• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

63 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

AJIAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA KINERJA

PELAKSANAAN PROYEK INFRASTRUKTUR GEDUNG

PEMERINTAH

(Studi Kasus Pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali

Nanggroe)

M Rizal1, Abdullah2, Moch. Afifuddin3

1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

email: tika.tbk2013@gmail.com

Abstract : Change order is the change of order in the form of the addition, deletion or change of job in contract documents at the time of construction contracts is in progress. For the complex infrastructure works of Meuligoe Wali Nanggroe, change orders caused by different initial planning volume with working plans so that it is necessary to have adjustments according to the real needs on the ground. The work should be completed by the working period for 428 (four hundred twenty eight) calendar days in accordance with the multi-year contract agreement (multi years contract). This study aims to examine the factors that cause the occurrence of change orders, type of work, the cost and the impact of change orders on construction time. The study was conducted using quantitative descriptive methods, namely observation, primary data collection, the questionnaires to the owner, contractor and consultant supervisors. The results showed that the causes of the change order at the beginning of the project because of the volume of the initial planning is different from working plans so that the contractor applied an addendum as the real need in the field. Type of work done is change the order and pile foundation work, the volume and the addition of new work items. Despite there was a Change Order, but the cost of implementation did not change. In this work, the Change order impact on the work time on certain items of work so there was a reduction in execution time. Shortening the duration of the execution time experience working time after the Contract Change Order (CCO) was the total time of the project is 428 calendar days turned into a 421-day calendar, consequently the contractor must pursue completion of the work. It is advised to the project owner to tighten oversight of the project agreement Change orders to the construction work Meuligoe Wali Nanggroe complex so that it can be completed by the Contractor in accordance with a predetermined schedule planning.

Keywords : Change orders, costs, implementation time, contract agreements.

Abstrak : Change order berupa penambahan, penghapusan atau pergantian pekerjaan dalam dokumen kontrak pada saat kontrak konstruksi berlangsung. Untuk pekerjaan pembangunan infrastruktur rumah komplek Meuligoe Wali Nanggroe, change order terjadi akibat volume perencanaan awal berbeda dengan gambar kerja sehingga perlu dilakukan penyesuaian sesuai kebutuhan nyata di lapangan. Pekerjaan tersebut harus diselesaikan dengan masa kerja selama 428 (empat ratus dua puluh delapan) hari kalender sesuai dengan perjanjian kontrak tahun jamak (multi years contract). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor penyebab terjadinya change order, jenis pekerjaan, biaya dan dampak change order terhadap waktu konstruksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif kuantitatif, yakni observasi, pengumpulan data primer, pengisian kuesioner kepada owner, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya change order diawal proyek karena volume perencanaan awal berbeda dengan gambar kerja sehingga kontraktor pelaksana mengajukan permohonan addendum pekerjaan sesuai kebutuhan nyata di lapangan. Jenis pekerjaan yang dilakukan change order yaitu pekerjaan pondasi dan timbunan, terjadi penambahan volume dan item pekerjaan baru. Meskipun terjadi Change Order, namun biaya pelaksanaan tidak mengalami perubahan. Pada pekerjaan ini Change order berdampak terhadap waktu pekerjaan yaitu pada item-item pekerjaan tertentu terjadi pengurangan waktu pelaksanaan. Durasi waktu pelaksanaan mengalami perpendekan waktu

(2)

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 64 kerja setelah dilakukan Contract Change Order (CCO) yaitu total waktu pelaksanaan proyek adalah 428 hari kalender berubah menjadi 421 hari kalender, akibatnya kontraktor harus mengejar penyelesaian pekerjaan. Disarankan kepada Owner proyek memperketat pengawasan terhadap perjanjian Change order sampai pekerjaan pembangunan rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe dapat diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana sesuai dengan skedul perencanaan yang telah ditentukan.

Kata Kunci : Change order, biaya, waktu pelaksanaan, perjanjian kontrak.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri konstruksi berjalan seiring dengan perkembangan zaman. Industri konstruksi akan terus berjalan dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan akan struktur dan infrastruktur yang diperlukan. Menurut Badan Pusat Statistik, pembangunan struktur gedung (perumahan maupun non-perumahan) merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi yang memiliki konstribusi lebih dari 40% tiap tahunnya dari seluruh pekerjaan konstruksi Indonesia (BPS, 2006). Kegiatan proyek pembangunan merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah disusun dengan jelas. Pada proses pelaksanaan konstruksi sering dihadapkan pada permasalahan yaitu terjadinya

changes (perubahan-perubahan) pada awal,

pertengahan, dan akhir proyek dimana perubahan itu dapat disebabkan dari permintaan

owner dan atau permintaan kontraktor

pelaksana karena sesuatu dan lain hal.

