• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KEKAYAAN DUNIAWI UNTUK KEBAHAGIAAN KAUM PERUMAH TANGGA MENURUT BUDDHA DHAMMA. Mulyawan Hendra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN KEKAYAAN DUNIAWI UNTUK KEBAHAGIAAN KAUM PERUMAH TANGGA MENURUT BUDDHA DHAMMA. Mulyawan Hendra"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KEKAYAAN DUNIAWI UNTUK KEBAHAGIAAN KAUM PERUMAH TANGGA MENURUT BUDDHA DHAMMA

Mulyawan Hendra stabdw@gmail.com Ruby Santamoko

Rbysantamoko@gmail.com

Abstrak

Di dunia ini, banyak orang kaya dan hidup berkecukupan. Tetapi, banyak juga diantara mereka yang tidak merasakan kebahagiaan yang didambakan. Banyak pengusaha kaya raya tetapi kehidupannya selalu diliputi dengan kegelisahan dan kecemasan karena memikirkan harta benda yang dimiliki. Mereka kawatir kekayaan yang dimiliki dirampas dan diambil seseorang yang tidak diinginkan. Mereka selalu berfikir “bagaimana cara untuk menyimpan kekayaan yang dimiliki agar tidak diambil oleh orang lain dan tidak hilang” inilah pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran orang-orang yang kaya tersebut, tak ada hal lain Banyak manusia di dunia ini yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan di cita-citakan, dan setelah mendapatkan kekayaan dan kemasyuran, banyak orang kaya dan berkecukupan menggunakan harta kekayaannya dengan cara yang tidak benar dan membawa dampak yang negatif bagi lingkungan masyarakat yang ada disekitarnya seperti: membangun tempat-tempat hiburan seperti diskotik, cafe, tempat perjudian dan tempat-tempat hiburan lain yang tidak seharusnya untuk dibangun dan dilestarikan. Kebahagiaan merupakan cita-cita dari semua orang dan untuk mendapatkannya diperlukan perjuangan. Kebahagiaan ini hendaknya diperoleh dengan tidak menyakiti atau merugikan makhluk lain.

Kata Kunci : Pengelolaan Kekayaan Duniawi, Kebahagiaan PENDAHULUAN

Di dunia ini, banyak orang kaya dan hidup berkecukupan. Tetapi, banyak juga diantara mereka yang tidak merasakan kebahagiaan yang didambakan. Banyak pengusaha kaya raya tetapi kehidupannya selalu diliputi dengan kegelisahan dan kecemasan karena memikirkan harta benda yang dimiliki. Mereka kawatir kekayaan yang dimiliki dirampas dan diambil seseorang yang tidak diinginkan. Mereka selalu berfikir “bagaimana cara untuk menyimpan kekayaan yang dimiliki agar tidak diambil oleh orang lain dan tidak hilang” inilah pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran orang-orang yang kaya tersebut, tak ada hal lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia di dunia. Tentunya hasil dari kemajuan teknologi memberikan dampak bagi kehidupan manusia itu sendiri. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi maka keinginan manusia pun semakin lama semakin bertambah dan terus meningkat bahkan, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Banyak orang kaya, konglomerat, pejabat dan pengusaha-pengusaha, mereka tak pernah terpuaskan dengan apa yang telah dicapai dan dimilikinya. Mereka selalu kekurangan dan terus ingin mengejar sesuatu yang lebih tinggi.

(2)

Hendaknya seorang kaum perumah tangga yang mengerti dan belajar Dharma berfikir “bagaimana cara menggunakan atau memanfaatkan kekayaan yang dimiliki secara benar dan bagaimana kekayaan yang dimiliki dapat memberikan kebahagiaan bagi keluarganya dan orang lain atau mahluk lain” bukan malah sebaliknya, kekayaan itu digunakan untuk hal yang tidak penting. Pada kenyataannya masih banyak kaum perumah tangga yang tidak bisa menggunakan kekayaan yang dimiliki dengan cara yang benar. Dalam menggunakan kekayaan yang dimiliki hendaknya kaum perumah tangga memperhitungkan untung dan rugi dari tindakan yang telah dilakukannya itu, apakah akan berakibat baik atau buruk, merugikan makhluk lain atau tidak, dapat membawa kemajuan batin atau malah membawa pada kemunduran batin, inilah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kaum perumah tangga dalam menggunakan kekayaan. Banyak para pejabat dan pemimpin yang mengaku memiliki kepemimpinan yang hebat, tetapi kenyataannya malah menghamburkan hidup dan kekayaan orang-orang yang dipimpinnya. Ini adalah salah satu contoh perbuatan yang membawa dampak yang negatif bagi lingkungan masyarakat yang berada di sekitarnya.

Banyak manusia di dunia ini yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan di cita-citakan, dan setelah mendapatkan kekayaan dan kemasyuran, banyak orang kaya dan berkecukupan menggunakan harta kekayaannya dengan cara yang tidak benar dan membawa dampak yang negatif bagi lingkungan masyarakat yang ada disekitarnya seperti: membangun tempat-tempat hiburan seperti diskotik, cafe, tempat perjudian dan tempat-tempat hiburan lain yang tidak seharusnya untuk dibangun dan dilestarikan. Banyak pejabat dan penguasa menggunakan kekayaannya dengan sesuka hati tanpa menghiraukan masyarakat kecil. Semua hal tersebut adalah dampak negatif sebagian kecil dari ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi yang dikuasai oleh sebagian besar masyarakat di jaman sekarang ini. Kekayaan hendaknya dapat dimanfaatkan dan digunakan secara benar guna menunjang kelangsungan hidup manusia itu sendiri dan tidak seharusnya kekayaan itu digunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat. Hanya manusia yang diliputi dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohanlah yang menggunakan kekayaan dengan cara yang tidak benar.

Banyak orang lupa bahwa, kekayaan bukanlah segala-galanya dalam hidup ini, kekayaan semata-mata adalah salah satu faktor penunjang guna memenuhi kebutuhan hidup manusia pada umunya dan untuk mendapatkan kebahagiaan, baik kebahagiaan jasmani maupun kebahagiaan batin. Handaknya dengan kekayan yang dimiliki seseorang dapat hidup dengan tentram, damai dan sejahtera hidup dengan orang-orang yang berada didekatnya. Dengan demikian harta yang dimiliki akan membawa dampak yang positif bagi diri sendiri dan orang lain.

Banyak manusia di dunia ini merasa bingung, takut, kacau, cemas, bimbang serta gelisah dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Dan ini terjadi terhadap semua tataran masyarakat, tidak hanya itu bagi yang kaya maupun yang miskin. Baik yang kaya maupun yang miskin

(3)

semua berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mancari kebahagiaan, dan ini pertanda batin orang-orang tersebut bisa dikatakan tidak stabil. Depresi, frustasi, apatis merupakan penyakit yang sangat mengganggu arah atau proses kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena mereka merasa belum puas dengan apa yang dimilikinya serta tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan apa yang sudah dimilikinya. Manusia pada dasarnya senang melihat hal-hal yang berada di luar dirinya, bahkan sering menghubungkan semua kesedihan dan penderitaan, yang itu semua disebabkan oleh sesuatu yang diluar dirinya. Manusia pada dasarnya tidak pernah melihat ke dalam seperti apa yang dialami atau yang sedang terjadi dengan dirinya sendiri serta tidak tahu harus berbuat apa terhadap sesuatu yang terjadi dengan dirinya dan orang lain yang ada disekitarnya. Manusia menganggap bahwa penderitaan dan kebahagiaan disebabkan oleh sesuatu yang ada di luar dirinya.

Kekayaan, pangkat, jabatan, kemewahan, kenikmatan dan kebahagiaan merupakan idaman bagi setiap manusia. Keinginan untuk memiliki dan merasakan hal-hal tersebut adalah sesuatu yang lumprah dan wajar bagi manusia yang hidup di dunia ini. Sang Buddha juga tidak pernah melarang siswanya untuk mengumpulkan harta kekayaan demi tercapainya kebahagiaan duniawi dan sangat wajar bagi kaum perumah tangga untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana manusia bisa menggunakan harta kekayaan yang dimiliki untuk mendapatkan kebahagiaan dengan cara yang bijaksana.

Apabila kita telah memutuskan untuk hidup berkeluarga atau berumah tangga, tentunya kita tidak hanya membangun sebuah keluarga dengan hanya bermodalkan rasa saling menyukai atau rasa saling menghormati dan saling mencintai saja (Baderiah & Ilham, 2019). Tanpa adanya dukungan secara materi maka sebuah keluarga tidak akan bisa hidup sejahtera dan bahagia. Jadi dukungan secara materi pun sangat dibutukan dalam membina hubungan keluarga. Walaupun harta dan kekayaan bukanlah hal yang utama dalam menjalani kehidupan ini. Tetapi, tanpa adanya dukungan secara materi suatu keluarga juga tidak akan hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia. Maka, harta atau materi juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia apalagi bagi seorang kaum perumah tangga. Dalam ajaran Buddha disebutkan tentang banyak macam keinginan manusia biasa. Namun, umumnya ada empat keinginan wajar yang paling menonjol yang dapat dicapai oleh setiap orang walaupun untuk mendapatkannya kadang kala seseorang harus menghadapi tantangan. Tetapi ada pula orang tertentu yang berusaha memenuhi kenginan mereka dengan cara-cara yang tidak terpuji dan bertentangan dengan norma-norma agama maupun norma yang berlaku di dalam masyarakat. Keempat keinginan manusia tersebut adalah semoga saya menjadi kaya, semoga kekayaanku terkumpul dengan cara yang pantas dan benar. Yang kedua semoga saya beserta sanak keluarga dan kawan-kawan dapat mencapai kedudukan sosial yang tinggi. Dan yang ketiga semoga saya selalu berhati-hati di dalam kehidupan ini, sehingga dapat memiliki usia yang panjang. Kemudian keinginan yang terakhir adalah apabila setelah kehidupan ini berahir,

(4)

semoga saya dapat dilahirkan kembali di alam bahagia (surga). Tetapi setelah keinginan yang petama untuk menjadi kaya terpenuhi orang cenderung untuk menggunakan kekayaan yang dimiliki digunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Banyak orang yang menggunakan kekayaan hanya untuk hura-hura dan bersenang-senang belaka dan tidak perduli dengan lingkungan sekitar serta, tidak waspada akan hal-hal buruk yang akan menimpa dirinya dikemudian nanti.

