• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Perusahaan

Kandatel Cibinong adalah Kantor Daerah Telekomunikasi Cibinong yang berada dalam Wilayah Telekomunikasi Bogor (Witel Bogor). Telkom Cibinong memiliki 51 karyawan organik yang terbagi dalam tiga Kantor Cabang Telekomunikasi (Kancatel), yaitu Kancatel Cibinong, Kancatel Bojong Gede, dan Kancatel Cilengsi. Kandatel Cibinong dipimpin oleh seorang manajer dan dibantu oleh asisten manajer serta para staff. Kandatel Cibinong bertempat di gedung Plasa Telkom Cibinong, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, hal ini tentunya sangat bermanfaat sekali bagi pelanggan. Biasanya pelanggan akan merasa nyaman dengan datang ke gedung ini, dengan harapan akan mendapat kemudahan bila menghendaki sesuatu yang diinginkan karena mereka menganggap Plasa Cibinong adalah kantor Telkom pusat bagi daerah Cibinong. Oleh karena itu dengan dibentuknya Cabang Kandatel (Catel) Cibinong menjadi Kandatel merupakan keputusan yang tepat.

Cibinong merupakan daerah yang semakin lama semakin berkembang. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sebagai penyelenggara telekomunikasi Badan Usaha Milik Negara, sudah sepantasnya memperhatikan dan mendukung perkembangan pertelekomunikasian dan teknologi daerah ini. Sebagai perusahaan telekomunikasi, portofolio bisnis Kandatel Cibinong mengacu kepada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dalam meningkatkan business value Telkom, yaitu TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service).

(2)

2 1.1.2 Makna dan Logo Perusahaan

Gambar 1.1 Logo Telkom

Sumber: Divisi Consumer Service, 2013

Logo tersebut mencakup empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis, infrastruktur, sistem dan modal operasi serta sumber daya manusia. Berikut filosofi warna dari logo tersebut:

 Merah – Berani, Cinta, Energi, Ulet

Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan perusahaan.

 Putih – Suci, Damai, Cahaya, Bersatu

Mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.

 Hitam – Warna Dasar Melambangkan kemauan keras.

 Abu – Warna Transisi Melambangkan teknologi.

Dengan tetap mengacu kepada core values Telkom, yaitu solid, speed, smart dan filosofi perusahaan Telkom, yaitu Always The Best – sebuah keyakinan dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, senantiasa memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya akan membawa menjadi yang terbaik.

1.1.3 Visi Perusahaan

“To become a leading Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (TIMES) player in the region”.

(3)

3 1.1.4 Misi Perusahaan

1. Menyediakan layanan “more for less” TIMES.

2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

1.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Distinct Job Manual Portal Telkom, 2014

1.2 Latar Belakang

Menurut Kovacs & Gergely dalam penelitian Chaundry et al (2012:52) menggambarkan bahwa manajamen sumber daya manusia merupakan bagian integral dari setiap organisasi yang merupakan aset dan pendapatan dari suatu organisasi. Sumber daya manusia dengan kinerja yang tinggi memungkinkan dapat tercapainya tujuan perusahaan yang diinginkan, karena tidak hanya tergantung pada alat produksi modern, sarana, dan prasarana yang lengkap, tetapi juga sumber daya manusia sebagai bagian yang vital bagi keberhasilan suatu organisasi.

Kinerja merupakan elemen terpenting dalam mencapai tujuan perusahaan. Kinerja mengacu kepada prestasi kerja yang dihasilkan dari implementasi rencana

(4)

4

kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian Okendu (2012:216) mengatakan bahwa setiap organisasi harus memperhatikan apa yang harus dilakukan untuk mencapai dan mempertahakankan kinerja tinggi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan dorongan dan dukungan untuk memotivasi karyawannya.

Dalam mencapai kinerja yang tinggi, perusahaan membuat aturan baik bagi individu maupun perusahaan. Perusahaan sendiri harus memperhatikan aturan yang dibuat agar jelas, mudah dipahami, dan adil. Aturan tersebut yang akan membentuk kedisiplinan setiap individu. Setiap lingkungan kerja memiliki perbedaan budaya kedisiplinan oleh karena itu individu yang bersangkutan juga memerlukan penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja. Kedisiplinan kerja pada hakekatnya menumbuhkan kesadaran bagi para pekerjanya untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan, dimana kedisiplinan tersebut dibentuk melalui konseling atau pendidikan dari perusahaan (Harlie,2010:117).

Hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah pemberian kompensasi. Kompensasi juga mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan. Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena merupakan aspek yang paling sensitif dalam hubungan kerja. Dikatakan dalam penelitian Nwede & Uduji (2013:10) bahwa kompensasi yang adil dan memadai secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan.

Untuk mewujudkan pengelolaan perusahaan yang baik, PT Telkom mengelola pertanggungjawaban kinerja karyawan dalam sebuah Sistem manajemen performansi karyawan, yaitu membuat evaluasi kinerja (performance appraisal). Sistem tersebut mengacu pada pedoman pengukuran dan penilaian kinerja yang bertanggung jawab dalam mekanisme kontrak manajemen. Penetapan indikator kinerja sesuai dengan ruang lingkup tugas dan peran unit serta individu di perusahaan tersebut. Penetapan target yang disepakati juga mengacu pada target kinerja perusahaan yang telah ditetapkan dalam rencana perusahaan. Saat ini, sistem yang digunakan PT Telkom untuk pengukuran kinerja adalah metode balance scorecard, dimana terdapat empat perspektif yang menjadi tolok ukur keberhasilan kinerja perusahaan, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal, dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan (HR

(5)

5

Witel Bogor, 2014). Terkait hal tersebut, salah satu manfaat performance appraisal, yaitu untuk menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan (Irham, 2011; dalam Pratiwi, 2013, hal. 6).

Terkait dengan performance appraisal, PT Telkom Kandatel Cibinong juga mendapatkan nilai kinerja yang mengacu kepada indikator dari setiap sasaran-sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Berikut nilai kinerja Kandatel Cibinong sejak tahun 2012 hingga 2014:

Tabel 1.1

Nilai Kinerja Kandatel Cibinong Tahun 2012 - 2014

No SKU

2012 2013 2014

Target Real Target Real Target Real

1 Financial Perspective 60% 60% 35% 35% 30% 30% 2 Customer Stakeholder 21% 21% 18% 18% 40% 35% 3 Internal Business Process 14% 16% 37% 35% 20% 18% 4 Learning& Growth 5% 5% 10% 10% 10% 10% Jumlah (%) 100% 102% 100% 98% 100% 93% Sumber: Performance Divre II, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, kinerja Kandatel Cibinong pada tahun 2012 menduduki angka 102% dari target 100%, tahun 2013 menduduki angka 98% dari target 100%, dan tahun 2014 menduduki angka 93% dari target 100%. Angka-angka ini dapat digambarkan melalui grafik berikut ini:

(6)

6

Gambar 1.3

Nilai Kinerja Kandatel Cibinong Tahun 2012 – 2014

Sumber: Performance Divre II, 2014

Berdasarkan grafik diatas, terlihat semakin menurunnya angka pencapaian kinerja Kandatel Cibinong dari tahun 2012 hingga 2014. Hal ini dapat dikatakan belum optimal karena pada realisasi disetiap tahunnya selalu mengalami penurunan, kinerja karyawan pun dapat dikatakan menurun. Oleh karena itu, karyawan belum memiliki kinerja yang optimal, sehingga belum dapat mengimplementasikan program-program yang sesuai dengan tujuan perusahaan yang mengakibatkan kinerja perusahaan kurang baik. Kinerja karyawan yang kurang baik akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang kurang baik sehingga target atau tujuan perusahaan tidak tercapai. Dikatakan bila kinerja karyawan baik maka kemungkinan besar kinerja perusahan juga baik (Prawirosentono 1999; dalam Wahyudin, 2012, hal. 9).

Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja adalah dengan mendorong karyawan mementingkan kedisiplinan. PT Telkom pun menerapkan kedisiplinan dalam bekerja. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak Kandatel Cibinong, disiplin di Kandatel Cibinong meliputi disiplin waktu dan disiplin Iman Budaya Raga (IBO). Peraturan jam Dinas PT Telkom, yaitu mulai jam 08.00 – 17.00 WIB, Untuk kegiatan Binroh (Bimbingan Rohani) dilakukan satu minggu satu kali setiap hari kamis jam 09.00 s/d jam 10.00. Sedangkan olahraga dilakukan setiap hari jumat jam 07.00 s/d 08.00 yang dilakukan dalam bentuk SKJ. Disiplin waktu dan disiplin IBO adalah merupakan hal yang sangat penting.

(7)

7

Jika karyawan tidak mengindahkan waktu tentunya pekerjaan menjadi lambat dan akan selesai tidak sesuai dengan rencana. Sedangkan bagi karyawan yang malas mengikuti Binroh dan SKJ dapat menyebabkan terganggunya kesehatan rohani dan jasmani.

Berdasarkan hasil observasi, dari 51 karyawan organik di Kandatel Cibinong masih ada karyawan yang datang tidak tepat waktu dan tidak hadir tanpa keterangan. Hal tersebut didukung oleh data rekapitulasi dari bagian Human Resource (HR), PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Witel Bogor yang dapat digambarkan seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Absensi Karyawan PT Telkom Kandatel Cibinong Rata – rata TL dan TR Tahun 2012 - 2014

Keterangan Waktu Jumlah Hari Kerja Jumlah Absensi/Target Absensi TL TR Realisasi Absensi 2012 21 1080 24 13 981 2013 21 1067 30 20 946 2014 21 1054 37 22 939

Sumber: HR PT Telkom Witel Bogor, 2015 Keterangan:

 TL : Terlambat

 TR : Tanpa Keterangan

Berdasarkan hasil rekapitulasi absensi melalui sistem online, seperti pada tabel 1.2 yang terlampir diatas, menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi karyawan yang terlambat dan tidak hadir tanpa keterangan meningkat di setiap tahunnya, yaitu tahun 2012 yang terlambat rata-rata ada 24 kali dalam setiap bulannya dan yang tidak hadir tanpa keterangan rata-rata ada 13 kali dalam setiap bulannya, tahun 2013 yang terlambat rata-rata ada 30 kali dalam setiap bulannya dan yang tidak hadir tanpa keterangan rata-rata ada 20 kali dalam setiap bulannya, serta tahun 2014 yang terlambat ada 37 kali dalam setiap bulannya dan yang tidak hadir tanpa keterangan ada 22 kali dalam setiap bulannya. Terlihat bahwa angka tersebut meningkat disetiap tahunnya. Hal tersebut dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini.

(8)

8

Gambar 1.4

Rekapitulasi Absensi Karyawan PT Telkom Kandatel Cibinong Rata – rata TL dan TR Tahun 2012-2014

Sumber: HR PT Telkom Witel Bogor, 2015

Dari tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa karyawan di PT Telkom Kandatel Cibinong belum mencerminkan sikap kedisiplinan yang optimal karena masih ada yang datang tidak tepat waktu, bahkan tidak hadir tanpa keterangan. Jumlahnya pun meningkat disetiap tahunnya. Jika karyawan tidak mencerminkan sikap kedisiplinan, maka akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan perusahaan. Dikatakan dalam penelitian Krisnanda & Sudibya (2014) bahwa tingkat kehadiran merupakan indikator umum yang dapat mencerminkan tingkat disiplin kerja karyawan dalam suatu organisasi.

Selain perusahaan menerapkan kedisiplinan untuk meningkatkan kinerja karyawan, PT Telkom juga memberikan kompensasi terhadap karyawannya agar karyawan merasa termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Menurut teori dalam penelitian Pratiwi (2013), jenis – jenis kompensasi yang diberikan, yaitu kompensasi finansial langsung berupa base pay bonus, insentif serta finansial tidak langsung berupa tunjangan dan kompensasi nonfinansial berupa kepuasan pekerjaan dan kondisi lingkungan kerja.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh HR PT Telkom Witel Bogor, dalam konteks pemberian sistem kompensasi, PT Telkom memberikan

(9)

9

kompensasi baik finansial langsung maupun finansial tidak langsung, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.3

