• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. observasi langsung terhadap anak-anak yang sedang bermain congklak. Sebelum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. observasi langsung terhadap anak-anak yang sedang bermain congklak. Sebelum"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian

Sesuai dengan rancangan penelitian, untuk memperoleh data penelitian maka dilakukan wawancara mengenai permaian congklak terhadap budayawan dan observasi langsung terhadap anak-anak yang sedang bermain congklak. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti menentukan narasumber yang akan diwawancarai dengan teknik observasi yang dilakukan pada 6 Desember 2019.

Observasi untuk menemukan narasumber ini pertama kali dilakukan di Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi. Setelah melakukan dialog dengan ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi yaitu Bapak Drs. H. Azra’I Al Basyari, beliau menyarankan bapak Nanang Sunarya selaku anggota dari Lembaga Adat Melayu (LAM) untuk dijadikan narasumber pada penelitian ini.

Akhirnya peneliti melakukan observasi kedua pada tanggal 9 Desember 2019. Peneliti mendatangi langsung kantor bapak Nanang Sunarya di Jl. Dr. Tazar No. 45, Buluran Kenali, Kec. Telanaipura, Kota Jambi. Setelah melakukan dialog dengan bapak Nanang Sunarya peneliti memperoleh informasi bahwa beliau bukan hanya sebagai anggota pada Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi namun beliau juga sebagai ketua Departemen Seni Budaya Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Provinsi Jambi, sebagai Komite Seni Budaya Nusantara Provinsi Jambi, sebagai anggota Dewan Pakar di Dewan Kesenian Jambi dan beliau adalah salah satu peminat dan penggiat seni budaya tradisional daerah Jambi. Dari keterangan tersebut diketahui bahwa beliau adalah salah satu orang yang sudah bergelut di bidang seni dan budaya tradisional. Khusus untuk permainan congklak beliau mengetahui permainan dan tata cara bermain congklak karena pernah

(2)

memainkannya, dan juga membaca buku-buku tentang permainan tradisional Indonesia. Selain itu, sebagai pembawa acara di TVRI Jambi pada tahun 2010 beliau membawakan acara dokumenter tentang permainan tradisional. Informasi tersebut telah sesuai dengan kriteria narasumber yang telah ditentukan pada metodologi penelitian, sehingga peneliti menetapkan bapak Nanang Sunarya sebagai Narasumber pada penelitian ini.

Seiring dengan mencari narasumber, peneliti juga mencari subjek penelitian. Peneliti menemukan anak-anak yang masih bermain congklak di Perumahan Citra Alagada kelurahan Kenali Asam Bawah Kecematan Kota Baru, Kota Jambi. Pada tanggal 8 Januari 2020 peneliti melakukan observasi pertama untuk menentukan subjek penelitian. Dari empat orang anak, peneliti menetapkan dua orang anak yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Dua orang anak tersebut adalah AN dan DF. Alasan peneliti memilih dua orang ini dipilih sebagai subjek penelitian karena mengetahui tata cara permainan dengan baik dan memiliki strategi yang bagus untuk memenangkan pemainan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat instrumen pengumpulan data yaitu berupa pedoman wawancara dan lembar obervasi. Pedoman wawancara dan lembar observasi tersebut dibuat untuk menggali aspek-aspek matematika dalam etnomatematika yang terkandung pada permainan congklak. Pedoman wawancara dan lembar observasi pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Instrumen penelitian ini telah dikonsultasikan dengan dua orang validator yaitu Ibu Dr. Nizlel Huda, M.Kes sebagai validator pertama dan Ibu Rina Kusuma Dewi, S.Pd., M.Pd. sebagai validator kedua. Konsultasi dilakukan dalam beberapa pertemuan dengan tujuan untuk memvalidasi instrumen penelitian.

(3)

Konsultasi pertama dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020 dengan validator pertama. Hasil konsultasi ini berupa peneliti harus membuat pertanyaan yang jawabannya ada pada dekriptor sesuai dengan aspek-aspek matematika dalam etnomatematika yang ingin digali, peneliti harus mengecek kata-kata pada pedoman wawancara dan lembar observasi sesuai dengan deskriptor yang telah dibuat. Seperti pada lembar pedoman wawancara pada pertanyaan ketiga harus menambahkan keterangan “di awal permainan”. Pada pertanyaan keempat

mengganti kata dibagikan menjadi kata memasukkan, dan peneliti harus memperbaiki pertanyaan “bagaimana cara memperkirakan agar lubang induk terisi banyak?”. Untuk lembar observasi peneliti harus mengubah kata mengetahui

menjadi kalimat yang mengandung kata kerja sehingga peneliti dapat mengetahui apakah subjek mengetahui permainan congklak atau tidak.

Setelah melakukan revisi dengan konsultasi pertama, pada tanggal 13 Februari 2020 peneliti melakukan konsultasi kedua dengan validator pertama. Hasil konsultasi ini peneliti harus menambahkan kata pemain sebagai subjek pada lembar observasi.

Setelah melakukan revisi sesuai hasil konsultasi kedua, pada tanggal 14 Februari 2020 instrumen penelitian disetujui oleh validator pertama. Kemudian pada tanggal 17 Februari 2020 peneliti melakukan konsultasi pertama dengan validator kedua. Hasil konsultasi berupa pada lembar observasi peneliti harus membuat deskriptor secara spesifik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. Seperti pada deskriptor pertama yaitu pemain “dapat memasukkan semua biji congklak kedalam lubang congklak” harus ditambahkan dengan keterangan “kecuali lubang induk lawan”, dan deskriptor kelima yaitu “pemain menghitung biji congklak untuk

(4)

menentukan pemenang” dispesifikkan menjadi kalimat “pada akhir permainan

masing-masing pemain menghitung biji congklak yang ada pada lubang induk untuk menentukan pemenang”.

Setelah melakukan revisi sesuai dengan konsultasi pertama dengan validator kedua. Pada tanggal 18 Februari 2020 validator keduan menyetujui istrumen penelitian yang telah dirancang peneliti. Setelah beberapa kali revisi dan hasil konsultasi dengan validator pertama dan validator kedua tersebut berdasarkan penilaian validator baik dari segi kontruksi pedoman wawancara dan lembar observasi, bahasa pedoman wawancara dan lembar observasi, dan materi pedoman wawancara dan lembar observasi yang telah dirancang sudah layak untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 instrumen penelitian ini digunakan sebagai petunjuk dan pedoman agar saat penelitian tetap fokus pada masalah yang akan diteliti.

Kemudian setelah instrumen selesai divalidasi. Peneliti menemui narasumber untuk menanyakan kapan narasumber memiliki kesedian waktu dan tempat untuk diwawancarai. Sehingga tanggal 21 Februari 2020 peneliti melakukan penelitian pertama dengan teknik wawancara di kantor narasumber. Wawancara dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.20 WIB. Hasil wawancara didokumentasikan dalam bentuk video dan foto.

(5)

Gambar 4.1 Wawancara dengan Ahli Budaya

Setelah melakukan wawancara, pada tanggal 26 Februari 2020 peneliti melakukan penelitian kedua dengan teknik observasi. Observasi ini dilakukan terhadap anak-anak yang sedang bermain congklak. Observasi ini dilakukan diperumahan Citra Alagada Kenali dirumah salah satu subek penelitian. Observasi dilakukan pada pukul 16.30 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB. Hasil observasi didokumentasikan dalam bentuk video dan foto.

(6)

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

Sesuai dengan teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data yang diperoleh direduksi terlebih dahulu sesuai dengan aspek-aspek matematika dalam etnomatematika.

4.2.1 Hasil Temuan Penelitian Aspek Counting 1. Hasil wawancara

Data hasil wawancara pada penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan ahli budaya yaitu Bapak Nanang Sunarya yang merupakan anggota Lembaga Adat Melayu Kota Jambi. Wawancara ini dilakukan untuk menggali aspek-aspek etnomatematika yang ada pada permainan congklak. Adapun hasilnya untuk aspek counting terpapar pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Wawancara Mengenai Aspek Counting P Berapa banyak lubang pada papan permainan congklak?

N Memang ada alat khusus dalam permainan ini, yang uniknya dari permainan ini yaitu jumlah bulatannya (lubang congklak) itu sama diseluruh dunia yaitu tetap tujuh.

P Berapa banyak biji congklak yang digunakan untuk bermain? N Banyak bijinya itu 7 × 14.

P Berapa banyak biji congklak yang dimasukkan ke setiap lubang diawal permainan? N Jumlah hitungan bijinya juga sama diseluruh dunia sampai hari ini yaitu satu

lubang itu tujuh.

P Berapa banyak biji congklak yang dimasukkan ke setiap lubang ketika bermain? N Banyak biji congklak yang dimasukkan itu sama, semuanya satu. Tidak ada yang

lebih dari satu. Kalau ada yang dua itu biasanya yang degil (curang dalam bermain).

P Bagaimana cara memperkirakan supaya biji congklak yang dijalankan dapat sampai ke lubang induk?

N Kalau sebelum main pasti menghitung “kalua saya angkat disini, ini tujuh. 1 2 3 4 5 6 7 (menghitung lubang congklak) habis disini, selesai. Saya tidak bermain lagi” maka dia mau tidak mau harus menghitung. Disitu ada rumus. Permainan ini sangat ditentukan dari angkatan pertama.

P Bagaimana menentukan pemenang pada permainan congklak?

N Dihitung dari jumlah pendapatan. Jumlah batu yang masuk ke lubang induk dia. Siapa yang memiliki jumlah batu terbanyak itulah pemenangnya, dan itu juga yang mulai bermain terlebih dahulu untuk permainan berikutnya.

P Berapa banyak biji congklak yang harus dikumpulkan pemain di lubang induk untuk memenangkan permainan?

N Ketentuan umumnya, siapa yang melebihi modal itu yang menang. Modal kita kan 7 × 7.

(7)

2. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap anak-anak yang sedang bermain congklak, peneliti memperoleh informasi bahwa pemain congklak berjumlah dua orang. Permainan congklak menggunakan alat berupa papan congklak dan biji congklak. Saat observasi dilakukan pemain menggunakan papan congklak dan biji congklak yang terbuat dari plastik seperti gambar berikut:

Gambar 4.3 Papan Congklak

Gambar 4.4 Biji Congklak

Setiap pemain mengisi lubang congklak yang menjadi bagian/daerahnya kecuali lubang induk dengan biji congklak. Setiap pemain memasukkan biji congklak kedalam lubang congklak sambil menghitung tujuh biji congklak, dan selanjutnya pemain menghitung tujuh biji congklak lagi untuk lubang kedua, dan begitu seterusnya sampai lubang ketujuh. Sehingga diketahui bahwa terdapat tujuh lubang pada papan permainan congklak dan setiap lubang diisi dengan tujuh biji congklak sehingga semua jumlah biji congklak yang digunakan adalah 98 biji.

(8)

Pada saat bermain, pemain memasukkan satu biji congklak kesetiap lubang kecuali lubang induk lawan. Untuk memperkirakan supaya biji congklak yang dijalankam dapat sampai ke lubang induk atau bisa sampai ke lubang kosong pada daerahnya sehingga bisa mengambil biji congklak lawan yang ada dihadapan lubang kosong tersebut maka pemain menghitung biji congklak tersebut sebelum diambil/dijalankan. Kemudian untuk menentukan pemenang, masing-masing pemain menghitung jumlah biji congklak yang ada di lubang induknya. Sehingga pemain yang memperoleh biji congklak terbanyak adalah pemenangnya. Untuk menghitung biji congklak terakhir ini, pemain mengisi lubang congklaknya dengan biji congklak yang ada di lubang induk masing-masing. Kemudian di lakukan perbandingan siapa yang lubangnya terisi semua adalah pemenangnya. Sehingga diketahui bahwa siapa yang memperoleh biji congklak lebih dari modal awal tadi yaitu 49 biji maka itulah pemenangnya.

4.2.2 Hasil Temuan Penelitian Aspek Locating 1. Hasil Wawancara

Data hasil wawancara pada aspek locating diperoleh dengan melakukan wawancara dengan narasumber yang sama yaitu Bapak Nanang Sunarya dengan hasilnya terpapar pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Wawancara Mengenai Aspek Locating P Bagaimana posisi lubang congklak pada papan congklak? N Posisi lubang congklak itu berhadapan atau saling berpasangan. P Bagaimana posisi pemain ketika bermain congklak?

N Berhadapan, dan duduk bersila.

P Bagaimana ketentuan arah menjalankan biji congklak? N Ke kiri atau searah jarum jam.

P Dimanakah posisi lubang congklak yang bisa diambil isinya ketika pemain berhenti pada lubang kosong?

N Ketentuannya adalah ketika batu kita jatuh di tempat yang kosong, lalu lubang lawan yang menjadi pasangannya ada batu lawan itu artinya kita adalah menembak.

(9)

2. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi terhadap permainan congklak, diperoleh informasi bahwa jumlah pemain dalam permainan congklak adalah dua orang, pemain duduk saling berhadapan dengan papan permainan congklak berada diantara pemain. Pada saat observasi lubang disebelah kiri adalah daerah S1 dan lubang disebelah kanan adalah lubang daerah S2. Ketika bermain, pemain menjalankan biji congklak ke arah kiri atau searah jarum jam. Dan pemain dapat mengambil isi lubang lawan yang ada di hadapan lubangnya yang kosong dengan syarat pemain sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran dan pemain berhenti pada lubang kosong tersebut. Berdasarkan observasi hal tersebut disebut dengan “menembak”. Dan jumlah lubang pada papan permainan congklak adalah

16 lubang, yaitu tujuh lubang kecil yang saling berhadapan dan dua lubang besar yang terletak ditengah-tengah dan berada di ujung papan congklak, kedua lubang besar tersebut juga saling berhadapan.

4.2.3 Hasil Temuan Penelitian Aspek playing 1. Hasil Wawancara

Data hasil wawancara untuk aspek Playing terpapar pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Wawancara Mengenai Aspek Playing

1 2

P Bagaimana strategi untuk menang dalam permainan congklak?

N Strategi untuk menang itu berkaitan dengan kemampuan mendistribuskan biji congklak ketempat yang tepat. Salah satu strateginya yaitu pemain akan mengambil biji congklak pertama kali pada lubang congklak ke tiga sehingga dalam dua kali pengambilan dia sudah bisa menembak (mengambil isi lubang lawan yang ada di depan lubangnya yang kosong dengan syarat pemain sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran).

P Bagaimana peluang untuk menang dalam permainan congklak?

N Setiap pemain memiliki peluang yang sama untuk menang. Namun, pemain yang memulai pertama memiliki peluang lebih tinggi dari pemain yang memulai kedua dengan catatan dia mampu mengambil batu yang bisa sampai kelubang kosong di daerahnya sehingga dia bisa menembak (bisa mengambil biji yang ada di lubang lawan).

(10)

1 2

N Aturannya permainan dimulai dengan suit, ketika menjalankan biji congklak jika pemain berhenti dilubang kosong milik lawan maka langsung mati/berhenti bermain dan permainan dilanjutkan oleh lawan. Jika pemain berhenti didaerah sendiri, dan dihadapannya ada lubang lawan yang memiliki isi maka batu lawan di lubang tersebut di ambil dan permainan dialihkan ke lawan. Kemudian pemain yang memiliki batu lebih dari modal adalah pemenangnya, dan untuk bermain berikutnya dimulai dari yang menang. Dan yang kalah pada permainan ini mendapati lubang kosong karena tidak cukup biji congklak untuk mengisi lubang tersebut, maka lubang kosong tersebut tidak boleh diisi. Jika permainan seri maka untuk bermain selanjutnya dilakukan suit lagi.

2. Hasil Observasi

Berdasarkan observasi, aturan dalam permainan congklak yaitu pemain harus mengisi lubang congklak didaerahnya masing-masing dengan biji congklak. setiap lubang diisi dengan tujuh biji congklak kecuali lubang induk. Kemudian, untuk memulai permainan, pemain melakukan suit. Setelah itu, pemain yang menang suit memulai permainan terlebih dahulu. Pemain mengisi satu lubang congklak dengan satu biji kecuali lubang induk lawan. Jika pemain berhenti pada lubang kosong lawan, maka pemain tersebut berhenti bermain dan permainan dilanjutkan oleh pemain kedua. Namun jika pemain berhenti pada lubang kosong yang ada didaerahnya, pemain dapat mengambil isi lubang lawan yang ada dihadapan lubang kosong tersebut dan memasukkan ke lubang induknya dengan syarat pemain sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran. Jika semua batu sudah terkumpul di lubang induk, maka pemain menghitung biji congklak pada masing-masing lubang induknya, pemain yang memperoleh biji congklak terbanyak adalah pemenangnya. Untuk permainan berikutnya permainan dimulai dari yang menang. Dan yang kalah pada permainan ini mendapati lubang kosong karena tidak cukup biji congklak untuk mengisi lubang tersebut, maka lubang

(11)

kosong tersebut tidak boleh diisi. Jika permainan seri maka untuk bermain selanjutnya dilakukan suit lagi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terhadap tiga kali permainan. Dengan permainan pertama seri. Pada permainan pertama ini dilakukan suit dan pemenangnya adalah S1, dari observasi tersebut terdapat strategi untuk bisa sampai dilubang kosong miliknya dan mengambil isi lubang lawan yang ada dihadapan lubang kosong tersebut yaitu S1 mengambil angkatan pertama pada L1P1, sehingga biji congklak yang dijalankan S1 sampai pada L6P2, dari L6P2 ini S1 memperoleh delapan biji congklak untuk dibagikan, delapan biji congklak ini sampai pada L1P1 yang diambilnya tadi yang merupakan lubang kosong sehingga S1 bisa mengambil biji congklak lawan yang ada didepan lubang kosong tersebut yaitu L7P2. Sehingga dengan satu putaran, S1 sudah bisa mengisi lubang induknya dengan sembilan biji congklak.

Setelah permainan pertama seri, untuk permainan kedua kedua pemain melakukan suit lagi, dan dimenangkan oleh S2. S2 mengambil angkatan pertama pada L7P2. Sehingga dia mengisi lubang induknya sekali. Kemudian untuk angkatan kedua dia mengambil L1P2 dengan biji congklak sebanyak delapan biji. Biji congklak tersebut dijalankan sehingga sampai pada L1P1 dengan jumlah batu 8, sehingga dijalankan kembali dan sampai pada lubang induk (LiP2). Untuk pengambilan selanjutnya S2 mengambil lubang dengan isi terbanyak.

Selama permainan berlangsung juga terdapat strategi untuk menang yaitu pemain memilih lubang yang bijinya bisa sampai ke lubang induk, sampai tidak ada lubang lagi yang bisa dijalankan, maka untuk selanjutnya pemain akan memilih lubang dengan isi terbanyak.

(12)

4.2.4 Hasil Temuan Penelitian Aspek Explaining 1. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara narasumber menjelaskan mengapa pemain membagikan biji congklak kesetiap lubang dan tetap mengisi lubang induknya? Dalam bermain congklak itu sama dengan mengelola harta kekayaan, prinsipnya kita harus tetap berbagi dan juga menyimpan. Biji congklak yang disimpan tersebut digunakan pemain untuk menghadapi permainan berikutnya. Dan hal tersebut dilakukan agar modal yang dimiliki pemain tidak terserap kedaerah lawan. Dan mengapa pemain mengumpulkan biji congklak sebanyak-banyaknya pada lubang induknya masing-masing? Hal ini dilakukan agar pemain bisa memenangkan permainan dengan memperoleh keuntungan. Dalam permainan congklak ini terdapat prinsip ekonomi, yaitu pemain harus mengisi lubang induknya sebanyak mungkin untuk memperoleh keuntungan atau tidak kalah dalam permainan.

2. Hasil Observasi

Berdasarkan observasi, pemain membagikan biji congklak pada daerah lawan kecuali lubang induk. Dan pemain mengatur strategi agar bisa mengisi lubang induknya sebanyak mungkin. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh keuntungan sehingga bisa memenangkan permainan.

(13)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian berupa data dari hasil wawancara dan observasi. Selanjutnya hasil temuan budaya tersebut akan akan dikaitkan dengan pembelajaran matematika yang ada di Sekolah Menengah Pertama. Bagian yang menjadi inti dari pembahasan ini bertujuan untuk menunjukkan aspek-aspek dan ide-ide alternatif yang tertanam/terdapat pada permainan congklak.

4.3.1 Uji Validitas Data Penelitian

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi. Untuk menguji validitas data dilakukan tringulasi metode. Tringulasi metode dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan hasil observasi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat informasi yang telah diberikan oleh narasumber. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa informasi yang diberikan narasumber itu sesuai dengan praktek yang telah dilakukan di lapangan.

4.3.2 Aspek-Aspek Matematika yang Terkandung dalam Permainan Congklak

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut akan dijelaskan mengenai aspek-aspek matematika yang terkandung dalam permainan congklak. Aspek-aspek matematika yang dapat diungkap antara lain sebagai berikut:

1. Counting

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terdapat aspek counting pada permainan congklak. Hal ini sependapat dengan Achroni (2012: 66) bahwa salah

(14)

satu manfaat dari bermain congklak adalah dapat mengembangkan kemampuan berhitung anak. Dalam permainan congklak pemain melakukan kegiatan berhitung ketika mengisi lubang congklak pada daerahnya masing-masing kecuali lubang induk dengan biji congklak sebanyak tujuh biji. Kegiatan menghitung dilakukan pada aktivitas permainan congklak yang dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat positif.

Selanjutnya, pada saat bermain pemain memasukkan satu biji congklak kesetiap lubang termasuk lubang induk kecuali lubang induk lawan. Disini terdapat konsep pembagian bilangan bulat, dimana biji congklak yang diambil adalah bilangan yang dibagi dan banyak lubang congklak adalah bilangan pembagi.

Kemudian, pada saat permainan berlangsung atau ditengah-tengah permainan juga terdapat kegiatan berhitung yaitu ketika pemain memperkirakan agar biji congklak yang diambilnya dapat sampai kelubang induk maka pemain akan menghitung biji congklak yang akan diambilnya terlebih dahulu. Disini terdapat konsep perbandingan dua bilangan bulat dan penjumlahan. Dimana sebelum mengambil biji congklak pemain membandingkan bayak biji congklak yang akan diambilnya dengan banyak lubang congklak untuk sampai kelubang induk. Jika biji congklak yang akan diambil tidak sampai kelubang induk maka pemain akan mencoba memperkirakan dengan melihat biji congklak pada lubang mana yang bisa di ambil sehingga bisa sampai pada lubang yang dimaksudkan, sehingga bisa sampai kelubang induk.

Setelah itu, pada akhir permainan masing-masing pemain menghitung biji congklak yang berhasil dikumpulkan pada lubang induk untuk menentukan pemenang. Disini terdapat aktivitas menghitung dan konsep perbandingan dua

(15)

bilangan bulat, dimana pemain akan menghitung biji congklak yang diperolehnya kemudian membandingkan jumlah biji congklak yang dimilikinya atau banyak lubang yang dapat diisi kembali.

Inilah aspek counting yang ada pada permainan congklak. Bishop (1994: 1) Aspek counting dilakukan untuk menjawab pertanyaan “berapa banyak”, untuk

menggambarkan angka dengan satuan hitung berupa benda atau bagian tubuh. Pada permainan congklak satuan hitung yang digunakan yaitu biji congklak. Seperti setiap lubang diisi dengan tujuh biji congklak, pemain menjalankan satu biji congklak.

2. Locating

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi terhadap permainan congklak diketahui bahwa posisi lubang congklak pada papan permainan congklak saling berhadapan. Kedua lubang induk pada permainan congklak juga saling berhadapan atau berpasangan.

Hal tersebut sesuai dengan aspek locating menurut Bishop (1997: 1) yaitu

aktivitas yang berkaitan dengan menentukan arah, posisi, bernavigasi, berorientasi dan menggambarkan bagaimana hal-hal berhubungan satu sama lain.

3. Playing

Aspek playing yang terdapat pada permainan congklak yaitu adanya strategi untuk menang dalam permainan congklak. Beberapa strategi yang sudah dipaparkan pada hasil penelitian ini yaitu berkaitan dengan kemampuan pemain mendistribuskan biji congklak yang sudah diambil. Dimana pemain akan menebak dan memperkirakan agar biji congklak yang diambil sampai pada lubang induk atau bisa sampai pada lubang kosong didaerahnya sehingga bisa mengambil biji

(16)

congklak lawan yang ada dilubang kosong tersebut dengan syarat pemain tersebut sudah menjalankan biji congklak minimal satu kali putaran.

Kemudian dalam permainan ini juga terdapat aturan permainan seperti sebelum bermain harus dilakukan suit, diawal permainan setiap lubang kecuali lubang induk harus diisi dengan biji congklak kecuali lubang induk, memasukkan satu biji congklak kesetiap lubang kecuali lubang induk lawan ketika bermain, kemudian pemain yang memperoleh biji congklak terbanyak adalah pemenangnya dan untuk bermain selanjutnya jika pemain memperoleh lubang kosong, maka lubang kosong tersebut tidak boleh diisi. Sehingga dari aturan-aturan bermain tersebut memuat konsep matematika yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika disekolah.

Dan juga terdapat peluang untuk menang dalam permainan ini, karena jumlah pemain dalam permainan congklak adalah 2 orang, maka salah satu dari pemain tersebut akan berpeluang untuk menang.

Inilah aspek playing yang ada dalam permainan congklak. Bishop (1997: 2) aspek playing yang dimaksud disini adalah aspek yang dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan pemikiran matematika. Tidak semua bermain itu penting dari sudut pandang matematika, tetapi teka-teki, paradoks logis, aturan bermain, strategi untuk menang, menebak, peluang dan judi semuanya menunjukkan caranya bermain berkontribusi pada pengembangan pemikiran matematika.

4. Explaining

Dalam permainan congklak yang termasuk aspek explaining yaitu mengapa pemain membagikan biji congklak kesetiap lubang dan tetap mengisi lubang

(17)

induknya. Mengapa pemain mengumpulkan biji congklak sebanyak-banyaknya pada lubang induknya masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa terdapat konsep ekonomi pada permainan congklak ini, yaitu pemain akan mengalami untung dan rugi selama permainan congklak. Untung dan rugi adalah konsep matematika pada aritmetika.

