• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Promosi Jabatan

2.1.1. Pengertian Promosi Jabatan

“Promosi jabatan dapat artikan sebagai suatu proses perubahan dari satu pekerjaan ke suatu pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang lebih tinggi daripada dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada tenaga kerja sebelumnya” (Sastrohadiwiryo & Syuhada, 2019).

Karyawan atau pegawai akan mendapatkan penempatan posisi yang lebih tinggi dengan kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar diikuti dengan naiknya upah atau gaji (Sedarmayanti, 2017).

Suatu apresiasi dari pimpinan berupa dinaikkannya jenjang karier atau jabatan karyawan di suatu perusahaan, baik itu pemerintah ataupun nonpemerintah (swasta). Hal ini banyak diperjuangkan oleh karyawan untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. (Badriyah, 2017).

Hasibuan mendefinisikan “Promosi jabatan adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilan semakin besar” (Syahyuni, 2018).

Menurut Edison “promosi jabatan adalah proses kenaikan golongan, pangkat, atau jabatan seseorang pada tingkatan yang lebih baik dan merupakan bagian dari proses perencanaan karier” (Rini, 2018).

(2)

Berdasarkan definisi dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa, promosi jabatan adalah pemindahan posisi atau pangkat karyawan satu tingkat lebih tinggi dan akan mendapatkan remunerasi, fasilitas dan tanggungjawab yang lebih besar dari jabatan yang sebelumnya.

2.1.2. Asas-Asas Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan asas-asas yang lazim diterapkan dalam proses promosi jabatan dalam (Rosento, 2018) yaitu:

1. Kepercayaan

Promosi jabatan sepatutnya berasaskan kepercayaan dan kejujuran mengenai kemampuan dan kepandaian yang dimiliki karyawan atau pegawai yang bersangkutan terhadap jabatan tersebut.

2. Keadilan

Promosi jabatan berasaskan keadilan kepada karyawan yang melakukan proses evaluasi kerja mencakup seluruh aspek dan kemampuan karyawan. Penilaian dilakukan secara objektif tanpa adanya diskriminatif.

3. Formasi

Promosi dilakukan apabila dalam formasi jabatan tersebut terdapat kekosongan.

2.1.3. Tujuan Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan (Syahyuni, 2018) tujuan dari promosi jabatan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan balasan jasa dalam segala aspek untuk karyawan yang bekerja dengan kesungguhan.

(3)

2. Menumbuhkan rasa percaya diri, bangga dengan diri sendiri dan memiliki penghasilan yang semakin besar.

3. Menumbuhkan semangat kerja karyawan, kedisiplinan dan produktivitas kerja. 4. Menjalankan konsistensi kepegawaian dengan benar-benar di terapkannya

promosi jabatan kepada karyawan secara jujur dan relevan.

5. Promosi jabatan memberikan keuntungan secara berantai pada perusahaan. 6. Memberikan ruang bagi karyawan untuk mengembangkan daya fikir yang lebih

tinggi untuk keberhasilan perusahaan.

7. Memperdalam ilmu dan pengetahuan karyawan. Hal ini merupakan motivasi bagi karyawan lainnya.

8. Mengisi formasi jabatan yang sedang kosong dikarenakan karyawan yang berhenti bekerja, maka ada kesempatan karyawan lain untuk dipromosikan.

9. Penempatan posisi jabatan yang searah dengan potensi kerja karyawan akan menimbulkan semangat serta fokus bekerja semakin tinggi.

10. Upaya dalam ketertarikan bagi calon pelamar, promosi jabatan merupakan salah satu motivasi bagi pelamar.

2.1.4. Syarat-Syarat Promosi Jabatan

Menurut Handoko syarat-syarat promosi jabatan dalam (Badriyah, 2017) adalah sebagai belikut:

1. Kejujuran

Kejujuran adalah hal terpenting terutama pada diri sendiri, segala sesuatu yang didasari atas kejujuran akan memiliki timbal balik yang baik.

(4)

2. Disiplin

Disiplin juga merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh karyawan, karena dengan memiliki sifat kedisiplinan besar kemungkinan tujuan perusahaan akan cepat tercapai.

3. Prestasi Kerja

Karyawan mampu bekerja secara efektif dan efisien, serta mampu mencapai kualitas dan kuantitas kerja yang optimal.

4. Kerja Sama

Kerja sama sangat dibutuhkan dalam suatu perusahan, menjalin hubungan yang harmonis baik secara vertikal maupun horizontal sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dalam perusahaan, maka akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan. 5. Kecakapan

Diutamakan karyawan yang cakap dan tanggap akan menyelesaikan berbagai macam tugas dengan tepat waktu sehingga meminimalisirkan pengulangan bimbingan dari pimpinan.

6. Loyalitas

Karyawan dengan loyalitas tinggi dianggap akan sangat berpartisipasi aktif terhadap berbagai macam kegiatan dalam perusahaan.

7. Kepemimpinan Komunikatif

Pimpinan diharapkan dapat membina, mengarahkan dan memberikan dorongan atau motivasi kerja kepada karyawannya. Maka antara karyawan dan pimpinan dapat saling memberi dan menerima informasi dengan baik.

8. Pendidikan

Ijazah dari pendidikan formal wajib dimiliki karyawan sebagai dasar penentu spesifikasi dalam jabatan.

(5)

2.2. Motivasi

2.2.1. Pengertian Motivasi

“Motivasi merupakan istilah yang lazim digunakan untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya uang, keselamatan, prestise, dan sebagainya” (Sastrohadiwiryo & Syuhada, 2019).

Robbins mendefinisikan “motivasi merupakan suatu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual” (Wahjono, 2019).

Hasibuan mengemukakan “motivasi yaitu mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan untuk mewujudkan tujuan perusahaan” (Sutrisno, 2016).

Menurut Sagala “motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik yang sesuai dengan tujuan individu” (Lestari, 2018).

Menurut Mangkunegara mengemukakan “motivasi merupakan suatu kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan” (Widiyanti & Fitriani, 2017).

Berdasarkan beberapa definisi motivasi kerja menurut para ahli diatas, maka disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu dorongan dalam diri atau proses ketekunan serta arah seseorang dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Atau dapat diartikan semua hal yang menimbulkan semangat tinggi dalam diri untuk mengerjakan sesuatu secara intense.

(6)

Teknik motivasi kerja menurut (Sedarmayanti, 2018) dalam bukunya mengemukakan bahwa teknik motivasi kerja karyawan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Karyawan

Setiap pekerja atau karyawan mempunyai berbagai macam kebutuhan dalam hidupnya. Peran perusahaan dalam memenuhi segala kebutuhan karyawan merupakan salah satu motivasi karyawan dalam menjalankan tugasnya dengan baik dan maksimal.

2. Teknik Komunikasi Persuasif

Teknik persuasif suatu ajakan yang bertujuan untuk mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seorang karyawan sehingga bertindak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, antar lain sebagai berikut:

a. Attention (Perhatian) b. Interest (Keinginan) c. Decision (Keputusan) d. Action (Tindakan) e. Satisfaction (Kepuasan)

Yang dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan adanya perhatian (Attention) dari pimpinan kepada karyawan tentang pentingnya suatu tujuan dalam tugasnya akan menimbulkan rasa keinginan (Interest) karyawan untuk melaksanakan kerja secara optimal. Keinginan yang kuat dalam diri karyawan akan memberikan dampak berupa pengambilan keputusan serta merealisasikan berupa tindakan (Action) untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahan. Dengan ini akan memotivasi karyawan untuk melaksanakan kerja secara baik dan puas (Satisfaction) terhadap hasil kerjanya.

(7)

2.2.3. Faktor-Faktor Motivasi

Menurut (Sutrisno, 2016) dalam bukunya mengemukakan faktor-faktor motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor intern

Faktor intern merupakan motivasi atau dorongan sudah terdapat dalam jiwa atau diri seseorang tersebut, yaitu:

a. Keinginan untuk dapat hidup b. Keinginan untuk dapat memiliki

c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan d. Keinginan memperoleh pengakuan

e. Keinginan untuk berkuasa 2. Faktor ekstern, antara lain:

Faktor ekstern motivasi atau dorongan yang ada dan tumbuh dari luar diri seseorang, yaitu:

a. Kondisi lingkungan kerja b. Kompensasi yang memadai c. Supervisi yang baik

d. Adanya jaminan pekerjaan e. Status dan tanggung jawab f. Peraturan yang fleksibel

2.2.4. Tujuan Motivasi

Menurut (Sedarmayanti, 2018) dalam bukunya, tujuan motivasi kerja karyawan adalah:

(8)

2. Meningkatkan kepuasan yang diterima oleh tenaga kerja.

3. Motivasi kerja dianggap dapat meningkatkan loyalitas karyawan kepada perusahaan.

4. Motivasi kerja dapat meningkatkan kesehatan mental kerja karyawan. 5. Motivasi kerja dapat meningkatkan taraf hidup karyawan.

6. Motivasi kerja dapat berpengaruh terhadap kreativitas kerja karyawan. 7. Motivasi kerja dapat meminimalkan rasa malas karyawan.

8. Motivasi kerja dapat memberdayakan tenaga kerja atau karyawan di suatu perusahaan.

9. Motivasi kerja dapat mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan.

10. Motivasi Kerja diyakini dapat mengurangi tekanan stres kerja karyawan.

2.3. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah pada penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik” (Sugiyono, 2018).

Berikut hipotesis yang penulis tuliskan dalam penelitian tugas akhir ini:

1. Ho: Tidak terdapat pengaruh antara promosi jabatan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta. 2. Ha: Terdapat pengaruh antara promosi jabatan terhadap motivasi kerja karyawan

(9)

2.4. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan 2.4.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel

Kisi-kisi operasional variabel promosi jabatan dan motivasi kerja yang penulis gunakan untuk penyusunan daftar pertanyaan atau pernyataan angket kuesioner dalam penelitian ini akan digambarkan melalui tabel seperti berikut:

Tabel II.1

Kisi-Kisi Operasional Variabel Promosi Jabatan (X)

Variabel Dimensi Indikator Butir

pernyataan

Promosi Jabatan

(X)

Kejujuran Kejujuran dari para karyawan merupakan faktor utama dalam penentu promosi jabatan

1

Disiplin Disiplin kerja merupakan syarat dalam promosi jabatan

2

Prestasi Kerja Kualitas kerja di pertimbangkan dalam promosi jabatan

3

Kerja Sama Kerja sama dan hubungan yang baik faktor penentu promosi jabatan

4

Kecakapan Kecakapan karyawan dalam melakukan pekerjaanya merupakan syarat promosi jabatan

5

Loyalitas Kesetiaan karyawan terhadap perusahaan merupakan salah satu syarat promosi jabatan

6

Kepemimpinan Komunikatif

Memimpin dan menjaga hubungan komunikasi antara pimpinan dan karyawan serta dapat saling menerima informasi

7

Pendidikan Tingkat Pendidikan karyawan 8 Sumber: (Badriyah, 2017)

(10)

Tabel II.2

Kisi-Kisi Operasional Variabel Motivasi (Y)

Variabel Dimensi Indikator Butir

pernyataan

Motivasi Kerja

(Y)

Faktor Intern Keinginan untuk dapat

hidup

Hidup bahagia 1

Keinginan untuk dapat memiliki Pencapaian 2 Keinginan untuk memperoleh penghargaan Memiliki cita-cita 3 Keinginan memperoleh pengakuan Pengakuan 4

Keinginan untuk berkuasa Dapat menjadi pimpinan

5

Faktor Ekstern

Kondisi lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja

6

Kompensasi yang memadai Kemampuan bekerja 7 Supervisi yang baik Pengawasan dari

pimpinan

8

Adanya jaminan pekerjaan Jaminan dalam pekerjaan

9

Status dan tanggungjawab Kejelasan atas pekerjaan

10

Peraturan yang fleksibel Aturan yang fleksibel 11 Sumber: (Sutrisno, 2016)

(11)

2.4.2. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

“Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat sebuah item dalam mengatur objeknya. Item dinyatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor total. Pengujian validitas item dalam SPSS biasa menggunakan dua metode analisis, yaitu Korelasi Pearson atau Corrected Item Total Correlation. Teknik uji validitas item dengan korelasi pearson dilakukan dengan kriteria r tabel pada tingkat signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika r hitung ≥ r tabel maka item dapat dinyatakan

valid (demikian pula sebaliknya)” (Priyatno, 2017).

2. Uji Reliabilitas

“Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner, maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran di ulang kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan (seperti skala

likert 1-5) adalah Cronbach Alpha. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji

validitas dimana item yang masuk pengujian adalah item yang valid. Untuk menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak, gunakan batasan 0,6” (Priyatno, 2017).

Tabel II.3

Skala Alpha Cronbach’s

Nilai Aphla Conbach's Keterangan 0,00 - 0,20 Kurang Reliabel 0,21 - 0,40 Agak Reliabel 0,41 - 0,60 Cukup Reliabel 0,61 - 0,80 Reliabel 0,81 - 0,100 Sangat Reliabel Sumber: (Priyanto, 2017)

(12)

2.4.3. Konsep Dasar Perhitungan 1. Populasi dan Sampel

“Suatu yang terdiri dari objek atau subjek pada wilayah generalisasi tertentu, dimana terdapat karakteristik dan kuantitas yang berbeda juga diikut sertakan dalam penelitian untuk selanjutnya dipelajari dan diambil sebuah kesimpulan oleh peneliti” (Sugiyono, 2018).

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2018).

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif yang dibantu dengan menggunakan aplikasi statistik yaitu SPSS Versi 16 for windows. Penulis menggunakan teknik Nonprobability Sampling dengan metode Sampling Jenuh.

“Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang memperhatikan nilai kejenuhan sampel. Sampel jenuh juga diartikan sampel yang sering diartikan sampel yang sudah maksimum, karena ditambah berapa pun jumlahnya tidak akan mengubah keterwakilan populasi” (Sugiyono, 2018).

Dimana penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada 35 karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta khususnya pada unit Sumber Daya Manusia dan Umum secara langsung dan menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut. Pernyataan pada kuesioner tersebut telah disertai dengan skala likert.

2. Skala Likert

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian” (Sugiyono, 2018).

(13)

Berikut tabel II.4 yang menjelaskan Skala Likert: Tabel II.4 Skala Likert

Simbol Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

RR Ragu-Ragu 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: (Sugiyono, 2016) 1. Uji Koefisien Korelasi

“Uji Koefisien korelasi untuk mengukur seberapa kuat hubungan diantara variabel promosi (X) dan variabel motivasi (Y). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan diantara variabel dan interpretasi terhadap kuatnya promosi (X) dan motivasi (Y)” (Sugiyono, 2016).

Berikut rumusan korelasi product moment:

r = n ∑ XY - ( ∑ X) ( ∑ Y)

√(n ∑ X2- ( ∑ X)2 ) (n ∑ Y2-( ∑ Y)2) Keterangan:

r : Koefisien variabel bebas dan variabel terikat n : Banyaknya sampel

X : Skor tiap-tiap item Y : Skor total variabel

(14)

Tabel II.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 0,1000 Sangat Kuat Sumber: (Sugiyono, 2018)

2. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau pengaruh yang diberikan oleh variabel promosi (X) terhadap variabel motivasi (Y). (Siregar, 2017).

Rumus: KD = (𝑟2 ) 𝑥 100% Keterangan:

KD : Besarnya Koefisien Determinasi r : Koefisien Korelasi

3. Uji Persamaan Regresi

“Uji persamaan regresi untuk meramalkan (memprediksi) seberapa besar pengaruh variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) di ketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasarkan hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)” (Riduwan, 2016).

(15)

Rumus: Y = a + b(X) Keterangan:

Y = Subjek variabel terikat yang diprediksikan

X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

Rumus: a = (∑Y)(∑X2) – (∑X)(∑XY) n∑X2 – (∑X)2 b = n∑XY – (∑X)(∑Y) n∑X2 – (∑X)2

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.3
Tabel II.4  Skala Likert
+2

Referensi

Dokumen terkait

Event-driven Process Chain(2) Tindakan Medis Bed Alat Medis Obat- obatan X Pelayanan Bedah Pelayanan Lab PK Pelayanan Radiologi V Pelayanan Medis Selesai Dilakukan XOR Pasien

menggunakan simulasi dari webcam, telah dibuat suatu prototipe alat berbasis mikrokontroler yang dapat berfungsi sebagai pengatur dan pemantau lalu lintas melalui aplikasi yang

Salah satu cara yang dilakukan nelayan adalah dengan mengeringkan ikan teri tersebut secara alami (penjemuran dibawah sinar matahari). Alat pengering surya tipe

menunjukkan bahwa agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung atau

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan senam irama dapat meningkatkan

Alternatif teknologi pengelolaan limbah padat B3 yang dapat direkomendasikan anatara lain dengan pengadaaan bahan yang sesuai kebutuhan; melaksanakan house keeping yang lebih

Lampu-lampu tersebut memberikan manfaat yang berbeda bagi Harry, Joni, and Endang , berdasarkan perbedaan dalam preferensi mereka terhadap jalan yang diterangi lampu tersebut,

Ketiga, employee engagement memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap voice behaviour dan hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah pengaruh LMX terhadap