Hendaknya dengan harta kekayaan yang dimiliki orang bisa melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi orang lain dan makhluk lain. Banyak orang kaya namun, banyak manusia yang tidak tau cara menggunakan kekayaan yang dimiliki dengan cara yang benar dan tidak mau menggunakan kekayaan yang dimiliki untuk berbuat kebajikan. Banyak orang mendambakan kebahagiaan namun tidak tahu bagaimana cara untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut. Banyak orang yang kaya namun tidak tahu bagaimana cara dalam menggunakan kekayaanya untuk mendapatkan kebahagiaan jasmani dan batin.

Walaupun materi tidak menyelesaikan semua masalah kita tetapi dengan adanya materi, banyak pula masalah yang dapat diselesaikan. Walaupun banyak orang yang materinya berlimpah tepi hidupnya tidak menyenangkan, itu adalah ciri orang kaya yang tidak mengetahui cara menjalani hidupnya. Bila manusia mempunyai materi yang banyak dan dapat mempergunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat, sebagaimana diuraikan oleh Sang Buddha maka akan lebih bermanfaat memiliki materi yang berlimpah bagi diri sendiri dan orang lain. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh umat Buddha yang mengerti Dharma. Kebahagiaan, itulah dambaan hampir semua orang di dunia ini, dari anak-anak sampai orang tua pasti mendambakannya. Hampir semua kegiatan ditujukan untuk tujuan kebahagiaan: dari sekolah, bekerja, berdoa sampai dengan kegiatan sosial yang berbau pelayanan. Dalam bahasa Dalai Lama, ada satu hal yang sama diantara manisia yaitu: menghindari penderitaan, menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Dalam artian segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada umumnya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Sebagai seorang perumah tangga tentunya untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut tidak terlepas dari materi yang dimiliki.

Dari sini terang tergambar bahwa: kalau kebahagiaan sudah menjadi magnet yang menarik banyak kehidupan. Kendati demikian kerasnya menusia ditarik oleh magnet kebahagiaan, ternyata lebih dari sebagian manusia yang tidak menemukannya. Penuhnya rumah sakit gila di sana-sini, angka stres yang meningkat tajam, depresi terjadi di mana-mana, tindak kekerasan yang tidak menunjukkan tanda-tanda menurun, sampai angka bunuh diri, gantung diri atau meracuni diri yang juga meningkat. Hampir di semua tempat adalah sederetan data yang menunjukkan kebahagiaan sudah menjadi barang langka. Dari beberapa pernyataan tersebut maka, masih banyak orang yang belum memahami bagaimana cara untuk memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan sebagai komuditi yang dicari dan di beli adalah bentuk kebahagiaan yang paling dominan di zaman ini. Ada yang membelinya dengan membeli rumah, membeli

(5)

mobil, membeli baju baru, membeli kosmetik, membeli rambut palsu, membeli narkoba bahkan sampai membeli operasi plastik. Ada juga yang mencarinya dengan jabatan, keterkenalan, kekayaan, uang tabungan, nama baik. Sebagaimana dirasakan banyak orang, setiap kebahagiaan yang di cari di luar dan di beli, ia bersifat sama yaitu: datang dan pergi.

Bersamaan dengan semakin kerasnya di kejar angka perceraian meningkat, angka anak yang terkena narkoba meningkat, angka kejahatan dan kriminalitas meningkat, korupsi, kolusi meningkat. Dalam menjalani kehidupan ini hendaknya kita bisa lebih bersikap rasional ketika sedang menghadapi permasalahan. Hidup sebagai seorang perumah tangga banyak sekali hambatan yang harus dilalui seperti yang telah diterangkan, nah dengan demikian seorang perumah tangga harus bisa lebih teliti dalam menghadapi segala permasalahan yang menghadang. Sebagai seorang perumah tangga tujuan utama yang dinginkan adalah untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Banyak orang yang salah mengartikan kebahagiaan. Hendaknya, seorang kaum perumah tangga bisa lebih bijaksana dalam mencari kebahagiaan dan kedamaian yang di dambakan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang kaya dan hidup serba berkecukupan namun tidak mendapatkan kebahagiaan yang diinginkan, ini dikarenakan di antara mereka yang tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kebahagiaan itu sendiri, banyak diantara mereka yang salah menafsirkan kebahagiaan.

Sebagai perumah tangga, untuk dapat bahagia, hidup tidak dapat dipisahkan dengan materi. Kehidupan perumah tangga membutuhkan sandang, pangan, papan, ditambah obat-obatan yang merupakan kebutuhan agar dapat hidup secara layak sebagaimana halnya kehidupan manusia pada umumnya. Dan bahkan kebutuhan hidup itu akan bertambah semakin banyak seperti pendidikan, kendaraan, hiburan dan lain-lain yang semuanya itu berpeluang membuat kehidupan perumah tangga lebih berbahagia dalam hidup. Maka dari itu seorang perumah tangga tidak dapat dipisahkan dengan materi. Dengan adanya materi maka akan mendukung untuk kegiatan-kegiatan yang lain yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran Buddha, oleh karena itu kekayaan materi hendaknya dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat demi pengembangan Buddha Dharma.

Banyak kaum perumah tangga tidak menyadari bahwa yang penting dalam hidup ini bukanlah seberapa banyak uang yang dihasilkan, tetapi seberapa banyak yang dapat disimpan dan disisihkan untuk masa depan serta berbuat kebajikan. Untuk merubah kondisi lebih baik, perlu membuat tujuan yang ingin dicapai dalam hidup ini, apakah ingin mempergunakannya untuk kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan keluarga, dan orang lain. Dan sebaiknya sambil bekerja untuk kebahagiaan, kebebasan dan keselamatan diri sendiri, seorang perumah tangga juga harus memberikan pelayanan demi keuntungan dan kebahagiaan orang lain atau demi membebaskan penderitaan orang lain. Maka dari itu diperlukan cara dalam mengelola kekayaan duniawi secara benar guna terciptanya kebahagiaan kaum perumah tangga.

(6)

METODE PENELITIAN

Dalam kajian penelitian ini metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif studi kepustakaan (library research). Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel. Metode deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah (1) karena dalam metode ini hanya mencari data dan bukan menguji, (2) kemampuan penulis untuk memadukan berbagai informasi menjadi satu kesatuan penafsiran.

Waktu Penelitian

Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancar diperlukan perencanaan jadwal secara sistematis sebagai berikut:

a. Bulan Januari 2019: Penulis mengadakan pengamatan permasalahan apa yang ada dan selanjutnya menentukan judul yang akan dipakai sebagai judul skripsi.

b. Bulan Pebruari 2019 : Penulis mengumpulkan teori-teori pendukung yang berupa kitab suci dan buku-buku lain sebagai pendukung terhadap masalah yang akan di teliti.

c. Bulan Maret s.d April 2019 : Penulis mulai melakukan penulisan dan penyusunan bab I sampai bab V dengan pengajuan bimbingan terus menerus baik teknis maupun materi kepada dosen pembimbing

d. bulan April sampai bulan April 2019 : Penulis melakukan perbaikan-perbaikan dan menyempurnakan skripsi yang ditulis dengan bimbingan dosen pembimbing

Tempat Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan dengan melakukan pencarian data-data di internet dan membaca buku yang berhubungan dengan judul yang peneliti ambil yaitu cara mengelola kekayaan duniawi terhadap kebahagiaan kaum perumah tangga. Yang penulis lakukan di perpustakaan di perpustakaan STAB Dharma Widya, Perpustakan UBD, perpustakaan Vihara Padumuttara, Pepustakaan Cetiya Dhamma Desana.

Korpus Atau Subyek Yang Diteliti

Dalam menentukan korpus atau subyek yang diteliti yaitu variabel Y sebagai variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini. Kemudian, variabel X sebagai variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan variabel dependen dan independen dimana variabel ditetapkan oleh peneliti dalam arti sesuai dengan yang ingin peneliti ketahui (sub-sub bagian dari masalah yang diteliti). Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(7)

Dalam penelitian ini, penulis akan menghubungkan antara cara mengelola kekayaan duniawi dengan kebahagiaan kaum perumah tangga. Untuk bisa menghubungkan mengenai permasalahan di atas maka penulis harus menetapkan variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah kekayaan duniawi dan variabel terikatnya adalah kebahagiaan kaum perumah tangga. Tanpa adanya variabel bebas dan variabel terikat, maka penulis akan kesulitan menemukan hubungan antara kekayaan dengan kebahagiaam kaum perumah tangga.

HASIL PENELITIAN

Mengelola harta kekayaan duniawi

Kekayaan duniawi berada dalam urutan pertama dari keinginan manusia yang menjalani kehidupan berumah tangga. Kekayaan adalah yang pertama diinginkan manusia. Bukanlah suatu kebetulan, karena dengan adanya kekayaan maka dapat menunjang keinginan manusia untuk memperoleh kedudukan sosial, berusia panjang, dan tetap hidup dalam kebahagiaan. Jika seseorang telah memutuskan untuk hidup berumah tangga, tentunya ia harus membangun kehidupan berkeluarga tidak hanya bermodalkan saling mencintai, saling menyayangi, saling menghoramati, namun juga harus ditunjang dengan materi. Baik itu berbentuk uang, makanan, pakaian dan tempat tinggal dan lain sebagainya. Dengan begitu kehidupan kaum perumah tangga akan lebih harmonis dan bahagia karena di tunjang dengan materi dan yang lain yaitu seperti cinta dan kasih sayang.

Setelah seorang kaum perumah tangga dapat mengumpulkan dan memperbanyak harta kekayaan, hendaknya harta dan kekayaan tersebut dapat di pergunakan dengan baik dan benar. Sehingga harta dan kekayaan tersebut dapat membuat kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan orang lain dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang akan datang. Harta dan kekayaan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, demi kelangsungan hidupnya. Dan tentunya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup pun harus dengan cara yang benar. Keinginan adalah sesuatu yang kompleks. Jika manusia memiliki keinginan yang berlebihan tanpa ditopang oleh kebutuhan yang benar, ia biasanya hanya akan membawa masalah. Sebaliknya tanpa keinginan dan harapan, tanpa aspirasi, manusia tidak akan bisa maju.

Seorang perumah tangga yang baik mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh semangat dalam melakukan pekerjaannya guna mendapatkan uang untuk keperluan demi kelangsungan hidup, dan setelah mendapatkan uang hendaknya seorang perumah tangga dapat membagi hasil dari kerja kerasnya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dan seorang perumah tangga juga tidak lupa diri ketika mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan, serta yang perlu diperhatikan lagi yaitu tidak putus asa ketika mereka menderita kerugian. Sehingga apa yang diinginkan oleh kaum perumah tangga memiliki kesesuaian yang seimbang antara tujuan dan sasaran serta realita yang terjadi

(8)

Adapun cara yang digunakan oleh kaum perumah tangga dalam mengelola kekayaan yaitu dengan cara yang benar dan dengan cara yang salah. Setiap cara memiliki dampak dan hasil yang diperoleh akan berbeda-beda. Berikut ini beberapa cara dan landasan yang harus dimiliki dalam mengelola kekayaan duniawi. Dengan berpedoman pada ketekunan, keseksamaan, teman yang baik dan hidup serasi, selaras dan seimbang sebagai berikut.

Ketekunan (Utthanasampada)

Setiap perumah tangga harus memiliki ketekunan dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan mereka. Meskipun pekerjaan yang digeluti mereka beraneka ragam sesuai dengan keahlian masing-masing sebagai contoh menjadi petani, pedagang, peternak, pemburu, pejabat negara atau pekerjaan lain yang mereka senangi, mereka tidak boleh malas dalam melakukannya. Menjadi petani misalnya, mereka harus benar-benar memiliki ketekunan dan keuletan dalam mengolah lahan pertaniannya agar ketika panen tiba mereka memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Menjalani pekerjaan apapun seperti telah diterangkan di atas haruslah didasari oleh rasa senang akan pekerjaan yang mereka geluti. Bila mereka mengerjakan suatu pekerjaan dengan dilandasi rasa senang hati, ikhlas, dan penuh tanggung, maka hasil yang mereka peroleh pun akan memuaskan dan membawa kedamaian serta kebahagiaan yang besar bagi mereka maupun orang lain yang akan menikmati hasil pekerjaan mereka. Ini merupakan cara positif dalam membentuk pikiran positif pada suatu pekerjaan dengan hasil yang maksimal. Pekerjaan apapun bila dilakukan sesuai cara-cara di atas pastilah akan membawa manfaat yang besar bagi diri mereka kaum perumah tangga yang melakukan suatu pekerjaan serta orang lain yang juga akan menikmati hasil jerih payah mereka.

Keseksamaan (Arakkhasampada)

Dalam menjalani kehidupan sebagai perumah tangga, ia harus berhati-hati dalam bertindak. Karena setiap tindakan yang mereka lakukan akan memberikan akibat positif dan negatif terhadap keluarga besar mereka. Tindakan ini terutama pada suatu pekerjaan. Dalam bekerja yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga sewaktu bekerja diperlukan kehati-hatian atau kewaspadaan dalam setiap tindakan mereka. Bila terjadi kesalahan dalam suatu pekerjaan dan kesalahan termasuk berat menurut ukuran pekerjaan mereka, maka dampak yang akan dirasakan tidak hanya untuk mereka yang melakukan kesalahan, tetapi juga keluarga besar mereka ikut merasakan imbasnya. Dapat dicontohkan misalkan seorang pejabat pemerintahan yang melakukan tindak korupsi dan tertangkap basah sehingga mereka masuk penjara. Perbuatan memalukan ini tidak hanya membawa imbas negatif pada diri mereka sendiri tetapi juga semua keluarga besarnya ikut menanggung malu karenanya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seorang perumah tangga hendaknya dapat menggunakan kekayaan yang mereka miliki, yang telah di dapat dari hasil kerja keras, dan dengan jerih payah sendiri, dengan cucuran keringat, dan yang diperoleh dengan cara yang

(9)

benar dengan sebaik-baiknya. Dengan mengetahui cara mendapatkan kekayaan yang tidak mudah, maka kaum perumah tangga hendaknya dapat berhemat dengan kekayaannya itu dengan melindungi dan menjaga kekayaannya sehingga kekayaan tersebut tidak lenyap begitu saja diambil oleh para pencuri atau penipu yang seharusnya tidak berhak mendapatkan harta mereka.

Sahabat yang baik (kalyanamitta)

Cara mendapatkan kebahagiaan yang ketiga adalah dengan memiliki sahabat yang baik. Sebagai kaum perumah tangga yang tentunya memiliki permasalahan yang kompleks hendaknya lebih selektif dalam bergaul dan mencari seorang teman atau sahabat sejati. Sahabat sejati ini sangat diperlukan karena mereka dapat membantu kita, mengingatkan kita ketika kita bersalah, dan juga mereka ikut membantu menjaga harta kekayaan yang kita miliki. Teman yang baik adalah teman yang bisa mengerti kondisi yang sedang di hadapi oleh sahabatnya. Apabila telah memiliki teman atau relasi yang baik maka segala perbuatan yang kita lakukan akan lebih terkendali hasilnya perbuatan kita akan lebih bermanfaat bagi orang lain. Dalam mencari sahabat atau teman bergaul baik dengan tetangga rumah yang jauh maupun yang dekat, yang kaya atau miskin, tua maupun muda, yang kecil maupun besar, yang tinggi atau rendah jabatannya hendaknya seseorang harus memperhatikan aspek moralitas yang dimiliki oleh orang yang akan kita jadikan teman tersebut. Apabila kita tidak selektif dalam memilih teman, maka kita sendirilah yang akan menderita dikemudian hari yang nantinya akan berdampak bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga keluarga dan sanak famili kita yang selama ini telah setia dan tulus bersama kita.

Menjalani hidup serasi, selaras serta seimbang

Guna menjalani kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang maka hendaknya setiap kaum perumah tangga mengetahui segala sesuatu yang mereka miliki. Kaum perumah tangga hendaknya mengetahui penghasilannya agar dalam pengelolaannya nanti mereka tidak mengalami masalah ataupun kendala nantinya yaitu masalah keuangan dalam rumah tangga mereka. Pengeluaran hendaknya disesuaikan dengan penghasilan mereka. Mereka seharusnya tidak boros ataupun kikir. Dengan mengatur pengeluaran sesuai dengan kemampuan dan disesuaikan dengan penghasilan maka tidak akan masalah yang berarti dikemudian hari. Kaum perumah tangga seharusnya menghitung dan meneliti pendapatan mereka agar biaya hidup mereka seimbang. Dengan begitu pengeluaran tidak lebih besar daripada penghasilan.

Kaum perumah tangga yang mengetahui dengan baik penghasilan mereka memudahkan mereka untuk membuat perencanaan pengeluaran penghasilan sehingga pengeluaran lebih mudah untuk diatur. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatur penghasilan yang seperti itu, yaitu dengan menjalani hidup seimbang tidak kikir dan tidak sombong. Dengan cara seperti inilah menjadikan penghasilannya menjadi lebih besar daripada

(10)

pengeluarannya, bukan sebaliknya pengeluaran yang lebih besar daripada penghasilan. Jika seorang perumah tangga yang berpenghasilan kecil tetapi dia hidup boros maka akan banyak orang berpendapat dan berkata bahwa: “Orang ini menikmati kekayaannya seperti orang yang makan dari pohonnya”. Dan ketika kaum perumah tangga yang memiliki penghasilan yang besar tetapi menjalani kehidupan yang susah sekali karena pelit sekalipun terhadap diri sendiri, orang yang seperti ini akan di bicarakan banyak orang dan orang-orang akan berkata: “Orang ini akan mati seperti orang yang kelaparan.”

Kebahagiaan Kaum Perumah Tangga

Kebahagiaan merupakan cita-cita dari semua orang dan untuk mendapatkannya diperlukan perjuangan. Kebahagiaan ini hendaknya diperoleh dengan tidak menyakiti atau merugikan makhluk lain. Banyak orang mendambakan adanya suatu kebahagiaan dalam diri mereka, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan tersebut.

Sebagai seorang kaum perumah tangga yang menikmati kesenangan indera, yang menginginkan kebahagiaan, baik kebahagiaan yang dirasakan oleh jasmani maupun yang dapat dirasakan oleh rohani atau batin. Walaupun menjalani kehidupan sebagai umat awam tentunya juga berharap untuk mendapatkan kebahagiaan rohani atau batin. Oleh karena itu di dalam ajarannya Buddha memberitahukan kepada umatnya ada dua jenis kabahagiaan yang dimiliki oleh umat awam yang menikmati kesenangan indera. Kebahagiaan tersebut masih melingkupi kebahagiaan duniawi atau bersifat lokiya. Dua janis kebahagiaan tersebut adalah kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani atau batin. Kebahagiaan jasmani adalah kebahagiaan yang timbul dari luar diri atau yang dapat dirasakan oleh jasmani, misalnya ketika seseorang memiliki rumah yang mewah, memiliki mobil atau motor baru memiliki perhiasan, jabatan, suami atau istri yang cantik, dan lain-lain yang dapat dirasakan oleh panca indera dan dapat menyenangkan. Sedangkan kebahagiaan rohani atau batin adalah kebahagiaan yang timbul dari dalam pikiran kita atau batin kita. Ketika manusia merasa puas dan merasa gembira dengan apa yang diharapkan itulah kebahagiaan batin.

PEMBAHASAN

Mengelola harta kekayaan duniawi

Dalam kehidupan seorang perumah tangga materi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka, karena kehidupan perumah tangga selalu membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Maka dari itu seorang perumah tangga harus bisa mengendalikan harta dan kekayaan yang dimiliki agar dapat memberikan kadamaian dan kebahagiaan, karena dengan mengelola kekayaan secara benar dan sesuai dengan ajaran Buddha maka seseorang akan bahagia. Jadi dalam kaitannya cara mengelola kekayaan secara benar akan dapat mempengaruhi kebahagiaan kaum perumah tangga, yang mana kekayaan tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan

(11)

orang banyak. Walaupun harta kekayaan bukanlah satu-satunya penunjang kebahagiaan tetapi bagi seorang perumah tangga memiliki kekayaan materi sangat mempengaruhi kehidupan mereka. Tanpa memiliki materi yang cukup maka kehidupan seorang perumah tangga akan mudah sekali mengalami gangguan-gangguan dalam membina rumah tangga yang sebenarnya hanyalah masalah kecil tetapi karena dipicu oleh terhambatnya pemenuhan kebutuhan hidup maka bentrok dalam keluarga akan mudah terjadi.

Oleh karena itu, seorang perumah tangga hendaknya benar-benar memperhatikan cara-cara dalam mengelola kekayaan duniawi guna terciptanya keluarga yang bahagia. Jadi, dalam membina kehidupan berkeluarga seorang kepala rumah tangga berperan sangat penting dalam menciptakan kebahagiaan, karena kepala rumah tanggalah yang mendominasi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga walaupun seorang kepala rumah tangga (suami) tidak bekerja sendiri (didampingi oleh seorang istri) yang mengatur keluar masuknya uang. Hendaknya suami dan istri harus saling mengerti dan memahami agar kekayaan yang dimiliki dapat berkembang dan membawa kebahagiaan bagi keluarga.

Dalam menjalani kehidupan sebagai perumah tangga di jaman yang serba modern seperti pada masa sekarang ini, seorang perumah tangga harus memiliki keyakinan yang teguh dan memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi lika-liku kehidupan. Adapun hal-hal yang harus dimiliki dan benar-benar dijalankan adalah ketekunan, keseksamaan, sahabat yang baik, dan seimbang dalam menjalani hidup. Dengan memiliki ketekunan, keseksamaan, sahabat yang baik, dan dengan menjalani kehidupan yang serasi, selaras serta seimbang dalam mengatur keuangan yang dimiliki maka kehidupan kaum perumah tangga akan lebih teratur dan mudah untuk diperhitungkan keuntungan dan kerugian dalam menjalankan usaha. Dengan begitu akan memperbaiki kesejahteraan hidup keluarga.

Kebahagiaan kaum perumah tangga

Dalam kehidupan berumah tangga seseorang harus benar-benar bisa memanfaatkan harta kekayaan yang dimiliki untuk membahagiakan semua orang bahkan semua mahluk yang berada dialam semesta ini. Mulai dari membahagiakan diri sendiri, istri dan anak, orang tua, para pekerja, sanak saudara dan handai taulan, dan kerabat lainnya. Lebih-lebih lagi kepada fakir miskin dan para pertapa yang telah mengikis kekotoran batin.

Hubungan antara cara mengelola kekayaan duniawi terhadap kebahagiaan kaum perumah tangga adalah timbal balik dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Cara pengelolaan kekayaan bisa mempengaruhi kebahagiaan kaum perumah tangga, dengan mengelola kekayaan secara benar dan sesuai dengan Dharma maka kebahagiaan akan tercipta. Jadi, kepemilikan harta mempengaruhi kebahagiaan kaum perumah tangga, dengan mengelola harta kekayaan duniawi secara benar maka kaum perumah tangga akan hidup bahagia.

Apabila kekayan yang dimiliki dikelola dengan cara yang benar dan tidak melanggar ajaran Sang Buddha maka kebahagiaan itu akan terwujud, karena kebahagiaan kaum perumah

(12)

tangga itu sendiri adalah kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan batin. Kebahagiaan jasmani meliputi kebahagiaan karena memiliki kekayaan materi, bisa menikmati kekayaan yang dimiliki, kebahagiaan karena telah terbebas dari hutang, serta kebahagiaan karena tidak dicela oleh orang lain dan yang dimaksud dengan kebahagiaan batin adalah kepuasan serta ketenangan, kebahagiaan ini meliputi kepuasan karena telah melakukan kebajikan dan dapat mencapai ketenangan karena tidak terikat lagi oleh hutang-hutang yang membelenggu kehidupan perumah tangga.

Dari kedua variabel tersebut di atas bahwa ada hubungan ataupun pengaruhnya antara cara mengelola kekayaan duniawi terhadap kebahagiaan kaum perumah tangga, bahwasanya kebahagiaan bagi seorang perumah tangga sangat dipengaruhi oleh kepemilikan harta, karena harta yang dimiliki digunakan untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup yang lebih layak. Dengan tercukupinya kebutuhan sehari-hari dengan selayaknya kaum perumah tangga yang lain yang hidup kecukupan. Dengan demikian, kebahagiaan kaum perumah tangga dipengaruhi oleh cara mengelola kekayaan yang dimiliki sebuah keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada pendidik kelas virya Sekolah Minggu Sāriputta Buddies, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendidik (Guru) Sekolah Minggu Buddha memiliki peran untuk mendidik, membimbing, serta mengarahkan peserta didik menjadi lebih memahami ajaran-ajaran Buddha yang terdapat dalam Tipitaka dan kitab-kitab komentarnya.

2. Para pendidik yang mengajar di kelas virya Sekolah Minggu Sāriputta Buddies walapun hanya sebagai relawan yang tidak memiliki latar belakang sebagai sarjana pendidikan Agama Buddha, akan tetapi mereka memiliki motivasi dalam bentuk mempunyai rasa peduli, semangat mengabdi, dan keinginan dan kesungguhan dalam melestarikan Dhamma, hanya saja belum sepenuhnya mengimplementasikan mettā selama kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat disimpulkan dengan sangat jarangnya para guru belajar sebelum mengajar, ketidakaktifan melakukan evaluasi terhadap metode dan cara mengajar serta melakukan kegiatan tanya jawab Dhamma dengan rekan-rekan seniornya.

Saran

Mengacu pada penelitian yang menyatakan masih kurangnya implementasi mettā sutta dalam metode pembelajaran Sekolah Minggu Sāriputta Buddies, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya para pendidik lebih meningkatkan pengetahuan baik secara teoritis mengenai pengetahuan agama Buddha maupun pengetahuan metode pengajaran pendidikan. Karena kemampuan cara mengajar yang baik dan ditunjang dengan pengetahuan Agama Buddha

(13)

akan sangat mendukung pernerapan praktik ajaran Buddha terutama dalam kaitannya dengan implementasi metta.

2. Hendaknya pihak yayasan Sekolah Minggu Sāriputta Buddies juga memperhatikan sumber daya manusia pengajar, dan berusaha meningkatkan sumber daya manusia dengan mengadakan seminar seminar terhadap para pendidik, baik mengenai pengetahuan ajaran Buddha maupu metode pengajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Baderiah, B., & Ilham, D. (2019). The Implementation Of Pre Merriage Course At KUA Wara Palopo City. IAIN Palopo. http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/934/

Dhammananda, Sri. Keyakinan Umat Buddha, Yayasan Penerbit Karaniya, Jakarta: 2005. Ginanjar Agustian, Ary. Rahasia Sukses MembangunKecerdasan Emosi dan Spiritual,

Penerbit Arga: Jakarta: 2007.

Gunarsa, Singgih D. Psikologi untuk Keluarga, PT. BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2007. Ho, Andrew. Highway to Succes, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta:2007.

Howard Gardner, Multiple Intellegence, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktik, terjemahan Alexander Sindoro, Jakarta: 2006.

Iqbal Hasan, M. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta:2002.

Iskandar, Yul & Tientje, Nurlaila. Pendidikan Anak Dini Usia untuk Mengembangkan Multipel Inteligensi. Dharma Graha Group. Jakarta:2004.

Rashid, Teja S.M. Sila dan Vinaya, Buddhius Bodhi, Jakarta: 1997.

Semiawan, Conny R. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini, PT. Prehallindo. Jakarta:2005.

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Bumi Aksara. Jakarta: 2006.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya. Bandung: 2002.

Wijoyo, H., & Nyanasuryanadi, P. (2020). Analisis Efektifitas Penerapan Kurikulum

Pendidikan Sekolah Minggu Buddha Di Masa Pandemi Covid-19. JP3M: Jurnal Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 166-174.

Wijoyo, H., Handoko, A. L., Santamoko, R., & Sunarsi, D. (2020). Strategy Model for Character Education Through Digital Media for Courses and Training participants. E-Prosiding Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo, 1-8.

Wijoyo, H., & Girivirya, S. (2020). Pengaruh Pendidikan Sekolah Minggu Buddhis (SMB) terhadap Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik di SMB Sariputta Buddhist Studies Pekanbaru. Jurnal Maitreyawira, 1(1), 39-52.

(14)

Wijoyo, H. Peranan Lohicca Sutta Dalam Peningkatan Pendidikan Karakter Dosen Di STMIK Dharmapala Riau. JGK (Jurnal Guru Kita), 3(4), 315-322.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan hasil penelitian ini yang membuk- tikan bahwa semakin baik implementasi GUG maka akan semakin baik pula kinerja manamen ke- uangan pada perguruan tinggi negeri

[r]

stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu tekanan darah sistolik >220

Tongkol jagung yang telah disimpan selama 30 hari, menunjukkan bahwa pada tingkat kadar air awal sebesar 11%, penyimpanan dengan cara dihamparkan memberikan nilai

Faktor yang bersifat ekonomi merupakan penyebab terpenting dan timbulnya urbanisasi dan perkembangan kota, pembangunan ekonomi akan dapat mempengaruhi pembangunan

Hal ini sejalan dengan pendapat Borg and Gall (Nursyaidah, t.t) bahwa ciri kedua dari penelitian dan pengembangan adalah “Mengembangkan produk berdasarkan temuan

Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai latihahan untuk menerapkan teori yang diperoleh