• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan. Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tugas akhir ini bukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan. Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tugas akhir ini bukan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

Tema BIOCLIMATIC

LEMBAR

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Agus Siswanto

Nim : 0120311-025

Jurusan : Arsitektur

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas : Mercu Buana

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tugas akhir ini bukan

merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan /

disesuaikan dengan referensinya.

Jakarta, Februari 2009

( Agus Siswanto )

(2)

Tema BIOCLIMATIC

LEMBAR

PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Judul : Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan

Tema : Arsitektur ” Bioclimatic’

Periode : Agustus 2008 – Maret 2009

Nama : Agus Siswanto

Nim : 0120311- 025

Menyetujui

Ketua Jurusan Arsitektur Koordinator Tugas Akhir

Ir.Tin Budi Utami, MT Danto Sukmajati,ST, MSc

Pembimbing

(3)

Tema BIOCLIMATIC

KATA

PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan tugas akhir ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan

fasilitas komersial dan perkantoran di wilayah DKI Jakarta, terutama pada

kawasan daerah Mampang – Tendean.

Selesainya tugas akhir ini tidak luput dari dorongan serta bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ir. Henny Gambiro, Msi. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Mercu Buana.

2. Ir.Tin Budi Utami, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Universitas

Mercu Buana.

3. Danto Sukmajati,ST, MSc. Selaku Koordinator Tugas Akhir angkatan 55,

Universitas Mercu Buana.

4. Ir. Budi Susetyo, MT. Sebagai Dosen Pembimbing, Terimakasih atas

diskusi, kritik dan sarannya selama penyusunan tugas akhir.

5. Orang Tua dan Keluarga penulis terutama Mamah dan adik-adik,

Terimakasih atas seluruh dukungannya dan semangat sehingga laporan

(4)

Tema BIOCLIMATIC

6. Untuk Fei terimakasih banyak untuk motivasi , masukan dan

dukungannya sehingga T.A ini bisa diselesaikan dengan baik.

7. Untuk semua teman – teman kampus terimaksih atas semua dukungan

dan motivasinya : Moch Hafidz, Rizallullah, Jaka Subagja, Gilang , Budi ,

Anwar dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan namanya. Ingat

jaga kekompakannya.

8. Teman -teman angkatan studio T.A angkatan 55 : Joko sundoro, Tony,

Andie, Wayan, Mariska dan Maisyawati , terimakasih telah saling

mendukung sama-sama untuk bisa menyelesaikan Tugas Akhir.

Harapan penulis semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat

bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan untuk semua yang telah

membaca laporan ini. Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna,

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan tugas akhir ini.

Akhir kata tidak ada yang diharapkan penulis selain keridlhoan

ALLAH SWT, semoga di beri petunjuk dan jalan yang lurus dalam

melaksanakan tugas sehari-hari.

Jakarta, Februari 2009

(5)

Tema BIOCLIMATIC Daftar Isi DAFTAR ISI Lembar Pernyataan...i Lembar Pengesahan...ii Kata Pengantar...iii Daftar Isi...v BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang...1

I.2 Maksud dan Tujuan...3

I.3 Permasalahan...4

I.4 Ruang Lingkup...5

I.5 Kerangka Berpikir...6

I.6 Metode Pembahasan...7

BAB II. TINJAUAN UMUM II.1 Gambaran Umum Proyek...9

II.2 Pengenalan Kantor Sewa...9

II.2.1 Pengertian Kantor Sewa...9

II.2.2 Tinjauan Gedung Perkantoran...10

II.2.3 Klasifikasi Kantor...11

II.2.3.1 Bentuk Kantor...11

II.2.3.2 Kategori Bangunan Kantor...11

II.3 Pengenalan Pusat Perbelanjaan...12

II.3.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan...12

(6)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

II.3.3 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan...14

II.3.3.1 Bentuk Pusat Perbelanjaan...14

II.3.3.2 Fungsi Pusat Perbelanjaan...15

II.3.3.3 Pola Pengadaan Barang...15

II.3.3.4 Jenis Barang Yang Dijual...16

II.3.3.5 Variasi Barang Yang Dijual...17

II.3.3.6 Radius Pelayanan...17

II.3.3.7 Sistem Pelayanan Pusat Perbelanjaan..18

II.3.3.8 Pihak-pihak yang terlibat...19

II.3.3.9 Karekteristik Konsep Mall...19

II.3.3.10 Elemen Pembentuk Shoping Mall...20

II.3.3.11 Ciri-ciri Mall...21

II.3.4 Tinjauan Taman...21

II.4 Integrasi Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan...22

II.5 Pengenalan Lokasi Tapak...23

II.5.1 Kedudukan Tapak terhadap Kota Jakarta...23

II.5.2 Kondisi Tapak dan Lingkungan saat sekarang...24

BAB III. TINJAUAN KHUSUS III.I Latar Belakang Tema...25

III.2 Gambaran Umum Tema...25

III.3 Tinjauan Teoritis...26

III.3.1 Pengertian Dasar...26

III.3.2 Pengertian Bioklimatic...27

(7)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

III.4 Tinjauan Terhadap Arsitektur Bioklimatic...28

III.4.1 Orientasi Bangunan terhadap Matahari...28

III.4.2 Selubung Atap Bangunan...30

III.4.3 Perlindungan Terhadap Sinar Matahari Langsung...32

III.4.4 Ventilasi dan Kelembaban...35

III.4.5 Pencahayaan Alami...37

III.4.6 Penghijauan Vertikal...38

III.4.7 Pendingin Bangunan...40

III.4.7.1 Pengaruh Tema terhadap Design...40

III.4.7.2 Faktor dasar Efisiensi Energi pada Bangunan...41

III.4.7.3 Penghematan Energi / Energi Alternatif...43

III.4.7.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perancangan Bioklimatic...44

III.4.8 Bioklimatic Vs Energi Saving...46

III.5 Tinjauan Terhadapa Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan...47

III.5.1 Studi Banding Perkantoran...47

III.5.1.A Kesimpulan...49

III.5.2 Studi Banding Pusat Perbelanjaan...50

(8)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

BAB IV. PERMASALAHAN

IV.I Penghematan Energi...53

IV.2 Pathologi Bangunan...53

IV.3 Permasalahan Terhadap Lingkungan Perkotaan...54

IV.4 Permasalahan Terhadap Manusia...55

IV.5 Permasalahan Terhadap Bangunan...55

BAB V. ANALISA PERENCANAAN V.1 Analisa Pemilihan Tapak...57

V.1.1 Pemilihan Tapak Terhadap Kantor Sewa...57

V.1.2 Pemilihan Tapak Terhadap Pusat Perbelanjaan...57

V.1.1 Pemilihan Tapak Terhadap Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan...58

V.2 Analisa Lokasi Secara Makro...59

V.2.1 Peruntukan Lahan...59

V.2.2 Fungsi Bangunan...60

V.2.3 Kepadatan Penduduk...60

V.2.4 Topografi...60

V.2.5 Iklim...61

V.3 Analisa Tapak / Lokasi Mikro...61

V.3.1 Kondisi Tapak...61

V.3.1.A Batas Tapak...61

V.3.1.B Kondisi Existing Tapak...62

V.3.2 Analisa Pencapaian Tapak...63

(9)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

V.3.4 Analisa Terhadap Angin...68

V.3.5 Analisa Terhadap Orientasi dan View...70

V.3.6 Analisa Kebisingan...71

V.3.7 Analisa Tata Ruang...73

V.3.8 Analisa Penzoningan...74

V.4 Analisa Bangunan...76

V.4.1 Pola Masa Bangunan...76

V.4.2 Bentuk Dasar Masa...77

V.4.3 Sirkulasi Dalam Bangunan...78

V.4.4 Sistem Struktur...79

V.4.5 Elemen Bangunan...80

V.4.6 Sistem Utilitas Bangunan...80

V.4.6.1 Penerangan / Pencahayaan...80

V.4.6.2 Pengudaraan...81

V.4.6.3 Sumber Daya Listrik...82

V.4.6.4 Komunikasi dan Sound Sistem...83

V.4.6.5 Penanggulangan Kebakaran...85

V.4.6.6 Sistem Plumbing...86

V.4.6.7 Sistem Pembuangan Sampah...87

V.4.6.8 Sistem Penangkal Petir...87

V.4.6.9 Sistem Keamanan...87

V.5 Analisa Program Perencanaan...88

V.5.1 Pergerakan Manusia dan Kendaraan...88

(10)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

V.5.3 Organisasi Ruang...94

V.5.4 Hubungan Ruang...96

V.5.5 Analisa Program Ruang...97

V.5.1 Fasilitas Yang Berkaitan dengan Konsep Bioklimatic...102

V.6 Besaran Ruang...103

BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 Konsep Bangunan...106

VI.1.1 Konsep Pola Masa Bangunan...106

VI.1.2 Konsep Modul Bangunan...107

VI.1.3 Konsep Sirkulasi Bangunan...107

VI.2 Konsep Tapak...108

VI.2.1 Konsep Pencapaian Tapak...108

VI.2.2 Konsep Terhadap Matahari...110

VI.2.3 Konsep Terhadap Angin...111

VI.2.4 Konsep Orientasi dan View...111

VI.2.5 Konsep Terhadap Kebisingan...112

VI.2.6 Konsep Tata Ruang...113

VI.2.7 Konsep Penzoningan...114

VI.3 Konsep Bioklimatic pada Bangunan...115

VI.3.1 Elemen Tanaman...115

VI.3.2 Vegetasi / Penghijauan...116

VI.3.3 Sky courts...116

(11)

Tema BIOCLIMATIC

Daftar Isi

VI.3.5 Sun Shading...117

(12)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Jakarta merupakan suatu kota yang tingkat pertumbuhan

ekonominya sangat tinggi dibanding dengan kota-kota lain.

Menciptakan pertumbuhan ekonomi tersebut memerlukan sarana berupa

fasilatas yang penunjang yaitu berupa lapangan kerja atau tempat

berusaha.

Pemenuhan kebutuhan itu bisa berupa penerapan kawasan-kawasan

usaha yang komersil. Oleh karena itu hampir disetiap kawasan yang ada di

Jakarta terdapat kawasan komersilnya.

Kawasan tersebut bisa berupa gedung-gedung komersial yang terdiri

atas pusat perbelanjaan, ataupun tempat perkantoran.

Untuk kawasan Jakarta-Selatan khususnya kawasan Pasar Minggu ,

hingga saat ini keberadaan gedung perkantoran yang dibarengi fasilitas

komersil masih kurang.

Kondisi Bangunan Komersial DKI Jakarta

Perkembangan pembangunan kota, khususnya DKI Jakarta

beberapa tahun ini sangat begitu pesat terbukti makin banyaknya

pembangunan pusat-pusat kegiatan pada berbagai tingkatan mulai dari

tingkat nasional bahkan internasional, yang dimana pertumbuhan pusat

kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan pertumbuhan prasarana kotanya.

Adanya pembangunan yang lebih cenderung memihak pada kalangan

(13)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

pemerintah dan pengembang / investor tidak kunjung mewujudkan tempat

yang layak dan terjangkau bagi mereka, khususnya masyarakat kalangan

ekonomi menengah kebawah.

Adanya pembangunan yang lebih mementingkan faktor

komersil tanpa dibarengi dengan penertiban yang berlandas pada aturan

Tatakota, menyebabkan jakarta semakin panas saja dikarenakan

kurangnya lahan umum yang dikhususkan untuk lahan penghijauan /

fasilitas umum. Dimana-mana banyak lahan yang diprioritaskan untuk

bangunan komersial, seperti gedung perkantoran, mall, rumah toko dan

pusat perdagangan.Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi

dijakarta, apalagi jakarta dikenal sebagai tempat bisnis dan mencari kerja,

menyebabkan jakarta dikenal sebagai tempat orang bergantung nasib,

karena itu hampir setiap tahun tingkat urbanisasi dijakarta semakin terus

meningkat. Adanya tingkat urban yang tinggi, maka semakin banyak lah

masyarak kota jakarta yang membutuhkan fasilitas umum demi terciptanya

kenyamanan. Oleh karena itu pertumbuhan properti komersial harus

dibarengi dengan pertumbuhan properti residensialnya, dimana

pembangunan tersebut tidak dibangun hanya mementingkan nilai

ekonominya saja, tetapi harus mementingkan fungsi umum, seperti fasilitas

umum yang memadai, serta adanya alam terbuka, sehingga masyarakat

(14)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN I.2.1 Maksud

Merencanakan sebuah Mix used building yang berfungsi

sebagai perkantoran dan ditunjang dengan fasilitas komersial sebagai

penunjang, dengan melalui pendekatan konsep Bioclimatic. Adapun

perencanaan pembangunan gedung berada di wilayah Jalan

Tendean-Mampang, Jakarta Selatan.

I.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari gedung perkantoran dan komersial ini

adalah :

a. Mengoptimalkan suatu area di JL.Tendean-Mampang dengan

keberadaan gedung perkantoran yang ditunjang dengan fasilitas

komersialnya, seperti, toko buku, cafe, supermaket, restaurant dan

fasilitas komersial penunjang lainnya. Menciptakan suatu

lingkungan / tempat yang dapat membuat pengunjung , pemakai

perkantoran dan pedagang menjalankan aktifitasnya dengan

nyaman dan memperhatikan aspek-aspek serta dampak terhadap

lingkungan sekitarnya baik pada waktu sekarang maupun untuk

tahun kedepannya sesuai dengan perkembangan tuntutan

masyarakat dan lingkungan.

b. Menciptakan bentuk dan tata letak bangunan ( termasuk tata letak

ruangnya ) yang dapat menghasilkan pencahayaan, penghawaan,

sirkulasi manusia serta pemanfaatan energi pada bangunan yang

(15)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

bentuk penampilan bangunan yang menarik serta mudah dalam

akses pencapaiannya. Apalagi selain sebagai bangunan

perkantoran, area bangunan ini juga menyediakan fasilitas

komersial lainnya sebagai penunjang dan daya tarik dari fungsi

bangunan ini.

d. Mencoba memasukan beberapa fasilitas komersial umum

kedalam area bangunan, seperti penyedian pusat transaksi ATM.

I.3 PERMASALAHAN

Ada beberapa permasalahan dalam proses perencanaan

bangunan perkantoran dan komersial, yaitu :

a. Bagaimana mengelompokan aktifitas kegiatan antara pemakai

area perkantoran serta pengguna area komersial dan taman di

dalam lingkungan bangunan ini sehingga saling menunjang.

b. Bagaimana merencanakan sistem pencapaian dan sirkulasi

sehingga tercipta suatu komposisi yang berintegrasi dengan

fasilitas komersial yang lain.

c. Bagaimana menciptakan suatu wadah fisik yang menampung tiga

kegiatan yang berbeda, dimana dalam perencanaannya harus

memperhatikan unsur Arsitektur Bioclimatic agar tercipta bangunan

yang Hemat Energi.

d. Bagaimana memberikan kenyamanan, kepraktisan , keamanan

(16)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

I.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pembahasan akan disesuaikan dengan

Konsep yang ada yaitu Konsep yang berhubungan dengan tema

Bioclimatic. Diharapkan dengan mengaplikasikan konsep yang bertema

bioclimatic ini kedalam bangunan komersial, bangunan dapat berintegrasi

dengan tapak, lingkungan dan penggunanya. Unsur-unsur kesatuan antar

fasilitas komersial yang sangat diperhatikan dalam konsep yang digunakan

sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan bangunan ini,

sehingga nantinya akan membentuk suatu unity ( kesatuan ) dalam segala

hal. baik itu penggunaan material. Struktur maupun penampilan pada

(17)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

Maksud dan Tujuan :

• Menciptakan suatu bangunan yang mampu menampung kegiatan perkantoran dan perbelanjaan.

• Memberikan saran fasilitas dan pendukung untuk kegiatan perkantoran maupun perbelanjaan yang lebih baik.

ANALISA :

• ANALISA YANG BERKAITAN DENGAN ARSITEKTUR BIOCLIMATIK

• ANALISA PEMILIHAN TAPAK • ANALISA LOKASI SECARA MAKRO • ANALISA LOKASI SECARA MIKRO. • ANALISA BANGUNAN.

• ANALISA PROGRAM PERENCANAAN • ANALISA PROGRAN RUANG

KONSEP :

• PERENCANAAN. • PERANCANGAN

I.5 KERANGKA BERFIKIR Skema Pemikiran

KANTOR SEWA DAN KANTOR

Latar Belakang :

• Pemenuhan kebutuhan bangunan Kantor dan pusat perbelanjaan yang lebih baik., dimana kondisi sekarang diarea sepanjang jalan pasar minggu bangunannya kurang kurang tanggap terhadap lingkungan.

• Mencoba mendesign dan menciptakan bangunan yang mengacu pada iklim dan bersifat konstektual terhadap lingkungan ( bangunan Bioclimatic ).

Tema

Arsitektur “ Bioclimatic “

Permasalahan :

- Bagaimana membuat bangunan yang berkaitan dengan tema Bioclimatic.

- Bagaimana mengupayakan bangunan yang harmonis, menyatu dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. / masalah dalam tapak

- Bagaimana mempersiapkan sirkulasi yang baik, pada penempatan tapak ditengah kota / masalah kenyamanan pemakai bangunan dan penghematan energi.

- Bagaimana mendesain dengan kondisi tapak yang ada disesuaikan dengan peraturan pemerintah setempat.

(18)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

DESAIN

I.6 METODE PEMBAHASAN

Metode penulisan yang dipergunakan adalah metode

deskriptif sehingga dapat memaparkan apa yang akan direncanakan.

Untuk metode pengumpulan data dapat digunakan metode :

- Studi pustaka / literatur.

- Studi banding.

- Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, majalah, surat

kabar dan internet.

- Observasi ke lokasi site yang akan digunakan.

I.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam

penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan,

permasalahan, ruang lingkup, kerangka berfikir, metode

pembahasan dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Umum

Bab ini berisikan gambaran umum proyek, tinjauan teoritis

proyek dan studi banding.

Bab III Tinjauan Khusus

Bab ini menjelaskan pengertian yema proyek yaitu

(19)

Tema BIOCLIMATIC Bab I - Pendahuluan

Bab IV Permasalahan

Bab ini menjelaskan permasalahan pada proyek itu

sendiri dan potensi dalam membangun.

Bab V Analisa Perencanaan

Bab ini berisikan tentang analisa fisik tapak, program

perencanaan dan perancangan.

Bab VI Konsep Perencanaan

Bab ini berisikan kesimpulan dari analisa-analisa yang

menjadi dasar pemikiran dalam perencanaan serta berupa

(20)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK

Judul Proyek : Kantor Sewa dan Pusat

Perbelanjaan

Tema : Arsitektur “ Bioclimatic “.

Lokasi : Jl. Tendean

Sifat Proyek : Fiktif.

Pemilik / Pendanaan / Pengelola : Swasta.

Luas Bangunan : 23.000 m2

KDB : 20

KLB : 3

Ketinggian Maksimal : 24 Lantai.

Fasilitas : Kantor, Mall, ATM Center, dan

cafe

II.2 PENGENALAN KANTOR SEWA II.2.1. Pengertian Kantor Sewa

• Kantor : Balai, gedung, ruang tempat tulis menulis atau mengurus sesuatu pekerjaan, perusahaan dan

sebagainya. 1

( 1 Poerwadarmina, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,1976 )

(21)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

• Sewa : Pemakai, peminjaman sesuatu dengan

membayar uang. Yang boleh dipakai, dipinjami

dengan membayar uang. 2

(Ibid )

Kantor sewa : Suatu bangunan yang digunakan untuk

melakukan suatu pekerjaan atau menjalankan

perusahaan dimana pemakainya harus

membayar uang.

II.2.2. Tinjauan Gedung Perkantoran di Jakarta dan Bandung Berdasarkan Pengamatan Survei Properti Komersial Pusat

Perbelanjaan / Ritel di Jabotabek dan Bandung

a. Ritel Sewa

• Pada triwulan III-2006, tingkat hunian perkantoran di jakarta meningkat 1,28%.dari sebesar 84,99%. Menjadi 86,08%.. Hal ini

disebabkan oleh jenis industri IT dan telekomunikasi, keuangan,

kargo dan perminyakan baik untuk exspansi, relokasi atau

pembukaan bisnis baru.

• Secara keseluruhan tarif sewa rata-rata di jakarta pada periode ini cenderung tetap meskipun menurun tipis dari kuartal lalu yaitu dari

Rp109.086/m2/bulan menjadi Rp109.084/m2/bulan ( q-t-q ). • Secara tahunan, tingkat hunian kantor naik 3,22% dibandingkan

83,40% pada periode triwulan III 2005. Tarif sewa perkantoran

mengalami pertumbuhan 3,00% sedangkan pasokan ( sewa / jual )

(22)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

• Tingkat penjualan perkantoran naik dari 91,33% pada periode triwulan sebelumnya menjadi 99,06%.

• Harga jual perkantoran dijakarta pada triwulan III 2006 relatif tetap • Secara tahunan, tingkat penjualannya 12,83%. Dan harga jual

perkantoran mengalami penurunan sebesar 0,07%. ( y-o-y ).

II.2.3. Klasifikasi Kantor II.2.3.1 Bentuk Kantor 3

( 3 Edward D Mills, Planning : Building for Habitation Commerce and Industry, Newness – Butterworths, London, 1976, Hal.4-4 )

Bentuk kantor berdasarkan pengelompokan kerjanya, yaitu :

a. The Large Open Plan Office.

Kantor yang menerapkan, dikelompokan dalam suatu level lantai yang

luasannya mengikuti kebutuhan kantor itu sendiri.

b. The Large Standard “ Off the page “ Office Block.

Kantor yang dibangun dengan karakteristik umum, biasanya untuk

disewakan atau dijual kembali.

II.2.3.2 Kategori Bangunan Kantor 4

( 4Edward D Mills, Planning : Building for Habitation Commerce and Industry, Newness – Butterworths, London, 1976, Hal.4-4 )

Bentuk bangunan kantor berdasarkan atas luasan kantor yang

dipergunakan :

A Kantor kecil : Kantor yang luasannya dibawah 40 m2.

b. Kantor sedang : Kantor yang luasannya antara 40 – 150 m2.

(23)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

II.3 PENGENALAN PUSAT PERBELANJAAN II.3.1. Pengertian Pusat Perbelanjaan

• Pusat : Tempat berkumpul. 5

( 1 Poerwadarmina, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,1976 )

• Belanja : Membeli sesuatu dengan menggunakan

uang. 6

6

Ibid

ƒ Pusat perbelanjaan : Suatu lembaga dalam masyarakat yang menghidupkan kota / lingkungan berfungsi

sebagai tempat untuk belajar juga sebagai

tempat berkumpul dan berkreasi, ketiga

unsur itu umumnya berada dalam suatu

pusat perbelanjaan dimana dalam

pertumbuhannya akan saling

mempengaruhi. 7

7

Pemda DKI Jakarta, Peraturan Daerah DKI Jakarta No.11/1971, Jakarta,1971

ƒ Pusat perbelanjaan : Merupakan suatu wadah bagi pedagang eceran yang sifatnya publik service, adalah

suatu usaha untuk mencari untung dengan

menyediakan kebutuhan masyarakat

(24)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

8

Universitas Parahayangan , Laporan seminar 74 ,Bandung, Kreasi, Unpar,1974,Hal 2.

Jadi pusat perbelanjaan adalah sebuah gedung komersial yang dirancang

secara terpadu, dibangun pada suatu tapak yang telah direncanakan,

dimiliki dan dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya untuk menyegarkan

fisik dan mental dari kesibukan sehari-hari.

II.3.2. Tinjauan Pusat Perbelanjaan

Berdasarkan Pengamatan Survei Properti Komersial Pusat

Perbelanjaan / Ritel di Jabotabek dan Bandung

a. Ritel Sewa

• Pada triwulan III-2006, tingkat huniam pusat perbelanjaan atau ritel di wilayah Jabotabek menurun dari 94,80% menjadi 93,87%.

• Untuk tarif sewa mengalami penurunan tipis menjadi sebesar Rp375.886/m2/bulan.

• Secara total keseluruhan pada periode ini cenderung tetap meskipun naik tipis dari 1.912.470/m2 menjadi 1.912.472/m2.

• Secara tahunan, mengalami pertumbuhan menjadi 0,91% dibanding 93,02% pada triwulan III-2005. Tarif sewa ritel naik sebesar 16,93%

(y-o-y) dibanding tarif sewa pada periode yang sama tahun

sebelumnya ( Rp321.460/m2/bulan ). Sementara stok naik 3,30%.

b. Ritel Jual ( strat title )

• Pada periode laporan, mengalami penurunan sebesar 6,28% sehingga menjadi sebesar 88,58%.

(25)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

menjadi Rp51.698.414/m2.

Berdasarkan hasil survey diatas, maka saya berasumsi untuk pengajuan

proyek gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, masih mempunyai

kesempatan baik, mengingat keinginan / minat masyarakat untuk berusaha

/ mengembangkan usahanya masih cukup tinggi.

II.3.3. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan II.3.3.1 Bentuk Pusat Perbelanjaan

Menurut bentuknya pusat perbelanjaan dapat dikategorikan

menjadi 7 golongan, yaitu : 9

( 9 Fredrik Gibbert, Town Design, London Architectural Press,1959,Hal 127 )

• Shopping Street : Toko yang berderet disepanjang kedua sisi jalan • Shopping Centre : Kompleks pertokoan yang terdiri dari stand-stand

yang disewakan / dijual.

• Shopping Precicnt : Kompleks pertokoan dimana bagian depan toko menghadap keruang terbuka yang bebas dari segala macam

kendaraan.

• Departement Store : Merupakan toko yang sangat besar teriri dari beberapa lantai, menjual berbagai macam barang.

• Supermaket : Toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan sistem pelayanan.

• Super Store : Toko satu lantai yang menjual barang-barang kebutuhan sandang dengan sistem satu pelayanan.

• Shopping Mall : Shopping Precint dimana ruang terbukanya merupakan pusat orientasi dari kompleks pertokoan.

(26)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

Berdasarkan klasifikasi diatas maka bentuk pusat perbelanjaan yang

direncanakan adalah Shopping Mall..

II.3.3.2 Fungsi Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan memiliki beberapa fungsi antara lain : 10

( 10 Sumber : majalah promosi jakarta ,1985,hal 27 )

• Sebagai tempat peragaan untuk memasarkan suatu jenis barang kepada konsumen akhir, yang dimaksudkan untuk dapat mengetahui

kemampuan produsen dalam memproduksi suatu jenis barang. • Merupakan tempat pertemuan antara pembeli dan penjual dan

merupakan tempat untuk bertukar barang dan informasi.

• Sebagai titik orientasi kehidupan sosial masyarakat untuk menghidupkan suasana dengan aktifitas yang terjadi.

• Sebagai fasilitas umum yang menyediakan kebutuhan hidup masyarakat dan juga sebagai tempat rekreasi

II.3.3.3 Pola Pengadaan Barang 11

(11 Strategi Pengadaan Barang Sarinah Thamrin Jakarta,2006 )

Pola pengadaan barang dagangan pada sebuah departemen store dibagi

kedalan dua jenis, yaitu :

a. Barang sendiri ( Beli Putus )

• Bila terjadi shorted merupakan beban perusahaan. • Kehilangan barang merupakan beban perusahaan.

• Perlengkapan ( rak / show case ) menjadi beban perusahaan. • Biaya pramuniaga merupakan beban perusahaan.

(27)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

• Pembayaran dilakukan dengan cash, kredit satu bulan / dua bulan. • Barang tidak laku menjadi beban perusahaan.

• Anggaran terbatas menjadi kendala pengadaan. b. Barang Kerjasama.

• Didasarkan pada sales target dan minimal income untuk perusahaan.

• Bila tidak memiliki omset maka supplier yang bersangkutan terkena minimal income sesuai dengan rate yang berlaku.

• Kehilangan barang / shorted ditanggung supplier.

• Perlengkapan ( rak / show case ) menjadi tanggungan supplier.. • Biaya pramuniaga ditanggung supplier.

• Kelengkapan barang ditanggung supplier.

• Pada umunya memiliki counter image masing-masing karena brand image standar harga terjamin ( control price ).

• Cara pembayaran dilakukan setelah barang terjual dan dibayarkan setiap tanggal 15 bulan berikutnya.

II.3.3.4 Jenis Barang Yang dijual 12

( 12 Fredrick Gibbert, Town Design, London Architectural Press,1959, Hal 127. )

• Convinience Shop : Pertokoan menjual berbagai macam barang-barang kebutuhan sehari-hari.

• Demand Store : Pertokoan yang menjual barang-barang tertentu yang biasa dibutuhkan oleh langganan.

• Impulse Store : Pertokoan yang menjual barang-barang mewah. Berdasarkan jenis barang yang dijual maka pusat perbelanjaan ini

(28)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

diklasifikasikan kedalam bentuk Convinience Store.

II.3.3.5 Variasi Barang Yang Dijual 13

( 13 Ioid. )

• Speciality Shop : Toko yang menjual barang-barang tertentu. • Variety Shop : Toko yang menjual berbagai jenis macam barang. Pusat perbelanjaan ini termasuk Variety Shop karena menjual berbagai

jenis macam barang.

II.3.3.6 Radius Pelayanan 14

( 14 Gruen Victor, Shopping Towns USA, The Planning Of Shopping Centre, Reinhold Publishing Corporation, New York,1960. )

a. Pusat Perbelanjaan Lokal ( Neighbourhood Centre )

• Jangkauan pelayanan 0,5 mil ( 0,8 km ) untuk 5000-40.000 jiwa. • Luas areal berkisar antara 2.787 – 9.290 m2.

• Barang yang diperdagangkan umumnya kebutuhan sehari-hari. • Lokasi umumnya terletak pada perpotongan jalan kolektor. b. Pusat Perbelanjaan Distrik ( Community Centre )

• Jangkauan pelayanan 2mil ( 3,2 km ) untuk 40.000-150.000 jiwa. • Luas areal berkisar antara 9,290 – 23,225 m2.

• Barang yang diperdagangkan umumnya keperluan berkala. • Lokasi umumnya terletak pada perpotongan jalan utama. c. Pusat Perbelanjaan Regional ( Main Centre )

• Jangkauan pelayanan 4mil ( 6,4 km ) untuk 150.000 – 400.000 jiwa. • Luas areal berkisar antara 27.870 – 92.900 m2.

(29)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

supermaket ,dan lain –lain.

• Sarana perbelanjaan ini tumbuh bersama sarana komersial, ekspansi industri dan transportasi pendukungnya.

Berdasarkan radius pelayanan pusat perbelanjaan, maka jenis pusat

perbelanjaan yang direncanakan dikategorikan kedalam Pusat

Perbelanjaan Distrik ( Comunity Centre ). Kategori ini didasari pada luas

areal yang akan dibangun ini, dan letaknya hampir berada pada

persimpangan.

II.3.3.7 Sistem Pelayanan Pusat Perbelanjaan 14

( 14 Ibid. )

• Sistem Konvensional, yaitu cara tawar menawar antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara jelas dan terpisah.

• Sistem Self Servide, yaitu cara menawar dengan cara melayani diri sendiri dengan harga pasti.

• Sistem Order, yaitu cara yang dilakukan dengan memesan barang lewat pesawat telepone atau alat komunikasi lainnya.

• Sistem koin, yaitu cara yang dilakukan dengan menggunakan mesin Pusat perbelanjaan yang direncanakan menggunakan sistem pelayanan

Self Serfice. Sistem Self Service dibagi menjadi dua kategori :

1. Semi Self Service.

• Pembeli dilayani dari belakang counter.

• Barang yang dijual umumnya mahal dan diletakkan didalam display. 2. Self Service.

(30)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

ruang display yang terbuka.

• Pembeli akan dilayani oleh pramuniaga.

• Pembeli dapat memilih serta membayar sendiri tanpa harus berhubungan dengan pramuniaga.

II.3.3.8 Pihak – pihak yang terlibat

Orang – orang yang terlibat dalam proses jual beli antara lain :

1. Penjual / pedagang / penyewa retail, merupakan pihak yang

menyediakan barang yang akan dijual pada retail yang telah disewa

melalui pengelola pusat perbelanjaan.

2. Pengunjung / konsumen, merupakan pihak yang membeli dan

menggunakan barang, serta menikmati fasilitas rekreasi yang telah

disediakan oleh pihak pengelola.

3. Pengelola, merupakan pihak yang mengelola kegiatan sehari-hari pusat

perbelanjaan

II.3.3.9 Karakteristik Konsep Mall

Karena pusat perbelanjaan yang direncanakan menggunakan konsep mall

maka ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan dalam

mendesain pusat perbelanjaan.15

( 15, Nadine Beddinton, MBE, Design for Shopping Centre, Butter Wort Scientifie, London, 1982 )

• Pintu masuk dan keluar mall harus terpisah agar tidak terlihat monoton dan pengunjung dapat menikmati semua yang ada dalam

pusat perbelanjaan.

• Ruang penerima dalam shopping mall bentuknya harus bervariasi, menarik dan berisi taman dengan tempat duduk –duduk untuk

(31)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

santai, patung – patung, air mancur dan vocal point yang lain. • Aliran pengunjung harus melewati bagian depan dari retail – retail

yang ada.

• Pencapaian yang mudah merupakan suatu hal yang mutlak.

• Pengelompokan anchor dan retail sedemikian rupa sehingga apa yang diharapkan tenant dapat terwujud ( barang laku terjual ).

• Jarak antara anchor yang satu dengan yang lain maksimum 200-250m, ini dilakukan agar pengunjung tidak merasa lelah.

• Lebar mall utama minimal 15m dan lebar mall cabang 6-7m.

• Konsentrasi tertuju pada satu koridor utama, dalam skala besar bisa menjadi atrium dan semua retail tampil sama pentingnya.

• Koridor utama ini dipersiapkan untuk menjadi jalur traffic, karena biasanya menghubungkan 1 pusat kegiatan atau magnet yang

sering disebut anchor.

• Umumnya konsep bangunan yang menggunakan konsep mall ini ketinggian bangunannya hanya 3 lantai dengan menampilkan

suasana eksterior dan landscape yang diselaraskan dengan

lingkungan di sekitar bangunan.

II.3.3.10 Elemen Pembentuk Shopping Mall 16

Elemen – elemen pembentuk shopping mall antara lain : 16

(16Harvey M. Rubenstein, Central City Malls, A Willey Interscience Publication,1978, Hal 17 )

• Magnet Anchor : merupakan transformasi dari node – node yang berfungsi sebagai pusat pandangan dan dapat pula sebagai

(32)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

• Magnet Sekunder : merupakan transformasi dari distrik dan perwujudannya dapat berupa retail shop, supermaket, food court

dan bioskop.

• Street Mall : merupakan transformasi dari parth, dan perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet – megnet

tersebut.

• Tata Ruang Luar : merupakan transformasi dari edges yang berfungsi sebagai pembatas pusat pertokoan dengan tempat

sekitarnya.

II.3.3.11 Ciri - ciri Mall

• Full Mall : Suatu bentuk mall yang terbentuk dengan menutup jalan kendaraan kemudian menjadikannya jalur pedestrian / plaza dengan

pohon – pohon, bangku – bangku, pencahayaan, sculpture dan air

mancur.

• Transit Mall : Mall yang terbentuk dengan memindahkan jalur truck dan kendaraan pada jalur yang sudah ada dan hanya mengijinkan

transit publik seperti bis dan taxi di area tersebut, pada area ini

parkir tidak diijinkan

• Semi Mall : untuk semi mall ini lalu lintas dan parkir dikurangi. Pada area pedestrian terdapat pohon – pohon tanaman, bangku,

pencahayaan dan sebagainya.

II.3.4. Tinjauan Taman

Semakin banyaknya lahan – lahan yang dipakai permukiman maka

(33)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perlu dibuat suatu alternatif

seperti pembangunan suatu bangunan perlu menggabungkan taman ke

perencanaan tapaknya.

Begitupula pada perencanaan area komersil ini penggunaan taman juga di

perhatikan adapun maksud lainnya adalah agar para pengunjung yang

datang tidak merasa jenuh dan mereka dapat menghilangkan rasa penat

dengan menikmati taman.

II.4 INTEGRASI KANTOR SEWA DAN PUSAT PERBELANJAAN

Penggunaan fungsi pusat perbelanjaan diletakkan pada bagian

yang zona sirkulasi yang padat / publik dan pada bangunan ini diletakan

pada bagian podium dengan maksud agar pencapaian pengunjung lebih

dekat sehingga menjadi daya tarik selain itu zona tersebut kemungkinan

dikunjungi pengunjung sangat padat.

Sedangkan penggunaan untuk area kantor sewa diletakan pada

zona private dimana pengunjung tetap /karyawan kantor/ yang

berkepentingan bisa memasuki zona ini dan pada bangunan ini diletakkan

pada bagian tower bangunan.

Menggabungkan dua fungsi/kegunaan pada satu gedung harus lah

melalui integrasi yang tidak terlalu mencolok. Integrasi antara area kantor

sewa dan pusat perbelanjaan diperoleh melalui zona-zona peralihan

dimana zona tersebut berupa loby yang hanya dipergunakan oleh orang

yang berkepentingan yang bisa memakainya. Zona peralihan/loby tersebut

(34)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

sarana penggunaan lift..

II.5 PENGENALAN LOKASI TAPAK

II.5.1. Kedudukan Tapak Terhadap Kota Jakarta

Lokasi perencanaan untuk Kantor sewa dan pusat perbelanjaan ini berada

di kelurahan kedoya utara yang merupakan bagian dari wilayah

Kotamadya Jakarta Selatan.

Lokasi perencanaan berada pada Jl.TENDEAN

Adapun batas wilayah Kecamatan Mampang Prapatan : • Sebelah Utara : JL.Gatot subroto

• Sebelah Barat : JL.Gatot subroto

• Sebelah Timur : Lahan Kosong / Jl.Rasuna said • Sebelah Selatan : Kantor Mega Bank

(35)

Tema BIOCLIMATIC

Bab II- Tinjauan Umum

II.5.2. Kondisi Tapak dan Lingkungan pada saat sekarang • Lokasi tapak merupakan bagian dari pusat perkantoran.

• Lokasi merupakan area kosong dalam suatu blok.

• Fasilitas jalan telah tersedia yaitu jalan Gatot subroto, jalan Tendean dan jalur jalan busway / trans jakarta

(36)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

III.1 LATAR BELAKANG TEMA

Pada massa sekarang ini, di setiap proyek pembangunan khususnya

pada bangunan komersial, dari segi desainnya lebih dominan untuk

memenuhi kebutuhan terhadap fungsi saja, kurang besifat konstektual

atau berinteraksi terhadap lingkungan sekitar, terlebih interaksi terhadap

iklim setempat.

Maka dari sekian banyak pemecahan yang ada untuk memecahkan

masalah tersebut, terbentuklah suatu terobosan ide baru yang di

perkenalkan oleh Ken Yeang , dengan “ Bioclimatic building “dimana

mengenalkan prinsip bangunan yang mampu berinteraksi terhadap

lingkungannya, khususnya untuk bangunan yang berada di iklim tropis.

Adanya ide tersebut sangat beralasan dalam memberikan sustu ide

dan alternatif baru dalam mendesain suatu bangunan yang ada pada

lingkungan tropis sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi

pemakainya tanpa harus sepenuhnya bergantung pada kecanggihan

teknologi.

III.2 GAMBARAN UMUM TEMA

Telah disebutkan didalam bab sebelumnya, bahwa tema yang akan

diambil adalah arsitektur “ Bioclimatic “.

Dasar pemikiran munculnya arsitektur bioclimatic adalah upaya untuk

(37)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

dan lingkungan sekitar. Keadaan iklim pada suatu wilayah memiliki

perbedaan dengan wilayah lainnya, oleh sebab itu semestinya setiap

bangunan memiliki perbedaan pemecahan yang sifatnya konstektual.

Sebuah bangunan bioclimatic harus memiliki lingkungannya sendiri

untuk suatu komunitas tertentu yang dapat berinteraksi dengan komunitas

lainnya. 1 ( 1, Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered, Academi Group, London,1996 ) Arsitektur Bioclimatic bukan mengerahkan teknik – teknik

spesifik, tetapi kepada pemikiran – pemikiran yang berkelanjutan untuk

digunakan dalam proses perancangan dengan difokuskan pada optimasi

dan pemanfaatan lingkungan. Pemikiran ini dapat dilakukan pada berbagai

tingkatan dan skala dalam proyek dari kualitas lingkungan secara umum

hingga pada perancangan elemen konstruksi.

Kondisi kota dan ekonomi kadang – kadang merintangi pemecahan ideal,

tetapi kita harus memasukkan kedalam proses, sebagai keistimewaan

lingkungan dan permulaan dalam sebuah kondisi sosial. 2

( 2. Consaigh, Enoin O, The Climatic Dwelling, James and James, 1996 )

III.3 TINJAUAN TEORITIS

III.3.1 Pengertian dasar

Arsitektur : Ilmu atau seni dalam merancang bangunan dengan memperhatikan nilai-nilai estetika dan

keindahan.

Bio : Suatu kehidupan yang berlangsung

(38)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

hubungan sekitarnya.

Climatic : Suatu eneri alam seperti halnya iklim, solar,

matahari, angin, air dan cahaya yang memiliki

daya energi yang berhubungan dengan

lungkungan dengan penggunaan energi

sebagai kekuatan hidup dalam kehidupan

dengan didasari sifat teori alam dan sistem

ekologis.

Berikut ini merupakan definisi dari arsitektur Bioclomatic menurut

Kenneth Yeang, “Arsitektur Bio-Climatic adalah arsitektur yang

menerapkan dan memperhatikan unsur – unsur iklim. 3

( 3Majalah Laras, Edisi Februari 1997 Nomor 98, Hal 75 )

Menurut Ken Yeang pula, “ Permasalahan yang sesungguhnya

didalam merancang bangunan Bio-Climatic adalah bagaimana

menghumanisasikan dan memanfaatkan teknollogi kompleks penunjang

bangunan sesuai dengan iklim dan budaya setempat. 4

( 4, Majalah Laras, Edisi Februari 1997 Nomor 98, Hal 77 )

III.3.2 Pengertian Bioclimatic

Aritektur “ Bioclimatic” menggambarkan suatu pendekatan desain

bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika

yang berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan

pada optimasi dan penggunaan lingkungan. Logika –logika tersebut

meliputi kondisi peruntukan lahan, ekonomi, konstruksi, manajemen

(39)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

fisik bangunan. 5

(5, Jones, Lioyd, Architecture and The Environment Bioclimatic Building Design )

Bangunan Bioclimatic adalah bangunan yang memanfaatkan

lingkungan dan iklim untuk membangun suatu bangunan. Ada beberapa

faktor dalam merancang bangunan Bioclimatic : 6

(6, Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered Academi Group, London,1996 )

1. Tampilan fasade bangunan dalam merespon iklim dan lingkungan.

2. Perletakan bangunan terhadap arah sinar matahari.

3. Fleksibilitas terhadap perbedaan iklim dalam satu tahun.

4. Pemilihan material didasari pada prinsip – prinsip ekologi.

III.3.3 Kriteria Dasar Desain Ekologi

Didalam desain, arsitektur bioclimatic harus tetap memperhatikan

beberapa kriteria kunci, diantaranya adalah :

1. Menilai apa yang dibutuhkan bangunan ?

2. Menilai dimana bangunan itu harus dibangun ?

3. Menilai apa yang akan dibangun ?

4. Menilai akibat – akibat dari operasional bangunan ?

5. Menilai bagaimana perawatan semua bahan – bahan material setelah

pemakaian bangunan ?

