BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut James A Hall (2002:5) sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsidi yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Sedangkan menurut Mulyadi (2001:2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu sama lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Mulyadi (2001:2) juga menyatakan bahwa sistem selalu mengandung kompunen-kompunen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dengan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau terjadi secara rutin.
Dari pengertian diatas, dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut:
1). Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2). Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan 3). Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.
4). Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Dari beberapa difinisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari beberapa elemen-elemen yang merupakan bagian terpadu dari suatu sistem yang bersangkutan. Elemen-elemen sistem tersebut berhubungan erat satu sama lain dan
tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi, dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran suatu sistem dapat tercapai. Pada dasarnya sesuatu dapat dikatakan sistem, apabila memenuhi dua syarat. Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output.
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
Dalam melaksanakan tugasnya para manajer dan pengambilan keputusan lainnya dihadapakan pada situasi yang tidak dapat dipastikan pada masa yang akan datang akibatnya terjadi perubahan. Untuk membantu dalam menyusun rencana yang akan datang, maka manajer atau pengambil keputusan perlu membuat suatu peramalan berdasarkan keadaaan yang telah lalu dan saat ini. Untuk membuat perencanaan tersebut ataupun kaitannya dengan hal pengambilan keputusan, maka pihak-pihak yang berkepentingan tersebut membutuhkan informasi. Informasi merupakan salah satu kompunen yang penting kehadirannya untuk menunjang faktor lainnya seperti modal, sumber daya manusia dan lainnya.
Menurut Jogiyanto (2000:24) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu:
1) Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dimana informasi tersebut harus dapat mengambarkan keadaan yang sebenarnya.
2) Tepat waktu, berati informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengabilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal untuk organisasi.
3) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaaat untuk pemakainya.
Salah satu alat penyaji informasi akuntansi adalah akuntansi, akuntansi merupakan alat untuk menginformasikan keadaan suatu perusahaan atau organisasi. Akuntansi sebagai alat informasi mempunyai aktivitas-aktivitas yang terdiri dari pencatatan, pengolahan data, penganalisaan data, penyusunan laporan-laporan tertentu, dan pemahaman data untuk pengawasan efisiensi. Menurut Sofyan Syafri (1995:1) akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu periode waktu tertentu. Oleh karena akuntansi sebagai alat dalam mengolah data akuntansi dan keuangan, maka diperlukan suatu sistem informasi akuntansi untuk dapat mencapai informasi akuntansi tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Mulyadi (2001:30) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem akuntansi manajemen yang terdapat dalam suatu organisasi yang mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan memenuhi pemakai intern dan ekstern.
Sedangkan Nugroho Widjajanto (2002:4) mengatakan sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir catatan, peralatan, termasuk komputer, serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinir secara erat yang
didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Pendapat lain mengenai sistem informasi akuntansi dinyatakan Bodnar dan Hopwood (2002:1) yaitu kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data manjadi informasi.
Sistem informasi akuntansi memegang peranan penting dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan menguasai atau mengontrol aktivitas perusahaan. Sistem informasi akuntansi menyediakan data dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan-laporan keuangan baik untuk para pemakai informasi intern maupun ekstern yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Pihan intern adalah pihak manajemen perusahaan itu sendiri, sedangkan pihak ekstern adalah langganan, pemasok, kreditur, pemilik perusahaan dan pemerintah.
Laporan keuangan oleh manajemen digunakan untuk fungsi-fungsi perencanaan alokasi sumber daya dan pengukuran atau pengendalian. Laporan-laporan dari sistem informasi akuntansi akan memberikan kepada manajemen mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam menentukan tindakan yang akan diambil.
Barry E Cushing (1995:5) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam menunaikan tugas-tugas yaitu:
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan berbagai aktivitas yang dilaksanakan.
2) Menyediakan informasi untuk banyak organisasi dan badan atau instansi yang mempunyai kepentingan aktivitas-aktivitas tersebut.
Jadi sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting terhadap efektivitas organisasi perusahaan. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang efektif.
