107
BAB V
PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
BANDARA
Perancangan bangunan terminal belum bisa dilakukan ketika masterplan bandara belum ada. Perancangan bangunan terminal perlu memperhatikan posisi landasan pacu sehingga dapat menetapkan posisi yang baik dan aman dari berbagai kemungkinan seperti efek getaran dan suara pesawat dan sirkulasi dari kendaraanumum maupun khusus, serta pertimbangan lainnya.
A. Masterplan Bandara
Masterplan Bandara Baru sudah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Perhubungan namun masih rencana awal dan memungkinkan untuk dirubah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pada rancangan masterplan bandara yang sudah terdapat rancangan peletakan fasilitas-fasilitas pendukung bandara namun belum tentu menjadi hal yang mutlak. Beberapa fasilitas yang berhubungan dengan penerbangan (sisi udara ) juga yang berhubungan dengan administrasi serta dengan kedinasan pemerintah masih dapat rancang ulang apabila kurang tepat.
Gambar 5. 1 Masterplan Bandara Baru Kulon Progo
108 Berdasar masterplan di atas, terdapat fasilitas stasiun kereta bandara yang menghubungkan bandara dengan jalur kereta terdekat sehingga memudahkan akses ke bandara dengan menggunakan kereta api dan juga adanya rencana jalan tol. Kereta api yang digunakan adalah monorail train yang berjalur di atas jalan seperti yang sudah dibahas di bagian sistem transportasi.
Gambar 5. 2 Redesain Masterplan Bandara
Sumber Analisa Penulis, 2015
Legenda:
A. Bangunan Terminal B. Gedung VIP
C. Bangunan Terminal Cargo D. Ground Transport Center E. Hanggar
F. PKP-PK (pemandam kebakaran) G. Bangunan Administrasi Bandara H. Bangunan Operasi
I. Bangunan Pemerintah
J. Gedung Pemeliharaan Bandara K. Gedung Katering
L. Bangunan Terminal Haji M. Stasiun Meteorologi
109 N. Area Utilitas
O. Stasiun Kereta Bandara P. ATC
Q. Penyimpanan GSE
R. Bangunan Pemeliharaan Pesawat S. Area Pengembangan Fasilitas T. Radar
U. Stasiun Bahan Bakar V. Jetty
W. Kolam
Perubahan desain Masterplan Bandara Kulon Progo di atas dibanding dengan Masterplan Bandara Kulon Progo rancangan Menteri Perhubungan adalah pemindahan beberapa fasilitas. Fasilitas cargo dan pemeliharaan pesawat di tempatkan pada sisi barat dan diberikan akses khusus sehingga tidak mengganggu akses penumpang. Fasilitas di utilitas juga di tempatkan ke paling timur dan fasilitas administrasi serta gedung VIP diperluas guna keperluan kegiatan pemerintah seperti untuk upacara kedinasan dan sebagainya. Akses pintu barat juga dikhususkan untuk utilitas dan kendaraan bahan bakar dantertutup bagi penumpang. Area apron dan runway diharuskan steril dari orang yang tidak berkepentingan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang merugikan.
1. Sirkulasi Penumpang dalam Terminal
Untuk tata sirkulasi dan alur penumpang menggunaka sistem yang sudah ada seperti yang sudah dipaparkan pada bab kajian. Pembedaan dalam kelas domestik dan internasional, dan dengan pola sirkulasi yang sudah standar.
110
Gambar 5. 3 Diagram Sirkulasi Penumpang
Sumber : Airport Passenger Termninal Planning and Design, Landrum & Brown, 2010
Berdasarkan pola sirkulasi penumpang di atas, dalam perancangan pada desain nantinya akan dibuat perbedaan pada sirkulasi penumpang dan sirkulasi non penumpang untuk area servis dan kargo. Berikut ini adalah rancangan jalur penumpang pada masterplan.
111
Gambar 5. 4 Jalur Penumpang (Biru)
Sumber Analisa Penulis, 2015
Gambar 5. 5 Jalur Penumpang VIP (oranye)
112
2. Sirkulasi Non-Penumpang
Pada masterplan juga belum dirancang untuk akses diluar umum yang biasa digunakan oleh pegawai maupun instansi khusus seperti pemerintah sehingga tidak tercampur dengan penumpang biasa. Melihat fasilitas-fasilitas yang berada di samping barat dan timur terminal maka akses khusus diharuskan dapat mengakses fasilitas tersebut. Apabila penumpang menggunakan jalur tengah, jalur khusus dapat diarahhkan melewati sisi samping agar terhindar dari crowd alur lalu lintas penumpang. Hal ini sangat diperlukan saat kendaraan khusus seperti pemadam kebakaran, dan keadaan lainnya yang butuh penanganan cepat. Kegiatan pengelola bandara juga termasuk dalam sirkulasi non-penumpang dan harus dipisahkan dari penumpang seperti kegiaan kantor maskapai, kegiatan servis, dan administrasi.
Gambar 5. 6 Jalur non penumpang (hijau)
113
3. Zonasi Terminal Bandara
Zonasi pada bangunan dibedakan dalam pengelolaan antar lantainya, lantai pertama digunakan sebagai Kedatangan domestik maupun Internasional sekaligus bagian penjemputan dan lantai dua untuk keberangkatan. Juga dibagi kedalam tiga area yaitu area depan meliputi area parkir dan sirkulasi pada kendaraan, area utama yaitu pada kedatangan dan keberangkatan serta area penunjang yang berisi fasilitas retail dan sebagainya. Pada permukaan interior ditambahkan peredam suara untuk mengurangi kebisingan yang timbul dari luar seperti dari runway.
Berdasar masterplan dari Angkasapura, posisi bangunan terminal berada di tengah dan di samping barat dan timur terdapat fasilitas-fasilitas penunjang yang digunakan untuk service keperluan penerbangan, sehingga bukan sembarang orang bisa mengakses fasilitas tersebut terutama penumpang dan penumpang cukup berada di dalam terminal.
Gambar 5. 7 Posisi Terminal terhadap Area Udara & Darat
Sumber: Analisa Penulis, 2014
Sisi darat yang berada di utara bangunan terminal merupakan area parkir kendaraan dan drop-off penumpang. Di sisi selatan adalah apron dan akses penumpang keluar masuk pesawat. Dan pada bangunan terminal pembagian lantai seperti yang sudah disebutkan di atas beradasar efisiensi sirkulasi yaitu lantai satu digunakan untuk keperluan kedatangan (arival) juga area klaim bagasi, sedangkan lantai dua digunakan untuk keperluan keberangkatan (departure) dengan fasilitas
114 check in dan free shop serta ruang tunggu. Pada area hall merupakan area bertemunya penumpang datang dan berangkat sehingga dilengkapi dengan fasilitas retail dan ruang tunggu yang dapat digunakan sebagai ruang transit sementara.
Gambar 5. 8 Zonasi Terminal
Sumber: Analisa Penulis, 2014
4. Perkiraan Jumlah Pemakai Bandara
Meningkatnya jumlah penumpang dari tahun ke tahun yang tidak terkira adalah faktor yang membuat Bandara Adisutjipto overcapacity dan perlu dikembangankan. Berikut adalah perkiraan permintaan penumpang di bandara baru.
Tabel 5. 1 Tabel Perkiraan Pemakaian Bandara
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Penumpang domestik 9.132.000 12.251.600 16.475.200
Penumpang Internasional 868.000 1.748.400 3.524.800
Kargo Domestik 30.204 39.150 50.450
Kargo Internasional 1.370 2.590 4.930
Jam Sibuk Penumpang
Domestik (per Jam) 3.222 3.842 5.006
Jam Sibuk Penumpang
115 B. Konsep Pengolahan Tapak
Pengolahan tapak meliputi pengaturan orientasi ke luar dan ke dalam bangungan, mementingkan arah datangnya pengguna bangunan baik dari sisi darat maupun sisi udara. Faktor yang dipertimbangkan adalah kesan yang terbuka untuk pengguna bangunan waktu akan memasuki bangunan dan kesan keterbukaan bagi penumpang yang turun dari pesawat.
1. Konsep Lanskap dan Vegetasi
Pada pengolahan lanskap dan vegetasi bertujuan untuk menata elemen luar yang memberikan kejelasan fungsi terminal dan arah pergerakan, menredam kebisingan yang ditimbulkan getaran pesawat terbang dan mengontrol thermal secara alami dengan mengurangi intensitas cahaya matahari. Konsep pada penataan vegetasi adalah menggunakan tanaman lokal khas Yogyakarta seperti pohon aren, awar-awar, jerakah, butun, keben dan sebagainya
2. Area Parkir
Permintaan yang besar tentu akan berakibat pada kebutuhan parkir yang banyak, sehingga optimasi lahan parkir diperlukan agar efiseie dapat memuat banyak kendaraan dan mempunyai sirkulasi yang baik. Penggunaan parkir dalam bandara juga bermacam macam, maka dalam konsep ini akan dibedakan.
a) Parkir Terminal. Fasilitas yang akan didekatkan dengan terminal yang disediakan untuk pengunjung dan berlangsung tidak lama seperti untuk antar dan jemput.
b) Remote Parking. Faisiltas yang diberikan bagi penumpang yang membutuhkan parkir mobil dengan waktu yang cukup lama dan pengawasan yang ketat, diletakkan pada area terpisah dengan area parkir biasa dan jauh dari terminal. c) Valet parking. Sangat sering digunakan pada beberapa bandara internasionall dengan memarkir kendaraan di area curb dan mempercayakan pada petugas untuk memarkir kendaraan di tempat parkir.