Sehingga dari penjelasan tersebut diketahui mengapa konsep untung dan rugi ada pada matematika. Hal ini dapat kita ketahui bahwa konsep untung dan rugi ini sudah ada pada masyarakat, tidak hanya dalam perdagangan dan bisnis terjadi untung dan rugi, namun didalam permainan tradisional khususnya permainan congklak juga terdapat konsep untung dan rugi.

Inilah aspek explaining yang ada pada permainan congklak. Sesuai dengan Bishop (1997: 2) bahwa aspek explaining ini berkaitan dengan memahami mengapa sesuatu terjadi seperti yang dilakukan. Dalam matematika explaining berkaitan tentang mengapa pola angka terjadi, mengapa bentuk geometris berpola sama, mengapa satu hasil mengarah ke hasil yang lain, mengapa beberapa dari alam tampaknya mengikuti hukum matematika.

4.3.3 Keterkaitan Aspek-Aspek Matematika yang Terkandung dalam Permainan Congklak dengan Pembelajaran Matematika

Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi kemampuan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

(18)

Salah satu upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika adalah dengan menciptakan inovasi-inovasi baru didalam pembelajaran matematika, salah satunya yaitu mengaitkan pembelajaran matematika dengan budaya yang ada didalam lingkungan tempat tinggal siswa. Hal ini disebut dengan etnomatematika. D’Ambrosio (1985: 45) menjelaskan etnomatematika adalah matematika yang dipraktekkan dalam budaya dari suatu kelompok, seperti suku dalam masyarakat, kelompok buruh, anak-anak dari golongan usia tertentu, kelas professional, dan lain sebagainya.

Aspek-aspek matematika pada permainan congklak yang terkait dengan pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) sesuai dengan kurikulum 2013 revisi 2018 antara lain sebagai berikut:

1. Aspek Counting

Aspek counting pada permainan congklak dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika pada materi bilangan dikelas VII yaitu di awal permainan pemain mengisi lubang congklak pada daerah mereka masing-masing kecuali lubang induk dengan 7 biji congklak. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai bilangan asli, ganjil dan genap. Kegiatan mengisi lubang dengan 7 biji congklak tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajarkan jenis-jenis bilangan.

Selain itu, pada aspek counting juga dapat dikaitkan dengan operasi bilangan bulat seperti penjumlahan bilangan bulat. Konsep penjumlahan pada permainan congklak terjadi ketika pemain melakukan estimasi untuk sampai pada lubang induk, misalnya pada L3P1 terdapat dua biji congklak, untuk bisa sampai kelubang induk maka S1 akan mencari lubang tertentu yang bisa sampai ke L3P1 tersebut untuk menambah 1 biji congklak lagi. Kemudian konsep pembagian

(19)

terdapat ketika pemain membagikan biji congklak ke setiap lubang kecuali lubang induk. Dimana banyak lubang adalah bilangan pembagi dan banyak biji congklak yang dibagikan adalah bilangan yang dibagi. Selanjutkan perkalian, konsep perkalian pada permainan congklak terjadi ketika siswa mengisi masing-masing lubangnya dengan 7 biji congklak, hal tersebut dapat digunakan untuk menanamkan konsep perkalian, seperti: “pada permainan congklak setiap pemain mengisi lubang congklak pada daerahnya masing-masing sebanyak 7 biji, karena lubang pada papan congklak terdiri dari tujuh lubang maka berapakah biji congklak awal yang dimiliki masing-masing pemain? “. Penyelesaian dari permasalah tersebut dapat digunakan untuk menanamkan konsep perkalian seperti berikut: setiap lubang diisi dengan 7 biji congklak, lubang congklak yang dimiliki masing-masing pemain adalah 7.

Maka secara matematis dapat ditulis : 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 7 × 7 = 49.

Jadi, banyak biji congklak yang dimiliki masing-masing pemain diawal permainan adalah 49 biji. Konsep ini dapat digunakan guru sebagai apersepsi didalam pembelajaran matematika.

Pada materi yang sama, yaitu bilangan. Permainan congklak juga dapat digunakan untuk menanamkan konsep perbandingan dua bilangan bulat, yaitu terdapat diakhir permainan. Untuk menentukan pemenang maka pemain akan membandingakan jumlah biji yang ada didalam lubang induk mereka masing-masing.

Selain itu, aspek counting juga dapat digunakan untuk konsep persamaan linear satu variabel yaitu untuk bisa sampai kelubang induk jika didalam lubang ke-7 hanya terdapat 6 biji congklak, maka berapa biji yang harus diusahakan agar

(20)

sampai ke lubang induk? Berdasarkan pengalamannya siswa akan menjawab satu. Sehingga guru bisa menjelaskan bahwa biji congklak yang diusahakan itu adalah variabelnya, secara matematika dapat ditulis:

𝑥 + 6 = 7 𝑥 + 6 − 6 = 7 − 6

𝑥 = 7 − 6 𝑥 = 1

Berdasarkan hal tersebut siswa akan bisa membuat persamaan bahwa variabel adalah biji congklak yang harus diusahakan atau bilangan yang akan ditentukan nilainya untuk menyelesaikan persamaan linear satu variabel. Hal ini sesuaikan dengan strategi untuk menang pada permainan congklak dan sependapat dengan Aisyah (2014: 24) bahwa kunci permainan ini terletak pada pilihan jumlah biji pada cekungan yang dimainkan.

Bilangan bulat, operasi bilangan berupa penjumlahan, perkalian dan pembagian, kemudian membandingkan bilangan dua bilangan bulat positiif yang terdapat pada permainan congklak tersebut dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika sesuai kurikulum 2013 revisi 2018 pada kelas VII pada KD 3.1 menjekaskan dan menentukan ururtan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, decimal dan persen). Keterkaitan tersebut terpapar pada gambar 4.1 berikut:

(21)

Gambar 4.5 Keterkaitan Aspek Counting dengan Pembelajaran Matematika 2. Aspek Locating

Berdasarkan observasi alat yang digunakan pemain dalam bermain congklak adalah papan congklak yang terbuat dari plastik. Pada papan permainan congklak memiliki 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan sepasang lubang induk yang juga saling berhadapan maka aspek locating pada permainan congklak dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika pada materi transformasi dikelas IX. Untuk menanamkam konsep refleksi (mencerminan). Seperti gambar berikut:

Gambar 4.6 Garis Horizontal pada Papan Congklak Permainan congklak Pemain mengisi setiap lubang dengan 7 biji congklak secuali lubang induk di awal permainan Pemain memasukkan 1 biji congklak kesetiap lubang kecuali lubang induk lawan ketika bermain Pemain membandingakan biji congklak untuk menentukan pemenang

Konsep bilangan Operasi bilangan Perbandingan bilangan bulat

Persamaan linear satu variabel

3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)

3.6 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan

penyelesaiannya Pemain melakukan estimasi untuk dapat mengisi lubang induk

(22)

Jika dibuat garis m yang membagi papan permainn congklak secara horizontal menjadi dua bagian yang sama. Maka, terlihat L1P1 direflesikan terhadap garis m menghasilkan banyangan L7P2. Kemudian L2P1 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan L6P2, dan begitu seterusnya.

Gambar 4.7 Garis Vertikal pada Papan Congklak

Selanjutnya, jika dibuat garis n yang membagi papan permainn congklak secara vertikal menjadi dua bagian yang sama. Maka, terlihat L1P1 direflesikan terhadap garis n menghasilkan banyangan L7P1. Kemudian L2P1 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan bayangan L6P1. L3P1 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan bayangan L5P1. L1P2 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan bayangan L7P2. L2P2 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan bayangan L6P2. L3P2 direfleksikan terhadap garis m menghasilkan bayangan L5P2 Dan lubang induk pemain 1 (LiP1) direfleksikan terhadap garis n menghasilka bayangan libang induk pemain 2 (LiP2). Inilah keterkaitan aspek locating dengan pembelajaran matematika sesuai kurikulum 2013 revisi 2018, keterkaitan tersebut terpapar pada gambar 4.6 berikut:

(23)

Gambar 4.8 Keterkaitan Aspek Locating dengan Pembelajaran Matematika 3. Aspek Playing

Pada Aspek playing terdapat strategi untuk menang, masing-masing pemain memiliki strategi yang berbeda untuk menang. Berdasarkan penelitian strategi dalam bermain congklak yaitu terdapat pada angkatan/ambilan lubang pertama. Untuk mengambil lubang pertama ini maka pemain akan membandingkan banyak batu dan jumlah lubang untuk bisa sampai kelubang induk atau kelubang kosong pada daerahnya sehingga bisa mengambil biji congklak lawan yang berada didepan lubang kosong tersebut dengan syarat sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran. Sehingga dapat diketahui pada stategi untuk menang pemain harus memiliki kemampuan menghitung dan memperkirakan bagaimana biji congklak yang dijalankan bisa mengisi lubang induk sebanyak mungkin. Sehingga strategi untuk menang ini dapat dikaitkan dengan materi bilangan yaitu operasi penjumlahan bilangan dan perbandingan dua bilangan.

Pada aturan permainan congklak yaitu pemain mengisi lubang congklak dengan 7 biji congklak, pemain mamasukkan 1 biji congklak kesetiap lubang kecuali lubang induk lawan, pemain membandingkan jumlah biji yang diperoleh

Posisi Lubang pada papan Permainan Congklak

Refleksi

3.5 Menjelaskan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) yang diuhubungkan dengan masalah kntekstual

(24)

untuk menentukan pemenang. Aturan tersebut dapat dikaitkan dengan materi bilangan dikelas VII sesuai dengan yang sudah dipaparkan pada aspek counting. Sedangkan untuk memulai permainan, pemain melakukan suit terlebih dahulu. Aturan ini bisa dikaitkan dengan materi peluang di kelas VIII seperti berikut: “Pemain A dan Pemain B akan bermain congklak, untuk menentukan siapa yang

memulai permainan terlebih dahulu, maka pemain akan melakukan suit dengan menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking dengan aturan sebagai berikut: jika ibu jari bertemu dengan jari telunjuk maka ibu jari yang menang, jika ibu jari bertemu dengan jari kelingking maka jari kelingking yang menang, jika jari telunjuk bertemu dengan jari kelingking maka jari telunjuk yang menang, dan jika yang sama bertemu tidak ada yang menang. Tentukan peluang mereka akan seri pada suit tersebut!”

Penyelesainnya yaitu: Misalkan: Ibu jari = I Jari telunjuk = T Jari kelingking = K I T K I II IT IK T TI TT TK K KI KT KK

Dari tabel diketahui seri 3 kali, jadi n(A) = 3, sedangkan ruang sampelnya n(s) = 9. Maka peluang mereka akan seri adalah:

Peluang seri = (𝑛(𝐴)) (𝑛(𝑠))= 3 9= 1 3.