Sistem informasi pada perusahaan yang sedang tumbuh mengalami siklus yang simpel dan terbatas, sebaliknya perubahan-perubahan dan penggantian sistem informasi khususnya akuntansi selalu mengadakan perkembangan perusahaan yang lebih besar dan kompleks.
Menurut Abdul Halim (1995:6) pada prinsipnya modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Analisis Sistem
Pada tahap ini mulai ditentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem informasi dan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan sistem. Dokumen-dokumen utama yang dianalis dalam tahap analis sistem adalah: struktur organisasi, keterangan pekerjaan, daftar akun, pernyataan kebijakan, keterangan prosedur, laporan keuangan, laporan kinerja, diagram arus sistem, dokumen sumber, daftar transaksi, anggaran, dan pernyataan misi.
2) Desain sistem
Semua aspek sistem yang sedang berjalan dipertimbangkan dan dipadukan dengan kebutuhan-kebutuhan baru yang telah ditetapkan dalam analisis sistem. Kelemahan dari sistem yang sedang berjalan merupakan titik perhatian dalam merancang sistem jika sistem ini tidak digunakan lagi. Ada beberapa
aspek penting yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem antara lain: analisis terhadap struktur sistem, dampak terhadap karyawan, dan dokumen-dukumen yang digunakan
3) Seleksi dan implementasi sistem
Pada tahap ini mencangkup tugas-tugas seperti pergantian perangkat keras (hardware), modifikasi perangkat lunak (software), konversi sistem, pelatihan karyawan, serta pengujian sistem. Pada tahap ini juga mencangkup tidak lanjut untuk mengevaluasi efektivitas perubahan sistem tersebut. Melakukan studi kelayakan yang terperinci terhadap sistem yang dikembangkan merupakan langkah penting dalam keputusan pemilihan sistem (Hall, 2002:276). Berdasarkan data-data dan fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan dalam tahap-tahap sebelum perusahaan mengkaji dan menganalisis kelayakan berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem yang dikembangkan seperti:
a). Kelayakan teknis
Dalam mengevaluasi kelayakan teknis, hal utama yang diperhatikan adalah masalah teknologi yang akan digunakan pada sistem yang sedang dikembangkan. Teknologi yang sudah mapan dan dapat dimengerti memiliki resiko yang lebih kecil daripada yang belum dikenal sama sekali.
b). Kalayakan Hukum
perusahaan mempertimbangkan kontrol, keamanan, dan masalah jejak audit dan bahwa sistem tersebut tidak melanggar hukum yang
berkaitan dengan hak pribadi dan atau penggunaan serta distribusi informasi.
c). Kelayakan Operasional
Kelayakan operasional menunjukkan tingkat kecocokan antara prosedur perusahaan yang ada saat ini dengan kemampuan dan keahlian personil perusahaan. Nilai kelayakan operasional untuk setiap desain harus mencerminkan kemudahan proses transisi dan adaptasi sistem yang baru.
d) Kelayakan Jadwal
Penilaian atau kemampuan penyelesaian sistem yang baru tepat sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Proyek sistem yang tepat waktu adalah proyek yang memiliki nilai kelayakan yang tinggi.
e) Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi berkaitan dengan tersedianya dana untuk menyelesaikan proyek. Suatu sistem dikatakan layak apabila manfaat yang diberikan oleh sistem yang diusulkan dapat melebihi biayanya (analisis biaya manfaat). Ada tiga langkah yang harus ditempuh dalam menerapkan analisis biaya manfaat, yaitu mengidentifikasikan biaya, mengidentifikasikan manfaat, dan membandingkan biaya dan manfaat tersebut.
f) Operasi Sistem
ini merupakan tahap akhir setelah sistem dibuat. Pengoperasian sistem selalu dipantau dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Disamping itu, sistem seharusnya fleksibel sehingga memungkinkan dilakukannya perubahan kecil sesuai dengan perubahan lingkungan, teknologi, serta memungkinkan diadakannya perubahan keseluruhan sistem bila diperlukan.
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Dewasa ini sebagian besar pengolah data menggunakan alat elektronik yang disebut dengan komputer. Menurut Nugroho Widjajanto (2002:207), komputer merupakan suatu alat pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan substansial, termasuk operasi hitung-menghitung dan operasi logika, tanpa campur tangan manusia. Sistem komputer merupakan kombinasi terpadu dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya informasi dan prosedur-prosedur pemprosesan. Masing-masing dari kelima kompunen tersebut hanya memberikan nilai kecil bagi pemenuhan kebutuhan komputerisasi.
Wahana komputer (2003:85) menyebutkan komputer hanya merupakan sebuah alat bantu, sebuah mesin yang tidak berguna apabila tanpa manusia sebagai pengendalinya. Tetapi sebuah alat, komputer mempunyai kelebihan dibandingkan
alat-alat lain yang juga diciptakan oleh manusia. Berikut ini akan diuraikan beberapa kelebihan komputer sebagai alat bantu untuk pemprosesan data yaitu:
1) Kecepatan proses tinggi
Kecepatan pemprosesan oleh komputer terus meningkat dengan ditemukannya chip-chip memori berkemampuan tinggi. Komputer generasi pertama hanya mampu memproses ribuan operasi per detik, sedangkan komputer sekarang sudah mempunyai kemampuan milyaran operasi atau bahkan triliyunan operasi dalam setiap detiknnya.
2) Ketepatan hasil operasi
Komputer tidak mempunyai mental dan tidak mengenal lelah, maka komputer mempunyai tingkat ketepatan dalam melakukan suatu proses. Kemampuan komputer tidak terbatas oleh waktu dan tenaga. Apabila hasil pemprosesan komputer salah maka hal itu mungkin disebabkan oleh dua hal yaitu perangkat yang rusak atau operatornya yang salah dalam memasukkan data. 3) Mampu berinteraksi dengan penggunanya
Komputer dirancang sedemikian rupa baik dasar sisi perangkat keras maupun lunak untuk membuat manusia mudah mengoperasikannya. Simbol-simbol atau tanda-tanda dalam pengoperasian program dapat dengan mudah dipahami oleh operator.
4) Mampu melaksanakan operasi logika
Sebagai alat bantu serga guna, komputer mampu melaksanakan sesuatu perbandingan dengan operasi-operasi logika kemudian memutuskan sesuatu berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut.
5) Mampu melaksanakan tugas pengecekkan
Komputer mempunyai suatu kemampuan mengontrol kesalahan yang dilakukan sendiri dengan sistem yang disebut dengan parity check. Parity check atau pengecekan paritas merupakan pengujian setiap kode karakter yang dimasukkan untuk mengetahui apakah terjadi kekeliruan pada bit-bit tersebut atau tidak.
6) Kemampuan multiprosesing
Multi prosesing merupakan kemampuan komputer untuk menjalankan beberapa program yang berbeda dalam satu waktu yang sama. Sedangkan sebagai sebuah alat bantu komputer juga mempunyai keterbatasan yaitu:
a) Komputer hanyalah sebagai alat
Secepat apapun proses yang dikerjakan oleh komputer, apabila manusia yang merupakan kompunen brainware komputer tidak berperan didalamnya, maka komputer hanyalah sebagai alat mati yang tidak berfungsi apa-apa.
b) Komputer memerlukan program aplikasi
Untuk mengerjakan atau memproses sesuatu, komputer memerlukan program aplikasi dimana aplikasi yang diperlukan berbeda pada setiap
pekerjaan yang berbeda pula. Apabila belum terdapat program-program tersebut maka komputer belum dapat digunakan sebagai alat bantu yang siap pakai.
c) Komputer terbatas pada kemampuan algoritmis
Komputer bekerja berdasarkan suatu algoritma, yaitu urutan langkah untuk melakukan proses dalam mendapatkan hasil pekerjaan. Komputer tidak dapat melakukan suatu pengambilan keputusan diluar logaritma yang telah diberikan.
Meskipun komputer memiliki banyak kelebihan tetapi manusia tetap sebagai pengendalinya. Jadi manusia juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh komputer yaitu:
1) Fleksibilitas
Berkaitan dengan manusia yang mampu melakukan berbagai macam aktivitas dan secara relatif dapat menyesuaikan diri dengan mudah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.
2) Inteligensi
Manusia dapat menangani masalah yang strukturnya tidak baik karena manusia dapat melihat hubungan antara faktor-faktor yang tidak logis, melihat pola yang berbelit-belit dan mengembangkan pemecahan yang imajinatif. 3) Kepribadian
Manusia juga mampu untuk berinteraksi secara efektif dengan manusia lainnya.
2.1.4 Perangkat Pengolah Data
Sistem komputer merupakan kombinasi terpadu dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya informasi dan prosedur-prosedur pemprosesan (Bodnar, 2002:71).
A. Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras komputer adalah peralatan fisik komputer yang melakukan tugas pengolahan data pada sistem komputer. Peralatan ini mencangkup unit prosesor pusat, prosesor pendukung, penyimpanan sekunder, peralatan masukan, dan peralatan keluaran.
1) Unit pengolah/Pemprosesan Pusat (CPU)
Untuk pengolah/pemproses pusat (CPU) adalah bagian intern komputer yang menjalankan instruksi yang diberikan kepadanya oleh program-program komputer. CPU terdiri dari unit pengendalian, unit logika aritmatika (ALU), dan memori printer (utama). Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu:
a) Unit pengendalian adalah unit yang mengarahkan seluruh sistem komputer dalam menjalankan seluruh fungsinya
b) Unit logika aritmatika (ALU) adalah bagian dari CPU yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan komputer dan logika.
c) Memori primer adalah tempat menyimpan data dan program. Ada dua jenis memori primer yaitu:
1. Read Only Memori (ROM)
ROM bisa dibaca namun tidak bisa diubah dengan menggunakan program instruksi lainnya. ROM membuat informasi yang disimpan secara permanen dalam komputer, seperti misalnya intruksi untuk operasi.
2 . Random Acces Memory (RAM)
Komputer menyimpan program, data dan intruksi didalam RAM. Muatan RAM dalam suatu Personel Computer (PC) bisa menentukan berapa banyak data dan berapa banyak program yang dapat ditangani pada suatu waktu tertentu.
2) Peralatan masukan/Input
Alat masukan (input device/input unit/input equitment) adalah alat yang digunakan untuk menerima masukan baik data maupun program (Jogiyanto, 2000:115). Transaksi yang terjadi dalam perusahaan diinput ke dalam sistem komputer akuntansi. Banyaknya transaksi yang terjadi menuntut optimalisasi penggunaan perangkat input.
Peralatan input yang utama adalah Keybord.Keybord berfungsi untuk mengetik data kedalam sistem komputer. Akibat kegiatan pengetikan memakan waktu yang cukup lama, kemudian dikembangkan beberapa peralatan untuk memudahkan input data seperti:
a) Mouse yang digunakan pada program-program grafik komputer untuk membantu pemakaian dalam memusatkan dan memilih objek didalam layar. Pemakai mengoperasikan mouse dengan menekan di atas meja atau tatakan mouse.
b) Papan sentuh yang berfungsi untuk memilih pos-pos tertentu dari sebuah menu atau daftar.
c) Joystick yang memiliki cara kerja sama seperti mouse.
d) Pen-input memungkinkan pemakai untuk menulis ditampilkan video yang mirip seperti pena biasa.
e) Peralatan pengenalan optimal, seluruh peralatan optimal juga menggunakan perlengkapan cahaya untuk scan dan memasukkan data, terdiri dari pengenalan tanda optikal dan pengenalan karakter optimal. f) Peralatan masukan suara yang mengkonvensi pembicaraan mula-mula ke
bentuk data digital dan kemudian ke bentuk karater atau kata. 3) Perangkat output
Perangkat output adalah alat untuk menerima informasi dari komputer (CPU) dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat dibaca. Informasi yang dihasilkan dapat berbentuk huruf, angka, gambar maupun grafik.
Perangkat output yang banyak digunakan antara lain:
a) Monitor atau media tampilan video adalah perangkat output yang paling dikenal bila dikaitkan dengan hubungan langsung antara pemakai dengan komputer
b) Printer (pencetak) adalah alat output yang digunakan untuk mencetak hasil yang diinginkan pada kertas
c) Keluaran suara dapat diperoleh dengan menggunakan suara yang direkam atau dengan pembicaraan buatan.
d) Keluaran komputer dalam bentuk microfilm (COM) yang layak baca bagi manusia.
e) Peralatan keluaran grafik untuk menghasilkan keluaran grafik yang mencangkup plotter, overhead transparency makers, 35 mm slide maker.
B. Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak komputer merupakan program yang berisi perintah atau intruksi untuk melakukan pengolahan data. Perangkat lunak komputer dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu:
1). Perangkat lunak sistem operasi (Operating system), yaitu program yang tertulis atau dibuat untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan sistem komputer. Misalnya: DOS, Windows 98, Windows 2000, Windows XP, dan LINUX
2) Perangkat lunak bahasa (Language software) yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan instruksi yang ditulis oleh bahasa pemprograman ke dalam bahasa mesin, agar dapat dimengerti oleh komputer.
3) Perangkat lunak aplikasi (application software) yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh perangkat lunak bahasa untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu. Perangkat lunak aplikasi digolongkan menjadi dua yaitu: a) Perangkat lunak aplikasi umum (general application software) yaitu
program komputer yang memiliki kegunaan secara umum. Contohnya: Microsoft office (word, exel,power poin) dan lain-lain.
b) Perangkat lunak aplikasi khusus (customize application software), yaitu program yang ditulis sesuai dengan keadaan organisasi perusahaan yang membutuhkan perangkat lunak tersebut.
C. Pemakai (brainware)
Agar komputer dapat dipergunakan, maka harus ada manusia yang berfungsi untuk mengoperasikan komputer tersebut. Pemakai (brainware) dapat dikelompokkan menjadi:
1. Sistem analisis (system Analyst)
2. Pemrograman sistem (system programer) 3. Pemrograman aplikasi
4. Operator komputer
5. Operator pemasukan data (data entry operator) D. Jaringan Komputer
Menurut Bonar dan William S. Hopwood (2002:121) jaringan komputer timbul jika satu komputer berkomunikasi dengan komputer lainnya. Jaringan dapat
diklasifikasikan berkaitan dengan cakupan geografisnnya. WAN (Wide Area Network) biasanya mencangkup lebih dari suatu wilayah metropolitan sedangkan LAN (local Area Network) mencangkup wilayah kecil seperti gedung atau sekelompok gedung yang berdekatan satu sama lain jaringan dapat di karateristikkan berdasarkan arsitekturnya yang mencangkup tata letak fisik atau topologi dan kumpulan protokol komunikasi Protokol komunikasi mencangkup baik peralatan fisik maupuan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh satu peralatan komputer untuk berkomunikasi dengan lainnya.
2.1.5 Sistem pengolahan data elektronik
Semua sistem pengolahan data, baik yang dilaksanakan secara manual maupun elektronik, akan selalu terdiri dari kegiatan input, proses, dan output.
1) Input
Dalam akvitas input, data yang direkam dalam bentuk-bentuk tertentu sebagai bahan untuk diolah atau diproses. Data tersebut dicatat pada dokumen, seperti faktur, tanda terima barang, dan lain-lain, kemudian diubah kedalam bentuk yang terbaca mesin untuk diolah. Selain itu data langsung direkam dalam bentuk yang terbaca mesin tanpa menggunakan kertas lagi (paper less). 2) Proses
Pada dasarnya komputer memproses data dengan salah satu dari dua sistem pengolahan data berikut ini:
a. Batch Processing
Sistem pengolahan data secara batch dilakukan secara periodik atau berkelompok. Artinya data yang akan diproses dikumpulkan dan disimpan dulu sampai terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak atau sampai pada saat yang ditentukan secara periodik. Pendekatan ini umumnya digunakan untuk memproses transaksi rutin yang volumennya cukup besar.
b. Immediate Processing
Sistem pengolah data secara immediate atau on-line processing adalah sistem dimana setiap transaksi direkam dan diproses segera setelah terjadi. Artinya setiap transaksi segera direkam dan dibutuhkan pada masing-masing file yang terpengaruh oleh transaksi itu. Dengan demikian setiap file akan selalu menunjukkan status mutakhir. Pendekatan immediate processing ini sangat cocok untuk diterapkan dalam sistem yang dinamis yaitu sistem yang memerlukan informasi yang selalu mutakhir.
3) Output
Jika telah diubah menjadi informasi, berarti proses pengolahan data telah menginjak aktivitas output. Dalam aktivitas output tercakup beberapa operasi sebagai berikut:
(1) Komunkasi (2) Penyimpanan
(3) Penarikan informasi (4) Reproduksi
2.1.6 Komputer akuntansi
Salah satu perkembangan teknologi informasi dalam dunia usaha yang berbasis sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi adalah aplikasi program komputer akuntansi. Jenis-jenis aplikasi komputer yang ada dan telah dikenal serta dipakai dalam dunia usaha adalah MYOB, Dac Easy, Payroll, General Ledger, Simply Accounting, Peachtree, Acc Pac, dan lain-lain. Secara umum manfaat masing-masing jenis aplikasi komputer akuntansi ini hampir sama, yaitu memberikan kemudahan dalam menyusun laporan keuangan suatu perusahaan secara cepat dan efisien serta akurat.
Keuntungan yang bisa dirasakan dengan menggunakan program komputer akuntansi adalah mendapatkan laporan keuangan secara otomatis, cepat, dan memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan secara manual. Mempunyai sistem pengamanan berupa password, dapat menyajikan laporan keuangan komparasi sesuai dengan data pada periode yang diinginkan. Yang dapat menggunakan program komputer akuntansi ini adalah semua orang mengetahui prosedur standar pembukuan dan dapat mengoperasikan komputer, tidak harus seseorang yang pakar akuntansi atau pakar komputer.
2.1.7 Efektivitas
Efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Hani Handoko (1999:7) efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Sedangkan Zulian Yamit (1998:14) efektivitas didefinisikan sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu. Orientansinya adalah pada keluaran atau output yang dihasilkan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dsiimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kondisi yang menyatakan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan aktivitas atau kegiatan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.8 Ukuran Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi.
Perancangan sistem merupakan aktivitas kreatif. Adapun pertimbangan untuk elemen sistem dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Pertimbangan Perancangan Elemen Sistem
Elemen Sistem Pertimbangan Perencanaan
- akurasi
Masukan Data - waktu
- akurasi
Pemrosesan data - Waktu
- keamanan
Penyimpanan data - akurasi
- relevansi
Keluaran - variasi laporan
- ketepatwaktuan Sumber: Bodnar dan Hopwood (2002)
Tahap penerapan merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja secara simultan dan berkesinambungan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas konsep perkembangan sistem yang telah ada disusun, dimana kegiatannya dititikberatkan pada penelitian apakah konsep sistem yang telah disusun tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dibandingkan sistem yang dulu digunakan. Penelitian ini dilakukan pada tahap penerapan yaitu mengkaji mengenai rangkaian sistem perangkat lunak sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi serta perangkat keras agar diperoleh sebuah arsitektur informasi.
Ukuran efektivitas penerapan sistem informasi akuntansi antara lain: 1) Keamanan data
Pertimbangan ini berhubungan dengan kemampuan sistem untuk mengantisipasi akses data dari orang yang tidak berhak dan kemampuan sistem untuk melakukan proses back-up untuk mengantisipasi adanya kejadian-kejadian buruk yang tidak terduga seperti kebakaran, bencana alam, gangguan listrik, adannya binatang penggangu, kesalahan manusia yang tidak disengaja dan lain-lain.
2) Waktu
Pertimbangan ini menunjukkan kecepatan dan ketepatan yang diperlukan sistem untuk mencari suatu data, melakukan input data, menangani berbagai transaksi, melakukan analisis dan proses data, dan lain-lain dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai.
3) Ketelitian
Pertimbangan ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan dalam menginput data, dalam melakukan perhitungan angka , dalam menangani transaksi, pencarian data, analisis dan proses data dalam menyajikan data, dan lain-lain.
4) Relevansi
Pertimbangan ini menunjukkan kesesuaian dari manfaat produk yang dihasilkan baik itu dalam hal analisis data, pengolahan dan penyimpanan data, penyajian dan lain-lain.
5) Variasi Laporan
Pertimbangan ini menunjukkan kemampuan sistem untuk membuat suatu laporan yang dapat berguna bagi pengguna informasi. Laporan dapat divariasikan dengan modifikasi dan perkembangan perhitungan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2.1.9 Pengertian Koperasi
Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tetang Perkoperasian dalam (Arifin dan Halomoan, 2001:18) koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas azas kekeluaragaan.
Berdasarkan batasan koperasi ini, koperasi Indonesia mengandung lima unsur sebagai berikut:
1) Koperasi adalah badan usaha
Sebagai badan usaha, maka koperasi harus memperoleh laba. Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, dimana sistem itu gagal bekerja tanpa memperoleh laba.
2) Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum koperasi
Ini berarti bahwa, koperasi Indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini, UU No 25 tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota)
yang ingin membentuk koperasi primer dan 3 Badan Hukum koperasi untuk koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah bahwa anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
3) Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan “prinsip-prinsip koperasi” .
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, ada 7 prinsip koperasi Indonesia dan ini akan diuraikan pada tulisan berikutnya. Secara singkat, prinsip koperasi ini pada dasarnya merupakan jati diri koperasi.
4) Koperasi Indonesia adalah ”gerakan ekonomi rakyat”
Ini berati bahwa, koperasi Indonesia merupakan bagian dari sistem perekonomian nasional. Dengan demikian, kegiatan usaha koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tatapi juga kepada masyarakat umum.
5) Koperasi Indonesia “berazaskan kekeluargaan”.
Dengan azas ini, keputusan yang berkaitan dengan usaha dan organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Segala keputusan yang diambil seyoganya berdasarkan musyawarah dan mufakat. Inti dari azas kekeluargaan yang dimaksud adalah adanya rasa keadilan dan cinta kasih dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi.
2.1.10 Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi (Arifin dan Halomoan, 2001:20). Lebih jauh, prnsip-prinsip tersebut merupakan “rules of the game” dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian 7. Kerja sama antar koperasi
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
1. Ni Putu Yuria Mendra (2005) dengan judul “Persepsi User Terhadap Tingkat Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada BPR se- Denpasar Selatan”. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif non ststistik, hasil penelitiannya adalah persepsi user terhadap tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada BPR se- Denpasar Selatan menyatakan bahwa 1 BPR atau 20 % termasuk dalam kreteria sangat efektif (KSE), sedangkan 4 BPR atau 80 % termasuk ke dalam kreteria efektif (KE)
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penilaian efektivitas sistemnya. Perbedaannya, teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis statistik nonparametris sedangkan penelitian pada sebelumnnya menggunakan teknik analisis kuantitatif non statistik. Selain itu waktu dan tepat penelitiannya, penelitian ini dilakukan pada seluruh koperasi yang ada di Kecamatan Kuta Utara yang menerapkan dan tidak menerapkan program komputer akuntansi, sedangkan pada penelitian sebelumnnya dilakukan pada BPR yang sudah menerapkan sistem informasi berbasis komputer se-Denpasar Selatan.
2. Ni Kadek Pari Ratnadwita (2005) dengan judul “Penilaian Efektivitas Penerapan Teknologi Informasi dalam Pengaplikasian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada Hotel Sanur Beach Denpasar”. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif non statistik. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa kreteria sangat efektif (KSE) sebanyak 17 responden atau 57 %, dan kriteria efektif (KE) sebanyak 13 responden atau 43%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnnya adalah pada penilaian efektivitas serta variabel yang digunakan. Perbedaannya, penelitian ini dilakukan pada seluruh koperasi yang ada di Kecamatan Kuta Utara baik yang menerapkan dan yang tidak menerapkan program komputer akuntansi sedangkan penelitian sebelumnnya dilakukan pada Hotel Sanur Beach Denpasar yang sudah menerapkan sistem komputer akuntansi.
2.3 Rumusan Hipotesis
Efektivitas dari suatu sistem informasi akutansi dapat diukur dari kualitas sistem yang telah ada, yaitu kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bernilai tinggi, sehingga mampu membantu manajemen membuat keputusan yang tepat untuk mengarahkan perusahaan kepada tujuan perusahaan.
Menurut Nogroho Widjajanto (2001:72), program komputer memiliki keunggulan dapat meningkatkan throughtput dan efesiensi, khususnya jika volume data yang diolah cukup besar. Throughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai output dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan komputer, throughput akan semakin besar, sehingga jika volume data diolah cukup besar, biaya per transaksi akan semakin rendah.
Menurut Jogiyanto (2000:257) secara umum pengolahan data tanpa menggunakan sistem informasi akuntansi memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: terjadinya duplikasi data dan tidak terjadi suatu hubungan data. Duplikasi data terjadi karena tiap-tiap aplikasi membentuk file data tersendiri sehingga menimbulkan data yang sama. Hubungan data tidak terjadi disebabkan karena setiap aplikasi menyelenggarakan file tersendiri sehingga tidak terjadi hubungan suatu data ke file aplikasi yang lain. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka digunakan sistem database dalam sistem informasi akuntansi. Dalam sistem database ini seluruh rekening akan terintegrasikan yang di simpan dalam suatu alat penyimpan (storage) serta dapat diakses langsung oleh pemakainya. Dalam sistem ini, seharusnya hanya terdapat satu data-base yang terintegrasi secara penuh. Dengan sistem database, maka semua pemakai yang berbeda-beda yang menggunakan informasi yang sama tidak perlu menyelenggarakan file sendiri-sendiri dan terpisah. Selain itu dalam sistem ini data dikumpulkan bersama-sama sehingga hubungan data dapat ditingkatkan. Ini berarti data yang terdapat dalam file tertentu dapat dihubungkan dengan file lainnya.
Informasi atau laporan keuangan yang dihasilkan melalui program komputer akuntansi jelas lebih cepat jika dibandingkan dengan informasi yang dikerjakan tanpa menggunakan program komputer akuntansi. Informasi yang diperoleh lebih cepat mempunyai nilai yang lebih baik (tinggi) daripada informasi yang terlambat diperoleh. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila informasi tersebut akurat, tepat waktu, lengkap dan relevan. Penggunaan sistem informasi akuntansi jelas akan menghasilkan suatu informasi berupa laporan keuangan yang cepat dan tepat waktu
jika dibandingkan tidak menggunakan sistem informasi akuntansi. Informasi yang usang akan mengurangi nilai dari informasi tersebut karena informasi merupakan landasan di dalam proses pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan kajian teori yang relevan maka ringkasan hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut ini:
Ha : Adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi dan yang tidak menerapkan program komputer akuntansi.
Tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi dalam penelitian ini diukur berdasarkan ukuran efektivitas sistem informasi akuntansi, yang terdiri dari enam aspek yaitu aspek keamanan data, waktu, ketelitian, relevansi, dan variasi laporan. Sehingga dapat dirinci hipotesis alternatifnya sebagai berikut:
Ha1 : Diukur dari aspek keamanan data, tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi yang tidak menerapkan program komputer berbeda secara signifikan dengan tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi.
Ha 2 : Diukur dari aspek waktu, tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi yang tidak menerapkan program komputer berbeda secara signifikan dengan tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi.
Ha 3 : Diukur dari aspek ketelitian, tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi yang tidak menerapkan program komputer berbeda secara signifikan dengan tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi.
Ha 4 : Diukur dari aspek relevansi, tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi yang tidak menerapkan program komputer berbeda secara signifikan
dengan tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi.
Ha 5 : Diukur dari aspek variasi laporan, tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi koperasi yang tidak menerapkan program komputer berbeda secara signifikan dengan tingkat efektivitas sistem informasi akuntansi pada koperasi yang menerapkan program komputer akuntansi.