Kompensasi Finansial PT Telkom Kandatel Cibinong

Jenis Kompensasi

Komponen Indikator Keterangan

Finansial langsung

Base Pay Gaji Dasar  Penghasilan bulanan yang diberikan rutin setiap bulan

 Diberikan setiap tanggal satu, dengan catatan jika di tanggal satu tersebut adalah hari libur, maka dibayarkan ditanggal berikutnya

 Besarnya berdasarkan masa kerja karyawan di perusahaan dan jabatan yang diduduki Base Pay Tunjangan

dasar

 Diberikan rutin bersamaan dengan gaji dasar disetiap bulannya

 Diberikan berdasarkan hasil nilai kompetensi

 Diberikan berdasarkan tingkat biaya hidup di suatu daerah dimana karyawan tersebut ditempatkan

Finansial Tidak Langsung

Variable Cost

Insentif  Diberikan setiap tiga bulan sekali (triwulan)

(10)

10 Tabel 1.3 (sambungan) Finansial Tidak Langsung Variable Cost

Insentif  Berdasarkan tugas yang diberikan perusahaan dan tergantung hasil pencapaian kinerja

 Didasarkan pada Band Posisi karyawan selama masa triwulan sebelumnya

Variable Cost

Bonus/jasa produksi

 Diberikan setiap satu tahun sekali tergantung dari keuntungan yang didapatkan perusahaan

Variable Cost

Uang lembur  Diberikan setiap karyawan yang mendapatkan tugas lembur/piket pada setiap bulannya (lima jam dalam sehari)

 Diberikan hanya untuk karyawan dengan jabatan officer-3 dan jika ada surat tugas untuk karyawan yang bersangkutan

 Jumlah uang yang didapatkan dihitung dari 0.75% gaji dasar per jam-nya

 Diberikan jika karyawan yang bersangkutan hadir saat lembur/piket (absensi)

Variable Cost

Tunjangan posisi

 Diberikan rutin bersamaan dengan gaji dasar disetiap bulannya

(11)

11 Tabel 1.3 (sambungan) Finansial Tidak Langsung Variable Cost Tunjangan posisi  Diberikan berdasarkan posisi/jabatan struktural maupun non stuktural

Benefit Tunjangan jaminan sosial

 Jaminan Hari Tua (JHT-Jamsostek), sistem tabungan hari tua, yang iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja, dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK-Jamsostek), memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja

 Jaminan Kematian (JKM-Jamsostek), dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal

(12)

12 Tabel 1.3 (sambungan) Finansial Tidak Langsung Benefit Tunjangan jaminan sosial

 Jaminan Kesehatan, bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan keluarga maksimum dengan 3 orang anak

Benefit Tabungan dan asuransi pensiun

 Diberikan kepada karyawan yang telah melewati batas masa kerjanya untuk perusahaan, yaitu umur 55 tahun

 Sebelum pensiun, karyawan menjalani masa persiapan pensiun (MPP) selama dua tahun, karyawan sudah tidak bekerja tetapi masih mendapatkan gaji Variable Cost Tunjangan ekstra/hari raya

 Diberikan saat hari raya Idul Fitri (satu tahun sekali) kepada seluruh karyawan tetap PT Telkom Variable Cost Tunjangan diluar jam kerja

 Cuti tahunan (12 hari)

 Cuti besar (45 hari)

Sumber: HR PT Telkom Witel Bogor, 2014

Dari sistem kompensasi yang ditawarkan PT Telkom tersebut, perusahaan berharap pemberian kompensasi tersebut memacu peningkatan kinerja karyawan dan karyawan juga berharap pemberian kompensasi tersebut sesuai dan layak. Dikatakan dalam penelitian Pratiwi (2013) bahwa program kompensasi harus diterapkan dengan adil dan layak serta dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku, supaya merangsang gairah dan kepuasan karyawan.

Disamping itu, dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui sejauh mana sistem kompensasi yang berjalan di PT Telkom Kandatel Cibinong kepada 10 responden karyawan PT Telkom Kandatel Cibinong. Berdasarkan hasil survei

(13)

13

awal dengan 10 responden karyawan PT Telkom Kandatel Cibinong, dinyatakan bahwa karyawan tidak mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan tugas yang karyawan tersebut lakukan di luar jam dinas, selain itu, kompensasi yang diberikan masih belum optimal karena masih ada beberapa jenis kompensasi yang tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, PT Telkom Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong belum memberikan kompensasi yang optimal sebagaimana mestinya. Dikatakan dalam penelitian Pratiwi (2013) bahwa tujuan sistem kompensasi adalah menarik karyawan yang cakap untuk masuk dalam perusahaan, mendorong karyawan untuk berprestasi tinggi, serta mempertahankan karyawan yang produktif dan berkualitas agar tetap setia.

Dari penjabaran diatas, dikatakan bahwa kedisiplinan dapat menghasilkan target kerja yang memuaskan, secara langsung akan mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. Hal ini tentunya didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Harlie (2010) dan Krisnanda & Sudibya (2014), dalam penelitiannya menyatakan bahwa disiplin kerja secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan. Jika target kerja tercapai, perusahaan akan memberikan penghargaan kepada karyawan tersebut. Penghargaan tersebut merupakan bentuk dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan kepada perusahaan. Selain penghargaan, kompensasi tersebut dapat berupa tunjangan, gaji pokok atau bonus, serta fasilitas kerja yang sesuai. Kompensasi yang sesuai juga akan meningkatkan kinerja karyawan karena mereka akan termotivasi dan semangat dalam bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013), Susanta et al. (2013), dan Krisnanda & Sudibya (2014) bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Atas dasar uraian tersebut maka penulis berkeinginan melakukan penelitian untuk melihat pengaruh kedisiplinan kerja dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan di PT. Telkom Kandatel Cibinong dengan judul penelitian “Pengaruh Kedisiplinan Kerja dan Kompensasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong)”.

(14)

14 1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedisiplinan kerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong?

2. Bagaimana Sistem Kompensasi karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong?

3. Bagaimana kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong?

4. Seberapa besar pengaruh kedisiplinan kerja dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan PT Telekomunikasi, Tbk. Indonesia (Kandatel) Cibinong baik secara simultan maupun parsial?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kedisiplinan kerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong.

2. Mengetahui sistem kompensasi karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong.

3. Mengetahui kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan kerja dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong baik secara simultan maupun parsial.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aspek Teoritis

Kegunaan aspek teoritis bagi penulis dapat menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai kedisiplinan kerja dan sistem kompensasi terhadap kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan serta menjadi sumber informasi atau masukan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang penelitian yang sama.

(15)

15 2. Aspek Praktis

Hasil penelitian pengaruh kedisiplinan dan sistem kompensasi terhadap kinerja karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong, diharapkan dapat menjadi masukan atau pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan kerja, sistem kompensasi karyawan, dan kinerja karyawan.

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian

Penulisan terdiri atas lima bab yang memiliki hubungan keterkaitan satu sama lain. Sistematika penelitian ini disajikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bagian ini dijelaskan tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan tinjauan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Tinjauan pustaka dan lingkup penelitian yang dibahas dalam bagian ini adalah yang terkait dengan permasalahan yang ingin ditelaah secara lebih mendalam, yaitu kedisiplinan kerja, sistem kompensasi karyawan, dan kinerja karyawan, yang berpengaruh pada penelitian di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kandatel) Cibinong.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bagian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang akan dilakukan, meliputi jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, teknik pengumpulan data, teknik sampling dan pengambilan sampel, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan tentang analisis dan pengolahan data yang dilakukan dan pembahasan hasil penelitian.

(16)

16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan dijelaskan kesimpulan dari hasil penelitian beserta rekomendasi bagi perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui tingkat produktivitas yang dicapai, berikut disajikan tabel mengenai detail pekerjaan karyawan PLN Pusat Pemeliharaan Listrik Unit Pelaksana

Prosedur Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995: 40) ada empat tahapan, yaitu: Tahap I

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Fokus penelitian ini adalah mencari efek profil sudu terhadap faktor keamanan agar diperoleh desain yang optimum bila dikenai tegangan gabungan serta mendapatkan aliran yang

Tentu saja, dari sekian banyak masalah yang dihadapi apotek tersebut tidak dapat diselesaikan seluruhnya (terutama dengan bidang ilmu komputer).. Sehingga, isi batasan masalah

Disiplin kerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki