III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Oktober 2010. Lokasi penelitian berada di tambak udang vannamei milik PT. Indonusa Yudha Perwita (PT. IYP), Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. Peta kecamatan Patrol ditunjukkan dalam Gambar 9, dengan peta tata letak tambak PT. IYP ditunjukkan pada Gambar 10.
3.2 Alat dan data penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian, beserta spesifikasi, sumber dan fungsinya dijabarkan dalam Tabel 3. Seluruh data penelitian dicantumkan dalam Tabel 4.
3.3 Metode pengumpulan data
Data penelitian terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer diukur pada saat survey lapangan, mencakup data kualitas sumber air budidaya, kualitas air pesisir, posisi geografis serta dokumentasi kegiatan budidaya, kondisi tambak dan pesisir. Data sekunder berupa data spasial yang digunakan dalam penyusunan kesesuaian lahan tambak, dan data budidaya tambak milik PT. IYP. Pengelompokkan data secara terperinci dituangkan dalam Tabel 4.
Tabel 3. Alat penelitian
Alat Spesifikasi Fungsi
Perangkat keras (hardware)
Komputer dan kelengkapannya Media input, pengolahan data dan pencetak output
Perangkat lunak (software)
ErMapper 6.4, Arc GIS 9.3, Ms.Visual Basic 6.0, Navicat,
MySQL,Ms.Office
Pembuatan peta dasar, basis data, sistem informasi berbasis
spasial,dan laporan
GPS Garmin 12XL Pengambilan data posisi
geografis
Refraktometer Atago Pengukuran nilai salinitas
pH meter Tupech Pengukur pH perairan
DO meter/ Metode titrasi winkler
Metode titrasi winkler membutuhkan Botol Winkler,pipet,
erlenmeyer,suntikan (pengganti buret), gelas ukur, MnSO4H2O,
NaOH + KI, H2SO4 pekat, Na2S2O3 dan amilum
Pengukuran kadar oksigen terlarut
Termometer Pengukur suhu perairan
Test kit Aqua BASE Pengukur alkalinitas
Test kit Aqua NITE Pengukur konsentrasi nitrat
Test kit Aqua AM Pengukur konsentrasi amoniak
Aerator Aerasi sampel air untuk
pengukuran BOD5 Botol BOD Botol gelap (berbungkus polybag) Penyimpan sampel air untuk
pengukuran BOD5 Botol sampel,
es batu dan
coolbox
Penyimpan sampel air serta alat dan bahan untuk titrasi
winkler
Kapal Transportasi pengambilan
Tabel 4. Data penelitian
Metode
perolehan Kelompok Jenis Sumber Fungsi Periode
Data primer (survey
lapangan)
Data kualitas sumber air budidaya
Suhu
Sumber air laut dan air tawar yang digunakan dalam kegiatan budidaya Penyusun Sistem Informasi Budidaya Tambak PT. Indonusa Yudha Perwita Maret 2010 Salinitas DO pH Alkalinitas Amoniak BOD5 Organo phospat Juni 2010 Dokumentasi Kegiatan budidaya Tambak PT. IYP, Patrol, Indramayu Maret 2010 Peralatan budidaya Produk budidaya
Data fisik tambak
Koordinat kolam tambak Tambak PT. IYP, Patrol, Indramayu Penyusun layout tambak PT.Indo nusa Yudha Perwita Maret dan Juni 2010 Koordinat batas tambak Koordinat bangunan dalam tambak Koordinat saluran inlet, outlet dan anco Contoh ukuran kolam tambak Maret 2010 Data kualitas air
pesisir Salinitas pesisir Pesisir kecamatan Patrol, Indramayu Evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi tambak PT. Indonusa Yudha Perwita Oktober 2010 Data
sekunder Data spasial
Citra Landsat 7 ETM+ Path/Row: 121/064 BTIC 10 Oktober 2006 Data GeoEye Google Earth 2010
Peta administrasi BAPEDA Indramayu 2006 Peta kelerengan (topografi) Pusat Penelitian Tanah dan Agro Klimat 1990 Peta Satuan lahan (Tekstur dan jenis tanah Pusat Penelitian Tanah dan Agro Klimat 1990
Peta Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Indramayu Bakosurtanal Tahun 2005 Data curah hujan BMKG 2006-2010 Data pasang surut Survey lapangan (Siahaan 2010) dan Dishidros TNI AL 2010
Data fisik tambak
Denah awal tambak Laboratorium budidaya PT. Indonusa Yudha Perwita Penyusun Sistem Informasi Budidaya Tambak PT. Indonusa Yudha Perwita Sesuai catatan data manual PT. Indo nusa Yudha Perwita Nama kolam dan blok tambak Ukuran kolam tambak Data operasional budidaya Data kualitas air (fisika- kimia) pH, Salinitas Dissolved Oxygen (DO) Suhu Alkalinitas Bahan organik total (TOM) Amoniak Data kualitas air (biologi) Plankton Bakteri (jumlah total bakteri dan bakteri vibrio) Data pakan Jumlah dan jenis pakan Gudang pakan PT. IYP Data panen Data awal produksi Padat tebar Kantor PT. IYP Sumber benur Data akhir produksi nilai produksi Final ABW
3.4 Metode penelitian 3.4.1 Data spasial
Citra Landsat 7 ETM+ terkoreksi radiometrik dan geometrik, diklasifikasi, kemudian digunakan dalam survey lapangan. Penggabungan hasil analisis citra dengan survey lapangan digunakan untuk memperbaharui dan mengkoreksi seluruh peta kriteria penyusun kesesuaian lahan untuk tambak. Hasil survey lapangan berupa posisi geografis digunakan dalam proses registrasi data Google Earth guna pembuatan ulang layout tata letak tambak.
3.4.2. Data kualitas air pesisir
Pengambilan data kualitas air dikawasan pesisir kecamatan Patrol, mencakup salinitas dan suhu. Data salinitas pesisir digunakan untuk memperoleh sebaran salinitas kecamatan Patrol, sebagai salah satu kriteria dalam penentuan kesesuaian lahan tambak. Sebaran stasiun pengambilan data kualitas air pesisir dilampirkan dalam Lampiran 1.
3.4.3 Data kualitas sumber air budidaya
Pengambilan data kualitas sumber air budidaya tambak PT. IYP dilakukan pada sumber air tawar (pompa air tanah) dan sumber air laut. Pengukuran terhadap nilai pH, suhu, salinitas, DO, amoniak, nitrit dan alkalinitas dilakukan secara in-situ, sedangkan pengukuran nilai organofosfat dan BOD5 masing- masing dilakukan di Laboratorium Residu dan Bahan Kimia, Departemen Pertanian dan Laboratorium Proling IPB. Stasiun pengambilan data kualitas sumber air budidaya dicantumkan pada Lampiran 2, sedangkan gambar alat dan metode yang digunakan dalam pengukuran nilai kualitas air pesisir dan sumber air budidaya dilampirkan dalam Lampiran 3.
3.4.4 Data budidaya tambak PT. IYP
Catatan data budidaya tambak PT. IYP mencakup data kualitas air, data pakan, data plankton, data sampling dan data panen. Keseluruhan data budidaya dari laboratorium dan kantor PT. IYP, digunakan untuk membangun database Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP.
3.5 Metode pengolahan dan analisis data
3.5.1 Evaluasi kesesuaian lahan tambak PT. Indonusa Yudha Perwita
Penentuan kesesuaian lahan untuk lokasi tambak PT. IYP menggunakan kriteria biofisik sebagai faktor pendukung kemudian dievaluasi dengan faktor pembatas yakni regulasi pemerintah mengenai kawasan sempadan pantai dan sungai. Kriteria kesesuaian lahan budidaya tambak mengacu pada matriks dalam Tabel 5, sedangkan kelas kesesuaian dibagi menjadi 4 (FAO 1976), yakni:
Kelas S1 Sangat Sesuai
Kawasan ini didefinisikan sebagai kawasan tanpa faktor pembatas yang serius untuk suatu penggunaan lahan tambak secara lestari, atau hanya memiliki pembatas yang kurang berarti dan atau tidak berpengaruh nyata dalam keberlangsungan usaha tambak.
Kelas S2 Cukup Sesuai
Kawasan ini tergolong memiliki faktor pembatas yang agak serius sebagai lokasi usaha tambak yang lestari. Pembatas tersebut dapat mengurangi produktivitas lahan atau keuntungan yang diperoleh. Dibutuhkan suatu strategi masukan yang lebih untuk mengusahakan lahan kelas ini agar menjadi lebih produktif.
Kelas S3 Sesuai Bersyarat
Kawasan ini memiliki pembatas serius , namun masih mungkin untuk diatasi. Hal ini berarti kawasan ini dapat ditingkatkan menjadi sesuai untuk lahan tambak,
apabila dilakukan dengan introduksi teknologi yang lebih modern dalam menjalankan usaha tambak.
Kelas N Tidak Sesuai
Kawasan ini memiliki penghambat serius yang menjadikannya tidak mungkin untuk dijadikan kawasan usaha tambak.
Penentuan nilai kesesuaian lahan tambak dilakukan dengan metode pembobotan dan pengharkatan (skor). Pemberian bobot dilakukan terhadap setiap parameter atau kriteria penyusun kesesuaian lahan, sedangkan skor diberikan pada masing- masing variabel dari kriteria tersebut. Sistem pemberian skor mengacu pada Kapetsky dan Nath (1997) yakni pemberian skor 4 untuk kriteria yang sangat sesuai (S1), skor 3 untuk kriteria cukup sesuai (S2), skor 2 untuk kriteria sesuai marjinal atau sesuai bersyarat (S3), dan skor 1 untuk kriteria yang tidak sesuai permanen (N). Nilai kesesuaian lahan diperoleh melalui penjumlahan dari hasil perkalian bobot dan skor seluruh kriteria penyusun kesesuaian lahan. Secara matematis, nilai kesesuaian lahan dituliskan dalam rumus:
N =
Keterangan : N = Nilai total kesesuaian lahan Wi = Bobot (weight)
Si = Nilai (skor)
Klasifikasi nilai total kesesuaian lahan yang diperoleh menggunakan metode pengkelasan natural breaks atau jenks. Pengkelasan nilai ini dilakukan dalam pemrosesan dengan perangkat lunak ArcGIS. Teknik integrasi seluruh kriteria dan faktor pembatas dalam penentuan kesesuaian lahan untuk budidaya tambak diilustrasikan dalam Gambar 11.
Tabel 5. Matriks kesesuaian lahan budidaya tambak
No Kriteria Bobot
Kelas Kesesuaian Lahan Tambak
S1 Skor S2 Skor S3 Skor N Skor
1 Landuse 20 Sawah, tambak, tegalan, belukar, hutan pantai 4 Kebun, hutan rawa 3 Hutan lindung, area pertambangan 2 Pemukiman dan industri pabrik 1
2 Jenis Tanah 15 Aluvial pantai 4 Histosol, Andosol
3 Regosol gleihumus
2 Regosol 1
3 Jarak dari pantai (m) 15 200 – 300 4 300 - 4000 3 <200 2 > 4000 1
4 Jarak dari sungai (m) 10 50 – 500 4 500 - 1000 3 <50; 1000 - 3000 2 >3000 1
5 Aksesibilitas (m) 10 < 1000 4 1000 - 2000 3 2000 – 3000 2 >3000 1
6 Tekstur tanah 10 Clay 4 Sandy clay 3 Loam 2 Silty 1
7 Kelerengan lahan (%) 10 0 – 3 4 3,0 - 6 3 6,0- 9 2 >9,0 1
8 Curah hujan (mm/th) 5 1000 – 2000 4 2000 - 36000 3 <1000 2 >3600 1
9 Salinitas 5 12,0 – 20 4 20,0 - 30 3 5,0 - 12; 30 - 45 2 <5; > 45 1 Sumber : Modifikasi Poernomo (1992)
Gambar 11. Skema integrasi seluruh kriteria dan faktor pembatas dalam penentuan kesesuaian lahan budidaya tambak
3.5.2 Pengembangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP 3.5.2.1 Pembentukan database
Database tambak PT. IYP (db_tambak) dirancang mengikuti model data relasional. Dalam pengelolaan database tambak digunakan perangkat lunak DBMS MySQL.
Dalam pembentukan database untuk sistem informasi, data budidaya tambak PT. IYP dikelompokkan menjadi data fisik tambak, data operasional budidaya, dan data panen. Data fisik tambak berupa identitas kolam disimpan dalam tabel kolam (tbl_kolam) dan tabel blok (tbl_blok). Data budidaya yang mencakup data operasional dan panen, didefinisikan dalam beberapa tabel sesuai dengan format catatan manual data budidaya milik PT. IYP, yakni:
a. data kualitas air (tbl_data_harian), b. data pakan (tbl_pakan_harian),
Aksesibilitas Kelerengan lahan Salinitas Tekstur tanah Curah hujan Jenis tanah Jarak dari sungai Jarak dari pantai Landuse Pendugaan awal kesesuaian lahan untuk tambak secara biofisik Faktor pembatas :
Keppres 32/1990 dan Surat Edaran Departemen Kehutanan No. 507/ IV-BPPH/ 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung yakni lebar jalur hijau 200 m di sempadan pantai dan 50 m di
sempadan sungai.
Hasil akhir kesesuaian lahan tambak
c. data plankton (tbl_plankton_harian), d. data sampling (tbl_sampling),
e. data jenis plankton (tbl_jenis_plankton), f. data jenis pakan (tbl_jenis_pakan), g. data status anco (tbl_jenis_anco),
h. data waktu pemberian pakan (tbl_waktu), i. data panen (tbl_panen),
Data non budidaya turut disertakan dalam database, yakni data pengguna sistem informasi (tbl_user), dan data penyusun indeks kesesuaian wilayah (tbl_curah_hujan dan tbl_ikw).
Dalam database tambak PT.IYP, setiap tabel memiliki kunci primer. Kunci primer dalam setiap tabel pada database tambak PT. IYP adalah nomor data, hal ini dikarenakan nomor input data tidak mengalami pengulangan. Ilustrasi database tambak PT. IYP dituangkan dalam Gambar 12.
3.5.2.2 Perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP Metode perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak PT.IYP mengadopsi metodologi klasik yang umum digunakan dalam mengembangkan sistem informasi atau System Development Life Cycle (SDLC). Metodologi ini mencakup kegiatan analisis kebutuhan, perancangan sistem, pembuatan sistem dan implementasi rancangan sistem informasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP dibangun berdasarkan kebutuhan terhadap modernisasi pengelolaan, efisiensi, dan kemudahan penyimpanan data budidaya, otomatisasi penanganan data budidaya, efisiensi waktu pengolahan data budidaya menjadi informasi untuk mengevaluasi kondisi budidaya, serta kebutuhan akan pengamanan data budidaya. Sistem informasi
dirancang secara sederhana, disesuaikan dengan ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia dalam PT. IYP, sehingga sistem informasi mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan data oleh pekerja.
Gambar 12. Format tabel data budidaya dalam database tambak PT. IYP Format Tabel Pakan
Format Tabel Kolam
Dalam perancangan sistem informasi, data budidaya tambak udang PT. IYP ditransformasikan menggunakan perangkat konseptual untuk menunjukkan hubungan antar individu data budidaya yakni Diagram ER (Entity Relationship) seperti ditunjukkan dalam Gambar 13. Entitas dalam diagram ER mencakup seluruh individu data budidaya tambak PT. IYP yang terkelompokkan dalam beberapa tabel (entity set), sedangkan relasi menunjukkan hubungan antar tabel data budidaya. Dalam perancangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP, tingkat relasi yang terdapat dalam tabel adalah satu ke banyak (one to many), yakni satu kolam dapat memiliki banyak data budidaya (data pakan, data kualitas air, data plankton, dan lainnya).
Gambar 13. Diagram ER Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT.IYP
Sesuai dengan aktivitas sistem informasi pada umumnya, dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP terdapat aktivitas input, pemrosesan data, dan menghasilkan output. Mekanisme input dan output data menggunakan
peta tata letak tambak yang terhubungkan dengan tabel data kolam (tbl_kolam) dan data blok (tbl_blok) dalam database tambak. Penggunaan peta tata letak tambak adalah sebagai gambaran posisi setiap kolam sebagai sumber dan kunci pengelompokkan data budidaya.
Input data dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP disesuaikan dengan penggolongan data dalam database. Terdapat dua jenis proses input yakni input formasi data dan input data. Input formasi data bertujuan untuk memudahkan proses input data, dimana data yang dimasukkan dalam formasi data adalah data yang penggunaannya berulang. Data yang dimasukkan dalam formasi data antara lain kolam, waktu pakan, jenis pakan, dan spesies plankton. Input data dikelompokkan menjadi lima menu input yakni input data fisik yang terbagi dalam data identitas kolam blok, input data operasional yang terbagi atas data kualitas air, data pakan, data sampling, data plankton, dan data panen.
Langkah pemrosesan data dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP terbagi menjadi tiga jenis, yakni:
a. Operasi matematis atau kalkulasi (dengan formula) b. Akumulasi data deret waktu (variasi temporal) c. Perbandingan data antar kolam (variasi spasial)
Seluruh aktivitas dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP yang menyangkut input keseluruhan data, pemrosesan hingga output yang dihasilkan secara terperinci dirangkumkan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Pemrosesan data budidaya dalam Sistem Informasi Pengelolaan Budidaya Tambak PT. IYP (a) dan (b)
(a) Pemrosesan data berdasarkan deret waktu dan spasial
Input Proses Output Keterangan
Data kualitas air (pH, salinitas, DO, suhu, TOM, Alkalinitas, dan lainnya)
Akumulasi data deret waktu atau perbandingan secara spasial Tabel kumpulan informasi, grafik time series, dan grafik perbandingan spasial Data jumlah plankton
Data hasil panen
Data sampling (pertumbuhan udang) Data akumulasi jumlah pakan Data hasil evaluasi (FCR, SR, ABW,
ADG, padat tebar, dan lainnya)
(b) Pemrosesan data dengan operasi matematis (formula)
Input Proses Hasil (Output) Keterangan Data jumlah benur
dan luas kolam (Data panen)
Jumlah benur/ luas area
Padat tebar (ekor /m²)
Data jumlah benur dan jumlah udang
(Data panen)
(Jumlah udang saat panen/ Jumlah benur
yang ditebar)* 100%
Survival rate (%SR)
Data jumlah akumulatif pakan dan
hasil panen Jumlah pakan (kg)/ Jumlah panen (kg) Feeding conversion ratio (FCR) Data pertumbuhan
bobot udang (Data sampling) Σ(hasil sampling ke -i)/n Rataan bobot udang hasil sampling (gr) i = 1,2,3,...dst; n= banyaknya pengulangan sampling Data pakan Σ (bobot pakan 1(jam
ke- i) + bobot pakan 2(jam ke- i))
Total pakan harian (kg) i = pukul 08.00; 12.00; 16.00; 20.00; 24.00 Akumulasi jumlah pakan (kg) z = hari pembesaran udang (1,2,3,...,m) Data size udang
(Data panen)
1000 gr/ (size udang) Rataan bobot udang ABW (gr) Data ABW (Data
panen)
ABW/ DOC (jumlah hari pembesaran) Rata- rata pertumbuhan bobot udang harian ADG (gr/hari) Data panen dan luas
kolam
(Hasil panen/luas kolam) * 10000
Nilai produksi/ ha (kg/ha)
Mekanisme output pada Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP didasarkan pada kolam sebagai alamat data. Hal ini untuk mempermudah pengelola tambak melakukan kontrol dan evaluasi baik secara temporal maupun spasial. Output sistem informasi dituangkan dalam dua bentuk, yakni:
a. Tabel
Informasi dalam bentuk tabel mencakup kumpulan seluruh data budidaya yang telah diinput dan yang telah diproses dengan algoritma. Tabel hasil sistem informasi dapat dicetak atau disimpan dalam bentuk *.txt.
b. Grafik
Output grafik bertujuan untuk memudahkan interpretasi data, sehingga dapat mempersingkat waktu pengambilan keputusan. Terdapat dua tipe grafik yakni grafik satu kolam untuk menunjukkan variasi temporal, serta grafik antar kolam untuk menampilkan variasi data secara spasial (antar kolam).
Ilustrasi aktivitas dalam Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP ditampilkan dalam Gambar 14.
Gambar 14. Aktivitas Sistem Budidaya Tambak Udang PT. IYP
3.5.2.3 Evaluasi Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. IYP
Evaluasi sistem informasi dilakukan dengan cara membandingkan sistem informasi yang dihasilkan dengan sistem perekaman data secara manual yang selama ini berlangsung di PT. Indonusa Yudha Perwita. Dari hasil evaluasi dapat diperoleh kelebihan dan kekurangan dari sistem informasi ini yang digunakan untuk pengembangan selanjutnya.
3.5.3 Pemanfaatan sistem informasi dalam pengkajian kesesuaian lahan dengan keberhasilan operasional budidaya tambak PT. IYP
Puncak dari kegiatan budidaya adalah panen, dan hal tersebut dijadikan sebagai suatu gambaran keberhasilan pengelolaan dalam masa pembesaran. Pengkajian hubungan keberhasilan operasional dengan kesesuaian lokasi dilakukan dengan melihat output Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang (SIBTU) PT.IYP berupa data panen atau nilai produksi dari setiap kolam tambak pada waktu yang berbeda. Nilai produksi dari setiap kolam yang berada pada lahan dengan status kesesuaian berbeda dapat memberikan gambaran hubungan kesesuaian lokasi usaha terhadap hasil yang diperoleh.
Secara keseluruhan, sistematika dari penelitian ini digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 15.
Gambar 15. Diagram alir penelitian Salinitas
Aksesibilitas
Data Spasial
PT. INDONUSA YUDHA PERWITA
Jarak sumber air
Curah hujan
Data Budidaya
Evaluasi kesesuaian lahan posisi tambak PT. Indonusa Yudha
Perwita Kualitas tanah
Landuse
Penggunaan SIBTU PT. IYP dalam evaluasi data budidaya dan
keberhasilan operasional Pembobotan dan pemberian skor
terhadap kriteria penyusun kesesuaian lahan tambak
Faktor pembatas dalam kesesuaian
lahan
Hasil akhir Kelas Kesesuaian Lahan
Budidaya Tambak
Aplikasi sistem informasi berbasis spasial
“SIBTU PT. INDONUSA YUDHA PERWITA”
Hubungan kesesuaian lokasi dan keberhasilan operasional tambak
Data Budidaya : Data fisik Data operasional
Data panen
Output data panen dari Sistem Informasi Peta tata letak