III.4 TINJAUAN TERHADAP ARSITEKTUR “BIOCLIMATIC” III.4.1 Orientasi Bangunan Terhadap Matahari

Bangunan harus memperhatikan pola kehidupan – budaya antara

(40)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

orientasi tapak dan bangunan disesuaikan dengan potensi alam supaya

nyaman.

Radiasi panas matahari terbesar berada disisi barat dan bangunan

sebaiknya menghindari bukaan pada daerah yang terkena sinar matahari

langsung.

Tabel 1 : Studi Empiris Orientasi Bangunan Terhadap Matahari.

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia Arsitek : Ken Yeang

• Orientasi Bangunan ke utara untuk menghindari panas./ silau.

• Mengatasi panas dengan menempatkan core disisi

timur. Sunpath Menara Mesiniaga Lantai 2 , Mesiniaga

Menara Bousted Malaysia

Arsitek : Norindar Hamzah &Yeang

• Orientasi Bangunan ke utara untuk menghindari panas./ silau.

• Mengatasi panas dengan menempatkan core disisi barat

(41)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Plaza Atrium Malaysia

Arsitek : Ken Yeang

• Orientasi Bangunan ke utara untuk menghindari panas./ silau.

• Mengatasi panas dengan menempatkan core disisi timur.

Sunpath Plaza Atrium Lantai tipikal Plaza atrium

Kesimpulan :

Bangunan dapat di orientasikan kearah yang tidak berhadapan

langsung dengan matahari ( timur dan barat ) dengan menempatkan core

pada sisi tersebut dan daerah hijau untuk mendinginkan beban panas pada

dinding.

III.4.2 Selubung dan Atap Bangunan

Empat sisi bangunan menerima radiasi matahari tidak sama sehingga

penggunaan pelindung matahari pada setiap sisi bangunannya tentunya

berbeda. 7 ( 7

, George Lippsmeier, Bangunan Tropis, Erlangga,Jakarta,1994,Hal 21 )

Dinding luar bangunan di upayakan dapat menciptakan ventilasi

silang dan terlindungi terhadap matahari, angin dan hujan. 8

(42)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Tabel 2 : Studi Empiris Selubung Bangunan

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia Arsitek Ken Yeang

Menara UMNO

George Town, Malaysia Arsitek, TR.Hamzah & Yeang

Kesimpulan :

Bentuk facade / selubung bangunan diupayakan fungsional dengan

memperhatikan cara-cara dalam memecahkan permasalahan terhadap

iklim luar, dapat bervariasi tidak cenderung pada satu bentuk atau lebih

bersifat dinamis dan dapat pula sama dengan tetap memperhatikan

pemecahan masalah terhadap iklim setempat.

Penggunaan atap dua lapis untuk melindungi / mengurangi

penyerapan radiasi matahari dan ruang antara keduanya untuk

pembuangan panas. Atap beton yang mudah menyerap panas dipayungi

dengan pembayang lain. Taman atap ( roof garden ) adalah ide yang baik

untuk mengurangi penyerapan panas. 9

(43)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia Arsitek Ken Yeang

Menara UMNO George Town, Malaysia Arsitek, TR.Hamzah & Yeang

Lantai teratas ditempatkan kolam untuk menyaring panas matahari kedalam bangunan

Penempatan atap untuk mengurangi panas matahari terhadap lantai paling atas

Kesimpulan :

Beban panas pada bagian atap dapat dikurangi dengan penempatan

penyaring panas berupa taman atau penghijauan, dengan penempatan

kolam atau dengan pemberian atap pelindung.

Beban panas pada atap bangunan dapat juga diselesaikan dengan

penggunaan material yang mampu menahan panas ( misalnya

penggunaan bahan tanah liat pada keramik )

III.4.3 Perlindungan terhadap Sinar Matahari Langsung 1. Dengan Pembayangan

Pembayangan terbuka lebih baik daripada masif.Dinding berkaca

dilindungi dari sinar matahari langsung untuk menghindari efek

rumah kaca. Dinding yang terkena sinar matahari ( timur & barat )

(44)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

diantaranya atau dengan dinding tunggal yang tebal dimana

cenderung lambat untuk panas. 10

( 10,Tri Harso Karyono, Arsitektur Kempanan Pendidikan Kenyamanan dan Penghematan Energi, Catur Libra Optima,Jakarta,1999,Hal 172 )

2. Dengan Penyaringan Sinar Matahari

Menggunakan krei, krepyak, kisi-kisi dan tanaman yang

ditempatkan diluar bukaan bangunan. Sinar yang masuk sudah

mengalami pembelokan / pemantulan sehingga kekuatannya

berkurang. 11

( 11, YB Mangunwijaya, Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta,1988,Hal 126 )

Tabel 4 : Studi Empiris Perlindungan Terhadap Sinar Matahari Langsung

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia Arsitek Ken Yeang

IBM Plaza

Kuala lumpur, Malaysia Arsitek, Ken Yeang Dengan penggunaan penghalang (sun shade ) untuk mengurangi pemanasan pada dinding

Penempatan penghalang dengan ventilasi dan vegetasi, untuk mengurangi radiasi matahari

(45)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Deutche Bank Jakarta, Indonesia

Pemanfaatan double layer / kaca pada fasade bangunan untuk meminimalkan cahaya panas masuk pada area ruangan didalamnya

Gedung Wisma Dharmala Sakti Jakarta , Indonesia

Pemanfaatan kanopi untuk mengurangi panas terhadap dinding

Kesimpulan :

1. Sinar matahari langsung dapat dihalangi dengan penempatan pelindung

untuk mengurangi beban panas dinding ( misalnya dengan pemberian

bayangan ).

(46)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

yang masuk kedalam bangunan dapat berkurang ( misalnya dengan

pemberian kisi-kisi )

3. Sinar matahari langsung dapat diserap dengan penempatan skycourts

atau tanaman / penghijauan.

III.4.4 Ventilasi dan kelembaban

Ventilasi adalah usaha untuk memasukan udara luar kedalam

ruangan, Jika ruangan tidak memiliki bukaan, secara teoritis ruangan

tersebut tidak memiliki ventilasi. 12

( 12.Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered, Academy Editions, London,1996 hal 113 )

Penempatan ventilasi bertujuan mengurangi kelembaban dalam

ruangan, dengan cara melindungi dinding luar dengan lapisan yang tepat

derajat kemiringan lubangnya, sehingga mempercepat proses penguapan

dengan penghembusan udara dan pemanasan matahari. Lubang ventilasi

diletakkan pada dua dinding berhadapan dengan ketinggian tidak sama

sehingga arus dapat melintas keseluruh bangunan. 13

( 13.YB Mangunwijaya, Pengantar Fisika bangunan, Djambatan, Jakarta,1988,hal 49,144,152 )

Sistem panggung untuk ventilasi silang membuat pelepasan panas

ketanah tidak kembali ke bangunan dan sebagai trasisi untuk menjaga

konstan antara energi diluar dan didalam. 14

(47)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Tabel 5 : Studi Empiris Ventilasi

Silang dan Kelembaban Shanghai Armoury Tower Pudong, Cina

Arsitek : Norindar & Yeang

• Menggunakan atrium dan coakan dengan penempatan teras untuk ventilasi silang dalam mengatasi kelembaban pada bangunan

Menara Boustead Malaysia

Arsitek : Ken Yeang

• Menggunakan atrium dan coakan dengan penempatan teras untuk ventilasi silang dalam mengatasi kelembaban pada bangunan

Shanghai Armoury Tower Pudong, Cina

Arsitek : Norindar & Yeang

• Menggunakan atrium dan coakan dengan penempatan teras untuk ventilasi silang dalam mengatasi kelembaban pada bangunan

Angin dimanfaatkan untuk mendinginkan struktur bangunan

Kesimpulan :

Angin dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan dinding bangunan dengan

(48)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

kedalam bangunan dengan pemberian bukaan-bukaan. Kenaikan suhu

pada kulit bangunan dapat dialirkan atau diakomodasikan dengan baik

oleh angin, sehingga udara dapat bergerak dan suhu kulit bangunan tetap

dingin.

III.4.5 Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami harus melindungi efek rumah kaca yang dapat

memanaskan bangunan. Pemasukan sinar matahari melalui skylight

vertikal lebih menguntungkan daripada skylight horizontal.15

( 15.Nobert Lechner,Heating Cooling Lighting:Design Methods for Architects,John Wiley & Sons,New York,1991,hal 83 )

(49)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Tabel 6 : Studi Empiris Pencahayaan Alami

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia Arsitek Ken Yeang

Menara Umno

George Town, Malaysia

Arsitek, TR Hamzah & Ken Yeang

Dinding utara dan selatan dilindungi curtain wall glazing, dinding timur dan barat dilindungi external alumunium fins

Dinding utara dilindungi curtain wall glazing, dinding timur dan barat dilindungi Sunshade dan pada dinding selatan sebagai area service core

Kesimpulan :

Sinar matahari tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan

alami bagi bangunan dengan penempatan dinding-dinding terbuka untuk

memaksimalkan masuknya cahaya luar. Namun perlu diperhatikan

mengenai besarnya radiasi matahari yang mungkin masuk kedalam

bangunan, yang mampu menaikan suhu didalam bangunan.

III.4.6 Penghijauan Vertikal

Penghijauan vertikal adalah usaha penghijauan pada bangunan tinggi.

(50)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

komponen-komponen ekosistem utama lainnya dalam bangunan tinggi.

Hal ini menghadirkan iklim mikro pada fasade bangunan,digunakan

sebagai pemecah angin pada skycourts, penyerap polusi karbondioksida

dan karbonmonoksida untuk menggantinya dengan oksigen melalui

fotosintesa. 16

( 16.Ken Yeang, The Skyscraper Bioclimatically Considered,Academy Editions,London,1996 hal 99 )

Tabel 7 : Studi Empiris Penghijauan Vertikal

Menara Mesiniaga

Subang Jaya Selangor, Malaysia

Arsitek Ken Yeang

IBM Plaza Malaysia

Arsitek, Ken Yeang

Plaza Atrium Malaysia

Arsitek, TR Hamzah & Ken Yeang

Taman langit berpola spiral mengelilingi kulit bangunan dimulai dari lantai paling dasar

Penghijauan pada dasar bangunan

Taman langit berpola miring mengelilingi kulit bangunan dimulai dari lantai paling dasar

Penempatan Skycourts mengelilingi bangunan

Pada beberapa lantai atas banguinan ditempatkan area hijau

Skycourts juga berfungsi sebagai penangkap angin

Kesimpulan :

Penghijauan atau pertamanan didalam bangunan dibutuhkan untuk

(51)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Penghijauan tersebut dapat pula dimanfaatkan sevagai buffer pada dinding

yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi.

III.4.7 Pendingin Bangunan

Teknik pendinginan alamiah pada bangunan adalah teknik

pendinginan malam hari secara pasif (passife night cooling ) Idenya adalah

bahwa efek suhu yang diterima olleh penghuni bangunan sebenarnya

adalah efek suhu gabungan antara suhu udara dengan suhu radiasi ( suhu

operasi ) . Prinsip dasar dari teknik pendinginan malam hari dilakukan

dengan membuat penangkap angin. 17

( 17.Tri Harso Karyana, Arsitektur Kempanan Pendidikan Kenyamanan dan Penghematan Energi,Catur Libra Optima,Jakarta,1999,hal 114-116 )

Atau dengan sistem water spray wall pada fasade bangunan yang

menyemburkan air secara periodik dapat membantu mengurangi panas

dinding. 18.

( 18.Bryan Lawson, Design In Mind, Butterworth Architecture,London,1994 )

III.4.7.1 Pengaruh Tema Terhadap Design

Kunci dari penghematan energi pada bangunan adalah melalui

perencanaan selubung bangunan dan konfigurasi bentuk bangunan,

termasuk luas jendela dan materialnya. Sehingga penggunaan listrik untuk

ac dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin penggunaannya.

Penggunaan energi di gedung bisa mencapai 90% untuk ac dan lampu.

Pemilihan bahan kaca dari jenis emisivity atau low e-glass dapat

mengurangi 15% energi yang digunakan. Sedangkan bila menggunakan

(52)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

sinar ultra ungu.

Tingkat penggunaan ac tergantung dari penempatan jendela, karena dari

jendela masuknya sinar matahari kedalam ruangan. Untuk itu penempatan

jendela harus ditempatkan pada posisi yang bebas dari paparan sinar

matahari langsung . Selain itu efisiensi listrik dapat dicapai dari pemilihan

lampu hemat energi, Optimasi kerja lift dan pompa air serta

meningkatkan efisiensi pendingin ac.

Jumlah Lembar kaca Transmitansi Koefisien Peneduh Harga – U ( w / .K )

Ganda Tunggal Tunggal 0,86 0,52 0,27 0,80 0,50 0,30 0,45 0,75 0,75 Tabel : Harga – U dan Koefisien Peneduh Lubang cahaya atap

III.4.7.2 Faktor – faktor dasar efisiensi energi pada bangunan

• Penghawaan ( AC ), makin besar kapasitas ruangan , makin besar juga volume ruangannya, yang memperbesar beban energi yang harus

dikeluarkan yaitu untuk ruangan – ruangan yang membutuhkan

temperatu dan kelembaban tetap untuk menjaga peralatan dan

data-data informasi tetap terjaga

• Lighting, tingkat penerangan ruangan merupakan salah satu syarat untuk menjaga kenyamanan thermal ruangan sehingga nantinya

ruangan tidak terlalu gelap ataupun panas.

• Material, penggunaan material yang digunakan sebagai persyaratan dalam pengkondisian ruang hendaknya digunakan material yang bisa

(53)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

mungkin dipilih warna terang atau muda, warna ini bukan saja dapat

mengurangi pantulan energi panas dari lighting sehingga kenyaman

suhu terjaga, tapi juga tetap dapat menyebarkan cahaya sehingga

ruangan tidak terlalu gelap yang kemudian akan mengurangi

beban pemakaian lampu dalam ruang. Selain itu juga untuk menjaga

data dan informasi yang terekam agar tidak terganggu oleh alat-alat

elektronik yang berfekuensi tinggi yang dapat menghilangkan data

rekam pada alat perekam Bahan Dinding Bahan Permukaan Dinding Luar Tingkat Absorbtansi Cat Dinding Cat Permukaan Dinding Luar Tingkat Absorbtansi Beton Berat Bata merah Bitumunous felt Batu sabuk Beton ringan Aspal jalan setapak Kayu permukaan halus Beton ekspos

Ubin putih Bata kuning tua Atap putih Cat alumunium Kerikil

Seng putih Bata glazur putih Lembaran alumunium 0,91 0,89 0,88 0,87 0,86 0,82 0,78 0,61 0,58 0,56 0,50 0,40 0,29 0,26 0,25 0,12 Hitam merata Pernis hitam Abu-abu tua Pernis biru tua Cat minyak hitam Coklat tua Abu-abu biru tua Biru /Hijau tua Coklat medium Pernis hijau Hijau medium Kuning medium Hijau/ biru medium

Hijau muda Putih semi kilap Putih kilap Perak Pernis putih 0,95 0,92 0,91 0,91 0,90 0,88 0,88 0,88 0,84 0,79 0,59 0,58 0,57 0,47 0,30 0,25 0,25 0,21

(54)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Penghematan pengeluaran energi melalui penggunaan material

lunak dan warna-warna dalam ruangan tidaklah akan menghemat energi

secara 100%. Untuk lebih menghemat energi yang dikeluarkan bangunan

memakai sistem hemat energi dengan pola aktif, yaitu dengan solar-cell.

III.4.7.3 Penghematan Energi ( Energi Alternatif )

Pemanfaatan energi secara pasif, merupakan pemenfaatan energi

yang berasal dari iklim setempat. Untuk indonesia yang beriklim tropis ,

pemanfaatan energi untuk penerangan alami dan pemanas ruangan

hampir tidak ada. Untuk pemanfaatan angin dalam pengkondisian udara

dalam ruangan sangat lah baik. Untuk jakarta dan sekitarnya kecepatan

angin nya berkisar 1,1 m/sek. 19

(19.Pasal-pasal Penghantar Fisika Bangunan, Mangun wijaya.YB. Gramedia, Jakarta.1980,hal.60 )

Pemanfaatan energi secara pasif, diantaranya dengan memanfaatkan :

- Sinar Matahari.

- Ventilasi Silang.

- Vegetasi

Pemanfaatan Energi secara aktif, didapat dengan menggunakan

Solar–cell, yaitu suatu komponen yang merubah energi matahari

menjadi energi listrik. Dengan penggunaan solar cell, kebutuhan akan

listrik dalam bangunan dapat terpenuhi. Penggunaan atau pemanfaatan

energi matahari secara aktif ( solar cell ) menurut ikatan solar energi se

dunia, dapat menghemat energi antara 15%-75%. 20

(55)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

III.4.7.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan Bio-Climatic Berikut ini Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan

Bio-Climatic : 21

( 21.BangunanTropis,Dr.Ing.George Lippsmeir,Erlangga.Jakarta.1994.hal 101 )

1. Orientasi bangunan, untuk fasade utara dan selatan menerima lebih sdikit panas dibanding fasade barat dan timur. Maka bukaan-bukaan

lebar harus lah pada sisi utara dan selatan. Salah satu prinsip desain

Bioclimatic adalah bahwa orientasi bukaan pada bangunan seyogyanya

berada pada akses utara-selatan. 22

( 22.The Green Skycrapper.Ken Yeang.New York.1999 )

Orientasi U TL T Te S BD B BL

130 113 112 97 87 176 243 211

Tabel : Faktor Radiasi Matahari ( SF, W/M2 ) Untuk berbagai orientasi

Ada tiga faktor utama yang menentukan bagi perletakan bangunan yang

tepat :

- Radiasi matahari dan tindakan perlindungan

- Arah dan kekuatan angin

- Topografi

2. Ventilasi silang, untuk daerak tropik-basah, posisi bangunan yang melintang terhadap arah angin utama lebih penting dibandingkan

dengan perlindungan terhadap radiasi matahari. Orientasi terbaik

adalah posisi yang memungkinkan terjadinya ventilasi silang

3. Vegetasi, vegetasi dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap iklim pada daerah kering dan daerah lembab. Vegetasi /

(56)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

pertamanan yang terencana dapat mempengaruhi, arah dan kekuatan

angin, menyimpan air, menurunkan temperatur, menyamakan

perbedaan temperatur, meredam kebisingan dan panas matahari. 23

( 23.BangunanTropis,Dr.Ing.George Lippsmeir,Erlangga.Jakarta.1994.hal 116 )

4. Perlindungan matahari, Umumnya elemen bangunan diperlukan untuk pelindung dari matahari. Elemen horizontal yang menonjol sangat efektif

untuk fasade utara dan selatan, sedangkan elemen vertikal efektif

untuk matahari rendah yaitu untuk fasade timur dan barat.

Pemasangan pelindung matahari harus ditempatkan diluar bangunan /

didepan kaca karena kalau didalam tidak ada gunanya, kecuali untuk

pelindung kesilauan dipasang didalam

5. Pelembaban udara dan air, metode pendinginan karena pemercikan suatu lapisan pembawa yang tipis dan tembus udara dengan

dimensi yang diperlukan tidak mungkin lagi dapat direalisasi. Dalam hal

ini yang diberi percikan air adalah atap, dinding dan tanah disekitar

bangunan. Dengan penguapan bahan pembawa akan menjadi dingin.

Penting sekali bahwa bahan pembawa ini dapat menyerap air , terutama

bagi bidang yang miring atau vertikal. Dibawah lapisan penyerap air ini ,

konstruksinya harus tahan terhadap air.

6. Pemilihan material sebagai kulit bangunan, Ada beberapa material yang sifatnya dapat menyerap energi kalor dengan baik, biasanya untuk

bahan-bahan yang memiliki massa jenis yang berat. Ketika angin

menerpa kulit bangunan, sebagian darinya akan masuk melalui pori-pori

(57)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

maka udara dingin yang masuk akan semakin lama keluar karena

pori-porinya kecil, sehingga udara dingin akan semakin lama tersimpan

dalam kulit bangunan. Terutama udara dingin malam hari yang diserap

dan disimpan yang kemudian akan dikeluarkan pada siang hari,

seperti batu granit dan marmer.

Contohnya adalah Mesjid Istiqlal, jakarta, yang hampir tidak

menggunakan ac atau kipas angin untul menciptakan kenyamanan

suhu di setiap ruangannya.

III.4.8 Bioclimatic Vs Energy saving

Bangunan bioklimatik berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan

minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk

menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan

organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi

bentuk masa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan,

desain fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam,

warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi

alamiah.

Sedangkan bangunan hemat energi bangunan yang berlandaskan

pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau

merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktifitas

penghuninya” dengan memanfatkan sains dan teknologi mutakhir secara

aktif. Mengoptimasikan sistem tata udara-tata cahaya, integrasi antara

(58)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat

energi ( pelopor arsitektur hemat energi yaitu Norman Foster, Jean Nouvel,

Ingenhoven Overdiek )

Kesimpulannya antara bangunan Bioklimatik dan hemat energi adalah

sama-sama mengarahkan pada penghematan energi secara maksimum

tetapi cara pendekatannya berbeda, yaitu bioklimatik dengan pendekatan

dan pemanfaan iklim setempat sedangkan hemat energi dengan

pemanfaatan sains dan teknologi mutakhirr secara aktif

III.5 Tinjauan Terhadap Kantor Sewa dan Pusat Perbelanjaan III.5.1 Studi banding perkantoran MidPlaza I dan MidPlaza II. 24

( 24.Majalah Swasembada/01/XVII/11-24 Januari.2004 )

• Jumlah luas total area kantor sewa 50.000 m2.

• Luas lantai tipikal mulai dari 1,125m2 (dapat dibagi

kedalam beberapa bagian

dengan luas per unit sewa

adalah 50m2 )

Jumlah lantai Midplaza I

adalah 19 lantai.

• Jumlah lantai Midplaza II adalah 25 lantai.

• Live load 250 kg/m2.

(59)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

Menurut Hendarto Rahardjo, Direktur Pt.MidPlaza Prima, dalam

lingkungan MidPlaza terdapat MidPlaza I dan II-Gedung perkantoran, hotel

dan apartemen Kempinski ( 36 lantai ). Salah satu fasilitas khusus yang

disediakan adalah layanan IB di MidPlaza, bekerjasama dengan indosat.

Layanan IB disini adalah Internet Broadband ( IB ). Akses internet

berkecepatan tinggi ini melengkapi berbagai fasilitas lain yang disediakan

pengelola gedung untuk penyewanya.

Gedung MidPaza II

Pengkondisian udara, menggunakan variabel air volume (vav) dengan sistem monitor melalui building automation system ( BAS ).Sebagian

lantai dapat dialirkan ac setelah jam kerja lewat

Lift, MidPlaza I mempunyai 5 lift penumpang da 1 lift service. MidPlaza II mempunyai 7 lift penumpang ( kecepatan tinggi ) @ 25 orang. Satu

buah lift kapasitas 1700 kg melayani setiap hari.

Listrik, komunikasi dan kelengkapan lainnya, sumber tenaga listrik sepenuh nya dari PLN. Sistem komunikasi disediakan bekerja sama

dengan pihak Telekom. Penggunaan PABX untuk menambah efisiensi

penggunaan sambungan pada tempat-tempat khusus.

(60)

Tema BIOCLIMATIC

Bab III- Tinjauan Khusus

langsung , seperti CINN, CNN, NHK.

Perlindungan Kebakaran, total keseluruhan lantai dilengkapi dengan sistem sprinkler dan hydrant dengan smoke dan heat detector yang

diawasi melalui BAS.

Pencahayaan, penempatan lampu diposisikan strategis bersamaan dengan ducting ac untuk mendapatkan kenyamanan yang maksimum,

dengan memperhatikan standar pencahayaan yang diharuskan

( standar of illumination )

Parkir mobil, parkir kendaraan pada basemen dan halaman mampu menampung 1700 mobil untuk pengguna para karyawan yang bekerja

di bangunan MidPlaza.

III. 5.1a Kesimpulan hasil studi banding Kelebihan :

• Penempatan toilet executive dan pantry ada ditiap lantai.

• Penempatan kabel-kabel utilitas listrik, komputer dan telekomunikasi dibwah lantai.

• Empat lantai terhubung dengan dua podium.

• Pusat kebugaran dilengkapi kolam renang, spa, sauna,message, tennis,squash

• 12 ruang rapat, 2 ruang pertemuan dan ballroom untuk pesta pribadi atau bisnis. Terdapat juga pusat bisnis yang beroperasi 24 jam termasuk

didalamnya servis kesekretariatan, e-mail, persewaan telepon genggam,

dan media presentasi.

Gambar

Tabel 1 : Studi Empiris Orientasi Bangunan Terhadap Matahari.
Tabel 2 : Studi Empiris Selubung Bangunan
Tabel 4 : Studi Empiris Perlindungan Terhadap Sinar Matahari Langsung
Tabel 5 : Studi Empiris Ventilasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian sangat dibutuhkan cara atau media yang harus diinformasikan kepada para siswa tentang teknik pembuatan presentasi yang interaktif dan lebih menarik salah satunya

juga mencakup seleksi atas tenaga konsultan baik konsultan perorangan (individual consultant) maupun perusahaan konsultan (firm consultant) sesuai dengan prosedur

vam edildiği / Müttefiklerin Kemikli Limanı'nda görünen bir tor- pidosu ile Arıburnu sahiline malzeme çıkaran nakliye gemilerinin açılan topçu ateşleriyle

Peubah yang diamati ialah daya berkecambah, daya tumbuh, tinggi, diameter, jumlah filodi, panjang filodi, lebar filodi, panjang akar, biomassa pucuk, biomassa akar,

Tunas-tunas yang terbentuk tersebut berwarna hijau dengan pertumbuhan sempurna (Gambar 3), sedangkan pada eksplan kalus embrionik hasil persilangan antara jeruk siem x

Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005)..

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Pedofilia sebagai kejahatan yang menggunakan anak sebagai objeknya tidak diatur secara khusus dalam bagian/bab tersendiri namun dapt ditemukan atau tersebar dalam