116 d) Off-airport parking. Fasilitas parkir seperi remote parking namun di luar bandara dan bukan bagian dari bandara.
e) Parkir pegawai. Fasilitas yang digunkan untuk pegawai bandara dan diletakkan beda terpisah dari area parkir penumpang dan memiliki akses keluar masuk sendiri.
f) Parkir mobil rental. Area khusus yang digunkan untuk memarkir kendaraan sistem rental seperti taxi, lokasinya dibedakan juga dengan area parkir penumpang dikarenakan bersifat rental dan sering adanya sirkulasi ke area drop off terminal.
C. Konsep Bentuk dan Citra Bangunan
Konsep bentuk bangunan Terminal mengacu pada fungsi terminal itu sendiri yaitu sebagai sarana transportasi udara, maka diambil pendekatan “angin” yaitu dengan bentuk yang bersifat aerodinamis dan sistem struktur ekspos. Material menggunakan fasat kaca pada fasad dinding yang menghadap ke sisi darat maupun sisi udara. Bentuk juga dimaksudkan untuk mengatisipasi terjadinya efek getaran (jetblash) dari pesawat terbang. Dan untuk mengurangi efek tersebut pada bagian yang menghadap runway dibuat dinding atau permukaan yang bergelombang.
117
Gambar 5. 9 Perbandingan footprint bandara
(a) Detroit; (b) Heathrow Terminal 1; (c) J.F.Kennedy Terminal 8; (d) Heatrow Terminal 3; (e) Gatwick North Terminal; (f) Gatwick South Terminal; (g) Schipol
Sumber: The Modern Airport Terminal, Brian Edwards, 2005
Bangunan Terminal terintegrasi dengan stasiun kereta bandara yang menghubungkan bandara dengan kota dan akses dengan kendaraan bermotor atau mobil dan sarana transportasi umum. Sedangkan untuk massa bangunan menggunakan bentuk linear lengkung untuk mendapatkan sirkulasi yang efisien bagi pesawat terbang maupun penumpang.
118
Gambar 5. 10 Gubahan bentuk bangunan terminal
Sumber: Analisa Penulis. 2014
Gambar 5. 11 Sketsa citra bangunan Terminal
Sumber: Analisa Penulis, 2014 .
119 D. Konsep Struktur Bangunan
Struktur bangunan terminal menggunakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan ruang yang lebar, keamanan dan kekuatan strukur dalam menahan beban, kondisi tanah, faktor biaya dan estetika. Dan sistem struktur yang dapat digunakan adalah bentang panjang sistem rangka, sistem permukaan bidang dan sistem kabel dan membran.
1. Pondasi
Dikarenakan keadaan tanah yang mengandung air, maka membutuhkan sistem struktur pondasi yang kuat dan menahan air agar tidak masuk. Misalnya dengan sistem pondasi sarang laba-laba.
Gambar 5. 12 sistem Pondasi Sarang laba laba
Sumber: Ir. Ryantori & Ir. Sutjipto, 1976
2. Struktur Kolom & Bentang Panjang
Untuk memaksimalkan ukuran ruang tanpa terganggu adanya struktur utama seperti kolom, terminal menggunakan sistem bentang panjang. Dengan material baja.
120
Gambar 5. 13 sistem struktur yang menampung ruang, pencahayaan danstruktur terminal
Sumber: The Modern Terminal Airport, Brian Edwards, 2005
Terminal Bandara akan mengalami ekspansi dalam 3 tahap sehingga perlu diperhitungkan sistem yang dapat diekspansi nantinya. Salah satu sistemnya adalah dengan membuat struktur utama terpisah dengan dinding /fasade sehingga saat di ekspan tidak perlu mengganti struktur utama karena strukture mengalami pergantian pada rentan g waktu 30-50 tahun, dan dinding yang terpisah lebih fleksibel dalam pengembangannya.
Beberapa fasilitas di dalam bangunan terminal memiliki rentan waktu yang beragam dalam pergantiannya, yaitu:
Diganti setiap 3 – 5 tahun
• Counter tiket pada gate lounge • Meja check-in
• Sistem keaamanan • Sign dan papan iklan • Ruko, bar dan restoran
121 Diganti setiap 10-15 tahun
• Sistem bagage-handling
• Servis bangunan ( heating, ventilation, lighting) • Toilet dan dapur
Diganti setiap 30-50 tahun: • Struktur bangunan • Building envelope • Tangga, lift, escalator
Gambar 5. 14 Sistem struktur terintegrasi dengan service