(25)

Selain untuk menentukan peluang yang memulai permainan terlebih dahulu, pada aspek playing juga terdapat peluang untuk menang. Karena jumlah pemain dalam permainan congklak adalah 2 orang, maka salah satu dari pemain tersebut akan berpeluang untuk menang. Dalam pembelajaran dapat digunakan untuk mengenalkan konsep peluang seperti berikut:

a) Peluang Teoritik

Permainan congklak adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang, jika pemain A dan pemain B bermain congklak. maka peluang pemain B untuk menang adalah…

Pada permainan congklak kejadian yang mungkin terjadi yaitu: menang, kalah dan seri.

Peluang B menang = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴 (𝑛(𝐴))

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑛(𝑠))= 1 3

b) Peluang Empirik

Pada permainan congklak untuk menentukan pemain yang memulai permainan terlebih dahulu dilakukan suit sebanyak 5 kali, ternyata pemain A menang 3 kali, seri sekali dan kalah sekali. Berapakah peluang pemain A untuk menang?

Peluang A menang = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴 (𝑛(𝐴))

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 (𝑛(𝑠)) = 3 5 .

Jadi peluang pemain A menang adalah 3

5

Inilah keterkaitan aspek playing dengan pembelajaran matematika sesuai kurikulum 2013 revisi 2018, untuk kaitan strategi dan aturan permainan sudah dipaparkan pada aspek counting, selanjutnya keterkaitan dengan materi peluang terpapar pada gambar 4.10 berikut:

(26)

Gambar 4.9 Keterkaitan Aspek Playing dengan Pembelajaran Matematika 4. Aspek Explaining

Aspek eksplaining pada permainan congklak dapat dikaitkan dengan pembelajaran matematika pada materi aritmetika sosial di kelas VII mengenai untung dan rugi. Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti: Pada permainan congklak masing-masing pemain A dan B memiliki modal awal sebanyak 49 biji congklak, setelah dua kali bermain pemain A memenangkan permainan dengan memperoleh 56 biji congklak. Berapakah keuntungan yang diperoleh pemain A? dan berapakah kerugian yang dialami pemain B?

Permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara matematis yaitu:

Untung A = banyak biji congklak yang diperoleh – biji congklak awal = 56 biji – 49 biji

= 7 biji

Kerugian B = biji congklak awal - banyak biji congklak yang diperoleh = 49 biji – 41biji

= 7 biji.

Permainan Congklak

Pemain suit untuk menentukan siapa yang

memulai permainan terlebih dahulu

Peluang

3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoritik suatu kejadian dari suatu percobaan

(27)

Hal tersebut dapat digunakan guru untuk menyampaikan konsep untung dan rugi di sekolah. Pada aspek explaining ini kita mengetahui bahwa permainan congklak yang merupakan salah satu budaya yang berkembang didalam masyarakat megikuti hukum matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Bishop (1994: 2) bahwa aspek explaining ini menjawab pertanyaan “mengapa”. Memahami mengapa sesuatu terjadi seperti yang mereka lakukan. Dalam matematika kita tertarik pada mengapa pola angka terjadi, mengapa bentuk geometris berjalan bersama, mengapa suatu hasil mengarah ke yang lain, mengapa sebagian dunia alami tampaknya mengikuti hukum matematika. Pada penelitian ini kita ketahui bahwa mengapa aritmetika sosial berupa untung dan rugi itu terjadi. Karena sebenarnya konsep untung dan rugi itu tanpa disadari sudah ada didalam lingkungan masyarakat sejak zaman dulu. Keterkaitan tersebut terpapar pada gambar 4.11 berikut:

Gambar 4.10 Keterkaitan Aspek Explaining dengan Pembelajaran Matematika Mengapa pemain tetap mengisi

lubang induknya

Mengapa pemain mengisi lubang induknya sebanyak-banyaknya

Untung dan Rugi

3.9 mengenal dan menganalisis berbagai situasi aritmetika social (Penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bungatunggal, persentase, bruto, neto dan tara)

Gambar

Gambar 4.1 Wawancara dengan Ahli Budaya
Tabel 4.1 Wawancara Mengenai Aspek Counting
Gambar 4.3 Papan Congklak
Tabel 4.2 Wawancara Mengenai Aspek Locating
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tingkat kemiripan maka dilakukan pemetaan posisi kamera ponsel samsung terhadap ponsel kamera merek lain dengan menggunakan metode multidimensional scaling

4) Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua

Banyak dari masyarakat kita jika harus rnelakukan dialog antar agama akan merasa kehilangan identitas kelompoknya, atau paling sedikit merasa bagaimana bisa

Angka-angka yang dihasilkan dalam anaa- lisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan hasil belajar keterampilan servis atas pada permainan bolavoli pada sis-

Jadi dalam hal ini sangat dibutuhkan guru professional yang memiliki keterampilan dasar mengajar yang baik dan motivasi belajar siswa yang tinggi sehingga akan

Begitu juga dalam penelitian Mizruchi (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan Interlocking Directorate terjadi ketika satu orang terkait dengan suatu organisasi dan

Indonesia Siswa Kelas XI SMAN 2 Bintan Tahun Pelajaran 2012/ 2013..

Analisis pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah antara penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela dengan penderita hipertensi yang