Hal ini menyebabkan perencanaan harus di ubah dan karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan sehingga terjadi perubahan desain atau change order. Change order ini meliputi penambahan atau pengurangan jenis pekerjaan, mengubah spesifikasi teknis

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan. Perubahan bisa mengakibatkan proyek terlambat dan biaya yang melambung tinggi (Cost overruns). Jika sering terjadi change order (perubahan pekerjaan) dimana proses administrasinya tidak dijalankan sesuai prosedur mengakibatkan terjadi perselisihan antara pemilik dan kontraktor yang berakhir di arbitrase

(pengadilan). Proses administrasi change order yang memakan waktu dan jika tidak dikelola dengan sebaik dan sedini mungkin, akan mengakibatkan penundaan (delay) konstruksi proyek(Soeharto, 1995).

Change order yang terjadi pada

pekerjaan pembangunan infrastruktur rumahkomplek Meuligoe Wali Nanggroe disebabkan volume perencanaan awal berbeda dengan gambar kerja sehingga perlu dilakukan penyesuaian sesuai kebutuhan riel di lapangan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan penelitian yaitu Kajian Pengaruh Change Order Pada Kinerja Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Gedung Pemerintah (Studi Kasus Pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe).

Penelitian inibertujuan, meneliti faktor-faktor penyebab terjadinya change order, meneliti jenis pekerjaan, meninjau persentase biaya change order dan meninjau dampak

(3)

65 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

infrastruktur rumah komplek Meuligoe Wali Nanggroe.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Proyek Konstruksi

Menurut Mahendra (2004) setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan akan hal di atas semakin dirasakan jika proyek semakin besar, semakin kompleks dan pihak yang terlibat semakin banyak. Tanpa kedua hal di atas koordinasi tidak dapat dilaksanakan dan sasaran mustahil akan dapat tercapai.

Pengertian proyek konstruksi adalah upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur, adapun bentuk bangunan tersebut dapat berupa perumahan, gedung perkantoran, jalan, bendungan terowongan, bangunan industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak.

Suatu pekerjaan konstruksi tidak selalu dapat dikategorikan sebagai proyek konstruksi, tetapi harus memiliki kriteria-kriteria tertentu seperti berikut ini: 1). Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek, serta mempunyai jangka waktu yang umumnya terbatas dan 2). Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik.

Pengertian Change Order Contract

Menurut Willem S (2009) Change order

Contract merupakan perubahan secara tertulis

antara pemilik dan kontraktor untuk mengubah

kondisi dokumen kontrak awal, dengan menambah atau mengurangi pekerjaan. Adanya perubahan ini dapat mengubah biaya kontrak dan jadwal pelaksanaan proyek. Secara singkat

change order contract bisa didefinisikan

sebagai modifikasi dari original contract.Change order contract adalah surat

kesepakatan berupa perjanjian tertulis yang ditandatangani antara pemilik dan kontraktor setelah setuju untuk menegaskan adanya perubahan dan jumlah kompensasi biaya dan waktu pelaksanaan kepada kontraktor yang terjadi pada tahap pelaksanaan proyek, setelah penandatanganan kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor.

Perubahan pekerjaan dapat berupa penambahan, pengurangan, bahkan penggantian lingkup pekerjaan yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja awal. Perubahan yang terjadi selama proses konstruksi, diantaranya perubahan desain, perubahan jadwal, penggantian material, dan modifikasi terhadap metoda konstruksi. Perubahan selama masa pelaksanaan proyek sering terjadi karena adanya keinginan dari pemilik yang timbul selama pelaksanaan proyek konstruksi, hal ini disebabkan antara lain karena adanya perubahan lingkup kerja, perubahan spesifikasi, perubahan jenis material, perubahan perencanaan arsitektural, perubahan metode kerja, dan percepatan pelaksanaan pekerjaan.

