PENINGKATAN
KOMPETENSI
KEPALA
SEKOLAH
DAN
PENGAWAS
SEKOLAH
DALAM
MENGELOLA
IMPLEMENTASI
KURIKULUM
SUPERVISI MANAJERIAL
DAN
SUPERVISI AKADEMIK
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270
Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110
Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517 Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174
website: http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/pusbangtendik email: [email protected]
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Pengawas sekolah dan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil prestasi belajar siswa. Efektivitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperlukan upaya strategis di antaranya peningkatan kompetensi bagi pengawas sekolah dan kepala sekolah melalui pelatihan yang disertai dengan pengukuran mutu secara sistematis.
Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, menyusun Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi Pelatihan terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi untuk penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif sehingga materi pelatihan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Jakarta, Mei 2015
Kepala Badan PSDMPK dan PMP,
Prof. Dr. Syawal Gultom NIP 196202031987031002
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17, Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, 10270
Telp.(021) 57946110, Fax. (021) 57946110
Kampus Pusbangtendik Jln. Raya Cinangka Km. 19 Bojongsari, Depok, 16517 Telp. (021) 7490411, Fax. (021) 7491174
website: http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id/pusbangtendik email: [email protected]
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Pengawas sekolah dan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil prestasi belajar siswa. Efektivitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperlukan upaya strategis di antaranya peningkatan kompetensi bagi pengawas sekolah dan kepala sekolah melalui pelatihan yang disertai dengan pengukuran mutu secara sistematis.
Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) melalui Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, menyusun Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Materi yang tersusun diharapkan menjadi referensi utama bagi fasilitator dan peserta pelatihan dalam penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi Pelatihan terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi untuk penyusun materi dan penelaah materi. Terima kasih saya sampaikan kepada pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif sehingga materi pelatihan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga keberadaan materi dan seluruh perangkat pelatihan lainnya dapat berkontribusi positif terhadap efektivitas penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum.
Jakarta, Mei 2015
Kepala Badan PSDMPK dan PMP,
Prof. Dr. Syawal Gultom
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah, dan kepala sekolah.
Sasaran dalam meningkatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan antara lain meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi Pokok Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.
Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang disusun ini diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama. Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum pada seluruh level satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan, dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum. Ketiga, materi yang dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum. Kelima, menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan karakteristik kurikulum .
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi para tim pengembang materi, penyusun dan pengembang perangkat pelatihan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam penyusunan materi ini.
Semoga materi pelatihan ini dapat membantu narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan secara khusus bermanfaat sebagai referensi bagi narasumber dan instruktur pada pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusbangtendik, Dr. Muhammad Hatta NIP.195507201983031003
DAFTAR ISI
SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR ... iiDAFTAR ISI ... iii
PETA KONSEP ... v
GLOSARIUM ... vi
I. PENDAHULUAN A. Petunjuk Pembelajaran ... 1
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai ... 1
C. Ruang Lingkup Materi ... 1
D. Langkah - Langkah Pembelajaran ………... 2
E. Penilaian ... 3
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI MANEJERIAL A. Deskripsi Materi ... 5 B. Tujuan Pembelajaran ... 5 C. Uraian Materi ... 5 D. Aktivitas Pembelajaran ………..………... 13 E. Rangkuman ... 14 III. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ... 15
B. Tujuan Pembelajaran ... 15
C. Uraian Materi ... 15
D. Aktivitas Pembelajaran ………..………... 30
E. Rangkuman ... 32
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : IMPLEMENTASI SUPERV ISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ... 33
B. Tujuan Pembelajaran ... 33
C. Uraian Materi ... 33
D. Aktivitas Pembelajaran ………... 37
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Materi pelatihan merupakan muatan wajib yang digunakan oleh narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah, dan kepala sekolah.
Sasaran dalam meningkatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan antara lain meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi Pokok Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum terdiri dari: Manajemen Implementasi Kurikulum, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah, Supervisi Akademik dan Manajerial, Evaluasi Diri Sekolah, Penilaian Kinerja dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PK dan PPK), Pengembangan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler, Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak, dan Kemitraan Sekolah dengan Pihak Eksternal.
Materi pelatihan ini merupakan salah satu sumber belajar sehingga peserta pelatihan diharapkan dapat memperkaya diri dengan referensi lain yang relevan. Materi yang disusun ini diupayakan untuk menjawab beberapa prinsip dan tujuan utama. Pertama, materi ini diharapkan dapat menunjang pengembangan kompetensi pengawas sekolah yang diturunkan dari kebutuhan pelaksanaan kurikulum pada seluruh level satuan pendidikan. Kedua, setiap materi menunjang sikap keberterimaan, pengetahuan, dan keterampilan serta menumbuhkan daya inisiatif untuk merencanakan strategi dan implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan evalausi pengawasan dan pembinaan sekolah sesuai kebutuhan khas implementasi kurikulum. Ketiga, materi yang dipelajari dapat mengurangi resistensi pada implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Keempat, seluruh materi pelatihan dapat berkontribusi positif terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kompetensi pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum. Kelima, menyelaraskan seluruh kompetensi yang dikembangkan untuk menunjang penjaminan mutu kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan karakteristik kurikulum .
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi yang tinggi para tim pengembang materi, penyusun dan pengembang perangkat pelatihan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pejabat dan staf BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, pengawas sekolah, dan kepala sekolah yang telah berpatisipasi aktif dalam penyusunan materi ini.
Semoga materi pelatihan ini dapat membantu narasumber, instruktur nasional, pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan secara khusus bermanfaat sebagai referensi bagi narasumber dan instruktur pada pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum. Jakarta, Mei 2015 Kepala Pusbangtendik, Dr. Muhammad Hatta NIP.195507201983031003
DAFTAR ISI
SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR ... iiDAFTAR ISI ... iii
PETA KONSEP ... v
GLOSARIUM ... vi
I. PENDAHULUAN A. Petunjuk Pembelajaran ... 1
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai ... 1
C. Ruang Lingkup Materi ... 1
D. Langkah - Langkah Pembelajaran ………... 2
E. Penilaian ... 3
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI MANEJERIAL A. Deskripsi Materi ... 5 B. Tujuan Pembelajaran ... 5 C. Uraian Materi ... 5 D. Aktivitas Pembelajaran ………..………... 13 E. Rangkuman ... 14 III. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ... 15
B. Tujuan Pembelajaran ... 15
C. Uraian Materi ... 15
D. Aktivitas Pembelajaran ………..………... 30
E. Rangkuman ... 32
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : IMPLEMENTASI SUPERV ISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ... 33
B. Tujuan Pembelajaran ... 33
C. Uraian Materi ... 33
D. Aktivitas Pembelajaran ………... 37
V. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT SUPERVISI MAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ...,,... 46 B. Tujuan Pembelajaran ...,... 46 C. Uraian Materi ...,,... 46 D. Aktivitas Pembelajaran ………,,... 66 E. Rangkuman ...,,... 69 DAFTAR PUSTAKA .……… LAMPIRAN 1 …... LAMPIRAN 2 …... LAMPIRAN 3 ……... 70 72 74 76
V. KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT SUPERVISI MAJERIAL DAN SUPERVISI AKADEMIK A. Deskripsi Materi ...,,... 46 B. Tujuan Pembelajaran ...,... 46 C. Uraian Materi ...,,... 46 D. Aktivitas Pembelajaran ………,,... 66 E. Rangkuman ...,,... 69 DAFTAR PUSTAKA .……… LAMPIRAN 1 …... LAMPIRAN 2 …... LAMPIRAN 3 ……... 70 72 74 76
Glosarium
Achieveable, program-program yang dirancang terjangkau untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.
Causal-conference percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
Classroom-conference percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).
Coach pelatih, pendamping, pembina
Coachee orang yang mendapat pelatihan, pendampingan, dan
pembinaan dari coach
Coaching proses pendampingan.kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya
GROW ME model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia
Office-conference. percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru
Measureable program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.
Program supervisi dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan
pemantauan dalam rangka.membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Program tindak lanjut penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru
yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih lanjut
Realistics program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak mengada-ada
Specific program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.
Supervisi. supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
Supervisi akademik supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
Supervisi artistik model supervisi yang mendasarkan diri pada bekerja
untuk orang lain (working for the other), bekerja
dengan orang lain (working.with the other), dan
bekerja melalui orang lain (working trough the other).
Supervisi ilmiah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk
menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket
Supervisi konvensional model supervisi yang menganut paham.bahwa
supervisor sebagai seseorang yang memiliki power
untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru
Supervisi klinis supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan
atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor
Time Bound program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas
Glosarium
Achieveable, program-program yang dirancang terjangkau untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.
Causal-conference percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
Classroom-conference percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik sedang meninggalkan kelas (istirahat).
Coach pelatih, pendamping, pembina
Coachee orang yang mendapat pelatihan, pendampingan, dan
pembinaan dari coach
Coaching proses pendampingan.kepada seseorang (guru atau kepala sekolah) yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya
GROW ME model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia
Office-conference. percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru
Measureable program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.
Program supervisi dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan
pemantauan dalam rangka.membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Program tindak lanjut penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru
yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti bimbingan teknis/penataran lebih lanjut
Realistics program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak mengada-ada
Specific program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.
Supervisi. supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
Supervisi akademik supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
Supervisi artistik model supervisi yang mendasarkan diri pada bekerja
untuk orang lain (working for the other), bekerja
dengan orang lain (working.with the other), dan
bekerja melalui orang lain (working trough the other).
Supervisi ilmiah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk
menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket
Supervisi konvensional model supervisi yang menganut paham.bahwa
supervisor sebagai seseorang yang memiliki power
untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru
Supervisi klinis supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan
atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor
Time Bound program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas
I. PENDAHULUAN
A. Petunjuk Pembelajaran
Bahan pelatihan ini memfasilitasi Anda untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik. Anda akan mengawali kegiatan pelatihan ini dengan memperhatikan hasil belajar yang harus capai, dan kegiatan-kegiatan belajar yang harus diikuti. Secara umum Anda diminta untuk mengamati dengan membaca konsep dan mengkaji contoh pelaksanaan supervisi manajerial dan akademik; melakukan penyesuaian teknik dan instrumentasi supervisi manajerial dan akademik.
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan ini, Pengawas Sekolah diharapkan mampu: 1. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial.
2. Melaksanakan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
3. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi akademik
4. Melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
5. Membuat program tindak lanjut supervisi manajerial dan akademik C. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pelatihan Supervisi Manajerial adalah :
1. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial, 2. Pelaksanaan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat,
3. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi akademik, 4. Pelaksanaan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat,
I. PENDAHULUAN
A. Petunjuk Pembelajaran
Bahan pelatihan ini memfasilitasi Anda untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik. Anda akan mengawali kegiatan pelatihan ini dengan memperhatikan hasil belajar yang harus capai, dan kegiatan-kegiatan belajar yang harus diikuti. Secara umum Anda diminta untuk mengamati dengan membaca konsep dan mengkaji contoh pelaksanaan supervisi manajerial dan akademik; melakukan penyesuaian teknik dan instrumentasi supervisi manajerial dan akademik.
B. Kompetensi Yang Akan Dicapai
Setelah mengikuti pelatihan ini, Pengawas Sekolah diharapkan mampu: 1. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial.
2. Melaksanakan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
3. Menyusun program perencanaan dan instrumen supervisi akademik
4. Melaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
5. Membuat program tindak lanjut supervisi manajerial dan akademik C. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pelatihan Supervisi Manajerial adalah :
1. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi manjerial, 2. Pelaksanaan supervisi manajerial dengan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat,
3. Penyusunan program perencanaan dan instrumen supervisi akademik, 4. Pelaksanaan supervisi akademik dengan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat,
D. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAP Waktu
PENDAHULUAN
1. Fasilitator memperkenalkan identitas, menyampaikan, kompetensi, peta konsep dan skenario kegiatan
pembelajaran materi pelatihan supervisi manajerial dan supervisi akademik.
2. Fasilitator melakukan apersepsi dan memotivasi peserta. mengajak berdinamika agar saling mengenal, mengikuti kegiatan dengan serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
10‘
INTI
Fasilitator menayangkan power point supervisi manejerial: overview konsep, ruang lingkup, metode, perencanaan, dan instrumen supervisi manajerial. Peserta mengerjakan LK B. 4.1.1 (Khusus NS) Presentasi hasil pengerjaan LK B. 4.1.1
Fasilitator menayangkan power point supervisi akademik: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, prosedur, teknik, perencanaan supervisi Akademik
Peserta mengerjakan LK B.4.1.2 Menayangkan hasil penyusunan RPA
Fasilitator menayangkan power point tentang implementasi supervise akademik
Peserta mengamati tayangan video 4.1. (proses
pembelajaran) sambil mengisi instrumen LK B.4.1.3, instrument pengamatan proses pembelajaran.
Peserta mengolah data hasil pengamatan proses pembelajaran dari tayangan Video 4.1 kemudian
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan aktivitas guru dan siswa terkait dengan impelementasi kurikulum 2013 dan menentukan program tindak lanjut.
Mempresentasikan hasil pengamatan dan pengolahan data 10’ 20’ 10’ 10’ 20’ 15’ 10’ 25’ 10’ 10’
Mengamati tayangan GROW ME kemudian mengisi instrumen GROW ME (LK B. 4.1.4)
Mendiskusikan hasil pengamatan dari tayangan GROW ME Fasilitator menayangkan power point tentang rencana
tindak supvervisi manajerial dan supervise akademik Menyusun program tindak lanjut (LK B. 4.1.5)
15’ 10 ‘
15’ 20’ PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator menutup pembelajaran
15’
Jumlah 225’
E. PENILAIAN
1. Aspek Yang Dievaluasi
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta yang dilakukan dengan menggunakan metode penilaian otentik. Evaluasi dilakukan pada awal, proses dan akhir pelatihan. Aspek yang dievaluasi terdiri dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Pelaksanaan Evaluasi
a. Penilain awal (pre test), dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta. Pre test dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. b. Penilaian keterampilan (proses pembelajaran) Penilaian proses,
dilakukan melalui pengamatan terhadap performasi peserta pada saat praktik terbimbing, dengan menggunakan instrumen pengamatan. komponen yang dinilai Keterampilan berpikir, Keterampilan reaktif, Keterampilan interaktif, Keterampilan berkontribusi dalam kelompok, Keterampilan memimpin
D. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAP Waktu
PENDAHULUAN
1. Fasilitator memperkenalkan identitas, menyampaikan, kompetensi, peta konsep dan skenario kegiatan
pembelajaran materi pelatihan supervisi manajerial dan supervisi akademik.
2. Fasilitator melakukan apersepsi dan memotivasi peserta. mengajak berdinamika agar saling mengenal, mengikuti kegiatan dengan serius, semangat, dan bekerja sama saat proses pembelajaran berlangsung.
10‘
INTI
Fasilitator menayangkan power point supervisi manejerial: overview konsep, ruang lingkup, metode, perencanaan, dan instrumen supervisi manajerial. Peserta mengerjakan LK B. 4.1.1 (Khusus NS) Presentasi hasil pengerjaan LK B. 4.1.1
Fasilitator menayangkan power point supervisi akademik: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, prosedur, teknik, perencanaan supervisi Akademik
Peserta mengerjakan LK B.4.1.2 Menayangkan hasil penyusunan RPA
Fasilitator menayangkan power point tentang implementasi supervise akademik
Peserta mengamati tayangan video 4.1. (proses
pembelajaran) sambil mengisi instrumen LK B.4.1.3, instrument pengamatan proses pembelajaran.
Peserta mengolah data hasil pengamatan proses pembelajaran dari tayangan Video 4.1 kemudian
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan aktivitas guru dan siswa terkait dengan impelementasi kurikulum 2013 dan menentukan program tindak lanjut.
Mempresentasikan hasil pengamatan dan pengolahan data 10’ 20’ 10’ 10’ 20’ 15’ 10’ 25’ 10’ 10’
Mengamati tayangan GROW ME kemudian mengisi instrumen GROW ME (LK B. 4.1.4)
Mendiskusikan hasil pengamatan dari tayangan GROW ME Fasilitator menayangkan power point tentang rencana
tindak supvervisi manajerial dan supervise akademik Menyusun program tindak lanjut (LK B. 4.1.5)
15’ 10 ‘
15’ 20’ PENUTUP
Membuat rangkuman materi pelatihan
Refleksi dan umpan balik tentang proses pembelajaran. Fasilitator menutup pembelajaran
15’
Jumlah 225’
E. PENILAIAN
1. Aspek Yang Dievaluasi
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta yang dilakukan dengan menggunakan metode penilaian otentik. Evaluasi dilakukan pada awal, proses dan akhir pelatihan. Aspek yang dievaluasi terdiri dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Pelaksanaan Evaluasi
a. Penilain awal (pre test), dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta. Pre test dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. b. Penilaian keterampilan (proses pembelajaran) Penilaian proses,
dilakukan melalui pengamatan terhadap performasi peserta pada saat praktik terbimbing, dengan menggunakan instrumen pengamatan. komponen yang dinilai Keterampilan berpikir, Keterampilan reaktif, Keterampilan interaktif, Keterampilan berkontribusi dalam kelompok, Keterampilan memimpin
c. Penilaian sikap, dilakukan dengan mengamati peserta sejak awal sampai akhir pelatihan untuk melihat, kedisiplinan, tanggung jawab dan kerjasama.
d. Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta.
3. Kriteria Evaluasi
a. Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal ≥ 80 b. Nilai sikap minimal baik ≥ 80
c. Nilai performasi (keterampilan) minimal ≥80
d. Peserta diwajibkan mMengikuti tatap muka minimal 95 % dari total jam
4. Nilai Akhir
Penentuan nilai akhir untuk menentukan kelulusan peserta ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
Rumus Nilai Akhir
Kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 diatur sesuai dengan table berikut ini :
Tabel . Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta
Nilai Predikat
Skala – lihat team Sangat Memuaskan Memuaskan
Baik Sekali Baik Tidak Lulus
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI MANEJERIAL A. Deskripsi Materi
Aktivitas supervisi seorang pengawas diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan secara umum. Secara spesifik supervisi ditujukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Salah satu sasaran dalam supervisi manajerial adalah bagaimana cara kepala sekolah mewujudkan pengelolaan sekolah yang bermutu. Untuk mengetahui secara tepat terkait dengan pengelolaan sekolah yang bermutu sangat ditentukan oleh cara merencanakan supervisi. Materi yang dibahas pada kegiatan pembelajaran ini adalah berkaitan dengan perencanaan supervisi manajerial terkait dengan penyusunan program supervisi manajerial dan penyusunan instrumen supervisi manajerial.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran:
1. peserta dapat menyusun rencana pengawasan manajerial (RPM)
2. peserta dapat menyusun instrumen supervisi manajerial implementasi kurikulum 2013 dengan tepat.
C. Uraian Materi
Sebelum kita membahas tentang penyusunan rencana pengawasan manajerial dan instrumen supervisi manajerial, sebaiknya kita pahami dulu mengenai apa, mengapa, dan bagaimana supervisi manajerial.
1. Konsep Supervisi Manajerial
Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
c. Penilaian sikap, dilakukan dengan mengamati peserta sejak awal sampai akhir pelatihan untuk melihat, kedisiplinan, tanggung jawab dan kerjasama.
d. Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta.
3. Kriteria Evaluasi
a. Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal ≥ 80 b. Nilai sikap minimal baik ≥ 80
c. Nilai performasi (keterampilan) minimal ≥80
d. Peserta diwajibkan mMengikuti tatap muka minimal 95 % dari total jam
4. Nilai Akhir
Penentuan nilai akhir untuk menentukan kelulusan peserta ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
Rumus Nilai Akhir
Kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 diatur sesuai dengan table berikut ini :
Tabel . Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta
Nilai Predikat
Skala – lihat team Sangat Memuaskan Memuaskan
Baik Sekali Baik Tidak Lulus
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI MANEJERIAL A. Deskripsi Materi
Aktivitas supervisi seorang pengawas diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan secara umum. Secara spesifik supervisi ditujukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Salah satu sasaran dalam supervisi manajerial adalah bagaimana cara kepala sekolah mewujudkan pengelolaan sekolah yang bermutu. Untuk mengetahui secara tepat terkait dengan pengelolaan sekolah yang bermutu sangat ditentukan oleh cara merencanakan supervisi. Materi yang dibahas pada kegiatan pembelajaran ini adalah berkaitan dengan perencanaan supervisi manajerial terkait dengan penyusunan program supervisi manajerial dan penyusunan instrumen supervisi manajerial.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran:
1. peserta dapat menyusun rencana pengawasan manajerial (RPM)
2. peserta dapat menyusun instrumen supervisi manajerial implementasi kurikulum 2013 dengan tepat.
C. Uraian Materi
Sebelum kita membahas tentang penyusunan rencana pengawasan manajerial dan instrumen supervisi manajerial, sebaiknya kita pahami dulu mengenai apa, mengapa, dan bagaimana supervisi manajerial.
1. Konsep Supervisi Manajerial
Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut. 2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial.
Pemantauan manajemen perubahan mengarah pada pencapaian 8 standar nasional pendidikan (SNP) dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. Penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal menjadi agen
perubahan pertama di sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Pembinaan dilakukan pengawas tentang pengelolaan sekolah meliputi antara lain penyusunan KTSP 2013, peminatan, penerimana peserta didik baru, dsb.
Supervisi manajerial dalam implemetasi kurikulum berkaitan langsung dengan terselenggaranya kurikulum, di antaranya :
manajemen KTSP, dan
pembelajaran saintifik dan penilaian otentik manajemen ekstrakurikuler wajib dan pilihan administrasi buku guru dan buku siswa
analisis ratio PTK dalam program peminatan manajemen keuangan
hubungan sekolah dan masyarakat serta layanan khusus peminatan. 3. Metode Supervisi Manajerial
Metode pelaksanaan pengawasan manajerial dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain:
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam kepengawasan manajerial adalah monitoring dan evaluasi.
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan
rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).
b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.
Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing unsur.
Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan atau pandangan semua pihak.
Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.
Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.
Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut. 2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial.
Pemantauan manajemen perubahan mengarah pada pencapaian 8 standar nasional pendidikan (SNP) dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. Penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal menjadi agen
perubahan pertama di sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Pembinaan dilakukan pengawas tentang pengelolaan sekolah meliputi antara lain penyusunan KTSP 2013, peminatan, penerimana peserta didik baru, dsb.
Supervisi manajerial dalam implemetasi kurikulum berkaitan langsung dengan terselenggaranya kurikulum, di antaranya :
manajemen KTSP, dan
pembelajaran saintifik dan penilaian otentik manajemen ekstrakurikuler wajib dan pilihan administrasi buku guru dan buku siswa
analisis ratio PTK dalam program peminatan manajemen keuangan
hubungan sekolah dan masyarakat serta layanan khusus peminatan. 3. Metode Supervisi Manajerial
Metode pelaksanaan pengawasan manajerial dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain:
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam kepengawasan manajerial adalah monitoring dan evaluasi.
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan
rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).
b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.
Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing unsur.
Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan atau pandangan semua pihak.
Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.
Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.
c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai:
Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah;
Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas;
Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai
pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.
d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan kepengawasan manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya.
4. Perencanaan Supervisi Manajerial
Perencanaan supervisi disusun dalam program kerja yang dilandasi dari hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Program kerja pengawasan disusun untuk menjawab pertanyaan mengapa kegiatan pengawasan dilakukan, apa tujuan dan sasaran pengawasan, siapa yang terlibat dalam pengawasan, bagaimana pengawasan dilakukan.
Program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester, dan (c) rencana pengawasan manajerial (RPM) supervisi manajerial. Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah dalam kurun waktu satu tahun. Adapun program pengawasan semester disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada sekolah binaan dalam kurun waktu satu semester. Untuk pelaksanaan pengawasan tekait dengan masalah tertentu yang ditemukan di sekolah binaan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya dirancang rencana pengawasan manajerial (RPM)
Rencana pengawasan manajerial sekurang-kurangnya memuat komponen pokok yakni: fokus masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan; tujuan pengawasan yang hendak dicapai; indikator atau target keberhasilan, waktu pelaksanaan, metode dan teknik supervisi; skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu; sumber daya yang diperlukan.
c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai:
Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah;
Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas;
Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai
pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.
d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan kepengawasan manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya.
4. Perencanaan Supervisi Manajerial
Perencanaan supervisi disusun dalam program kerja yang dilandasi dari hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Program kerja pengawasan disusun untuk menjawab pertanyaan mengapa kegiatan pengawasan dilakukan, apa tujuan dan sasaran pengawasan, siapa yang terlibat dalam pengawasan, bagaimana pengawasan dilakukan.
Program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester, dan (c) rencana pengawasan manajerial (RPM) supervisi manajerial. Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah dalam kurun waktu satu tahun. Adapun program pengawasan semester disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada sekolah binaan dalam kurun waktu satu semester. Untuk pelaksanaan pengawasan tekait dengan masalah tertentu yang ditemukan di sekolah binaan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya dirancang rencana pengawasan manajerial (RPM)
Rencana pengawasan manajerial sekurang-kurangnya memuat komponen pokok yakni: fokus masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan; tujuan pengawasan yang hendak dicapai; indikator atau target keberhasilan, waktu pelaksanaan, metode dan teknik supervisi; skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu; sumber daya yang diperlukan.
Contoh Rencana Pengawasan Manajerial
(RPM)
No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu
1. Awal Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah
Menyampaikan hasil tinjauan renstra yang telah dilakukan pengawas Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan
20 menit
2. Inti Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara
visi, misi, indikator dan tujuan, analisis konteks, KTSP, dan Peraturan Akademik
Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok berdasarkan kata kunci pada visi)
Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya. Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya
Masing –masing kelompok melakukan pengkajian laporan hasil anlisis konteks dan KTSP berdasarkan aspek analisis konteks dan KTSP kemudian merancang Peraturan Akademik
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai
penutup
(Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji
keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll
150 menit
3. Akhir Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan
Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari pro-gram jangka menengah ke propro-gram tahunan, KTSP, dan Peraturan Akademik serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah
10 menit
H. Sumber daya yang diperlukan :
Profil sekolah Renstra sekolah LCD
Komputer.
I. Penilaian dan Instrumen
Penilaian : produck Peraturan Akademik
Instrumen: Format onbervasi dokumen Peraturan Akademik
J. Rencana Tindak Lanjut :
Implementasi dan tindak lanjut Peraturan Akademik, selama sebulan dilakukan pemantauan Jakarta, 25 April .2015
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Satuan Pendidikan, Kabupaten Harapan Bangsa,
Drs. H. Bratayudha M.MPd. Drs. Andi Mahabarata, M.Si.
NIP. 2013042520131001 NIP. 2015052620231002
A. Aspek/Masalah : Pembinaan Pengelolaan Sekolah Mengenai
Penyusunan Peraturan Akademik
B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan Arahan dalam Penyusunan Perturan Akademik
C. Indikator : Sekolah Memiliki Peraturan Akademik sesuai dengan aturuan yang berlaku dan kondisi sekolah
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Sabtu, 25 April 2015 E. Setting : SMA HARAPAN BANGSA
F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : Refleksi/Focus Group Discussion dalam rapat Kerja G. Skenario Kegiatan :
5. Instrumen Supervisi Manajerial
Pengawasan diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Pengawasan terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai perbuatan (performance) yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan pembetulan.Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan pengawasan, yaitu:
a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan. b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan
yang nyata telah dicapai.
c. Membandingkan antara hasi penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan. d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi
(bila ada).
e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan
Berdasarkan uraian tersebut dalam konteks pelaksanaan tugas pengawasan manajerial instrumen supervisi manajerial dapat diartikan sebagai alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan tugas pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial sehingga dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan pengelolaan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan teridentifikasinya permasalahan tersebut, maka untuk pelaksanaan tugas pengawasan berikutnya dapat ditetapkan masalah utama yang harus segera ditangani dan ditetapkan pula strategi penanganannya.
Prinsip penyusunan instrumen supervisi manajerial, antara lain :
Instrumen supervisi manajerial harus memenuhi unsur validitas dan reabilitas.
Instrumen supervisi manajarial harus memenuhi minimal unsur validitas isi, konstuksi. Validitas isi menunjuk kepada suatu instrumen
Contoh Rencana Pengawasan Manajerial
(RPM)
No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu
1. Awal Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah
Menyampaikan hasil tinjauan renstra yang telah dilakukan pengawas Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan
20 menit
2. Inti Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara
visi, misi, indikator dan tujuan, analisis konteks, KTSP, dan Peraturan Akademik
Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok berdasarkan kata kunci pada visi)
Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya. Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya
Masing –masing kelompok melakukan pengkajian laporan hasil anlisis konteks dan KTSP berdasarkan aspek analisis konteks dan KTSP kemudian merancang Peraturan Akademik
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai
penutup
(Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji
keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll
150 menit
3. Akhir Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan
Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari pro-gram jangka menengah ke propro-gram tahunan, KTSP, dan Peraturan Akademik serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah
10 menit
H. Sumber daya yang diperlukan :
Profil sekolah Renstra sekolah LCD
Komputer.
I. Penilaian dan Instrumen
Penilaian : produck Peraturan Akademik
Instrumen: Format onbervasi dokumen Peraturan Akademik
J. Rencana Tindak Lanjut :
Implementasi dan tindak lanjut Peraturan Akademik, selama sebulan dilakukan pemantauan Jakarta, 25 April .2015
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Satuan Pendidikan, Kabupaten Harapan Bangsa,
Drs. H. Bratayudha M.MPd. Drs. Andi Mahabarata, M.Si.
NIP. 2013042520131001 NIP. 2015052620231002
A. Aspek/Masalah : Pembinaan Pengelolaan Sekolah Mengenai
Penyusunan Peraturan Akademik
B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan Arahan dalam Penyusunan Perturan Akademik
C. Indikator : Sekolah Memiliki Peraturan Akademik sesuai dengan aturuan yang berlaku dan kondisi sekolah
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Sabtu, 25 April 2015 E. Setting : SMA HARAPAN BANGSA
F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : Refleksi/Focus Group Discussion dalam rapat Kerja G. Skenario Kegiatan :
5. Instrumen Supervisi Manajerial
Pengawasan diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Pengawasan terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai perbuatan (performance) yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan pembetulan.Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan pengawasan, yaitu:
a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan. b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan
yang nyata telah dicapai.
c. Membandingkan antara hasi penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan. d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi
(bila ada).
e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan
Berdasarkan uraian tersebut dalam konteks pelaksanaan tugas pengawasan manajerial instrumen supervisi manajerial dapat diartikan sebagai alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan tugas pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial sehingga dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan pengelolaan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan teridentifikasinya permasalahan tersebut, maka untuk pelaksanaan tugas pengawasan berikutnya dapat ditetapkan masalah utama yang harus segera ditangani dan ditetapkan pula strategi penanganannya.
Prinsip penyusunan instrumen supervisi manajerial, antara lain :
Instrumen supervisi manajerial harus memenuhi unsur validitas dan reabilitas.
Instrumen supervisi manajarial harus memenuhi minimal unsur validitas isi, konstuksi. Validitas isi menunjuk kepada suatu instrumen
yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Valididas konstruksi menunjuk kepada asumsi bahwa alat ukur yang dipakai mengandung satu definisi operasional yang tepat, dari suatu konsep teoretis.
Reliabilitas instrumen supervisi menggambarkan ketepatan dalam mengukur suatu kondisi. Beberapa metode uji yang dipergunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen supervisi antara lain metode ulang (test-retest), metode pararel, metode belah dua.
Isi dan format instrumen dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan supervisi.
Instrumen supervisi memuat sekurang-kurangnya identitas sekolah yang diamaati, aspek, indikator yang diamati, cara penskoran, dan cara pengolahan nilai.
Pemilihan aspek dan indikator yang diamati (indikator kunci) didasarkan atas referensi-referensi yang berlaku. Misal, dalam implementasi kurikulum yang menjadi acuan adalah regulasi yang mengatur pelaksanaan kurikulum.
6. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Bentuk instrumen supervisi bergantung dari metode supervisi yang dipergunakan. Metode supervisi antara lain angket, wawancara, pengamatan, dokumentasi atau test.
Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen sendiri atau menyadur instrumen yang telah dikembangkan pihak lain. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengkonstruksikan sebuah instrumen yang standar, yaitu:
Menentukan tujuan utama penggunaan instrumen Menentukan ruang lingkup supervisi berdasarkan 8 SNP Menentukan metode yang dipergunakan dalam supervisi
Menetukan indikator kunci dengan mempertimbangkan referensi peraturan perundangan yang berlaku dan pertimbangan lain yang menggambangkan profil sekolah bermutu.
Menentukan model penskoran, apakah menggunakan jawab ya-tidak, atau menggunakan skala tertentu.
Menentukan rubrik dari setiap indikator Menentukan cara pengolahan skor D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam terkait dengan supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan sebagai bekal untuk melaksanakan supervisi manajerial lakukan kegiatan sesuai dengan lembar kerja di bawah ini.
LK-B. 4.1.1 Materi : Supervisi Manajerial
Kegiatan : Mendiskusikan dan Menjawab pertanyaan-pertanyaan konseptual dan praktis tentang supervisi manajerial.
Tujuan : Peserta memahami konsep supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan manajerial
PETUNJUK :
1. Tuliskan pemahanan Anda tentang: supervisi manajerial
tahapan kegiatan supervisi manajerial,
perangkat yang harus dibuat ketika akan melaksanakan supervisi manajerial
2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang supervisi manajerial, tuliskan standar dari 8 SNP, komponen/aspek, dan bukti fisik, serta regualsi yang menjadi referensi yang menjadi focus dalam pelaksanaan supervisi manajerial terkait implementasi kurikulum.
yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Valididas konstruksi menunjuk kepada asumsi bahwa alat ukur yang dipakai mengandung satu definisi operasional yang tepat, dari suatu konsep teoretis.
Reliabilitas instrumen supervisi menggambarkan ketepatan dalam mengukur suatu kondisi. Beberapa metode uji yang dipergunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen supervisi antara lain metode ulang (test-retest), metode pararel, metode belah dua.
Isi dan format instrumen dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan supervisi.
Instrumen supervisi memuat sekurang-kurangnya identitas sekolah yang diamaati, aspek, indikator yang diamati, cara penskoran, dan cara pengolahan nilai.
Pemilihan aspek dan indikator yang diamati (indikator kunci) didasarkan atas referensi-referensi yang berlaku. Misal, dalam implementasi kurikulum yang menjadi acuan adalah regulasi yang mengatur pelaksanaan kurikulum.
6. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Bentuk instrumen supervisi bergantung dari metode supervisi yang dipergunakan. Metode supervisi antara lain angket, wawancara, pengamatan, dokumentasi atau test.
Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen sendiri atau menyadur instrumen yang telah dikembangkan pihak lain. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengkonstruksikan sebuah instrumen yang standar, yaitu:
Menentukan tujuan utama penggunaan instrumen Menentukan ruang lingkup supervisi berdasarkan 8 SNP Menentukan metode yang dipergunakan dalam supervisi
Menetukan indikator kunci dengan mempertimbangkan referensi peraturan perundangan yang berlaku dan pertimbangan lain yang menggambangkan profil sekolah bermutu.
Menentukan model penskoran, apakah menggunakan jawab ya-tidak, atau menggunakan skala tertentu.
Menentukan rubrik dari setiap indikator Menentukan cara pengolahan skor D. Aktivitas Pembelajaran
Untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam terkait dengan supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan sebagai bekal untuk melaksanakan supervisi manajerial lakukan kegiatan sesuai dengan lembar kerja di bawah ini.
LK-B. 4.1.1 Materi : Supervisi Manajerial
Kegiatan : Mendiskusikan dan Menjawab pertanyaan-pertanyaan konseptual dan praktis tentang supervisi manajerial.
Tujuan : Peserta memahami konsep supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan manajerial
PETUNJUK :
1. Tuliskan pemahanan Anda tentang: supervisi manajerial
tahapan kegiatan supervisi manajerial,
perangkat yang harus dibuat ketika akan melaksanakan supervisi manajerial
2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang supervisi manajerial, tuliskan standar dari 8 SNP, komponen/aspek, dan bukti fisik, serta regualsi yang menjadi referensi yang menjadi focus dalam pelaksanaan supervisi manajerial terkait implementasi kurikulum.
No Standar Komponen/
Aspek Bukti Fisik
Landasan (regulasi)
3. Potensi masalah apa yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan tuliskan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
No. Potensi Masalah Solusi Alasan
4. Bagaimana kesimpulan anda tentang pendekatan dan teknik pelaksanaan supervisi manajerial ?
E. Rangkuman
Supervisi manajerial adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas dengan menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah
Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
III.
Kegiatan Pembelajaran 2
PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, teknik, program, dan instrumen supervisi akademik. Manfaat bagi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) dapat menentukan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan pengawas sekolah dan kepala sekolah yang berkinerja baik dapat terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan, diskusi, studi kasus, dan presentasi hasil kerja kelompok peserta pelatihan mampu:
1. Memahami konsep supervisi akademik 2. Menyusun rencana pengawasan akademik 3. Menggunakan instrumen pengawasan akademik C. Uraian Materi
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugasnya.
No Standar Komponen/
Aspek Bukti Fisik
Landasan (regulasi)
3. Potensi masalah apa yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan tuliskan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
No. Potensi Masalah Solusi Alasan
4. Bagaimana kesimpulan anda tentang pendekatan dan teknik pelaksanaan supervisi manajerial ?
E. Rangkuman
Supervisi manajerial adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas dengan menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah
Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
III.
Kegiatan Pembelajaran 2
PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
A. Deskripsi Materi
Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, teknik, program, dan instrumen supervisi akademik. Manfaat bagi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) dapat menentukan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan pengawas sekolah dan kepala sekolah yang berkinerja baik dapat terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan, diskusi, studi kasus, dan presentasi hasil kerja kelompok peserta pelatihan mampu:
1. Memahami konsep supervisi akademik 2. Menyusun rencana pengawasan akademik 3. Menggunakan instrumen pengawasan akademik C. Uraian Materi
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik
Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Tujuan Supervisi
Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
3. Prinsip-prinsip supervisi akademik
Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip, diantaranya: a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd, 1972)
4. Prosedur supervisi akademik
Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas:
a. Tahap Persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama,
b. Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung,
c. Tahap Pelaporan, meliputi: mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama