• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua laporan keuangan industri manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2011. Adapun perusahaan yang akan menjadi sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang masuk ke dalam kelompok Basic Industry and Chemicals. Pemilihan perusahaan manufaktur yang masuk ke dalam kelompok Basic Industry and Chemicals adalah dengan pertimbangan bahwa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang masuk ke dalam kelompok garment dan textile.

Tabel 3.1

Nama Perusahaan Basic Industry and Chemicals yang dijadikan Objek Penelitian

No Perusahaan Emiten Kode

1 Alumindo Light Metal Industri Tbk ALMI

2 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA

3 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

4 Betonjaya Manunggal Tbk BTON

5 Citra Tubindo Tbk CTBN

6 Holcim Indonesia Tbk SMCB

7 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 8 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 9 Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI 10 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk JKSW 11 Jaya Pari Steel Corp Ltd Tbk JPRS

12 Lion Metal Works Tbk LION

13 Lionmesh Prima Tbk LMSH

14 Mulia Industrindo Tbk MLIA

15 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

16 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

17 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

18 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS

(2)

1. Alumindo Light Metal Industri Tbk

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (Alumindo) adalah datar terkemuka produsen aluminium digulung di Indonesia dan Asia Tenggara. Terletak di Sidoarjo, Jawa Timur, Alumindo didirikan pada tahun 1978 dan mulai produksi komersial pada tahun 1983, dengan kapasitas produksi awal 12.000 ton dan 4.800 ton pa aluminium sheet dan foil masing-masing. Aluminium sheet biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk peralatan dapur dan rumah tangga, kendaraan transportasi, serta s bahan bangunan. Aluminium foil terutama digunakan untuk industri kemasan.

2. Arwana Citra Mulia Tbk

PT Arwana Citramulia Tbk (Arwana) adalah perusahaan publik yang terdaftar di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperdagangkan dengan kode saham "ARNA". Perusahaan ini didedikasikan untuk memproduksi ubin keramik biaya rendah untuk melayani menengah-rendah segmen pasar nasional. Produk ini dijual dengan "Ubin Keramik Arwana" merek, nama merek yang menandakan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif. Pada tahun 2011 sebuah ubin keramik merek baru dengan kualitas yang lebih baik, yaitu "UNO," diperkenalkan untuk menangkap segmen pasar menengah-tinggi.

3. Asahimas Flat Glass Tbk

HistoryAsahi Glass Co Ltd produsen kaca terkemuka di dunia didirikan oleh Mr Toshiya Iwasaki dan menentukan untuk mengambil tantangan produksi kaca dalam negeri flat di tahun 1900-an. Pencarian dimulai untuk lokasi pabrik baru bisa menawarkan transportasi air yang nyaman dan ruang untuk berkembang. Saat ini Asahimas meningkatkan kapasitas produksi terpasang sebesar 570.000 ton agregat untuk kaca datar, 4.500.000 meter persegi untuk kaca pengaman dan 2.400.000 meter persegi untuk cermin. Asahimas tidak hanya masuk sebagai perusahaan kaca dengan kapasitas tahunan terbesar di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.

4. Betonjaya Manunggal Tbk

PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan batang besi untuk beton bertulang dan mulai beroperasi secara

(3)

komersial pada bulan Mei 1996. BTON didirikan pada 25Feb1995 dan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2001. Berkantor pusat di Gresik, Jawa Timur, BTON adalah produsen nasional bar bulat. BTON menyediakan bar bulat mulai dari 6 mm dengan total kapasitas terpasang 30.000 ton beton per tahun.

5. Citra Tubindo Tbk

P.T. Citra Tubindo Tbk didirikan pada tahun 1983 untuk menyediakan akhir finishing OCTG (barang negara minyak tubular) untuk industri minyak di Indonesia. Pabrik mulai berproduksi pada bulan Juni 1984 sebagai sebuah perusahaan perintis di pulau Batam, terletak di selatan hanya 20km dari Singapura dan sekarang telah menjadi pusat logistik untuk industri jasa minyak di seluruh Indonesia. Lokasi strategis baik Tubindo Citra, ditambah dengan memiliki pelabuhan air dalam yang terletak di kawasan industri, memungkinkan untuk ekspor global yang efisien dari produk-produknya.

Hari ini, P.T. Citra Tubindo adalah kelas dunia produsen dan penyedia layanan untuk barang ladang minyak tubular. Lebih dari 75% dari produk yang dikirim ke besar perusahaan minyak multinasional serta perusahaan minyak negara yang terletak di seluruh dunia. Ini spesialisasi dalam pipa kinerja tinggi proprietary 6. Holcim Indonesia Tbk

Holcim adalah pelopor dan inovator dalam cepat berkembang sektor semen di Indonesia, sebagai pasar untuk rumah, bangunan komersial dan infrastruktur mengembang. Kami adalah satu-satunya penyedia berbagai terintegrasi dari 10 jenis semen, beton dan agregat. Kami sedang membangun sebuah waralaba yang unik, Solusi Rumah, untuk memberikan lengkap, solusi perumahan yang terjangkau dan upgrade, menggambar pada keterampilan lebih dari 11.500 Holcim terlatih tukang batu, 399 waralaba pada pertengahan-2011 dan kehadiran telesales berkembang.

7. Indal Aluminium Industry Tbk

PT Indal Aluminium Industry Tbk (Inai) adalah dalam bisnis manufaktur produk aluminium. Inai yang didirikan pada tahun 1971 saat ini telah berkembang

(4)

menjadi salah satu produsen aluminium terbesar ekstrusi dengan fasilitas produksi yang paling terintegrasi, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di kawasan Asia Tenggara. Inai, yang merupakan anggota dari Grup Maspion, mengoperasikan dua pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur.

8. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ("Indocement") adalah salah satu produsen utama di Indonesia semen kualitas dan produk semen khusus yang dipasarkan dengan merek "Tiga Roda". Indocement didirikan pada tahun 1985 dan telah terintegrasi operasi semen dengan total kapasitas produksi tahunan yang dirancang dari 18,6 juta ton semen. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

9. Intikeramik Alamasri Industri Tbk

PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk (IKAI) adalah pelopor skala besar produsen ubin porselen di Indonesia dan salah satu produsen terbesar di kawasan Asia Pasifik. IKAI produk ini diakui oleh dunia untuk kualitas dan desain IKAI terdaftar pada tanggal 26 Juni 1991 dan mulai beroperasi secara komersial Mei 1993 menggunakan salah satu lini produksi dengan kapasitas tahunan 900.000 meter persegi per tahun. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki tanaman total kapasitas produksi 6.600.000 meter persegi per tahun.

10 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk

PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan bar baja bulat polos, bar baja cacat bulat dan batang kawat. Pabrik JKSW ini terletak di 50.950 meter persegi tanah di Rawa Terate, Pulo Gadung Industrial Estate, dan Jakarta Timur. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1976. PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) didirikan pada Januari 1974 di Jakarta sebagai Penanaman Modal Asing (PMA).

(5)

11. Jaya Pari Steel Corp Ltd Tbk

PT Jaya Pari Steel Tbk merupakan satu diantara perusahaan pembuat plat baja berkualitas di Indonesia. Sejak beroperasi secara komersial tahun 1976, PT Jaya Pari Steel Tbk berkomitmen menyediakan produk baja berkualitas dan pelayanan yang memuaskan pada para pelanggannya.

PT Jaya Pari Steel Tbk hanya memproduksi satu produk, yaitu plat baja canai panas dengan berbagai spesifikasi. Pertama, Plat Baja Canai Panas dengan ASTMA A-36, JIS G 3101 SS 400, BSEN 10025S235 JR, DIN 17100 ST 37,2. Plat baja ini punya ketebalan 8-25 mm, lebar 914-1524, dan Panjang 1219-6096 mm. Kedua, Plat Baja Canai Panas dengan LR, ABS & Sertifikat BKI, yang mempunyai ketebalan 8-20 mm, lebar 1219-1524, dan panjang 1219-6096 mm. PT Jaya Pari Steel Tbk juga memproduksi plat baja dengan ketebalan 0,3-6,0 mm, dengan lebar 762-1524 mm dan panjang 1219-6096 mm.

12. Lion Metal Works Tbk

PT. Lion Metal Works Tbk. telah mengembangkan usahanya di Indonesia pada Agustus 1972 di Jakarta. Kegiatan usaha perusahaan adalah pembuatan Peralatan Kantor Steel, Peralatan Gudang, Bahan Bangunan, Peralatan Rumah Sakit dan Keamanan Tinggi dan produk baja lainnyadibuat. Pada tahun 1993, 1996 dan 1997 PT. Lion Metal Works Tbk. menawarkan 52 juta sahamnya ke publik. Seluruh saham yang telah terdaftar di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

13. Lionmesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) menghasilkan wire mesh dilas dalam berbagai ukuran dan dimensi dengan merek dagang Lionmesh. Produk ini berupa lembaran atau gulungan, dibedakan dalam jarak mereka dari kawat dan kabel lintas jalur, serta panjang dan lebar dari kabel. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Desember 1982. Produk lainnya LMSH adalah bronjong, pagar kawat, joist kisi, mesh halus, spacer dan produk terkait. LMSH adalah pelopor dalam memproduksi dan memasarkan las ulir.

(6)

14. Mulia Industrindo Tbk

Mulia Industrindo didirikan pada tanggal 5 November 1986 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 17 Januari 1994. Perseroan memiliki anak perusahaan operasi dua, yaitu Muliaglass dan Muliakeramik Indahraya dan dua perusahaan keuangan yaitu Muliaglass Finance Limited dan Muliakeramik Finance Limited. Muliaglass memproduksi kaca mengapung, wadah kaca, glass block, dan kaca pengaman. Produk diekspor ke lebih dari 50 negara dengan volume ekspor mencapai 65% dari produksi pada tahun 2000. Glass block dan produk kaca pengaman juga dipasarkan di luar negeri. Sebaliknya, produk wadah kaca didominasi dijual di pasar domestik, katering untuk barang-barang konsumen dan industri farmasi. Muliakeramik Indahraya menghasilkan produk ubin keramik baik untuk lantai dan dinding. Perusahaan memiliki kapasitas produksi total sekitar 160.000 meter persegi per hari.

15. Pelangi Indah Canindo Tbk

Pelangi Indah Canindo mulai mengembangkan usahanya di Indonesia pada tahun 1983 sebagai produsen pail can dan general can dalam berabagai ukuran. Tahun 1990 Pelangi Indah Canindo mengembangkan produk steel drum untuk kebutuhan industri. Perkembangan yang terus meningkat mendorong Pelangi Indah Canindo untuk mendiversifikasi basis industrinya pada produk tabung LPG (cylinder tank) pada tahun 1994. Tahun 2000, mulai mengekspor ke Australia, Vietnam, Bangladesh dan negara-negara lainnya. Selanjutnya pada Tahun 2006, Pelangi Indah Canindo mulai memproduksi tabung LPG ukuran 3 kg untuk keperluan program koversi gas yang mulai dicanangkan pemerintah Indonesia.

16. Semen Gresik (Persero) Tbk

PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pad atanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40

(7)

juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.

PT. Semen Gresik Tbk memiliki kapasitas terpasang riil sebesar 16.92 juta ton semen per tahun dan menguasai pasar semen domestic.

17. Surya Toto Indonesia Tbk

PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) adalah perusahaan patungan dengan TOTO Limited (Jepang) untuk memproduksi dan menjual berbagai barang sanitasi, perlengkapan logam pipa, fitting plastik, dan perlengkapan mandi lainnya di bawah merek dagang TOTO. TOTO menjual produk lokal dan ekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Asia Tenggara TOTO didirikan untuk tujuan manufaktur barang saniter berkualitas, fitting, dapur sistem dan produk terkait lainnya.

18. Tembaga Mulia Semanan Tbk

Tembaga Mulia Semanan telah berdiri sejak tahun 1977 di daerah pinggiran Jakarta. Perusahaan ini memproduksi batang tembaga dan kawat. Moto perusahaan adalah kualitas sarana. Berkat bantuan dari Fukukawa teknik, perusahaan mampu mengembangkan produk baru seperti, fine drawn wire, tinned fine bunched wire dan lain-lain.

3.2 Desain Penelitian

Metode penentuan menggunakan Purposive Sampling method yaitu Peneliti menentukan sendiri sampel yang akan digunakan karena ada pertimbangan tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak melainkan ditentukan sendiri oleh peneliti.

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kriteria di bawah ini: 1. Untuk perusahaan financial distress adalah perusahaan yang mengalami kerugian

(laba bersih negatif) tiga tahun berturut-turut pada tahun 2009 sampai dengan 2011. 2. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah perusahaan yang

mengalami laba (laba bersih positif) empat tahun berturut-turut pada tahun 2008 sampai dengan 2011.

(8)

3. Laporan keuangan yang digunakan adalah: untuk memprediksi perusahaan yang rugi atau laba dua tahun berturut-turut akan digunakan data laporan keuangan satu tahun sebelumnya. Data tahun 2008 digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2009- 2010, data tahun 2009 digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2010-2011.

4. Data yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan 2011.

3.3 Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian ini adalah variabel – variabel yang dapat dianalisis untuk mewujudkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Variabel dalam penelitian ini dari model yang digunakan yaitu yang dikemukakan oleh Adam M & Taufik M, jurnal ekonomi dan Auditing. ( 2005,p189-190 ) yaitu :

Variabel X ( X1 .... X5 )

X1 ... X5 merupakan rasio keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan Z-Score, dimana rasio keuangan terdiri dari :

1. X 1 = Net Working Capital to Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya.

2. X 2 = Retained Earnings to Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak

(9)

pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva, bukan aktiva per ekuitas pemegang saham. Pada perusahaan laba ditahan terjadi karena pemegang saham mengizinkan perusahaan tersebut untuk mengivestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai deviden. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan kas dan ‘ tidak tersedia’ untuk pembayaran deviden atau yang lainnya.

3. X 3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.

4. X4 = Market Value of Equity to Book Value

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri ( saham biasa ). Nilai pasar modal sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.

5. X5 = Sales to Total Asset

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Berbicara tentang variabel penelitian, pada dasarnya definisi variable dibagi menjadi dua, yaitu :

1 Definisi Konseptual Variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas, dan tegas.

2 Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau

(10)

operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.

Adapun variable operasional yang digunakan pada penelitian adalah sebagi berikut : 1. Modal Kerja

Yaitu dimaksudkan semua aktiva (harta – harta ) yang hanya satu kali terpakai didalam proses produksi yang termasuk ke dalam modal kerja antara lain bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi serta piutang – piutang yang seketika ditagih.

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

2. Laba Ditahan

Merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Karena merupakan bentuk pembiayaan intern, laba ditahan biasanya digunakan untuk pembiayaan investasi dimasa mendatang dalam rangka pertumbuhan perusahaan. Perkiraan ini menunjukkan jumlah laba yang ditahan oleh perusahaan. Perusahaan setiap tahun jika menghasilkan laba yang diharapkan dapat membayar deviden tunai pada pemiliknya. Jika tidak semua diumumkan untuk dibagikan sebagai deviden berarti ada sebagai laba yang ditahan. Laba yang ditahan biasanya oleh perusahaan untuk pengembangan usaha misalnya digunakan untuk membeli aktiva baru tanpa perlu meminjam atau menjual saham baru.