Tujuan dari change order adalah: (1) Untuk mengubah rencana kontrak dengan adanya metoda khusus dalam pembayaran, (2) Untuk tujuan administrasi, dalam menetapkan

(4)

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 66 metoda pembayaran kerja ekstra maupun

penambahannya, (3) Untuk mengikuti penyesuaian terhadap harga satuan kontrak bila ada perubahan spesifikasi, (4) Untuk pengajuan pengurangan biaya insentif proposal ada perubahan proposal value engineering, (5). Untuk menyesuaikan skedul proyek akibat perubahan, (6) Untuk menghindari perselisihan antara pihak kontraktor dan owner.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan observasi, pengumpulan data primer, pengisian kuesioner kepada owner, kontraktorpelaksana dan konsultan pengawas. Proses penelitian diawali dari perencanaan tugas, studi pustaka, studi lapangan/observasi tampat dan perumusan masalah. Tahap kedua dimulai dari penyusunan draf/analisa data laporan dan pembimbingan. Langkah selanjutnya pembahasan dan penyerahan tesis.

Kajian teknis pekerjaan pembangunan rumah Meulogoe Wali Nanggroe berdasarkan hasil survey lapangan, kebutuhan volume dan kondisi dilapangan maka timbul permasalahan antara lain:

1. Gambar perencanaan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

2. Terjadi penambahan volume danitem pekerjaan baru yaitu:

a. Pekerjaan lantai kerja 5 cm b. Pekerjaan sloof

c. Pekerjaan kolom d. Pekerjaan balok

e. Pekerjaan ring balk f. Pekerjaan penutup atap g. Dan lain - lain

3. Terjadinya pengurangan beberapa item pekerjaan, yaitu:

a. Lantai keramik 40 x 40 cm b. Keramik meja laboratorium c. Plafond gybsum + furing d. Cat dinding tembok e. Pintu besi

f. Dan lain-lain

Berdasarkan kajian teknis pekerjaan pembangunan rumah Meuligoe Wali Nanggroe, maka dapat diukur pengukuran variabel penelitian. Pengukuran merupakan prosedur menentukan kualitas atau kuantitas dari karakteristik subjek penelitian. Pengamatan dan observasi langsung di lapangan dilakukan sesuai dengan variabel dan menghasilkan sekumpulan nilai atau data. Data dianalisis untuk menghasilkan informasi yang diinterpretasikan dan digunakan sebagai hasil penelitian, meliputi:

1. Faktor-faktor penyebab change order 2. Jenis pekerjaan change order

3. Biaya change order 4. Dampak change order

ASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Change Order

Change order terjadi karena adanya

keinginan bersama antara pemilik Proyek dengan pelaksana yang timbul selama masa pelaksanaan proyek konstruksi, untuk mendapatkan kesesuaian berdasarkan

(5)

67 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

kebutuhan yang terjadi dilapangan. Change

order yang terjadi pada pembangunan Rumah

Komplek Meuligoe Wali Nanggroe berdasarkan yang tertuang dalam kontrak addendum I

Nomor:

602.1/789-ADD1/TB-149/DCK/APBA-P/2013 Tanggal 30 Oktober 2013 adalah karena terdapatbeberapa item pekerjaan yang tidaksesuai antara gambar rencana dengan volume yang tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu pekerjaan pondasi sumuran, menurut hasil perhitungan sondir bangunan yang terletak di Gampong Lampeunuerut Kecamatan Darul Imrah tersebut harus dilakukan pemasangan pondasi sumuran sedalam 4 meter dengan lebar pondasi 1,6 meter pada tiap-tiap kolom. Pada gambar rencana pelaksanaan jelas tertera, namun ternyata volume yang terdapat dalam RAB tidak sebanding dengan jumlah pondasi yang tersedia pada masing –masing bangunan gedung tersebut, sehingga perlu dilakukan proses change order untuk mendapatkan kesesuaian antara volume dengan gambar rencana.

Proses CCO yang terjadi pada pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe tidak cukup dilakukan hanya satu kali saja, masih banyak pekerjaan-pekerjaan lainnya yang perlu dilakukan perubahan dan penambahan karena masih ada pekerjaan yang sebagian besar tidak tercantum dalam RAB namun sangat perlu untuk dikerjakan, seperti pekerjaan balok latai, pekerjaanruang panel, ruang saf (ruang pemipaan), dan pada saat ini proses tambah kurang tahap kedua sudah dilakukan.

Hal ini terlihat dengan adanya Surat Perjanjian Kerja Addendum II, nomor: 602.1/01.ADD.II/TB-149/DCK/APBA/2014 tanggal 30 Januari 2014, perubahan yang terjadi pada pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe terjadi pada awal, pertengahan dan akhir kegiatan proyek. Berikut beberapa pekerjaan yang terjadi perubahan tambah kurang diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel 1. Jenis-jenis pekerjaan tambah kurang Gedung Meuligoe Wali Nanggroe

NO JENIS PEKERJAAN VOL

AWAL VOL ADDENDUM

NILAI KONTRAK AWAL NILAI KONTRAK ADDENDUM 1 2 3 4

Pek. Pondasi Sumuran Pek. Pondasi Tapak

Pekerjaan plat dag Pekerjaan balok latai

37,61 m3 0,98 m3 0 0 140 m3 62,37 m3 159,95 m3 10,40 m3 Rp 36.480.534 Rp 1.002.550 Rp 0 Rp 0 Rp 114.572.476 Rp 56.074.320 Rp 130.749.810 Rp 8.501.528,21

Tabel 1 menjelaskan perubahan yang terjadi pada setiap item pekerjaancukup besar, sehingga pembangunan gedung tersebut tidak

sesuai lagi dari rencana awal. Berdasarkan rencana bahwa pada awalnya pembangunan gedung tersebut dapat dikerjakan sampai selesai

(6)

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 68 seratus persen, namun kenyataannya setelah

terjadinya Change order terdapat pekerjaan tambah kurang pada pekerjaan yang tersebut, sehingga penyelesaian bangunan tidak dapat dilakukan sampai seratus persen.

Hal ini disebabkan ada pekerjaan yang dikurangi untuk menutupi volume yang kurang pada beberapa item pekerjaan, berdasarkan kekurangan-kekurangan tersebut, maka Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Konsultan Pengawas dan tim peneliti kontrak melakukan perubahan pekerjaan meskipun perubahan tersebut melebihi 10 % sesuai yang dipersyaratkan. Untuk mendapatkan legalitas terhadap perubahan tersebut, maka pemilik proyek dalam hal ini pihak Dinas Cipta Karya meminta kepada Konsultan Perencana supaya dapat membuat pernyataan bahwa perhitungan yang dilakukan memang ada kesilapan pada saat melakukan penyusunan Detail Engineering

Design (DED).

Akibat perubahan–perubahan tersebut, maka untuk dapat menyelesaiakan pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe tersebut diperkirakan dibutuhkan dana tambahan lebih kurang 2 milyar lagi, dan Pemerintah Aceh telah menganggarkan dana tersebut pada anggaran tahun 2104 ini.

Jenis Pekerjaan yang dilakukan Change Order

Perubahan yang terjadi selama proses konstruksi pekerjaan pembangunan rumah Meuligoe Wali Nanggroe, diantaranya perubahan desain, perubahan jadwal,

penggantian material, dan modifikasi terhadap metoda konstruksi. Hal ini menyebabkan terjadinya Change Order sehingga terjadi perubahan kontrak yaitu 67% memilih tidak boleh dilakukan perubahan keseluruhan kontrak, sisanya 33% ragu-ragu terhadap perubahan kontrak pekerjaan. Pengurangan dan penambahan biaya dalam gambar perencanaan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) karena terjadi penambahan volume dan item pekerjaan baru pada awal mulai proyek.

Berdasarkan hasil pengumpulan data bahwa telah dilakukan rapat pada Hari Selasa Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Tiga Belas yang membahas hasil evaluasi kondisi lapangan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana gedung pekerjaan Pembangunan rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe. Rapat tersebut dihadiri oleh KPA/Kuasa Pengguna Barang Bidang Tata Bangunan dan Konstruksi Dinas Cipta Karya Aceh, unsur panitia, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), konsultan supervisi dan kontraktor pelaksana bertempat di kantor Dinas Cipta Karya Aceh Jalan Pemancar No: 5 Simpang Tiga Banda Aceh. Pembangunan Sarana dan Prasarana Gedung rumah komplek Wali Nanggroe dengan nilai kontrak induk Rp. 30.590.782.000. Kontrak Anak I Rp. 10.000.000.000, sumber dana APBA, waktu pelaksanaan 428 (Empat Ratus dua puluh delapan) hari kalender, waktu pemeliharaan 180 hari kalender, kontraktor pelaksana PT. Nugraha Adi Taruna dan konsultan supervisi PT. Makmue Beusare Consultant.

(7)

69 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

Kontrak awal bahwa kontraktor akan melaksanakan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan secara terinci sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Adendum Surat Pekerjaan (Kontrak).

