengemukakan bahwa kredibilitas adalah tingkat pengakuan sumber komunikasi atau saluran yang dipersepsi sebagai suatu keahlian dan kepercayaan oleh penerima. 2.4 Tutor Kejar Paket B sebagai Komunikator

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa tutor adalah pengajar yang memberikan pelajaran kepada beberapa orang siswa atau mahasiswa di luar jam pelajaran sekolah (Badudu dan Zain, 1994:1565). Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tutor adalah orang yang bertindak sebagai guru atau pembimbing untuk menyampaikan suatu materi di luar profesi atau pekerjaan utamanya, namun tidak menutup kemungkinan seorang tutor memiliki pekerjaan utama sebagai guru.

Tutor seperti yang telah dikemukakan di atas, adalah seorang pengajar atau pembimbing yang bertugas untuk menyampaikan suatu materi. Untuk itu, ia dituntut untuk dapat memberikan yang terbaik dengan hasil yang baik pula kepada individu-individu yang dibimbingnya.

Penelitian ini ingin melihat pengaruh tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B. Dalam konteks komunikasi, seorang tutor dapat pula diartikan sebagai komunikator yaitu orang yang menyampaikan idea atau gagasan kepada orang lain (Sastropoetro, 1987:9).

Sejalan dengan yang dikemukakan Sastrapoetro, menurut Susanto (1988:2) komunikator adalah:

Individu atau kelompok yang mengambil prakarsa ataupun sedang mengadakan komunikasi dengan

individu atau kelompok (sasaran) yang lain. Dalam pengertian yang lebih luas komunikator dapat diartikan sebagai seorang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan, perasaan dan sebagainya kepada orang lain.

Menurut Rakhmat (2000:260), seorang komunikator dapat mempengaruhi komunikan jika memiliki:

a. Kredibilitas, yaitu seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas berubah bergantung pada perilaku persepsi, topik yang dibahas, dan situasi. Komponen kredibilitas yang paling penting adalah keahlian dan keterpercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan dan komunikator yang dinilai memiliki keahlian tinggi akan dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, berpengalaman atau terlatih. Sedangka keterpercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator dinilai jujur, tulus, bermoral, adil atau sopan.

b. Atraksi atau daya tarik, komunikator dapat mempengaruhi komunikan dengan daya tarik dapat dilihat dari daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan dan kemampuan.

c. Kekuasaan, adalah kemampuan menimbulkan ketundukan, kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain.

Ketiga hal di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

(7)

komunikator yang berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkannya, yang dikenal dengan ethos komunikator. Akan tetapi, bila dilihat dari lingkungan yang diteliti adalah sebagian besar adalah pelajar dan berkaitan dengan proses belajar mengajar, penelitian ini menekankan hanya pada komponen kredibilitas seperti yang disebutkan oleh Alexis Tan, dan Hovland dan Weiss, yaitu faktor keahlian dan keterpercayaan. Dengan asumsi atau pertimbangan yang dituntut dari program ini adalah bagaimana menumbuhkan sikap belajar para peserta untuk mengikuti program Kejar Paket B.

2.5 Pengertian Sikap

Pengertian sikap (attitude), dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan. Sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.

Allport (dalam Mar ’at 1984:13) berpendapat:

An attitude toward any given object, idea or person is an enduring system with a cognitive component, an affective component and behavioral tendency. The cognitive component consist of beliefs about the attitude object, the affective component consist of the emotional feelings connected with the beliefs and the behavioral tendency is what Allport referd as the readiness to response in a particular way.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa komponen sikap terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen

behavioral. Komponen kognitif yaitu yang berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaian terhadap apa yang diinformasikan. Komponen afektif berhubungan dengan respon emosional atau perasaan yang menunjukkan adanya rasa senang atau tidak senang terhadap gagasan atau idea yang diinformasikan. Sedangkan komponen behavioral berhubungan dengan kesiapan atau kecenderungan yang besar untuk melaksanakan apa yang diamati atau tindakan apa yang terkandung dalam informasi yang diperoleh.

Suatu sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun, dkk., 1990:315). Melekat perubahan sikap itu tergantung pada stimulus yang diterimanya, maka untuk permasalahan yang sedang diteliti, perubahan sikap tergantung pada kuatnya stimulus yang datang dari komunikator dalam hal ini adalah tutor Kejar Paket B Mambaul Ulum. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Krech (1962:144) bahwa sikap yang saling berhubungan dengan sikap yang lain merupakan kekuatan untuk menahan perubahan ke arah yang berlawanan. Selanjutnya, dijelaskan bahwa kemampuan berubah suatu sikap tergantung pula pada tingkat kesesuaian sikap tersebut dengan sikap yang lain.

(8)

III. Objek dan Metode Penelitian 3.1. Kegiatan Kejar Paket B setara SLTP Mambaul Ulum

Pelaksanaan kegiatan program kejar Paket B Mambaul Ulum untuk pertama kali dimulai tahun 1999, dengan jumlah warga belajar sebanyak 80 orang. Tahun berikutnya dapat menjaring 17 warga belajar dan tahun ke-3 sebanyak 21 orang warga belajar. Adapun mekanisme pelaksanaan program kejar Paket B Mambaul Ulum adalah sebagai berikut. a. Dalam pelaksanaan kegiatan yang telah

disusun dan dilakukan oleh penyelenggara yayasan Pondok Pesantren yang bekerja sama dengan Kepala Cabang Diknas Kecamatan Jenggawah, dibantu oleh petugas dikmas, dalam hal ini Tenaga Lapangan Diknas (TLD) di tingkat kecamatan, memberikan bimbingan dan pembinaan guna tercapai keberhasilan dari pelaksanaan program ini.

b. Selain belajar tentang materi pendidikan lanjutan setara SLTP, warga belajar juga mendapatkan pendidikan keterampilan dalam bidang matapencaharian seperti pembuatan tahu, kaligrafi, dan lain-lain. 3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Metode Penelitian yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode

explanatory survey method yaitu metode

penelitian survei yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi, mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu ( Rusidi, 2000 ).

3.2.2. Rancangan Penelitian

Objek studi sebagaimana dirumuskan dalam masalah penelitian adalah penelitian dalam area ilmu komunikasi, yaitu komunikasi instruksional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deduktif. Fenomena yang diteliti, ditelaah dalam kerangka teoretik untuk menetapkan asumsi-asumsi sebagai landasan deduksi dalam perumusan hipotesis penelitian dan baru kemudian diuji secara empirik. Tujuannya adalah untuk menetapkan hubungan di antara variabel tersebut yang memiliki kesahihan secara empirik, sekaligus mencari adanya pengaruh dan perbedaan pengaruh suatu variabel bebas yang menyebabkan perubahan terhadap variabel tak bebas. 3.2.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.3.1. Definisi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua kelompok variabel yang akan diteliti, yaitu variabel kredibilitas tutor Kejar Paket B sebagai variabel bebas dan sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP sebagai variabel terikat Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti dan analisis yang digunakan yaitu analisis jalur, maka definisi operasional variabel adalah sebagai berikut.

1) Variabel bebas : yaitu kredibilitas yang mengandung dua komponen dalam operasionalnya menggunakan simbol (Xi) di mana i = 1, 2 yang dimensinya adalah:

(a) keahlian tutor dalam menyampaikan materi program Kejar Paket B (X1);

(9)

(b) keterpercayaan peserta terhadap tutor dalam menyampaikan materi program Kejar Paket B (X2). 2) Variabel terikat (endogen): yaitu Sikap

peserta Kejar Paket B setara SLTP. Sikap ini terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Komponen kognitif yaitu yang berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaian terhadap apa yang diinformasikan. Kaitan dengan penelitian ini yaitu materi-materi pelajaran Kejar Paket B yang disampaikan oleh seorang tutor. Komponen afektif berhubungan dengan respons emosional atau perasaan yang menunjukkan adanya rasa senang atau tidak senang terhadap materi yang disampaikan oleh tutor. Sedangkan komponen konatif berhubungan dengan kesiapan atau kecenderungan yang besar untuk melaksanakan, menginfor-masikan, dan mengajak warga masyarakat lain untuk mengikuti program Kejar Paket B.

3.2.3.2. Operasionalisasi Variabel Secara jelas variabel dalam penelitian ini dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:

(10)

Tabel 1.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator

1. Kredibilitas Tutor (X)

1.1. Keahlian (X1)

1. Pengalaman sebagai tutor 2. Penguasaan materi 3. Kecerdasan

4. Kemampuan menyampaikan materi 5. Keterlatihan 1.2.Keterperca yaan (X2) 1. Kejujuran tutor 2. Ketulusan 3. Moral 4. Keadilan 5. Kesopanan 6. Etika 2. Sikap Peserta Kejar Paket B (Y)

2.1.Kognitif 1. Memberi pengetahuan baru 2. Mengubah pikiran

3. Membuat lebih yakin.

2.2.Afektif 1. Merasa tertarik pada materi program Kejar Paket B

2. Merasa senang mengikuti materi program Kejar Paket B

3. Menjadi lebih yakin akan manfaat program

2.3.Konatif 1. Bersedia menginformasikan kepada orang lain

2. Bersedia menyebarkan informasi akan manfaat Program Kejar Paket B

3. Bersedia mengikuti materi sampai lulus ujian

4. Mengajak orang lain mengikuti program

3.2.4 . Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum di Kecamatan Jenggawah. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Dikmas Kabupaten Jember, peserta Kejar Paket B di Kecamatan Jenggawah yaitu kelompok Belajar (Kejar) Paket B Mambaul Ulum (penyelenggarannya Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Mambaul Ulum).

(11)

Jadi, yang menjadi populasi dan sampelnya diambil secara sensus yang seluruh populasinya dijadikan sampel penelitian. Adapun jumlah populasi dan sampelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel

No Kelas

Jumlah

1 I

21

2 II

17

3 III

80

Jumlah 118

Alasan pemilihan Kejar Paket B Mambaul Ulum sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut.

1) Kelompok belajar Kejar Paket B Mambaul Ulum; tercatat paling banyak bila dibandingkan dengan kelompok belajar Paket B lainnya yang ada di Kabupaten Jember, dan kesadaran melanjutkan pendidikan masih rendah. Hal ini ditandai pekerjaan orang tua sebagian besar peserta adalah petani.

2) Tutor Kejar Paket B Mambaul Ulum adalah para Ustadz yang membedakan dengan kecamatan lain di Kabupaten Jember, yaitu guru SLTP.

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(a) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data primer, yaitu daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian yang meliputi kredibilitas tutor (keahlian dan keterpercayaan) dan sikap peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum Kecamatan Jenggawah.

(b) Wawancara, teknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data sekunder dan data penunjang yaitu dengan cara memberikan pertanyaan di seputar masalah penelitian yang diperoleh dari lembaga yang terkait, misalnya dari kantor Diknas Kabupaten Jember, kantor Cabang Dinas Diknas Kecamatan Jenggawah, dan petugas TLD ( Tenaga Lapangan Dikmas) Kecamatan Jenggawah.

(c) Kepustakaan, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai konsep-konsep, teori-teori, dan gambaran tentang objek yang akan diteliti.

3.2.6. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh kredibilitas tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP dan melihat variabel mana yang pengaruhnya lebih

(12)

tinggi terhadap sikap peserta Kejar Paket B. Komponen kredibilitas meliputi keahlian (X1) dan keterpercayaan (X2) terhadap sikap peserta Kejar Paket B (Y).

Untuk mengetahui hal ini, maka digunakan analisis jalur (path analysis). Dalam menguji hipotesis penelitian, disusun struktur jalur uji sebagai berikut:

ϒx1x Y ε X2 X1 Pyx1 Pyx2 X

Model Diagram Jalur Antar Variabel Keterangan:

X = Kredibilitas tutor

X1 = Keahlian tutor dalam menyampaikan materi program X2 = Keterpercayaan tutor

Y = Sikap peserta ε = Variabel residu

Pyx1 = Koefisien jalur dari X1 ke Y Pyx2 = Koefisien jalur dari X2 ke Y Pyε = Koefisien jalur dari ε ke Y ϒϒϒϒϒx1x2 = Koefisien korelasi X1 dan X2

Persamaan struktural adalah: Y = Pyx1X1 + Pyx2 X2 + ε

Untuk menjaring jawaban responden, digunakan kuesioner. Skala pengukurannya adalah skala Likert yang mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi (domain). Kemudian dimensi (domain) dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pernyataan (item) yang kemudian dijawab oleh responden.

(13)

3.2.7. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.2.7.1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden dengan skala pengukuran Likert memiliki tingkat pengukuran ordinal. Untuk keperluan analisis, data yang ada terlebih dahulu harus ditransformasikan ke dalam bentuk interval dengan menggunakan “Method of Successive Intervals”.

Salah satu kegunaan Method of Successive Intervals dalam pengukuran sikap adalah untuk menaikkan tingkat pengukuran dari ordinal ke interval. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

1) perhatikan f (frekuensi) responden;

2) bagi setiap bilangan pada f (frekuensi) oleh n, sehingga diperoleh proporsi; 3) jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap respon sehingga keluar

proporsi kumulatif;

4) proporsi kumulatif (pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku; 5) hitung SV (scale value = nilai skala) dengan rumus:

limit

lower

under

Area

-limit

upper

under

Area

limit

upper

at

Density

-limit

lower

at

Density

=

SV

;

6) SV (scale value) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (= 1).

Statistik uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis parametrik. Langkah-langkah pencarian nilainya adalah sebagai berikut:

1) menggambarkan diagram jalur sesuai dengan hipotesis; 2) menghitung matriks korelasi antar variabel, dengan rumus: X1 X2 Y

Y

X

X

ryy

ryx

ryx

y

rx

x

rx

x

rx

y

rx

x

rx

x

rx

R

2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1

=

3) menghitung matriks korelasi antar variabel eksogenus, dengan rumus: X1 X2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1

X

X

x

rx

x

rx

x

rx

x

rx

R

=

(Sitepu, 1994:18)

4) menghitung matriks invers dari matriks korelasi antar variabel eksogen, dengan rumus:

=

− 22 21 12 11 1

CR

CR

CR

CR

R

(14)

5) menghitung koefisien jalur, dengan rumus:

=

yx2 yx1 22 21 12 11 yx2 yx1

r

r

CR

CR

CR

CR

P

P

6) menghitung koefisien determinasi (R2), yaitu koefisien yang menunjukkan determinasi secara simultan variabel X terhadap Y, dengan rumus:

[

]

=

yx2 yx1 yx2 yx1 2 yx1x2

r

r

P

P

R

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis penelitian secara simultan didasarkan pada hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : Pyx1 = Pyx2 = 0

H1 : minimal terdapat satu koefisien jalur ≠ 0

) R k(1 R 1) k (n F 2 yx1x2 2 yx1x2 − − − =

F mengikuti distribusi F Snedecor dengan derajat bebas: db1 = k

db2 = n – k – 1

H0 ditolak jika F > Ftabel

Uji hipotesis secara parsial didasarkan pada hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : Pyxi ≤ 0

H1 : Pyxi > 0

Statistik uji yang digunakan adalah uji-t dengan persamaan:

1) k (n )CR R (1 P t ii 2 yx1x2 yxi i − − − =

H0 ditolak jika t > ttabel

Untuk melihat variabel yang pengaruhnya lebih tinggi terhadap variabel Y dilakukan uji beda koefisien jalur dengan rumus statistik uji sebagai berikut:

H0 : Pyx2 ≤ Pyx1 H1 : Pyx2 > Pyx1

(15)

1 k n ) 2CR CR )(CR X , (X R (1 P P t 12 11 22 2 1 2 y yx1 2 yx − − − + − − =

H0 ditolak jika t > ttabel

Nilai t mengikuti distribusi t-student dengan derajat bebas n-k-1 dan taraf kesalahan α = 0,05.

(Sitepu, 1994:11)

Untuk mengetahui keeratan hubungan (r atau p) menurut Guilford : p < 0,20 = korelasi kecil

0,20 ≤ p < 0,40 = korelasi rendah 0,41 ≤ p < 0,70 = moderat 0,71 ≤ p < 0,90 = korelasi erat 0,90 ≤ p < 1 = korelasi sangat erat

(16)

IV. Pembahasan

4.1. Pengujian Hipotesis 4.1.1. Pengujian Keseluruhan

Hipotesis statistik pada pengujian secara keseluruhan ini digunakan hipotesis dua arah segabai berikut :

H0 = Pyx1 = Pyx2 = 0

H1 = Minimal terdapat satu koefesien jalur ≠ 0 Kriteria pengujian adalah :

Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

Statistik uji yang digunakan adalah uji F, yaitu :

) R -k(1 R 1) k (n F 2 yx1x2 2 yx1x2 − − =

Dengan demikian maka :

31,1438

0,3815)

2(1

1)(0,3815)

2

(104

F

=

=

Kemudian dibandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel untuk α = 0,05 dan derajat bebas (db = α ; 101), diketahui nilai Ftabel = 3,0864, sedangkan melalui perhitungan uji F diperoleh nilai Fhitung 31,1438. dengan membandingkan kedua nilai ini maka Fhitung > Ftabel. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan ditolaknya H0 pada uji keseluruhan ini maka dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat satu koefisien. Jalur yang berarti, sehingga dapat dilakukan pengujian secara individual.

4.1.2. Pengujian Individual

Pengujian secara individual dilakukan untuk melihat variabel eksogen (Xi) mana saja yang berpengaruh positif terhadap variabel endogen (Y).

Hipotesis penelitian terdiri dari :

1. Ada pengaruh positif keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP, dengan perhitungan secara statistik operasionalnya adalah : H0 : Pyx1≤ 0

H1 : Pyx1 > 0

Statistik uji yang digunakan adalah uji-t sebagai berikut :

1)

k

(n

)CR

R

(1

Pyx

t

ii 2 yx1x2 i i

=

(17)

H0 ditolak jika t > ttabel

Berdasarkan perhitungan melalui rumus analisis jalur yakni hasil uji statistik pada julur Py . X1 pada level of significant 95 % dan teraf kesalahan α = 0,05 diperoleh thitung = 3,4783, sedangkan ttabel = 1,6601. Sehingga H0 dito-lak ini berarti ada pengaruh keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP. Besarnya pengaruh X1 terhadap Y adalah 21,91 % terdiri dari :

Pengaruh langsung : 14,25 % Pengaruh tidak langsung : 7,66 %

2. Adanya pengaruh positif keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP, dengan perhitungan statistik operasionalnya adalah : H0 : Pyx2≤ 0

H1 : Pyx2 > 0

Berdasarkan perhitungan melalui rumus analisis jalur yakni hasil uji statistik pada julur Py . X2 pada level of significant 95% dan teraf kesalahan α = 0,05 diperoleh thitung = 2,6993 sedangkan ttabel = 1,6601. Ini berarti H1 diterima, H0 ditolak. Kesimpulan uji “Signifikan” (bermakna), karena nilai thitung > ttabel. Kesimpulannya terdapat pengaruh positif variabel X2 terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP (Y).

Berdasarkan pengaruh X2 terdapat Y adalah 16,24% terdiri dari : Pengaruh langsung: 8,58 %

Pengaruh tidak langsung : 7,66 %

3. Pengaruh keterpercayaan tutor lebih tinggi dari pada pengarah keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP

Untuk melihat variabel yang pengaruhnya lebih tinggi terhadap variabel Y dilakukan uji beda koefesien jalur dengan rumus statistik uji sebagai berikut:

H0= Pyx2≤ Pyx1 H1 = Pyx2 > Pyx1

Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

1

k

n

2CR

CR

)(CR

x

(x

R

(1

Pyx

Px

t

12 11 22 2 1 2 y 1 2

+

=

H0 ditolak jika t > tabel

Nilai t mengikuti distribusi t- student dengan derajat bebas n-k-n dan taraf kesalahan

Berdasarkan perhitungan melalui rumus tersebut yaitu hasil uji statistik pada jalur Py . X2 . X1 pada level of significant 95% dan taraf kesalahan α = 0,005 diperoleh thitung = -0,4234 sedangkan ttabel = 1,6601, ini berarti H1 ditolak,

(18)

dan H0 diterima keputusan uji non-signifikan karena thitung < ttabel. Kesimpulannya pengaruh variabel X2 (keterpercayaan tutor) tidak lebih tinggi dari X1 (keahlian tutor) sehingga pengaruh X2 sama dengan X1.

Variabel keahlian tutor (X1) variabel keterpercayaan tutor (X2) secara serempak berpengaruh terhadap variabel sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP (Y). Besarnya pengaruh serempak variabel X1 dan X2 terhadap Y adalah 38,15%, sedangkan besarnya pengaruh lainnya diluar ketiga variabel ini adalah 61,85%. Untuk lebih jelasnya kesimpulan hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Perhitungan Hasil Uji Statistik Berdasarkan Pengaruh Antarvariabel

No Pengaruh

Secara

Proasentase Nilai

Persentase

1

2

3

4

5

6

Pengaruh langsung X

1

terhadap Y

Pengaruh tidak langsung X

1

terhadap Y

Pengaruh langsung X

2

terhadap Y

Pengaruh tidak langsung X

2

terhadap Y

Pengaruh total variabel X

1

dan X

2

terhadap Y

Pengaruh Faktor lainnya

0,1425

0,0766

0,0858

0,0766

0,3815

0,6185

14,25

7,66

8,58

7,66

38,15

61,85

(19)

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pengaruh Keahlian Tutor terhadap sikap Peserta Kejar Paket B setara SLTP

Hipotesis (1) menyatakan : Keahlian tutor dalam menyampaikan materi berpengaruh positif terhadap sikap peserta Kejar paket B setara SLTP. Perhitung-an secara statistik memberikan indikasi bahwa diterimanya hipotesis tersebut, arti-nya adanya pengaruh positif keahlian tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini, responden cenderung menilai bahwa para tutor Kejar Paket B Mambaul Ulum memiliki keahlian, hanya saja pada pengaruh totalnya, sangat kecil. Hal ini didukung pula dari hasil distribusi kelompok skor total tentang keahlian, terlihat frekuensi yang paling banyak adalah sedang. Data ini mengisyaratkan bahwa keahlian tutor dalam menyampaikan materi Kejar Paket B masih perlu ditingkatkan. Peningkatan ini berkaitan dengan pengalamannya sebagai tutor, penguasaan materi, tingkat kecerdasan, kemampuan menyampaikan materi dan keterlatihan mereka sebagai tutor, akan mempengaruhi dalam menyampaikan materi-materi Kejar Paket B yang pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap peserta. Materi-materi Kejar Paket B ini apabila kita perhatikan lebih merujuk pada mata pelajaran MTs ( Madrasah Tsanawiyah), yang bermuatan lokal lebih banyak pelajaran agama Islam seperti mata pelajaran Aswaja (Ahli sunnah wal jamaah), Fiqih, Aqidah, Bahasa Arab, dan Qurdis (Al.Quran dan Hadist). Komponen keahlian tutor ini tidak terlepas

dari hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya sebagai tutor, penguasaan materi, tingkat kecerdasan, kemampuan menyampaikan materi, dan keterlatihan mereka sebagai tutor.

Faktor pendidikan dari sembilan tutor, terdapat tiga orang berpendidikan S-1 (Sarjana), satu diploma dan lima orang berpendidikan sekolah lanjutan atas (SLTA), dengan latar belakang pondok pesantren Al Amin, Sumenep, Madura. Jika melihat data tersebut yaitu dari faktor pendidikan, dapatlah kiranya diketahui bahwa latar belakang pendidikan tutor Kejar Paket B ini sebagian besar adalah lulusan SLTA, sehingga dapat disimpulkan masih rendah dan kurang memadai sebab program Kejar Paket B bisa disetarakan dengan SLTP. Idealnya guru-gurunyapun lulusan D -III .atau S -1, dari latar belakang Ilmu Kependidikan. Keadaan ini nampaknya berpengaruh terhadap kredibilitas (keahlian ) tutor dalam menyampaikan materi-materi pelajaran Kejar Paket B.

Faktor pengalaman mengajar, sebagian besar tutor memiliki pengalaman mengajar 2-9 tahun (6 orang). Walaupun demikian pengalaman mengajar ini haruslah didukung dengan kemampuan mengajar. Selanjutnya tiga orang lainnya adalah mereka yang sudah menggeluti dunia mengajar selama lebih dari 10 tahun – 30 tahun. Data pengalaman mengajar tutor Kejar Paket B Mambaul Ulum bisa diketahui bahwa masih sedikit tutor yang berpengalaman mengajar lebih dari 10 tahun. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan program Kejar Paket B ini yang masih baru, yaitu kurang lebih 3 tahun. Pengalaman mengajar ini berkaitan dengan semakin lamanya tutor berpengalaman

(20)

mengajar, menunjukkan bahwa mereka memiliki loyalitas, dedikasi, dan pengabdian yang tinggi di bidang pendidikan.

4.2.2. Pengaruh Keterpercayaan Tutor Terhadap Sikap Peserta Kejar Paket B Setara SLTP

Hipotesis (2) menyatakan: Keterpercayaan tutor dalam menyampaikan materi berpengaruh positif terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP.

Dari perhitungan secara statistik memberikan indikasi bahwa diterimanya hipotesis tersebut. Artinya adanya pengaruh positif keterpercayaan tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP Mambaul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini, responden cenderung memulai bahwa para tutor Kejar Paket B mereka adalah orang-orang yang jujur, memberi penjelasan sesuai kenyataan. Keterpercayaan ini berkaitan dengan kejujuran tutor, ketulusan, moral yang baik, keadilan, kesopanan dan etika yang baik.

Berkaitan dengan penelitian ini, peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum mereka sebagian besar adalah anak-anak petani dan tukang becak. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua pelaksana program ini, kenyataan yang nampak, masih banyak warga masyarakat yang belum mengikuti program ini hal ini disebabkan kurangnya kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi ironisnya, masih ada anggapan di masyarakat bahwa, program Kejar Paket B adalah sekolah anak-anak miskin. Dan, orang yang tidak

mampu tidak berminat memasukkan anaknya mengikuti program ini, karena malu disebut miskin.

Untuk hal tersebut seorang tutor diperlukan, personality credibility yaitu memiliki sifat-sifat menyenangkan, persahabatan, keterbukaan dalam rangka memotivasi warga belajar, sehingga akan meningkatkan keterpercayaan mereka. Sebagai masyarakat agamis, mereka memandang pondok pesantren Mambaul Ulum sebagai penyelenggara program hal ini cukup relevan.

Adanya pengaruh kredibilitas (keahlian dan keterpercayaan) tutor terhadap sikap peserta Kejar Paket B, secara nyata dapat diterima. Hal ini ditandai peserta angkatan 1999, secara intensif mengikuti kegiatan sampai menempuh ujian (Pehabtanas) pada tanggal 24 Juni 2002 yang berjumlah 80 orang. Jumlah yang sama pada saat masuk (data peserta pehabtanas terlampir). Hasil perhitungan pengaruh kredibilitas tutor, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Keahlian tutor yang secara langsung mempengaruhi sikap peserta Kejar Paket B adalah sebesar 14,25%, dan yang melalui hubungannya dengan keterpercayaan tutor sebesar 7,66%. Sehingga pengaruh total keahlian tutor menentukan perubahan sikap peserta Kejar Paket B adalah sebesar 21,9%. 2. Keterpercayaan tutor secara langsung

mempengaruhi sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP sebesar 8,58%. Sedangkan melalui hubungan dengan keahlian tutor sebesar 7,66%. Dan secara keseluruhan keterpercayaan tutor mempengaruhi sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP sebesar 16,24%.

(21)

3. Secara serempak baik keahlian tutor dan keterpercayaan tutor berpengaruh terhadap sikap peserta Kejar Paket B setara SLTP sebesar 38,15%. Sedangkan pengaruh lainnya di luar tiga variabel di atas adalah sebesar 61,85%.

Kredibilitas (keterpercayaan) tutor, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berkaitan dengan watak seorang tutor. Untuk komponen keterpercayaan, dalam penelitian ini seperti halnya pada komponen keahlian tutor, pengaruhnya sangat kecil. Tetapi pada hasil kelompok total skornya menunjukkan frekuensi yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun pengaruhnya sangat kecil, masih terdapat responden yang menilai keterpercayaan tutor Kejar Paket B adalah sangat baik, artinya watak para tutor Kejar Paket B ini dinilai sangat baik. Hal ini berkaitan dengan penyelenggaranya adalah Pondok Pesantren Mambaul Ulum.

Sebagai masyarakat pedesaan apalagi seperti yang digambarkan dalam bab tiga yaitu keadaan penduduk Kacamatan Jenggawah, penduduk kecamatan ini mayoritas bercirikan suku Madura dan dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya sangat agamis, yaitu memegang teguh agama Islam. Sehingga pemilihan pondok pesantren ini sebagai penyelengara Kejar Paket B sangat tepat, dengan keyakinan masyarakat yang mayoritas beragama Islam.

V. Penutup 5.1. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Pengaruh kredibilitas tutor dalam menyampaikan materi-materi program Kejar Paket B Mambaul Ulum yang berkaitan dengan keahlian, menunjukkan pengaruh positif. Tetapi pengaruhnya sangat kecil, hal ini didukung dengan data kelompok total skor, untuk komponen keahlian berada pada kategori sedang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa keahlian tutor dalam menyampaikan materi perlu ditingkatkan, terutama yang berkenaan dengan latar belakang yang bukan dari ilmu pendidikan dan pengalaman mengajar.

2) Pengaruh kredibilitas tutor dalam menyampaikan materi program Kejar Paket B Mambaul Ulum yang berkaitan dengan keterpercayaan menunjukkan pengaruh positif, tetapi seperti halnya pada komponen keahlian, pengaruhnya sangat kecil, sehingga keterpercayaan peserta terhadap tutor masih belum optimal, hanya saja, pada data kelompok total skor untuk komponen keterpercayaan berada pada kategori tinggi, salah satunya didukung oleh faktor usia tutor yang sebagian besar berusia 30-40 tahun, dan profesi utama tutor sebagai seorang guru/pengajar. 3) Pengaruh keahlian dan keterpercayaan

sebagai komponen kredibilitas tutor, keduanya berpengaruh terhadap sikap peserta Kejar Paket B Mambaul Ulum. Walaupun pengaruh kedua komponen tersebut sangat kecil. Sehingga perlu

(22)

Jember, demikian juga di tempat-tempat lain.

4) Semangat para peserta Kejar Paket B ini pada umumnya sudah cukup baik, hal ini dibuktikan berdasarkan wawancara dengan ketua pelaksana Kejar Paket B Mambaul Ulum, dari peserta yang mengikuti ujian akhir , 99,9% berhasil menyelesaikan program ini sampai lulus ujian. Keberhasilan ini hendaknya diikuti oleh angkatan-angkatan berikutnya tentunya berkat usaha yang baik dari para penyelenggara dan para tutor.

5) Kerjasama yang baik dari lembaga Diknas dalam hal ini bidang Dikmas (pendidikan masyarakat) dengan Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Mambaul Ulum dalam penyelenggaraan program Kejar Paket B hendaknya dijadikan contoh yang baik bagi penyelenggaraan Kejar Paket B di tempat-tempat lain. Misalnya pada penyelenggaraan Kejar Paket B berdasarkan wawancara dengan kepala dinas pendidikan cabang Kecamatan Jenggawah direncanakan akan bekerjasama dengan Pondok Pesantren Athohiri di Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.

6) Perlu dikaji lebih jauh, bahwa komponen kredibilitas ini tidak hanya keahlian dan keterpercayaan, tapi dapat pula dari komponen lain yang dikemukakan oleh Devito, dalam rangka penelitian-penelitian berikutnya. dikaji faktor-faktor lain, seperti faktor

kompetensi, karakter, intensi kepribadian dan kedinamisan seorang tutor.

5.2. Saran – saran

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, terdapat beberapa saran yang diajukan: 1) Keahlian tutor dalam menyampaikan

materi program Kejar Paket B menunjukkan pengaruh positif, walaupun pengaruh langsungnya tidak besar. Untuk itu dalam persiapan dan penguasaan materi, perlu adanya peningkatan. Disamping itu perlu adanya pelatihan-pelatihan tutor untuk menyamakan dan menyatukan persepsi dari tujuan program ini.

2) Keterpercayaan tutor sebagai komponen kredibilitas, berkaitan dengan watak seorang tutor. Dalam penelitian ini, keterpercayaan tutor berpengaruh terhadap sikap peserta Kejar Paket B. Maka perlu dibina hubungan yang baik dengan warga belajar agar program ini terus berkelanjutan. Sebab sebagai masyarakat pedesaan keberadaan tutor dipandang dari wataknya sangat mempengaruhi sikap peserta.

3) Sebagai program pendidikan luar sekolah (PLS), salah satu faktor yang penting adalah bagaimana memotivasi masyarakat agar mengikuti program ini. Untuk itu, semangat yang ada pada para penyelenggara Kejar Paket B Mambaul Ulum hendaknya diikuti penyelenggara Kejar Paket B di tempat lain sehingga keterbatasan dana dan sarana tidak menjadi kendala dalam menyukseskan program Kejar Paket B di Kabupaten

(23)

Daftar Pustaka

Alrasjid, Harun. 1997. Analisis Jalur

Sebagai Sarana Statistik Dalam Analisis Kausal. Makalah, Bandung: LP3E,

Universitas Padjadjaran.

Applbaum, Ronald dan Karl, W.E. Anatol. 1974. Strategies for Persuasive

Communications, Ohio, Charles. E.

Merril Publishing Company A. Bell dan Howell Co. Columbus

Badudu, J.S. dan Mohamad Zain. 1994.

Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Depdikbud. 1993. Seri Kebijakan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Pendidikan Dasar.

Jakarta: Depdikbud.

Dirjen Diklusepora. 1994. Pedoman Umum

Kejar Paket B dalam Mendukung Wajib Belajar 9 Tahun Setara SLTP. Jakarta :

Depdikbud.

Effendy, Onong, U. 1993. Ilmu, Teori dan

Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Krech, David, Richard. S., Crutchfiels and Egerton L. Ballachey. 1962. Individual

in Society. Kogakusha: University of

California Berkeley – Mc Graw-Hill. Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan

Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi

Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rogers, Everret, M dan F. Lonid Shoemaker. 1983. Mass Media And

Interpersonal Communication. Rand

Mc Nally College Publishing, Company, Chicago

Sastropoetro, Santoso. 1987. Pendapat

Publik, Pendapat Umum, dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial.

Bandung: Remadja Karya.

Tan, Alexis S. 1981. Mass Communication

Theories and Research, Colombus: Grid

Publishing Inc Indianola Avenue, United State.

Dokumen:

Cahyono, Tri. 2002. Laporan Hasil

Sosialisasi dan Evaluasi Kerja Diknas Kecamatan Jenggawah.

Rusidi, 2001. Kuliah Metodologi

Penelitian Ilmu Sosial, Bandung:Pasca

Gambar

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan botia dengan pemberian r El GH melalui bloodworm pada dosis 30 mg/kg pakan, lebih panjang (P&lt;0,05)

Anak adalah makhluk yang memiliki potensi dan eksistensi, oleh karenanya dalam proses pembentukan karakter harus diawali dengan menerima dan mengakui

Selanjutnya pergerakan Partai Golkar dan PDIP dalam menjalin koalisi membuahkan hasil yang cukup baik, hasil akhir dari penjajakan koalisi tersebut yaitu bahwa

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila di kemudian hari saya terbukti memberikan pernyataan palsu/mengingkari pernyataan ini, maka saya bersedia

• Presiden Indonesia tahun 2014 adalah Perempuan?. • Tahun depan saya

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik dan merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “ Pembentukan Status Identitas Vokasional Remaja (Studi Kasus

Proses pencampuran akan berjalan lebih efektif pada kondisi aliran turbulen karena arah kecepatan komponen cairan tidak bersifat paralel satu sarna lain. Arah aliran

Agus Salim merupakan simpang4 takbersinyal,maka dari itu perlu adanya evaluasi kinerja pada simpang tersebut salah satunya dengan mendesain sinyal tersebut menjadi simpang