DESAIN ULANG IMPLEMENTASI JARINGAN
FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS GPON UNTUK
MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN
NAMA : RESDINANTO
NPM : 17530601
PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
i
DESAIN ULANG IMPLEMENTASI JARINGAN
FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS GPON UNTUK
MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Industri
NAMA : RESDINANTO
NPM : 17530601
PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
.INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Resdinanto NPM : 17530601
iii
HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Resdinanto
NPM : 17530601
Mahasiswa : S2 Magister Teknik Industri Tahun Akademik : 2017
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul Desain Ulang Implementasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berbasis Gpon Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, 22 Agustus 2020
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek Akhir ini diajukan oleh :
Nama : RESDINANTO
NPM : 17530601
Program Studi : Teknik Industri S2
Judul Tesis : Desain Ulang Implementasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berbasis Gpon Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknik Indusri pada Program Studi Manajemen Teknologi Fakultas Teknik Industri, Institut Sains Dan Teknologi Nasional.
DEWAN PENGUJI
Ketua : ( Dr. Ir. Koswara, MSc )
Penguji I : ( Dr.Ir. Edy Supriyadi,MBA )
Penguji II : ( Kartik o Eko Putranto, Dipl-Ing, DEA, PhD)
Penguji III : ( Ir. Revino, SE, MM, DBA )
Ditetapkan di : Jakarta
v
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Salam dan sholawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasullah Muhammad SAW. Tesis ini saya susun untuk memenuhi persyaratan kurikulum sarjana strata-2 (S2) pada Magister Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta. Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tesis ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih tersebut saya sampaikan kepada :
1. Bapak Kartiko Eko Putranto, Dipl-Ing, DEA, Phd selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat dalam penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr.Ir Edy Supriadi, MBA selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak membantu selama penyusunan tesis ini
3. Seluruh dosen dan karyawan Magister Teknik Industri, Institut Sains dan teknologi Nasional Jakarta.
4. Semua pihak karyawan Tricara by Indonet PT. Wiratapura Indo Parahyangan di Bandung, yang telah meluangkan waktunya untuk penelitian dalam tesis ini. 5. Keluarga besar saya, yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil
dalam penyelesaian tesis ini.
6. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 22 Agustus 2020
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
========================================================== Sebagai sivitas akademika Institut Sains Dan Teknologi Nasional, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Resdinanto NPM : 17530601
Program Studi : Teknik Industri S2 Fakultas : Teknologi Industri Jenis karya : Proyek Akhir Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Sains dan Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Desain Ulang Implementasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berbasis Gpon Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan.
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Institut Sains dan Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/format- kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database)
soft copy dan hard copy, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetapmencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Agustus 2020
vii
ABSTRAK
Nama : Resdinanto
Program Studi : Teknik Industri S2
Judul : Desain Ulang Implementasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Berbasis Gpon Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan.
Industri telekomunikasi GPON di Indonesia berkembang sangat pesat, ditandai oleh persaingan yang ketat antara penyedia layanan paket internet, yang membuat setiap pelaku bisnis di industri telekomunikasi GPON berusaha mempertahankan pelanggannya dan menjangkau pelanggan baru untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, harga paket, kualitas produk terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan, yang kemudian mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan terhadap paket internet tricara. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan 100 (seratus) kuesioner di wilayah Kota Baru Parahyangan Bandung.. Data yang diperoleh diproses melalui pemodelan Structural Equation Modeling (SEM) dengan aplikasi SmartPLS dengan hasil bahwa yang berpengaruh positif dan tidak singnifikan adalah variabel Kualitas pelayanan teradap teradap kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan teradap loyalitas
pelanggan, variabel kualitas produk teradap kepuasan pelanggan, harga paket teradap loyalitas pelanggan sedangkan variabel yang perpengaruh positif dan
signifikan adalah harga paket teradap kepuasan pelanggan, kualitas pelanggan teradap loyalitas pelanggan, kualitas produk teradap loyalitas pelanggan.
Sedangkan hasil smartpls dari outer weight dan besar pengaruh kualitas
pelayanan, harga paket dan kualitas produk teradap loyalitas pelanggan sebesar 0,607 atau 60,7% dan besarnya pengaruh kualitas pelayanan, harga paket dan kualitas produk teradap kepuasan pelanggan sebesar 0,557 atau 55,7% . sehingga didapat nilai Q-Square sebesar 0,826 Hal ini menunjukkan besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model penelitian adalah sebesar 82,6%, sedangkan sisanya 17,4% dijelaskan oleh factor lain yang berada diluar model penelitian ini. Dengan demikian, dari hasil tersebut maka model penelitian ini dapat dinyatakan telah memiliki goodness of Fit yang baik. Dan desain ulang implementasi FTTH untuk meningkatkan performance teradap kualitas pelayanan dan kualitas produk berbasis GPON.
Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Kualitas produk, Harga Produk, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan, performence
ABSTRACT
Name : Resdinanto
Study Program : Technology Industry S2
Title : Redesign of Fiber To The Home Network Implementation (FTTH) Gpon Based To Increase Satisfaction Customer.
The GPON telecommunications industry in Indonesia is growing very rapidly, marked by intense competition between internet package service providers, which makes every business actor in the GPON telecommunications industry trying to retain its customers and reach new customers to ensure the survival of the company. This study aims to determine the effect of service quality, package price, product quality on customer satisfaction and loyalty, which then determines the effect of customer satisfaction on customer loyalty to internet packages tricara. Data collection was carried out by distributing 100 (one hundred) questionnaires in the Kota Baru Parahyangan area, Bandung. The data obtained were processed through Structural Equation Modeling (SEM) modeling with the SmartPLS application with the result that the variable which had a positive and insignificant effect was the variable of service quality towards customer satisfaction. , service quality on customer loyalty, product quality variable on customer satisfaction, package price on customer loyalty, while the variables that have a positive and significant effect are package price on customer satisfaction, customer quality on customer loyalty, product quality on customer loyalty.
While the results of smartpls from the outer weight and the influence of service quality, package price and product quality on customer loyalty were 0.607 or 60.7% and the magnitude of the influence of service quality, package price and product quality on customer satisfaction was 0.557 or 55.7%. so that the Q-Square value is obtained at 0.826. This shows the amount of diversity of the research data that can be explained by the research model is 82.6%, while the remaining 17.4% is explained by other factors that are outside this research model. Thus, from these results, this research model can be stated as having a good goodness of Fit. And redesign of FTHH implementation to improve performance on service quality and product quality based on GPON.
Keywords: Service Quality, Product Quality, Product Price, Satisfaction customer and customer loyalty, performence
ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………... i HALAMAN PENGESAHAN………... iv KATA PENGANTAR………... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR………...….xiii
DAFTAR TABEL ………... xv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN………...……… xvii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1 1.1 Latar belakang………... 1 1.2 Perumusan Permasalahan………... 7 1.3 Tujuan Penelitian………... 7 1.4 Manfaat Penelitian………. 8 1.5 Batasan Penelitian………. 8
1.6 Model Operasional Penelitian………... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 10
2.1 Gigabit Passive Optical Network (GPON)………... 10
2.2 Komponen Jaringan Gpon……….... 11
2.3 Prinsip Kerja Gpon………... 11
2.4 Komponen Gpon……….. 12
2.4.1 Network Management System (NMS) ………... 12
2.4.2 Optical Line Terminal (OLT) ………... 12
2.4.3 Optical Distribution Cabinet (ODC) ………... 13
2.4.4 Optical Distribution Cabinet (ODP)………. 15
2.4.5 Optical Network Termination (ONT)……….... 16
2.5 Keunggulan dan Kekurangan GPON ………... 16
2.7 Konsep Dasar Desain ………. 19
2.8 Aturan Umum Desain FTTH ………... 20
2.9 Model Aplikasi Fiber To The Home (FTTH)……….. 22
2.10 Pembagian Model Aplikasi FTTx .……….. 22
2.11 List of Material (LoM) FTTH .………... 23
2.12 Implementasi jaringan fiber to the home (FTTH)………... 24
2.12.1 Komponen Perangkat yang digunakan dalam Implementasi…………... 25
2.12.3 INAS (Integrated Network Administrator System)……….. 26
2.12.3 FTTH GPON ONT H660GW……….. 27
2.12.4 Solusi Fiber-to-the-Home (FTTH) ……….. 28
2.13 Aspek-Aspek Loyalitas Castumer………..……….. 30
2.14 Kualitas Pelayanan………... 31 2.15 Persepsi Harga……….. 33 2.16 Kualitas Produk………. 34 2.17 Kepuasan Pelanggan………..………….. 36 2.18 Loyalitas Pelanggan………. 38 2.19 Surplus Konsumen………... 39 2.20 Penelitian Terdahulu………..……….. 41
2.21 Matrik Antar Variabel……….…….…… 47
2.22 Kerangka Pemikiran………... 48
2.22.1 Hipotesis Penelitian……..……… 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 50
3.1 Rancang Ulang Gpon ... ... 50
3.2 Surve Kepuasan Pelanggan……….. 50
3.2.1 Populasi dan Sampel ………... 50
3.2.2 Metode Pengumpulan Data……….. 51
3.2.3 Metode Analisis……….... 52
3.2.4 Definisi Operasional ………..……….. 52
3.3 Metode Analisa Data……… 54
3.3.1 Statistik Deskriptif ……….……….. 55
3.3.2 Analisis Statistik Inferensial………. 55
xi
3.4.1 Metode Pengukuran atau Outer Model……… 56
3.4.2 Model Struktural atau Inner Model……….. 57
3.4.3 Evaluasi Pengaruh Tidak Langsung……….… 59
3.5 Analisis Kelayakan ……….. 61
3.5.1 Pengukuran Quality Of Service (Qos) ………..…... 62
3.6 House of Quality (HOQ)………...………... 62
3.6.1 Langkah dalam membuat House of Quality………. 64
3.6.2 Matrix persyaratan teknis………. 69
3.6.3 Technical Benkmarks………...… 69
3.7 Kerangka Pemecahan Penelitian……….…. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………..………… 73
4.1 Gambaran Objek Penelitihan ... ... 73
4.1.1 Profil Perusahaan………... 74
4.1.2 Sistem Kerja Jaringan Internet ... ... 74
4.2 Perhitungan dan Pembahasan Rancang-Ulang Gpon………... 75
4.3 Surve Pelanggan………... 79
4.3.1 Responden berdasarkan Usia……….... 79
4.3.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin ………... 79
4.3.3 Responden berdasarkan Pekerjaan ………. ………… 80
4.3.4 Pendidikan Responden………. 80
4.4 Analisis Data……… 81
4.4.1 Uji Instrumen Data………... 81
4.4.2 Evaluasi Outer Model………... 82
4.4.3 Hasil pengujian ……….…... 82
4.4.4 Evaluasi Inner Model………... 86
4.5 Uji Hipotesis ……….... 88
4.5.1 Pengujian hipotesis pembahasan……….. 89
4.5.2 Analisa Desain Ulang Implementasi FTHH berbasis Gpon…………... 92
4.5.3 Analisa dan Perhitungan House Of Quality……… ………… 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..…... 96
5.1 Kesimpulan……….. 96
DAFTAR REFERENSI………. 98 LAMPIRAN………100
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gamabr 1.1 Grafik pengguna internet………..……...……...………….…... 3
Gambar 1.2 Pengguna Internet hasil surve 2018….…..…...……...…..……... 4
Gambar 1.3 Pengguna Internet di Asia ………..…….……….. 4
Gambar 1.4 Paradigma Penelitian………... 7
Gambar 2.1 Topology Gpon………....………... 11
Gambar 2.2 Arsitektur System Gpon...………...……….... 12
Gambar 2.3 Perangkat Aktif OLT GPON……….... 13
Gambar 2.4 Optical Distribution Cabinet………..………...….. 14
Gambar 2.5 Gambar Spliter………... 15
Gambar 2.6 Optical Distribution Point………... 16
Gambar 2.7 Konfigurasi GPON………..…. 16
Gambar 2.8 Konfigurasi Jarlokat dan Jarlokaf ……….……..…. 18
Gambar 2.9 Sigmen-sigmen Catuan Pada Jaringan FTTH…….…………... 18
Gambar 2.10 Konfigurasi Desain FTTH Berdasarkan penempatan PS…... 19
Gambar 2.11 Contoh Perhitungan Link budget….………...….. 21
Gambar 2.12 Model Aplikasi Fiber to the Home (FTTH)………... 22
Gambar 2.13 Topolagi FTTx (ITU-T G.984.2) ………...…...…... 22
Gambar 2.14 Upstream Downstream pada FTTH…….…………...…...… 23
Gambar 2.15 Contoh Material FTTH………...……..….………... 24
Gambar 2.16 GPON OLT………...……… 25
Gambar 2.17 Configuration Gpon OLT…….……….………... 26
Gambar 2.18 GPON ONT H660GW……...……….………..……...… 28
Gambar 2.19 Centralized splitter..………..……...…. 29
Gambar 2.20 Surplus Konsumen………...…... 39
Gambar 2.21 Model Kerangka Pemikiran…………...………....…... 48
Gambar 3.1 Model mediasi sederhana……….……….……..…. 59
Gambar 3.2 Alur analisis pengelompokan mediasi….…...…………..….. 60
Gambar 3.3 House of Quality….……….…… 64
Gambar 3.4 Diagram Alir Pemecahan Masalah……….. 72
Gambar 4.2 Diagram desain ulang implementasi Fiber To The Home…... 76 Gambar 4.3 Roset Fiber Optik/Roset FTTH………….………...… 76 Gambar 4.4 Quality Of Service pada bandwidth sebelum desain ulang…….. 77 Gambar 4.5 Quality Of Service pada bandwidth setelah desain ulang... 77 Gambar 4.6 Hasil Speedtest IndiHome pada jaringan pelanggan……… 78 Gambar 4.7 Inner Weights ……….………..……... 89 Gambar 4.8 House Of Quality untuk meningkatkan kepuasan
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pelanggan Paket Internet ……….. 2
Tabel 1.2 Data pelanggan dan perkembangannya Februari 2020……..…... 3
Tabel 2.1 Redaman Passive Splitter…………... 15
Tabel 2.2 Spesifikasi GPON………. 17
Tabel 2.3 Loss Maksimum……….….. 21
Tabel 2.4 List of Material FTTH……….. 24
Tabel 2.5 Data pelanggan dan perkembangannya………... 30
Tabel 2.6 Matrik Antar Variabel……….. 47
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………..…..……….. 53
Tabel 3.2. Kategori bandwidth……….. 62
Tabel 3.3 Kategori packet loss……….... 62
Tabel 3.4 Delay, Jitter, Throughput……….. 62
Tabel 4.1 Hasil Desain Ulang Implementasi Jaringan FTTH………... 77
Tabel 4.2 Perbandingan teknologi gpon setelah di upgade……….. 78
Tabel 4.3 Usia Responden…...………..………... 79
Tabel 4.4 Responden berdasarkan jenis kelamin………... 80
Tabel 4.5 Responden Pekerjaan………... 80
Tabel 4.6 Outer Weights…….………... 81
Tabel 4.7 Path Cofficients……… 82
Table 4.8 Outer Loadings………... 83
Tabel 4.9 Average Variance Extructed (AVE)………….……… 84
Tabel 4.10 Composite Reliability………... 84
Tabel 4.11 Cronbach’s Alpha……… 85
Tabel 4.12 Collinearity Statistics (VIF)………...………... 86
Tabel 4.13 R-Square………... 87
DAFTAR SINGKATAN
ISP : Internet Service Provider PON : Passive Optical Network GPON : Gigabit Passive Optical Network
GEPON : Gigabit Ethernet Passive Optical Network NMS : Network Management System
OLT : Optical Line Terminal ODC : Optical Distribution Cabinet ODP : Optical Distribution Pack ONT : Optical Network Termination ONU : Optical Network Unit
AVE : Average Variance Extracted HTMT : Heterotrait-Monotrait VIF : Variance Inflation Factor
SRMR : Standardized Root Mean Square Residual PLS : Partial Least Square
OLS : Ordinary least square HOQ : House Of Quality QoS : Quality of Sevice
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Rekapitulasi kuisioner tricara by indonet
Lampiran 3 : Aplikasi SmartLS ( PLS Algorithm dan BOOTSRAPPING ) Lampiran 4 : Harga Paket internet yang ditawarkan
Lampiran 5 : Ringkasan Rule of Thumb Uji Penelitian Lampiran 6 : Data NMS OLT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.1.a Umum
Era globalisasi sudah melanda dalam seluruh aspek kehidupan terutama aspek teknologi jauh lebih canggih dan telah berkembang dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Perkembangan teknologi tersebut dapat dirasakan didalam berbagai bidang, mulai dari transfortasi, telekomunikasi elektronik bahkan didunia maya. Dewasa ini perkembangan dunia semakin kompotitif, perusahaan berlomba dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang industri dan jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Perkembangan industry telekomunikasi di Indonesia dari tahun ke tahun menjadi perhatian masyarakat luas, hal ini dapat dilihat dari banyaknya persaingan kualitas pelayanan, harga dan kualitas produk yang di tawarkan berbagai perusahaan Internet Service Provider (ISP). Daya tarik industry telekomunikasi penggunaan Internet yang menggunakan perancangan GPON cukup besar dan menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan ISP yang menggeluti bisnis tersebut. Dan dengan adanya Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor: 257 /Dirjen/2008. Tentang Persyaratan teknis alat perangkat telekomunikasi Akses Berbasis Passive Optical Network (PON). Sehingga diperlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat hubungan kualitas pelayanan, harga paket dan kualitas produk teradap kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Perekonomian Indonesia mulai agak menurun lagi dewasa ini, ini ditandai dengan tingkat kemampuan pelanggan memiliki paket internet, keadaan ini sangat berdampak pada industri jasa paket internet, persaingan yang cukup ketat dan ditambah kemampuahan daya beli menurun, akan berdampak pada keuntungan yang semakin kecil. Perusahaan harus meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk agar dapat bertahan dalam keadaan ekonomi seperti sekarang ini.
2
Kepuasan dan loyalitas pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai laba maksimal diperusahaan. Menurut Kotler (2016) loyalitas atau kesetian didepenisikan sebagai kometmen. Yang dipegang kuat untuk berlangganan secara terus produk paket internet yang digunakan di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan berpontensi yang menyebabkan pelanggan beralih. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan di lokasi tersebut.
Untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama yang di rancang system GPON ini, kepuasan pelanggan adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan yang diterima dari sebuah produk atau jasa, ketika pelanggan merasa puas atas pelayanan yang didapatkan. Maka besar kemungkinan mereka akan bertahan dengan paket yang sudah dimiliki, salah satu factor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan, harga paket, kualitas produk itu sendiri.
Tricara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang ISP jasa internet. Perusahaan ini memiliki pelanggan yang sesuai dengan perkembangan kawasan bisnis dan perumahan kota baru parayangan yang ada di Bandung beralamat di Ruko Tatar Wangsakerta, Jl. Wangsa Niaga Wetan Jl. Parahyangan Raya No.16, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40553. Kepuasan dan loyalitas pelanggan menjadi hal yang sangat penting untuk mencari kualitas pelayanan yang terbaik dan maksimal. sebelum dilakukan desain ulang implementasi jaringan FTTH berbasis GPON, data dapat kita lihat dari data pelangan setiap tahun pada tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Pelanggan Paket Internet
Bulan Pelanggan
Juni - Desember 2016 56
Januari - November 2017 249
TOTAL 305
1.1.b Layanan ISP GPON Tricara
Setelah dilakuan desian ulang implementasi jaringan FTTH berbasis Gpon dan bertambahnya pembangunan perumahan mengalami peningkatan user
pelanggan internet, ini desebabkan adanya peningkatan performance teradap pelayanan dan produk yang membaik data dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Data pelanggan dan perkembangannya Februari 2020
Bulan Pelanggan
Februari 2020 642
TOTAL 642
Jaringan internet yang menggunakan teknologi Gpon merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Dimana-mana orang membicarakan internet seakan tidak bisa melepaskan hidupnya dari kata tersebut. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan dan industri maupun pemerintah. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme disemua bidang informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan individu lainya melalui media digital tanpa dibatasi oleh kondisi geografis serta menjadikan internet sebagai sebuah contoh sukses dari sebuah inovasi manusia. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengguna internet menunjukan grafik meningkat dari tahun ke tahun.
Berikut ini ditampilkan grafik pengguna internet di Indonesia oleh asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia (APJII) :
Sumber: www.apjii.or.id Gambar 1.1 Grafik Pengguna Internet
4
Sumber: www.apjii.or.id Gambar 1.2 Pengguna Internet hasil surve 2018
Gambar 1.3 Pengguna Internet di Asia
Berdasarkan Gambar 1.1, menunjukkan penggunaan teknologi internet di Indonesia mulai tumbuh semenjak tahun 1998. Di tahun 1998 pengguna internet di Indonesia hanya berjumlah 0.5 juta orang. Terus menerus tumbuh pesat hingga menyentuh angka 55 juta pengguna di tahun 2011 dan 63 juta pengguna di tahun 2012. Dan di proyeksikan akan mencapai 200 juta pengguna pada tahun 2024. Sedangkan untuk Asia tahun 2019, Indonesia pringkat ke 3 dari negara di Asian.
Berdasarkan gambar 1.2 dilihat dari demografi hasil surve 2018, penetrasi internet di meningkat menjadi 171 Juta Pengguna 64,8 persen dengan jumlah penduduk 2018 proyeksi BPS sebesar 264 Juta , tentu kedepannya industri ini akan berkembang jauh lebih cepat lagi.
Kota Baru Parahyangan dibangun dengan memperhatikan keseimbangan antara bidang social, ekonomi dan lingkungan, sehingga menjadi suatu pola
pengembangan yang terpadu dan berkelanjutan demi tercapainya kehidupan yang lebih baik berkualitas.
Telekomunikasi yang semakin maju dapat ditandai dengan meningkatnya kecepatan access dan ketahanan teradap noise. Dan juga didorong dengan keinginan untuk mendapatkan pelayanan multimedia, dimana layanan akan berupa access internet yang cepat, suara (jaringan telepon) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastrukur pada unit pelanggan.
Dengan adanya inovasi ini, Tricara adalah layanan media internet broadband, televisi dan telepon, yang secara khusus hadir dikawasan Kota Baru Parahyangan – Bandung, dilengkapi dengan berbagai pilihan paket internet, dan jenis tayangan tv yang beragam baik dari tv local, mancanegara, dan pilihan tayangan film sesuai kebutuhan. Layan Tricara menggunakan teknologi jaringan
fiber oftic, jaringan optic layanan Tripley Play dengan menggunakan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) yang mengantarkan tiga konten
layanan primer langsung kepada pelanggannya seperti : koneksi internet Unlimited
yang berkecapan tinggi, koneksi tv kabel dengan beragam pilihan chanel, serta koneksi telepon dengan kualitas suara yang jernih. Layanan Tricara
menggunakan serat oftic sebagai media utama transmisi. Satu perangkat akan diletakan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan traffic Tricara (Suara,
Multi media/Digital play TV dan Data/internet) hanya melalui media satu core
kabel optic disisi subscriber atau pelanggan. Yang menjadi cirikas dari teknologi ini adalah teknik distribusi traffic nya dilakukan secara pasif, dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan pasif spliter. Yang dimaksud Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana
yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur.
1.1.c Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah di perlukan untuk mempermudah menentukan solusi dari permasalahan yang ada yakni dengan terlebih dahulu mengetahui bebagai permasalahan yang ada pada objek penelitian. Dalam hal ini identifikasi disini adalah sebagai berikut :
6 Daftar gejala dalam penelitian ini adalah:
a. Tricara belum tahu apakah pelanggannya puas atau tidak b. Jika pelanggan belum puas, bagaimana meningkatkannya? c. Tricara ingin pelanggannya jadi pelanggan setia
2. Analisa dari daftar gejala ( Analysis of the list of Sysmptoms) Ada pun analis dimaksud diatas adalah :
a. Belum pernah dilakukan surve formal ataupun non formal sekalipun, hanya yang lain system teknologi sudah terdepan sama dengan pesaing dan harga cukup bersaing.
b. Tricara nyaris tidak punya gagasan teknis dan konsep. Marketing selama melayani pelanggannya.
c. Tricara ada keinginan memuaskan pelanggan dan membuat mereka jadi setia, tapi belum tahu bagaimana caranya.
3. Akar masalah ( Root Caused )
Penelitian ini memiliki akar masalah sebagai berikut :
a. Tricara belum tahu ukuran performance GPON secara teknis yang optimum.
b. Tricara belum tahu cara merancang – ulang GPON sehingga memiliki teknologi yang lebih baik dari pesaingdalam melayani pelanggan dan memiliki provpile jangka panjang untuk dikembangkan.
c. Tricara secara menanyakan dengan kelebihan rancang – ulang GPON nya belum tahu bahwa itu adalah potensi besar untuk merubah pelanggan berulang menjadi pelanggan setia dengan tentukan marketing berbasis layanan informative.
ISP = Internet Service Provider
Gambar 1.4 Paradigma Penelitian
1.2 Perumusan PermasalahanBerdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang ada, yaitu :
1. Apakah faktor dominan yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan?
2. Bagaimana cara meningkatkan performance jaringan Gpon untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan?
3. Bagaimana permintaan pelanggan tentang kebutuhan komponen penyedia ISP dengan menggunakan House of Quality?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor apakah yang dominan yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan ?
2. Mengetahui cara meningkatkan performance jaringan Gpon untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan?
3. Mengetahui permintaan pelanggan tentang kebutuhan komponen penyedia ISP dengan menggunakan House of Quality?
8 1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi untuk manajemen Tricara dalam mengabil keputusan strategis yang berhubungan dengan peningkatan loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan Fiber to the Home (FTTH) .
2. Memberikan konstribusi akademis kepada berbagai pihak terutama bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan konsep kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti mendatang yang berminat dalam bidang kajian yang sama terutama kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.
1.5 Batasan Penelitian
Untuk membatasi penelitian agar lebih tertuju pada pokok masalah yang diteliti, maka ruang ligkup penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Wiratapura Indo Parahyangan di Bandung pada bulan 9 Nopember 2018 – Ferbruari 2020, dalam hal GPON nya.
2. Penyebaran Kuesioner hanya diberikan pada pelanggan PT. Wiratapura Indo Parahyangan yang berada di Bandung.
3. Penelitian ini hanya di batasi pada Teknik GPON dan tingkat kepuasan pelanggan.
4. Dalam desain ulang implementasi Fiber to the Home (FTTH) berbasis Gpon. 5. Pembahasan untuk pemasaran tidak dibahas lebih detail karena saya menitik
beratkan kepada kualitas pelayanan dan kualitas produk. 1.6 Model Operasioanl Penelitian
Penyusunan bab-bab dalam tugas tesis ini diarahkan untuk memudahkan pembahasan masalah. Bab-bab pada tugas tesis ini sendiri disusun untuk memudahkan pola pikir pembaca dan mengantar pembaca dalam pemahaman model operasional penelitian yang dibahas.
Bab I Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah yang diteliti, tujuan penelitian, batasan penelitian dan model operasional penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Menyajikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan Fiber to the home (FTTH) yang berbasis Gpon, Solusi FTTH, Desain FTTH, Implementasi Jaringan FTTH dan konsep loyalitas, kepuasan pelanggan, teradap variable kualitas pelayanan, harga paket dan kualitas produk, yang ditampilkan teknik pengukuran kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan serta Surplus Konsumen, Penelitian Terdahulu.
Bab III Metodelogi Penelitian
Berisi mengenai krangka pemecahan masalah dalam penelitian ini, mulai dari perumusan masalah, penentuan tujuan, identifikasi variabel penelitian, pembuatan model dan metode analisa data, uji instrumen, dan uji hipotesis, Hause Of Quality (HOQ) serta krangka pemecaan masalah penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi gambaran objek penelitian, distribusi dan analisa, evaluasi hasil pengujian data yang telah dikumpulkan dan pengelolahan data tersebut serta penyajian hasil pengolahan data secara umum dan pembahasan. Fukus utamanya adalah pertama analisa data , uji Validitas dan reliabilitas, evaluasi outer model, hasil pengujian dan uji hipotesis , pengujian pengaruh langsung serta Pembahasan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan, Analisa Desain Ulang Implementasi Fiber To The Home berbasis Gpon dan kualitas produk dengan menggunakan House Of Quality (HOQ).
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil untuk menjadikan masukan kepada perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini ditujukan dasar teori mengenai Jaringan Gigabit Passive
Optical Network (GPON) dan variable-variabel yang akan digunakan dalam
penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas pelanggan. Selain dasar-dasar teori yang bersumber dari buku, pada bab ini ditunjukan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya. Variabel-variabel dan alat analisis dari penelitian-penelitian terdahulu juga di bahas dalam bab ini. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mempelajari berbagai variabel pembentuk Kepuasan Pelanggan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini dilakukan observasi mengunakan software SmartPLS 3.0 untuk menguji variable-variabel Kualitas
pelayanan, harga paket, kualitas produk teradap kepuasan dan loyalitas pelangan.
2.1 Gigabit Passive Optical Network (GPON)
GPON adalah salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang berbasiskan teknologi Ethernet.
GPON mempunyai dominansi pasar yang lebih tinggi dan roll out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984 mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer 2 (ATM, GEM, atau Ethernet).
Baik GPON ataupun GEPON, menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play ( Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet ) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan.
Yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi trafik dilakukan secara pasif. Dari
sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan splitter pasif (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, 1:64).
GPON menggunakan TDMA sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. Model paketisasi data menggunakan GEM (GPON Encapsulation Methode) atau ATM cell untuk membawa layanan TDM dan packet based. GPON jadi memiliki efisiensi bandwidth yang lebih baik dari BPON (70 %), yaitu 93 %.
2.2 Komponen Jaringan Gpon
Pada Tahap Perencanaan berupah planning design. Adapun perangkat jaringan yang akan digunakan dapat di lihat pada gambar 2.1 komponen jaringan feber optic di bawah ini.
Gambar 2.1 Topology GPON
2.3 Prinsip Kerja GPON
GPON adalah merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON, ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai Optical Network Unit (NU), untuk ONU sendiri akan memberikan data data dan sinyal yang diinginkan pelanggan.
Pada prinsipnya, PON adalah sistem point to multipoint, yang menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON
12
berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3. Seperti Gambar 2,2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Arsitektur System Gpon
2.4 Komponen GPON
Pada komponen perangkat jaringan GPON terdiri : NMS,OLT,ODP,ONT, seperti penjelasan di bawah ini sebagai berikut :
2.4.1 Network Management System (NMS)
NMS Adalah Unit perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VoIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh.
2.4.2 Optical Line Terminal (OLT)
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System
Gambar 2.3 Perangkat Aktif OLT
2.4.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)
ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif
14
Gambar 2.4 Optical Distribution Cabinet
ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT. Perangkat interior pada ODC terdiri dari :
- Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network (OAN) dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.
- Splitter
Splitter adalah suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi sinyal optic ( gelombang cahaya ). Kapasitas distribusi dari spliter Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknbermacam-macam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 dan ada juga yang input 2 seperti 2:15 dan 2:32. Rekomendasikan digunakan di Telkom 1:32 secara total (system)
Aplikasi nya : 1. Onestage 1:32
2. Twostage 1:2 dan 1:16 atau 1: dan 1:8 sehingga yang dapat dipasang di ODC hanya 1:4 dan 1:8 saja. Dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini :
Gambar 2.5 Gambar Spliter
Passive splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port.
Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Redaman Passive Splitter
Rasio Redaman 1 : 2 2.8 – 4.0 dB 1 : 4 5.8 – 7.5 dB 1 : 8 8.8 – 11.0 dB 1 : 16 10.7 – 14.0 dB 1 : 32 14.6 – 18.0 dB
2.4.4 Optical Distribution Pack (ODP)
Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama DP adalah :
a. DP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter.
b. Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter. c. DP harus memiliki akses dari sisi depan.
16
d. Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat.
e. DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik.
Gambar 2.6 Optical Distribution Point
2.4.5 Optical Network Termination (ONT)
ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.
Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan. Perangkat ONU yang digunakan PT.Telkom salah satunya adalah ZXA10 FN62X yang merupakan pabrikan merek ZTE
2.5 Keunggulan dan Kekurangan GPON
Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah: 1. Mendukung aplikasi triple play (suara, data dan video) pada layanan FTTx
yang dilakukan melalui satu core fiber optik. 2. Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.
3. GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).
4. Alokasi bandwidth dapat diatur.
5. Biaya maintenance yang murah karena menggunakan komponen pasif. 6. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON dapat secara fleksibel
mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.
7. Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien. Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik konvensional.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki GPON, antara lain: a. Model layering yang kompleks
b. Lebih mahal dibandingkan GEPON
c. Transceiver pada laju 2.4 Gbps saat ini mahal
d. Bandwidth upstream terbatas pada hingga 622 Mbps saat ini
Tabel 2.2 Spesifikasi GPON
Items Deskripsi Target
Performansi layanan dan QoS Full Services (19/100 Base-T, Voice, Leasedlines) Bit Rates 1.25 Gb/s symmetric dan 155 Mb/s & 622 Mb/s upstream Jarak pencapaian fisik maksimum Max 20 km dan Max 10 km
Logical Reach Max 60 km (for ranging protocol) Branches Max 64 pada layer fisik , Max 128 pada layer TC Alokasi panjang gelombang Downstream : 1480-1500 nm, Upstream : 1260-1360 nm
18 2.6 Desain Fiber To The Home (FTTH)
FTTH dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan optic mulai dari sentral office (STO) hingga ke perangkat pelanggan, sedangkan desain berasal dari kata Desain dalam bahasa Itali yang artinya adalah suatu gambar yang mengandung arti atau bermakna, jadi dalam bahasan disini desain merupakan suatu seni yang dituangkan dalam bentuk gambar dan mengandung arti, tentu didalamnya terdapat keterangan- keterangan seperti dimensi, simbol–simbol yang digunakan, penamaan, spesifikasi, ukuran dan lain – lain tergantung desain apa yang ditampilkan. Sebelum penjelasan lebih lanjut terlebih dahulu lihat analogi dari jarlokat dengan jarlokaf, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.8 Konfigurasi Jarlokat dan Jarlokaf
Dalam jaringan akses fiber / FTTH sama hal seperti pada jaringan akses tembaga dimana terdapat segmen – segmen catuan, pada jaringan FTTH terdapat Catuan Kabel Feeder, Catuan Kabel Distribusi, Catuan Kabel Drop dan Catuan kabel Indoor dan perangkat aktif seperti OLT dan ONU/ONT seperti pada gambar dibawah ini:
Keterangan Gambar :
Segmen A : Catuan kabel Feeder Segmen B : Catuan kabel Distribusi Segmen C : Catuan kabel Penanggal/Drop Segmen D : Catuan kabel Rumah/Gedung
Dalam mendesain jaringan FTTH sangat perlu diketahui tentang teknologi perangkat aktifnya, karena ada kaitannya dengan penggunaan core optik, Pada panduan atau Panduan disini teknologi yang digunakan adalah GPON. Didalam konfigurasi desain FTTH ini terdapat passive spliter yang penempatannya bisa di ODF, ODC maupun di ODP tergantung dari kondisi demandnya.
Gambar 2.10 Konfigurasi Desain FTTH Berdasarkan penempatan PS
Karena FTTH harus dapat dapat melayani bandwidth Up to 100 M maka Spliting maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 32, sehingga kombinasi splitter dalam instalasi menjadi sebagai berikut :
• Single Stage menggunakan Spliter n:32
• Two Stage menggunakan kombinasi Spliter n:4 dan n:8, atau n:2 dan n:16.
2.7 Konsep Dasar Desain
Dalam mendesain suatu jaringan FTTH harus mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya layanan yang akan di delivery, pemilihan teknologi, keuntungan dan kerugian, cost serta analisa pasar serta pengembangan dimasa mendatang.
20 a. Memenuhi kebutuhan pasar
Dalam mendesain jaringan harus disesuaikan dengan trend teknologi saat ini dan perkembangannya serta disesuaikan dengan kebutuhan calon pelanggan baik untuk saat ini maupun untuk masa mendatang.
b. Tepat sasaran
Artinya dalam merencanakan pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dilapangan serta untuk memenuhi kebutuhan demand yang baru, sehingga hasil dari pembangunan tidak mubazir, artinya sesuai dengan tata ruang master plan dari pengembang atau dari pemda dalam hal ini dinas tata kota.
c. Effektif & Effisien
Dalam merancang desain harus mempertimbangkan cost atau aspek ekonomisnya, sehingga hasil pembangunan tidak berlebihan serta tepat guna.
2.8 Aturan Umum Desain FTTH • Moda Penggelaran FTTH
• Duct System untuk perumahan/HRB yang sudah menyiapkan SPBT dan di lokasi yang tidak dimungkinkan membangun Aerial System dengan potensi demand broadband yang tinggi
• Aerial System: Untuk area perumahan dan kawasan BF dan optimalisasi Pole eksisting,
• Microduct System: Untuk HRB dan perumahan yang tidak memungkinkan aerial dan duct.
• Link budget Jaringan fiber optik GPON dari OLT dan ONT adalah 28 dB (GPON). Untuk mengantisipasi kebutuhan operasional (perbaikan jaringan FO) maka desain FTTH dengan maksimum redaman 25 dB atau ekivalen dengan panjang fiber optik dari OLT sampai dengan ONT maksimum 17 km.
Gambar 2.11 Contoh Perhitungan Link budget
• Maksimum total panjang FO feeder untuk konfigurasi RING adalah 20 km • Splitter Max 2 stage dengan konfigurasi 1 core feeder maks. ke 32
Home Pass/Lebih sesuai dengan link budget yang diperoleh, dengan aturan sbb.:
1. Secara umum menggunakan Two Stage (contoh penempatan splitter, splitter 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP).
2. Single stage dipergunakan untuk: HRB, perumahan dimana semua rumah dipenuhi sampai dengan roset, demand terkonsentrasi dalam jumlah kecil, dan lokasi dengan jarak jangkauan yang jauh (Link budget kristis)
3. Type connector yang digunakan per elemen adalah SC-UPC
4. Type tiang yang digunakan untuk sistem arial dapat menggunakan tiang beton atau tiang besi beserta aksesoris masing-masing tiang
5. Kontribusi Loss Maksimum Per Elemen Tabel 2.3 Loss Maksimum
1 Kabel Max 0.35 dB/km
2 Splicing Max 0.1 dB
3 Connector Loss Max 0.25dB (Refer IEC 61300-3-34 Grade B attenuation)
4 Splitter 1:2 Max 3.70 dB
5 Splitter 1:4 Max 7.25 dB
6 Splitter 1:8 Max 10.38 dB
7 Splitter 1:16 Max 14.10 dB
22
2.9 Model Aplikasi Fiber To The Home (FTTH)
Sesuai dengan definisinya jaringan fiber pada FTTH sampai dengan lokasi pelanggan, sehingga FTTH diaplikasikan pada Gedung bertingkat (HRB ), Perumahan dan untuk layanan Backhaul.
Gambar 2.12 Model aplikasi fiber to the home (FTTH)
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan modus aplikasi FTTH, yaitu sebagai berikut :
• Densitas pelanggan untuk saat ini dan masa mendatang.
• Jenis layanan yang diperlukan untuk saat ini dan kemungkinan perkembangannya di masa mendatang
• Teknologi yang akan dipilih untuk layanan Broadband dimasa depan apakah menggunakan ADSL, VDSL atau HFC, hal ini akan berpengaruh pada boundary area TKO.
Gambar 2.13 Topolagi FTTx (ITU-T G.984.2) 2.10 Pembagian Model Aplikasi FTTx
TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga.
b. Fiber To The Home
TKO terletak didalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ), Konfigusasi FTTH dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3. Fiber To The Tower
TKO terletak didalam shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/ CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ). Gambaran Upstream dan Downsteram FTTH Berikut merupakan gambaran upstream dan downstream pada FTTH dengan perangkat aktif GPON
Gambar 2.14 Upstream Downstream pada FTTH
2.11 List of Material (LoM) FTTH
Berikut adalah LoM yang dibutuhkan dalam desain jaringan FTTH, dibagi per segmen.
24
Tabel 2.3 List of Material FTTH
Gambar 2.15 Contoh Material FTTH
2.12 Implementasi jaringan fiber to the home (FTTH)
Solusi Fiber-to-the-Home (FTTH) DASAN Network Solutions telah digabungkan dengan sejarah dunia terbaik di Korea untuk memberikan kinerja dan kualitas yang lebih tinggi untuk era Internet Giga. Solusi FTTH terdiri dari perangkat akses Internet broadband yang mendukung antarmuka PON (Passive Optical Network) dan Active Ethernet untuk memberikan kinerja dan keandalan yang dioptimalkan di lingkungan pribadi, perumahan, dan lingkungan perusahaan. Ini dioptimalkan untuk utilitas jaringan dengan fungsi manajemen keamanan bawaan dan fungsi pemrosesan aplikasi. Ini adalah jaringan yang fleksibel dan
beragam untuk suara dan komunikasi, layanan multimedia interaktif, video HD / FHD / UHD dan layanan aplikasi broadband lainnya.
Nilai
- Penghematan CAPEX dan OPEX yang signifikan - TCO rendah
- Biaya Peralatan Lebih Rendah - Konsumsi daya berkurang
- Tidak diperlukan pendinginan untuk lemari kabel - Infrastruktur siap masa depan (30+ tahun)
- Lebih aman
- Mengoptimalkan kinerja jaringan
- Pengurangan besar-besaran dalam konsumsi ruang lantai dan rak - Meminimalkan dampak lingkungan
2.12.1 Komponen Perangkat yang digunakan dalam Implementasi a. V8240FTTH/GPONOLT
Gambar 2.16 GPON OLT
DASAN Networks 'V8240 adalah GPON berbasis sasis dengan tinggi 7 RU Sistem OLT yang terdiri dari 14 slot untuk 10 modular layanan unit, 2 unit modular uplink, 2 unit switching fabric untuk mengirimkan berbagai fitur lengkap dan kinerja tinggi melalui FTTx aplikasi. Ini adalah sistem sasis kepadatan tinggi yang mendukung hingga 2.560 pelanggan perumahan dan bisnis dengan 40 pelabuhan GPON (Rasio split 1:64). Ini juga menyediakan layanan GPON simultan dan Gigabit Ethernet. V8240 memiliki fitur akses GPON yang fleksibel dan berkapasitas tinggi dan 10GbE uplinks, skalabilitas dan kinerja line rate dengan Kain sakelar yang tidak diblokir 296Gbps. V8240 menjamin keandalan tingkat peralatan dengan redundansi penuh konsep desain port SFU / Power /
26
GPON. Ini substansial faktor untuk sakelar agregasi untuk melakukan lalu lintas berkelanjutan meneruskan ke jaringan inti tanpa kegagalan. Teknologi PON menambahkan fitur dan fungsionalitas baru yang ditargetkan untuk peningkatan kinerja dan interoperabilitas, dan menambahkan dukungan untuk yang baru aplikasi, layanan, dan skenario penerapan.
fitur
• 40 port GPON atau 40 GbE AE per sasis • Porta Uplink 4 x 10 GbE + 8 x 1 GbE
• Chassis multi-layanan untuk penyebaran FTTx Penuh redundansi • Dukungan dan penyampaian berbagai jenis layanan
• VoIP, IP-TV, internet berkecepatan tinggi, seluler, dll.
• Penerusan non-stop, berbasis fitur perutean non-stop pada arsitektur terdistribusi • Unit modular layanan / uplink selektif agar fleksibel jaringan
• Akses GPON berkapasitas tinggih dan uplink 10 GbE, skalabilitas dan kinerja tingkat garis
• Pemantauan dan analisis lalu lintas jaringan secara realtime • CLI umum & akrab melalui konsol / telnet
• SNMPv2 / v3 dengan RMON, Alarm
• Klasifikasi L2 / L3 / L4 / Manajemen prioritas
Gambar 2.17 Configuration Gpon OLT
2.12.2 INAS (Integrated Network Administrator System) INAS adalah Sistem Administrator Jaringan Terintegrasi
- Sistem manajemen jaringan yang komprehensif untuk GPON, Switch, Mobile Backhaul, WLAN
- Mengontrol jaringan, menyediakan dan mengaktifkan layanan
- Memantau, mendeteksi kegagalan jaringan dan mendiagnosis, memecahkan masalah utama
Fitur Utama
Fitur EMS Fitur NMS
• Manajemen Sistem
- Tingkatkan, Cadangkan / Pulihkan, Perangkat Keras, SFP, DMI, SSH, Login, Waktu, Sistem, Slot
• Manajemen
- Alarm, LED, SNMP, Syslog, RMON • Jembatan
- Filter, LAG, Keamanan, Port, QinQ, STP, VLAN
• Multicast & QoS
- IGMP, Snooping, MVR, Flow, Class, Policer, Policy
• GPON
- OLT, Profil ONU (Lalu Lintas, ONU, DBA, PM, MC, VoIP, TDM, Diperpanjang), ONT
• Sakelar L2 / L3
• Sakelar Backhaul Seluler
• Titik Akses WLAN, Pengontrol Titik Akses • IPv6
Konfigurasi
- NE Discovery, Node (Virtual), Grup, Model, Peta Topologi
• Sesar
- SNMP Trap Define, Alarm Window / Sound, Real-time Event,
Keparahan, Efek • Performa
- Pemantauan Lalu Lintas / CPU / Memori, Laporan Hari / Minggu / Bulan / Tahun • Keamanan
- Pengguna, Grup, Otoritas, Kebijakan Lisensi Fitur lainnya
Sistem Pendukung Operasi • Ketersediaan Tinggi • Kinerja dan Skalabilitas • Manajemen Penyediaan GPON • Manajemen Jaringan Cincin • Arsitektur Terdistribusi • Persediaan
• Konfigurasi Batch 2.12.3 FTTH GPON ONT H660GW
Untuk memberikan layanan triple-play kepada pelanggan dalam aplikasi Fiber-to-the-Home atau Fiber-to-the-Premises, GPON ONT H660GW menggabungkan interoperabilitas, persyaratan khusus pelanggan utama dan efisiensi biaya. H660GW menyediakan satu uplink GPON port plus empat port Gigabit Ethernet (10/100 / 1000Base-T), satu antarmuka host USB, antarmuka nirkabel, dan dua port suara FXS yang meningkatkan kemampuan untuk memberikan layanan VoIP / Wi-Fi yang menuntut. Dilengkapi dengan ITU-T G.984 memenuhi antarmuka 2.5G Downstream dan 1.25G Upstream GPON, H660GW mendukung layanan Triple Play penuh termasuk suara, video, dan akses internet kecepatan tinggi. H660GW berisi sakelar L2 kecepatan kabel internal dan gateway perutean L3 dengan port forwarding , NAT dan terjemahan alamat NAPT, dukungan klien PPPoE untuk layanan Internet kecepatan tinggi.
Specifications
28
GPON
1 Voice Port
4 Gigabit Ethernet Port
VoIP Service
Multicast Video
Management – Web GUI
Gambar 2.18 GPON ONT H660GW
2.12.4 Solusi Fiber-to-the-Home (FTTH)
DASAN Network Solutions telah digabungkan dengan sejarah yang terbaik di dunia di Korea untuk memberikan kinerja dan kualitas yang lebih tinggi untuk era Internet Giga. Solusi FTTH terdiri dari perangkat akses Internet broadband yang mendukung Antarmuka PON (Passive Optical Network) dan Active Ethernet untuk memberikan kinerja dan keandalan yang dioptimalkan di lingkungan pribadi, perumahan, dan lingkungan perusahaan. Dioptimalkan untuk utilitas jaringan dengan fungsi manajemen keamanan internal dan fungsi pemrosesan aplikasi. Ini adalah jaringan yang fleksibel dan beragam untuk suara dan komunikasi, layanan multimedia interaktif, video HD / FHD / UHD dan layanan aplikasi broadband lainnya.
FTTH saat ini berkembang sangat cepat di Amerika Selatan dan Afrika, namun banyak pendatang baru yang ingin tahu tentang berapa banyak splitter yang harus saya miliki di jaringan FTTH.
PON adalah struktur dasar untuk jaringan FTTH, PON adalah kependekan dari Passive Optical Network. Ini terdiri dari OLT, ODN (Splitter) dan ONT. Dari sisi struktur, penempatan splitter pada ODN sangatlah penting. umumnya ada dua
jenis penempatan splitter dalam jaringan ODN, pemisahan terpusat dan pemisahan bertingkat. Pemisah terpusat menggunakan pemisah satu tahap yang terletak di kantor pusat dalam topologi bintang. Pendekatan pemisah bertingkat menggunakan pemisah multi-layer dalam satu titik ke topologi banyak titik.
Gambar 2.19 Centralized splitter
Struktur pemisahan terpusat umumnya menggunakan pemisah 1 × 32 di kantor pusat. . CO kantor pusat mungkin berlokasi di mana saja di jaringan. Port input splitter terhubung langsung melalui serat tunggal ke terminal jalur optik (OLT) GPON di kantor pusat. Di sisi lain splitter, 32 serat dirutekan melalui panel distribusi, port sambungan dan / atau konektor titik akses ke 32 rumah pelanggan, di mana ia terhubung ke terminal jaringan optik (ONT). Jadi, jaringan PON menghubungkan satu port OLT ke 32 ONT.
Pendekatan struktur pemisahan bertingkat dapat menggunakan pembagi 1 × 4/1 × 8 yang berada di kotak penutup / terminal luar pabrik. Ini terhubung langsung ke port OLT di kantor pusat. Masing-masing dari empat serat yang meninggalkan pembagi tahap 1 ini diarahkan ke terminal akses yang menampung pembagi tahap 2 1 × 8/1 × 4. Dalam skenario ini, akan ada total 32 serat (4 × 8) yang menjangkau 32 rumah. Dimungkinkan untuk memiliki lebih dari dua tahap pemisahan dalam sistem bertingkat, dan rasio pemisahan keseluruhan dapat bervariasi (1 × 16 = 4 x 4, 1 × 32 = 4 x 8, 1 × 64 = 4 x 16, 1 × 64 = 8 x 8).
Arsitektur terpusat biasanya menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, biaya operasional yang lebih rendah, dan akses yang lebih mudah bagi teknisi.
30
Pendekatan bertingkat dapat menghasilkan laba atas investasi yang lebih cepat dengan biaya awal masuk dan serat yang lebih rendah. Saat memutuskan pendekatan terbaik, penting untuk memahami arsitektur ini secara mendetail dan mempertimbangkan kompromi. Jenis pemisahan bertingkat adalah yang paling umum digunakan dalam struktur ODN FTTH.
Dengan meningkatnya kepuasan dan loyalitas pelanggan teradap pelayanan, harga dan kualitas yang baik, seiring dengan bertambahnya pembangunan perumahan, sehingga pelanggan makin bertambah adapun daftar penambahan setelah dilakukan desain ulang implementasi jaringan FTTH, februari 2020 menjadi 642 pelanggan, dengan meningkatnya performance kualitas pelayanan dan kualitas produk, kedepannya akan menjadikan Gpon semakin berkualitas dan pelanggan semakin setia atau loyal dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. 4 Data pelanggan dan perkembangannya
No Keterangan Klaster OLT ANU User
1 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 1/4 Wangsakerta 1/4 56 56 2 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 2/4 Wangsakerta 2/4 49 49 3 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 5/2 Wangsakerta 5/2 43 43 4 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 2/1 Pitaloka 2/1 46 46 5 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 3/3 Banyaksumba 3/3 59 59 6 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 9/1 Banyaksumba 9/1 39 39 7 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 7/1 Larangtapa 7/1 65 65 8 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 9/2 Larangtapa 9/2 24 24 9 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 5/1 Subanglarang 5/1 43 43 10 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 7/2 Mayangsundah 7/2 22 22 11 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 7/4 Mayangsundah 7/4 31 31 12 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 7/3 Naganingrum 7/3 42 42 13 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 1/3 Kumalasinta 1/3 13 13 14 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 2/2 Kamandaka 2/2 31 31 15 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 2/3 Kamandaka 2/3 21 21 16 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 9/4 Lokacitra 9/4 29 29 17 OLT-KBPA-Bandung# sh onu des 4/1 Lokacitra 4/1 29 29
642
2.13 Aspek-Aspek Loyalitas Castumer
Menurut Baloglu (dalam Gunawan dan Djati, 2011) yang menyatakan bahwa loyalitas castumer memiliki lima aspek, yaitu kepercayaan (trust),
komitmen psikologi (psychological comitment), perubahan biaya (switching cost), perilaku publisitas (word-of-mouth), dan kerjasama (cooperation). Selanjutnya
1 Pembelian ulang diartikan sebagai perilaku castumer yang hanya membeli sebuah produk/jasa secara berulang-ulang dan konsisten dimasa yang akan datang.
2 Komitmen castumer terhadap produk/jasa. Castumer yang loyal tidak hanya membeli ulang suatu produk/jasa tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap produk/jasa.
3 Rekomendasi dari mulut ke mulut castumer yang memiliki loyalitas terhadap produk/jasa akan bersaing harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa. Berkualitas mempunyai arti memuaskan kepada yang dilayani, baik internal maupun eksternal dalam arti optimal pemenuhan atas tuntutan masyarakat.”
2.14 Kualitas Pelayanan.
Kualitas pelayanan juga mempunyai arti yaitu memuaskan kepada yang dilayani baik secara internal maupun eksternal yaitu dengan memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan atau masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, kualitas sebagai standar yang harus dicapai oleh seseorang, kelompok, atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja, serta barang dan jasa yang dihasilkan.
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler (2002: 39) juga menyatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.
Pengukuran kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen kinerja pelayanan. Mutu jasa atau pelayanan seperti yang dirasakan oleh para konsumen, berasal dari suatu perbandingan antara apa yang mereka rasa harus ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa atau pelayanan, yaitu harapan
32
mereka, dan dengan persepsi mereka tentang kinerja perusahaan yang memberikan jasa atau pelayanan (Tangkilisan, 2005: 218).
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Kualitas pelayanan lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan yang diberikan oleh perusahaan yang menawari jasa. Keberhasilan suatu perusahaan yang bergerak di sektor jasa tergantung kualitas pelayanan yang ditawarkan.
Pada konteks kualitas pelayanan, maka dalam hal ini aspek pelayanan akan dilihat kualitasnya yang berarti pemenuhannya atas standar kriteria pelayanan yang baik begitu pula dalam menilai kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah. Menurut Zeithaml et.al (dalam buku Hardiyansyah, 2011: 41), kualitas pelayanan ditentukan oleh dua hal utama yaitu
expected service (pelayanan yang diharapkan) dan perceived service (pelayanan
yang diterima). Sementara dimensi dari kualitas pelayanan tersebut menurut terdiri dari dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Lima dimensi tersebut dalam hal ini merupakan dapat pula dikatakan sebagai indikator dari kualitas pelayanan. Penjelasannya adalah sebagai berikut (dalam buku Hardiyansyah, 2011: 41):
1. Tangible merupakan aspek yang dapat dinilai dan berwujud
2. Reliability merupakan kehandalan yang dimiliki oleh petugas layanan
3. Responsiveness merupakan cara untuk merespon atau ketanggapan yang dimiliki petugas dalam memberikan layanan
4. Assurance merupakan jaminan yang diberikan oleh petugas dalam memberikan pelayanan
5. Empathy merupakan sikap empati yang dimiliki oleh petugas layanan
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diberikan kesimpulan bahwa dimensi dari kualitas pelayanan tersebut menurut terdiri dari dimensi tangibles, reliability,