Biaya Akibat Change Order

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden telah mengetahui pengurangan dan penambahan biaya akibat change order Meuligoe Wali Nanggroe, semua responden menjawab ya yaitu 9 orang (100%) adanya pengurangan dan penambahan biaya, selanjutnya pertanyaan kontrak seperti apa

Change order yang diizinkan Peraturan

Presiden No 70 tahun 2012 menjawab kontrak gabungan langsung dan unit price sebanyak yaitu 7 orang (76%) karena kontrak bersifat multi year (tahun jamak).

Kontrak Change order yang diizinkan sesuai dengan Peraturan Presiden No 70 tahun 2012 yaitu 78% responden memilih unit price, sisanya 22% ragu-ragu. Hasil penelitian selanjutnya persentase yang diizinkan untuk dilakukan Change order yaitu 78% responden memilih 10%, sisanya 22% ragu-ragu. Pertanyaan selanjutnya, setuju dengan pengurangan atau penambahan biaya akibat

Change order, sebanyak 78% menjawab setuju

adanya Change order pada pembangunan

rumah komplek Meuligoe Wali Nanggroe. Pertanyaan selanjutnya, perubahan biaya tersebut berakibat terhadap pelaksanaan proyek, sebanyak 100% responden menjawab ya berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan proyek.

Jumlah biaya yang terjadi tambah kurang pada setiap item pekerjaan pembangunan rumah Meuligoe Wali Nanggroe. Harga satuan pekerjaan tersebut merupakan gabungan dari biaya material, biaya buruh dan biaya peralatan, yang masing-masing dihitung per satuan pekerjaan. Tambah kurang biaya pembangunan rumah komplek Meuligoe Wali Nangroe addendum I diperlihatkan dalam Gambar 1.

Gambar. 1 Biaya pembangunan rumah komplek Meuligoe Wali Nangroe addendum I

Biaya pembangunan rumah komplek Wali Nangroe setelah tambah kurang biaya diperlihatkan pada Gambar 2.

(8)

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 70 Gambar. 2 Biaya pembangunan rumah komplek

Meuligoe Wali Nangroe addendum I

Gambar 2 menjelaskan bahwa terjadi penambahan biaya untuk pekerjaan lantai 1 sebelumnya nilai kontrak awal Rp 6,071,641,000.82, setelah penambahan biaya menjadi Rp 9,068,879,493.73. Penambahan biaya ini terjadi karena adanyapenambahan biaya dari pekerjaan beton bertulang dari semula Rp 1,653,363,877.54 menjadi Rp 5,505,611,675.54. Secara teknis meningkatnya biaya pekerjaan beton bertulang disebabkan karena ketidakakuratan perencanaan pembangunan rumah komplek Meuligoe Wali Nanggroe. Hal ini telah menjadikan

penambahan biaya sebesar

Rp2,997,238,492.91. Selanjutnya biaya pekerjaan pembangunan badan jalan dan fasilitas pendukung komplek Meuligoe Wali Nanggroe diperlihatkan pada Gambar 4.3.

Gambar. 3 Biaya pekerjaan pembangunan badan jalan dan fasilitas pendukung komplek Meuligoe

Gambar 3 menjelaskan terjadi pengurangan biaya pekerjaan pembangunan badan jalan dan fasilitas pendukung komplek Meuligoe Wali Nanggroe dari kontrak awal Rp 7,476,234,103.87 menjadi berkurang setelah dilakukan perhitungan change order menjadi Rp 5,028,205,872.06. Pengurangan biaya sangat besar ini terjadi karena pengurangan item pekerjanaan timbulan lahan tahap 1 sebesar Rp 1,251,526,200.00 dan pekerjaan tempat wudhu dan elekctrical sebesar Rp1,281,927,261.82, sehingga dapat disimpulkan terjadi pengurangan biaya untuk pekerjaan tersebut sebesar Rp 2,448,028,231.81.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil quistioner responden bahwa faktor penyebab terjadinya change order terjadi diawal proyek karena volume perencanaan awal berbeda dengan gambar kerja sehingga kontraktor pelaksana mengajukan

(9)

71 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

permohonan addendum pekerjaan sesuai kebutuhan nyata di lapangan dengan perbandingan 44%, dan permintaan Owner kepada kontraktor supaya melakukan perubahan atas pekerjaan yang sedang dikerjakan sebanyak 56%.

2. Bahwa dari ketiga paket yang diamati,

change orderterjadi pada pekerjaan yang

berbeda, yaitu untuk Pembangunan Rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe terjadi pada awal kegiatan proyek, Pembangunan Gedung Pasca Serjana Unsyiah terjadi pada pertengahan kegiatan proyek, sedangkan Pembangunan Gedung IKAWI terjadi pada akhir kegiatan proyek.

3. Jenis pekerjaan yang dilakukan change

order, baik penambahan volume maupun

penambahan item baru yaitu pekerjaan pondasi dan timbunan,Pekerjaan lantai kerja 5 cm, Pekerjaan sloof, Pekerjaan kolom, Pekerjaan balok latai, Pekerjaan ring balk, Pekerjaan penutup atap. Sedangkan jenis pekerjaan yangterjadi pengurangan beberapa item, yaitu: Lantai keramik 40 x 40 cm,Plafond gybsum + furing, Cat dinding tembok dan pekerjaan pengadaan AC dan CCTV.

4. Persentase biaya change order yaitu 10% telah mengakibatkan terjadinya penambahan maupun pengurangan biaya pada beberapa item pekerjaan.

5. Dampak change order terhadap waktu adalah terjadinya pengurangan durasi pekerjaan dari sebelumnya 428 (empat

ratus dua puluh delapan hari) kalender

berubah menjadi 421 (empat ratus dua

puluh satu hari) kalender akibatnya

kontraktor proyek harus mengejar penyelesaian pekerjaan dengan cara mereviw waktu pelaksanaan yang telah direncanakan.

6. Besarnya penambahan anggaran biaya yang terjadi tidak tergantung dari banyaknya item pekerjaan yang di change order,tetapi tergantung dari bagian mana yang membutuhkan biaya yang besar dalam pelaksanaannya dan bagian mana yang membutuhkan pengurangan biaya.

Saran

1. Disarankan kepada Owner proyek yaitu Dinas Cipta Karya Provinsi Aceh memperketat pengawasanterhadap perjanjian kontrak setelah Change order terjadi agar pekerjaan pembangunan rumah Komplek Meuligoe Wali Nanggroe dapat diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana sesuai dengan skedule perencanaan yang telah ditentukan dengan hasil kualitas dan

kuantitas yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan akurat disarankan agar dilakukan MC final, supaya mendapatkan volume yang sesuai dengan hasil pekerjaan yang dikerjakan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abrar(2008) Manajemen proyek, perencanaan,

penjadwalan & pengendalian proyek,

(10)

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 72 Asril (2001) Analisa risiko pada tahap

penawaran proyek-proyek konstruksi di Jabotabek FT-UI.

Anonim (2006) Data Konstruksi Indonesia, Badan Pusat Statistik.Mahendra(2004) Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soeharto (1995) Management Proyek dari

Konseptual Sampai Operasional, edisi

kedua. Jakarta: Airlangga.

Willem S (2009) Analisa Penyebab Dan

Pengaruh Change Order Pada Proyek,

Infrastruktur Dan Bangunan Gedung Di Ambon, Jurnal TEKNOLOGI,

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis pekerjaan tambah kurang Gedung Meuligoe Wali Nanggroe
Gambar  2  menjelaskan  bahwa  terjadi  penambahan  biaya  untuk  pekerjaan  lantai  1  sebelumnya  nilai  kontrak  awal  Rp  6,071,641,000.82,  setelah  penambahan  biaya  menjadi  Rp  9,068,879,493.73

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu persyaratan agregat kasar untuk menghasilkan campuran beton aspal yang mempunyai nilai struktural tinggi adalah agregat kasar yang mempunyai nilai keausan ≤ 40

Terkait dengan pengaruh tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan terhadap kinerja satuan kerja pemerintah Aceh, terdapat penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan

Berdasarkan permasalahan dan metode penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh hasil dari data survei visual yang selanjutnya dilakukan

Adapun tindakan yang seharusnya dilakukan oleh pihak kontraktor untuk menangani dan menyelesaikan keterlambatan menurut para responden sesuai dengan rangking

Hasil dari penilaian dan masukan berupa tindakan pencegahan dan koreksi terhadap 7 (tujuh) variabel dominan tersebut secara keseluruhan, 5 (lima) orang pakar/ahli

Dari gambar 5 dapat dilihat benda uji yang tidak dipasang shear connector pada bidang interfacenya, nilai slipnya lebih tinggi, hal ini menandakan adanya kontribusi

Terkait dengan pengaruh tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan terhadap kinerja satuan kerja pemerintah Aceh, terdapat penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan

Fenomena yang melatar belakangi penelitian pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh adalah disebabkan masih belum tercapainya tujuan organisasi dalam