• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu Tugas Akhir. Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Suatu Tugas Akhir. Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Disusun Oleh"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERBANDINGAN SISTEM MONTHLY PAYMENT

DAN PROGRESS PAYMENT TERHADAP KEUNTUNGAN

KONTRAKTOR

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Strata Satu (S1)

Disusun Oleh

Aguswandi

NIM : 09C10203058

Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK) Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG – MEULABOH

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek, dengan sumber daya terbatas untuk melaksanakan suatu tugas yang telah ditentukan berupa pembangunan. Sumber daya pada proyek konstruksi antaranya berupa: tenaga kerja, peralatan, material, metode dan finansial. Sebelum pelaksanaan proyek konstruksi berjalan, biasanya dimulai dengan penyusunan rencana kerja waktu kegiatan yang disesuaikan dengan metode konstruksi yang akan digunakan Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Untuk mendapatkan keuntungan, kontraktor harus mampu mengatur sumber daya yang ada. Semakin pintar kontraktor mengatur modal yang dimiliki semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Keterbatasan finansial ini seringkali kurang dicermati, dimana kontraktor cenderung berusaha untuk mendapatkan untung yang sebesar- besarnya. Realisasi penerimaan sangat ditentukan oleh cara pembayaran yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian atau kontrak konstruksi, Yuda (2015).

Ada bermacam-macam cara pembayaran hasil pekerjaan pada industri jasa kontruksi antara lain: pembayaran bulanan atau berkala (Monhtly Payment), pembayaran sesuai kemajuan pekerjaan (Progress Payment). Masing-masing cara pembayaran memiliki pengaruh dan kendala yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain terhadap pembiayaan proyek. Dengan demikian masing-masing cara pembayaran akan memberikan pengaruh tingkat keuntungan yang berbeda -beda kepada kontraktor. Oleh karena itu peranan Cash Flow sangatlah penting dalam pelaksanaan proyek. Arus uang yang masuk dan yang keluar harus selalu diupayakan keseimbangannya. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan membandingkan mengenai cara pembayaran

(3)

2

Monthly Payment dan Progress Payment dengan menggunakan Cash Flow sebagai metode analisis dan perbandingan tingkat keuntungan dari masing-masing cara pembayaran tersebut pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Nagan Raya.

1.2 Identifikasi Masalah

Inti dari suatu penelitian terletak pada perumusan masalahnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka akan dihasilkan suatu rumusan masalah yang akan dijawab pada penelitian ini. Berikut rumusan masalah yang harus dijawab pada penelitian ini :

1. Bagaimana cara menyusun Cash Flow dengan cara pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Nagan Raya ?

2. Berapakah perbedaan tingkat keuntungan antara cara pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Nagan Raya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui cara menyusun Cash Flow dengan cara pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat keuntungan antara cara pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

(4)

3

1. Objek penelitian hanya dibatasi pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Nagan Raya yang memakai sistem pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment.

2. Metode yang digunakan sebagai analisis dan pembanding adalah Cash Flow. 3. Menggunakan data proyek yang sama dalam membandingkan masing-masing

cara pembayaran, yaitu gambar rencana, Time Schedule, rencana anggaran biaya (RAB), dan dokumen kontrak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan, memperdalam pengetahuan didalam bidang jasa kontruksi sesuai dengan ilmu ketekniksipilan dan membandingkan teori dengan kenyataan dilapangan mengenai cara pembayaran khususnya. Sedangkan untuk pihak yang terkait, khususnya pelaksana proyek (kontraktor), penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan mengenai cara pembayaran dan pengaruhnya terhadap biaya dan pembiayaan suatu proyek.

1.6 Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan dari kedua sistem pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment terdapat perbandingan keuntungan yang didapatkan kontraktor. Adapun Keuntungan suatu perusahaan konstruksi dalam mengerjakan suatu proyek ditunjukkan dari sisa kas akhir perusahaan setelah selesai masa pemeliharaan pekerjaan tersebut. Pada analisis sistem pembayaran Progress/Stage Payment ditunjukan kas akhir perusahaan pada pelaksanaan proyek adalah Rp 23.171.232,08 atau sebesar 0,85 % dari real cost. Sementara pada analisis sistem pembayaran Monthly Payment ditunjukkan kas akhir pelaksanaan adalah Rp 57.119.794,59atau sebesar 2,09 % dari real cost.

(5)

4

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Kegiatan proyek merupakan gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Yuda, 2015). Dalam proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek tersebut telah ditentukan batasan- batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut dikenal dengan istilah tiga kendala (Triple Constraint). Jadi proyek harus dikerjakan dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang ditentukan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga batasan tersebut dapat dipenuhi, Soeharto (1997).

2.1 Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah ada sebelumnya antara lain :

Wirachrama (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perbandingan Sistem Pembayaran Monthly Payment dan Progress Payment Pada Proyek Pembangunan Spam Desa Pegen Kangin Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar”. Dari analisis diperoleh hasil bahwa kedua sistem pembayaran menghasilkan keuntungan. Namun hasil yang maksimal dihasilkan dari sistem pembayaran Monthly Payment. Karena dari pengelolaan dana yang lebih sedikit menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Hasil analisis dari kedua sistem pembayaran tersebut adalah sistem pembayaran Monthly Payment penerimaan uang muka Rp 339.164.124,69 dan pinjaman Bank Rp 350.000.000,00 keuntungan finansial sebesar Rp 116.147.251,94, Sedangkan dengan sistem pembayaran Progress/Stage Payment dengan penerimaan uang muka Rp 339.164.124,69 dan pinjaman Bank Rp 380.000.000,00 mendapat keuntungan finansial sebesar Rp 108.997.251,94.

(6)

5

Yuda (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perbandingan Keuntungan Kontraktor Akibat Penjadwalan EST dan LST Dengan Sistem Monthly Payment Dan Progress Payment Pada Proyek Gedung Rawat Inap RSUD Wangaya”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa keuntungan maksimum kontraktor pada sistem pembayaran bulanan dalam kondisi penjadwalan EST memberikan keuntungan lebih besar dibanding kondisi penjadwalan LST pada tujuh alternative dari dua belas alternatif, jadi persentase keuntungan dengan menggunakan penjadwalan EST adalah sebesar 58,33%. Pada sistem pembayaran termin progress dalam kondisi penjadwalan LST memberikan keuntungan lebih besar dari kondisi penjadwalan EST pada semua alternatif yang berjumlah sebanyak dua belas alternatif, jadi persentase keuntungan dengan menggunakan penjadwalan LST adalah sebesar 100%.

2.2 Kontrak

Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi resiko diatur dalam kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan dalam menjalankan proyek agar semua masalah dan resiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya, Yuda, (2015).

2.2.1 Pengertian kontrak

Menurut Soeharto (1997), kontrak berarti dokumen yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, yang mempunyai kekuatan hukum, dimana pihak kesatu berjanji untuk memberi jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berjanji membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan.

(7)

6 2.2.2 Fungsi kontrak

Dokumen kontrak dibuat sesuai kesepakatan kedua belah pihak, dimana dokumen kontrak ini memiliki fungsi :

a. Untuk mengikat kesepakatan dan saling pemahaman antara kedua belah pihak, baik dari segi hukum atau legalitas maupun segi operasional.

b. Kontrak menjembatani kepentingan masing-masing pihak dimana hak dan kewajiban masing-masing disebutkan dan dijamin kekuatan hukumnya. c. Kontrak dijadikan sebagai alat kontrol pekerjaan pelaksanaan sehingga bila

diperlukan tindakan terhadap pelaksanaan dapat dilakukan tanpa khawatir dapat tuntutan balik.

d. Kontrak dibuat oleh pemilik untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan oleh pelaksana sehingga didapat hasil sesuai spesifikasi pekerjaan, (Yuda, 2015).

2.2.3 Jenis jenis kontrak

Agustini (2015), berdasarkan Undang Undang ( UU) RI Nomor. 18 Tahun. 1999 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 20 Bab III Kontrak Kerja Konstruksi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor. 29 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, kontrak kerja konstruksi dibedakan berdasarkan :

a. Bentuk imbalan, terdiri atas : 1. Lumpsum

Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh perjanjian dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

2. Unit Price/Harga Satuan

Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume

(8)

7

pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedian jasa.

3. Biaya tambahan imbalan jasa

Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dimana jenis jenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui dengan pasti, sedangkan pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah pekerja dan lain-lain, ditambah imbalan jasa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 4. Aliansi

Merupakan kontrak pengadaan jasa dimana suatu harga kontrak referensi ditetapkan lingkup dan volume pekerjaan yang belum diketahui ataupun diperinci secara pasti sedangkan pembayarannya dilakukan secara biaya tambah imbal jasa dengan suatu pembagian tertentu yang disepakati bersama atas penghematan ataupun biaya lebih yang timbul dari perbedaan biaya sebenarnya dan harga kontrak referensi.

b. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi 1. Tahun tunggal

Adalah pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya direncanakan selesai dalam satu tahun.

2. Tahun jamak

Adalah pekerjaan pendanaan dan pelaksanaannya direncanakan selesai lebih dari satu tahun.

c. Cara pembayaran hasil pekerjaan

1. Pembayaran sesuai kemajuan pekerjaan (Progress Payment) 2. Pembayaran secara berkala bulanan (Monthly Payment ) 3. Pembayaran setelah pekerjaan selesai (Turn Key Payment).

Untuk selanjutnya sesuai dengan objek studi, penulis hanya membahas tentang cara pembayaran hasil pekerjaan sesuai kemajuan pekerjaan (Progress Payment) dan cara pembayaran berkala bulanan (Monthly Payment) yang merupakan salah satu bagian dari kontrak kerja konstruksi.

(9)

8

2.3 Cara Pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment

Yuda (2015), dalam dunia konstruksi dikenal dengan berbagai macam cara pembayaran, tetapi dengan perkembangan industri jasa kontruksi dan penyesuaian dengan kontrak maka ada beberapa sistem pembayaran yang dapat dikemukakan dan yang sering digunakan dalam kontrak diantaranya :

a. Pembayaran menurut persentase kemajuan fisik proyek (Progress Payment). Dalam sistem atau cara pembayaran termin, pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan fisik proyek yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak awal. Jadi tidak atas dasar prestasi yang dicapai dalam satuan waktu (bulanan). Biasanya besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase. Sistem pembayaran Progress Payment umum digunakan dalam proyek konstruksi. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Besarnya Prestasi Dinyatakan Dalam Persentase

No Nilai Prestasi Pekerjaan Nilai Pembayaran Keterangan

1 20% x nilai kontrak 15% x nilai kontrak

2 40% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak

3 60% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak

4 80% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak

5 100% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak

100% x nilai kontrak 95% x nilai kontrak

Sumber : Yuda (2015).

b. Pembayaran menurut kemajuan fisik bulanan (Monthly Payment)

Pada kontrak Monthly Payment prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan untuk mendapatkan pembayaran. Penyedia jasa wajib mengajukan

(10)

9

suatu tagihan bulanan kepada pengguna jasa yang berupa sertifikat pembayaran bulanan yang terdiri dari perkiraan nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dikurangi jumlah kumulatif yang telah disahkan sebelumnya. Artinya, pada tanggal tertentu setiap bulannya dihitung berapa nilai kemajuan fisik yang telah dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

2.4 Biaya

Biaya (Cost) adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang (Giatman, 2006). Menurut Soeharto (1997), biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi dan aplikasi produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, rehabilitas dan Maintainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Sebelum pembangunan proyek selesai dan siap dioperasikan, diperlukan sejumlah besar biaya atau modal yang dikelompokkan menjadi modal tetap (Fixed Capital) dan modal kerja (Working Capital) atau dengan kata lain biaya proyek = modal tetap + modal kerja. Pengelompokkan ini berguna pada waktu pengkajian aspek ekonomi dan pendanaan, Agustini (2015).

2.4. 1 Modal tetap

Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun instalasi atau menghasilkan produk proyek yang diinginkan. Selanjutnya modal tetap dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung.

1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang langsung berhubungan dengan kostruksi/bangunan. Biaya langsung didapat dengan mengalikan volume/kuantitas suatu item pekerjaan dengan harga satuan (Unit Cost) pekerjaan. Harga satuan pekerjaan tersebut terdiri dari harga bahan, upah buruh, dan biaya

(11)

10

peralatannya. Volume atau kuantitas pekerjaan dihitung menurut satuan dari harga satuan.

2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut, Giatman, (2006).

2.5 Cash Flow

Menurut Soeharto (1997), Cash Flow atau aliran kas dilukiskan sebagai suatu taksiran dari pemasukan uang (Inflow) maupun pengeluaran (Outflow) yang terjadi pada suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Aliran kas terbentuk dari perkiraan biaya pertama, modal kerja, dan biaya produksi.

Aliran kas terdiri dari :

a. Aliran Kas Permulaan (Initial Cash Flow)

Adalah pengeluaran untuk merealisasikan gagasan sampai menjadi kenyataan fisik, termasuk didalamnya adalah biaya pembebasan lahan, penyiapan lahan, pembuatan bangunan sipil dan perlengkapannya, pembayaran mesin-mesin, dan termasuk penyediaan modal kerja.

b. Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow)

Pada aliran kas operasional, aliran kas yang masuk diperhitungkan dari penjualan produk, sedangkan aliran kas keluar terdiri dari biaya produksi, pemeliharaan dan pajak. Untuk mengurangi pendapatan kena pajak, depresiasi dikurangkan dari angka pedapatan sebelum pajak, kemudian ditambahkan kembali untuk menghitung jumlah total aliran kas periode operasi.

c. Aliran Kas Akhir (Terminal Cash Flow)

Aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur ekonomi proyek. Aliran kas ini berasal dari pengembalian modal kerja dan penjualan aktiva tetap yang sudah habis umur ekonominya. Bila terjadi penjualan barang sisa, harus pula diperhitungkan pajak penjualannya.

(12)

11

Menurut Agustini (2015), rumus yang dipakai untuk menghitung Cash Flow adalah :

NCF (Net Cash Flow) = pemasukan – pengeluaran

= pendapatan – biaya pengeluaran – pinjaman –

pajak………..………..…… (2.1)

Tabel 2.2 Contoh Cash Flow Sistem Pembayaran Monthly Payment

No. Uraian Bulan

1 2 3 A Kas Awal 150.000.000,00 115.229.802,20 165,638,846.48 B Kas Masuk Penerimaan Termin 0,00 250.000.000,00 200,000,000.00 TOTAL (A + B) 150.000.00,00 365.229.802,20 365,638,846.48 C Kas Keluar - Biaya Material 20.083.881,55 120.760.987,72 201.060.922,90 - Biaya Upah 14.686.316,24 78.829.968,02 94.154.671,63 TOTAL C 34.770.197,78 199.590.955,74 295.215.594,52 D Finansial - Pinjaman 0,00 0,00 0,00 - Pengembalian 0,00 0,00 0,00 - Bunga Pinjaman (11% p.a) 0,00 0,00 0,00 TOTAL D 0,00 0,00 0,00

E Kas Akhir 115.229.802,20 165.638.846,48 70.423.251,96

Sumber : Agustini (2015)

Keterangan :

A = Aliran Kas Masuk Penerimaan termin

Q = Aliran Kas Keluar Kas keluar dan biaya operasional

Gambar 2.1 Grafik cash flow sistem pembayaran monthly payment Sumber : Agustini (2015)

(13)

12 2.5.1 Jadwal penerimaan

Unsur utama dari Cash Flow adalah penerimaan, karena dari penerimaan atau rencana penerimaan yang ada maka terjadilah kegiatan pengeluaran. Untuk proyek konstruksi, realisasi penerimaan sangat ditentukan oleh cara pembayaran yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian atau kontrak konstruksi. Jadwal penerimaan harus dapat disusun secara tepat dan akurat, artinya jumlah penerimaannya benar dan waktu cairnya tepat, (Yuda, 2015).

2.5.2 Jadwal pengeluaran

Pedoman dasar dari pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja, dimana berpengaruh langsung. Sebagai contoh, bila kegiatan membesar maka pengeluaran juga membesar, namun hubungan linear tergantung kebijakan pembiayaannya (Cash atau Kredit). Bisa saja kegiatan meningkat tetapi pengeluaranya bertambah tidak terlalu besar (Banyak Kredit) atau sebaliknya kegiatan bertambah tidak terlalu besar, tetapi pengeluarannya bertambah cukup besar (Banyak Cash), (Yuda, 2015).

2.5.3 Kas awal

Kas awal adalah sejumlah uang yang harus disediakan pada awal kegiatan proyek, yang nantinya uang ini harus dikembalikan dari penerimaan di akhir proyek (Giatman, 2006). Didalam Cash Flow, kas awal adalah sejumlah dana yang harus tersedia pada setiap awal bulan. Dengan demikian kas akhir pada bulan n adalah merupakan kas awal pada bulan n + 1.

2.5.4 Finansial

Menurut Asiyanto (2003) Finansial adalah keputusan tentang keuangan untuk mengatasi dan menyesuaikan kondisi kas sesudah kas awal. Bila kondisi kas sesudah kas awal Defisit, maka harus diatasi dengan memasukkan dana pinjaman dan bila kondisi kas sesudah awal kas surplus cukup besar dapat dipergunakan untuk mengangsur/mengembalikan pinjaman (bila masih ada pinjaman), untuk tujuan menekan bunga pinjaman.

(14)

13 2.5.5 Kas akhir

Kas akhir adalah kondisi kas pada akhir bulan dimana merupakan penjumlahan dari kas sesudah kas awal dan total finansial. Biasanya jumlah kas akhir ditetapkan nilai minimalnya, yang dipakai sebagai pedoman dalam kebijakan finansial.

2.5.6 Retention

Retention sebesar 5% dari nilai kontrak akan dikembalikan setelah proyek selesai (setelah pemeliharaan). Guna Retention adalah (Halpin,1998) : 1. Untuk memastikan bahwa kontraktor akan menyelesaikan proyek dengan

kondisi yang telah disetujui.

2. Sebagai bukti nyata untuk menghadapi kontraktor apabila standar pekerjaan tidak terpenuhi atau terjadi kegagalan.

3. Menyediakan dana apabila kontraktor lain diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

4. Kepercayaan Owner akan lebih kuat jika menggunakan jaminan uang.

2.5.7 Overdraft

Untuk mengetahui jumlah kredit bank yang harus dibuat, kontraktor perlu untuk mengetahui Overdraft maksimum yang akan terjadi selama umur proyek. Jika bunga rata-rata dari Overdraft diasumsikan satu persen per bulan, artinya kontraktor harus membayar kepada bank 1% tiap bulan untuk jumlah Overdraft pada akhir bulan. Yang dimaksud Overdraft adalah selisih antara pengeluaran pada suatu proyek dengan pembayaran dari Owner kepada kontraktor, sehingga merupakan kebutuhan dari kontraktor untuk menyediakan dana terlebih dahulu sebelum menerima pembayaran dari Owner, (Halpin, 1998).

(15)

14 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara penelitian untuk menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji kebenarannya, dikerjakan dengan hati hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang digunakan dalam penelitiannya. Metode yang terdesain dan tersruktur dengan baik akan menghasilkan data yang memenuhi tujuan penelitian tersebut. Adapun untuk memudahkan jalannya penelitian, penulis menyusun suatu metodologi penelitian yang berisi tentang analisa prinsip dari suatu metode yang digunakan dan rangkaian prosedur yang digunakan dan rangkaian prosedur yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, (Sianipar, 2012).

3.1 Uraian Umum

Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian komparasi yang bertujuan untuk membandingkan hasil analisa. Pendekatan studi yang digunakan dalam menjawab studi tersebut adalah melalui tahapan evaluasi dan kajian yang melingkupi pengumpulan data, analisa data, dan penyusunan laporan. Dari tahap pengumpulan data dilakukan kombinasi untuk proses analisa sehingga diperoleh Output berupa kesimpulan yang dapat menunjang proses penyusunan laporan. Bagan alir penelitian ini dapat dilihat pada Lam piran B Tabel A.3.1 Halaman 38.

3.2 Lokasi Penelitian

Penentuan obyek penelitian yang akan diambil harus terkait dengan pokok permasalahan. Dalam tugas akhir ini, yang menjadi obyek penelitian adalah proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan Dan Perikanan di Kabupaten

(16)

15

Nagan Raya. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A Halaman 37.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti dan mempunyai relevansi terhadap masalah yang dianalisis. Adapun data-data yang dikumpulkan dan kegunaannya dalam penelitian ini adalah,sebagai berikut : 1. Rencana anggaran biaya (RAB) dan rencana anggaran pelaksanaan (RAP)

digunakan untuk mengetahui besaran biaya pelaksanaan proyek dan keuntungan dari pelaksanaan proyek tersebut.

2. Time Schedule dibutuhkan untuk mengetahui jangka waktu proyek. Dalam penelitian ini yang paling dibutuhkan adalah Time Schedule pelaksanaan. Karena dari Time Schedule pelaksanaan dapat dihitung besaraan biaya yang dibutuhkan dalam jangka waktu pelaksanaan.

3. Kontrak dibutuhkan untuk mengetahui jenis sistem pembayaran yang digunakan dalam pelaksanaan proyek yang dianalisis

4. Gambar rencana digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proyek, sehingga dapat diketahui proyek yang dilaksanakan sebagaimana mestinya.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Dalam tahap ini semua data yang telah dikumpulkan (gambar perencanaan, Time Schedule, rencana anggaran biaya (RAB), dokumen kontrak) akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran atau kesimpulan.

Untuk dapat mempermudah dalam menganalisis permasalahan maka digunakan teknik pengendalian penerimaan dan pembiayaan. Dalam analisis ini penerimaan dilakukan sesuai masing-masing sistem pembayaran yang dianalisis yang mengacu pada realisasi pekerjaan. Pembiayaan di bedakan menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung. pada akhirnya hasil dari pengendalian

(17)

16

penerimaan dan pembiayaan pada tugas akhir ini akan disajikan dalam bentuk Cash Flow perusahaan. Cash Flow yang di sajikan disesuaikan dengan penerimaan dari masing-masing sistem pembayaran yang dianalisis dari hasil akhir yang ditunjukan pada Cash Flow akan terlihat perbedaan jumlah keuntungan dari sistem pembayaran Monthly Payment dan pembayaran secara Progress/Stage Payment.

3.4.1 Langkah – langkah perhitungan Cash Flow

Langkah-langkah perhitungan Cash Flow pada penulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat Actual Cost proyek berupa rencana anggaran pelaksanaan (RAP), dengan asumsi bahwa pada nilai kontrak rencana anggaran biaya (RAB) sudah termasuk Profit kontraktor yang sudah termasuk Overhead umum sebesar 10%.

b. Untuk tujuan ilustrasi, Actual Cost proyek/RAP dibedakan menjadi : 1. Biaya tak langsung/Overhead proyek. Untuk mempermudah perhitungan

diambil asumsi bahwa besarnya biaya tak langsung proyek adalah sebesar 5% dari RAB.

2. Biaya langsung. Merupakan biaya pelaksanaan konstruksi fisik yang besarnya adalah selisih antara RAP dan biaya tak langsung. Biaya langsung = 0,85 RAB

c. Untuk besarnya Profit kontraktor. Profit = 0,1 RAB d. Besarnya tagihan dari kontraktor kepada Owner :

Tagihan = prestasi Tagihan = RAP + Profit

= 0,9 RAB + 0,1 RAB Tagihan = RAB

e. Diasumsikan bahwa Owner melakukan retensi sebesar 5% dari tagihan. Retensi = 0,05 x tagihan

(18)

17 Hasil dapat diterima

Retensi 5% ini akan dibayar pada akhir masa pemeliharaan konstruksi sebagai jaminan biaya untuk pemeliharaan.

f. Pembayaran dari Owner kepada kontraktor dilakukan setelah pekerjaan konstruksi.

Pembayaran = tagihan - retensi

g. Overdraf merupakan selisih antara biaya yang diperlukan dengan pembayaran.

Overdraf = RAP - pemabayaran

h. Bunga Overdraf. Besar bunga Overdraf tiap bulan diasumsikan sebesar 10% pertahun atau dibuatkan 1% perbulan dari Overdraf.

Bunga Overdraf = 0,01 x Overdraf

Data

Gambar rencana, Time Schedule

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Dokumen kontrak

Analisa Data :

Cash Flow Monthly Payment, Cash Flow Progress Payment. Ya

Tidak

Hasil :

Perbandingan persentase keuntungan Monthly Payment dan Progress Payment

Tabel 3.1 Bagan Input Data Sumber : Agustini (2015)

(19)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis perbandingan sistem Progress/Stage Payment dimana pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan berdasarkan prestasi yang dicapai sesuai dengan perjanjian, dengan sistem Monthly Payment dimana pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan setiap bulan sesuai prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada bulan tersebut. Proyek yang digunakan pada penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya. Nilai kontrak pada proyek ini adalah sebesar Rp 3.000.000.000,00 dan nilai real cost sebesar Rp 2.727.316.173,23. Nilai kontrak adalah nilai proyek termasuk pajak pertambahan nilai sebesar 10% dari nilai real cost. Besaran nilai proyek dapat dilihat pada RAB yang tertera pada Lampiran B Halaman 42.

4.1 Hasil

Sebelum pelaksanaan proyek konstruksi terlebih dahulu dibuat rencana kerja berdasarkan metode kerja yang akan digunakan yang biasa disebut sebagai time schedule rencana. Dalam pelaksanaannya pekerjaan proyek konstruksi tidak selalu lancar, akan ada hambatan-hambatan yang terjadi. Sehingga realisasi pelaksanaan proyek konstruksi tidak sesuai dengan time schedule rencana. Realisasi fisik dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Bobot Rencana Kerja dan Bobot Realisasi Pekerjaan

No. Bulan Minggu

Rencana Realisasi

Bobot Komulatif Bobot Komulatif

1 Juni 1 1.04 1.04 0.90 0.90 2 3.20 4.24 3.20 4.10 3 3.20 7.45 3.20 7.31 4 3.40 10.85 3.40 10.71 2 Juli 1 0.93 11.78 0.93 11.64

(20)

19 2 9.03 20.81 9.03 20.67 3 1.33 22.13 1.33 21.99 4 0.46 22.59 0.46 22.45 3 Agustus 1 1.03 23.62 1.03 23.48 2 4.27 27.89 4.27 27.75 3 6.47 34.36 6.47 34.22 4 4.51 38.86 4.51 38.72 4 September 1 2.17 41.03 2.17 40.89 2 2.05 43.08 2.00 42.89 3 1.97 45.05 1.97 44.86 4 2.77 47.81 2.00 46.86 5 1.65 49.46 1.65 48.51 5 Oktober 1 3.80 53.26 3.80 52.31 2 5.56 58.81 5.00 57.31 3 3.11 61.92 3.00 60.31 4 1.02 62.93 1.00 61.32 6 November 1 8.43 71.36 8.20 69.52 2 11.38 82.73 11.38 80.90 3 15.61 98.34 15.61 96.51 4 3.60 100 3.36 100 5 0 100 0 100 4.1.1 Sistem Pembayaran

Sistem kontrak pada proyek yang dianalisis ini menggunakan sistem kontrak harga satuan (unit price) dan dilaksanakan dengan jangka waktu 6 bulan dimulai dari bulan Juni sampai bulan November 2016. Sistem pembayaran yang adalah sebagai berikut:

a. Besaran uang muka adalah 20% (dua puluh) persen dari nilai kontrak

b. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara angsuran/termin c. Pembayaran dilakukan secara berangsur-angsur, dibayar sebesar nilai prestasi pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan/dikerjakan dan dinyatakan dengan berita acara pemeriksaan dipotong 5% (lima persen) dari jumlah pembayaran sebagai retensi serta memperhitungkan pengembalian uang muka secara proporsional kedalam tahap pembayaran tersebut

c. Pembayaran angsuran terakhir sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak dibayar setelah dikeluarkan berita acara penyerahan kedua pekerjaan atau dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan sejak dilakukan serah terima pertama pekerjaan.

(21)

20 4.1.2 Penerimaan proyek

Berdasarkan kontrak antara kontraktor dengan owner telah disepakati sistem pembayaran secara bertahap atau termin berdasarkan Progress/Stage Payment. Kontraktor mengajukan permintaan pembayaran sesuai dengan progress realisasi sebagai berikut :

1. Pembayaran uang muka sebesar 20% pada awal proyek/kontrak ditandatangani.

2. Pembayaran 45% pada realisasi pekerjaan 38.72 %. 3. Pembayaran 30% pada realisasi pekerjaan 61.32 %. 4. Pembayaran 25% pada realisasi pekerjaan 100%.