Laba Ditahan = Laba Bersih - Deviden 3. Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba setelah dikurangi biaya – biaya operasi atau pendapatan sebelum pajak diperoleh sesudah semua biaya operasi dikurangi dari total penerimaan.

4. Total Aktiva

Adalah rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilki perusahaan.

(11)

Perputaran total aktiva = Penjualan / Total aktiva rata-rata Total Aktiva rata-rata = ( Total aktiva awal + TA akhir ) 5. Total Hutang

Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimilki oleh perusahaan baik yang jangka pendek maupun berjangka panjang. Kreditor cenderung lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik.

6. Penjualan

Adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam bentuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan dan bebannya diketahui.

Dalam kegiatan ini penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta barang – barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai ataupun kredit. Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan degang biasanya hanya disebut “ penjualan “, jumlah transaksi yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan jenis transaksilainnya.

7. Harga Pasar dari Ekuitas Pemilik

Harga pasar sama dengan harga yang berlaku untuk setiap emiten ekuitas biasanya tergantung dari perkembangan permintaan dan penawaran terhadap suatu ekuitas ( saham ).

Nilai Pasar Modal sendiri = Jumlah lembar saham yang beredar X Harga pasar Per Lembar Saham Biasa 3.5 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :

1. Sumber Data

Pengumpulan data yang didapat langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Index Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia).

(12)

2. Studi Pustaka

Pengumpulan data ini dilengkapi pula dengan membaca, mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga memperoleh dasar-dasar teori dan infomasi yang berupa bahan-bahan teori atau konsep yang didapat dari www.idx.com dan www.jsx.co.id.

3.6 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan potensi kebangkrutan perusahaan menggunakan metode Altman. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Analisis Deskriptif

Menurut Ghazali (2005:19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi , varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

Dengan melakukan analisis deskriptif akan dapat diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, varian, nilai maksimum dan minimum, sum, range, kurtosis dan skewness dari masing-masing variabel yang diteliti.

b. Analisis Z-Score by Altman

Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan stándar dikalikan rasio-rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Metode ini dikemukakan oleh Altman, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Zscore = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Keterangan :

X1 = Net Working Capital to Total Asset (Rasio modal kerja/total aktiva (dalam %)) X2 = Retained Earnings to Total Asset (Rasio laba di tahan / total aktiva (dalam %)) X3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Asset (Rasio Laba sebelum bunga

(13)

X4 = Market Value of Equity to Book Value (Rasio nilai pasar modal sendiri / nilai buku hutang (dalam %)

X5 = Sales to Total Asset (Rasio penjualan / total aktiva (kali)) Kriteria kebangkrutan dapat dilihat dari nilai Z-Scorenya, jika :

1. Z < 1,81, berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi 2. 1,81 > Z > 2,99, maka perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu (grey

area). Jadi pada grey area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak

3. Z > 2,99, perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga kemungkinan bangkrut sangat kecil

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan pertambangan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan ( annual report ) dari tahun 2013-2015 yang berisi data dan informasi yang dapat digunakan dalam

tahun berturut-turut karena manajemen laba membutuhkan data tahun sebelum periode penelitian dan biaya modal ekuitas membutuhkan data sesudah pada periode penelitian untuk

a) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI secara berturut-turut pada tahun 2014-2019. b) Perusahaan pertambangan yang menyajikan laporan keuangan secara

Dalam teknik pengumpulan data, berkaitan dengan instrument penelitian yang digunakan dimana dalam pembahasan sebelumnya, menjadi instrument penelitian ada dua macam

Data yang dimaksud dalam penelitian merupakan data laporan keuangan tahunan yang didapatkan dengan cara mendownload semua laporan keuangan perusahaan yang terdaftar

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan dari tahun 2015-2017, analisis rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah annual report atau laporan tahunan dan laporan keuangan sub sektor asuransi yang terdaftar di Bursa

Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang secara tidak langsung diperoleh dari pihak pertama berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit