ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
708
PERBEDAAN PERFORMANS ANTARA AYAM KAMPUNG LOKAL, AYAM KAMPUNG UNGGUL DAN AYAM KAMPUNG SUPER.
Helmi Ediyanto, Eko Wiyanto dan Silvia Erina Fakultas Peternakan Universitas Jambi Korespondensi : HP. : 085269886047,
Email : [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan performans antara ayam kampung lokal, ayam kampung unggul dan ayam kampung super. Penelitian ini bermanfaat untuk memilih jenis ayam kampung yang bisa menghasilkan produktivitas yang paling baik. Materi yang digunakan adalah ayam kampung lokal, unggul dan super berumur 1 hari (DOC) masing masing sebanyak 100 ekor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Ayam dipelihara dalam kandang dan dipotong pada umur 70 hari. Ransum yang digunakan adalah makanan komplit butiran merk Novo produksi PT Charoen Pokphand Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot DOC berbeda sangat nyata (P<0,01) antara ayam kampung lokal, super dan unggul masing-masing sebesar 28,6 + 3,2 gram, 30,1 + 3,7 gram dan 33,9 + 3,5 gram. Bobot potong dan bobot karkas juga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Bobot potong ayam kampung lokal, super dan unggul masing-masing sebesar 681,4 + 101,6 gram, 790,3 + 99,4 gram dan 914,9 + 150,6 gram. Bobot karkas ayam kampung lokal, super dan unggul masing-masing sebesar 420,3 + 66,8 gram, 491,1 + 68,8 gram dan 590 + 112,1 gram. Persentase karkas terdapat perbedaan yang sangat nyata diantara ketiga jenis ayam, tetapi tidak ada perbedaan yang nyata antara ayam kampung lokal dengan ayam kampung super. Persentase karkas ayam kampung lokal, super dan unggul masing-masing sebesar 61,8 + 4,9 %, 62,1 + 2,2 % dan 64,3 + 3,4 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah performans ayam kampung unggul adalah yang paling tinggi.
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
709 PENDAHULUAN
Sebagian besar masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jambi pada khususnya terdapat anggapan bahwa daging ayam kampung memiliki citarasa yang lebih enak dibanding dengan daging ayam broiler. Adanya anggapan ini menyebabkan permintaan daging ayam kampung dari tahun ke tahun selalu menunjukkan trend yang meningkat. Sehingga meskipun harganya lebih tinggi, konsumen tetap mau membayarnya. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut banyak kendala yang dihadapi sehingga harga daging ayam sangat berfluktuasi. Diantara kendala tersebut yang utama adalah kendala dalam hal produktivitas ayam kampung yang memiliki variasi yang sangat tinggi baik dalam hal pertumbuhannya maupun bobot potongnya.
Hal tersebut mendorong peternak pembibit berusaha untuk menciptakan ayam kampung yang memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dari ayam kampung yang telah dipelihara oleh peternak. Sampai saat ini telah beredar beberapa jenis ayam kampung yang diklaim memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dengan efisiensi makanan yang lebih tinggi.
Diantara ayam kampung yang beredar di pasaran dan populer di kalangan peternak adalah ayam kampung unggul dan ayam kampung super. Ayam kampung Unggul merupakan hasil dari Balai Penelitian Ternak Bogor, sedangkan ayam kampung super berasal dari daerah Surabaya Jawa Timur. Jika dilihat dari hasil peternak yang memelihara ayam tersebut kelihatannya ayam kampung unggul dan ayan kampung super ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat. Tetapi seberapa besar variasi dari ketiga ayam kampung tersebut belum teramati dengan pasti. Variasi atau keragaman ternak sangat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan karena berkaitan dengan keberlanjutan pemenuhan kebutuhan konsumen.
Saat ini banyak peternak yang memilih ayam-ayam kampung tersebut untuk diternakkan. Disisi lain perbandingan produktivitas dan keberagaman dari ayam-ayam kampung tersebut belum diketahui, padahal ini berkaitan dengan pemenuhan permintaan konsumen. Yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar perbedaan bentuk dan ukuran tubuh ayam kampung lokal, ayam kampung unggul dan ayam kampong super.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakter morfometrik berdasarkan ukuran dan bentuk kerangka tubuh ayam kampong lokal, ayam kampung
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
710 unggul dan ayam kampung super, sehingga diketahui keunggulan-keunggulan apa yang dimiliki oleh masing- masing ayam kampung tersebut.
BAHAN DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Jambi selama 4 bulan.
2.2. Bahan dan Alat
Materi yang digunakan untuk penelitian ini adalah ayam kampong lokal, ayam kampung unggul dan ayam kampung super berumur 1 hari (DOC) masing-masing sebanyak 100 ekor. Ayam kampung lokal didapatkan dari peternak yang ada di Jambi, sedangkan ayam kampung super didapatkan dari Surabaya Jawa Timur, ayam kampung unggul didapatkan dari Bogor. Ransum yang digunakan adalah makanan komplit butiran merk Novo produksi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan digital dengan ketelitian 1 gram dan kapasitas timbangan 5000 gram.
2.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, dengan jumlah sampel masing-masing ayam kampung sebanyak 100 ekor yang dipelihara tersebut.
2.4. Peubah yang diamati.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot DOC, bobot baddan umur 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu, bobot potong (10 minggu), bobot karkas dan persentase karkas.
2.4. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis ragam, dan jika menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1995).
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
711 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Bobot DOC
Hasil analisis ragam pada bobot DOC menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara ketiga jenis ayam kampung.
Tabel 1. Data bobot DOC .
No Jenis Ayam Kampung Bobot DOC (gram)*
1 Ayam Kampung Asli 28,6 + 3.2a
2 Ayam Kampung Super 30,1 + 3.7b
3 Ayam Kampung Unggul 33,9 + 3.5c
Keterangan : Superkrip yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
Bobot DOC ayam kampung unggul sangat nyata paling tinggi dibandingkan dengan ayam kampung Asli dan Super. Hal tersebut disebabkan karena ayam unggul telah mengalami seleksi pada bobot tetas, bobot badan dan bobot potong selama beberapa generasi sehingga terjadi peningkatan pada peubah-peubah tersebut (Balai Penelitian Ternak, 2011).
3.2. Bobot Badan Umur 2, 4, 6 dan 8 Minggu.
Rataan dan keragaman bobot badan umur 2, 4, 6 dan 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata pada keempat variabel tersebut antara ketiga jenis ayam kampung. Dari uji lanjut (uji jarak Duncan) menunjukkan bahwa bobot badan ayam kampung Unggul memiliki bobot badan yang paling tinggi dibandingkan ayam kampung Super dan ayam kampung Asli.
Tabel 2. Bobot badan umur 2, 4, 6 dan 8 minggu.
No Jenis ayam kampung
Bobot 2 minggu (gram) Bobot 4 minggu (gram) Bobot 6 minggu (gram) Bobot 8 minggu (gram) 1 Ayam Kampung Asli 109,7 + 16,2a 246,2 + 35,6a 403,8 + 69,6a 593,4 + 109,5a 2 Ayam Kampung Super 131,4 + 14,6b 300,5 + 39,6b 519,4 + 71,5b 722,2 + 95,5b 3 Ayam Kampung Unggul 138,2 + 18,9c 329,5 + 48,4c 610,0 + 93,6c 793,5 + 129,7c
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
712 Keterangan : Superkrip yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang sangat nyata (P<0,01)
Koefisien keragaman pada ketiga jenis ayam kampung tersebut relatif tinggi (10,3% s/d 18,1%). Tingginya keragaman ini disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan keragaman lingkungan (Moodey, 2007). Namun perlu diteliti lebih lanjut seberapa besar keragaman genetik dan keragaman lingkungan yang menjadi penyebab adanya keragaman bobot badan tersebut. Sehingga dapat diketahui langkah-langkah perbaikan genetik selanjutnya pada ayam kampung tersebut (Olesen, et.al., 2000).
Bobot badan ayam kampung hasil penelitian ini lebih tinggi (kecuali ayam kampung Asli) dibanding dengan hasil penelitian Hasyim (2015) pada ayam kampung di Bogor yang mendapatkan bobot badan umur 2, 4, 6 dan 8 minggu berkisar antara 92-96 gram, 224-236 gram, 445-519 gram dan 675-836 gram. Hal ini menunjukkan bahwa ayam kampung hasil penelitian ini (ayam kampung Unggul dan Super) memiliki mutu genetik yang lebih baik. Karena seperti diketahui bahwa ayam kampung Unggul merupakan hasil pemuliabiakan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak Bogor (Balai Penelitian Ternak, 2011) Kegiatan seleksi untuk mendapatkan ayam kampung unggul tersebut telah diawali sejak tahun 1997 dengan cara mengambil calon bibit dari berbagai daerah di Jawa Barat yang meliputi Jatiwangi, Depok, Karakal Ciawi, DKI dan Cianjur. Sedangkan ayam kampung Super merupakan hasil persilangan ayam Ras dengan ayam kampung. Ayam kampung Super memiliki keunggulan sebagai ayam pedaging yang mampu dipanen dengan kurun waktu hanya dengan 2 bulan saja. dengan waktu panen yang cukup cepat, ayam ini mampu mencapai bobot 0,8- 1 kg. Ayam kampung Super memiliki bulu yang dominan berwarna putih karena mengikuti indukannya. (Anonimous, 2018)
3.3. Bobot Potong, Bobot Karkas dan Persentase Karkas.
Data bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
Tabel 2. Bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas.
No Jenis Ayam Kampung Bobot Potong (gram)
Bobot Karkas (gram)
Persentase Karkas (gram)
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
713 1 Ayam Kampung Asli 681,4 + 101,6a 420,3 + 66,8a 61,8 + 4,9a 2 Ayam Kampung Super 790,3 + 99,4b 491,1 + 68,8b 62,1 + 3,4a 3 Ayam Kampung Unggul 914,9 + 150,6c 590,1 + 112,1c 64,3 + 3,4b Keterangan : Superkrip yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan
yang sangat nyata (P<0,01)
Bobot potong pada ketiga ayam kampung hasil penelitian, jika dibandingkan dengan hasil penelitian Hasyim (2015) hampir sama besarnya, kecuali pada ayam kampung Unggul. Hasil penelitian Hasyim menunjukkan bahwa bobot potong pada umur 10 minggu berkisar antara 789-936 gram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase karkas ayam kampung Asli, Super dan unggul berkisar antara 61,8 – 64,3 %, dimana ayam kampung unggul memiliki persentase karkas yang sangat nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam kampung Asli dan Super. Persentase karkas ini jika dibandingkan dengan persentase karkas ayam broiler masih lebih rendah. Hasil penelitian Risnajati (2012) menunjukkan bahwa persentase karkas pada ayam broiler strain Cobb, Hubbard dan Hybro berturut-turut sebesar 69,16%, 68,25% dan 68,69%.
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam kampung Unggul (KUB) memiliki produktivitas (ditinjau dari bobot badan, bobot karkas dan persentase karkas) yang paling tinggi dibanding ayam kampung Super dan ayam kampung Asli.
4.2 Saran
Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variasi genetik pada berbagai jenis ayam kampung tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan yang telah membiayai penelitian ini dari dana DIPA PNBP Fakultas Peternakan Dosen Senior Universitas Jambi Tahun Anggaran 2018 nomor : SP DIPA-042.01.1.400950/2018 tanggal 05 Desember 2017.
ISBN: 978-602-97051-7-1 E-ISSN :
DOI :
714 DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2018. Asal-usul Ayam Kampung Super dan Tujuan Pemeliharaannya. https://hobiternak.com/ayam-kampung-super/
Balai Penelitian Ternak, 2011. Ayam KUB (Kampung Unggul Balitnak). Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian RI.
Hasyim, A.R.,2015. Performa Hasil Persilangan Ayam Kampung Ras Pedaging Dengan Pelung Sentul Pada umur 0-11 Minggu. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Moody, S.A., 2007. Principles of Developmental Genetics. Academic Press. Elsevier. 30 Corporate Drive, Suite 400, Burlington, MA 01803, USA
Olesen, A. F. Groen, and B. Gjerde. 2000. Definition of animal breeding goals for sustainable production systems. J.Anim.Sci. 78 : 570-582.
Risnajati, D., Perbandingan Bobot Akhir, Bobot Karkas dan Persentase Karkas Berbagai Strain Broiler. Sains Peternakan Vo. 10 (1). Maret 2012 11-14.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia. Terjemahan : B. Sumantri. Jakarta