5. Pembayaran retensi 5% setelah selesai masa pemeliharaan.

4.1.3 Biaya proyek

Berdasarkan pelaksanaan proyek di lapangan pengeluaran atau biaya proyek berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Untuk pengajuan pembayaran kepada pihak pemilik proyek digunakan biaya berdasarkan kontrak (RAB).

Tabel 4.2 Pengeluaran Biaya Proyek Perminggu

Minggu Pekerjaan Biaya Pekerjaan Berdasarkan RAB 1 Pembersihan Lahan Halaman Kantor Rp 14. 450.000,00

Pembangunan Gudang dan Bedeng Pekerja Rp 5.000.000,00 Pemasangan Bouwplank Rp 3.000.000,00 Memasang Papan Nama Rp 730.000,00 Uji Sampel Beton Rp 5.000.000,00 Dokumentasi dan Administrasi Rp 2.050.000,00

Jumlah Rp 30.230.000,00

2 Galian Tanah Rp 188.312,04 Pek. Plat Tangga Rp 7.829.806,30 Pek. Kolom Type 6 30/40 Rp 73.928.498,40 Pek. Kolom Type 5 13/13 Rp 5.514.361,61

Jumlah Rp 87.460.978,35

(22)

21 Tabel 4.2 Lanjutan 2/7

3 Galian Tanah Rp 188.312,04 Pek. Plat Tangga Rp 7.829.806,30 Pek. Kolom Type 6 30/40 Rp 73.928.498,40 Pek. Kolom Type 5 13/13 Rp 5.514.361,61 Jumlah Rp 87.460.978,35

4 Beton Pondasi Teras Rp 5.422.266,36 Pek. Plat Tangga Rp 7.829.806,30 Pek. Kolom Type 6 30/40 Rp 73.928.498,40 Pek. Kolom Type 5 13/13 Rp 5.514.361,61 Jumlah Rp 92.694.932,67

5 Beton Pondasi Teras Rp 5.422.266,36 Pek. Balok Type 2 20/25 Rp 3.030.065,00 Pek. Balok Latai 13/13 Rp 17.944.267,90 Jumlah Rp 26.396.599,26

6 Urugan Kerikil Lantai Teras Rp 5.878.800,00 Plesteran Beton Teras 1 : 2 Rp 1.723.680,00 Timbunan Kerikil Halaman Kantor Rp 203.964.000,00 Pek. Balok Type 2 20/25 Rp 3.030.065,00 Pek. Balok Latai 13/13 Rp 17.944.267,90 Jumlah Rp 232.540.812,90

7 Plesteran Beton Teras 1 : 2 Rp 1.723.680,00 Pek. Balok Type 2 20/25 Rp 3.030.065,00 Pek. Balok Latai 13/13 Rp 17.944.267,90 Jumlah Rp 22.698.012,90

8 Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5 t = 5 cm Rp 2.635.165,00 Plat Lantai Type 2 T 10 Cm Rp 9.887.047,50 Jumlah Rp 12.522.212,50

9 Keramik Teras 60 x 60 Rp 17.274.300,00 Plat Lantai Type 2 T 10 Cm Rp 9.887.047,50 Jumlah Rp 27.161.347,50

(23)

22 Tabel 4.2 Lanjutan 3/7

Pek. Reng Balok Type 1 25/40 Rp 101.518.176,00 Jumlah Rp 118.792.476, 00

11 Plafond Sunda + Rangka Rp 68.676.536,25 Lis Plafond Sunda Rp 10.215.198,00 Pek. Reng Balok Type 1 25/40 Rp 101.518.176,00 Galian Tanah Pondasi Rp 48.944,00 Jumlah Rp 180.458.854,25

12 Plafond Sunda + Rangka Rp 68.676.536,25 Lis Plafond Sunda Rp 10.215.198,00 Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 4 Rp 43.641.244,00 Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 2 Rp 1.260.277,20 Galian Tanah Pondasi Rp 48.944,00 Jumlah Rp 123.842.199,45

13 Cat Tembok Rp 14.989.371,69 Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 4 Rp 43.641.244,00 Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 2 Rp 1.260.277,20 Beton Cor Pondasi Rp 466.256,00 Jumlah Rp 60.357.148,89

14 Cat Tembok Rp 14.989.371,69 Plesteran Batu Bata 1 : 4 Rp 37.890.868,32 Plesteran Batu Bata 1 : 2 Rp 1.107.936,00 Beton Cor Pondasi Rp 466.256,00 Jumlah Rp 54.454.432,01

15 Plesteran Batu Bata 1 : 4 Rp 37.890.868,32 Plesteran Batu Bata 1 : 2 Rp 1.107.936,00 Urugan Kerikil Rp 2.691.000,00 Kolom Beton Bertulang Uk. 20x20 cm Rp 4.813.480,00 Kolom Besi Galvanis Ø 4" T 2 mm Rp 3.552.500,00 Jumlah Rp 50.055.784,32

16 Acian Dinding Rp 64.794.411,68 Urugan Kerikil Rp 2.691.000,00 Kolom Beton Bertulang Uk. 20x20 cm Rp 4.813.480,00

(24)

23 Tabel 4.2 Lanjutan 4/7

Kolom Besi Galvanis Ø 4" T 2 mm Rp 3.552.500,00 Jumlah Rp 75.851.391,68

17 Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5 t = 5 cm Rp 15.437.149,16 Kusen Alumanium Rp 19.704.417,60 Lantai Beton Cor 1:2:3 Rp 9.741.420,00 Jumlah Rp 44.882.986,76

18 Lantai Keramik 60x60 Rp 70.875.723,00 Kusen Alumanium Rp 19.704.417,60 Lantai Beton Cor 1:2:3 Rp 9.741.420,00 Jumlah Rp 100.321.560,60

19 Lantai Keramik 60x60 Rp 70.875.723,00 Keramik Tangga 60x60 Rp 9.671.175,00 Ring Balok Besi Hollow Uk. 4/8 cm Rp 13.319.000,00 Rangka Atap Besi Hollow Rp 21.848.463,00 Atap Seng Genteng Rp 17.646.447,00 Lispank Papan Kayu Rp 4.694.547,00 Jumlah Rp 138.055.355,00

20 Keramik Lantai Kamar Mandi 20x20 Rp 1.560.540,00 Keramik Dinding Kamar Mandi 20x25 Rp 4.715.550,00 Keramik Pinggang Rp 1.583.100,00 Closet Jongkok Setara KIA Rp 1.376.400,00 Kran Air 3/4 " Rp 172.500,00 Pipa Instalasi Air Bersih Rp 4.495.000,00 Saluran Air Pembuangan (limbah) Rp 10.020.000,00 Saluran Air Kotor kloset Rp 2.004.000,00 Bak Air Fiber Rp 1.084.800,00 Floor Drain Rp 69.450,00 Dop Penguras Bak Air Rp 40.500,00 Ring Balok Besi Hollow Uk. 4/8 cm Rp 13.319.000,00 Rangka Atap Besi Hollow Rp 21.848.463,00 Atap Seng Genteng Rp 17.646.447,00 Lispank Papan Kayu Rp 4.694.547,00 Jumlah Rp 84.630.297,00

(25)

24 Tabel 4.2 Lanjutan 5/7

21 Keramik Lantai Kamar Mandi 20x20 Rp 1.560.540,00 Keramik Dinding Kamar Mandi 20x25 Rp 4.715.550,00 Keramik Pinggang Rp 1.583.100,00 Closet Jongkok Setara KIA Rp 1.376.400,00 Kran Air 3/4 " Rp 172.500,00 Pipa Instalasi Air Bersih Rp 4.495.000,00 Saluran Air Pembuangan (limbah) Rp 10.020.000,00 Saluran Air Kotor kloset Rp 2.004.000,00 Bak Air Fiber Rp 1.084.800,00 Floor Drain Rp 69.450,00 Dop Penguras Bak Air Rp 40.500,00 Jumlah Rp 27.121.840,00

22 Atap Seng Genteng Metal Rp 75.507.451,69 Rangka Kuda - Kuda Baja Ringan Rp 131.954.350,31 Rabung Seng Genteng Metal Rp 5.551.933,00 Talang Rp 1.911.666,00 List Plank Rp 352.935,00 Tombak Layar Motif Ukiran Rp 6.000.000,00 Jumlah Rp 221.278.336,00

23 Atap Seng Genteng Metal Rp 75.507.451,69 Rangka Kuda - Kuda Baja Ringan Rp 131.954.350,31 Rabung Seng Genteng Metal Rp 5.551.933,00 Talang Rp 1.911.666,00 List Plank Rp 352.935,00 Tombak Layar Motif Ukiran Rp 6.000.000.00 Plafond Sunda + Rangka Rp 68.676.536,25 Lis Plafond Sunda Rp 10.215.198,00 Jumlah Rp 300.170.070,25 24 Daun Pintu P1 Rp 10.866.240,00 Daun Pintu P2 Rp 8.186.062,50 Daun Pintu P3 Rp 4.589.046,00 Daun JendelaJ3 Rp 11.430.720,00 Daun JendelaJ4 Rp 3.061.800,00 Daun JendelaJ5 Rp 5.936.392,80 Daun JendelaJ6 Rp 7.319.160,00

(26)

25 Tabel 4.2 Lanjutan 6/7 Daun JendelaJ7 Rp 3.693.600,00 Daun JendelaJ8 Rp 5.248.800,00 Daun JendelaJ9 Rp 1.066.672,80 V1 Rp 569.203,20 Kunci Pintu P1 Rp 185.200,00 Kunci Pintu P2 Rp 2.188.500,00 Kunci Pintu P3 Rp 837.600,00 Ensel Jendela Rp 4.467.200,00 Grendel Jendela Rp 1.258.400,00 Handle Jendela Rp 327.200,00 Engsel Pintu Rp 1.303.200,00 Kunci Jendela Rp 756.000,00 Plafond Sunda + Rangka Rp 68.676.536,25 Lis Plafond Sunda Rp 10.215.198,00 Cat Tembok Rp 54.340.954,11 Bok Panel Rp 5.000.000,00 Pemasangan Arus 3 Pass Rp 11.000.000,00 Pemasangan 1 Buah Bola Lampu SLE 45

Watt Rp 4.039.200,00 Pemasangan 1 Buah Bola Lampu SLE 25

Watt Rp 1.269.000,00 Pemasangan 1 Buah Bola Lampu SLE 18

Watt Rp 288.000,00 Stop Kontak setara Panasonic Rp 5.365.800,00 Saklar Tripel Rp 1.234.800,00 Saklar Ganda Rp 1.137.600,00 Saklar Tunggal Rp 1.264.200,00 Instalasi Titik Lampu Rp 18.399.600,00 Rangka Alumanium Komposit Rp 24.207.088,20 Alumanium Komposit Rp 136.283.221,60 Lampu Hemat Energi 40 Watt Rp 475.200,00 Instalasi titik penerangan, instalasi termasuk

kabelnya 2,5 mm dlm pipa PVC fitting lampu dan kelengkapan instalasi terpasang

Rp 1.452.600,00

Instalasi titik kontak, instalasi termasuk kabelnya 2,5 mm dlm pipa conduit PVC Dan kelengkapan instalasi terpasang

Rp 242.100,00

Stop Kontak Rp 162.600,00 Saklar Tunggal Rp 180.600,00 Jumlah Rp 418.525.295,46

(27)

26 Tabel 4.2 Lanjutan 7/7

25 Cat Tembok Rp 54.340.954,11 Logo Nagan Raya Rp 5.000.000,00 Huruf Nama Kantor Stanlis Lengkap

terpasang Rp 15.000.000,00 Reling Tangga Besi Holo, Cat + Terpasang Rp 30.000.000,00 Jumlah Rp 104.340.954,11

4.1.4 Modal Kerja Proyek

Modal kerja awal bersumber dari penerimaan uang muka sebesar 20% dari nilai kontrak, atau sebesar Rp 600.000.000,00. Pada analisis menggunakan 20% dari nilai real cost sebesar Rp 545.463.234,646.

4.2 Analisis

Analisis pada tugas akhir ini merupakan analisis siklus keuangan proyek. Dalam pelaksanaan proyek terdapat biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran segala sesuatu yang berhubungan dalam penyelesian pekerjaan, dari pelaksanaan pekerjaan kontraktor menerima pembayaran dari pihak pemilik proyek sesuai dengan bobot pekerjaan dan kontrak sistem pembayaran yang telah disepakati.

Dari penerimaan dan pengeluaran proyek dapat dibuat aliran kas (cash flow) yang menunjukkan perubahan modal setiap bulan dan keuntungan akhir perusahaan, sehingga dapat dilakukan perbandingan keuntungan perusahaan dari masing-masing sistem pembayaran.

4.2.1 Aliran kas (cash flow)

Aliran kas merupakan suatu realisasi atau taksiran dari pengeluaran (Out Flow) maupun pemasukan uang (Inflow) yang terjadi selama masa pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran proyek terjadi akibat dari pembayaran pelaksanaan pekerjaan dan faktor-faktor yang mendukung terselenggaranya proyek tersebut. Pembayaran pekerjaan dilakukan berdasarkan hasil dari kemajuan pekerjaan proyek, yang dibayarkan tergantung dari sistem pembayaran

(28)

27

yang telah disepakati dan dikurangi pajak-pajak yang harus dibayarkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sistem pembayaran yang digunakan adalah sistem pembayaran Progress/Stage Payment dan Monthly Payment perhitugan menggunakan real cost dan pembayaran PPN diperhitungkan.

a. Cash Flow Berdasarkan Sistem Pembayaran Progress/Stage Payment Sistem pembayaran Progress/Stage Payment, pembayaran kepada penyedia jasa dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, tidak atas dasar prestasi yang dicapai dalam satu bulan.

b. Cash flow berdasarkan sistem pembayaran Monthly Payment

Pada kontrak sistem pembayaran Monthly Payment, prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan.Setelah prestasi tersebut diakui pengguna jasa maka penyedia jasa dibayar sesuai prestasi tersebut. Berikut disajikan tabel jumlah penerimaan yang diterima setelah dikurangi kewajiban yang harus dibayarkan (penerimaan bersih) ditampilkan pada Tabel 4.3, sistem pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment pada Tabel 4.4.

Tabel 4.3 Rencana Penerimaan Progress/Stage Payment dan Monthly Payment

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Juni Juni 1 Bobot realisasi % 3.4 3.4 Komulatif % 10.71 10.71 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % 0.2 0.2 - Termin Rp 545.463.234,65 Rp 545.463.234,65 - Jumlah penerimaan Rp 545.463.234,65 Rp 545.463.234,65 3 Potongan - Retensi 5 %

- Pengembalian uang muka 20 %

- Jumlah potongan

4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 545.463.234,64 Rp 545.463.234,65 5 PPH 3 % Rp 163.638.970,39 Rp 16.363.897,04 6 Jumlah penerimaan bersih RP 521.861.607,40 Rp 529.099.337,61

(29)

28 Tabel 4.3 Lanjutan 2/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Juli Juli 1 Bobot realisasi % 11.74 11.74 Komulatif % 22.45 22.45 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % 0.034 - Termin Rp 92.728.749,89 - Jumlah penerimaan Rp 92.728.749,89 3 Potongan - Retensi 5 % Rp 4.636.437,49

- Pengembalian uang muka 20 % Rp 18.545.749,98

- Jumlah potongan Rp 23.182.187,47

4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 69.546.562,42

5 PPH 3 % Rp 2.086.396,87

6 Jumlah penerimaan bersih Rp 67.460.165,54

Tabel 4.3 Lanjutan 3/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Agustus Agustus 1 Bobot realisasi % 16.27 16.27 Komulatif % 38.72 38.72 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % 0.45 0.1174 - Termin Rp 1.227.292.277,95 Rp 320.186.918,74 - Jumlah penerimaan Rp 1.227.292.277,95 Rp 320.186.918,74 3 Potongan - Retensi 5 % Rp 61.364.613,90 Rp 16.009.345,94 - Pengembalian uang muka 20 % Rp 245.458.455,59 Rp 64.037.383,75 - Jumlah potongan Rp 306.823.069,49 Rp 80.046.729,68 4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 920.469.208,47 Rp 240.140.189,05 5 PPH 3 % Rp 27.614.076,25 Rp 7.204.205,67 6 Jumlah penerimaan bersih Rp 892.855.132,21 Rp 232.935.983,38

(30)

29 Tabel 4.3 Lanjutan 4/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

September September 1 Bobot realisasi % 9.79 9.79 Komulatif % 48.51 48.51 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % 0.1627 - Termin Rp 443.734.341,38 - Jumlah penerimaan Rp 443.734.341,38 3 Potongan - Retensi 5 %

- Pengembalian uang muka 20 %

- Jumlah potongan

4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 443.734.341,38

5 PPH 3 % Rp 13.312.030,24

6 Jumlah penerimaan bersih Rp 430.422.311,14

Tabel 4.3 Lanjutan 5/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Oktober Oktober 1 Bobot realisasi % 12.81 12.81 Komulatif % 61.32 61.32 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % 0.3 0.0979 - Termin Rp 818.194.851,97 Rp 267.004.253,36 - Jumlah penerimaan Rp 818.194.851,97 Rp 267.004.253,36 3 Potongan - Retensi 5 % Rp 40.909.742,60 Rp 13.350.212,67 - Pengembalian uang muka 20 % Rp 163.638.970,39 Rp 53.400.850,67 - Jumlah potongan Rp 204.548.712,99 Rp 66.751.063,34 4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 613.646.138,98 Rp 200.253.190,02 5 PPH 3 % Rp 18.409.384,17 Rp 6.007.595,70 6 Jumlah penerimaan bersih Rp 595.236.754,81 Rp 194.245.594,32

(31)

30 Tabel 4.3 Lanjutan 6/7

No. Uraian

Progress Payment Monthly Payment

November November 1 Bobot realisasi % Komulatif % 38.68 38.68 2 Penerimaan 100 100 - Bobot penerimaan % - Termin 0.25 0.3868 - Jumlah penerimaan Rp 681.829.043,31 Rp 1.054.925.895,81 3 Potongan Rp 681.829.043,31 Rp 1.054.925.895,81 - Retensi 5 %

- Pengembalian uang muka 20 % Rp 34.091.452,17 Rp 52.746.294,79 - Jumlah potongan Rp 136.365.808,66 Rp 210.985.179,16

4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 170.457.260,83 Rp 263.731.473,95

5 PPH 3 % Rp 511.371.782,48 Rp 791.194.421,85 6 Jumlah penerimaan bersih Rp 15.341.153,47 Rp 23.735.832,66

Rp 496.030.629,01 Rp 767.458.589,20

Tabel 4.3 Lanjutan 7/7

No. Uraian

Progress Payment Monthly Payment

setelah masa perawatan Setelah masa perawatan 1 Bobot realisasi % Komulatif % 2 Penerimaan - Bobot penerimaan % - Termin 0.05 0.05 - Jumlah penerimaan Rp 136.365.808,66 Rp 136.365.808,66 3 Potongan Rp 136.365.808,66 Rp 136.365.808,66 - Retensi 5 %

- Pengembalian uang muka 20 % Rp 6.818.290,43 - Jumlah potongan Rp 27.273.161,73

4 Jumlah penerimaan belum PPH Rp 34.091.452,17

5 PPH 3 % Rp 102.274.356,50 Rp 136.365.808,66 6 Jumlah penerimaan bersih Rp 3.068.230,69 Rp 4.090.974,26

(32)

31

Tabel 4.4 Cash Flow Sistem Pembayaran Progress/Stage Payment dan Monthly Payment

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Juni Juni

1 Kas awal

2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka Rp 545.463.234,65

- Penerimaan termin Rp 529.099.337,61 - Pengembalian retensi Total Rp 545.463.234,65 Rp 529.099.337,61 3 Kas keluar Rp 297.846.889,38 Rp 297.846.889,38 5 Kas akhir Rp 247.616.345,26 Rp 231.252.448,22 Tabel 4.4 Lanjutan 2/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Juli Juli

1 Kas awal Rp 247.616.345,26 Rp 231.252.448,22 2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka - -

- Penerimaan termin - Rp 67.460.165,54 - Pengembalian retensi - - Total Rp 247.616.345,26 Rp 298.712.613,77 3 Kas keluar Rp 294.157.637,56 Rp 294.157.637,56 5 Kas akhir Rp (70.142.919,54) Rp 4.554.976,21 Tabel 4.4 Lanjutan 3/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Agustus Agustus 1 Kas awal Rp (70.142.919,54) Rp 4.554.976,21 2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka

- Penerimaan termin Rp 892.855.132,21 Rp 232.935.983,38 - Pengembalian retensi Rp 892.855.132,21

(33)

32 Tabel 4.4 Lanjutan 3/7 Total Rp 962.998.051,75 Rp 237.490.959,59 3 Kas keluar Rp 450.254.877,20 Rp 450.254.877,20 5 Kas akhir Rp 512.743.174,55 Rp (212.763.917,61) Tabel 4.4 Lanjutan 4/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment September September

1 Kas awal Rp 512.743.174,55 Rp (212.763.917,61)

2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka - -

- Penerimaan termin - Rp 430.422.311,14 - Pengembalian retensi - - Total Rp 512.743.174,55 Rp 643.186.228,75 3 Kas keluar Rp 240.718.756,90 Rp 240.718.756,90 5 Kas akhir Rp 272.024.417,65 Rp 402.467.471,85 Tabel 4.4 Lanjutan 5/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Oktober Oktober

1 Kas awal Rp 272.024.417,65 Rp 402.467.471,85 2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka - -

- Penerimaan termin Rp 595.236.754,81 Rp 194.245.594,32 - Pengembalian retensi Total Rp 867.261.172,46 Rp 596.713.066.17 3 Kas keluar Rp 395.012.039,36 Rp 395,012,039,36 5 Kas akhir Rp 472.249.133,10 Rp 201.701.026,81

(34)

33 Tabel 4.4 Lanjutan 6/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

November November

1 Kas awal Rp 472.249.133,10 Rp 201.701.026,81 2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka -

- Penerimaan termin Rp 496.030.629,01 Rp 767.458.589,20 - Pengembalian retensi Total Rp 968.279.762,10 Rp 969.159.616,01 3 Kas keluar Rp 1.044.314.655,82 Rp 1.044.314.655,82 5 Kas akhir Rp (76.034.893,72) Rp (75.155.039,81) Tabel 4.4 Lanjutan 7/7

No. Uraian Progress Payment Monthly Payment

Setelah masa pemelihaan Setelah masa pemelihaan 1 Kas awal Rp (76.034.893,72) Rp (75.155.039,81) 2 Kas masuk

- Penerimaan uang muka -

- Penerimaan termin Rp 99.206.125,80 Rp 132.274.834,40 - Pengembalian retensi Total Rp 23.171.232,08 Rp 57.119.794,59 3 Kas keluar 5 Kas akhir Rp 23.171.232,08 Rp 57.119.794,59 4.3 Pembahasan

Sistem pembayaran yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sistem pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment. Pembayaran Progress Payment dilakukan dengan tiga tahap yaitu pembayaran 45 % saat realisasi 38.72 %, pembayaran 30 % realisasi 61.32 % dan pembayaran 25 % realisasi 100 %. Penerimaan uang muka sebesar 20 % berasal dari real cost yaitu sebesar Rp 545.463.234,646. Keuntungan suatu perusahaan konstruksi dalam mengerjakan

(35)

34

suatu proyek ditunjukkan dari sisa kas akhir perusahaan setelah selesai masa pemeliharaan pekerjaan tersebut. Pada analisis sistem pembayaran Progress/Stage Payment ditunjukan kas akhir perusahaan pada pelaksanaan proyek adalah Rp 23.171.232,08 atau sebesar 0,85 dari real cost. Sementara pada analisis sistem pembayaran Monthly Payment ditunjukkan kas akhir pelaksanaan adalah Rp 57.119.794,59atau sebesar 2,09 % dari real cost.

(36)

35 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengolahan data yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pembayaran yang di gunakan dalam tugas akhir ini yaitu sistem pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment. Keuntungan dari kedua sistem pembayaran ini dilihat dari besarnya kas pada saat proyek telah selesai ataupun kas akhir.

2. Keuntungan yang didapatkan kontraktor dengan sistem pembayaran Progress Payment dan Monthly Payment berbeda. Pada sistem pembayaran Progress Payment kontraktor mendapatkan keuntungan sebesar Rp 23.171.232,08 atau sebesar 0,85 % dari real cost. Sedangkan sistem Monthly Payment kontraktor mendapatkan keuntungan sebesar Rp 57.119.794,59 atau sebesar 2,09 % dari real cost.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dari penulis setelah melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya analisis antara sistem pembayaran Monthly Payment dan Turn Key Payment agar dapat dijadikan sebagai perbandingan.

2. Data yang didapatkan pada penelitian tugas akhir ini kurang akurat karena penulis tidak memperoleh laporan harian dan dokumen kontrak. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan didapatkan data data yang lebih lengkap.

(37)

36

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Agustini, N.K.S., 2015, Analisis Perbandingan Biaya Proyek Antara Monthly Payment dan Progress Payment, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali. 2. Asiyanto, 2005, Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita,

Jakarta.

3. Frederica, et, all, 2013, Analisis Variasi Sistem Pembayaran Terhadap Keuntungan Kontraktor, Jurnal ilmiah elektronik infrastuktur teknik sipil volume 2, Viewed 30 Maret 2016, Avaliable from internet < http://ejurnal.FT UI .ac.id/index.php/teknik/article

4. Giatman, M., 2006, Ekonomi Teknik, Raja Gravindo Persada, Jakarta.

5. Halpin, W., Danilel and Woodhead, W., Ronald, 1998, Construction Management, Second Edition, John Willey & Sons, New York.

6. Sianipar, H.B., 2012, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi dan Pengaruhnya Terhadap Biaya, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Soeharto, I., 1997, Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.

8. Wirachrama, I. S., 2015, Analisis Sistem Pembayaran Monthly Payment Dan Progress/Sstage Payment Pada Proyek Pembangunan SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil Desa Pejeng Kangin Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali.

9. Yuda, C.G.P., 2015, Analisis Perbandingan Keuntungan Kontraktor Akibat Penjadwalan EST dan LST Dengan Sistem Monthly Payment Dan Progress Payment Pada Proyek Gedung Rawat Inap RSUD Wangaya, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali.

(38)

37 Lampiran A

Gambar A.1.2 Peta Lokasi Proyek (Sumber : Google Map, 2016) Gambar A.1.1 Peta Provinsi Aceh (Sumber : Google Map, 2016)

(39)

38 Lampiran B Mulai Identifikasi Masalah Kajian Pustaka Pengumpulan data :

Gambar Perencanaan, Time Schedule, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Dokumen

Kontrak

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar A.1.3 Bagan Alir Penelitian

Analisa data :

Membuat Cash Flow sistem pembayaran Monthly Payment,

Membuat Cash Flow sistem pembayaran Progress Payment,

Gambar

Tabel 2.2 Contoh Cash Flow Sistem Pembayaran Monthly Payment
Tabel 3.1 Bagan Input Data  Sumber : Agustini (2015)
Tabel 4.1 Bobot Rencana Kerja dan Bobot Realisasi Pekerjaan
Tabel 4.2 Pengeluaran Biaya Proyek Perminggu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran problem based learning (X) merupakan variabel bebas yang akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa (Y1)

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;.  memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan

Hasil penelitian gambaran tingkat pengetahuan tentang seksualitas pada siswa kelas X dan XI SMK Bina Harapan, terkait tentang kehamilan menunjukkan bahwa 63,16% responen

Dengan menerapkan suatu “system-wide model of care´ dan mengembangkan kerjasama tim yang didasari tidak saja pada skill, leadership, komunikasi efektif, dan

Metode penelitian apapun yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan secara mandiri atau bekerjasama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi, akan membantu

Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka selama tahun 2008, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 7.556.155 saham dengan

Nilai ini hampir sama dengan frekuensi sumber getaran sebesar 0,46 Hz; (3) sensor getaran ini sudah mengalami proses penyempurnaan lebih lanjut, antara lain

Berdasarkan hasil di atas diperoleh nilai untuk uji 2 pihak Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,195 dan untuk uji 1 pihak diperoleh nilai Exact Sig (1-tailed) sebesar 0,204 data keduanya