• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Adanya invasi bakteri dan melakukan infeksi ke lapisan dermis atau subkutis biasanya terjadi setelah adanya suatu luka atau gigitan di kulit kondisi invasi kemudian berlanjut dengan lesi kemerahan yang membengkak di kulit serta terasa hangat dan nyeri. ( Muttaqin, 2009).

Penyebab selulitis terjadi manakala bakteri tersebut masuk melelui kulit yang bercelah terutama celah antara selaput jari kaki, tumit, kulit terbuka, dan bekas sayatan pembedahan ( lymphadenectomy, mastectomi, postvenectomi).( Tierney, 2003).

Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi

(2)

menjadi panas dan bengkak tampak seperti kulit jeruk yang mengelopos (peau d’orange). ( Siregar, 2005 )

Kompikasi selulitis meliputi diabetic dan pasien penyakit vaskular perifer dapat memerlukan terapi yang lebih intensif dan jangka lebih panjang karena penetrasi jaringan parah oleh antibiotik dan penyembuhan lambat. ( Nettina, 2002)

Penatalaksanaan pada pasien selulitis adalah dapat di obati dengan antibiotika aral sebagai pasien rawat jalan jika gejalanya terlokalisasi tanpa demam, bila ada gejala sistematik, harus di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan antibiotika intravena IV. Kompres hangat di berikan di daerah itu, lokasi ini di tinggikan dan diimobilisasikan bila mungkin Asetaminiofen di berikan seperlunya untuk mengatasi demam dan nyeri. Selama 24 jam sampai 36 jam pertama setelah pemberian antibiotik. Umumnya selulitis akan tampak membaik, pemberian antibiotik dapat di ganti dari IV menjadi oral bila gejala kemerahan, hangat, dan pembengkakan telah

(3)

berkurang secara nyata. Total lamanya pemberian antibiotik kira-kira 10 – 14 hari. Insisi dan drainase dapat di lakukan jika daerah itu menjadi supuratis. (Cecily, 2002).

Tanggung jawab perawat bagi pasien selulitis meliputi pertahankan infuse IV atau akses venci untuk memberikan antibiotik IV bila di indikasi kan, anjurkan posisi nyaman dan imobilisasi area yang sakit. Berikan mandi hangat untuk menghilangkan inflamasi dan meningkatkan drainase dan berikan atau anjurkan pemberian sendiri analgetik sesuai ketentuan pantau terhadap efek samping. ( Nettina,2002)

Selulitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, 5 sampai 14 % kasus selulitis pada anak di sebabkan oleh H. influenzae tipe B. lebih dari 85 % anak dengan selulitis H. influenzae tipe B berusia kurang dari dua tahun. Peran H. influenzae tipe B harus berkurang secara

(4)

signifikan karena bayi secara rutin menerima vaksin terkait. ( Cecily, 2002)

Selulitis di beberapa Negara di Asia ( exstrapolated statistic )menentukan angka kejadian di indonesia 318.332 orang. Yang terbesar cina sebanyak 3.247.119 orang dan India sebanyak 2.662.676. orang. Di Amerika di perkirakan 400 atau 0.2 % atau 680.00 orang menderita selulitis ( Glenda, 2009)

(5)

Asuhan keperawatan

dengan selulitis

BAB II

TUJUAN TEORITIS

1.A. Pengertian

Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif Muttaqin, hal 68, 2011 ).

Selulitis merupakan suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran

(6)

Selulitis merupakan infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik sebagai berikut :

1.Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis. 2.Mengenai pembuluh limfe permukaan.

3.Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. 1.B. Etiologi

Penyakit Selulitis disebabkan oleh : 1.Infeksi bakteri dan jamur :

A. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus.

B. Pada bayi yang terkena penyakit ini disebabkan oleh Streptococcus grup B.

C. Infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang Aeromonas Hydrophila.

(7)

E. Penyebab lain :

1.Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.

2.Kulit kering. 3.Eksim.

4.Kulit yang terbakar atau melepuh. 5.Diabetes.

6.Obesitas atau kegemukan.

7.Pembekakan yang kronis pada kaki. 8.Penyalahgunaan obat-obat terlarang. 9.Menurunnyaa daya tahan tubuh.

10. Cacar air. 11. Malnutris. 12. Gagal ginjal

(8)

A. 1. Proses perjalan penyakit

Invasi bakteri masuk melalui trauma, luka, gigitan serangga

berinvasi streptokokus dan staphylococcus aureus melalui barier epidermal yang rusak menyerang kulit dan subkutan, masuk ke jaringan yang lebih dalam dan menyebar secara sistemik yang menyebabkan terjadinya reaksi infeksi/inflamasi yang merupakan respon dari tubuh sehingga muncul nyeri, pembengkakan kulit, lesi kemerahan dan demam.

1.2. Manifestasi Klinis

2.Infeksi paling sering ditemukan:

- Kerusakan kulit akibat cedera ringan - Luka terbuka di kulit

- Infeksi jamur diantara jari-jari kaki.

(9)

1.Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.

2.Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.

Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas.

3.Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil. 4.Gejala lainnya adalah:

- Demam

- Sakit kepala - Nyeri otot

- Tidak enak badan - Malaise

(10)

Edema - Lesi f. Komplikasi - Berupa ganggren - Mentastasis - Abses

- Sebsis yang berat 1.Tes diagnostik

Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab seperti :

(11)

1.Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.

2.BUN level. 3.Creatinine level. 4.Culture darah 1.D. Penatalaksaan medis A. Tindakan Keperawatan Mandiri

1.Jika terjadi luka :

1) Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air. 2) Oleskan antibiotik.

3) Tutupi luka dengan perban.

(12)

5) Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi. 1.Jika kulit masih normal :

1) Lembabkan kulit secara teratur.

2) Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati. 3) Lindungi tangan dan kaki.

4) Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superfisial.

Kolaborasi

1.Berikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).

2.Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral ( ditelan ). 3.Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu

diberikan suntikan antibiotik. 1.E. Pengkajian keperawatan

(13)

A. Identitas

Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat.

1.Riwayat penyakit 2.Keluhan utama

Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan malaise.

1.Riwayat penyakit dahulu

Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti ini, adakah alergi yang dimiliki dan

riwat pemakaian obat.

1.Riwayat penyakit sekarang

Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik

berwarn merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap.

(14)

1.Riwayat penyakit keluarga

Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat mengidap penyakit selulitis atau penyekit kulit lainnya.

1.Keadaan emosi psikologi

Pasien tampak tenang,dan emosional stabil. 1.Keadaan social ekonomi

Biasanya menyerang pada social ekonomi yang sederhana. 1.Pemeriksaan fisik

2.Keadaan umum : Lemah

TD : Menurun (< 120/80 mmHg). Nadi : Turun (< 90).

Suhu : Meningkat (> 37,50). RR : Normal.

(15)

1.Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak.

2.Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+). 3.Hidung : Tidak ada pernafasan cuping.

4.Mulut : Kebersihan, tidak pucat. 5.Telinga : Tidak ada serumen.

6.Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar. 7.Jantung : Denyut jantung meningkat.

8.Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas.

9.Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri

tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau d’orange). Pada kulit yang

terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.

(16)

A. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan B. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik

C. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit.

D. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan

E. Kecemasan b/d ancaman biologis

F. kurang pengetahuan [tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan] b/d kurang informasi

1.G. Perencanaan keperawatan

A. Dx. Nyeri b/d respon inflamasi lokal jaringan subkutan Tujuan : Klien menyatakan nyeri berkurang setelah dilakukan

(17)

KH :

- Skala nyeri stabil (0-3)

- Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol

- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan

- Mengikuti program farmakologis yang dianjurkan

Intervensi :

 Kaji skala nyeri (0-10), karakteristik nyeri, dan lokasi nyeri. R/ membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program

 Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman dan tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.

(18)

R/ untuk membatasi nyeri.

 Berikan masase yang lembut.

R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot.  Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya

relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback,

visualisasi, pedoman imajinasi, hipnotis diri, dan pengendalian napas.

R/ meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol, dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.

Kolaborasi

 Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk

R/ meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

(19)

 Berikan es atau kompres dingin jika diperlukan

R/ rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut.

 Berikan asetilsalisilat (aspirin)

R/ ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

1.Dx. Hipertermi b/d proses infeksi/inflamasi sistemik

Tujuan : klien menunujukkan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan asuhan keperawatan

KH :

TTV dalam batas normal - TD : 120/80 mmHg - N : 87 x/menit

(20)

- S : 37’c

- RR : 12 – 20 x/menit - Tidak terjadi demam - Intake–output seimbang

Intervensi :

 Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi permapasan dan denyut nadi

R/ menunjukkan status sirkulasi tubuh

 Monitor intake dan output setiap 8 jam R/ menunjukkan status hidrasi

(21)

R/ mengganti cairan tubuh yang hilang akibat dari peningkatan laju metabolisme tubuh

 Pertahankan ventilasi udara yang cukup di ruangan  Berikan kompres hangat

R/ membantu menurunkan suhu tubuh

 Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

R/ memberikan rasa nyaman dan mempercepat proses penurunan suhu tubuh

 Anjurkan klien untuk bedrest total

R/ aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga suhu semakin meningkat.

Kolaborasi

(22)

R/ mendukung dan memperbesar volume sirkulasi, terutama jika masukan oral tidak adekuat

 Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokter

R/ membantu mengurangi demam dan respon hipermetabolisme, menurunkan kehilangan cairan takkasat mata

1.Dx. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d adanya luka pada kulit Tujuan : klien menunjukkan tidak terjadi infeksi setelah dilakukan asuhan keperawatan.

KH :

- Tidak terdapat tanda – tanda infeksi (kalor, rubor, tumor, dolor)

- TTV dalam batas normal TD : 120/80 mmHg

(23)

N : 87 x/menit S : 36-37’5°C

RR : 18-20 x/menit

- Leukosit dalam batas normal

Intervensi

 Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

R/ melihat perkembangan dari terapi yang telah diberikan.  Kaji tanda – tanda vital.

R/ menunjukkan sirkulasi tubuh.

 Rawat luka klien dengan prinsif aseptik. R/ mengurangi resiko kontaminasi silang.

(24)

 Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan diri. R/ menurunkan resiko infeksi.

 Anjurkan klien untuk tidak menekan daerah luka.

R/ luka yang tertekan akan menyebabkan aliran darah ke luka berkurang sehingga luka akan semakin parah.

 ajarkan pasien dan keluarga tanda gejala infeksi

R/ untuk mencegah hal – hal yang dapat mengancam infeksi.

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat betadine. R/antimikrobial spektrum luas tetapi nyeri pada

pemakaiaannya,dapat menyebabkan asidosis metabolik/ peningkatan absorpsi iodin, dan merusak jaringan rapuh.

(25)

R/ efektif untuk melawan staphylococcus aureus, Escheria coli,

dan Pseudomonas aeroginosa, tetapi mempunyai penetrasi jaringan buruk, nyeri, dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan

elektrolit.

1.Dx. Kerusakan integritas jaringan b/d adanya lesi kemerahan Tujuan : klien menunjukkan perbaikan integritas kulit setelah dilakukan asuhan keperawatan

KH :

- Menunjukkan regenerasi jaringan

- Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya

Intervensi :

 Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka

(26)

R/ memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area luka infeksi.

 Tinggikan area infeksi bila mungkin/tepat. R/ menurunkan pembengkakan.

 Pertahankan posisi yang diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikan

R/ gerakan jaringan area infeksi dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.

 Jaga kulit agar tetap bersih dan kering R/ membantu proses penyembuhan

1.Kecemasan b/d ancaman biologis

Tujuan : kecemasan berkurang setelah dilakukan asuhan keperawatan

(27)

KH :

- Menyatakan kecemasan berkurang

- Mengekspresikan sikap positif dan mengerti tentang kondisinya, pemeriksaan diagnostik dan prosedur pengobatan - Memperlihatkan ekspresi wajah yang tenang

Intervensi

 Mengkaji tanda – tanda vital.

R/ cemas dan stres meningkatkan TD.

 Menganjurkan batas kunjungan keluarga klien. R/ menghindari terpajan infeksi lebih lanjut.

(28)

R/ meningkatkan periode istirahat dan membantu dalam proses perawatan.

 Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidur.

R/ dengan beristirahat akan membuat klien lebih rileks sehingga membantu dalam proses penyembuhan.

Kolaborasi

 Berikan sedasi/tranquilizer ringan sesuai indikasi contoh halopurinol (haldol) atau lorezepam (ativan)

R/ obat ansietas diperlukan untuk periode singkat sampai pasien lebih stabil secara psikis dan lokus interna kontrol ditingkatkan.

1.Dx. kurang pengetahuan [tentang prognosis penyakit dan pengobatan serta pencegahan] b/d kurang informasi

Tujuan : klien menunjukkan pemahamannya setelah dilakukan asuhan keperawatan.

(29)

KH :

- Menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatan serta pencegahan.

- Berpartisipasi dalam proses belajar.

- Mulai perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi sebagian kemampuan individu.

- Mendemonstrasikan dan meberikan penjelasan tentang penyakitnya.

Intervensi

 Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah,bekerja, dan aktifitas normal.

(30)

 Kaji ulang perawatan luka bakar graft kulit dan luka.

R/ meningkatkan kemampuan perawatan diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.

 Jelaskan proses jaringan parut dan perlunya untuk penguanaan pakaian penekan yang tepat bila mengunakan.

R/ meningkarkan pertunbuhan kulit kembali yang optimal  Tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet tinggi

protein klori/ protein.

R/ nutrisi optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan umum kesehatan.

 Beritau pasien / orang terdekat tentang

kelelahan,kebosanan,emosi labil,masalah pengambilan keputusan.

(31)

R/ memberikan pandangan terhadap beberapa masalah pasien/ orang terdekat dapat menambah/ membantu mereka menjadi waspada bahwa bantuan/ pertolongan tersedia bila perlu.

 Tekankan perlunya/ pentingnya mengevaluasi perawatan/rehabilitasi.

R/ dukungan jangaka panjang dengan evaluasi ulang kontinu dan perubahan terapi dibutuh untuk mencapai penyembuhan optimal.

1.H. Pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan atau keperawatan adalah pemberian tindakan

keperawatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencana tindakan yang telah disusun setiap tindakan keperawatan yang

dilakukan dan dicatat dalam pencatatan keperawatan agar tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektik, tehnik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap

(32)

tindakan yang diberikan kepada klien. Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap yaitu independent,

dependent, interdependent. Tindakan keperawatan secara

independent adalah suatu tindakan yang telah dilakukan oleh

perawat tanpa petunjuk dan perintahdokter atau tenaga kesehatan lainnya, dependent adalah tindakan yang sehubungan dengan

pelaksanaan rencana tindakan medis, dan interdependent adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter, keterampilan yang

harus perawat punya dalam melakukan tindakan keperawatan yaitu kognitif, dan sikap psikomotor.

1.I. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah intelektual untuk melengkapi proses keperawatanyang menandakan seberapa jauh diagnosa

(33)

dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi, atau timbul masalah yang baru. Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan

Referensi

Dokumen terkait

Disisi lain, penulis akan mencoba mengungkap gambaran umum tentang representasi remaja muslim perempuan dan bagaimana islam memandangnya dalam buku Yuk Berhijab!, karena dinilai

Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Industri Kerajinan dan Aneka yang meliputi penyiapan bahan perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengadministrasian, pemantauan,

Bimbingan teknis terfokus pada kelengkapan dokumen akreditasi sesuai kebutuhan lembaga dapat mengacu pada bahan supervisi yang telah disiapkan oleh PP-PAUD dan Dikmas

Nu jadi pasualan dina ieu hal nya éta métode (cara) pikeun ngajarkeunana ka siswa nu salila ieu mah lir ibarat ngeusian keretas kosong hungkul, kudu robah oriéntasina. Prosés diajar

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu dapat mengklasifikasikan polarisasi sentimen positif dan negatif untuk games Mobile Legends dan Arena of Valor dan seberapa besar

Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 (lihat Pasal 7 dan 11) dan UU Nomor 25 Tahun 1999, memberikan kesempatan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merumuskan dan

Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi CO 2.. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke

Pada tahun 2020 Kota Makassar telah berusia 413 tahun sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar tanggal 9 Nopember